Anda di halaman 1dari 14

KERJASAMA DI BIDANG USAHA

ANTAR KOPERASI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Koperasi Syariah dan UMKM

DOSEN PENGAMPU:
DRA. NURAENI GANI, MM.

DISUSUN OLEH:
ARDINA RASTI
NIM: 9050012016

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Koperasi Syariah dan UMKM. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kerjasama dibidang usaha antar koperasi bagi para pembaca dan juga
penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nuraeni Gani, MM
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai bidang yang kami tekuni.

Makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Samata, 6 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 5
C. TUJUAN MASALAH ..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
A. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 6
1. Pengertian Kerjasama Koperasi ................................................................. 6
2. Bentuk Jaringan Kerjasama Koperasi ......................................................... 6
B. PEMBAHASAN ............................................................................................. 7
1. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi.............................................. 7
2. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi Dan Bukan Koperasi ............ 8
3. Kerjasama Antar Koperasi Bukan Di Bidanng Usaha ............................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 13
B. SARAN ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu organisasi baik yang bersifat sosial, politik, maupun ekonomi tentunya
tidak bisa berjalan dengan cara sendiri-sendiri atau dengan kata lain perlu bantuan
orang atau organisasi lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, ada kaitan
kegiatan usaha maupun tidak kaitannya dengan bidang usahanya. Demikian sama
halnya dengan organisasi koperasi yang merupakan kegiatan usaha yang bergerak di
bidang ekonomi, maka perlu kerja sama dengan organisasi lain, baik itu sesama
koperasi atau bukan. Kerja sama koperasi tersebut ada yang bersifat horizontal dan
vertikal, bahkan sebagai konsekuensi dalam melakukan kerja sama tersebut
menghendaki untuk dibentuknya wadah organisasi baru untuk mengembangkan
kegiatan usahanya.
Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai
perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum
mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang
dan hukum pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus
diketahuidengan menetapkan anggaran dasar yang khusus. Selain itu koperasi juga
menjalin kerja sama di bidang usaha yang bertujuan untuk lebih memajukan
koperasi itu sendiri. Dengan demikian, kita perlu mempelajari lebih dalam tentang
kerjasama koperasi dibidang usaha tersebut.
Kerjasama antar koperasi merupakan salah satu prinsip koperasi yang telah
disepakati oleh ICA (InternationalCooperative Alliance). Prinsip ini selanjutnya
mendasari prinsip-prinsip koperasi yang ditetapkan oleh negara-negara anggota ICA
termasuk Indonesia. Pada Undang-undang No.25 tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, “kerjasama antar koperasi” merupakan salah satu prinsip
pengembangan koperasi bersama-sama dengan prinsip pendidikan anggota koperasi.
Tujuan dari kerja sama tentunya untuk menunjang tercapainya tujuan koperasi.
Jauhani Laurinkari, 1994 yang dimuat dalam “International Handbook of
Cooperative Organization“, agar dapat berkoperasi sebaik-baiknya untuk mencapai

4
kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya maka
semua organisasi koperasi harus secara aktif bekerja sama dengan koperasi-koperasi
lainnya baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Bentuk Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi?
2. Bagaimana Bentuk Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi Dan Bukan
Koperasi?
3. Bagaimana Bentuk Kerjasama Antar Koperasi Bukan Di Bidang Usaha?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Kerjasam Di Bidang Usaha Antar Koperasi
2. Untuk Mengetahui Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi Dan Bukan
Koperasi
3. Untuk Mengetahui Kerjasama Antar Koperasi Bukan Di Bidang Usaha

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kerjasama Koperasi
Kerjasama, atau kooperasi merujuk pada praktik seseorang atau
kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau
kemungkinan metode yang disetujui bersama. Kerjasama Koperasi adalah
hubungan antara perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-
badan hukum, baik antara koperasi dengan koperasi maupun koperasi dengan
bukan koperasi dan di bidang usaha atau bukan di bidang usaha, karena
membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan usahannya.
Koperasi Di Indonesia bekerjasama dengan baik dengan sesama koperasi
maupun dengan badan usaha lain yang bukan koperasi. Kerjasama dibidang
usaha antar koperasi dapat dilakukan dengan cara membentuk organisasi baru
yang berbadan hukum.

2. Bentuk Jaringan Kerjasama Koperasi


Jaringan kerjasama koperasi adalah suatu pola kerjasama usaha koperasi
dengan tujuan untuk mencapai kesatuan dan kekuatan bersama. Macam-macam
jaringan kerjasama koperasi antara lain :
a. Vertikal adalah kerjasama antara koperasi-koperasi primer dengan koperasi-
koperasi sekunder yang sejenis.
b. Horizontal adalah kerjasama antara koperasi primer dengan koperasi primer
dan koperasi sekunder dengan koperasi sekunder.
c. Diagonal adalah kerjasama antara koperasi primer dengan koperasi sekunder
yang tidak sejenis, dan antara koperasi dengan non koperasi.
d. Internasional adalah kerjasama koperasi di dalam negeri dengan koperasi di
luar negeri.

6
B. PEMBAHASAN
1. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi
Kerjasama antar koperasi sebenarnya sudah diamanatkan oleh ICA
dalam kongresnya yang ke-23 di Viena pada tahun 1966. Yang memasukkan
kerjasama antar koperasi sebagai salah satu asas yang harus dipatuhi oleh semua
jenis koperasi. Pola kerjasama antar koperasi dan antara pengusaha dan koperasi
yang baik sebenarnya harus mengacu pada pemberian keuntungan kedua belah
pihak. Kemitraan strategis seperti itulah yang berpotensi untuk membuat
kemitraan yang kuat dan stabil. Dengan melakukan kerjasama antar koperasi ini
maka akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Peningkatan kemampuan daya tawar mereka terhadap pihak ketiga.
b. Menjamin kontinuitas pemasukan bahan baku.
c. Biaya dapat ditekan jauh lebih rendah karena dapat beroperasi secara besar-
besaran
d. Bila kerjasama dilakukan oleh koperasi tingkat di atasnya dan bidang
usahanya dapat mengadakan integrasi vertikal, maka akan dapat menurunkan
biaya transaksi.
e. Bila kerjasama dilakukan secara horizontal (antar koperasi yang setingkat),
maka akan meningkatkan kemmpuan bersaing mereka terhadap pihak ketiga.
Sesungguhnya sudah banyak koperasi-koperasi di Indonesia yang mengadakan
kerjasama baik dengan sesama koperasi maupun dengan badan usaha lain yang
bukan koperasi. Kerjasama dibidang usaha antar koperasi dapat dilakukan dalam
dua cara yaitu sebagai berikut:
a. Dengan membentuk organisasi baru yang bebadan hukum. Kerjasama antar
koperasi dengan membentuk wadah baru, dan berbadan hukum sendiri, ini
umumnya banyak dilakukan oleh koperasi tingkat skunder, seperti yang
dilakukan dalam pendirian Bank Bukopin, Koperasi Asuransi Indonesia,
Koperasi Pembiayaan Indonesia, dan lain sebagainya.
b. Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi
baru yang berbadan hukum.

7
Kerjasama antar koperasi, selain dilakukan dengan pembentukan wadah
baru yang berbadan hukum sendiri, juga dapat dilakukan tanpa diikuti dengan
pembentukan wadah baru, seperti dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha.
Cara kerja sama seperti ini sudah dilakukan oleh beberapa koperasi tingkat
sekunder. Sebagai contoh kerjasama IKPN dengan GKPN D.I. Yogyakarta
dalam proyek pembangunan perumahan sehat bagi pegawai negeri di D.I.
Yogyakarta.
Dalam hal ini biasanya salah satu pihak bertindak sebagai pelaksana
sedangkan yang lain bertindak sebagai pengawas. Kerjasama tersebut biasanya
dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama yang saling mengikat kedua belah
pihak dan atas dasar prinsip saling menguntungkan.
Disamping itu, juga banyak kerjasama antara koperasi dilakukan oleh
koperasi-koperasi primer dalam segala bentuk. Sebagai salah satu contoh adalah
kerjasama antara koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bhina Raharja” dengan
Koperasi Serba Usaha (KSU) “Kelapa Dua Wetan” didaerah Jakarta Timur
untuk membuka “Warung Serba Ada” (WASERBA). Dalam kerjasama tersebut
KSP “Bhina Raharja” meminjamkan Gedung KSP dan memberikan bantuan
untuk pembukaan dan pengembangan Waserba KSU “Kelapa Dua Wetan”.
Contoh kerjasama antar koperasi diatas merupakan salah satu contoh dari sekian
banyak kerjasama antar koperasi dibidang usaha secara horizontal sudah banyak
dilakukan oleh koperasi, mulai dari bentuk pendidikan dan pelatihan bersama,
sampai pada bentuk yang optimal, yaitu pembentukan usaha bersama.

2. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi Dan Bukan Koperasi


Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain diluar koperasi.
Tentu saja kerjasama ini harus didasarkan prinsip usaha yang saling
menguntungkan. Kerjasama antar koperasi dengan bukan koperasi dapat
dilakukan dengan dua carai, yaitu sebagai berikut:
a. Membentuk wadah baru yang berbadan hukum. Kerjasama ini banyak
dilakukan oleh koperasi-koperasi sekunder, khususnya tingkat induk, seperti
IKPN dan beberapa induk koperasi lain yang dengan mitra usahanya masing-
masing membentuk bank dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan

8
kepada anggota-anggotanya, khususnya dalam pemberian kredit maupun
membantu menunjang kebutuhan hidup anggota-anggotanya.
b. Tanpa membentuk wadah baru yang berbadan hukm, biasanya kerjasama itu
dalam bentuk kemitraan usaha. Kemitraan antara koperasi dengan
perusahaan-perusahaan besar lebih merupakan tanggung jawab sosial dalam
rangka “membantu dan membina koperasi”.

Pada umumnya kerjasama antara koperasi dengan bukan koperasi


dilakukan dengan membentuk wadah baru yang berbadan hukum. Kerjasama ini
umumnya dilakukan oleh koperasi-koperasi sekunder, khususnya ditingkat
induknya, seperti induk koperasi pegawai negeri, dan beberapa induk koperasi
lainnya dengan mitra usahanya mendirikan Bank, SPBU, dan lain sebagainya.
Dalam kerjasama ini mitra usaha IKPN adalah Badan Usaha Milik
Negara dan Yayasan Dana pensiunnya, yaitu PT Taspen, PT. ASEI (Asuransi
Ekspor Indonesia), Yayasan Dana Pensiun Jasa Raharja, Yayasan Dana Pensiun
Jasindo, dan Yayasan Dana Pensiun Pertamina, mendirikan sebuah Bank pada
tahun 1992, yang diberi nama “Bank Kesejahteraan Ekonomi” yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Semula IKPN ingin memakai wadah berbadan
hukum koperasi, tetapi tidak memungkinkan dikarenakan adanya kebijakan
Menteri Koperasi nomor 12/M/1989 yang tidak mengijinkan gerakan koperasi
mendirikan Bank Umum Koperasi selain bank Bukopin. Dalam usaha perbankan
ini, IKPN merupakan pemegang saham mayoritas dengan menguasai 70% dari
seluruh jumlah sahamnya.
Kerjasama antara koperasi dengan badan usaha bukan koperasi juga
dilakukan oleh koperasi-koperasi primer dalam bentuk kemitraan usaha. Tetapi
sifat kemitraan usaha antar perusahaan besar dengan koperasi-koperasi
primer/pengusaha kecil tanpa membentuk wadah baru yang berbadan hukum.
Hal ini mempunyai dasar pertimbangan yang berbeda dengan kemitraan usaha
antara induk-induk dengan perusahaan swasta dan BUMN/BUMD yang disertai
dengan pembentukan wadah baru berbadan hukum. Dalam kemitraan tersebut
bagi perusahaan-perusahaan besar dipandang sebagai bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan yang didalamnya terkandung unsur untuk “membantu dan

9
membina” koperasi dan usaha kecil. Sedangkan kemitraan induk-induk koperasi
dengan perusahaan-perusahaan besar disadarkan pada pertimbangan ekonomis
dan masing-masing pihak berada dalam posisi yang setingkat.

3. Kerjasama Antar Koperasi Bukan Di Bidang Usaha


Koperasi di Indonesia mengenal empat tingkatan organisasi koperasi
yang didasarkan atas tingkat daerah administrasi pemerintahan, yaitu koperasi
primer, pusat koperasi, gabungan koperasi, dan induk koperasi. Dimana masing-
masing jenis koperasi dapat menggalang persatuan dan kerjasama dibidang
usaha maupun non usaha diantara sesama mereka dan bahwa keberadaan induk
tersebut dapat mewakili kepentingan masing-masing jenis koperasi pada tingkat
nasional.
Pada tingkat nasional telah ada suatu organisasi koperasi yang bersifat
non usaha yang didirikan oleh gerakan koperasi dengan tujuan mempersatukan
seluruh gerakan koperasi di Indonesia. Usaha ini mula-mula diwujudkan dengan
dibentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) pada
kongres koperasi seluruh Indonesia yang pertama pada tanggal 12 juli 1947 di
Tasikmalaya, dimana kemudian tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai hari koperasi
Indonesia.
Pada kongres kedua gerakan koperasi yang diadakan menghasilkan 5
keputusan penting antara lain adalah mendirikan sebuah pemusatan gerakan
koperasi untuk seluruh Indonesia yang dinamakan Dewan Koperasi Indonesia
(DKI) sebagai pengganti SOKRI dan mengangkat Mohammad Hatta sebagai
Bapak Koperasi Indonesia.
Maksud dan tujuan pembentukan Dewan Koperasi Indonesia (DKI)
adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan, memelihara dan mempertahankan cita-cita koperasi;
b. Memperhatikan dan membantu pelaksanaan kepentingan perkumpulan
koperasi dengan nyata;
c. Membela hak hidup dan berkembang secara bebas bagi perkumpulan
koperasi terhadap segala usaha yang merintanginya, bila perlu dengan

10
kerjasama, terutama dengan seluruh gerakan koperasi, serta memandangnya
dari sudut perkembangan ekonomi nasional.
Tujuan berbagai usaha akan dilakukan DKI, antara lain:
a. Memberikan penerangan dan pendidikan tentang koperasi kepada rakyat
Indonesia,
b. Mendorong pemerintah membuat UU koperasi yang baru,
c. Mengadakan hubungan dengan gerakan-gerakan koperasi di Luar negeri.

Pada dasarnya kerjasama koperasi bukan di bidang usaha ini merupakan


jalinan kerja sama antara koperasi-koperasi yaang ada di Indonesia yang
bertujuan untuk memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di
Indonesia. Tujuan tersebut diantaranya:
a. Memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia.
b. Menyebarkan, melihara dan mempertahankan cita-cita koperasi.
c. Memperhatikan dan membantu pelaksanaan kepentingan perkumpulan
koperasi dengan nyata.
d. Membela hak hidup dan berkembang secara bebas bagi perkumpulan
koperasi terhadap segala usaha yang merintanginya, bilamana perlu dengan
kerjasama, terutama dengan seluruh gerakan koperasi, serta memandangnya
dari sudut perkembangan Ekonomi Nasional.

Berikut merupakan contoh kerjasama antara koperasi di bidang bukan


usaha seperti terbentuknya SOKRI. Jika dalam berfederasi pada tingkatan
nasional, masing-masing jenis koperasi umumnya memiliki induk, di mana
masing-masing jenis koperasi tersebut dapat menggalang persatuan dan kerja
sama di antara sesama mereka, di bidang usaha dan bahwa keberadaan induk-
induk tersebut dapat mewakili kepentingan masing-masing jenis koperasi pada
tingkat nasional, maka pada tingkatan nasional terdapat suatu organisasi
koperasi bersifat non-usaha yang didirikan oleh gerakan koperasi dengan
bertujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di Indonesia. Usaha ini
mula-mula diwujudkan dengan dibentuknya SOKRI (Sentral Organisasi
Koperasi Indonesia) pada tanggal 12 Juli 10 1947 di Tasikmalaya, dimana

11
kemudian di tetapkan dengan Hari Koperasi Indonesia yang kemudian diadakan
sebuah kongres.
Pelaksanaan dari kongres tersebut diserahkan kepada Pusat Koperasi
Kabupaten Tasikmalaya dan dipimpin oleh Niti Sumantri sebagai Ketua Panitia,
D. Dimya sebagai Sekretaris dan Ny. Djuaningsih sebagai Pembantu Umum.
Kongres dihadiri oleh sekitar 500 orang yang merupakan utusan dari koperasi-
koperasi di Pulau Jawa-Madura, Kalimantan dan Sulawesi. Memang dari luar
pulau jawa banyak yang tidak bisa datang mengingat bahwa pada tahun tersebut
indonesia sedang dalam perjuangan fisik melawan Belanda. Kongres yang kedua
dari gerakan koperasi baru dapat diadakan pada tahun 1953 di Bandung, yang
dihadiri oleh peserta-peserta dari daerah-daerah pulau Jawa maupun dari daerah
luar Jawa dan dipimpin oleh Niti Soemantri.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dari makalah ini dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa kerjasama
dalam koperasi sangat di butuh kan untuk kelangsungan koperasi agar koperasi
dapat berkembang serta mempunyai wilayah kekuasaan atau ruang lingkup yang
luas sehingga hal ini dapat meningkatkan kemakmuran para anggota koperasi
tersebut.
Adapun bentuk macam-macam jaringan kerjasama koperasi yaitu vertikal,
horizontal, diagonal dan international. Jenis - jenis kerjasama koperasi juga dapat
terbagi menjadi :
a. Kerjasama di bidang usaha antara koperasi.
b. Kerjasama koperasi dengan non koperasi.
c. Kerjasama antar koperasi dan non koperasi di luar usaha.

B. SARAN
Koperasi sangatlah penting untuk membantu masyarakat dalam perekonomian
mereka yang lemah. Jika didaerah sekitarmu belum ada koperasi, segeralah ambil
langkah untuk mendirikan koperasi agar membantu masyarakat yang ada sekitarmu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Auliawati, R. (2017). Kerjasama Di Bidang Usaha Antar koperasi. Jurnal Ekonomi


Koperasi, 9(1), 1-15.

Dalimunte, M. A. (2012). Membangun Koperasi Lewat Berjejaring. Jurnal


Maksipreneur, 1(2), 56-66.

Sitio, A., & Tamba, H. (2001). Koperasi: Teori Dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi: Teori Dan Praktik. Bandung: Penerbit Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai