Anda di halaman 1dari 20

ISLAM DAN KELUARGA

OLEH :

MILA KARMILA : 105060306218


MUSDALIFA : 105060306318
ERNAWATI : 105060306418

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR

‫َّحي ِْم الرَّحْ َم ِن هّللا ِ بِس ِْم‬


ِ ‫الر‬

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan yang Mahas Esa yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat  menyelesaikan makalah “Islam dan Keluarga“ ini dengan baik dan tepat
waktu. Salawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah ini di sajikan secara singkat, lengkap dan  sederhana


agar  pembaca  dapaat mudah  memahaminya. Dengan tersusunnya makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Dalam makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan


kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan di masa yang akan
datang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi


semua yang membutuhkan.

                                               

Makassar, November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam................................................................................. 3
B. Pengertian Keluarga........................................................................... 4
C. Fungsi Keluarga.................................................................................. 10
D. Dalil-Dalil Al-Qur’an......................................................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan buaian tempat anak melihat cahaya kehidupan
pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan
meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan
perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar
dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua.
Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam
pendidikan anak-anaknya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT. dalam
surat At-Tahrim ayat 6 Setiap orang tua pasti menginginkan keberhasilan dalam
pendidikan anak-anaknya. Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat
terwujud tanpa adanya usaha dan peran dari orang tua itu sendiri.
Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan
anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan
belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang
besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua,
anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa
bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya
pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan memberikan
pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan selanjutnya.
Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak
selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak
mudah dalam mentransfer ilmu selama menjalani proses belajar, di samping itu
juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Perhatian orang tua
dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar,
pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Makalah ini Yaitu :

1
1. Apa Yang dimaksud dengan Islam
2. Apa Yang dimaksud dengan Keluarga
3. Apa Saja Fungsi Keluarga
4. Dalil Al-Quran Tentang Islam dan Keluarga
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Islam
2. Menjelaskan Pengertian Keluarga
3. Menjelaskan Pengertian Fungsi Keluarga
4. Untuk Mengetahui Dalil Al-Quran Tentang Islam dan Keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam
Pengertian Islam Menurut Bahasa, Istilah, dan Al-Quran. Islam sering
disalah pahami, khususnya dengan diidentikkan dengan Muslim. Islam dan
Muslim adalah dua istilah yang berbeda.
Islam adalah agama, sedangkan muslim adalah pemeluknya. Islam sering
diidentikkan dengan perilaku kaum Muslim atau umat Islam. Padalah,
sebagaimana perilaku penganut agama lainnya, perilaku seorang Muslim belum
tentu mencerminkan ajaran atau syariat Islam.
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh manusia hingga akhir zaman.
Berikut ini ulasan tentang makna, arti, defisi, atau pengertian Islam
menurut bahasa, istilah, dan Al-Quran. 
1. Pengertian Islam secara  Harfiyah
Pengertian Islam secara  harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan
bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (Salama).
Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan bahwa Islam 
adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam
kehidupan setelah kematian).
Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum
Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain
tercermin dalam bacaan shalat sebagai ibadah utama yakni ucapan doa
keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" semoga keselamatan dan kasih
sayang Allah dilimpahkan kepadamu sebagai penutup shalat.
2. Pengertian Islam Menurut Bahasa

3
Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang
berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
kata aslama ini.

B. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu
organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu
ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan
yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan
hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu
keluarga dalam bahasa Arab adalah al-Usroh yang berasal dari kata al-asru yang
secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi mengatakan al-asru maknanya
mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik
dengan tali atau yang lain.
Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan
dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah atau kadangkala
adopsi dan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
  Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri,
ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-
peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga
diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian merupakan tradisi dan
sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.
1. Keluarga Dalam Pendidikan Islami
Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak agar
mereka memiliki pedoman hidup yang benar. Keluarga berkewajiban mengajar,
membimbing atau membiasakan anggotanya untuk mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Bagi kebanyakan anak, lingkungan

4
keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian
masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh
orang tua dan orang-orang terdekat. Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki
kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya. Ia dinamis dan
memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai, kebiasaan” yang turun temurun
mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari).
Sebagian ahli menyebutnya bahwa pengaruh keluarga amat besar dalam
pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk
kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh konflik, tidak bahagia,
tidak solid antara nilai dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai yang
rusak.
Sejalan dengan modernitas, sekolah memang berperan sebagai in loco parentis
atau mengambil alih peran orang tua. Tetapi institusi sekolah tidak akan mampu
mengambil alih seluruh peran orang tua dalam pendidikan anak.
Globalisasi, kalau ditinjau dari dampak kultural dan kemajuan teknologi,
merupakan wahana ‘penjajahan’ oleh kultur yang dominan. Nilai-nilai budaya
dominan ini yang sebagian besar tidak sesuai dengan timbangan moral Indonesia
sudah menembus kamar-kamar dan sekeliling kita.
Dalam konteks ini, keluarga bisa dimetafora sebagai sebuah benteng yang
mampu menciptakan ‘imunisasi’ bukan ‘sterilisasi’. Pendekatan imunisasi
bermakna bahwa anak tetap berperan aktif dalam lingkungan global tetapi
pendidikan dalam keluarga memberinya kekebalan terhadap pengaruh-pengaruh
negatif dari globalisasi. Dengan kata lain, putra-putri kita diarahkan untuk secara
optimal meraih manfaat dan nilai positif dari globalisasi. Idealnya, kita arahkan
mereka untuk menjadi ‘pemain’, bukan ‘penonton’ apalagi ‘obyek’ globalisasi.
Sedangkan ‘sterilisasi’ akan berdampak kurang baik bagi pertumbuhan anak dan
bisa menumbuhkan sikap eskapisme dan isolatif. Orang tua mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan fitrah beragama anak.
Menurut Hurlock dalam Syamsu (2001 ; 138) Keluarga merupakan “Training
Centre” bagi penanaman nilai-nilai. Pengembangan fitrah atau jiwa beragama

5
anak, seyogianya bersamaan dengan perkembangan kepribadiannya, yaitu sejak
lahir bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga sebaiknya diberikan sedini
mungkin St. Franciscus Xaverius mengatakan: “Give me the children until are
seven and anyone may have them afterward”. Sedangkan menurut Sayyidina Ali
bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama Rasulullah Muhammad (SAW),
menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak lahir sampai tujuh tahun bermain,
ajarkan anak peraturan atau adab ketika meraka berusia tujuh sampai empat belas
tahun, pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun, jadikanlah anak
sebagai mitra orang tuanya.
Ketika anak masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar
karakter anak ini sudah terbentuk. Anak yang sudah memiliki watak yang baik
biasanya memiliki achievement motivation yang lebih tinggi karena perpaduan
antara intelligence quotient, emotional quotient dan spiritual quotient sudah mulai
terformat dengan baik. Disamping itu, hal tersebut bisa pula mengurangi beban
sekolah dengan pemahaman bahwa sekolah bisa lebih berfokus pada aspek
bagaimana memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk
mengembangkan potensi konigtif, afektif dan motorik.
Pada perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek
perkembangan anak. Pada perkembangan awal anak, mereka telah menjalin
hubungan timbal balik dengan orang-orang yang mengasuhnya. Kepribadian
orang yang terdekat akan mempengaruhi perkembangan baik sosial maupun
emosional. Kerjasama dan hubungan dengan teman berkembang sesuai dengan
bagaimana pandangan anak terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan Utama
Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan
struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan
perilaku dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling
nyata, tepat dan amat besar. Keluarga adalah salah satu elemen pokok
pembangunan entitas-entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi social,

6
membentuk kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada
anak-anak yang akan terus bertahan lama.
Keluarga memiliki damapak yang besar dalam pembentukan perilaku
individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak
karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta
kecenderungan mereka.
Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak dengan benar dalam
kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga memiliki
sejumlah tugas dan tanggungjawab.
Tugas dan kewajiban keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan
faktor-faktor cinta kasih serta kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan,
keluarga harus mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan
langkah-langkah sebagai tugas mereka.
Menurut Fuad Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga
merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan
keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan
berkembang di lingkungan keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong,
tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera,
keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial. (Fuad
Ihsan, 2001 : 18)
Orang tua harus bisa menciptakan suasana keluarga yang damai dan
tentram dan mencurahkan kasih sayang yang penuh terhadap anak-anaknya,
meluangkan waktunya untuk sering berkumpul dengan keluarga, mengawasi
proses-proses pendidikan anak dan melakukan tugas masing-masing ayah dan ibu.
Agar keluarga itu bisa dikatakan sehat dan bahagia, harus memiliki enam skriteria
yang amat penting bagi pertumbuhan seorang anak, yaitu Kehidupan beragama
dalam keluarga, mempunyai waktu untuk bersama, mempunyai pola konsumsi
yang baik bagi sesama anggota keluarga, saling menghargai satu dengan yang
lainnya, masing-masing anggota merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai
kelompok bila terjadi sesuatu permasalahan dalam keluarga mampu
menyelesaikan secara positif konstruktif. (Dadang Hawari, 1997 : 215)

7
Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa
pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama
kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik
oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang
sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam
tindakan sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak,
membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi
yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.
3. Orang Tua Sebagai Pendidik
Tugas utama (pokok) orang tua adalah sebagai Pengatur Rumah tangga.
Tugas utama ini tidak bisa tergantikan, masalah peran ibu misalnya Allah swt
telah menetapkan bahwa wanitalah tempat ”persemaian” generasi manusia dan
tempat penghasil ASI sebagai makanan terbaik di awal kehidupannya.
Kehadiran orang tua (terutama Ibu) dalam perkembangan jiwa anak amat penting.
Bila anak kehilangan peran dan fungsi ibunya, sehingga dalam proses tumbuh
kembangnya akan kehilangan pembinaan, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan
sebagainya, maka anak akan mengalami ”Deprivasi maternal”. Hal ini dapat
terjadi tidak hanya jika anak semata-mata kehilangan figur ibu secara fisik (loss),
tetapi juga bisa dikarenakan tidak adanya (lack) peran ibu yang amat penting
dalam proses imitasi dan identifikasi anak terhadap ibunya. Keadaan ini dapat
menyebabkan hubungan kasih sayang antara ibu dan anak terputus. Hal ini
biasanya menyebabkan anak menunjukkan kemurungan, rasa putus asa, dan
tiadanya dorongan hidup. Pada awal perkembangannya, anak memerlukan
stimulasi dini yang diberikan oleh ibu melalui panca indera fungsi-fungsi mental
emosional agar anak terpacu dan berkembang.
Hal ini hanya bisa dilakukan jika Ibu semenjak awal memfokuskan diri
untuk memantau perkembangan anaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang dituntun
Islam dalam hal mendidik Anak. Sosok orang dalam tuntunan Islam yang
dibutuhkan dalam mendidik anak-anak sejak dini antara lain.
a) Memiliki aqidah Islam yang kuat
b) Memiliki Syakhshiyyah (kepribadian) yang Islami

8
c) Memiliki kesadaran untuk mendidik anak-anaknya sebagai Asset Ummat
d) Mengetahui dan menguasai tentang konsep pendidikan anak.
Dengan demikian setiap anak akan mendapatkan pendidikan yang layak
sebagai manusia sejak awal perkembangannya.
Untuk menjadikan ibu yang memiliki kualitas seperti di atas, tentunya
tidak bisa didapatkan dengan hanya berdiam diri. Perlu dilakukan pembinaan
secara rutin dan berkesinambungan agar para orang tua memiliki aqidah dan
syakhsiyyah Islamiyyah yang tinggi, serta memahami cara mengasuh dan
mendidikan akan sesuai dengan perkembangan fisik, mental dan spiritualnya.
Pembinaan para ibu ini akan lebih mudah dilakukan jika negara menerapkan
syariat Islam, karena negara akan memasukkan program peningkatan kualitas
orang tua ini ke dalam kurikulum sekolah bagi para calon orang tua dan memaksa
para calon orang tua yang malas untuk ikut dalam pembinaan. Jika kurikulum di
sekolah tidak mampu menciptakan calon orang tua berkualitas, maka negara akan
melakukan pembinaan khusus bagi para calon ibu. Selain negara, pembinaan
terhadap para calon ibu bisa juga dibantu oleh individu-individu dan organisasi-
organisasi yang ada di tengah masyarakat, tetapi yang memiliki peran utama
adalah negara.
Ibu sebagai pendidik pertama dalam keluarga perlu memiliki berbagai
pengetahuan dan keterampilan agar mengerti dalam pengasuhan anak dan
keterampilan agar mengerti dalam pengasuhan anak dan bersikap positif dalam
membimbing tumbuh kembang anak secara baik sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam mendidik
anak. Keterbatasan pendidikan dan pengetahuan orang tua terutama ibu
merupakan unsur yang dapat menghambat ibu dalam melaksanakan pengasuhan
anak semaksimal mungkin. Untuk mengatasi hal itu perlu ada upaya yang
dilakukan sehingga peran ibu sebagai pendidik generasi sejak dini dapt berfungsi
secara baik. Upaya peningkatan kualitas ibu melalui pembinaan yang terstruktur
dan berkelanjutan perlu dilakukan. Dengan pembinaan seperti ini diharapkan ibu-
ibu dapat berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya.

9
Untuk mendapatkan generasi berkualitas, generasi pemimpin tentunya
harus melibatkan semua unsur pendukungnya. Dalam lingkup terkecil yaitu
keluarga, selain peran ibu peran ayah juga cukup besar, sehingga diperlukan juga
peningkatan kualitas ayah. Setelah lingkup keluarga, lingkup sekolah dan
masyarakat juga seharusnya kondusif untuk proses pembentukan generasi
berkualitas, sehingga ada jaminan terlahirnya pemimpin yang mampu
mengeluarkan bangsa ini dari krisis multi dimensi.
Salah satu pokok dari ajaran Islam setelah perihal hidup berumah tangga
adalah tentang (mendidik) anak. Dalam pandangan Islam, anak adalah anugerah
yang diberikan Allah pada orang tuanya. Kehadairan anak disebut berita baik,
hiburan karena mengenakan pandangan mata, dan perhiasan hidup di dunia. Anak
juga sebagai bukti kebesaran dan kasih sayang Allah Swt, pelanjut, penerus dan
pewaris orang tua, tetapi juga sekaligus sebagai ujian.
Anak bukan bagai selembar kertas putih melainkan ia terlahir dengan
fitrah tauhid. barulah kemudian pengaruh lingkungan terhadap dirinya akan
menentukan proses kehidupan anak selanjutnya.
Sebagai amanah, semua yang dilakukan orang tua terhadap anaknya
(bagaimana orang tua merawat, membesarkan dan mendidiknya) akan dimintai
pertanggung-jawaban di akhirat kelak. Persoalan ini akan terus dihadapi oleh
setiap orang yang memiliki anak. Apalagi dalam masa sekarang dimana tantangan
lingkungan pergaulan dan pengaruh media massa demikian besar, maka
pengetahuan tentang bagaimana konsep Islam dalam mendidik anak, kapan
pendidikan seharusnya dimulai dan siapa sesungguhnya yang pertama kalinya
berperan dalam pendidikan anak menjadi hal yang sangat penting.

C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang
harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1) Fungsi Agama

10
Fungsi agama sangat penting didalam kelaurga karena keluarga tempat
pertama kali anak –anak tumbuh dan berkembang. Pada saat itulah keluarga harus
menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai – nilai agama,
sehingga anak menjadi manusia yang berakhlaq baik dan bertaqwa.
Ada 12 Nilai Dasar yang harus dimiliki keluarga untuk mewujudkan
Fungsi Keluarga,  yaitu:
a. Iman
b. Taqwa
c. Kejujuran
d. Tenggang rasa
e. Rajin
f. Kesalehan
g. Ketaatan
h. Suka Membantu
i. Disiplin
j. Sopan Santun
k. Sabar dan Ikhlas
l. Kasih Sayang
2) Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak,
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota keluarga.
3) Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian diantara
anggota keluarga, Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
Memberikan Identitas anggota keluarga.
4) Fungsi Sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak, Membentuk norma-norma perilaku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
5) Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. 

11
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
6) Fungsi Pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan
membentuk  perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang  dewasa. Mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan: Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak: Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
c. Fungsi Perlindungan: Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak
dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan: Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
e. Fungsi Religius: Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk meyakinkan bahwa ada
kehidupan lain setelah  dunia ini.
7) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-
sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala

12
keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
8) Fungsi Rekreatif 
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara
nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
9) Fungsi Biologis 
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.

D. Dalil-Dalil dalam Al-Quran Tentang Islam dan Keluarga


1. Dalil tentang Keluarga
Al-Quran surah at-Tahrîm/66:6
ٌ‫ َعلَ ْيهَا َماَل ِئ َكةٌ ِغاَل ظ‬jُ‫ارة‬
َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
َ‫ِشدَا ٌد اَل يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما َأ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”.
Al-Quran surah An-Nisa ayat 34
ۚ ‫ْض َوبِ َما َأ ْنفَقُوا ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬
ٍ ‫ْضهُ ْم َعلَ ٰى َبع‬ َ ‫ل قَ َّوا ُمونَ َعلَى النِّ َسا ِء بِ َما فَض ََّل هَّللا ُ بَع‬jُ ‫الرِّجا‬
َ
ُ
‫ب بِ َما َحفِظَ ُ ۚ َوالاَّل تِي تَخَافُونَ نُ ُشوزَ هُ َّن فَ ِعظوهُ َّن‬‫هَّللا‬ ْ ٌ َ‫َات َحافِظ‬
ِ ‫ات لِل َغ ْي‬ ٌ ‫ات قَانِت‬ ُ ‫فَالصَّالِ َح‬
َ‫اج ِع َواضْ ِربُوهُ َّن ۖ فَِإ ْن َأطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوا َعلَ ْي ِه َّن َسبِياًل ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ض‬ َ ‫َوا ْه ُجرُوهُ َّن فِي ْال َم‬
‫َعلِيًّا َكبِي ًر‬
Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Maka wanita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta

13
mampu menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara mereka”.(QS. An-Nisa’:34).
Al-Quran surah An-Nisa ayat 19
ً ‫َكثِي‬
‫را‬ ‫فَِإ ْن َك ِر ْهتُ ُموهُ َّن فَ َع َس ٰى َأ ْن تَ ْك َرهُوا َش ْيًئا َويَجْ َع َل هَّللا ُ فِي ِه خَ ْيرًا‬
Artinya: “Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma’ruf (baik). Apabila kamu tidak
menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak (di sisi lain)”. (QS. An-Nisa:19).

2. Dalil Tentang Islam


Al-Quran Surah Ali-Imran Ayat 19
‫ِإ َّن ال ِّدينَ ِعن َد هَّللا ِ اِإْل ْساَل ُم‬
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam”
Al-Quran Surah Ali-Imran Ayat 83

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
َ‫ض طَوْ عًا َوكَرْ هًا َوِإلَ ْي ِه يُرْ َجعُون‬ َ ‫ين هَّللا ِ يَ ْب ُغونَ َولَهُ َأ ْسلَ َم َمن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫َأفَ َغي َْر ِد‬
Artinya: “Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah,
padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik)
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka
dikembalikan ?”(Ali ‘Imran: 83)
Al-Quran Surah Ali-Imran Ayat 85

ِ ‫َو َمن يَ ْبت َِغ َغي َْر اِإْل ْساَل ِم ِدينًا فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْال‬
َ‫خَاس ِرين‬
Artinya : “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan
diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Al-Quran Surah Ali-Imran Ayat 208
ٌ ِ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ين‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ِ َ‫ت ال َّش ْيط‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

14
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َ‫اِإل ْسالَ ُم يَ ْعلُوْ َوالَ يُ ْعلَى‬.ْ
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”[2]

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyal islam. Olehnya itu
janganlah kalian mencari agama selain islam.
Dari beberapa paparan tersebut mengenai keluarga dapat di ambil
kesimpulan bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi
anak karena pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan
keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak
merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya,
keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan menjadi wahana
pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius,
untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan
kreativitas anak.

B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan olehnya itu kami selaku penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/ ;

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga ;

http://www.dieza.web.id/2011/01/pengertian-dan-fungsi-keluarga.html ;

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2199079-bentuk-bentuk

keluarga/#ixzz29v89gkAS ;

http://keluargasakina.com/662/konsep-keluarga/ ;

http://www.scribd.com/doc/24864749/Pengertian-Keluarga ;

Read more https://almanhaj.or.id/1328-islam-adalah-satu-satunya-agama-
yang-benar-1.html

Read more https://almanhaj.or.id/1328-islam-adalah-satu-satunya-agama-yang-
benar-1.html

Read more https://almanhaj.or.id/1328-islam-adalah-satu-satunya-agama-yang-
benar-1.html

Read more https://almanhaj.or.id/4126-jagalah-dirimu-dan-keluargamu-dari-api-
neraka.html

17

Anda mungkin juga menyukai