Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK DALAM PENGALIHAN SEBAGIAN

PEKERJAAN KEPADA TENAGA KERJA OUTSOURCING

Handriyanto Wijaya1

ABSTRACT
Bank is the intermediary institutions that collect public funds and distribute the excess
funds back to the community in need of funds. Therefore the bank to conduct business
based on the principle of trust of the public so that necessary prudence in the banking
business activities. Given the increasingly diverse needs of the community so that the
bank also issued a lot of different types of banking products. To do the work of an
increasingly complex, the bank requires a lot of manpower. The transfer of some jobs to
outsourcing labor through Service Provider Company a lot done in banking practice.
As regulators and banking supervisors, the Indonesia Financial Services Authority
establishes the obligation of the bank to make the prudential principles in the context
of the transfer of some jobs to outsourcing labor. With the Indonesia Financial Services
Authority regulations, the banks can not abdicate responsibility in the protection of
clients’ rights over the work performed services outsourcing labor.
Keywords: prudential banking principles, bank, outsourcing.

INTISARI
Bank merupakan lembaga intermediasi yang menghimpun dana masyarakat
kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan
dana. Oleh karena itu bank dalam menjalankan usahanya didasarkan kepada asas
kepercayaan dari masyarakat sehingga perlu kehati-hatian dalam kegiatan bisnis
perbankan. Mengingat semakin beragamnya kebutuhan masyarakat sehingga bank
juga banyak mengeluarkan berbagai jenis produk perbankan. Untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang semakin kompleks, maka bank membutuhkan banyak
tenaga kerja. Pengalihan sebagian pekerjaan kepada tenaga kerja outsourcing melalui
Perusahaan Penyedia Jasa banyak dilakukan dalam praktik perbankan. Sebagai
regulator dan pengawas perbankan, Otoritas Jasa Keuangan menetapkan kewajiban
bank untuk melakukan prinsip kehati-hatian dalam rangka pengalihan sebagian
pekerjaan kepada tenaga kerja outsourcing. Dengan adanya peraturan Otoritas Jasa
Keuangan maka bank tidak dapat melepaskan tanggung jawab dalam memberikan
perlindungan hak nasabah atas layanan pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja
outsourcing.
Kata Kunci : prinsip kehati-hatian, bank,outsourcing.
1
Penulis bekerja di Bank DBS.Korespondensi pada handriyanto.wijaya@gmail.com.
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

A. PENDAHULUAN perbankan di Indonesia. Hal tersebut


1. Latar Belakang menyebabkan bank-bank dituntut
Lembaga perbankan merupakan untuk berkonsentrasi kepada pekerjaan
inti dari sistem keuangan dari setiap pokoknya dan pelaksanaan fungsinya
Negara termasuk Indonesia. Salah satu sebagai lembaga intermediasi.
pilar pembangunan ekonomi Indonesia Oleh karena bank berfungsi sebagai
terletak pada industri perbankan. Bank lembaga intermediasi keuangan atau
adalah lembaga keuangan yang menjadi perantara keuangan maka dalam hal
tempat bagi orang-perseorangan, badan- ini faktor kepercayaan dari masyarakat
badan usaha swasta, badan-badan usaha atau nasabah merupakan faktor utama
milik Negara, bahkan lembaga-lembaga dalam menjalankan bisnis perbankan.3
pemerintahan menyimpan dana-dana Istilah prudent sangat erat kaitannya
yang dimilikinya.2 Dalam Pasal 1 butir 2 dengan fungsi pengawasan bank dan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 manajemen bank. Kata prudent itu
tentang Perubahan atas Undang-Undang sendiri secara harfiah dalam bahasa
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Indonesia berarti bijaksana, namun
mengatur bahwa yang dimaksud bank dalam dunia perbankan istilah itu
adalah badan usaha yang menghimpun digunakan untuk asas kehati-hatian4.
dana dari masyarakat dalam bentuk Prinsip kehati-hatian atau disebut
simpanan dan menyalurkannya kepada jugaprudential banking principles
masyarakat dalam bentuk kredit dan/ mengharuskan bank untuk selalu
atau bentuk-bentuk lainnya dalam berhati-hati dalam menjalankan
rangka meningkatkan taraf hidup kegiatan usahanya, dalam arti harus
rakyat. konsisten dalam melaksanakan
Sebagaimana diketahui bahwa bank peraturan perundang-undangan
memiliki fungsi sebagai Financial di bidang perbankan berdasarkan
Intermediary dengan kegiatan usaha profesionalisme dan itikad baik.5
pokoknya adalah menghimpun Kepercayaan masyarakat terhadap
dana dan menyalurkan dana atas industri perbankan merupakan kunci
pemindahan dana masyarakat dari unit keberhasilan dan kelangsungan usaha
surplus ke unit defisit atau pemindahan bank, dimana kelangsungan usahanya
uang dari penabung kepada peminjam. sangat ditentukan oleh nasabahnya.
Semakin berkembangnya dunia usaha Loyalitas nasabah sangat ditentukan
dan ketatnya tingkat persaingan berdasarkan aspek kepercayaan nasabah
khususnya menjelang South East kepada bank yang dipilihnya. Nasabah
Economic Community (SAEC) akan memilih bank dengan performa
menyebabkan semakin kompleks
dan beragamnya kegiatan usaha jasa
3
Martono, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Ekonisia, Yogyakarta, hlm.19.
4
Permadi Gandapradja, 2004, Dasar dan Prinsip
2
Hermansyah, 2011, Hukum Perbankan Nasional Pengawasan Bank, Gramedia Pustaka Utama,
Indonesia, Cet.6, Kencana Prenada Media Jakarta, hlm.21.
Group, Jakarta, hlm.7. 5
Hermansyah, Op.Cit, hlm.135.

54
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

dan tingkat kesehatan yang sangat baik, sebagian pelaksanaan pekerjaan


hal tersebut tercermin dari integritas kepada perusahaan penyedia jasa
sumber daya manusianya, baik pemilik, melalui perjanjian pemborongan
pengurus perusahaan, dan pegawai.6 pekerjaan dan/atau melalui
perjanjian penyediaan jasa tenaga
Salah satu upaya yang dilakukan oleh kerja”.
bank umum agar dapat berkonsentrasi
Pengalihan sebagian pekerjaan
dalam melaksanakan pekerjaan
penunjang yang dilakukan oleh
pokoknya adalah dengan menyerahkan
bank kepada pekerja outsourcing
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
dikarenakan agar bank dapat lebih
para pekerja outsourcing. Dengan
berkonsentrasi dalam menjalankan
melakukan penyerahan sebagian
pekerjaan pokoknya. Selain itu, pada
pekerjaan kepada pihak lain dalam hal
dasarnya penggunaan tenaga kerja
ini pekerja outsourcing, hal tersebut
outsourcing dilakukan dalam rangka
sangat menguntungkan bank karena
pembagian risiko usaha, termasuk
dapat menghemat pengeluaran dalam
risiko ketenagakerjaan kepada pihak
membiayai sumber daya manusia.
lain. Risiko ketenagakerjaan yang dalam
Berdasarkan Undang-Undang
hal ini pengalihan sebagian pekerjaan
Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
bank kepada pekerja outsourcing
2003 Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66
merupakan salah satu bagian dari
serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja
risiko operasional yang risikonya dapat
dan Transmigrasi Republik Indonesia
timbul karena kesalahan manusia
Nomor.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun
(human eror), kegagalan sistem, dan/
2004 tentang Tata Cara Perijinan
atau adanya kejadian-kejadian eksternal
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/
yang mempengaruhi operasional bank.
Buruh memberikan defisini outsourcing
Pada tanggal 26 Januari 2016,
(alih daya) yaitu sebagai pemborongan
Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan
pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga
POJK Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang
kerja. Sedangkan Peraturan Otoritas
Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum
Jasa Keuangan (POJK) Nomor 9/
yang melakukan penyerahan sebagian
POJK.03/2016 Tentang Prinsip
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak
Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang
lain merupakan landasan pengaturan
melakukan penyerahan sebagian
umum bagi bank yang melakukan
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak
penyerahan sebagian pekerjaan kepada
lain pada Pasal 1 angka 2 berbunyi:
perusahaan lain dalam hal ini kepada
“Penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan outsourcing. Penyerahaan
pihak lain, selanjutnya disebut pekerjaan yang dilakukan bank kepada
alih daya, adalah penyerahan pekerja dari perusahaan outsourcing
sangat memiliki potensi risiko yang akan
6
Sudibyo, Darmadi, et.al, 2006, Budaya Kerja dihadapi bank. Dengan meningkatnya
Perbankan: Jalan Lurus Menuju Integritas,
Pustaka LP3ES Indonesia, hlm. 103.

55
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

risiko yang dihadapi oleh perbankan kemitraan dengan tujuan memperoleh


Indonesia, maka perlu diimbangi keuntungan bersama, membuka
dengan adanya peningkatan kualitas peluang bagi berdirinya perusahaan
dari penerapan manajemen risiko yang dengan mendatangkannya dari luar
terkait dengan penggunaan outsourcing/ perusahaan. Outsourcing merupakan
pihak lain. bisnis kemitraan dengan tujuan
Sebagaimana telah diatur Peraturan memperoleh keuntungan bersama,
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor membuka peluang bagi berdirinya
9/POJK.03/2016 Tentang Prinsip perusahaan-perusahaan baru di bidang
Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang jasa penyedia tenaga kerja, serta efisiensi
melakukan penyerahan sebagian bagi dunia usaha. Sehingga pengusaha
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak dapat memfokuskan kepada kegiatan
lain, Pasal 2 mengatur: utama perusahaan, karena kegiatan
a. Bank dapat melakukan alih daya penunjang dapat diserahkan kepada
kepada perusahaan penyedia perusahaan yang khusus bergerak pada
jasa; bidang itu.7
b. Dalam melakukan alih daya, Istilah outsourcing diartikan
bank wajib menerapkan prinsip sebagai contract (work out).8 Selain itu,
kehati-hatian dan manajemen pengertian tenaga kontrak outsourcing
risiko. nampaknya hanyalah pengertian
practical saja terutama dipandang dari
Penerapan prinsip kehati-hatian dan sudut pengusaha sebagai pemberi
manajemen risiko dalam penyerahan kerja. Dalam bidang ketenagakerjaan,
9

sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada outsourcing adalah merupakan sebagai


outsourcing/pihak lain merupakan pemanfaatan tenaga kerja untuk
salah satu bentuk perlindungan hukum memproduksi atau melaksanakan
kepada nasabah dan dapat menjaga suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan,
integritas sistem perbankan secara melalui perusahaan penyedia/pengerah
khusus dan sistem keuangan perbankan tenaga kerja.10 Sedangkan dalam bidang
secara keseluruhan. manajemen, outsourcing memiliki
pengertian pendelegasian operasi dan
B. PEMBAHASAN manajemen harian suatu proses bisnis
1.
Pengaturan Mengenai Pekerja pada pihak luar (perusahaan penyedia
Outsourcing
7
Lalu Husni, 2010, Pengantar Hukum
Alih daya atau pada awalnya Ketanagakerjaan Indonesia, Rajawali Pers,
merupakan istilah dalam dunia bisnis Jakarta, hlm. 188.
8
Iftida Yasar, 2012, Outsourcing Tidak Akan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga Pernah Bisa Dihapus, Pelita Fikir Indonesia, hlm.
kerja suatu perusahaan dengan 17.
9
St. Laksanto, Utomo, “Permasalahan
mendatangkannya dari luar perusahaan. Outsourcing Dalam Sistem Ketenagakerjaan di
Outsourcing merupakan bisnis Indonesia”, Jurnal Lex Publica, Vol. 1, Januari
2014.
10
Iftida Yasar, Op.Cit, hlm. 187.

56
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

jasa outsourcing).11 Sedangkan menurut melalui perjanjian pemborongan


Iman Sjahputra, outsourcing merupakan pekerjaan atau penyedia jasa
pemindahan atau pendelegasian pekerja/buruh yang dibuat secara
beberapa proses bisnis kepada suatu tertulis”.
badan penyedia jasa, dimana badan Adapun yang menjadi alasan
penyedia jasa tersebut melakukan penggunaan tenaga kerja outsourcing
proses administrasi dan manajemen pada dasarnya terdapat banyak alas
berdasarkan definisi serta kriteria yang an komersial yang menarik untuk
telah disepakati oleh para pihak.12 perusahaan diantaranya ialah potensi
Ada beberapa pengaturan mengenai penghematan biaya yang signifikan.13
outsourcing/alih daya di Indonesia, yaitu Dalam penjelasan Pasal 66 ayat (1)
sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
a. Kitab Undang-Undang Hukum tentang Ketenagakerjaan mengatur
Perdata (KUHPer) jenis-jenis pekerjaan yang dapat
diterapkan dengan sistem tenaga kerja
Pasal 1601 huruf b KUHPer
outsourcing yaitu:
mengatur mengenai bentuk per-
“Kegiatan penunjang atau kegiatan
janjian pemborongan pekerjaan:
yang tidak berhubungan langsung
“Pemborongan pekerjaan adalah dengan proses produksi adalah
perjanjian dengan mana pihak yang kegiatan yang berhubungan di luar
satu, si pemborong mengikatkan usaha pokok (core business) suatu
diri untuk menyelenggarakan perusahaan. Kegiatan tersebut
suatu pekerjaan bagi pihak yang antara lain : Usaha pelayanan
lain, pihak yang memborongkan, kebersihan (cleaning service),
dengan menerima suatu harga usaha penyediaan makanan bagi
yang ditentukan”. pekerja/buruh (catering), usaha
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun tenaga pengaman (security/
2003 tentang Ketenagakerjaan satuan pengaman), usaha jasa
penunjang di pertambangan
Undang-undang ketenagaker- dan perminyakan, serta usaha
jaan tidak menggunakan istilah penyediaan angkutan pekerja/
outsourcing atau alih daya, akan buruh”.
tetapi menggunakan istilah per- Sehingga dari penjelasan tersebut
janjian pemborongan pekerjaan dapat dipahami bahwa pekerjaan
atau penyedia jasa buruh/pekerja yang boleh diberlakukan dengan
sebagaimana diatur dalam Pasal menggunakan pekerja outsourcing
64 mengatur: hanya untuk melakukan pekerjaan
“Perusahaan dapat menyerahkan penunjang saja termasuk dalam bidang
sebagian pelaksanaan pekerjaan
usaha perbankan.
kepada perusahaan lainnya
11
Ibid, hlm. 188. 13
Basel Committee on Banking Supervision, 2005,
12
Iman Sjahputra Tunggal, 2009, Pokok-Pokok Outsourcing in Financial Services, Bank For
Hukum Ketenagakerjaan, Harvarindo, Jakarta, International Settlements, Switzerland, hlm. 11.
hlm. 308.

57
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

2. Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank PPJ dan melakukan tindakan


Dalam Pengalihan Sebagian perbaikan pekerjaan oleh PPJ dan
Pekerjaan Kepada Tenaga Kerja melakukan tindakan perbaikan
Outsourcing secara dini dan efektif atas
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia permasalahan yang timbul;
Nomor 14/20/DPNP Tertanggal 27 Juni d. Memenuhi peraturan perundang-
2012, menjelaskan bahwa penerapan undangan yang berlaku; dan
prinsip kehati-hatian yang harus
e. Melakukan upaya-upaya
dilakukan oleh bank terkait pengalihan
dalam rangka memberikan
sebagian pelaksanaan pekerjaanya
perlindungan hak dan
kepada tenaga kerja outsourcing (alih
kepentingan nasabah.
daya) mencakup sebagai berikut:
a. Melakukan analisis dan penilaian Sebagaimana diatur dalam Pasal 6,
Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) POJK Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang
dengan baik untuk memastikan Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank
bahwa PPJ yang dipilih memiliki Umum yang melakukan penyerahan
kinerja keuangan bahwa PPJ sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
yang dipilih memiliki kinerja pihak lain mengatur persyaratan yang
keuangan dan reputasi yang baik, harus dipenuhi dalam hal bank akan
sumber daya manusia, sarana dan melakukan perjanjian alih daya dengan
prasarana serta pengalaman yang perusahaan penyedia jasa (outsourcing)
menandai agar pekerjaan yang sebagai berikut:
dialhdayakan dapat dilaksanakan a. Berbadan hukum Indonesia;
dengan baik; b. Memiliki izin usaha yang masih
b. Menyusun perjanjian alih daya berlaku dari instansi berwenang
dengan PPJ sesuai dengan sesuai bidang usahanya;
cakupan minimum perjanjian c.
Memiliki kinerja keuangan
yang disyaratkan dalam Peraturan dan reputasi yang baik serta
Bank Indonesia (sekarang diganti pengalaman yang cukup;
dengan Peraturan Otoritas Jasa d. Memiliki sumber daya manusia
Keuangan) mengenai prinsip yang mendukung pelaksanaan
kehati-hatian bagi bankumum pekerjaan yang dialihdayakan;
yang melakukan penyerahan dan
sebagian pelaksanaan pekerjaan e. Memiliki sarana dan prasarana
kepada pihak lain; yang dibutuhkan dalam alih
c. Menerapkan manajemen daya.
risiko secara efektif atas
Kewajiban penerapan prinsip
pelaksanaan alih daya, termasuk
kehati-hatian oleh bank dalam
melaksanakan pengawasan
pengalihan sebagian pekerjaan dengan
berkala atas pelaksanaan oleh

58
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

menggunakan tenaga kerja outsourcing memastikan kecukupan sarana


wajib melakukan analisis dan penilaian dan prasana yang dibutuhkan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 dalam rangka penggunaan tenaga
POJK Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang kerja outsourcing termasuk
Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum pemenuhan kecukupan kuantitas
yang melakukan penyerahan sebagian dan kualitas serta spesifikasi
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak khusus yang dibutuhkan dalam
lain, yaitu sebagai berikut: outsourcing.
a.
Penilaian terhadap kinerja POJK Nomor 9/POJK.03/2016
keuangan yang bertujuan Tentang Prinsip Kehati-hatian
untuk memastikan bahwa PPJ Bagi Bank Umum yang melakukan
memiliki kemampuan keuangan penyerahan sebagian pelaksanaan
yang dapat mendukung pekerjaan kepada pihak lain merupakan
kelancaran pelaksanaan yang suatu landasan pengaturan bagi bank
mencakup modal, likuiditas, yang akan melakukan outsourcing dan
dan profitibilitas PPJ. Penilaian memberikan peraturan yang tegas
terhadap reputasi termasuk mengenai kewajiban bagi setiap bank
penilaian terhadap track record untuk menerapkan prinsip kehati-
dan pengalaman yang memadai hatian dalam kegiatan penggunaan jasa
PPJ, antara lain mencakup: outsourcing. POJK tersebut mengatur
1) permasalahan hukum yang menganai hubungan hukum antara bank
pernah atau sedang dihadapi dengan perusahaan yang menyediakan
yang dapat berdampak jasa tenaga kerja outsourcing. Didalam
negatif; penjelasan Pasal 3 ayat (1) POJK
2) kepatuhan terhadap Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang
ketentuan dan/atau peraturan Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank
perundang-undangan; dan/ Umum yang melakukan penyerahan
atau sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
3) kepatuhan terhadap pihak lain tidak mengatur mengenai
perjanjian outsourcing dengan pemborongan pekerjaan yang hasil
Bank lain atau pemberi kerja akhirnya berupa barang atau yang pada
sebelumnya. umumnya dikenal sebagai pengadaan
barang misalnya pengadaan slip setoran,
b. Penilaian terhadap sumber daya
buku tabungan, inventaris kantor,
manusia guna untuk memastikan
pembangunan gedung kantor, dan
pemenuhan kecukupan kuantitas
mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
dan kualitas atau keahlian sumber
daya manusia. POJK Nomor 9/POJK.03/2016
Tentang Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank
c. Penilaian terhadap sarana dan
Umum yang melakukan penyerahan
prasarana bertujuan untuk
sebagian pelaksanaan pekerjaan

59
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

kepada pihak lain mengatur mengenai menurut penilaian Otoritas


pembagian kegiatan outsourcing Jasa Keuangan berpotensi
menjadi beberapa bagian, yaitu mulai membahayakan kelangsungan
dari ketentuan umum, kegiatan usaha bank.
outsourcing itu sendiri, penerapan Sebagaimana diatur dalam Pasal 4
prinsip kehati-hatian, pelaporan kepada ayat (3) POJK Nomor 9/POJK.03/2016
Otoritas Jasa Keuangan, serta sanksi Tentang Prinsip Kehati-hatian
yang akan dikenakan oleh Otoritas Jasa Bagi Bank Umum yang melakukan
Keuangan kepada bank yang melakukan penyerahan sebagian pelaksanaan
pelanggaran. Pada dasarnya dapat pekerjaan kepada pihak lain bahwa
disimpulkan ada beberapa prinsip umum bank hanya dapat melakukan alih daya
dalam peraturan perbankan mengenai (outsourcing) atas pekerjaan penunjang
pengalihan sebagian pekerjaan kepada pada alur kegiatan usaha bank dan pada
tenaga kerja outsourcing, yaitu sebagai alur kegiatan pendukung usaha bank.
berikut: Dalam penjelasan POJK tersebut, yang
a. Bank wajib menerapkan prinsip dimaksud degan pekerjaan penunjang
kehati-hatian dan manajemen adalah pekerjaan yang tidak harus
risiko dalam kegiatan outsourcing; ada dalam alur kegiatan usaha atau
b. Bank tetap bertanggung jawab alur kegiatan pendukung usaha bank
atas pekerjaan yang menggunakan sehingga dalam hal pekerjaan tersebut
outsourcing kepada perusahaaan tidak ada, kegiatan dimaksud masih
penyedia jasa; dapat terlaksana tanpa gangguan
c.
Bank wajib memastikan berarti. Contoh pekerjaan penunjang
pelaksanaan pekerjaan yang pada alur kegiatan usaha bank misalnya
dialihdayakan (outsourcing) alur kegiatan kegiatan pemberian kredit
sesuai perjanjian yang dibuat dan atau pembiayaan antara lain pekerjaan
peraturan perundang-undangan call center, pemasaran (telemarketing,
yang berlaku; direct sales atau sales representative)
d.
Bank dilarang melakukan dan penagihan. Sedangkan pada alur
outsourcing yang mengakibatkan kegiatan perkasan misalnya pekerjaan
berakhirnya tanggung jawab pengelolaan kas bank, contohnya
atau risiko dari obyek pekerjaan sekretaris, agendaris, resepsionis,
dengan menggunakan tenaga petugas kebersihan, petugas keamanan,
kerja outsourcing kepada pramubakti, kurir, data entry, dan
perusahaan penyedia jasa; dan pengemudi.
e.
Otoritas Jasa Keuangan Untuk menentukan apakah suatu
berwenang menghentikan pekerjaan memenuhi kriteria pekerjaan
outsourcing yang dilakukan bank penunjang, bank hendaknya melakukan
apabila outsourcing tersebut pengujian terlebih dahulu dengan
menggunakan kriteria paling kurang

60
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

sebagai berikut: oleh tenaga kerja outsourcing


a. Berisiko rendah tidak boleh berkaitan dengan
Pekerjaan berisiko rendah analisis, pertimbangan dan/atau
adalah pekerjaan yang apabila pengambilan keputusan yang
terjadi kegagalan tidak akan mempengaruhi operasional
menggangu aktivitas operasional bank.
bank secara signifikan. Dalam praktik umum perbankan
b. Tidak membutuhkan kualifikasi mengenai pengalihan sebagian pekerjaan
kompetensi yang tinggi di bidang kepada tenaga kerja outsourcing dapat
perbankan. dibagi atas kategori sebagai berikut:
Pekerjaan penunjang pada a. Sales, yang terbagi atas:
umumnya tidak membutuhkan 1) Micro loans sales
kualifikasi kompetensi yang 2) Consumer loans sales
tinggi di bidang perbankan 3) Card sales
yang mencakup pendidikan
4) Funding sales
formal dan pengetahuan atau
pengalaman di bidang perbankan. b. Non-Sales, terbagi atas:
Namun demikian, Bank harus 1) Data entry, data checking dan
tetap mewajibkan PPJ untuk adminsitrasi
menyediakan jasa tenaga kerja 2) Collection
dengan kualifikasi kompetensi 3) Call centre
yang memenuhi persyaratan
Namun secara khusus, kegiatan
pekerjaan yang dilakukan oleh
penggunaan tenaga kerja outsourcing
tenaga kerja outsourcing. Bank
pada bank sendiri dilakukan tentunya
dapat mensyaratkan kualifikasi
harus berdasarkan Perjanjian Kerja Sama
kompetensi tertentu untuk bidang
(PKS) yang dibuat berdasarkan jenis
pekerjaan yang spesifik dan
dan tugas pekerjaan yang menggunakan
membutuhkan keahlian khusus
tenaga kerja outsourcing. Hal tersebut
yang tidak selalu dapat dipenuhi
sesuai dengan Pasal 10 ayat (1) POJK
oleh pegawai tetap, misalnya
Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang
untuk pekerjaan penunjang
Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum
terkait Information Technology
yang melakukan penyerahan sebagian
(IT), pengamanan, penagihan,
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak
dan pengelolaan kas.
lain, berbunyi:
c. Tidak terkait langsung dengan
“Dalam melakukan alih daya,
proses pengambilan keputusan bank wajib membuat perjanjian
yang sangat mempengaruhi dengan perusahaan penyedia jasa
kegiatan operasional bank. secara tertulis”.
Pekerjaan yang dapat dilakukan

61
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

Dalam menyusun perjanjian Dalam rangka memberikan kepastian


outsourcing, bank dapat hukum dalam penerapan prinsip kehati-
mempertimbangkan kesesuaian hatian bagi bank yang melakukan
pencantuman klausula minimum dalam pengalihan pekerjaan kepada tenaga
PKS sebagaimana telah diatur dalam kerja outsourcing maka jika bank tidak
Peraturan Otoritas Jasa keuangan melakukan secara ketat prinsip kehati-
mengenai Prinsip Kehati-hatian hatian sebagaimana telah diatur dalam
Bagi Bank Umum yang melakukan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan akan
penyerahan sebagian pelaksanaan dikenakan sanksi administratif berupa:
pekerjaan kepada pihak lain. Adapun a. Teguran tertulis;
contoh klausula minimum tersebut b. Penurunan tingkat kesehatan
antara lain bahwa klausula kesediaan PPJ bank; dan/atau
untuk memberikan akses pemeriksaan
c.
Pembekuan kegiatan usaha
oleh Otoritas Jasa Keuangan dan
tertentu.
klausula kewajiban para pihak untuk
melindungi hak dan kepentingan Oleh karena itu, sebagai penerapan
nasabah perbankan, lebih sesuai prinsip kehati-hatian yang ketat maka
untuk pekerjaan penunjang pada alur bank wajib memastikan bahwa kualitas
kegiatan usaha bank seperti pemasaran, dan tata cara pelaksanaan pekerjaan yang
penagihan kredit dan pengelolaan kas menggunakan tenaga kerja outsourcing
bank. sesuai dengan ukuran dan standar yang
Penyerahan pekerjaan yang tidak ditetapkan didalam perjanjian kerja
menjadi cakupan outsourcing(alih daya) sama, antara lain dengan melakukan
sebagaimana dijelaskan dalam Surat pengawasan terhadap pelaksanaan
Edaran Bank Indonesia ini adalah: pekerjaan oleh PPJ secara berkala dan
melakukan langkah-langkah efektif
a. penyerahan pekerjaan kepada
atas permasalahan yang teridentifkasi,
kantor pusat atau kantor wilayah
sehingga pelaksanaan pekerjaan tetap
Bank yang berkedudukan di luar
berjalan dengan baik dan kepentingan
negeri, perusahaan induk, dan
nasabah terlindungi.
entitas lain dalam satu kelompok
usaha Bank di dalam maupun di Selain memperhatikan ketentuan
luar negeri; yang diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini, pelaksanaan
b.
penyerahan pekerjaan jasa
penyerahan pekerjaan kepada pihak
konsultansi atau keahlian khusus;
lain juga harus mengacu kepada
dan
ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
c.
penyerahan pekerjaan jasa Keuangan lainnya bahkan Peraturan
pemeliharaan barang dan Bank Indonesia yang mengatur terkait
gedung. outsourcing pada pekerjaan tertentu
di bank secara lebih spesifik, seperti

62
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

ketentuan mengenai prinsip kehati- a. Laporan Rencana Alih Daya yang


hatian dalam penggunaan teknologi memuat rencana alih daya atas
informasi, pelaksanaan fungsi audit pekerjaan yang belum pernah
bank, Good Corporate Governance dilakukan alih daya.
(GCG) dan penyelenggaraan kegiatan b.
Laporan Alih Daya yang
alat pembayaran dengan menggunakan Bermasalah yang memuat
kartu. mengenai gambaran
Bagi setiap bank yang permasalahan yang muncul
mempekerjakan tenaga kerja dari penggunaan tenaga kerja
outsourcing maka setiap pekerja tersebut outsourcing baik yang dihadapi
memiliki kewajiban untuk menjaga oleh bank dan PPJ. Contoh
kerahasiaan dan pengamanan informasi permasalahan terkait pengalihan
nasabah mengacu kepada ketentuan pekerjaan oleh bank dengan
dan peraturan perundang-undangan menggunakan jasa tenaga
antara lain mengenai rahasia bank, kerja outsourcing antara lain
ketentuan yang mengatur mengenai pelanggaran ketentuan dan
transparansi informasi produk bank peraturan perundang-undangan
dan menggunakan data pribadi nasabah yang berlaku, pelanggaran
serta ketentuan yang mengatur mengenai perjanjian, gugatan, pengaduan
perlindungan konsumen sektor jasa nasabah, pemogokan karyawan,
keuangan khususnya perbankan. dan perselisihan internal pada
PPJ antar manajemen maupun
3.
Kewajiban Bank Membuat antara manajemen dengan
Pelaporan Penggunan Tenaga Kerja karyawan.
Outsourcing
Laporan penggunaan tenaga kerja
Pasal 17 ayat (1) POJK Nomor 9/
outsourcing dalam bisnis perbankan
POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-
wajib disampaikan oleh bank kepada
hatian Bagi Bank Umum yang melakukan
Otoritas Jasa Keuangan dengan alamat:
penyerahan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada pihak lain, mengatur: a. Departemen Pengawasan Bank
“Bank wajib menyampaikan terkait, Departemen Perbankan
laporan mengenai alih daya Syariah, atau Kantor Regional 1
kepada Otoritas Jasa Keuangan Jabodetabek, Banten, Lampung
secara lengkap, benar dan tepat dan Kalimantan, bagi Bank
waktu”. yang berkantor pusat atau
Adapun pelaporan yang wajib kantor cabang dari bank yang
dilakukan oleh bank dalam rangka berkedudukan di luar negeri yang
penerapan prinsip kehati-hatian berada di wilayah Jakarta, Bogor,
penggunaan tenaga kerja outsourcing Depok, Tangerang, dan Bekasi
terdiri atas: (Jabodetabek), serta Provinsi
Banten; atau

63
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

b. Kantor Regional Otoritas Jasa sanksi administratif berupa


Keuangan atau Kantor Otoritas denda sebesar Rp2.000.000,00
Jasa Keuangan setempat bagi (dua juta rupiah) per hari kerja
Bank yang berkantor pusat di keterlambatan berikutnya,
luar wilayah Jakarta, Bogor, dengan jumlah sanksi
Depok, Tangerang, dan Bekasi keterlambatan paling banyak
(Jabodetabek), serta Provinsi sebesar Rp100.000.000,00
Banten. (seratus juta rupiah) apabila
Dalam hal bank yang melakukan terlambat 21 (dua puluh satu)
pengalihan sebagian pekerjaan hari kerja atau lebih.
kepada tenaga kerja outsourcing tidak e. Sanksi administratif berupa den-
menyampaikan laporan kepada Otoritas da sebesar Rp 125.000.000.000,00
Jasa Keuangan, maka sebagaimana (seratus dua puluh lima puluh
diatur dalam Pasal 19 POJK Nomor juta Rupiah) apabila bank tidak
9/POJK.03/2016 Tentang Prinsip menyampaikan laporan terkait
Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang adanya penambahan/perubahan
melakukan penyerahan sebagian mengenai pelaksanaan outsour-
pelaksanaan pekerjaan kepada pihak cing.
lain maka bank tersebut akan dikenakan
sanksi sebagai berikut: C. PENUTUP
a.
sanksi administratif berupa 1. Kesimpulan
denda sebesar Rp1.000.000,00 Semakin kompleks dan beragamnya
(satu juta rupiah) per hari kerja kegiatan usaha bank dan semakin
keterlambatan apabila terlambat tingginya tingkat persaingan di
1 (satu) hari kerja sampai dengan pasar keuangan khususnya dalam
10 (sepuluh) hari kerja; rangka menuju South East Economic
c. sanksi administratif berupa Community, maka bank dituntut untuk
denda sebagaimana pada huruf lebih berkonsentrasi terhadap kegiatan
a ditambah dengan sanksi dan pekerjaan-pekerjaan pokoknya.
administratif berupa denda Melihat kebutuhan sumber daya manusia
sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta untuk menjalankan pekerjaan tersebut
lima ratus ribu rupiah) per hari maka bank melakukan pengalihan
kerja keterlambatan berikutnya sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
apabila terlambat 11 (sebelas) tenaga kerja outsourcing (alih daya).
hari kerja sampai dengan 20 (dua Bank yang menggunakan tenaga kerja
puluh) hari kerja; outsourcing juga harus memperhatikan
risiko yang akan timbul antara lain
d.
sanksi administratif berupa
risiko operasional, risiko kepatuhan,
denda sebagaimana pada huruf
risiko hukum dan reputasi. Oleh karena
a dan huruf b ditambah dengan
itu, bank wajib menerapkan prinsip

64
Handriyanto Wijaya
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI..........

kehati-hatian dalam rangka pengalihan kerja outsourcing, bahwa sebaiknya


sebagian pekerjaan kepada tenaga kerja dibuat suatu peraturan pelaksana atas
outsourcing. POJK Nomor 9/POJK.03/2016 Tentang
POJK Nomor 9/POJK.03/2016 Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank
Tentang Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang melakukan penyerahan
Umum yang melakukan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
sebagian pelaksanaan pekerjaan pihak lain. Hal tersebut dibuat supaya
kepada pihak lain bahwa mengatur ada kejelasan dan kepastian hukum
hanya pekerjaan yang sifatnya sebagai mengenai pekerjaan apa saja yang
pekerjaan penunjang saja. Pelaksanaan dapat dan tidak menggunakan tenaga
pengalihan sebagian pekerjaan kepada kerja outsourcing dalam bisnis usaha
tenaga kerja outsourcing, bank tidak bank. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan
berarti dapat melepaskan tanggung hendaknya memberikan pengaturan
jawabnya dalam memberikan mengenai sistem pengawasan yang harus
perlindungan terhadap hak dan dilakukan oleh bank dalam pelaksanaan
kepentingan nasabah atas pelaksanaan outsourcing terkait pemenuhan
pekerjaan yang menggunakan tenaga persyaratan menjadi penyedia jasa
kerja outsourcing. Oleh karena itu, tenaga kerja outsourcing.
bank wajib memberlakukan syarat
ketat kepada Perusahaan Penyedia Jasa
sebagaimana telah diatentukan oleh
Daftar Pustaka
Otoritas Jasa Keuangan. Agar dapat
Buku
terlaksananya penerapan prinsip kehati-
hatian maka bank wajib melaporkan Basel Committee on Banking
Supervision, 2005, Outsourcing
kegiatan outsourcing kepada Otoritas
in Financial Services, Bank
Jasa Keuangan berdasarkan waktu
For International Settlements,
yang telah ditentukan dalam Peraturan
Switzerland.
Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal bank
Darmadi, Sudibyo, et.al, 2006, Budaya
tidak melaporkan atau telat melaporkan
Kerja Perbankan : Jalan Lurus
atas kegiatan penggunaan jasa tenaga
Menuju Integritas, Pustaka LP3ES
kerja outsourcing maka dapat dikenakan Indonesia, Jakarta
sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Gandapradja, Permadi, 2004, Dasar
mulai dari teguran, sanksi administratif,
dan Prinsip Pengawasan Bank,
penilaian tingkat kesehatan bank, Gramedia Pustaka Utama,
bahkan pembekuan usaha. Jakarta.
Hermansyah, 2011, Hukum Perbankan
2. Saran
Nasional Indonesia, Cet.6,
Saran penulis kepada Otoritas Jasa Kencana Prenada Media Group,
Keuangan berkaitan dengan pengaturan Jakarta.
mengenai kegiatan penggunaan tenaga

65
Volume 32, Nomor 2
Desember 2016

Husni, Lalu, 2010, Pengantar Hukum Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
Ketanagakerjaan Indonesia, 14/20/DPNP tertanggal 27 Juni
Rajawali Pers, Jakarta 2012.
Sjahputra, Iman Tunggal, 2009, Pokok-
Pokok Hukum Ketenagakerjaan,
Harvarindo, Jakarta.
Martono, 2003, Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, Ekonisia,
Yogyakarta.
Yasar, Iftida, 2012, Outsourcing Tidak
Akan Pernah Bisa Dihapus, Pelita
Fikir Indonesia, Jakarta.

Jurnal
St. Laksanto Utomo, Permasalahan
Outsourcing Dalam Sistem
Ketenagakerjaan di Indonesia”
Jurnal Lex Publica, Vol.1, Januari
2014.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan atas
UndangUndang Nomor 7
Tahun 1992 tetang Perbankan
(Lembaran Negara Republik
Indonesi Tahun 1998 Nomor 182
dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3790)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Tahun
2003 Nomor 39 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
9/POJK.03/2016 tentang Prinsip
Kehati-hatian Bagi Bank Umum
yang Melakukan Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Kerja
Kepada Pihak Lain.

66

Anda mungkin juga menyukai