Anda di halaman 1dari 40

CARA DISTRIBUSI

ALAT KESEHATAN YANG BAIK


(CDAKB)
Disampaikan oleh :
Ismiyati, M.Si, Apt
Administrator Kesehatan Ahli Madya
Koordinator Substansi Pembakuan dan Sertifikasi
Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT
Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Regulasi CDAKB
Permenkes No 4 Tahun 2014 PP No 5 Tahun 2021 Permenkes No 14 Tahun 2021
Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan

• Pasal 2 Ayat 1 - Setiap Penyalur Alat Lampiran 1B - Perizinan Berusaha Standar Usaha Distributor Dan
Kesehatan dan Cabang Penyalur Untuk Menunjang Kegiatan Berusaha Cabang Distributor Alat Kesehatan
Alat Kesehatan dalam Subsektor Kesehatan
melaksanakan kegiatan distribusi Kewenangan Perizinan Berusaha Sertifikat CDAKB Pusat menjadi syarat
wajib menerapkan CDAKB CDAKB Pusat oleh Menteri dan CDAKB pendirian cabang
Cabang oleh Gubernur
• Memuat Pedoman CDAKB Sertifikat Standar CDAKB
Lampiran 2B - Daftar Persyaratan Wajib melakukan sertifikasi CDAKB
dan/atau Kewajiban Perizinan setiap 5 (lima) tahun sekali
Berusaha (Non-KBLI) Subsektor
Kesehatan Sebelum Perpanjangan Sertifikat
CDAKB Pusat – sebelum operasional Standar CDAKB harus dilakukan 1
CDAKB Cabang – paling lambat 2 (Satu) kali penilaian kesesuaian
tahun setelah operasional dengan melakukan Surveillance.
Penambahan kelompok produk pada
Sertifikat Standar CDAKB, dapat
dilakukan pada saat surveillance atau
perpanjangan Sertifikat Standar
CDAKB.
Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik – CDAKB
Permenkes No 4 Tahun 2014
Pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang
bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan senantiasa memenuhi
persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya

QMS Regulasi

Sistem Manajemen Mutu Kepatuhan Regulasi Produk yg Aman, Bermutu &


Menerapkan SMM dalam kegiatan Memenuhi ketentuan regulasi di Bermanfaat
distribusi Indonesia

Pasal 2 Ayat 1 - Setiap Penyalur Alat Kesehatan dan Cabang Penyalur Alat Kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan distribusi wajib menerapkan CDAKB
Aspek dalam CDAKB (Permenkes No 4 Tahun 2014)
1. Sistem Manajemen Mutu 8. Pengembalian/Retur Alkes
2. Pengelolaan Sumber Daya 9. Pemusnahan Alkes
3. Bangunan dan Fasilitas 10. Alkes Ilegal dan Tidak
4. Penyimpanan dan Penanganan Memenuhi Syarat
Persediaan 11. Audit Internal
5. Mampu Telusur Produk 12. Kajian Manajemen
(Traceability) 13. Aktifitas Pihak Ketiga
6. Penanganan Keluhan (Outsourcing Activity)
7. Tindakan perbaikan keamanan
di lapangan (Field Safety
Corrective Action/FSCA)
1 - SISTEM MANAJEMEN MUTU
a. Persyaratan Umum
• Memiliki struktur organisasi (lengkap
dengan uraian tugas setiap karyawan),
serta menetapkan,
mendokumentasikan, menerapkan dan
• PJT yang kompeten, memiliki
memelihara sistem dokumen mutu dan
wewenang & tanggung jawab
mempertahankan efektifitas terkait
CDAKB • Memiliki teknisi untuk yang
• Setiap personil harus memiliki tanggung menyalurkan alkes EL & instrument
jawab dan wewenang yang jelas serta IVD
mendapat pelatihan untuk mendukung • Harus memiliki prosedur keamanan
pelaksanaan tugas dan wewenangnya dalam kegiatan distribusi, termasuk
keamanan personil, produk dan
peralatan
b. Persyaratan Dokumentasi
• Harus memiliki SOP utk pengembangan, kontrol, • Data dapat direkam dgn sistem pengolah data
distribusi dan pemeriksaan semua dokumen yg elektronik tetapi SOP terkait sistem yg
berkaitan dgn proses distribusi digunakan harus tersedia, dan akurasi rekaman
harus diperiksa.
• Judul, sifat dan tujuan dari masing-masing dokumen
harus dinyatakan dengan jelas dan tidak bermakna • Dokumen yg terkomputerisasi harus sesuai dgn
ganda peraturan mengenai dokumentasi elektronik

• Terdiri dari dokumen aktif dan dokumen pasif • Rekaman harus mudah diperoleh kembali,
disimpan dan dipelihara
• Dokumen pasif harus dibuat, disetujui dan diberi
tanggal serta tidak boleh diubah tanpa persetujuan • Rekaman harus disimpan untuk jangka waktu
tertentu yg ditetapkan berdasarkan
oleh personil yang berwenang.
persyaratan/ketentuan perUUan atau sesuai dgn
• Dokumen aktif harus mencantumkan personil umur guna (lifetime) alkes yg bersangkutan
pelaksana dan personil pemeriksa sebagaimana ditetapkan oleh pabrik, tetapi tidak
• Dokumen pasif harus diperiksa secara teratur dan kurang dari 2 (dua) tahun terhitung tanggal alkes
tersebut dikirim dari perusahaan
terus diperbaharui. Apabila suatu dokumen telah
direvisi, maka harus ada suatu sistem untuk • Pelaporan distribusi dilakukan minimal 1 thn
mencegah pemakaian secara tidak sengaja dari versi sekali sesuai ketentuan berlaku (e-report)
dokumen yang sudah digantikan
• Harus memiliki dokumen peraturan terkini
2. PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Personil
2.1

Pelatihan
2.2
2.1 Personil
• PJT harus bekerja penuh waktu,
• PJT harus memiliki pendidikan,
pengetahuan, keterampilan dan
2.2 Pelatihan
pengalaman yg sesuai dgn tanggung • Harus ada program pelatihan utk
jawabnya pegawai
• Harus ada seorang wakil manajemen • Semua personil harus mendapat
terlepas/di luar dari tugas pokok dan fungsi pelatihan terkait CDAKB, perUUan,
utama SOP dan keselamatan kerja
• Personil harus mengenakan atribut • harus ada pelatihan khusus utk personil
pengaman yg sesuai dgn sifat produk yg berhubungan dgn alkes beresiko
• Personil harus melaksanakan prosedur tinggi
terkait hygiene • Evaluasi pelaksanaan pelatihan
• Rekaman data personil harus disimpan & • Rekaman pelatihan harus dipelihara
dipelihara
3. BANGUNAN DAN FASILITAS

a Ketentuan Umum

b Kebersihan

c Kontrol Hama
3.a Ketentuan Umum
• Alamat harus tetap, sesuai yg tercantum
pada izin PAK
• Bangunan harus dapat menyimpan dan
melindungi produk alkes dari kontaminasi,
• Ruang penyimpanan harus memadai,
kerusakan, termasuk perlindungan dari
mampu menjaga mutu produk,
panas berlebih atau langsung terpapar
memiliki penerangan & ventilasi yg
sinar matahari, serta binatang yg merup.
cukup
vektor penyakit seperti tikus, burung atau
serangga dan tumbuhan pengganggu • Bangunan harus memiliki
seperti jamur pengamanan yg memadai utk
mencegah akses yang ilegal dan
terjadinya bahaya akibat penempatan
barang yang tidak tepat
lanjutan
• Harus memiliki ruang penerimaan dan
pengiriman, didesain sedemikian rupa
agar tidak campur baur
• Ruang penyimpanan harus dilengkapi • Penempatan alat pemadam
dgn fasilitas rak dan palet untuk
mempermudah pengaturan dan kebakaran harus terlihat jelas, tidak
meningkatkan efisiensi ruang terhalang, sedekat mungkin dgn
• Tersedia fasilitas bengkel/workshop pintu keluar
utk yg menyalurkan alkes EL atau • Troli tidak memiliki ujung yang
instrumen IVD
tajam
• Bangunan harus dilengkapi alat
pemadam kebakaran dan alarm • Forklift & peralatan gudang yg
kebakaran/asap menggunakan BBM/BBG boleh
beroperasi di dalam gudang, hanya
boleh di luar. Yg boleh dioperasikan
didalam Gudang yg menggunakan
penggerak baterai/listrik
Penyimpanan pada suhu dingin

  

  


3.b Kebersihan
• SOP kebersihan harus
tersedia
• Ruang penyimpanan harus
kering, bersih, bebas
3.c Kontrol Hama
limbah/sampah dan debu Harus mampu mencegah
• Program sanitasi tertulis masuknya serangga, binatang
harus mencantumkan periode pengerat dan pengganggu lainnya
dan metode yang digunakan serta jamur
untuk membersihkan ruangan Program pengendalian hama
• Tidak boleh makan, minum, harus tersedia
meludah dan merokok di Melakukan aktivitas kontrol hama
ruang penyimpanan
4. Penyimpanan dan Penanganan Persediaan
Ketentuan Penyimpanan
Umum a d

Pengiriman dan
Penerimaan e penyerahan
Barang b kepada
konsumen

Kalibrasi f Instalasi dan


c Pelayanan
4.a Ketentuan Umum
• Hanya boleh menyalurkan alkes
berizin edar dan sesuai dgn
kelompok produk yg diizinkan utk
disalurkan (yg tertera pada izin PAK)
Kelompok Alat Kesehatan :
• Sumber produk harus dapat
• Elektromedik Radiasi
dipertanggungjawabkan (dari pabrik
• Elektromedik Non Radiasi
atau PAK lain)
• Non Elektromedik Steril
• Rekaman kegiatan penyimpanan
dan penanganan persediaan harus • Non Elektromedik Non Steril
dipelihara • Produk Diagnostik in Vitro
4.b Penerimaan Barang
• Harus ada SOPnya
• Penerimaan barang harus diperiksa kesesuaiannya dgn
surat pesanan/PO
• Ada area penerimaan barang
• Pemisahan produk yang rusak atau cacat di area karantina,
dengan tanda reject atau rusak, sambil menunggu tindakan
pemusnahan atau pengembalian kepada pemasok
• Wadah/kemasan yang bermasalah harus diperiksa dengan
cermat untuk mengetahui adanya kerusakan atau
kontaminasi. Jika ditemukan rusak atau terkontaminasi,
produk dikarantina atau dipisahkan untuk pemeriksaan lebih
lanjut
• Rekaman penerimaan harus dipelihara. Rekaman tsb
mencakup keterangan produk, mutu, pemasok, nomor bets
dan tanda terima antara pengirim dan penerima produk
4.c Kalibrasi
• Harus ada SOPnya
• Peralatan atau fasilitas penyimpanan
dan distribusi yg digunakan utk
pengukuran harus terkalibrasi
• Contoh : thermometer, pHmeter,
hygrometer, timbangan, dsb
• Rekaman kegiatan kalibrasi harus
dipelihara
4.d Penyimpanan
Kondisi Penyimpanan
• Fasilitas penyimpanan memadai • SOP utk mencegah terjadinya tumpahan
atau kerusakan, kontaminasi
• Produk tidak boleh ditumpuk langsung di mikroorganisme, dan kontaminasi silang.
atas lantai
• Ruang penyimpanan yg sesuai harus
• Tumpukan maksimum harus dipatuhi tersedia untuk bahan berbahaya dan
sensitif seperti cairan dan bahan padat yg
• Palet/rak harus dirawat dgn baik dan bersih mudah terbakar, gas bertekanan, bahan
beracun dan produk yg mengandung
• Tidak boleh campur antara produk layak jual
radiasi
dan tidak layak jual
• Produk yang membutuhkan kondisi
• Produk yg membutuhkan kondisi ruang khusus (seperti temperatur dan/atau
khusus (misal : suhu atau kelembaban kelembaban untuk: produk steril) harus
tertentu) harus diletakkan di ruang yg ditempatkan di ruang yg dilengkapi dgn
dilengkapi peralatan utk menciptakan kondisi peralatan utk menciptakan kondisi yg
yg dipersyaratkan. diinginkan.
Lanjutan
• Peralatan yang digunakan untuk
mengukur dan memonitor temperatur
dan kelembaban harus dirawat dgn
• Ruangan dgn kondisi penyimpanan baik dan dikalibrasi. Hasil kalibrasi
khusus harus dimonitor dan ada tersebut harus dicatat dan disimpan.
catatan rutin. Pencatatan minimal 2x
sehari. Apabila kondisi terkontrol • Harus ada ruang/area yg dirancang
tidak tercipta, maka perlu dilakukan untuk:
tindakan yg tepat terhadap ruangan,  produk yang layak jual;
peralatan, dan/atau produk tersebut.
Jika diperlukan, pengukuran  produk karantina (rusak/reject);
kelembaban juga dilakukan  produk yang ditarik/recall dan
• Sensor dan monitor temperatur produk kembalian/retur;
direkomendasikan untuk  produk yang kadaluwarsa
ditempatkan di ruang yang bersuhu • Rekaman kegiatan penyimpanan
paling fluktuatif, misalnya di depan harus dipelihara
pintu untuk jalur keluar masuk
Arti Petunjuk Penyimpanan
Freezer Temperatur terkontrol secara thermostatis antara -20
C dan -10 C
Refrigerator Temperatur terkontrol secara thermostatis antara 2 C
dan 8 C
Cold Place Temperatur tidak melebihi 8 C
Cool Place Temperatur antara 8 C dan 15 C
Room Temperature Temperatur antara 15 C dan 30 C
Warm Temperatur antara 30 C dan 40 C
Excessive heat Temperatur di atas 40 C
Do not store over 30 C Temperatur antara 2 C dan 30 C
Do not store over 25 C Temperatur antara 2 C dan 25 C
Do not store over 15 C Temperatur antara 2 C dan 15 C
Do not store over 8 C Temperatur antara 2 C dan 8 C
Do not store below 8 C Temperatur antara 8 C dan 25 C
Protect from moisture RH tidak boleh >60%
Protect from light Terlindung dari cahaya
Rotasi Persediaan
• Harus tersedia standar prosedur
operasional untuk kegiatan rotasi
persediaan
• Sistem FEFO (First Expire First Out) atau
FIFO (First In First Out)
• Produk yg kadaluarsa harus dipisahkan dan
diberi tanda yang jelas “produk tidak untuk
dijual” atau istilah lain yang serupa
• Stock opname/stock take/cycle count
dilakukan secara periodik
• Rekaman kegiatan rotasi persediaan harus
dipelihara
Contoh Penataan Barang dalam Gudang
Temuan Kondisi di Lapangan
4.e Pengiriman dan Penyerahan kepada
Konsumen
• Harus ada SOPnya • Ketentuan mengenai keamanan, kondisi
penyimpanan dan perlindungan mutu
• Transportasi dlm proses pengiriman
produk selama pengiriman harus
harus menjamin produk tetap aman,
dicantumkan dan diinformasikan kepada
bermutu dan bermanfaat
konsumen.
• Harus memastikan produk yang
dikirimkan memiliki penandaan yang jelas
dan mudah dibaca, meliputi nama
produk, nomor izin edar, tipe, nomor bets
atau nomor seri, nama dan alamat pabrik,
serta nama dan alamat distributor.
• Pemilihan transportasi yg tepat sesuai
dengan ukuran dan kondisi produk yang
diangkut, serta dalam kondisi terawat,dan
tidak boleh digunakan sebagai tempat
• Produk yang memerlukan temperatur lanjutan
penyimpanan terkontrol harus
ditangani dengan cara khusus. Untuk
produk yang memerlukan es kering
(dry ice) pada waktu pengiriman,
maka produk tidak boleh kontak
dengan es kering
• Gunakan alat untuk memonitor
temperatur selama pengiriman.
Rekaman hasil monitor temperatur
tersebut harus ditinjau dan dipelihara • Alat transportasi harus diperiksa
sebelum mengangkut produk,
• Alat transportasi yang digunakan
harus disesuaikan dengan ukuran dan untuk memastikan tidak ada
kondisi produk yang diangkut, serta kerusakan, kotoran atau bocor.
dalam kondisi terawat,dan tidak boleh
• Rekaman kegiatan pengiriman
digunakan sebagai tempat
penyimpanan produk. harus dipelihara.
4.6 Instalasi dan Pelayanan/Servis
Diperlukan untuk yang menyalurkan Alkes Elektromedik atau instrument In Vitro Diagnostik,
harus menyediakan layanan purna jual (after sale service)

Bila ada produk yg Harus memastikan Harus memelihara rekaman


memerlukan instalasi, maka pemasangan dan pengujian pemasangan dan pengadaan,
harus ada prosedur instalasi yang diperlukan sesuai termasuk hasil pengujian
dan pemeliharaannya. dengan petunjuk dan untuk menunjukkan
Termasuk prosedur prosedur pemasangan dari pemasangan yg tepat dan
pengujian setelah instalasi pabrik memuaskan
5. MAMPU TELUSUR (TRACEABILITY)

• Harus memelihara rekaman utk memudahkan • Jika penelusuran tidak memungkinkan


penelusuran produk yang disalurkan hingga ke tingkat pasien, diterapkan
sistem penelusuran hingga ke fasilitas
• Meliputi nama pemasok, nama pabrik, nama pengguna.
konsumen, bets atau no seri, tipe, jumlah, dan
no izin edar • Rekaman penelusuran sekurang-
kurangnya meliputi tanggal alkes
• Rekaman harus dipelihara  selama umur diimplankan pada pasien dan tanggal
guna/masa kadaluarsa alat, tapi tdk boleh alkes tersebut tidak lagi digunakan atau
kurang dari 2 tahun dikeluarkan/dilepaskan dari tubuh
• Untuk alat kesehatan khusus harus ditetapkan pasien.
sistem penelusuran hingga ke tingkat pasien, • Hasil penelusuran harus dilaporkan
misalnya katup jantung mekanik, pacu jantung kepada instansi yang berwenang.
implan, defibrilator implan, stent jantung, sistem
penunjang ventrikular implan, sistem infus obat
implan, dsb
6. PENANGANAN KELUHAN
• Harus ada prosedur penanganan keluhan • Harus ditunjuk personil yang mempunyai
atas produk yg memastikan keluhan yg otoritas untuk menangani keluhan dan
diterima akan ditindaklanjuti melaksanakan investigasi. Semua
investigasi harus didokumentasikan
• Harus memiliki mekanisme pengumpulan
secara tertulis.
komentar dan keluhan dari pengguna dan
masyarakat • Jika ditemukan produk yang rusak pada
suatu bets maka harus dipertimbangkan
• Harus ada personil yg ditunjuk utk
kemungkinan adanya kerusakan pada
menangani keluhan dan melaksanakan
bets lain.
investigasi
• Tindakan korektif harus segera diambil
untuk mencegah terulangnya keluhan
tersebut.
7. FIELD SAFETY CORRECTIVE ACTION
(Tindakan Perbaikan di Lapangan)
Suatu tindakan yg diambil utk mengurangi risiko • harus memiliki standar prosedur
kematian atau penurunan serius keadaan kesehatan operasional dalam tindakan
seseorang, dikaitkan dgn pemakaian alkes, perbaikan
termasuk : • menetapkan tanggung jawab
terhadap perencanaan,
• pengembalian alkes yg dimaksud kepada pelaksanaan, dan pelaporan
pemasok tindakan perbaikan
• penggantian atau pemusnahan alkes • menetapkan prosedur penarikan
produk (recall) setelah
• tindakan yg menyangkut penggunaan alkes yg berkoordinasi dgn produsen.
dilakukan sesuai petunjuk dari pemasok Apabila dibuat suatu keputusan
• Perubahan sementara atau permanen pada untuk menarik kembali produk
tersebut, maka harus dibuat
penandaan atau petunjuk pemakaian alkes
pemberitahuan penarikan kembali
• Pengembangan atau peningkatan kemampuan (up
grade) software yg digunakan dlm alkes
lanjutan

• Harus melaporkan rencana kegiatan


tindakan perbaikan kepada instansi
yang berwenang
• Harus menginformasikan tindakan
perbaikan kepada konsumen yang
telah menerima produk, sesuai
dengan tingkat kepentingannya
• Rekaman kegiatan perbaikan harus
dipelihara
8. PENGEMBALIAN/RETUR ALAT KESEHATAN
• Harus ada SOPnya
• Produk kembalian meliputi : produk yg ditarik
(recall), produk cacat, produk keluhan, produk
kadaluarsa, dan produk dikembalikan karena
kesalahan administrasi
• Produk kembalian harus disimpan di tempat
terpisah dari produk lain hingga ada keputusan
lebih lanjut
• Produk kembalian akibat salah administrasi dapat
dialihkan menjadi produk layak jual dengan
mengikuti prosedur. Penempatan kembali di ruang
penyimpanan sesuai sistem FEFO/FIFO,
pengalihan status harus dicatat
• Rekaman terkait dari produk kembalian harus
dipelihara
9. PEMUSNAHAN ALAT KESEHATAN
• Harus ada SOPnya
This is a
• Produk yg akan dimusnahkan harus ditempatkan
sample
terpisah dan text.
diberi tanda
Insert your
• Harus ada BAP dan dilaporkan ke instansi
desired text
berwenang (Dinkes & Kemenkes)
here.
• Rekaman kegiatan pemusnahan harus dipelihara

Pemusnahan dilakukan terhadap produk yang :


• Diproduksi tanpa memenuhi persyaratan yg berlaku
This is a
• Telah kadaluarsa
sample text. This is a
Insert your • Tidak memenuhi syarat utk digunakan dlm peyanan
sample
kesehatan atau kepentingan text.
ilmu pengetahuan dan
desired text Insert your
teknologi, dan/atau
here. desired text
• Dicabut izin edarnya
here.
9. PEMUSNAHAN ALAT KESEHATAN (lanjutan)
Kegiatan pemusnahan harus
memperhatikan hal berikut:
1) keselamatan personil yang Berita Acara Pemusnahan Alat Kesehatan
melaksanakan pemusnahan; harus ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan, PJT, dan saksi, dan sekurang-
2) kemungkinan penyalah-gunaan kurangnya mencantumkan:
produk/kemasan;
1) waktu dan tempat pelaksanaan
3) meminimalkan dampak terhadap pemusnahan alat kesehatan;
lingkungan; dan
2) jumlah dan jenis alat kesehatan;
4) peraturan perundang-undangan
mengenai pembuangan limbah. 3) PJT pelaksana pemusnahan alat
kesehatan;
4) saksi dalam pelaksanaan pemusnahan
alat kesehatan
10. ALAT KESEHATAN ILEGAL
DAN TIDAK MEMENUHI SYARAT
• Alkes ilegal dan TMS yg ditemukan
dalam jaringan distribusi harus
dipisahkan dari alkes lain, diberi
label jelas
• Penemuan produk ilegal dan TMS
harus dilaporkan kepada instansi
berwenang dan menginformasikan
kepada pemilik izin edar
11. AUDIT INTERNAL
• Harus ada SOP Audit internal yang
meliputi tanggung jawab, persyaratan,
perencanaan, dan pelaporan serta
pemeliharaan hasil audit.
• Dilakukan secara berkala, untuk
memantau pelaksanaan CDAKB
• Tidak boleh meng-audit pekerjaan sendiri
• Hasil audit internal harus ditindaklanjuti
untuk menghilangkan ketidaksesuaian
serta penyebabnya tanpa penundaan
• Rekaman kegiatan audit internal harus
dipelihara
12. KAJIAN MANAJEMEN
Harus melakukan kajian terhadap SMM secara periodik sesuai rencana, untuk
menjamin kecocokan, kecukupan, dan efektifitasnya secara berkesinambungan

INPUT UNTUK KAJIAN OUTPUT KAJIAN

• Hasil-hasil audit • Keputusan dan tindakan yang dikaitkan dgn


• Umpan balik dari konsumen perbaikan efektivitas dari sistem manajemen
• Kinerja proses dan kesesuaian alkes mutu dan prosesnya

• Status CAPA • Pengembangan alkes terkait persyaratan


• Tindak lanjut dari kajian manajemen konsumen
sebelumnya • Kebutuhan sumber daya
• Perubahan yg dapat mempengaruhi SMM
• Rekomendasi untuk perbaikan
• Persyaratan peraturan perundang-undangan
13. AKTIVITAS PIHAK KETIGA
(OUTSOURCHING ACTIVITY)

A B C D
harus dapat harus harus memastikan dapat menentukan
mengontrol kegiatan memastikan jenis bahwa kegiatan kegiatan yang akan
yang dilakukan oleh kontrol yang yang dilakukan oleh diserahkan kepada
pihak ketiga sesuai dilakukan kepada pihak ketiga menjadi pihak ketiga sesuai
peraturan yang pihak ketiga bagian dari sistem kebutuhan, kecuali
berlaku. Kegiatan audit sarana kegiatan
tersebut harus distribusi penyimpanan
disepakati dalam
kontrak tertulis
Perusahaan saya ingin mendaftar
sertifikasi CDAKB. Apa yg perlu
dipersiapkan?
PERSIAPAN SARANA DISTRIBUSI
-Struktur organisasi & Urjab
-PJT bekerja full time
-Kompetensi -Pembuatan pedoman mutu, SOP,
-Data semua karyawan intruksai kerja, formulir, cek list
-Pelatihan
SDM DOKUMEN
-Hanya utk menyalurkan alkes
-Jaga kebersihan & kontrol hama -SK wakil manajemen
-Gudang terpisah utk produk NE -Minimal 1 kali sudah
steril , NE non steril, IVD dan EL Gedung Tinjauan dilakukan tinjauan manajemen
- ada ruang karantina untuk dan manajemen
produk retur/reject fasilitas
-Area penerimaan & pengiriman

AUDIT -SK tim audit internal


Sesuai SOP AKTIVITAS INTERNAL -minimal 1 kali sudah
Pencatatan semua aktivitas
Penyimpanan dokumen. melakukan audit internal
KEPATUHAN
REGULASI
TERIMA KASIH
Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT
Ditjen FARMALKES
Kementerian Kesehatan RI

021-5201890

pemdansert@gmail.com

Http://sertifikasialkes.kemkes.go.id

KEMENKES RI
Gedung Adhyatma Lt. 8 R. 801
Jl HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4 – 9 Jakarta
Selatan

Anda mungkin juga menyukai