Anda di halaman 1dari 6

Nama:Muhammad Haidar Alfaruq(2110101127_MBS 21 C)

BUATLAH ANALISA TERKAIT POIN-POIN DIBAWAH INI:

ØJELASKANLAH KEADAAN IMPERIUM ROMAWI-PERSIA MENJELANG KEDATANGAN ISLAM

ØJELASKANLAH SISTEM PEMERINTAHAN YANG DIJALANKAN OLEH IMPERIUM ROMAWI-PERSIA

ØSEBUTKANLAH BUKTI PENINGGALAN-PENINGGALAN IMPERIUM ROMAWI-PERSIA BERUPA BANGUNAN


(DENGAN MENYERTAKAN GAMBAR

ØSEBUTKANLAH NEGARA-NEGARA KEKUASAAN IMPERIUM ROMAWI-PERSIA DENGAN MENYERTAKAN


PETA WILAYAH MASING-MASING IMPERIUM

ØBUATLAH ANALISA TERKAIT DAKWAH RASULULLAH KEPADA KISRA & HERAKLIUS (SERTAKAN FAIDAH
DARI KISAH DAKWAH RASULULLAH KEPADA MEREKA BERDUA)

ØJELASKANLAH SECARA SNGKAT PEPERANGAN ISLAM MELAWAN ROMAWI DAN PERSIA

1. Romawi

Keadaan negara ini, menjelang datangnya Islam, amat buruk. Sistem politiknya berdasarkan
pemujaan terhadap bangsa dan tanah air Romawi. Mereka memandang bangsa lain sebagai
budak yang harus melayani mereka. Di Meir dan Syam, Romawi tak pernah berpikir untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, tapi hanya mengeruk kentungan yang sebesar-besamya
atas tanah jajahannya itu. Singkatnya, setiap bangsa yang terjajah di bawah kekuasaan
Romawi termasuk Persia tak pernah merasa tenteram.
Persia
Persia (Iran) ketika it adalah sebuah negara soperpower tandingan Romawi. Selera syahwat
kental terasa pada peradaban Persia ini. Persia membolehkan perkawinan dengan muhrim
tapa pengecualian. In bahkan dianggap sebagai perbuatan baik untuk mendekatkab diri
pada Tuhan.Yazdegird II, penguasa Persia abad ke-5,menikahi ananya sendiri lalu
membunuhnya!Pada abad ke-3, terdapat aliran Mani-isme, yang menentang merajalelanya
nafsu syahwat dengan membujang. Aliran ini ditentang ole ajaran Mazdak (487 M), yang
kemudian menjadi aliran mayoritas. Mazdak mengajarkan bahwa manusia lair dan hidup
dalam keadaan sama. Kekayaan dan wanita harus dipersamakan dan dikolektifkan. Aliran in
membolehkan menggauli sema wanita dan mengambil harta milik orang lain, seperti
manusia bebas memanfaatkan air dan padang penggembalaan.

2. Senat Romawi. Sejak 1500 SM sampai mendekati 500 M, selama dua ribu tahun,
pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak
banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu. Pada
awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat.
Peradaban Persia Kuno menerapkan sistem kerajaan dengan pimpinan tertinggi berada
di tangan seorang raja. Untuk memudahkan pemerintahan, raja membagi wilayah Persia
menjadi beberapa provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang satraps atau gubernur
yang diangkat langsung oleh Raja Persia. Satraps bertugas sebagai kepala administrasi
dan pemimpin pasukan apabila sedang terjadi peperangan. Satraps bertanggung jawab
langsung kepada raja Persia. Untuk menjaga loyalitas satraps, raja mengirimkan
beberapa orang kepercayaan untuk mengawasinya. Corak pemerintahan dari peradaban
Persia Kuno adalah militeristik. Program utama dari pemerintah Persia adalah penguatan
pasukan dan teknologi militer yang bertujuan untuk ekspansi wilayah dan menjaga
kedaulatan wilayah besar Persia.

3. Romawi
1. Pantheon

Pantheon merupakan peninggalan Romawi yang masih terawat dengan baik dan yang
paling terkenal. Bangunan ini dibangun atas perintah dari Marcus Agripa, yang berfungsi
sebagai kuil untuk dewa-dewi Romawi. Bangunan asli dari Pantheon sebenarnya hancur
terbakar dalam sebuah kebakaran besar.
Persia
1. Persepolis

Persepolis merupakan reruntuhan sebuah kompleks tempat perayaan yang letaknya


berada di Shiraz. Kompleks megah ini terdiri dari lima buah istana, aula dengan beragam
ukuran serta gerbang yang megah. Persepolis arsitekturnya bergaya Achaemenid dan
kini menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Reruntuhan dari Persepolis memperlihatkan betapa megahnya bangunan itu di masa


jayanya. Bangunannya juga penuh dengan dekorasi yang unik yang memperlihatkan
tingginya budaya yang mereka miliki. Kompleks ini dibangun pada masa pemerintahan
Cyrus Agung, Darius I dan Raja Xerxes.
4. ROMAWI
PERSIA

5. Dakwah harus dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Di antara pendekatan dakwah
tersebut adalah pendekatan politik, yang disebut dakwah politik. Praktik dakwah politik
telah dicontohkan Nabi Muhammad dalam bentuk dakwah kepada penguasa di luar
kekuasaan Islam. Dalam artikel ini, penulis membahas tentang politik dakwah Nabi
Muhammad melalui surat kepada empat penguasa, yaitu Heraclius, Kisra Abrawaiz,
Muqauqis, dan Najasyi. Kajian ini menyimpulkan bahwa dakwah politik Nabi Muhammad
SAW merupakan bentuk dakwah politik kepala negara kepada kepala negara. Metode
dakwah yang digunakan adalah menulis dakwah (dakwah bi al-qalam) melalui strategi
diplomasi dengan menggunakan media surat. Sistematika surat meliputi awal surat, kop
surat, pergantian topik, isi surat, dan stempel surat. Surat Nabi Muhammad berisi ajakan
masuk Islam, kabar gembira (tabsyir), peringatan (tandzir), dan juga ayat-ayat Al-Qur'an.
6. Perang Romawi–Persia adalah serangkaian konflik antara Romawi melawan dua
kekaisaran Iranik yang berturut-turut; Parthia dan Sassaniyah. Hubungan antara
Kekaisaran Parthia dan Republik Romawi dimulai pada tahun 92 SM; peperangan dimulai
ketika masa akhir Republik Romawi dan terus berlanjut ketika Kekaisaran Romawi
melawan Kekaisaran Sassaniyah. Konflik ini berakhir ketika munculnya invasi Muslim
Arab, yang menghantam Sassaniyah serta Kekaisaran Romawi Timur dengan dampak
yang sangat menghancurkan tidak lama setelah Romawi dan Sassaniyah berhenti
berperang.
Meskipun peperangan antara Romawi dan Parthia/Sassaniyah berlangsung selama tujuh
abad, garis depan kedua pihak cenderung tetap stabil. Tarik-menarik berlangsung: kota,
benteng, dan provinsi terus-menerus diserang, ditaklukkan, dihancurkan, dan
dipindahtangankan. Kedua belah pihak tidak memiliki kekuatan logistik dan tenaga
manusia untuk menghadapi kampanye yang panjang dan jauh di luar perbatasan
mereka, dan kedua belah pihak tidak mampu melaju terlalu jauh tanpa mengambil risiko
membuat garis depan menjadi terlalu tipis. Kedua pihak memang melakukan penaklukan
di luar perbatasan masing-masing, tetapi keseimbangan selalu kembali seperti semula.
Garus kebuntuan bergeser pada abad ke-2 M: batasnya awalnya adalah di sepanjang
Efrat; batas baru ada di timur, atau kemudian di timur laut, di seberang Mesopotamia
sampai Tigris utara. Ada pula beberapa pergeseran penting lebih jauh di utara, yakni di
Armenia dan Kaukasus.
Penghabisan sumber daya selama Perang Romawi–Persia pada akhirnya berujung
bencana pada kedua Kekaisaran itu. Peperangan yang berkepanjangan dan meningkat
pada abad ke-7 dan ke-6 SM menyebabkan kedua pihak menjadi lemah dan rentan
ketika terjadi kebangkitan dan ekspansi yang tiba-tiba dari Kekhalifahan Muslim Arab,
yang pasukannya menginvasi kedua kekaisaran itu hanya beberapa tahun setelah Perang
Romawi–Persia berakhir. Memanfaatkan keadaan mereka yang melemah, pasukan
Muslim Arab dengan cepat menaklukkan keseluruhan Kekaisaran Sassaniyah. Pasukan
Arab juga merampas wilayah Kekaisaran Romawi Timur yang ada di Levant, Kaukasus,
Mesir, dan Afrika Utara. Pada abad-abad berikutnya, sebagian besar Kekaisaran Romawi
Timur berhasil dikuasai oleh Muslim.

Anda mungkin juga menyukai