Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anom Nur Maulid Nim : 1103223193 Kelas : TK-46-01

TUGAS LITERASI MANUSIA


(BUDAYA)

Tugas literasi manusia ini meminta saya untuk mencari teman baru (selain suku sunda) dan
mewawancarainya tentang budaya suku mereka. Perkenalkan teman saya bernama Rafly Arya dari
jurusan S1 Teknik Elektro (internasional) angkatan 2022. Dia berasal dari padang dan bersuku minang.
Saya pertama kali bertemu dengannya disaat saya bermain di kos teman sekelas saya yaitu bayu sejati,
dari situ kami memulai hubungan pertemanan yang baik hingga sekarang.

Suku minang merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari wilayah Sumatera,
Indonesia. Menurut data sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah populasi suku minang mencapai
6.462.713 jiwa atau 2,73 persen total penduduk Indonesia. Menariknya suku minang memiliki system
kekerabatan yang diatur berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu dan dianggap sebagai matriarkat.
Suku Minang juga memiliki tradisi pernikahan yang unik dimana system pernikahan bilateral, dimana
pihak laki laki dan perembuan saling membayar mahar untuk saling memperoleh hak kepemilikan.
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa daerah minang. Suku minang adalah penganut agama
islam yang kuat karena jika ada suku minang yang murtad atau keluar dari agama islam dia juga keluar
dari suku minang atau disebut “dibuang sepanjang adat”. Selanjutnya pada bagian kesenian , yaitu :

1. Tari piring

Tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita yang membawa piring-
piring yang dihias dengan warna cerah, motif tradisional, dan ukiran yang rumit. Para penari
Nama : Anom Nur Maulid Nim : 1103223193 Kelas : TK-46-01

biasanya mengenakan pakaian adat Minangkabau yang sangat cantik dengan aksesoris seperti
kain songket dan ikat kepala.

Tarian piring dimulai dengan gerakan yang lambat dan teratur, di mana penari
membawa piring-piring di tangan mereka dan menyeimbangkannya dengan baik sambil
menari. Namun, gerakan-gerakan mereka semakin cepat dan rumit, dengan suara talempong
dan gendang yang semakin kencang. Penari akan bergerak dan berputar dengan cepat sambil
melemparkan dan menangkap piring-piring mereka dengan cekatan dan presisi yang tinggi. Di
akhir tarian, penari akan menyelesaikan tari dengan menumpuk piring-piring mereka satu per
satu dengan indah dan diiringi tepuk tangan penonton.

Rumah adat, rumah adat minang disebut dengan rumah gadang, yang biasanya dibangun di
atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun.[47] Rumah adat
ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan
belakang.[48] Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung
dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong[49] dan dahulunya
atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Di halaman depan Rumah Gadang,
biasanya didirikan dua sampai enam buah Rangkiang yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan padi milik keluarga yang menghuni Rumah Gadang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai