Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

KOMPARASI KONSEP METAFORA PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DI


INDONESIA (OBJEK STUDI: 1. PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DI JAKARTA;
2. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA DI DEPOK; 3.
PERPUSTAKAAN SOEMAN DI PEKANBARU)

Cut Gina Petrina1), Etty R.Kridarso2), Sri Tundono3)


1)
MahasiswaJurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Trisakti
2,3)
Dosen PembimbingJurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti
E-mail: gpetrina88@gmail.com

Abstrak
Pendekatan arsitektur metafora merupakan pendekatan arsitektur yang berawal dari ide
menghubungkan arsitektur dengan bahasa. Penerapannya sering digunaka pada
bangunan-bangunan publik, salah satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan adalah
bangunan yang berfungsi sebagai wadah kegiatan yang berhubungan dengan
penyimpanan koleksi buku maupun kegiatan membaca, yang kemudian seiring waktu
berkembang menjadi ruang publik yang lebih bersifat sosial dan rekreasi. Di Indonesia
pendekatan metafora sudah diaplikasikan pada beberapa bangunan perpustakaan,
namun kejelasan akan jenis metafora atau digunakan atau tidaknya pendekatan ini belum
ada kepastiannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuijenis metafora apa yang
digunakan pada bangunan perpustakaan yang menjadi objek studi. Metoda penelitian
dengan menggunakan metoda kualitatif, dengan cara menjabarkan unsur metafora hasil
studi literatur pada elemen perancangan dan hasilnya pada tiga objek studi yang memiliki
fungsi yang sama sebagai perpustakaan namun berbeda jenisnya, kemudian
membandingkannya melalui matriks sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur
yang terkandung dalam pendekatan metafora terdiri dari makna dan wujud, dan
disimpulkan juga bahwa jenis metafora pada tiap objek studi memiliki jenis metafora yang
berbeda.

Kata kunci: komparasi ,metafora, perpustakaan

I. PENDAHULUAN
Perpustakaan berasal dari kata Sansekerta yaitu pustaka yang artinya kitab atau
buku.Dalam bahasa Inggris, katalibrary berasal dari bahasa Latin yaitu kataliber atau libri
yang memiliki arti buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah librarius yang makna
berhubungan dengan buku. Pada segi fungsi Gedung Perpustakaan merupakan
bangunan yang digunakan untuk menyimpan koleksi buku-buku, namun jika dipandang
dari segi nilai maknanya maka perpustakaan bisa diterjemahkan atau dikaitkan dengan
hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
Makna ilmu pengetahuan atau fungsinya dalam menyimpan buku ini yang sering
menjadi titik keberangkatan arsitek dalam pengandaian atas perpustakaan. Pendekatan
arsitektur yang berkaitan dengan pengandaian adalah pendekatan metafora, digunakan
untuk mengekspresikan makna dibalik suatu desain bangunan. Metafora menurut
Anthony C. Antoniades, 1990 dalam bukunya ”Poetic of Architecture” merupakan suatu
cara untuk memahami suatu hal, seakan hal tersebut sebagai suatu hal yang lain
sehingga dapatdipahami lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Yakni
menjelaskan suatu subyek dengan subyek berbeda lainnya, atau usaha untuk melihat
suatu subyek sebagai suatu subyek yang lain.
Subyek yang ditransformasi oleh arsitek itu kemudian diterapkansecara
tersembunyi pada elemen perancangan. Kemudian elemen perancangan itu muncul pada
aspek visual bangunan yakni fasad yang mendominasi panca indra manusia menjadi
elemen penting untuk diterapkannya pendekatan perancangan metafora.Transformasi

193
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

yang digunakan pada fasad khususnya gedung perpustakaan pada umumnya dapat
berupa kutipan terkenal seperti “Buku adalah jendela ilmu”, bisa juga berupa pemaknaan
subjektif dari perancang, atau bahkan pendekatan berupa objek nyata berupa wujud buku
itu sendiri sebagai objek utama yang diwadahi oleh fungsi perpustakaan.
Objek studi yang diangkat ditentukan berdasarkan skala luas bangunan (dengan
luas minimal lebih dari 1000 m2) dan terdapatnya penerapan konsep metafora dibalik
fasad bangunan perpustakaan.Masalah utama yaitu bagaimana setiap perancang yang
memiliki lokasi dan permasalahan yang berbeda dapat menghasilkan desain yang
demikian.
Komparasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui macam-macam dan
perbedaan konsep metafora yang diterapkanpada objek studi.

2. KAJIAN TEORI
2.I. Pengertian Metafora
Metafora merupakan salah satu macam dari gaya bahasa yang digunakan untuk
menerangkan suatu hal melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari
bahasa latin, yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti
setelah, melawati dan “pherein” yang berarti membawa. Secara etimologis diartikan
sebagai penggunaan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai gambaran
yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk menghubungkan ilmu arsitektur
denganilmu bahasa. Arsitektur dihubungkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan
metafora. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang
yang menikmati atau memakai karyanya.(Jencks, 1977)
Metaphor: figure of speech in which a name of description term is transferred to
some object different from, but analogous to, that which it is properly applicable. Dan juga
menurutnya metafora pada arsitektur merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada
dalam desain spektrum perancang.(Broadbent, 1995)
metafora mengidentifikasikan hubungan diantara benda-benda. Melalui hubungan
yang bersifat abstrak ketimbang literal.(Snyder, 1979)
Dapat diartikan bahwa pendekatan metafora merupakan metode kreatifitas
seorang arsitek dalam menghubungkan benda-benda atau kiasan maupun ungkapan
bentuk menjadi wujud yang berbeda dari wujud aslinya (abstrak) namun masih memiliki
kemiripan yang masuk akal.
2.2. Jenis-Jenis Arsitektur Metafora
Metafora arsitektur digolongkan menjadi tiga jenis, yakni metafora abstrak
(intangible metaphor), metafora konkrit (tangible metaphor) dan metafora
kombinasi.(Antoniades, 1990)
1.Intengible Metaphor
Metafora yang berawal dari suatuide,konsep, atau hakikat manusia seperti:
individualisme, komunikasi, naturalisme, tradisi dan budaya. Titik awalyang merupakan
subyek kasat mata ini kemudian dikiaskan menjadi wujud yang nyata.
Pada gambar 1, subjek yang dikiaskan adalah “kehidupan” yaitu suatu yang
intangible kemudian kehidupan dikiaskan oleh arsitek sebagai “sarang burung”dapat
dilihat bentuk bangunan yang menyerupai sarang burung. Karena keberangkatannya
berawal dari subyek intangible maka desain ini tergolong metafora intangible.

194
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Gambar 1. Beijing National Stadium, Herzog & de Meuron


(sumber: Pinterest.com)
2.Tangibel Metaphor
Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi/karakter tertentu dari
sebuah benda atau objek nyata seperti sebuah pohon, maupun seekor binatang.
Contoh:

Gambar 2.Satolas TGV Station di Lyon, Santiago Calatrava


(Sumber : Sketch courtesy Santiago Calatrava archives, pinterest.com)

Merupakan metafora dari burung (gambar 2) yang kemudian wujudnya tetap


berupa abstraksi dari makna burung itu sendiri.
3.Combined Metaphor
Merupakan gabungan metafora jenis 1 dan 2 dengan membandingkan satu objek
visual dengan yang lainnya namun masih memiliki persamaan dari nilai konsep dengan
objek visualnya.
Kebanyakan arsitek memiliki kebiasaan untuk menghindari intangible metaphor
sebagai titik awal dari perancangan, karena biasanya tangible metaphor lebih mudah
menginspirasi perancang. Namun kenyataannya kekuatan dari metafora diukur dari
tingkat literal interpretation-nya. Semakin mudah makna dibalik metafora itu untuk
diinterpretasikan maka hal itu belum tentu dikatakan sukses sebagai metafora.
2.3. Fungsi Perpustakan
Fungsi Perpustakaan menurut Basuki (1991) dibagi menjadi lima:
a. Sebagai wadah penyimpanan karya manusia, Perpustakaan, khususnya karya cetak
seperti buku, majalah, dan sejenisnya. Dalam kaitan fungsi simpan, perpustakaan
bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat.
b. Fungsi informasi, Melalui koleksi yang tersedia, perpustakaan harus menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan.
c. Fungsi rekreasi Masyarakat, dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca
dengan menyediakan bahan bacaan dari perpustakaan.
d. Fungsi pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan
informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah
maupun tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Yang dimaksud
pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, dan pendidikan informal adalah
perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi.
e. Fungsi kultural, merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi
budaya masyarakat dengan menyelenggarakan pameran, seminar, pertunjukan
kesenian, pemutaran film, bercerita untuk anak-anak, maupun bedah buku. Dengan
cara demikian, masyarakat dididik mengenal budayanya.

195
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode kulitatif, yaitu dengan mengumpulkan data-
data lapangan dan teori metafora menurut ahli melalui studi literatur, kemudian dianalisa
dan ditarik kesimpulan dengan menguraikan unsur apa saja yang dapat membentuk teori
tersebut. Unsur-unsur tersebut kemudian dikaitkan dengan objek studi yang ada dengan
mencari tahu unsur metafora seperti apa yang ada pada objek studi untuk mengetahui
jenis metafora apa yang digunakan oleh objek studi yang diamati.

4. HASIL & PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil analisa dari teori terkait pendekatan arsitektur metafora, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan metafora memiliki dua unsur:
1. Makna, yaitu subyek atau obyek yang akan diandaikan atau dicari kiasannya, dapat
berupa obyek nyata (tangible) seperti buku, ikan, atau bunga, maupun Subyek tidak
nyata(intangible) seperti kesedihan, ideologi, pergerakan, atau kebudayaan.
2. Wujud, berupa objek fisik hasil pengandaian dari makna. Karena sifatnya yang nyata
maka wujud akan selalu berhubungan dengan objek yang kasat mata.
Jenis metafora ditentukan berdasarkan unsur makna yang ada pada perancangan.
Berikut tabel yang memperjelas perbedaan unsur pada masing-masing jenis
metafora dengan tambahan pendekatan arsitektur yang masih berhubungan dengan
bahasa yaitu analogi sebagai perbandingan.
Tabel 1. Perbedaan jenis arsitektur metafora
Subyek
Makna Wujud
Pendekatan
Metafora
Tangible
Tangible
Metafora
intangible tangible
Intangible
Metafora
Intangible&tangible
campuran
Pada tiap objek studi akan dijabarkan makna dan wujud hingga terbentuk hasil desainnya
Objek studi
1.Perpustakaan Nasional Ri Di Jakarta

JL.MEDAN MERDEKA SELATAN

Gambar 3.Perpustakaan Nasional Republik Indonesia


(Dokumentasi Pribadi)

Perpustakaan yang terletak di kawasan merdeka square tepatnya pada jalan


merdeka selatan (gambar 3) ini merupakan hasil sayembara perancangan perpustakaan
nasional republik Indonesia. Fungsinya sebagai perpustakaan nasional sehingga secara
tidak langsung menuntut akan makna yang bersifat lebih global sehinggaPendekatan
perancangan diambil dari kiasan “Buku adalah Jendela dunia” berdasarkan poster
pemenang sayembara tersebut(gambar 5).

196
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Gambar 5. Poster pemenang peserta sayembara perpustakaan nasional RI


(Sumber: http://kabar24.bisnis.com/read/20170914/15/689935/)

Dapat diuraikan bahwa unsur makna pada kiasan tersebut adalah “buku” yang
kemudian dikiaskan menjadi wujud “jendela dunia”. Buku yang merupakan sebuah objek
nyata yang kasat mata sehingga tergolong sebagaik unsur makna yang tangible,
sedangkan wujudnya yaitu jendela juga tergolong tangible sehingga menghasilkan desain
dengan pendekatan metafora tangible.
2. Perpustakaan Universitas Indonesia Di Depok

Gambar 6. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia


(Sumber: https://www.idntimes.com)

Perpustakaan universitas berlokasi di dalam kompleks Universitas Indonesia,


Depok, Jawa Barat. Desain gedung juga merupakan hasil sayembara yang diadakan dari
pihak kampus. Fungsinya yang merupakan jenis perpustakaan berbasis pendidikan
sehingga makna yang diambil ditekankan pada ilmu pengetahuan. Kiasan yang diambil
sebagai pendekatan merupakan kalimat “crystal of knowledge”.Di mana makna yang
dikiaskan adalah “ilmu pengetahuan” sehingga tergolong sebagai makna yang intangible.
“ilmu pengetahuan” diumpamakan sebagai “Kristal” karena merupakan suatu benda yang
berharga. Wujud kristal tersebut dapat dilihat dari gubahannya yang tajam-tajam mencuat
dari tanah(gambar 6). Kristal merupakan wujud dari interpretasi “ilmu pengetahuan”.
Pendekatan desain berawal dari suatu yang intangible sehingga desain perpustakaan
tergolong sebagai arsitektur metafora intangible.
3. Perpustakaan Soeman Di Pekanbaru

Gambar 7. Perpustakaan Soeman, Pekanbaru, Riau


(sumber: http://haluannews.com)

Walaupun tergolong sebagai perpustakaan daerah, luas bangunan tergolong di


atas luas standar perpustakaan daerah. Fungsi perpustakaan merupakan jenis
perpustakaan daerah sehingga makna dibaliknya lebih mekankan pada kebudayaan
sekitar. Riau yang merupaka provinsi dengan budaya dan keagamaan yang kuat

197
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

menciptakan ciri khas tersindiri. Pada desain ini unsur agama menjadi peranan
penting.Yakni ayat alqur’an yang memerintahkan untuk “membaca”.Dikiaskan menjadi
wujud berupa alas Al-Qur’an.Hal ini membuat hasil perancangan menjadi berbentuk
seperti yang ada pada saat ini (gambar 7).Makna dibaliknya merupakan objek kasat mata
yaitu “ayat al-quran berupa perintah untuk membaca”, sehingga disimpulkan pendekatan
yang diambil merupakan metafora intangible.
Tabel 2.Kesimpulan perbedaan unsur metafora yang terdapat pada objek studi
Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan
Nasional Ri, Jakarta Universitas Soeman,
Indonesia, Depok Pekanbaru
Fungsi Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan
Nasional Pendidikan Daerah
Makna Buku Ilmu Pengetahuan Ayat Al-qur’an
berupa perintah
untuk membaca
Wujud Jendela dunia Berlian Alas baca Al-qur’an
Transfor Bentuk persegi pada bentuk Kristal yang Bentuk alas al-
masi bingkai jendela bertumpuk-tumpuk qur’an diambil
ditampilkan pada dan tajam keatas unsur garis yang
bentuk fasad menjadi gubahan saling bersilang
bangunan bangunan untuk menjadi
dasar gubahan
bangunan.
Jenis Tangible Intangible Intangible
metafora

5. KESIMPULAN
Teori metafora arsitektur jika diuraikan bisa menjadi dua unsur yakni makna dan
wujud, berdasarkan hasil Analisa kedua unsur tersebut terhadap objek studi dapat
disimpulkan bahwa: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menggunakana metafora
tangible; Perpustakaan Universitas Indonesia menggunakana metafora intangible;
Perpustakaan Soeman Pekanbaru menggunakan metafora intangible. Jenis metafora
yang digunakan dapat diketahui dengan mengetahui makna yang menjadi subjek untuk
dikiaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Antoniades, Anthony C.1990, Poetics of Architecture, New York: Van Nostrandt Reinhold
Basuki, Sulistyo, 1991Pengantar Ilmu Perspustakaan, Jakarta: Garmedia Pustaka Utama
Broadbent,Geoffrey, 1995, Design in Architecture, New York
Charles Jencks,1977, The Language of Post Modern, New York: Academy Edition
Racco, J.R., Metode Penilitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulan
,Jakarta:Grasindo
Snyder, James C.1979, Introduction to Architecture, Michigan: Mcgraw-Hill
Suryana, 2010, Metodologi Penelitian: Buku ajar perkuliahan, Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia

198

Anda mungkin juga menyukai