Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

HASIL PENGAMATAN PEGELOLAAN KELAS

Di SMP Negeri 4 Magetan KELAS VIII

Nama : 1. Eka Jayati Wahyuningsih (210313016)

2. Ika Yuni Wulansari (210313032)

3. Wahidah Rahmawanti (210313022)

Kelas : TB.A

Prodi/Jurusan : PAI/Tarbiyah

A. KATA PENGANTAR
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan Guru memiliki andil yang
sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat
berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok
yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada
hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Atas dasar inilah maka seorang
guru tidak cukup hanya memiliki kemampuan mengajar yang baik, tetapi juga
harus dibarengi dengan kemampuan mengelola kelas.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah
syarat bagi pengajaran yang efektif. Oleh karena itu penting bagi seorang guru
untuk memahami dan menguasai berbagai aspek dalam mengatur dan
mengorganisasikan lingkungan belajar siswa dikelas.
Pentingnya pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-
macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi
pada siswa. Selain itu pengelolaan kelas bertujuan agar pengajaran dapat
dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien, untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan
siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat
dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama
siswa yang tergolong lamban, dan untuk memberi kemudahan dalam mengangkat
masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran
pada masa mendatang.
Jadi, pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam
kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan
siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Dengan adanya pengelolaan kelas
produknya harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan agar setiap siswa
dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien serta agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan
menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan
yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien.
Dari ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang
efektif akan terwujud jika guru dapat benar-benar memperhatikan hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan atau dihindari.
Melakukan proses pembelajaran dengan pengelolaan kelas yang efektif akan
memungkinkan munculnya rasa nyaman dan aman bagi siswa. Dalam kondisi
seperti itu, kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa dan tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih mudah tercapai.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sudah melakukan pengamatan
di SMP Negeri 4 Magetan terkait pengelolaan kelas. Pengamatan dilaksanakan
pada tanggal 8 Desember 2015 dimulai pukul 10.30 WIB sampai 11.30. Sasaran
yang kami amati adalah proses pembelajaran di kelas VIII selama kurang lebih
satu jam dan hanya satu kali proses pengamatan. Tetapi, kami akan menyajikan
semaksimal mungkin temuan demi temuan, analisis dan rekomendasi sesuai
dengan kemampuan kami. Berikut pemaparan kami tentang kondisi pembelajaran
dan pengelolaan kelas di SMP Negeri 4 Magetan.

B. TEMUAN PENGAMATAN
Pukul 10.30 kami datang ke SMP Negeri 4 Magetan langsung masuk ke
dalam ruang kelas VIII. Saat kami masuk, kelas sudah dimulai pembelajarannnya
dan kami meminta izin untuk melakukan pengamatan. Setelah diizinkan kami
segera mengambil posisi duduk di bangku paling belakang yang masih kosong
dan salah satu diantara kami harus berdiri. Guru melanjutkan kembali
menyampaikan materi yaitu mata pelajaran Bimbingan Konseling. Suasana kelas
tampak sepi hanya suara guru menyampaikan pelajaran. Siswa memperhatikan
guru dengan seksama meski kelihatan membosankan mungkin karena kehadiran
kami maka suasananya jadi agak kondusif. Ada yang kelihatan mengantuk, kipas-
kipas, atau melakukan gerakan lainnya tetapi tidak ramai. Hanya 1-2 siswa yang
tampak tidak memperhatikan dan agak membuat gaduh tetapi bisa di atasi.
Pembelajaran BK berlangsung selama dua jam pelajaran dari pukul 10.30-
12.00. Dalam pembelajarannya guru menggunakan metode ceramah dari awal
sampai selesai tanpa menggunakan media pendukung. Materi yang disampaikan
berupa materi umum yang berkaitan dengan aspek-aspek perkembangan
kemudian bersambung pada kesetaraan gender.
Ibu guru yang mengampu mata pelajaran BK mengatakan, pengelolaan
kelas sudah diatur dan dimodifikasi dalam berbagai variasi, misalnya dengan
membentuk siswa satu kelas ke dalam beberapa kelompok atau berpasangan,
kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tapi juga di luar
kelas dengan menyesuaikan materi maupun moodnya anak-anak. Ketika di tanya
kendala atau masalah yang di hadapi di dalam kelas saat pembelajaran hampir
sama sekali tidak dijumpai. Strategi diberlakukan berbeda-beda pada setiap
pertemuannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Tapi sebelumnya
memang sudah di rancang untuk jaga-jaga ketika nanti ada masalah yang tiba-tiba
muncul di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung.
Mengenai kondisi ruang kelas beserta perangkatnya tampak bersih dan
teratur, karena sudah di bersihkan sebelum masuk kelas. Peralatan pembelajaran
atau media resmi biasa dipakai di masing masing kelas tersusun rapi pada
tempatnya. Papan tulis whiteboard tergantung rapi di dinding depan kelas dan
terjangkau oleh semua mata siswa. Lantainya dari keramik dengan bahan yang
tidak licin, sehingga siswa tidak akan tergelincir karena memakai sepatu. Bangku
guru berada di sebelah kiri papan tulis dengan rak buku di sebelahnya. Meja guru
menghadap langsung ke siswa dengan jarak sekitar 1,5 meter. Jarak yang
demikian tidak menghambat komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar antara
guru dengan siswa. Bangku guru hampir sama terbuat dari bahan kayu, tetapi
meja guru agak lebih besar dari meja siswa. Bangku siswa tidak baru juga tidak
usang dan tersusun secara tradisional seperti kelas-kelas pada umumnya.
Peralatan kebersihan berada belakang bangku siswa terdapat sapu, cikrak
dan tempat sampah yang disusun rapi di pojok kiri kelas. Ruang kelas tidak panas
dengan ukuran ruangan seperti kelas pada umumnya sekitar 8 x 9 dan cahayanya
bisa masuk ke seluruh ruang kelas. Melengkapi keindahan raungan di dinding
kelas terdapat mading (majalah dinding) sebagai salah satu tempat untuk
menampilkan hasil pekerjaan seluruh siswa satu kelas dari tugas-tugas mata
pelajaran tertentu dan karya-lainnya pada beberapa mata pelajaran. Dinding juga
dilengkapi dengan pajangan yang melengkapi ornamen tembok yang notabenenya
polos, seperti gambar presiden, Peta dunia, Kalender, Arti sila-sila, dan materi
mata pelajaran.
Setelah melakukan pengamatan selama kira-kira satu jam dan rasanya
sudah cukup apa-apa yang kita inginkan takutnya lebih mengganggu konsentrasi
siswa belajar, kami mohon diri meninggalkan ruang kelas untuk selanjutnya
memproses hasil pengamatan tadi.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan temuan pengamatan di atas dapat di ambil analisis
1. Ukuran kelas
Fakta: dari hasil pengamatan di ruang kelas VIII, tempat duduknya sudah
memadai tidak baru juga tidak lama. Jumlahnya disesuaikan siswanya
yaitu 30 anak, tetapi masih ada beberapa bangku yang kosong. Sudah
sesuai dengan ukuran ruang kelas dengan ukuran ruangan sepeti kelas
notabenenya dan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak demikian
kegiatan pembelajaran tetap nyaman karena tempatnya yang agak luas.
Teori: ukuran kelas merupakan hal penting dalam penataan ruang kelas.
Pengaturan ruang kelas juga menjadi salah satu penentu kesuksesan dalam
pembelajaran. Karena di tingkat SMP kelasnya tidak berpindah-pindah,
maka pihak lembaga harus lebih teliti terhadap kenyamanan siswanya
dengan menambah fasilitas untuk melengkapi kegiatan siswa di kelas.
2. Pengelolaan waktu
Fakta: Pembelajaran bimbingan konseling berlangsung selama dua jam
pelajaran mulai dari pukul 10.30-12.00. Guru datang tepat waktu dan
siswa sudah siap di dalam kelas. hanya menyampaikan materi sampai
waktu habis.
Teori: pengelolaan waktu atau manajemen waktu ialah memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin melalui perencanaan
kegiatan yang terorganisir dan matang. Guru pintar-pintar menjadwalkan
perencanaan yang sudah terorganisir sebelumnya sehingga waktu
mengajar disesuaikan dengan mapel.
3. Pengelolaan kegiatan
Fakta: pembelajaran agak kondusif karena siswa hanya memperhatikan
guru yang menyampaikan materi yang berkaitan dengan aspek-aspek
perkembangan dan kesetaraan gender dengan metode ceramah tanpa
media pendukung. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung kelas agak
membosankan tapi tidak ada yang rame. Siswa juga jarang yang bertanya.
Menggunakan variasi metode mengajar pada saat-saat tertentu.
Teori: pengelolaan kegiatan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Strategi dan media yang di pakai harus jelas dan kontras
dengan yang akan diajarkan supaya tercapai suasana pembelajaran yang
berbeda dari biasanya. Bimbingan Konseling identik dengan tugas seorang
konselor yang membantu konselinya mengatasi masalah yang tengah
dihadapinya. Tugas seorang konselor atau guru memberi motivasi,
wejangan, nasehat yang membangun untuk belajar mereka yang akan
datang. Ditemui di beberapa sekolah, pelajaran BK umumnya hanya
cerita, istilahnya memberitahu hal-hal baru yang berhubungan dengan
perkembangan karir, masalah-masalah pergaulan pada remaja, narkoba,
sosio-emosionalnya siswa yang menginjak tingkat SMP. Akan lebih
menarik lagi jika disertai media seperti slide, gambar, atau video yang
berhubungan dengan hal-hal tersebut.
4. Pengelolaan suasana
Fakta: penataan ruang kelas sudah di atur dalam berbagai bentuk dan
pelaksanaan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, menyesuaikan
materi dan moodnya siswa. Ruang kelas tidak panas. Pada pembelajaran
BK posisi tempat duduk yang digunakan adalah model tradisional.
Teori: suasana di dalam pembelajaran dibutuhkan sebagai penunjang
kenyamanan belajar di dalam kelas.
5. Pengelolaan lingkungan
Fakta: ruang kelas dalam keadaan bersih dan teratur, peralatan kebersihan
diletakkan di pojok belakang. Semua tertata rapi sesuai dengan tempatnya.
Alat-alat pendukung pembelajaran sudah tersedia, seperti peta, kalender,
pancasila, pajangan dinding yang umum melengkapi setiap ruang kelas.
Jarak antara meja guru dengan siswa tidak menghambat guru maupun
siswa dalam menyampaikan dan menerima materi.
Teori: lingkungan yang bersih akan menciptakan kelas yang kondusif dan
nyaman sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

D. REKOMENDASI/SARAN
Berdasarkan analisis atau pembahasan yang di paparkan sebelumnya
dapat disimpulkan
1. Dari permasalahan yang dibahas di atas terkait dengan pengelolaan kegiatan
yang ada di kelas VIII tersebut kami merekomendasikan kepada para guru
untuk membuat media pembelajaran yang mudah diterima oleh siswa-siswa
usia SMP berupa contoh nyata dilapangan atau berupa dokumentasi agar
siswa merasa ia mendapatkan ilmu baru.
2. Suasana kelas yang sudah terorganisasi dengan sangat baik, melalui kerja
sama pihak sekolah, guru-guru dan siswa-siswa dipertahankan atau lebih
ditingkatkan lagi dengan menambahkan fasilitas media yang bermanfaat
untuk membantu siswa belajar di dalam kelas.
3. Lingkungan yang bersih akan memberi kenyamanan bagi proses belajar
siswa perlu dipertahankan guna mencapai kompetensi siswa dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai