Anda di halaman 1dari 9

ABDUS SUKRI NASUTION

NIM : 2010100021

AKHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
LEGAL OPINION
MEMBUNUH PELAKU BEGAL DENGAN DALIH MEINDUNGI DIRI

Dengan Hormat,
Saya Abdus Sukri Nasution akan memberikan pendapat hukum (Legal Opinion)
terhadap permasalahan Pembunuhan yang di lakukan Ahmad (anak berusia 21 tahun)
terhadap Edward ( seorang begal ) dengan dalih untuk melindungi dirinya dan
melindungi ibunya.

A. PENDAHULUAN
I. Posisi Kasus :
1. Suatu hari Ahmad dan ibunya pergi kepasar untuk membeli peralatan dapur
termasuk pisau untuk memotong buah.
2. Dalam perjalanan pulang mereka di hadang dua orang begal yaitu Edward
(berumur 20 tahun dan dia belum menikah) dengan Albert (berumur 30
tahun dan dia seorang turis dari negara Amerika)
3. Albert dan Edward yang dalam keadaan tidak memiliki senjata kemudian
meminta kendaraan yang sedang dikendarai Ahmad dan Ibunya, dan
mengancam akan membunuh mereka jika tidak menyerahkan kendaraan
teersebut
4. Kemudian Albert dan Edward langsung menyerang Ahmad guna mengambil
kendaraannya,
5. Dengan spontan Ahmad langsung mengambil pisau buah dari plastik
belanjaannya yang di belinya dipasar kemudian menusukkannya kebadan
Edward hingga Tewas sedangkan Albert mendapat luka dari serangan
Ahmad.
6. Dengan berlari, Albert menuju kantor polisi terdekat dan melaporkan
perbuatan Ahmad tersebut.

1
II. Isu Hukum :
Dari duduk perkara diatas, ada beberapa isu hukum yang dapat ditarik
yaitu :
1. Apakah Ahmad yang menusuk Edward dapat diberikan hukuman penjara,
sedangkan dalam kasus ini dia melakukan pembunuhan tersebut sebagai
pembelaan terhadap dirinya dan melindungi ibunya dari tindakan
pembegalan?
2. Apakah Albert mendapatkan hukuman karena sudah melakukan tindakan
Pembegalan?
3. Adakah keringan hukuman untuk Ahmad karena dia melakukan pembunuhan
untuk meliindungi dirinya dan ibunya?

B. PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)


Banyaknya ditemui kasus pembegalan khususya di Indonesia ini, seperti
yang telah kita ketahui itu menunjukkan masih banyaknya orang yang
pengangguran, banyak orang yang tidak memiliki penghasilan sendiri dan
ekonominya menurun, yang mneyebabkan terkadang terlintas dipikirannya
untuk melakukan tindakan kejahtan, misalnya pembegalan.
Dan peristiwa pembegalan juga tidak melihat situas, kondis dan tempatnya,
tidak hanya di tenpat yang sepi di tempat yang ramai akan orang-orang pun
sering terjadi peristiwa pembegalan, baik itu siang maupun malam. Dan mereka
tidak berpikir panjang, apa dampak yang akan di terimanya setelah melakukan
perbuatan tersebut.
Kasus pembegalan yang menimpa Ahmad yaitu seorang anak yang berusia
21 tahun ibunya yang baru pulang dari pasar, 2 pembegal mengahmpiri ibu dan
anak tersebut yaitu Edward dan Albert. Yang awalnya Ahmad dan ibunya ini
menjadi korban pembegalan, namun hal tersebut malah berbalik, Ahmad malah
di laporkan Albert ke kantor polisi karena telah membunuh Edward, sedangkan
ahmad melakukan pembunuhan tersebut hanya untuk melindungi dirinya dan
ibunya.

2
Dasar hukum pembelaan diri tetuang dalam Pasal 49 KUHP yang
dibedakan atas pembelaan diri umum atau biasa dan pembelaan diri luar biasa.
Pasal pembelaan diri digunakan sebagai alasan pemaaf, sehingga tidak bisa
dijadikan alasan untuk membenarkan suatu perbuatan yang melawan hukum.
Pembelaan diri merupakan hak dan kewajiban yang dijamin oleh
undanh-undang terhadap seseorang guna memelihara dan menjaga keselamatan
hidupnya, baik itu keselamatan jiwa, keselamatan, harta benda, maupub
kehormatannya.
Hal yang dilakukan Ahmad pada hakikatnya adalah naluri manusia untuk
melindungi dirinya dan ibunya dari pembegalan yang ingin merusak atau
merugikan mereka dengan perubuatan melawan hukum. Dalam kasus tersebut
juga terlihat bahwa pelaku pembegal yang lebih dahulu melakukan tindakan
kekerasan dengan menyerang dan mengancam akan membunuh Ahmad dan
ibunya.
Pembelaan darurat atau noodweer merupakan pembelaan yang di berikan
karena sangat mendesak terhadap penyerangan yang mendadak dan tiba-tiba
serta mengancam, dan melawan hukum, untuk di golongkan sebagai pembelaan
darurat ada beberapa unsur yang harus terpenuhi yaitu:
1. Penyerangan yang nyata, terdiri dari melawan hukum, mendesak
serta mengancam.
2. Penyerangan itu harus mengenai; badan sendiri atau badan orang
lain, kehormatan kesusilaan, atau barang yang diserang atau
menyerang orang lain.
Pasal pembelaan diri tersebut lebih ditujukan untuk seseorang yang terpaksa
melakukan tindakan pidana yang bisa dimaafkan dikarenakan terjadi
pelanggaran hukum yang mendahului perbuatan tersebut
Pembelaan diri umum merupakan tindakan kriminal yang dilakukan
seseorang untuk melakukan sesuatu pembelaan diri dari ancaman seseorang
yang berhubungan dengan harta, benda ataupun kesusilaan diri sendiri atau
orang lain yang dalam waktu bersamaan dan dalam keadaan yang sangat
memaksa sehingga tidak ada pilihan lain selain melakukan tindakan tersebut.

3
Sedangkan pembelaan diri luar biasa merupakan pembelaan terpaksa yang
melampaui batas, yang dilakukan karena guncangan jiwa hebat dikarenakan
serangan atau ancaman serangan tersebut, tidak dipidana.
Syarat pembelaan darurat menurut R.Soesilo dalam buku “Kitab UU Hukum
Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal” yaitu:
1. Perbuatan yang dilakukan harus terpaksa dilakukan untuk
mempertahankan.
2. Pembelaan atau pertahanan itu harus dilakukan hanya terhadap
kepentingan-kepentingan yang disebut dalam pasal, yaitu badan,
kehormatan, dan barang diri sendiri atau orang lain
3. Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan
sekonyong-konyong atau pada saat itu juga
Meski membela diri dalam keadaan terdesak diperbolehkan, harus ada
batasan dalam pembelaan diri. Kondisi jiwa seseorang dalam pembelaan diri
seringkali mengalami goncangan jiwa yang hebat.Goncangan jiwa menyebabkan
perasaan seseorang merasa takut, tidak nyaman, cemas hingga terganggunya
batin seseorang. Hal ini yang menyebabkan batas pembelaan dilampaui. Batas-
batas suatu pembelaan telah diampuni ketika pembelaan yang telah selesai,
orang tersebut masih melakukan penyerangan meski serangan dari penyerang
sudah berakhir.
Jika di lihat dari kasus Ahmad yang membunuh Edawrd karena
melindungi dirinya dan ibunya dari pembegalan, sudah memenuhi unsur-unsur
pembelaan darurat. Unsur yang pertama yaitu Edward dan Albert sudah
melakukan penyerangan yang nyata dan juga perbuatan melawan hukum yaitu
melakukan pembegalan disertai ancaman, dan unsur kedua yaitu serangan itu
sudah mengenai badan Ahmad dan ibunya dan mencoba merampas kendaraan
yang mereka miliki.
Dan juga apabila di lihat dari Syarat pembelaan darurat menurut R.
Soesilo dalam buku “Kitab UU Hukum Pidana serta Komentar-Komentar
Lengkap Pasal Demi Pasal”, ini juga sudah memenuhi syaratnya yaitu: Ahmad
melakukannya dalam keadaan terpaksa ia lakukan untuk mempertahankan
hartanya dan juga pembelaan itu dilakukannya untuk mempertahankan badan

4
sendiri atau orang lain yaitu ibunya, dan Edward dan Albert lah yang lebih
dahulu menyerang Ahmad.
Pada dasarnya Penjatuhan pidana hanya diberikan kepada orang yang
melakukan suatu kesalahan dan ada sanksi yang akan diterimanya atas
perbuatannya tersebut, sedangkan jika tidak terbukti suatu kesalahan maka tidak
akan dijatuhi pidana karena asas dalam pertanggung jawaban dalam hukum
pidana adalah tidak dipidana jika tidak ada kesalahan.
Rumus sederhananya adalah seseorang dijatuhi hukuman pidana
(penjara, denda dan sebagainya) apabila dua persyaratan dipenuhi, yakni :
pertama, perbuatannya merupakan perbuatan pidana; kedua, pelaku bersalah atas
perbuatan pidana tersebut. Tetapi setelah dibuktikan Ahmad tidak bersalah atas
pembunuhan tersebut karena ia membela diri yang menjadi keadaan atau
peristiwa yang dapat menghapus pidana.
Dan dalam perkara ini pelaku lah yang dimaafkan (Ahmad), bukan
perbuatannya yang di benarkan (Pembunuhan).
Sedangkan untuk Albert yang seorang turis dari negara Amerika yang
telah melakukan pembegalan, pada dasarnya Siapa pun yang melakukan
pelanggaran hukum di Indonesia akan ditindak sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk warga negara asing.
Hal ini sesuai dengan Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) yang berbunyi, “Ketentuan pidana dalam perundang-undangan
Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di
Indonesia”. Dengan begitu, para penegak hukum bisa memproses dan mengadili
warga negara asing yang melakukan tindak pidana sesuai hukum Indonesi.
Sesuai dengan Pasal 365 KUHP ayat (1); “Diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau
diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan
maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal
tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta
lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.
Namun, apabila telah terbukti Albert melakukan tindakan pembegalan
seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat ketentuan khusus bagi polisi

5
dalam menangkap warga negara asing. Hal ini sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak
Pidana.
Pasal 18 Ayat 4 peraturan tersebut berbunyi, “Penangkapan terhadap
warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia harus diberitahukan ke
kedutaan atau konsulat perwakilan negara yang bersangkutan di Indonesia,
berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri.”
Hal yang sama juga tercantum dalam Perkap Nomor 8 Tahun 2009
tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam
Penyelenggaraan Tugas Polri.
Dalam peraturan ini, penangkapan terhadap orang asing harus segera
diberitahukan kepada kedutaan, konsulat, atau misi diplomatik negaranya, atau
ke perwakilan organisasi internasional yang kompeten jika yang bersangkutan
merupakan seorang pengungsi atau dalam lindungan organisasi antar
pemerintah. Selain itu, polisi juga harus menjamin hak warga negara asing yang
ditangkap yang tidak mengerti bahasa Indonesia untuk mendapatkan seorang
penerjemah tanpa dipungut biaya.

C. PENUTUP
Berdasarkan ketetapan hukum yang telah diuraikan diatas dapat dipahami
bahwa Ahmad tidak di jatuhi pidana karena ia melakukan pembunuhan bertujuan
untuk melindungi dirinya, ibunya dan Harta bendanya, sehingga sesuai dengan
Pasal 49 KUHP dia dimaafkan dengan alasan pembelaan darurat atau noodweer,
dan juga apabila dilihat dari unsur-unsur pembelaan darurat tersebut dapat
terpenuhi dalam kasus ini, begitu juga dengan syaratnya sesuai dengan yang
terdapat dalam buku “Kitab UU Hukum Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap
Pasal Demi Pasal” oleh R. Susilo juga sudah terpenuhi.
Berdasarkan uraian tersebut Ahmad tidak dijatuhi pidana akan tetapi Dan
dalam perkara ini pelaku (Ahmad) lah yang dimaafkan, bukan perbuatannya
(pembunuhan) yang di benarkan.
Dan untuk Albert yang melakukan pembegalan, walapun ia seorang WNA
atau turis, ia tetap dijatuhi pidana karena Asas teritorial yang berlaku di Indonesia

6
yakni merupakan wilayah berlakunya hukum pidana, di dalam pasal 2 KUHP,
menyatakan setiap orang, berarti siapa saja yang melakukan perbuatan pidana dapat
dijatuhi sanksi pidana. Sehingga, KUHP dapat berlaku bagi siapa saja yang
melakukan perbuatan pidana di dalam wilayah negara Indonesia.

Hormat Kami,
Abdus Sukri Nasution

7
DAFTAR PUSTAKA

Hary Sasangka, Lily Rosita, Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana, Bandung :
Mandar Maju 2003.
Hans C. Tangkau, Hukum Pembuktian Pidana, Manado : UIN SAM RATULANGI,
Januari 2012.
Made Dwi Kurnia Dananjaya dkk. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Warga
Negara Asing Yang Melakukan Tindak Pidana Penganiayaan, Jurnal Interpretasi
Hukum, Vol. 1, No 1 –Agustus 2020
R. Soesilo, “Kitab UU Hukum Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi
Pasal, Bogor : Politeia, 1994.
Topik Yanuar Chandra, Hukum Pidana, Jakarta : PT. Sangir Multi Usaha, Maret 2022.

Undang-undang

Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana.
Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan
Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Anda mungkin juga menyukai