Anda di halaman 1dari 32

MODUL SEMESTER 2

FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Cover

0
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Glosarium

Ion suatu atom atau molekul yang memiliki muatan listrik total tidak nol
(jumlah total elektron tidak sama dengan jumlah
total proton). Kation adalah ion bermuatan positif,
sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif.

IUPAC sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia secara umum.
Tata nama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah
pengawasan International Union of Pure and Applied Chemistry

Konfigurasi electron susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik
lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada
hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel
maupun bak-gelombang.

Kovalen : sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa pasangan elektron
yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-atom
yang berikatan.
Kovalen koordinasi suatu ikatan yang tercipta dari penggunaan pasangan elektron secara
bersama yang asalnya dari salah satu atom dengan pasangan elektron
bebas.

Reaksi suatu proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau zat yang
berbeda dan menghasilkan produk yang baru.

Senyawa suatu zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih
sederhana melalui reaksi kimia.

Trivial nama yang dikenal dari suatu zat sebelum dilakukan standardisasi
oleh IUPAC atau nama yang diberikan untuk memudahkan penyebutan.
Nama ini biasanya yang dikenal dalam industri dan perdagangan.

Valensi : kekuatan atau kapasitas, dan ini berkaitan dengan gabungan kekuatan dari
satu unsur.
Elektron Valensi elektron pada kulit terluar yang terhubung dengan suatu atom, dan dapat
berpartisipasi dalam pembentukan ikatan kimia jika kulit terluar belum
penuh.

1
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Daftar Isi

Cover
Glosarium
Referensi
Informasi umum
Identitas modul
Petunjuk penggunaan modul
Kompetensi awal
Profil pelajar pancasila
Sarana dan Prasarana
Target Peserta didik
Kegiatan Pembelajaran 1
Peta Materi
Model Pembelajaran
Capaian dan Tujuan Pembelajaran
Pertanyaan Pemantik
Persiapan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Asesmen
Pengayaan dan Remedial
Refleksi Pembelajaran
Bahan Bacaan
Pendahuluan
Review!
A. Ikatan Kimia
B. Rumus Kimia
C. Tatanama Senyawa Kimia
Daftar Pustaka
Lampiran
Profil Penuis

2
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran Kimia
Nama Penyusun Tresnoningtias Mutiara Anisa, S.Pd
Instansi SMA Negeri 9 Semarang
Tahun 2022/2023
Jenjang SMA
Fase E
Alokasi waktu
Kegiatan Pembelajaran 1 3 x 45 menit
Kegiatan Pembelajaran 2 3 x 45 menit
Kegiatan Pembelajaran 3 6 x 45 menit

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Agar proses belajar kalian lebih efektif dan bisa mendapatkan hasil belajar yang
maksimal maka berikut diberikan petunjuk penggunaan modul.
Hal yang perlu kalian lakukan adalah:
1. Untuk mempelajari materi dalam modul ini, kalian harus memperhatikan kompetesi
awal yang diperlukan di setiap materinya. Kalian telah menguasai terlebih dahulu
topik materi pada kompetensi awal di masing-masing kegiatan pembelajaran.
2. Selain itu, untuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam perhitungan pada modul
ini dan pada materi kimia secara umum, kalian harus menguasai terlebih dahulu
perhitungan dasar matematika
3. Lihatlah peta materi untuk melihat lingkup bahasan materi dan keterkaitannya.
4. Senantiasa perhatikan tujuan pembelajaran agar apa yang kita pelajari menjadi lebih
fokus.
5. Pelajari kegiatan belajar sesuai urutan dalam modul, dengan mengembangkan rasa
ingin tahu, berpikir kritis dan kreatif.
6. Kerjakan tugas mandiri dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab untuk
melatih ketrampilan berpikir.
7. Senantiasa kerjakan latihan soal secara mandiri dan konsultasikan hasilnya.

3
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

C. Kompetensi Awal
Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Awal
I ) Menentukan Rumus Kimia, Peserta didik mampu menganalisis konfigurasi
Ikatan Kimia dan Tatanama electron suatu atom unsur dan ion, pembentukan
Kimia (IUPAC) ion dari suatu atom unsur, menganalisis sifat-
sifat unsur berdasarkan periode dan golongannya
II ) Hukum-hukum Dasar dan Peserta didik mampu menyajikan rumus kimia
Persamaan Reaksi Kimia dan nama senyawa kimianya, menganalisis
ikatan yang membentuk suatu senyawa. Peserta
didik mampu menuliskan persamaan reaksi kimia
yang lengkap dan setara yang berkaitan dengan
fenomena alam sehari-hari, menganalisis jenis-
jenis reaksi kimia, dan mampu membedakan
pereaksi dan hasil reaksi. Peserta didik
memahami perhitungan operasi matematika
dasar.
III ) Stoikiometri Peserta didik mampu menganalisis suatu
fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan
hukum dasar kimia, menganalisis jenis-jenis
reaksi kimia, dan mampu membedakan pereaksi
dan hasil reaksi. Peserta didik memahami
perhitungan operasi matematika dasar.

D. Profil Pelajar Pancasila


Pengembangan profil pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka ini sangat baik
untuk membentuk karakter baik peserta didik, nilai-nilai tersebut diantaranya :
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri;
3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

E. Sarana dan Prasarana


Laptop
LCD Proyektor
Kertas Manila , Buffalo
Spidol besar
Alat tulis yang lain

F. Target Peserta Didik


Kelas Reguler (36 peserta didik)

4
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Kegiatan Pembelajaran 1
Menentukan Rumus Kimia, Ikatan Kimia, Tatanama (IUPAC)

A. Peta Materi

B. Model Pembelajaran
Discovery Learning

5
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

C. Capaian dan Tujuan Pembelajaran


Elemen Pemahaman Kimia
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan fenomena sesuai
kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam kehidupan sehari hari;
memahami struktur atom dan aplikasinya dalam nanoteknologi.
Keterampilan proses
Memproses, menganalisis data dan informasi Menafsirkan informasi yang
didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.
Capaian Peserta didik memiliki kemampuan untuk merespon isu-isu global dan berperan
Pembelajaran aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain
mengidentifikasi, mengajukan gagasan, merancang solusi, mengambil keputusan,
dan mengkomunikasikan dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual
menggunakan aplikasi teknologi yang tersedia terkait dengan energi alternatif,
pemanasan global, pencemaran lingkungan, nanoteknologi, bioteknologi, kimia
dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan limbah dan bahan alam, pandemi akibat
infeksi virus. Semua upaya tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan
yang berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui
pengembangan sejumlah pengetahuan tersebut dibangun pula berakhlak mulia dan
sikap ilmiah seperti jujur, objektif, bernalar kritis, kreatif, mandiri, inovatif,
bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Alur Tujuan 10.9 Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan
Pembelajaran sumber dan/atau solusi permasalahan isu global
Kata Kunci menentukan rumus kimia, senyawa kimia, nama senyawa kimia
Materi menentukan rumus kimia, ikatan kimia, tatanama senyawa kimia (IUPAC)
D. Pemahaman Bermakna
Dalam modul semester 2 pada kegiatan belajar I ini peserta didik akan mempelajari
beberapa bahasan materi yang penting yaitu meliputi cara menentukan rumus kimia
sederhana (tanpa melibatkan pembahasan biloks), jenis ikatan kimia dan pembentukannya,
serta menentukan nama senyawa sesuai dengan aturan tatanama senyawa IUPAC. Pada
modul ini juga dibahas langkah penyelesaian untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan
Ikatan kimia dan menentukan nama senyawa kimia. Peserta didik akan dapat menganalisis
ikatan kimia yang terdapat pada suatu senyawa dan dapat menyebutkan nama yang tepat
untuk setiap senyawa yang ia butuhkan. Pengetahuan yang diperoleh saat ini dapat digunakan
lebih lanjut dalam memahami bidang medis atau keseharian lainnya.
E. Pertanyaan Pemantik
1. Manusia dalam berinteraksi satu dengan yang lain memiliki cara tersendiri, ada
yang lebih suka saling memberi dan menerima hadiah, ada yang memiliki prinsip
“kemanapun kita akan selalu bersama” namun ada juga dengan ikhlas dan rela
berkorban bagi pasangannya tanpa mengharakan balasan, asalkan mereka bisa

6
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

tetap dekat dan bersatu. Lalu, apakah hal ini juga terjadi pada partikel terkecil dari
penyusun tubuh kita?
2. Banyak molekul dan senyawa yang ada di sekitar kita, bagaimana kita dapat
mengenali dengan tepat suatu senyawa untuk dapat membicarakannya satu sama
lain dalam sebuah diskusi atau penelitian?
F. Persiapan Pembelajaran
1. Menyiapkan perangkat pembelajaran
2. Menyiapkan media pembelajaran
3. Menyiapakan assesmen (formatif dan sumatif)
G. Kegiatan Pembelajaran I
Tahap/Sintaks Langkah – langkah pembelajaran Waktu
PENDAHULUAN 20 menit
Guru menyampaikan salam
Menyanyikan Indonesia Raya (jam pertama)
Guru melakukan presensi, motivasi dan pengkondisian
kelas
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran pertemuan yang
lalu tentang kofigurasi elektron dan SPU
Guru menyampaikan tentang tujuan pembelajaran
Guru melakukan Tes Diagnosik memanfaatkan kahoot!
Setlah tes diagnostic, peserta didik mengisi angket untuk
profiling peserta didik .
https://bit.ly/AngketProfilingSiswaKim
KEGIATAN INTI 120 menit
 Stimulasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
mempelajari modul dan materi.
Guru melakukannya dengan memberikan pertanyaan ke
peserta didik, dan peserta didik menjawab pertanyaan
dari guru sebagai berikut:
“Banyak molekul dan senyawa yang ada di sekitar kita,
bagaimana kita dapat mengenali dengan tepat suatu
senyawa untuk dapat membicarakannya satu sama lain
dalam sebuah diskusi atau penelitian? “
Diharapkan siswa akan menjawab “Diberi nama
masing-masing Bu”
Guru memberikan pemantik berupa video tentang ikatan
kimia, pembentukan senyawa (sederhana, tanpa
melibatkan biloks) dan tatanama senyawa.
Link : https://youtu.be/HDt9QhbQN9M
 Problem Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
Statement sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan
dengan materi Ikatan kimia, Pembentukan Senyawa
dan Tatanama Senyawa.
Guru mengajukan berbagai pertanyaan terkait tayangan
yang telah ditampilkan berkaitan dengan materi ikatan
kimia dan pembentukan senyawa.

7
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Contoh : “Manusia dalam berinteraksi satu dengan yang


lain memiliki cara tersendiri, ada yang lebih suka saling
memberi dan menerima hadiah, ada yang memiliki
prinsip “kemanapun kita akan selalu bersama” namun
ada juga dengan ikhlas dan rela berkorban bagi
pasangannya tanpa mengharakan balasan, asalkan
mereka bisa tetap dekat dan bersatu. Lalu, apakah hal ini
juga terjadi pada partikel terkecil dari penyusun tubuh
kita?”.
 Mengumpulkan Guru membagi kelompok peserta didik berdasarkan
informasi : perkembangan kognitif siswa yang diperoleh dari hasil
tes diagnostik.
Peserta didik mengumpulkan informasi tentang ikatan
kimia, pembentukan senyawa dan tatanama senyawa
melalui berbagai sumber seperti buku teks kimia sesuai
dengan pembagian tingkat pemahaman peserta didik.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengenai
konfigurasi elektron, ikatan kimia, dan pembentukan
senyawa dengan panduan modul dan LKPD A dan
LKPD B (literasi,dll) (Slideshare)
 Pengolahan Data Peserta didik mengolah data yang dikumpulkan dan
menyimpulkan tentang materi dengan pendekatan TaRL
sesuai dengan modul dan LKPD
 Komunikasi : Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi terkait
tentang Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
dengan presentasi di depan kelas
Guru memberikan asesmen for learning TaRL
mengenai ikatan kimia dan pembentukan senyawa
melalui kahoot!.
 Generalisasi Guru memberikan penguatan mengenai materi ikatan
kimia, pembentukan senyawa dan tatanama
senyawanya.
Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan
mengenai hubungan pembentukan senyawa, ikatan
kimia dan penamaan senyawanya.
Peserta didik dapat mengirimksn hasil diskusi ke link
gform : https://bit.ly/10unggahtugas1
PENUTUP
Guru dan peserta didik melakukan refleksi diri dari
proses pembelajaran yang sudah dilakukan
menggunakan padlet.com dengan scan QR

Peserta didik dapat menganalisis, mengkritisi,


menyimpulkan dan menyajikan skala prioritas
kebutuhan, membedakan kebutuhan dan keinginan
melalui berbagai sumber literasi dan pengalaman nyata.

H. Assesmen
1. Asesmen Awal
Tes Diagnostik, Assesment of Learning, Assesment as Learning

8
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

a. Kognitif, dilakukan dengan memberikan soal untuk mengukur capaian pembelajaran


peserta didik melalui kahoot!
b. Non Kognitif, dilakukan untuk menggali kondisi emosi peserta didik dan gaya
belajarnya melalui gform. Link : https://bit.ly/AngketProfilingSiswaKim
2. Asesmen Formatif
a. Penilaian sikap (profil pelajar Pancasila) berupa observasi saat melakukan
pengamatan (sopan santun), saat berdiskusi (menghargai pendapat orang lain,
mandiri, percaya diri)
b. Penilaian performa saat presentasi (kreatif dan bernalar kritis)
c. Penilaian Sumatif
1. Memberikan kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang sudah dipelajari.
2. Bagi peserta didik yang berpencapaian tinggi juga dapat dijadikan sebagai
mentor bagi peserta didik lain yang memiliki kesulitan belajar, atau diberikan
pengayaan mengenai tatanama senyawa dan pembentukan senyawa. Sedangkan
untuk kegiatan remedial dilakukan untuk peserta didik yang kesulitan dalam
belajar melalui pembelajaran tambahan dan mentoring sesama peserta.
I. Pengayaan dan Remedial
1. Kegiatan Pengayaan
a. Mengorganisasikan peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 2
orang
b. Setiap kelompok disediakan artikel, poster atau video (disesuaikan dengan
gaya belajar peserta didik) untuk didiskusikan
c. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya laporan penyelidikan dengan
membuat poster, rekaman, atau video.
d. Kemudian hasil diskusi dipublikasikan melalui media sosial agar dapat juga
bermanfaat bagi orang lain.
2. Kegiatan Remedial
a. Guru memfasilitasi kegiatan remedial peserta didik dengan memberikan
remedial teaching atau link video tentang pembentukan senyawa dan
tatanama.
b. Membimbing setiap peserta didik untuk dapat memperhatikan penjelasan dan
penguatan yang diberikan oleh guru atau dari media belajar yang dipilih.

9
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

c. Setiap peserta didik menuliskan kembali pemahaman yang telah mereka


dapatkan dengan mind mapping atau konsep map.
d. Guru memberikan penilaian akhir unutkk kegiatan remedial
e. Hasil konsep map yang terpilih akan dipublikasikan melalui media sosial agar
bermanfaat bagi oranglain.
J. Refleksi pembelajaran
Guru dan peserta didik melakukan refleksi diri dari proses pembelajaran yang sudah
dilakukan menggunakan padlet.com dengan scan QR yang disediakan oleh guru.
1. Refleksi Guru
a. Apakah kegiatan membuka pelajaran dapat mengarahkan dan mempersiapkan
peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?
b. Apakah peserta didik merespon setiap pertanyaan dengan antusias?
c. Apakah peserta didik dapat menyelesaikan tugas tepat waktu?
d. Apakah urutan pembelajaran yang dirancang dapat mencapai capaian
pembelajaran (CP) pada meteri terpilih sebagaimana mestinya?
e. Apa hal-hal yang perlu diperbaiki dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran
sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran?
2. Refleksi Peserta Didik
a. Bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini?
BAIK, CUKUP, KURANG
b. Sejauh mana saya dapat memahami materi pelajaran hari ini?
c. Apa saja bagian-bagian (materi) yang belum dipahami atau masih memerlukan
penjelasan?
d. Apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

10
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Pendahuluan
Model pembelajaran Discovery Learning adalah model pembelajaran yang dilakukan
dengan berpusat pada peserta didik untuk dapat memahami konsep, arti, dan hubungan materi
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Dengan model
pembelajaran discovery learning, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat
langsung dalam menemukan beberapa konsep dan prinsip yang dipelajari. Kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik adalah observasi, prediksi, pengumpulan data, analisis,
penentuan, dan menarik simpulan atau generalisasi.
Untuk dapat membangun pemahaman yang mendalam pada topik Tatanama Senyawa
Kimia, perhatikanlah peta materi yang harus kita lalui berikut ini. Kegiatan belajar kali ini
akan kita awali dengan mempelajari pembentukan senyawa sederhana dengan mengamati
kembali konfigurasi Lewis yang menunjukkan titik titik elektron di kulit terluar sebagai
penggambaran elektron valensi suatu unsur. Dari titik- titik elektron valensi inilah kita akan
melanjutkan pembahasan pada aturan duplet atau oktet yang menjadi dasar pembentukan
senyawa. Dalam pembahasan ini kita akan mengetahui bahwa setiap unsur, memiliki
kecenderungan untuk membentuk senyawa dengan unsur lain di sekitarnya yaitu dengan
menangkap atau melepaskan elektron agar tercapai konfigurasi yang lebih stabil seperti
halnya konfigurasi yang dimiliki oleh golongan gas mulia (golongan VIII A).
Interaksi yang dibentuk antara dua unsur atau lebih ini akan dipelajari lebih lanjut
dalam subtopik ikatan kimia. Selanjutnya, setelah mengetahui interaksi dalam ikatan kimia,
kita akan dapat mempelajari rumus kimia yang terbentuk dan akhirnya dapat menganalisis
serta menuliskan nama yang tepat untuk molekul unsur atau molekul senyawa tersebut.

Gambar 1. Peta alur materi dalam modul

11
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Review!
Atom dan Molekul
1. Sejarah Perkembangan Teori Atom

Gambar 2. Urutan sejarah perkembangan teori atom

Gambar di atas ini merupakan urutan sejarah perkembangan teori atom yang telah
kalian pelajari sebelumnya, diawali dengan dikemukakannya teori atom Dalton yang
merupaka cikal bakal penelitian atom lebih lanjut. Perkembangan atom selanjutnya tumbuh
pesat dalam penelitian dan sains setelah ditemukannya elektron pada percobaan tabung sinar
katoda oleh J.J. Thomson yang menghasilkan model atom seperti bentuk roti kismis sebagai
penggambaran elektron yang tersebar dalam atom.
Seorang fisikawan kelahiran Selandia Baru yang bekerja sama meneliti atom dengan
J.J. Thomson di Universitas Cambridge, Rutherford berhasil menangkap adanya nukleus di
dalam atom. Percobaan ini menghasilkan model atom dengan menggambarkan inti atom
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron. Model atom ini bertahan hingga pada
tahun 1913 Niels Bohr mencoba menjelaskan model atom Bohr melalui konsep elektron yang
mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang mengandung proton dan neutron. Bohr
menerapkan konsep mekanika kuantum untuk model atom yang telah dikembangkan
oleh Ernest Rutherford, yang menggambarkan bahwa atom tersusun dari inti atom (nukleus)
yang dikelilingi oleh orbit elektron. Menurut Bohr, hanya terdapat orbit dalam jumlah
tertentu, dan yang membedakan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti
atom.

2. Kofigurasi Elekron
Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak
bermuatan. Karena unsur bersifat netral, jumlah proton (bermuatan positif) harus sama
dengan jumlah elektron (bermuatan negatif).

Gambar 3. Ilustrasi bentuk atom

12
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Jumlah elektron pada kulit-kulit atom menentukan konfigurasi elektron atau susunan
elektron dalam atom. Konfigurasi elektron menggambarkan penataan elektron-elektron dalam
suatu atom. Konfigurasi elektron adalah khas untuk suatu atom. Konfigurasi elektron dimulai
dari subkulit yang memiliki tingkat energi rendah dan diikuti dengan subkulit yang memiliki
tingkat energi lebih tinggi.

Gambar 4.Urutan pengisian electron berdaraskan prinsip aufbau


Urutan tingkatan energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah sebagai
berikut: 1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d < 6p < 7s < 5f
< 6d < 7p

3. Struktur Lewis
Elektron valensi berperan dalam pembetukan ikatan kimia, yaitu mempengaruhi
kemampuan menarik atau melepaskan elektron di kulit terluarnya. Elektron valensi dapat
diamati dengan jelas dalam interaksinya dengan electron valensi dari atom lain pada
pembentukan ikatan dengan penggambaran model struktur lewis untuk tiap elektron valensi.

Gambar 5. Struktur Lewis untuk electron valensi Cl dan P


Dengan peggambaran titik-titik eektron valensi ini memudahkan kita untuk dapat
memprediksi interaksi electron dan ikatan yang terbentuk antar atom tersebut untuk
membentuk molekul unsur atau molekul senyawa.

Gambar 6. Penggambaran struktur Lewis untuk pembentukan senyawa PCl 3

Baiklah, setelah membaca review materi di atas, saya harap kalian sudah dapat mengingat
kembali materi yang lalu dan lebih siap untuk mengikuti pembahasan selanjutnya

13
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

A. IKATAN KIMIA
Kestabilan Atom, Aturan Duplet dan Oktet
Jika diamati di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil
sedangkan atom yang lain tidak stabil. Atom-atom yang tidak stabil tersebut cenderung
bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Mengapa atom gas mulia stabil
sedangkan atom yang lain tidak stabil? Kossel dan Lewis berpendapat bahwa pada dasarnya,
sifat unsur ditentukan oleh bagaimana elektron-elektron dalam atom tersebut tersusun.
Oleh karena itu, maka dicarilah hubungan antara konfigurasi elektron dengan
kestabilan atom. Untuk lebih jelasnya, simak konfigurasi elektron gas mulia yang merupakan
atom-atom stabil berikut.
2He :2 atau 1s2
10Ne :2 8 atau 1s2 2s2 2p6
18Ar :2 8 8 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr : 2 8 18 8 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54Xe : 2 8 18 18 8 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah electron terluarnya 2 (duplet) atau 8
(oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas
mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron
bersama. Yaitu dengan menangkap elektron atau melepaskan electron ada kulit terluarnya.
Pembentukan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom –
atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur golongan IA
dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan untuk melepaskan
elektronnya, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya
atom-atom unsur golongan VIA dan VIIA dalam sistem periodik unsur akan cenderung
mengikat elektron.
a) Atom 11Na : 2 8 1 (konfigurasi elektron tidak stabil)
Agar stabil, atom Na melepas sebuah elektronnya sehingga konfigurasi elektronnya sama
dengan atom Ne (konfigurasi elektron 10Ne : 2 8).
11Na → Na+ + e-
(281) (28)

14
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Proses pembentukan ion positif (ionisasi) tersebut mudah terjadi karena atom Na
mempunyai energy ionisasi yang rendah.
b) Atom 17Cl : 2 8 7 (konfigurasi elektron tidak stabil)
Agar stabil, cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi elektron seperti 18Ar ( 2
8 8 ) dengan mengikat sebuah elektron. Sehingga atom Cl menjadi ion Cl -.
17Cl + e- → Cl-
( 2 8 7) (2 8 8)
Pembentukan Ikatan Kimia
1. Struktur Lewis dan elektron valensi
Menggambarkan Rumus Titik Elektron (Struktur Lewis) untuk Molekul Poliatom
Penggambaran rumus titik elektron (struktur Lewis) dari molekul beratom banyak
(poliatom) kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Beberapa cara meramalkan struktur
Lewis dari molekul yang beratom banyak.
a. Gambarlah semua elektron terluar (elektron valensi) dari masing-masing atom yang
berikatan
b. Umumnya atom-atom di dalam struktur Lewis akan mempunyai delapan elektron
valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya akan mempunyai 2 elektron (duplet).
c. Umumnya, atom-atom H akan membentuk pasangan elektron bersama dengan sebuah
elektron dari atom O dahulu (ikatan kovalen)
d. Sebuah elektron dari atom O yang tersisa akan membentuk pasangan elektron dengan
atom lainnya (ikatan kovalen)
e. Bila atom H dan atom O sudah dipasangkan semua, maka sisa atom oksigen baru
membentuk pasangan elektron dengan atom lain dengan ikatan kovalen atau kovalen
koordinasi.
f. Umumnya, di dalam struktur Lewis semua elektron gibambarkan berpasangan,
termasuk pasangan elektron bebas (tidak untuk berikatan).
Penyimpangan Kaidah Oktet
Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur Lewis yang tidak oktet atau duplet.
Struktur demikian dapat dibenarkan karena fakta menunjukkan adanya senyawa tersebut,
misalnya CO dan BF3. Pada umumnya, molekul yang mempunyai jumlah elektron valensi
ganjil akan mempunyai susunan tidak oktet, misalnya molekul N2O dan PCl5.

15
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

2. Ikatan Logam
Logam mempunyai beberapa sifat yang unik, antara lain mengkilap, dapat
menghantarkan arus listrik dan kalor dengan baik, mudah ditempa, ulet dan diulur menjadi
kawat. Logam tersusun dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion-ion positif logam di
dalam lautan elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektronelektron valensi dari
masing-masing atom yang saling tumpang tindih. Masing-masing elektron valensi dapat
bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada di dalam kristal tersebut, tidak hanya terpaku
pada salah satu inti atom. Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti atom ke inti
atom yang lain disebut elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan
lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam. Adanya elektron yang dapat bergerak
bebas dari satu atom ke atom yang lain menjadikan logam sebagai penghantar listrik dan
kalor yang baik.
Lautan elektron pada kristal logam memegang erat ion-ion positif pada logam sehingga
bila dipukul atau ditempa, logam tidak akan pecah atau tercerai berai, tetapi akan bergeser.
Hal inilah yang menyebabkan sifat logam yang ulet dan dapat ditempa maupun diulur
menjadi kawat.
Contoh senyawa ion dan
3. Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk karena dua atom atau lebih penyusunnya
berinteraksi dan berikatan dengan ikatan ion. Senyawa ion membentuk kristal yang besar dari
beberapa ion positif dan beberapa ion negatif dengan struktur tertentu.

Gambar 7. Ikatan ion

16
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Sifat Senyawa Ion


Beberapa sifat senyawa ion antara lain:
a. Kristalnya keras tetapi rapuh
Ketika senyawa ion dipukul, maka terjadi pergeseran posisi ion positif dan negatif, dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion positif
bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolakmenolak. Inilah yang menyebabkan
kristal senyawa ion bersifat rapuh.
b. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya elektrostatis yang ditimbulkan antara ion positif
dan ion negatif.
c. Mudah larut di dalam air
Ketika senya ion dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air akan menyusup di
antara ion positif dan ion negatif sehingga gaya tarik-menarik elektrostatis dari ion positif dan
ion negatif akan melemah, dan akhirnya terpecah.
d. Dapat menghantarkan arus listrik
Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik. Apabila
senyawa ion terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta dapat bergerak secara leluasa,
maka senyawa ion dalam keadaan cair dan larutan dapat menghantarkanlistrik karena ion-
ionnya dapat bergerak secara bebas. Akan tetapi dalam keadaan padat, senyawa ion tidak
dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak.
4. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron. Sedangkan senyawa kovalen membentuk senyawa dari penggunakan electron
bersama pada elektron yang saling berinteraksi dan membentuk ikatan. Jika pasangan
elektron berasal dari masing-masing atom yang berikatan maka ikatan yang terbentuk ikatan
kovalen. Dan apabila pasangan elektron hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan
maka ikatan yang terbentuk ikatan kovalen koordinasi.
Pembentukan Ikatan Kovalen
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi, digunakan rumus titik
elektron (struktur Lewis). Rumus ini menggambarkan bagaimana peranan elektron valensi
dalam membentuk ikatan. Rumus titik elektron (struktur Lewis) merupakan tanda atom yang
di sekelilingnya terdapat tanda titik, silang, atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron
valensi atom yang berikatan. Untuk menentukan elektron valensi, perlu dibuat konfigurasi
elektronnya. contoh:

17
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Gambar 8. Ikatan kovalen

Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen akan membentuk molekul. Jumlah


tangan ikatan memberikan informasi jumlah ikatan dalam suatu molekul kovalen. Jika di
antara dua atom dalam molekul hanya ada sepasang elektron ikatan maka ikatannya disebut
ikatan kovalen tunggal. Jika ada dua pasang elektron ikatan maka disebut ikatan kovalen
rangkap dua, dan jika ada tiga pasang elektron ikatan maka disebut ikatan kovalen rangkap
tiga.
Pasangan elektron yang digunakan bersama oleh dua atom yang berikatan disebut
pasangan elektron ikatan, sedangkan pasangan elektron yang tidak digunakan bersama oleh
kedua atom disebut pasangan electron bebas.
5. Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pada pembentukan ikatan terdapat pasangan
elektron yang hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi
umumnya terjadi pada molekul yang juga mempunyai ikatan kovalen

Gambar 9. Ikatan kimia pada struktur H2SO4


Sumber : https://caraharian.com/struktur-lewis-asam-sulfat.html (Karinnasetya)

B. RUMUS KIMIA
Banyak molekul unsur dan molekul senyawa di sekitar kita, tentu kalian telah dapat
menyebutkan beberapa diantaranya. Di dalam rumah, di kamar mandi, di ruang makan,

18
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

bahkan di dalam tubuh kita terdapat banyak molekul unsur dan molekul senyawa yang tidak
akan lepas dari kegiatan kita sehari-hari.
Kita mengenal air, gula, oksigen, darah, keringat, garam, urin dan hal-hal lain yang
sering kita manfaatkan atau tidak kita manfaatkan yang terbuat dari molekul unsur dan
senyawa. Seringkali kita juga diberikan narasi bahwa bahan - bahan kimia dan senyawa
secara umum berbahaya. Namun, dengan kita mempelajari kimia di bangku sekolah dan
sumber lainnya seperti saat ini, apakah kalian setuju bahwa bahan - bahan kimia semuanya
berbahaya?.
Tentu dengan pengetahuan baru mengenai rumus kimia dan tatanama senyawa kimia,
akan dapat mengubah mindset kita akan hal ini. kita jadi dapat mengetahui manakah unsur
atau senyawa yg memang berbahaya bagi kita, dan kita juga dapat mengetahui bahwa
ternyata ada banyak sekali bahan - bahan kimia baik unsur maupun senyawa yang kita sangat
butuhkan dalam kehidupan. Contoh nyatanya adalah oksigen, gula dan air. Setidaknya itulah
hal-hal pokok yang kita butuhkan selain protein dan zat lainnya.
Penentuan rumus senyawa
Lalu, bagaimanakah cara kita untuk dapat mengenali masing-masing zat ini (baik
unsur maupun senyawa)?. Mengingat, kita tidak dapat melihat atom-atom penyusun molekul
zat tersebut hanya dengan mata. Masih ingatkah kalian dengan notasi atom? Kita juga akan
mempelajari hal tersebut dengan susunan notasi tertentu yang berbeda satu dengan yang lain,
dalam penyebutan suatu molekul. Simbol atau susunan notasi tertentu yang digunakan untuk
mengenali suatu molekul dinamakan rumus kimia.
Penggunaan rumus kimia erat kaitannya dengan tatanama senyawa. Rumus kimia zat
menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam zat. Angka yang
menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks.
Rumus kimia zat terbagi menjadi dua, yaitu:
Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus senyawa kimia yang diperoleh dari hasil percobaan berdasarkan pada fakta
dan hasil eksperimen disebut rumus empiris. Rumus empiris juga diketahui sebagai rumus
senyawa yang paling sederhana, yang merupakan perbandingan terkecil atom-atom unsur
yang menyusun suatu senyawa. Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
Misalnya, natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na + dan ion Cl-
dengan perbandingan 1:1. Rumus kimia natrium klorida adalah NaCl. Rumus kimia unsur-
unsur ini tidak digambarkan hanya dengan lambang unsurnya, melainkan unsur beserta

19
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

jumlah atom yang terbentuk. Misalnya, rumus kimia gas oksigen, yaitu O2, artinya rumus
kimia gas oksigen terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom
oksigen. Semua senyawa memiliki rumus empiris. Senyawa molekul memiliki rumus
molekul selain rumus empiris.
Kemudian, dari eksperimen-eksperimen yang dilakukan, diketahuilah massa molar
suatu molekul. Data dari rumus empiris dan massa molar tersebut diolah dan ditemukanlah
rumus yang menggambarkan jumlah komponen dari atom-atom yang membentuk suatu
molekul. Rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur yang menyusun suatu molekul
inilah yang disebut dengan rumus molekul. Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Sehingga rumus
molekul menyatakan susunan dari molekul zat. Misalnya, rumus molekul air adalah H 2O,
artinya dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

C. TATANAMA SENYAWA KIMIA


Tatanama senyawa
Nama ilmiah suatu unsur memiliki asal-usul yang bermacam-macam. Ada yang
didasarkan pada warna unsur, salah satu sifat unsur yang bersangkutan, atau nama seorang
ilmuwan yang sangat berjasa. Nama yang dikenal bebas untuk suatu senyawa biasanya
digunakan nama trivial atau nama dagangnya. Nama trivial ini biasanya dikenal dalamdunia
industry atau perdagangan sebelum dilakukan standardisasi oleh IUPAC. Untuk mencegah
timbulnya perdebatan mengenai nama, Persatuan Kimia Murni dan Kimia Terapan atau
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) menetapkan aturan penamaan
yang berlaku secara global.
Berikut aturannya:
1. Tatanama Senyawa Ionik Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam atom yang berbeda.
Sedangkan senyawa ionik biner adalah senyawa ionik yang terbentuk dari dua jenis ion yang
berbeda. Biasanya tersusun atas unsur logam dan nonlogam. Pada senyawa biner, unsur
logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).
a. Kation dituliskan terlebih dahulu (di awal), kemudian anion.
Contoh : Senyawa ionik yang terdiri dari kation Na + dan anion Cl-. Maka penulisan
senyawanya adalah NaCl.
b. Nama anion adalah akar kata dari nama unsurnya dan diberi akhiran -ida

20
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

c. Nama kation dalam senyawanya, bergantung pada muatan kationnya. Ada kation yang
bermuatan tetap, ada pula kation yang dapat memiliki muatan lebih dari satu.
Tabel 1. Aturan tatanama pada senyawa ionik biner
Kation bermuatan tetap Kation bermuatan lebih dari 1 jenis
Nama kation sesuai dengan nama atom Muatan kation dituliskan dalam tanda kurung
unsurnya dalam tabel SPU. (angka romawi) setelah nama kationnya.
Contoh : NaBr = Natrium Bromida Contoh : Fe2+ bersenyawa dengan ion klorida
K2S = Kalium Sulfida membentuk FeCl2.
Nama senyawanya adalah Besi (II) klorida
d. Penulisan rumus senyawa ionik biner mengikuti aturan penulisan sebagai berikut :
Kation ditulis di awal. Diikuti anionnya. Kita harus tahu berapa muatan yang sesuai untuk
masing-masing kation dan anion. Jumlah total muatan positif dan muatan negatif harus sama
dengan nol. Untuk menyembangkan muatan positif dan negatifnya, tambahkan subscript
(dengan angka yang sesuai) pada kation atau anion.
Contoh :
K2S = Kalium Sulfida BaI2 = Barium Iodida
+ 2-
K dan S Ba2+ dan I-
+1 -2 +2 -1
x2 x 1  K2S x1 x 2  BaI2
Berikut ini tabel beberapa nama-nama kation dan anion yang diketahui:
Tabel 2. Nama kation dan anion monoatomik bermuatan tetap
Nama Kation Lambang Nama Anion Lambang
Hidrogen H+ Hidrida H-
Lithium Li+ Fluorida F-
Kalium K+ Klorida Cl-
Rubidium Rb+ Bromida Br -
Cesium Cs+ Iodida I-
Perak Ag+ Karbida C2-
Berilium Be2+ Oksida O2-
Magnesium Mg2+ Sulfida S2-
Kalsium Ca2+ Tellurida Te2-
Stronsium Sr2+ Selenida Se2-
Barium Ba2+ Nitrida N3-
Radium Ra2+ Fosfida P3-
Seng Zn2+ Arsenida As3-
Nikel Ni2+
Alumunium Al3+

21
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Tabel 3. Kation monoatomik bermuatan lebih dari satu


Nama Ion Lambang
Tembaga (I) Cu+
Tembaga (II) Cu2+
Besi (II) Fe2+
Besi (III) Fe3+
Timah (II) Sn2+
Timah (IV) Sn4+
Krom (II) Cr2+
Krom (III) Cr3+
Raksa (I) Hg+
Raksa (II) Hg2+
Timbal (II) Pb2+
Timbal (IV) Pb4+
Emas (I) Au+
Emas (III) Au3+
Kobalt (II) Co2+
Kobalt (III) Co3+

2. Tatanama Senyawa Kovalen Biner


Senyawa kovalen biner adalah senyawa kovalen yang terbentuk dari dua jenis atom yang
berbeda. Tatanama senyawa kovalen biner diatur sebagai berikut:
a. Nama senyawa dimulai dengan nama unsur yang ditulis terlebih dahulu (umumnya
unsur yang berada di sebelah kiri pada tabel periodik atau unsur yang mempunyai
keelektronegatifan lebih kecil).
b. Tambahkan akhiran –ida pada unsur yang kedua.
c. Gunakan awalan dari bahasa Yunani berikut utuk menyatakan jumlah atom:
1 : mono- 6 : heksa-
2 : di- 7 : hepta- Contoh : CO diberi nama Karbon monoksida
3 : tri- 8 : okta- CO2 diberi nama Karbon dioksida
4 : tetra- 9 : nona- N2O5 diberi nama Dinitrogen pentaoksida
5 : penta- 10 : deka-

3. Tatanama Senyawa Poliatomik


Senyawa poliatomik adalah senyawa yang terbentuk dari tiga atau lebih jenis atom yang
berbeda. Penulisan rumus senyawa poliatomik diawali dengan lambing kation diikuti dengan
anionnya. Anion pada senyawa poliatomik biasanya merupakan senyawa ion dari sisa asam
yang kehilangan atom H nya, sedangkan senyawa ion dari sisa basa yang kehilangan ion
hidroksida (OH-) dapat menjadi kation pada senyawa poliatomik. Gabungan dari kation dan

22
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

anion tidak serta merta membentuk senyawa yang netral, perlu adanya penyesuaian jumlah
muatan yang dituliskan dengan subscript pada keduanya. Gunakan tanda kurung pada bagian
ion poliatomik yang diberi subscript. Contoh : Barium nitrat, terdiri dari ion Barium (Ba2+)
dan ion Nitrat (NO3-). Karena keduanya memiliki muatan yang berbeda, diperlukan
penyesuaian agar muatan senyawa poliatomik yang terbentuk nol atau netral.
Barium nitrat Amonium Sulfat (dari ion ammonium dan ion sulfat)
Ba2+ dan NO3- NH4+ dan SO42-
+2 -1 +1 -2
x1 x 2  Ba(NO3)2 x2 x 1  (NH4)2SO4
Tatanama senyawa poliatomik diatur dengan ketentuan berikut:
a. Beri nama kation dan anion yang terdapat dalam rumus senyawanya
b. Gabungkan nama kation dan anion, didahului dengan penyebutan kation
c. Subscript yang diberikan pada kation atau anion tidak berpengaruh pada nama
senyawa. Contoh :
CuSO4 Tembaga (II) sulfat
NH4Cl Amonium klorida
NH4OH Amonium hidroksida
(NH4)2SO4 Amonium sulfat
Untuk membantu memudahkan kalian dalam pemberian nama senyawa poliatomik,
perhatikan tabel berikut:
Tabel 4. Nama kation dan anion poliatomik yang diketahui
Nama Ion Lambang
Amonium NH4+
Nitrat NO3-
Nitrit NO2-
Sianida CN-
Tiosianat SCN-
Permanganat MnO4-
Hidroksida OH-
Perklorat ClO4-
Klorat ClO3-
Klorit ClO2-
Hipoklorit ClO-
Kromat CrO42-
Dikromat Cr2O72-
Asetat CH3COO-
Fosfat PO43-
Sulfat PO33-
Sulfit SO42-
Karbonat CO32-

23
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

4. Tatanama Senyawa Organik


Senyawa organik adalah senyawa molekuler dengan kandungan utama dalam senyawa
tersebut adalah atom karbon dan atom hidrogen, sering disebut juga dengan senyawa
hidrokarbon. Kekhasan atom karbon inilah yang dapat membentuk suatu senyawa menjadi
senyawa organik. Hal unik dari atom karbon adalah kemampuannya untuk mengikat atom
karbon lain dengan menghasilkan rantai atau cincin dengan panjang yang beragam. Beberapa
unsur memiliki kemampuan terbatas untuk membentuk rantai atau cincin seperti atom
karbon, hanya atom karbon yang dapat melakukan hal ini dengan sejumlah atom lain seperti
oksigen, nitrogen, dan belerang melalui ikatan tunggal atau ikatan rangkap. Contoh senyawa
organik yang ada dalam tubuh manusia adalah glukosa (monosakarida), asam amino, dan
lemak (gliseril tristearat). Berikut struktur dari senyawa-senyawa organik tersebut.

Gambar 10. Struktur Senyawa Glukosa dan Asam Amino


Sumber : http://habibana.staff.ub.ac.id/2014/08/08/glukosa/, https://www.dictio.id/t/bagaimana-sistem-
pengelompokan-asam-amino/124813

Beberapa contoh senyawa organik lain yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari
adalah hidrokarbon alifatik (bensin, parafin, gas metana, gas asetilena dan sebagainya),
senyawa aromatik (benzena, piridin, fenol, anilin, dan tiofen dan sebagainya), alkohol,
aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester.
a. Golongan Senyawa Organik
Senyawa organik memiliki banyak jenis, sehingga perlu adanya suatu penggolongan senyawa
organik.
 Senyawa Siklik: Senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup.
 Senyawa Alifatik: Senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka.
 Senyawa Homosiklik: Senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun oleh
atom karbon.
 Senyawa Heterosiklik: Senyawa siklik yang atom lingkarnya selain tersusun oleh
atom C (karbon) juga tersusun oleh atom lain, misalnya: O, N, dan S.
Di Pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang Senyawa Organik Hidrokarbon
Alifatik. Penggolongan senyawa organik alifatik berdasarkan ikatannya terbagi menjadi tiga,

24
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

yaitu Alkana (Senyawa hidrokarbon ikatan tunggal antar C-nya), Alkena (Senyawa
hidrokaron yang mengandung ikatan rangkap dua = antar atom C-nya) dan Alkuna (Senyawa
hidrokarbon yang menganduung ikatan rangkap tiga ≡ antar atom C-nya).
b. Tatanama Senyawa Alkana
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis.
Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah
CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4.

Gambar 11. Struktur Senyawa Glukosa dan Asam Amino


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Alkana

Tatanama senyawa Alkana didasarkan pada jumlah atom C rantai utama penyusunnya
dengan akhiran –ana.
C1 : metana C6 : heksana
C2 : etana C7 : heptane Contoh :
C3 : propana C8 : oktana Tersusun atas 4 atom C karbon,
C4 : butane C9 : nonana senyawa tersebut adalah butana
C5 : pentana C10 : dekana

 Rantai lurus
Alkana rantai lurus, penamaannya berdasakan jumlah atom C dengan memberikan
awalan n- (normal). Contoh, sebuah senyawa hidrokarbon alifatik dengan jumlah
atom rantai lurus penyusunnya 4 karbon dengan ikatan tunggal digambarkan
sebagai berikut:
diberinama n-butana

 Rantai bercabang
1. Nama Alkana dipilih dari rantai C terpanjang sebagai rantai C utama,
contoh:

terdapat tiga atom C pada rantai utama.

25
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

2. Atom C yang posisinya di luar rantai utama disebut sebagai cabang


3. Penomoran atom C pada rantai C dimulai dari ujung rantai utama yang
paling dengan cabang, contoh:

4. Penamaan cabang (disebut alkil) sesuai dengan aturan berikut:


Tabel 5. Aturan penamaan cabang pada hidrokarbon
C1 : metil Contoh : :

C2 : etil
isobutil
C3 : propil Tersusun atas 4 atom C karbon,

isoamil senyawa tersebut adalah 2-metil


C4 : butil butana

sekunder butil
C5 : amil

tersier butil

5. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama pada rantai C utama, harus
diawali dengan awalan di-, tri-, tetra- dan seterusnya.
6. Penyebutan nama alkil (cabang) dituliskan berdasarkan urutan abjad
awalnya.
7. Jika pada satu atom C mengikat dua alkil yang sama, penulisan nomor
harus berulang, contoh :
Terdiri dari rantai utama dengan C = 5
(nama rantai utama pentana). Memiliki 2
buah cabang metil di omor yang sama
(atom C kedua). Nama senyawa tersebut
adalah 2-2 dimetil pentana.

26
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

c. Tatanama Senyawa Alkana dan Alkuna


Tatanama senyawa Alkena dan Alkuna memiliki aturan yang hamper sama denga
tatanama senyawa alifatik Alkana, hanya saja terdapat perbedaan pada penamaan rantai
utamanya.
1. Pada Alkana nama rantai utama berakhir dengan –ana, berbeda dengan alkena
(memiliki ikatan rangkap dua =), nama rantai utama berakhir dengan –ena.
Demikian juga pada senyawa alkuna (rangkap tiga ≡), nama rantai utama
berakhir dengan –una.
2. Nama rantai utama alkena dan alkuna dituunkan dari nama ratai utama alkana
yang sesuai berdasarkan jumlah atom C penyusun rantai terpanjangnya.
3. Penomoran dimulai dari salah satu atom C yang terdekat dengan ikatan
rangkapnya sehingga ikatan rangkap pada rantai utama mendapat angka yang
kecil.
4. Posisi ikatan rangkap pada penulisan nama, diawali dengan menunjukkan angka
posisinya pada atom C yang berikatan rangkap, Contoh :
Tabel 6. Contoh pemberian nama pada senyawa organik alifatik alkena dan alkuna
Alkena Alkuna

2,3-dimetil 1-pentena

27
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Referensi

Kurniawati, Dini, Meta Juniasari. Saat Saat Jelang Ujian Nasional Kimia 2016/2017. Tim
Alfa Cendekia. 2016 : Penerbit Sewu

Modul Belajar Mandiri Pembelajaran 3. Senyawa Organik dan Anorganik Calon Guru
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) IPA Kimia

28
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD A Kegiatan Pembelajaran 1 link Slideshare 1

LKPD B Kegiatan Pembelajaran 1 link Slideshare 2

LKPD Homogen Kegiatan Pembelajaran 1 link Slideshare 3


Tatanama Senyawa

LKPD Kegiatan Pembelajaran 2 link Slideshare 4


Hukum Dasar dan Persamaan Reaksi Kimia

LKPD A Kegiatan Pembelajaran 3 link Slideshare 1

LKPD B Kegiatan Pembelajaran 3 link Slideshare 2

LKPD Homogen Kegiatan Pembelajaran 3 link Slideshare 3


Stoikiometri Kimia

Lampiran II Tes Diagnostik


Kegiatan Pembelajaran 1 link TD Slideshare 1

Kegiatan Pembelajaran 2 link TD Slideshare 2

Kegiatan Pembelajaran 3 link TD Slideshare 3

Lampiran III Tes Profiling Peserta Didik link Profiling PD

Lampiran IV Asesmen formatif


Kegiatan Pembelajaran 1 link Afor Slideshare 1

Kegiatan Pembelajaran 2 link Afor Slideshare 2

Kegiatan Pembelajaran 3 link Afor Slideshare 3

Lampiran V Asesmen Sumatif


Kegiatan Pembelajaran 1 link AS Slideshare 1

Kegiatan Pembelajaran 2 link AS Slideshare 2

Kegiatan Pembelajaran 3 link AS Slideshare 3

29
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Lampiran VI Media SlideShow Powerpoint


Kegiatan Pembelajaran 1 link SP Slideshare 1

Kegiatan Pembelajaran 2 link SP Slideshare 2

Kegiatan Pembelajaran 3 link SP Slideshare 3

30
MODUL SEMESTER 2
FASE E – KURIKULUM MERDEKA

Profil Penulis

Tresnoningtias Mutiara Anisa, S.Pd, M.Si. terlahir di Pemalang, 8 Januari


1992 dan telah menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Negeri
Semarang prodi pendidikan kimia. Mengikuti program “I’m here” pada
masanya yang kemudian berganti nama menjadi rombel “PGSBI”. Penulis
telah dididik dan dipersiapkan untuk menjadi guru kimia yang tidak hanya
menyiapkan kegiatan pembelajaran materi kimia dengan baik dan maksimal
namun juga telah dipersiapkan untuk menjadi guru yang mampu mengikuti
perkembangan ilmu kimia secara global. Pengalaman pendidikan pennulis dilanjutkan di
Universitas Diponegoro yang dilakukannya bersamaan dengan pengabdian mengajar sebagai
guru di sebuah Bimbel ternama di Bekasi dan Semarang.
Mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Indonesia yang dilaksanakan selama dua semester pada tahun
akademik 2022/2023 menambah pengalaman akademik dan mengajar penulis. Penulis yang
juga tertarik dalam bidang kesenian ini menuangkan ilmu kimia yang telah dipelajarinya, dan
juga perhatian penuh kepada peserta didik melalui penyusunan modul mengajar dan segenap
perangkat pembelajarannya yang dapat diakses oleh masyarakat umum secara digital.
Perhatian penuh pada peseta didik yang dipikirkan dengan matang da didalami dengan
pertimbangan yang serius seperti halnbya memikirkan perkembangan dan kebutuhan belajar
putra putrinya sendiri. Dengan penyusunan modul dan perangkat pengajaran yang berpusat
pada peserta didik ini penulis menuangkan harapan akan keberhasilan pendidikan di
Indonesia dan kebermanfaatan ilmu yang dapat berguna tidak hanya secara akademik namun
juga bermakna dan tepat dalam penerapannya di kehidupan bermasyarakat.
Kontak Penulis : tiasveeart@gmail.com

31

Anda mungkin juga menyukai