Perkiraan Datangnya Waktu Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghazali
Perkiraan Datangnya Waktu Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghazali
Bulan Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhirnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al‐Baihaqi, disebutkan
bahwa sepuluh malam terakhir Ramadhan memiliki keutamaan terbebas dari api neraka. Grand Syeikh Al‐Azhar, Kairo Dr
Ahmad Thayib mengatakan, Lailatul Qadar berarti suatu malam ampunan, diterimanya semua amal, dan dijauhkan dari api
neraka.
Inilah alasan mengapa ibadah di malam Lailatul Qadar disebut lebih baik dari seribu bulan. "Di dalam Lailatul Qadar, malaikat
turun ke Bumi untuk memberi salam kepada umat Islam yang berpuasa dan memohonkannya ampunan," kata Dr Thayib,
dikutip dari laman Lembaga Fatwa Mesir.
Karena keutamaan dan keagungan itu, Allah merahasiakan malam Lailatul Qadar di antara sepuluh hari terakhir Ramadhan. Hal
ini dimaksudkan agar orang Islam bersungguh‐sungguh dalam beribadah dan menghidup‐hidupkan malam bulan suci
Ramadhan.
Kapan malam Lailatul Qadar turun? Meski tak ada yang tahu secara pasti waktu turunnya Lailatul Qadar, sejumlah ulama telah
membuat kaidah atau cara menentukannya. Termasuk di antara ulama yang membuat kaidah waktu Lailatul Qadar adalah
Imam Ghazali.
Dalam I'anatu at‐Thalibin, Imam Ghazali mengatakan bahwa waktu turunnya Lailatul Qadar dapat diketahui dari hari permulaan
Ramadhan.
Berikut rinciannya:
Kendati demikian, kaidah tersebut bisa berpeluang benar dan salah. Sebab, tak ada yang tahu secara pasti waktu turunnya
Lailatul Qadar. Untuk itu, dianjurkan untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan seperti yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Masih dari sumber Lembaga Fatwa Mesir, Dr Ali Jumah mengatakan, banyak ulama memang
berbeda pendapat dalam menentukan malam Lailatul Qadar. Namun, ia berharap agar umat Islam tetap menghidup‐hidupkan
sepuluh malam terakhir Ramadhan, bukan terbatas pada malam ganjil. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA: "Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menghidup‐hidupkan (dengan
beribadah) malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni".