Disusun oleh:
1. KIKI ALFIKA (1238.20.0879)
2. M. ERI PRATAMA
(1238.20.0910)
3. RIYANTO (1238.20.0974)
4. USWATUN HASANAH
HARAHAP (1238.20.1004)
5. VIVI ASRIA HARAHAP
(1238.20.1006)
A. Latar Belakang
I’tikaf adalah salah satu ibadah yang sering dilakukan oleh nabi Muhammad SAW.
Hukum Itikaf adalah sunnah, kecuali apabila seseorang mewajibkan atas dirinya
sendiri, dengan mengeluarkan nazar (nadzr).
Malam lailatul qadar adalah malam yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh
dunia. Pada malam tersebut, Allah SWT pertama kali menurunkan wahyu berupa
ayat-ayat Alquran kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.Dari segi
bahasa, lailatul qadar terdiri atas dua kata, yaitu 'lail' yang artinya malam,
sedangkan 'qadar' sendiri memiliki makna yang beragam.
B. Rumusan masalah
B.Huukum i'tikaf
asalnya sunnah, tetapi dapat menjadi wajib jika dinazarkan. Hukum i'tikaf juga
dapat menjadi haram apabila dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa
izin. Hukum i'tikaf menjadi makruh jika dilakukan oleh wanita yang bertingkah
serta mengundang fitnah walaupun telah disertai izin.
C.Cara Beri’tikaf
Antara lain :
a. Niat
Artinya:
“sengaja aku berniat i' tikaf di dalam masjid karena Allah ta'aala"
b. Berdiam diri didalam masjid dengan memperbanyak dzikir, tafakur, membaca
d’a tasbih dan diutamakan memperbanyak membaca Al-Qur’an.
c. Menghindari dirir dari segala perbuatan yang tidak berguna
Dalam itikaf disunnahkan membaca do’a sebagai berikut.
Artinya:
“ya Allah bahwasanya engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah akan
daku”.
D. Rukun I’tikaf
a. Niat
Niat mendekatkan diri kepada Allah, jika berdiam diri tidak dalam masjid, atau
tidak diniatkan maka tidak menjadi I’tikaf
b. Berdiam dimasjid
Tidak cukup berdiam sekedar thuma’ninah, tetap, harus lebih, sekurang-kurangnya
berhenti (berdiam).
c. Dimasjid
I’tikaf itu dianggap sah jika dilakukan dimasjid
Sebagaimana sabda nabi:
- Keluar dari masjid dengan tidak ada keperluan yang penting bagi yang beri’tikaf
- Bercampur dengan isteri atau bermubasyrah
- Murtad
- Hilang akal karena gila atau mabuk
- Dating haid atau nifas (bagi kaum wanita) dan semua yang mendatangkan hadas
besar
F. Manfaat i'tikaf
Lailatul Qadar adalah malam ketika Allah SWT pertama kali menurunkan
wahyu berupa ayat-ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril.
Mulai memasuki pertengahan bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang
berlomba-lomba untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
menjelaskan, Lailatul Qadar adalah satu malam yang mulia di bulan suci
Ramadhan.
Baidi mengatakan, ayat Al Quran yang menjelaskan tentang Lailatul Qadar
yakni Surah al-Qadr.
) تَنَ َّز ُل3( ف َشه ٍْرِ ) لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر خَ ْي ٌر ِم ْن َأ ْل2( ) َو َم َأ ْد َراكَ َما لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر1( ِإنَّا َأ ْن َز ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر
)5( طلَ ِع ْالفَجْ ِرْ ) َساَل ٌم ِه َي َحتَّى َم4( ح فِيهَا بِِإ ْذ ِن َربِّ ِه ْم ِم ْن ُك ِّل َأ ْم ٍرxُ ْال َماَل ِئ َكةُ َوالرُّ و
Kebaikan atau pahala yang diberikan kepada orang yang melaksanakan ibadah
di waktu Lailatul Qadar, lebih baik dibanding seribu bulan.
"Kurang lebih 84 tahun,
Berdasarkan hal tersebut, ada sunnah.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan,
umat Islam diperintahkanuntuk melakukan itikaf.
Ciri atau Tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar Dr H Baidi menjelaskan, dalam
berbagai riwayat telah dijelaskan dalam hadist Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam bahwa Lailatul Qadar terjadi 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Terkait kepastian malam keberapa, Dr H Baidi mengatakan belum ada
penjelasan.
- Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh
pada malam ke-25.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada
malam ke-23.
"Sebenarnya tidak ada penjelasan tegas dari Agama, tentang indikator terjadinya
Lailatul Qadar,
Namun menurutnya, dari berbagai riwayat indikator terjadinya Lailatul Qadar
kondisi alam turunnya Lailatul Qadar adalah
Cuaca pada pagi atau malam hari turunnya Lailatul Qadar.
Oleh karena itu, ini tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar,
Dr H Baidi mengungkapkan, hal tersebut merupakan alangkah baik selama 10
hari terutama di malam-malam ganjil untuk menyongsong Lailatul Qadar.
Hal tersebut karena manusia tidak tahu secara pasti turunnya Lailatul Qadar.
Itu rahasia Allah SWT,
B. Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar
Pada Bulan Ramadhan, Allah menurunkan malam penuh dengan fadhilah dan
barakah yang berjuluk malam seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Malam
ini merupakan malam dimana diturunkan Al-Qur’an dan para Malaikat Allah ke
muka bumi.
"Kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW patut bersyukur karena malam
spesial ini hanya diberikan kepada kita. Ummat sebelum Nabi Muhammad tidak
memilikinya," ujar Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Ridwan
Syuaib saat menyampaikan materi Ngaji Ahad Sore (Jihad Sore), Ahad (26/6).
Berdasarkan beberapa Hadits yang termaktub pada Kitab Irsyadul Ibad, pada 10
hari terakhir di Bulan Ramadhan Nabi Muhammad meningkatkan kuantitas dan
kualitas ibadahnya bersama keluarganya.
Keutamaan lailah al-qadr itu sangat luar biasa (hâil dlakhm). Di dalamnya Al-
Qur’an diturunkan sebagai petunjuk manusia untuk menjadi penjelasan dan
pembeda antara yang hak dan yang batil. Menurut Syekh Abdul Halim Mahmud,
makna nuzûl al-Qur’an adalah “nuzûlur risâlatir rahmatil ‘âmmah (turunnya
risalah yang penuh kasih sayang secara menyeluruh/tidak pandang bulu).” Yang
dimaksud al-rahmah al-‘âmmah (kasih sayang menyeluruh) adalah “al-rahmah
bi kullil ‘awâlim (kasih sayang/rahmat untuk setiap alam).” (Syekh Abdul Halim
Mahmud, Syahr Ramdhân, Kairo: Darul Ma’arif, tt, hlm 20). Pandangan ini
didasari oleh firman Allah:
َك ِإاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين
َ َو َما َأرْ َس ْلنَا
Dari sudut pandang kemuliaannya, lailah al-qadr lebih utama dari seribu bulan
(alfu syahrin). Surat al-Qadr menggambarkan lailah al-qadr dengan turunnya
para malaikat di malam itu untuk mengurus berbagai urusan, dan kedamaian
atau kesejahteraan memenuhi malam itu hingga fajar menyingsing. Menurut
perhitungan Syekh Abdul Halim Mahmud, seribu bulan (alfu syahrin) setara
dengan 83 tahun 4 bulan yang merupakan umur standar manusia (dzalika ‘âdah
‘umril insân). Beliau menulis
: فهي خير من عمر, وذلك عادة عمر اإلنسان,واأللف شهر هي ثالث وثمانون سنة وأربعة أشهر
أي أنها خير من الدهر, وفي المستقبلx من عمر كل إنسان في الماضي: من عمر كل إنسان,اإلنسان
“Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan
standar umum umur manusia. Lailatul qadr (alfu syahrin) lebih baik dari umur
manusia; dari umur setiap manusia, baik umur manusia di masa lalu maupun
umur manusia di masa mendatang. Intinya, lailatul qadr lebih baik dari (usia)
zaman.” (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadhân, h. 21) Itu artinya
lailah al-qadr lebih mulia dan utama dari seluruh umur manusia, baik umur
manusia di zaman dulu, zaman sekarang, maupun di zaman mendatang. Syekh
Abdul Halim Mahmud bahkan mengatakan, “annahâ khair minad dahr (lailatul
qadar lebih baik dari usia zaman)." Penjelasan Syekh Abdul Halim Mahmud ini
dikarenakan tidak adanya batasan pasti mengenai kebaikan dan kemuliaan
lailatur qadr. Petunjuk yang diberikan Allah hanya kebaikannya melebihi seribu
bulan.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
I’tikaf adalah berdiam diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dasar
hukum I’tikaf Sunnah akan tetapi bias saja menjadi wajib apabila di nazarkan
dan bias juga menjadi haram bagi istri dan hamba sehaya jika tidak
mendapatkan izin dari suami/tuannya.
Dan beri’tikaf ad acara yang telah di tentukan. Untuk melakukan I’tikaf harus
di awali dengan niat yang bersih dan tulus. Dan ada juga beberapa hal yang bias
membatalkan I’tikaf yang telah ditulius di makalah ini. Dan beri’tikaf bias
mencari malam lailatul qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Lailatul qadar ialah sangat luar biasa(hail dlakhm) didalamnya di turunkan
Al-Quran di turunkan untuk petunjuk bagi umat manusia menjadi penjelasan dan
pembeda antara yang hak dan yang batil.
Surah Al-Qadr mengambarkan Lailah al-qadr dengan turunnya malaikat di
malam itu untuk mengurus berbagai urusan, dan kedamaian atau kesejahteraan
memenuhu malam itu hingga fajar menyinsing.
B. Saran
Kami sebagai penyusun berharap kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’I Moh. Drs. H. Fiqih Islam Lengkap. TP. Karya Toha Putra; Jakarta, 5
Mei 1978
Al-Hasbyi Bagir. M. Fiqih Praktis, M.ZAN, bandung; Februari 1999
https://islam.nu.or.id/ramadhan/keutamaan-keutamaan-lailatul-qadar-ZLFOQ