Makalah Evidence Based Kebidanan Dalam Asuhan Persalinan
Makalah Evidence Based Kebidanan Dalam Asuhan Persalinan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit.
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan
anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20 menit
sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %,
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda,
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan
B. Tujuan
asuhan persalinan terkini
BAB II
TINJAUAN TEORI
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
1987), dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan
praktek. Pada awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam
akademik. Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling
ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan
untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian
murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan
analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort
studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi
B. Asuhan Persalinan Normal
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin,10)
Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
sehat.
5. Aspek Rujukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama
Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat
dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir
semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang
sangat rendah.
a) Keluarga Berencana
c) Asuhan Pascakeguguran
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian
petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu
bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut
terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya
kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan
kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan. Upaya rujukan obstetrik
dimulai dari pengenalan dini terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih
2. Laserasi/episiotomi
Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin karena
seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada
perineum.
3. Retensio plasenta
Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk mencegah perdarahan, mempercepat
proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian uterotonika segera setelah bayi
4. Partus Lama
partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan. Dukungan
suami atau kerabat, diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan aman selama
keluarga klien
pengenalan/penanganan sedini mungkin, misalnya dengan memantau secara baik dan teratur
denyut jantung bayi selama proses persalinan, mengatur posisi tubuh untuk memberi rasa
nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi, teknik
meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Bila terjadi asfiksia,
dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam
posisi yang tepat, penghisapan lendir secara benar, memberikan rangsangan taktil dan
melakukan pernapasan buatan (bila perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk
mencegah asfiksia, memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan
mencegah hipotermia.
dasar persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan
prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah
mengikutsertakan suami dan keluarga selama
proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan
dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan
mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik.
Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan
(ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar)
dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan
memperlakukannya sesuai
martabatnya.
2. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan
diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut.
3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan
keluarganya.
4. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan
rasa takut atau kuatir.
5. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan
kekhawatiran ibu.
6. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan
menenteramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga yang lain.
7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya
dan/atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai
cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran
bayinya.
9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara
konsisten.
10. Menghargai privasi ibu.
11. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi
selama persalinan dan
kelahiran bayi.
12. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan
makanan ringan bila ia
menginginkannya.
13. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek
tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan.
14. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin
membahayakan (episiotomi,
pencukuran, dan klisma).
15. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam
pertama setelah kelahiran bayi.
17. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi
dengan baik, bahan-bahan,
perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap
melakukan resusitasi bayi
baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan evidence based
terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering terjadi. Hal ini
memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka kematian ibu
dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana
kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan
melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi
yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat waktu, dan
melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat secara bermakna
menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
B. Saran
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com