Anda di halaman 1dari 20

MAKAKLAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN

Dosen Pengampu : Wedya Wahyu, S. Kp, M.Kep

Oleh :

VIONA ARISTAWIDYA MULYA 2011313017

ULFA SALSABILA 2011313014

GHINA SALSABILLA 2111316001

DIVA ERLINDA 2011312005

Kelompok 12 A1 2020

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga dengan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Kehamilan” dalam
memenuhi tugas ketiga yang dibimbing oleh Ibu Wedya Wahyu, S.Kp, M.Kep. Tujuan
penulisan makalah ini adalah mengetahui asuhan keperawatan pada kehamilan.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis pun juga menyadari kekurangan
dalam penulisan makalah ini, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun. Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Padang, 9 Maret 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses reproduksi yang akan berakhir dengan
kelahiran bayi. Namun tak jarang kehamilan sering berakhir dengan keguguran.
Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap
pasangan suami istri yang telah menikah atau didalam keluarga. Selain itu juga
merupakan ancaman bagi setiap wanita yang disebabkan karena perubahan yang
dialami ibu baik perubahan fisik maupun emosional serta perubahan sosial dalam
keluarga (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan kehidupan ibu atau janinnya.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana asuhan keperawatan antenatal?
2) Bagaimana Pendidikan Kesehatan bagi ibu hamil?
3) Bagaimana pengenalan factor resiko kehamilan?

C. Tujuan
1) Untuk memperoleh gambaran secara nyata tentang pelaksanaan keperawatan
dan melakukan Asuhan keperawatan pada klien ibu hamil
2) Untuk mengetahui Pendidikan Kesehatan pada ibu hamil
3) Untuk mengetahui factor resiko kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antenatal Care

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil


secara berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan
intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010). Kunjungan Antenatal
Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan
sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak,
2005). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
professional (Dokter spesialis kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat)
untuk ibu selama masa kehamilanya.

B. Asuhan Keperawatan Antenatal Care

1. Pengkajian
Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama
kehamilan. Ibu yang datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan,
maka Anda harus melakukan pengkajian pada ibu hamil tersebut.
Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin,
Griffin, 2011) adalah:
a. Pemeliharaan kesehatan janin
b. Penentuan akurat usia kehamilan
c. Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen
risiko intervensi yang tepat
d. Rujukan ke sumber daya yang tepat

Pengkajian pada kehamilan terdiri atas pengkajian riwayat kehamilan


secara menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium
(Reeder, Martin, Griffin, 2011).
2. Riwayat kehamilan secara menyeluruh pengkajian riwayat klien
meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011):
a. Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota
keluarga di rumah, Berat badan, tinggi badan).
b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik).
c. Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid
terakhir (HPHT)
d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
e. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal
kehamilan).
f. Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan
kafein (minum kopi dan teh).
g. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda
sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV)
meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik
pada ibu hamil yang dilakukan meliputi pemeriksaan (Reeder, Martin,
Griffin, 2011):
a. Kepala dan leher lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva
dan mulut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau
tidak?
b. Dada dan jantung lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan
stetoskop daerah jantung dan paru–paru.
c. Payudara inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak,
palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran.
d. Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
e. Ekstremitas lakukan pemeriksaan reflex patella dengan
menggunakan reflex hammer.
f. Abdomen lakukan pengukuran Tinggi Fundus Uterus (TFU),
lakukan palpasi abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut
jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam
trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12
minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit
sampai 160 x/menit.
g. Vagina vulva lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak
warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi peningkatan
leukorhea/ keputihan.
h. Panggul komponen bimanual pemeriksaan panggul
memungkinkan pemeriksa untuk meraba dimensi pembesaran
rahim internal. Informasi ini membantu memperkirakan usia
kehamilan, baik mengkonfirmasikan Taksiran Persalinan (TP)
berdasar HPHT atau menyediakan informasi dalam HPHT tertentu.
Hal ini penting untuk menentukan TP akurat sedini mungkin
dalam kehamilan karena banyak keputusan intervensi yang
berkaitan dengan waktu dan pengelolaan kehamilan didasarkan
pada usia kehamilan yang ditentukan oleh TP tersebut. Pelvimetri
klinis (pengukuran dimensi dari tulang panggul melalui palpasi
selama pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan selama
pemeriksaan awal panggul. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur panggul yang
mungkin menghambat atau menghalangi janin melewati panggul
tulang selama kelahiran vagina.

4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan
data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi
risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan
laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan darah,
ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat proteinuri atau
glukosuria), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan hematocrit, pemeriksaan
eritrosit, dan pemeriksaan trombosit
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2017) antara lain:
a. Defisit pengetahuan tentang kehamilan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi Menurut SDKI (2017), halaman
246, kode D.0111.
b. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis Menurut SDKI (2017),
halaman 130, kode D.0057.
6. Rencana Keperawatan

Tabel 1. Pencanaan Keperawatan Menurut SDKI,SLKI,SIKI (2017)

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional
Defisit Setelah O: O:
pengetahuan dilakukan - Identifikasi - Untuk
tentang tindakan kesiapan dan mengetahui
kehamilan keperawatan kemampuan kesiapan dan
pada ibu diharapkan menerima kemampuan
hamil tingkat informasi pasien dalam
berhubungan pengetahuan menerima
dengan meningkat informasi
kurang dengan kriteria
T: T:
terpapar hasil:
- Sediakan materi - materi dan
informasi SLKI (2017),
media media
halaman 121,
pendidikan pendidikan
kode L.03030.
kesehatan untuk
1. Verbalisasai
minat dalam membantu
belajar mempermudah
tentang pasien dalam
anemia pada menerima
ibu hamil informasi
meningkat kesehatan
- Jadwalkan
2. Kemampuan
pendidikan - Untuk membuat
menjelaskan
kesehatan sesuai kontrak waktu
tentang
kesepakatan dengan pasien
anemia pada
ibu hamil yang terjadwal
- Berikan - Untuk
meningkat
kesempatan memberikan
3. Perilaku
bertannya kesempatan
membaik
sesuai pada pasien
dengan untuk bertanya
pendidikan hal yang belum
kesehatan difahami
E:
yang E: Untuk meningkatkan
- Jelaskan faktor
diberikan pemahaman ibu hamil
resiko yang
pada hal apa saja yang
mempengaruhi mempengaruhi
kesehatan

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional
Keletihan Setelah O: O:
berhubungan dilakukan - Identifikasi - Untuk
dengan tindakan kesiapan dan mengetahui
kondisi keperawatan kemampuan kesiapan ibu
fisiologis diharapkan menerima hamil dalam
tingkat informasi. menerima
keletihan informasi.
menurun T: T:
dengan kriteria - Sediakan materi - Untuk
hasil: dan media membantu ibu
SLKI (2017), pengaturan hamil dalam
halaman 141, aktivitas dan dalam
kode L.05046. istirahat. memahami
1. Ferbalisasi materi.
kepulihan
energi pada - Jadwalkan - Untuk
ibu hamil pemberian memberikan
meningkat pendidikan pendidikan
2. Tenaga ibu kesehatan. kesehatan pada
hamil ibu hamil yang
meningkat terjadwal.
3. Lesu pada E: E:
ibu hamil - Anjurkan - Untuk
menurun menyusun membantu ibu
4. Pola istirahat jadwal aktivitas hamil memiliki
ibu hamil dan istirahat. jadwal aktivitas
membaik dan istirahat
yang teratur.

- Ajarkan cara - Untuk memberi


mengidentifikasi pemahaman
kebutuhan kepada ibu
istirahat. hamil tentang
kebutuhan
istirahat.

7. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

8. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria
hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan.
a. Kesiapan peningkatan nutrisi berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil
Dengan hasil:
1) Verbalisasai minat dalam belajar meningkat.
2) Kemampuan menjelaskan tentang anemia meningkat.
3) Perilaku membaik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan Dengan hasil:
1) Keluhan lelah menurun
2) Perasaan lemah menurun
c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
Dengan hasil:
1) Ferbalisasi kepulihan energi meningkat
2) Tenaga meningkat
3) Lesu menurun
4) Pola istirahat membaik

C. Pendidikan Kesehatan Bagi ibu Hamil

1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk

mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat

agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan yaitu
terjadinya perubahan perilaku yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah

sasaran pendidikan, pelaku pendidikan, proses pendidikan dan perubahan perilaku

yang diharapkan (Setiawati, 2008).

Menurut Susilo (2011), menyatakan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan

dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu:

a) Sasaran Primer

Sasaran primer (utama) upaya pendidikan kesehatan sesungguhnya adalah

pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari

masyarakat.

b) Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal

(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain- lain) maupun pemuka formal

(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi

kemasyarakatan dan media massa.

c) Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta

mereka yangdapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.

2. Ibu Hamil

Ibu hamil adalah seorang ibu yang mengalami kehamilan atau konsepsi yang

dimulai dari awal kehamilan sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal

adalah 280 hari atau 40 minggu, di hitung dari hari pertama haid terakhir dan dapat

dilihat tanda pasti hamil yaitu ada gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba

gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin), terdengar denyut jantung janin

(didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler,
dilihat dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen melihat

kerangka janin, ultrasonografi (Aprillia, 2010).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya

Kehamilan menurut Saifuddin, 2014 adalah sebagai berikut :

a. Umur

Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa

tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih

dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dua sikap tradisional

mengenai jalannya perkembangan selama hidup, salah satunya adalah Semakin tua

semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak

hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

b. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh

dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam

bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional

serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Ibu yang hamil lebih dari satu kali (multigravida) memiliki pengalaman lebih

dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan dibandingkan dengan ibu yang baru
pertama kali hamil (primigravida), dengan hal ini graviditas merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam deteksi dini tanda bahaya

kehamilan.

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau

pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan

memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi.

Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan

memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk

memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan

juga berkurang.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan adalah

salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan

diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut

menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Sebaliknya tingkat

pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena

pendidikan yang rendah, seseorang dengan tindakan pendidikan terlalu rendah akan

sulit menerima pesan, pesan dan informasi yang disampaikkan.

Pendidikan dasar atau pendidikan yang paling rendah dimiliki oleh masyarakat
Indonesia yaitu bila tamat SMP (sederajat) berdasarkan ketentuan pendidikan dasar

sembilan tahun, serta pendidikan tinggi yaitu apabila seseorang menamatkan

pendidikan SMA (sederajat) ke atas.

e. Sumber Informasi

Sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dengan

kemajuan teknologi yang cukup pesat, semua informasi dapat diakses dengan mudah

dan cepat, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Faktor

informasi yang diterima secara berulang-ulang serta motivasi yang dimiliki untuk

memperoleh informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan seseorang untuk

sesuatu hal.

Penyebaran informasi melalui media, memberikan potensi kepada masyarakat

untuk bertindak, menurut Notoatmodjo, 2011, sumber informasi dapat dikelompokan

menjadi;

1) Media cetak seperti: surat kabar, koran, majalah, tabloid, danbuku

2) Media elektronik, sepersti: radio, televisi, dan internet

3) Media lain, seperti: petugas kesehatan secara langsung, teman

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang, bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia

cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

3. Pendidikan Kesehatan bagi ibu hamil

Pendidikan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan


kesehatan yang diberikan pada ibu hamil merupakan tanggung jawab pemberi asuhan
kesehatan. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal (Kusmiyanti, 2009). Menurut Kemenkes RI (2014),
pendidikan kesehatan pada ibu hamil berupa konseling (temu wicara) yang dilakukan
pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
a. Kebutuhan akan nutrisi
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk
pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan
sebaiknya melakukan upaya untuk memberikan pendidikan tentang kebutuhan
nutrisi ibu hamil tersebut.
b. Pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut
: nyaman, longgar dan tidak tebal.
c. Kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene)
Mandi, sikat gigi, keramas, perawatan kuku
d. Persiapan Laktasi
Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu dapat sukses dalam
menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah
proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya.
e. Pengenalan tanda-tanda bahaya secara dini

Memberikan ibu pengetahuan tanda bahaya kehamilan meliputi : perdarahan

prevaginam, sakit kepala hebat, pengelihatan kabur, bengkak pada muka dan

tangan, nyeri abdomen hebat, gerakan janin tidak terasa.

D. Pengenalan Faktor resiko kehamilan.

Dibagi menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu;

a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2


Merupakan kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit
sehingga kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu
dan janinnya dalam keadaan hidup sehat.
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10
Merupakan kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik
yang berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan terjadinya
kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak darurat.
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) merupakan kehamilan dengan faktor
risiko:
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan memberikan
dampak gawat dan darurat pada ibu dan janinnya sehingga
membutuhkan rujukan tepat waktu dan penanganan segera yang
adekuat untuk menyelamatkan dua nyawa.
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat kegawatannya
meningkat sehingga pertolongan persalinan harus di rumah sakit
dengan ditolong oleh dokter spesialis.

Faktor-faktor Kehamilan Risiko Tinggi

Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan
resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan
kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya. Ciri- ciri faktor resiko:

 Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya


komplikasi tertentu pada persalinan.
 Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama kehamilan
sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
 Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal, ganda yaitu
dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif. Hal ini berarti
menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko lebih besar.

Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Pencegahan terjadinya kehamilan risiko tinggi menurut Widatiningsih dan Dewi


(2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan dan


persalinan aman tentang :
 Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan
di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan,
dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), memberi penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, dipolindes
atau puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke rumah sakit,
misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan
tinggi badan rendah.
 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk
untuk melahirkan di rumah sakit dengan alat lengkap dan di bawah
pengawasan dokter spesialis.
2. Pengawasan Antenatal
Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, sehiingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah – langkah dalam pertolongan persalinannya, seperti:
 Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
 Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
 Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Pendidikan Kesehatan Pendidikan Kesehatan yang dapat diberikan kepada ibu,
yaitu sebagai berikut:
 Diet dan pengawasan berat badan. Kekurangan atau kelebihan nutrisi
dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, partus rematur,
abortus, dan lain – lain, sedangkan kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan preeklamsia, bayi terlalu besar, dan lain – lain.
 Manuaba dalam Widatiningsih dan Dewi (2017) pada saat hamil,
bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual.
Umumnya hubungan seksual diperbolehkan pada masa kehamilan jika
dilakukan dengan hati – hati.
 Kebersihan dan pakaian. Kebersihan harus selalu dijaga pada masa
hamil, pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai
sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang
menyokong payudara, dan pakaian dalam selalu bersih.
 Perawatan gigi. Wanita hamil pada trimester I mengalami mual dan
muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi
yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi,
ginggivitis, dan sebagainya.
 Perawatan payudara. Perawatan payudara ini bertujuan memelihara
hyigiene payudara, melenturkan/menguatkan putting susu, dan
mengeluarkan putting susu yang datar atau masuk ke dalam.
 Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Imunisasi untuk melindungi
janinnyang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.
 Wanita pekerja. Wanita hail boleh bekerja tetapi jangan terlampau
berat. Melakukan istirahat sebanyak mungkin.
 Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik. Ketiga kebiasaan
ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan
lebih rendah, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus,
dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental.
 Obat – obatan. Pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin.

Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan


kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih difokuskan pada
keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-
langkah dan persiapan persalinan. Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan
kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada
trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk minimal 1
kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara professional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas
pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
merasa puas atas pelayanan di suatu tempat, termasuk di RB seperti pengalaman
tenaga kesehatan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang lengkap, kemudahan
lokasi RB yang mudah dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan dalam
melakukan pemeriksaan keramahan tenaga kesehatan dalam pelayanan ANC dan
persalinan.

B. Saran
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang pemeriksaan antenatal care, maka
diharapkan para pembaca mengetahui dan memahami proses tersebut sehingga
dapat memberikan asuhan yang tepat kepada para calon ibu yang sedang
menentikan lahirnya sang buah hati.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.


Ika, Saryono. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC: Jakarta.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Jakarta : Persatuan Perawata Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta :
Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai