Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN BUKU

Tentang
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI INTI

Oleh :
SYOFRIOZA
2114020128

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Syafrudin Nurdin, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB III-A


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan hati dan pikiran yang jernih kehadirat Allah Subahanahu Wa
Ta’ala karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas ini dalam bentuk “Standar kompetensi lulusan dan
kompetensi inti” dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya sekalian, yang dengan penuh
kesetiaan dan telah mengorbankan jiwa dan raga maupun hartanya demi tegaknya
syiar islam yang pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat
sekarang ini.
Chapter Report (Laporan Buku) ini Penulis buat dalam rangka memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester pada Semester Ganjil tahun akademik 2022/2023 program
S1 UIN IMAM BONJOL PADANG dalam mata kuliah pengembangan kurikulum yang
di bimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Syafrudin Nurdin, M.Pd.
Penulis sadar dengan selesainya tugas ini bukan berarti terlepas dari
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu penulis menerima semua kritikan
dan saran dari para pembaca dan terutama kepada bapak dosen pembimbing mata
kuliah ini, demi kesempurnaan tugas ini dan demi bertambahnya wawasan kami
sebagai mahasiswa. Akhirnya semoga, tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamin ya robbal alamin.

Padang, 14 Oktober 2022

Syofrioza

ii
2114020045

DARTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DARTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan 2
C. Identitas Buku 2
D. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan(SKL)? 4
B. Apa pembeda rumusan SKL pada tiap jenjang? 5
C. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi Inti (KI)? 7
D. Apakah ada pembeda kompetensi inti(KI) pada tiap jenjang? 8
E. Bagaimana Kedudukan Kompetensi Inti (Kompetensi Inti) KI? 9
F. Apakah yang dimaksud dengan KD(Kompetensi Dasar)? 10
G. Bagaimana Keterkaitan antara SKL, KI, Dan KD? 10
H. Bagaimana kedudukan KI Aspek sikap dengan aspek pengetahuan dan
keterampilan? 11
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi


kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera
ditanggapi dan dipertimbangkan pada pengembangn kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru
telah membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses
pengembangan kurikulum.
Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa
yang akan datang memerlukan persiapan dari generasi muda dan peserta
didik yang memiliki kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal
tersebut, pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala
persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada
dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang
ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang
sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam diri sendiri, dengan
mengharapkan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan
baik.
Pengembangan kurikulum melibatkan banyak pihak, terutama guru yang
bertugas di kelas. Setiap guru mengemban tanggung jawab secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengadministrasian, dan
perubahan kurikulum. Sejauh mana keterlibatan guru akan turut menentukan
keberhasilan pengajaran di sekolah.
Kurikulum disusun oleh suatu lembaga tertentu (di Indonesia, kurikulum
disusun oleh BP3K), yang umumnya dirancang oleh ahli kurikulum dengan
bantuan ahli psikologi belajar dan ahli bidang studi. Para guru bidang studi
yang dianggap telah memiliki pandangan yang luas biasanya diikutsertakan
dalam penyusunan kunkulum tersebut. Kepada mereka, dimintakan saran-
saran sesuai dengan pengalaman mereka dalam melaksanakan kurikulum di

1
sekolah. Peran guru adalah sebagai pengajar, pembimbing, manajer, maupun
ilmuwan, yang dituntut mencurahkan segala kemampuannya sehingga
pelaksanaan kurikulum tersebut dapat berhasil.

B. Permasalahan

Sehubungan dengan apa yang telah penulis ungkapkan di dalam latar


belakang di atas, maka melalui laporan buku ini penulis ingin membahas
beberapa permasalahan yang erat hubungannya dengan pengembangan
kurikulum, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Standar kompetensi lulusan(SKL)
2. Apa pembeda Rumusan SKL tiap Jenjang?
3. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi Inti?
4. Apakah Ada pembeda kompetensi inti pada tiap jenjang?
5. Bagaimaa Kedudukan Kompetensi inti(KI)?
6. Apakah yang dimaksud dengan KD(Kompetensi dasar)?
7. Bagaimana keterkaitan antara SKL,KI,dan KD?
8. Bagaimana Kedudukan KI Aspek sikap dengan aspek pengetahuan dan
keterampilan?

C. Identitas Buku

Untuk menjawab permasalahan di atas, maka penulis menggunakan buku


dasar-dasar pengembangan kurikulum, yang mana identitas buku tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Judul Buku:Desain pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013
2. judul Laporan buku:Standar kompetensi lulusan dan kompetensi inti
3. Pengarang:Endah tri Priyatni
4. Penerbit:PT Bumi Aksara
5. Tempat terbit:Jakarta
6. Tahun Terbit:2014
7. Halaman:278 halaman
8. Tebal Buku:23 CM

2
D. Tujuan Penulisan

Laporan buku ini di susun yang di harapkan menjawab semua


permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan dan
menjadikannya sebagai sesuatu yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan
penulis dan pembaca dalam langkah-langkah yang di tempuh oleh seorang
penulis.
Di samping itu, tujuan penulisan laporan buku ini adalah untuk memenuhi
tugas ujian tengah semester tahun akademik 2022/2023 dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum yang di bimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Syafrudin
Nurdin, M.Pd.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan(SKL)?

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dan penguatan terhadap


kurikulum sebelumnya,Yaitu Kurikulum tingkat satuan(KTSP).Salah satu
aspek yang disempurnakan dalam kurikulum 2013 Adalah standar
kompetensi lulusan(SKL).
SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan (Salinan lembaran
permendikbud No.54 tahun 2013). Selain itu, SKL digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses,standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan,standar sarana dan
prasarana,standar pengelolaan,dan standar pembiayaan. SKL terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah (Salinan lampiran permendikbud No. 54
tahun 2013).
SKL adalah tolak ukur atau kriteria sukses belajar peserta didik pada
suatu jenjang pendidikan. Oleh karena itu, rumusan SKL Itu sama untuk
jenjang pendidikan sehingga dapat disimpulkan bahwa SKL itu adalah profil
lulusan, yaitu sebuah kompetensi impian yang diharapkan dimiliki oleh lulusan
pada jenjang tertentu.
SKL Merupakan gambaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diimpikan dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan suatu jenjang
pendidikan tertentu. SKL Merupakan kompetensi yang harus dikuasai dimiliki
oleh peserta didik ketika lulus pada jenjang tertentu. Ini artinya, SKL SD adalah

4
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik yang telah lulus jenjang
SD,SMP, adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik yang telah
lulus jenjang SMP. SKL SMA adalah kompetensi yang harus dikuasain oleh
peserta didik yang telah lulus jenjang SMA.
SKL Dalam kurikulum 2013 tidak berbasis mata pelajaran; ini karena
SKL untuk semua mata pelajaran pada semua kelas pada jenjang tertentu
adalah sama. Inilah yang membedakan SKL kurikulum 2013 dengan SKL
KTSP. SKL KTSP berbasis mata pelajaran sehingga rumusan SKL tiap mata
pelajaran berbeda.

B. Apa pembeda rumusan SKL pada tiap jenjang?

Seperti telah diuraikan pada paparan sebelumnya bahwa SKL adalah


gambaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diimpikan untuk dimiliki
oke peserta didik yang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu.
Dari rumusan tersebut, tampak jelas bahwa SKL memuat tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah tersebut saling terkait
dan terintegrasi.
Untuk ranah sikap, setiap lulusan SD,SMP, dan SMA/MK diharapkan
memiliki sikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,
dan bertanggung jawab. Setiap lulusan pada setiap jenjang diharapkan
menjadi orang yang beriman, meyakini agama/kepercayaannya dengan
berkomitmen didalam hati, melisankannya dalam bentuk ucapan, dan
merealisasikannya dalam bentuk perilaku atau tindakan nyata. Dengan bekal
iman ini, diharapkan setiap lulusan memiliki fondasi yang kuat untuk
mengarungi kehidupan diera global yang penuh tantangan ini.
Cerminan dari rasa iman yang kuat tampak dari akhlak/perilakunya
yang mulia yang selalu menjalankan perintah agamanya dan meninggalkan
larangan-larangannya, mengasihi sesama,peka terhadap penderitaan orang
lain, dan sabar,serta ikhlas menerima takdir. Untuk menerima takdir. Untuk
menjadi orang beriman dan berakhlak mulia tentu harus berilmu, baik ilmu
dunia maupun ilmu akhirat. Segala sesuatu harus dijalankan dengan berbekal
ilmu, tanpa ilmu tunggulah kehancurannya. Ilmu yang telah diperoleh tentu
saja harus digunakan secara bertanggung jawab dan penuh percaya diri.

5
Di samping terdapat persamaan SKL pada tiap jenjang, terdapat pula
perbedaannya, yaitu terletak interaksinya. Untuk jenjang SD, lingkup
interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam Dilingkungan rumah,sekolah dan tempat bermain. Untuk jenjang SMP,
lingkup interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam Dilingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Untuk jenjang
SMP, lingkup interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sementara
itu, untuk jenjang SMA, lingkup interaksinya adalah berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dlaam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Perbedaan SKL ranah pengetahuan tampak pada jenis pengetahuan
dan lingkup fenomena dipilih menjadi tiga, yaitu faktual atau
konseptual,prosedural,dan metakoognitif. Pengetahuan faktual disebut juga
dengan pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan yang memuat informasi-
informasi yang bersifat faktual(Marzano,1988). Sebagai contoh, ketika
membaca surat kabar, pengetahuan faktual nya adalah siapa,apa,kapan,dan
dimana. Lebih lanjut, dijelaskan oleh marzano bahwa pengetahuan prosedural
adalah sejumlah informasi tentang bagaimana suatu aktifitas dilakukan yang
lazim yang dikenal dengan pertanyaan bagaimana suatu aktivitas dilakukan
yang lazim dikenal dengan pertanyaan bagaimana. Bagaimana meringkas,
bagaimana membuat simpulan (Marzano, 1988).
Pengetahuan metakognitif yang oleh Marzano disebut dengan
pengetahuan kondisional memuat informasi tentang mengapa sesuatu terjadi,
mengapa ia bersikap seperti itu, mengapa pendekatan itu lebih bagus
daripada yang lain.
Dilihat dari jenis pengetahuannya dan fenomena kajiannya, jenjang SD
jenis pengetahuannya faktual dan konseptual dengan fenomena yang diamati
terkait fenomena dan kejadian Dilingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain. Untuk jenjang SMP, jenis pengetahuannya faktual, konseptual, dan
prosedural fenomena yang diamati terkait Fenomena dan kejadian yang
tampak mata. Jenjang SMA, jenis pengetahuannya
faktual,konseptual,prosedural, dan metakognitif dan fenomena yang diamati
terkait penyebabb serta dampak fenomena dan kejadian.

6
SKL ranah keterampilan, arahnya adalah pemilikan kemampuan
berpikir dan tidakak yang produktif dan kreati. Produktivitas dan kreativitas
dalam menghasilkan sebagai buah dari pemikiran adalah target dari ranah
ketrampilan. Hasil karya atau produk yang dihasilkan untuk semua jenjang
sama, yaitu ranah konkret (menghasilkan sesuatu dengan keterampilan fisik,
seperti menenun, menggergaji, meliput selimut) ; dan ranah abstrak
(menghasilakan karya sebagai hasil dari buah pikiran atau imajinasi, seperti
menghasilkan karya puisi,cerpen, drama, laporan hasil
observasi,desain/rancangan atau kerangka teks, dll). Ranah keterampilan
dalam kurikulum 2013 ini dapat diartikan sebagai penggunaan pengetahuan
untuk membuahkan hasil produk produk kreatif dan inovatif baik produk
ide/desain(abstrak) maupun produk konkret/fisik.
Untuk jenjang SD, target keterampilan yang dimiliki lulusan adalah
produk dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya. Ranah konkret, misalnya melalukan pencangkokan tumbuhan,
membuat anyaman, sedangkan ranah abstrak, seperti membuat puisi atau
menulis laporan hasil observasi, atau membuat desain motif batik. Untuk
jenjang SMP, targetnya adalah produk dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. Untuk
jenjang SMA, targetnya adalah produk dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri.
Perbedaan tiap jenjang untuk aspek keterampilan tersebut juga terkait dengan
kualitas produk yan dihasilkan. Aspek kemandirian dan penggunaan beragam
sumber adalah kualitas produk yang dituntut untuk jenjang SMA. Selain itu,
menghasilkan produk dengan menerapkan yang pengetahuan yang telah
dipelajari disekolah dan dengan sumber lain yang sejenis. Belum ada tuntutan
kemandirian untuk jenjang SMP. Jenjang SD Tuntutannya adalah
menghasilkan produk sesuai Dengan tugas yang diberikan oleh guru. Tidak
ada tuntutan kemandirian dan penggunaan beragam sumber untuk
menhasilkan produk dijenjang SD.

C. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi Inti (KI)?

Kompetensi inti adalah operasionalisasi atau jabatan lebih lanjut dari

7
SKL Dalma bentuk Kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik uang telah
menyelasaikam pada satuan pendidikan terntentu atau jenjang pendidikan
tertentu, yang dikelompokkan kedalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan (afektif,kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills
dan soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizonta kompetensi dasar. Organisasi
vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar
satu kelas atau jenjang pendidikan kekelas/jenjang diatasinya sehingga
memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata
pelajaran dengan konten kompetensi dasar mata pelajaran yang berbeda
dalam SAU minggu pertemuan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses
saling memperkuat.
KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu
berkenaan dengan sikap spiritual(Kompetensi Inti1), Sikap sosial
( Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi inti 3), dan penerapan
pengetahuan(Kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dalam
pengembangan kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan
sikap spiritual dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (Indirect
teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
( kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti
kelompok 4).

D. Apakah ada pembeda kompetensi inti(KI) pada tiap jenjang?

Kompetensi inti memuat tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan Dan


keterampilan. Apabila dicermati dengan seksama, perbedaan mendasar
rumusan KI pada tiap jenjang tampak nyata pada penggunaan kata kerja

8
operasional yang menunjukkan adanya gradasi sikap dan tingkatan berpikir
pada ketiga ranah tersebut.
Pada ranah afektif dimensi ketuhanan, untuk jenjang SD, peserta didik
diharapkan menerima dan menjalankan ajarna agama yang dianutnya. Pada
jenjang SMP Peserta didik mulai dituntut memiliki sikap yang lebih tinggi,
yaitu menghayati dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Sementara
itu, pada jenjang SMA Perilaku tertinggi yang dituntut, yaitu menghayati dan
mengamalkan ajaran agamanya.
Gradasi tersebut selaras dengan taksonomi/hierarki perilaku untuk
ranah sikap. Pada ranah sikap dimensi sosial, untuk jenjang SD, peserta didik
diharapkan memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,santun,peduli, dan
percaya diri. Pada jenjang SMP, peserta didik mulai dituntut memiliki sikap
yang lebuh tinggi, yaitu menghayati dan menghargai perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli ( gotong royong, kerja sama, toleran, damai) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan.
Pada ranah pengetahuan, jenjang kemampuan berpikir yang dituntut
untuk SD adalah memahami pengetahuan faktual. Pada jenjang SMP,
kemampuan berpikir yang dituntut setingkat lebih tinggi, yaitu memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, serta prosedural. Pada jenjang
SMA, kemampuan berpikir yang dengan pernyataan faktual, konseptual,
prosedural, dan meta kognitif. Pengetahuan faktual dan konseptual terkait
dengan informasi tentang apa, siapa, kapan, dan dimana. Pengetahuan
prosedural terkait dengan pertanyaan bagaimana. Sedangkan pertanyaan
metakognitif terkait dengan pertanyaan mengapa.
Pada ranah keterampilan, kemampuan produktif kreatif dituntut pada
jenjang SD Adala menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis. Pada jenjang SMP, kemampuan produktif kreatif yang dituntut
adalah mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret( Menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, Dan membuat) dan ranah abstrak
( menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sementara
itu pada jenjang SMA, kemampuan produktif kreatif yang dituntut adalah
mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Selain rumusan kata kerja operasional, perbedaan KI Tiap jenjang juga
tampak pada lingkup interaksi/lingkungan yang akan menentukan kedalaman

9
materi. Dilihat dari interaksinya, ranah sikap untuk jenjang SD dibatasi pada
lingkungan keluarga, sekolah dan tempat bermain. Pada jenjang SMP, lingkup
interaksi sudah meluas mulai dari lingkungan sosial,alam, dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. Lagi pula, pada jenjang SMA Lingkup
interaksinya lingkungan sosial dan alam pergaulan dunia.
Lingkungan interaksi ranah pengetahuan untuk jenjang SD Terbatas
pada pengetahuan faktual yang dijumpai dirumah, sekolah. Pada jenjang SMP,
sudah meluas pada pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural terkait
dengan fenomena dan kejadian tampak mata. Sementara itu, pada jenjang
SMA, meluas pada pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Lingkup interaksi ranah keterampilan untuk jenjang SD Terbatas
pengetahuan faktual. Untuk jenjang SMP, meluas pada ranah konkret dan
abstak sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori. Pada jenjang SMA, juga meluas pada ranah
konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.

E. Bagaimana Kedudukan Kompetensi Inti (Kompetensi Inti) KI?

Apabila dicermati dengan seksama, rumusan kompetensi inti (KI)


untuk semua jenjang memuat tiga ranah, yaitu KI 1 dan 2 untuk ranah sikap
(KI 1 untuk dimensi spiritual dan KI2 dimensi sosial), KI 3 untuk ranah
pengetahuan, dan KI 4 untuk ranah keterampilan. Rumusan KI 1 dengan KI 4
untuk setiap jenjang. Semua mata pelajaran, dan semua kelas adalah sama.
Artinya, KI Itu mengikat semua KD untuk semua mata pelajaran dan semua
kelas pada jenjang tertentu.
Dapat diartikan bahwa kompetensi inti adalah jabatan dari SKL.
Kompetensi inti jenjang SD memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi inti SD Ini, digunakan sebagai acuan untuk
mengembangakan KD pada semua mata pelajaran yang ada di SD.

10
Demikian juga kompetensi inti jenjang SMP memuat tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti SMP ini, digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan KD pada semua mata pelajaran yang
ada di SMP.
Kompetensi inti jenjang SMA Memuat tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti SMA ini, digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan KD pada semua mata pelajaran yang ada di
SMA.

F. Apakah yang dimaksud dengan KD(Kompetensi Dasar)?

Kompetensi dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk


setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah
kompetensi yang harus dikuasai yang harus dikuasai peserta didik dalam
suatu mata pelajaran dikelas tertentu, kompetensi dasar setiap mata
pelajaran dikelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut dari kompetensi
inti, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Acuan yang digunakan untuk mengembangkan kompetensibdasar setiap
mata pelajaran pada setiap kelas adalah kompetensi inti. Paparan lebih lanjut
tentang kompetensi dasar khusus untuk untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia dapat dibaca dibuku.

G. Bagaimana Keterkaitan antara SKL, KI, Dan KD?

Standar kompetensi Lulusan (SKL) adalah profil lulusan yang diimpikan


untuk dimiliki siswa ketika ia lulus dari suatu jenjang pendidikan tertentu
(Misalnya SD, SMP, SMA). SKL dipilih menjadi tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Setelah SKL dikembangkan, disusunlah
kompetensi inti yang merupakan jabaran lebih lanjut dari SKL. SKL untuk
sikap dipilah menjadi dua KI, yaitu KI 1 terkait dengan spiritual (KI 1) Dan
sikap sosial( KI 2). SKL pengetahuan dijabarkan menjadi KI Pengetahua(KI 3)
dan SKL keterampilan dijabarkan menjadi KI Keterampilan (KI 4). KI ini
menjadi acuan untuk mengembangkan kompetensibdasar masing-masing
mata pelajaran.

11
H. Bagaimana kedudukan KI Aspek sikap dengan aspek pengetahuan dan
keterampilan?

Dalam proses pembelajaran, KI Untuk ranah sikap itu memiliki


kedudukan yang berbeda dengan ranah pengetahuan dan keterampilan. Ini
karena ranah sikap itu tidak untuk diajarakan, tetapi diintegrasikan dan
ditumbuhkembangkan ketika pembelajaran aspek pengetahuan dan
keterampilann dilaksanakan. Aspek sikap tidak diajarkan tetapi dibiasakan,
diinternalisasikan dalam diri anak didik sebagai fondasi untuk berpikir dan
bertindak.
Ranah sikap memang tidak diajarkan, namun diintegrasikan dalam
pembelajaran pada ranah kognitif dan keterampilan. Harus menumbuhkan
dampak pengering berupa ranah sikap yang telah dituangkan pada KI 1 dan KI
2. Dampak pengiring ini dapat diamati dalam proses pembelajaran, yakni
ketika tahap-tahap pembelajaran ilmiah dilaksanakan, yaitu mulai dari
mengamati l, menanya, menalar, dan mencoba , dan membuat
jejaring/mengkomunikasikan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah ditulis oleh penulis sebelumnya,
maka dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan(SKL)?
SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan (Salinan lembaran
permendikbud No.54 tahun 2013). Selain itu, SKL digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan,standar sarana dan
prasarana,standar pengelolaan,dan standar pembiayaan.
2. Apa pembeda rumusan SKL pada tiap jenjang?
Perbedaannya, yaitu terletak interaksinya. Untuk jenjang SD, lingkup
interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam Dilingkungan rumah,sekolah dan tempat bermain. Untuk jenjang SMP,
lingkup interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam Dilingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
3. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi Inti (KI)?
Kompetensi inti adalah operasionalisasi atau jabatan lebih lanjut
dari SKL Dalma bentuk Kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
uang telah menyelasaikam pada satuan pendidikan terntentu atau jenjang
pendidikan tertentu.
4. Apakah ada pembeda kompetensi inti(KI) pada tiap jenjang?
Kompetensi inti memuat tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan Dan
keterampilan. Apabila dicermati dengan seksama, perbedaan mendasar
rumusan KI pada tiap jenjang tampak nyata pada penggunaan kata kerja
operasional yang menunjukkan adanya gradasi sikap dan tingkatan
berpikir pada ketiga ranah tersebut.
5. Bagaimana Kedudukan Kompetensi Inti (Kompetensi Inti) KI?
Dapat diartikan bahwa kompetensi inti adalah jabatan dari SKL.

13
Kompetensi inti jenjang SD memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Kompetensi inti SD Ini, digunakan sebagai acuan untuk
mengembangakan KD pada semua mata pelajaran yang ada di SD.

6. Apakah yang dimaksud dengan KD(Kompetensi Dasar)?


Kompetensi dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.
7. Bagaimana Keterkaitan antara SKL, KI, Dan KD?
Standar kompetensi Lulusan (SKL) adalah profil lulusan yang
diimpikan untuk dimiliki siswa ketika ia lulus dari suatu jenjang pendidikan
tertentu (Misalnya SD, SMP, SMA). SKL dipilih menjadi tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Setelah SKL dikembangkan.
8. Bagaimana kedudukan KI Aspek sikap dengan aspek pengetahuan dan
keterampilan?
Dalam proses pembelajaran, KI Untuk ranah sikap itu memiliki
kedudukan yang berbeda dengan ranah pengetahuan dan keterampilan.

B. Saran
Demikian penulisan Chapter Report (Laporan Buku) ini. Dalam Laporan
buku ini penulis menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah
kurikulum serta Peran Guru dalam Pengemangan Kurikulum, setelah
membaca chapter report ini, dan membaca sumber lain yang lebih lengkap.
Marilah kita belajar untuk menjadi calon guru yang profesional.

14

Anda mungkin juga menyukai