Dosen Pengampu :
Nama Kelompok 4 :
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SKL, KI, KD dan
Indikator”
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan terang
benderang ini yaitu Agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Tulungagung, O 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
POWER POINT
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran tentunya sangat penting dalam menyusun materi-
materi yang akan dipelajari selanjutnya, serta seorang Guru pasti juga
memerlukan pedoman atau panduan dalam mendidik peserta didiknya. Dalam
malakah ini akan dibahas tentang pengertian dan perbedaan SKL, KI, KD dan
Indikator sehingga kita bisa memahami apa perbedaan dan bagaimana cara
membedakan antara 4 hal tersebut. Disini juga akan dijelaskan analisis dan
contoh pemetaan dari SKL, KI, KD dan Indikator.
Kemudian akan dituliskan bagaimana langkah-langkah jaringan
Kompetensi Dasar dan langkah-langkah membuat Indikator dengan baik dan
benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian SKL, KI,KD dan Indikator ?
2. Apa perbedaan SKL, KI, KD dan Indikator ?
3. Bagaimmana langkah-langkah Jaringan KD ?
4. Bagaimana Langkah-langkah Membuat Indikator ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian SKL, KI, KD dan Indikator.
2. Untuk mengetahui perbedaan SKL, KI,KD dan Indikator.
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah jaringan KD.
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah membuat Indikator.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Standard kompetensi lulusan pada jenjang pedidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Standard kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulian serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lanjut.
3. Standard kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kcerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
4. Standar kompetensi lulusan pada jejang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi aggota masyarakat yang berakhlak
mulia, memiliki pengettahuan, keterampilan, kemandirian dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu teknologi dan seni
yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
3
dengan para stakeholder. Melalui dialog yang efektif ini, diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.1
1
Zainal Aripin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Posdakarya,
2014), hlm.150-152.
4
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi
terhadap pembentukan kompetensi inti.
Kompetensi inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi ynag diharapkan dimiliki
oleh peserta didik. Ibaratnya, kompetensi inti adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata
pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran
karena tidak mewakili mata peajaran terentu. Kompetensi inti menyatakan
kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata peelajaran adalah
pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai
unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pemgorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal kompetensi dasar.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut.
a. Kompetensi-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b. Kompetensi-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c. Kompetensi-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. Kompetensi-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.2
3. Kompetensi Dasar (KD)
Wina Sanjaya menyebutkan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Adapun kompetensi dasar adalah kemamapuan minimal
yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi
pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dengan
2
Trianto Ibnu Badar At-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok : Kencana, 2017), hlm.132-133.
5
demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang
harus14kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai kriteria pencapaian
standard kompetensi.3 Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikataor kompetensi.kompetensi dasar yang dipilih sesuai
dengan yang tercantum dalam standard kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran.4
Menurut PP No. 32 Tahun 2013, yang merupakan salah satu payung
hukum kurikulum 2013, diungkapkan bahwa kompetensi yaitu swperangkat
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu progam, atau menyelesaikan saatuan pendidikan tertentu.5
Kompetensi dasar memiliki beberapa fungsi dan kegunaan.
Sebagaimana sedikit telah disebutkan di subbab sebelumnya, bahwa
kompetensi dasar menjadi modal dan syarat penting bagi terkuasaianya
kompetensi inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi
inti. Hal serupa juga dijelaskan Mulyasa bahwa dalam mendukung kompetensi
inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar.
Pencapaian kompetensi inti yakni melalui pemelajaran kompetensi dasar yang
disampaikan melalui mata pelajaran. Dimana rumusannya dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
suatu mata pelajaran. Adapun sebagai pendukung pencapaian kompetensi inti,
kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan Rumusan
kompetensi inti yang didukungnya, yaitu ; pertama, kelompok kompetensi
dasar sikap spiritual (mendung KI-1) atau kelompok 1 ; Kedua, kelompok
3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group, 2013), hlm.136.
4
Zainal Aripin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Posdakarya,
2014), hlm.150-152.
5
PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
6
kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok 2 ; Ketiga,
kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3,
dan keempat, kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau
kelompok 4. Uraian kompetensi dasar yang perinci ini adalah untuk
memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan
saja, tetapi harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.6
4. Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda, perpuatan dan atau respon yang dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dirumuskan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, potensi peserta didik, dan dirumuskan dengan
menggunakan kata sikap yang direflsikap yang dioperasional yang terukur dan
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian. Kriteria merumuskan indicator adalah (a) sesuai tingkat
perkembangan berpikir peserta didik; (b) berkaitan dengan standard
kompetensi dan kompetensi dasar; (c) memperhatikan aspek manfaat dalam
kehidupan sehari-hari; (d) harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik secara utuh kognitif, afektif, dan psikomotor; (e) memperhatikan
sumber-sumber belajar yang relevan; (f) dapat diukur dan dapat diamati; (g)
memperhatikan ketercapaian standard lulusan secara nasional; (h) berisi kata
kerja opersional; dan (i) tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).
Membahas tentang fungsi dan kegunaan indicator dalam kegiatan
pembelajaran, maka kita akan menemukan banyak hal. Seperti telah dipaparkan
sebelumnya, bahwa indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku siswa yang dapat diukur mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dari pengertian ini, dapat dipahami
bahwa pengembangan dan penyusunan indikator berfungsi sebagai acuan
dalam mengembangkan instrument penilaian. Dalam penilaian pembelajaran,
6
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Remaja Posdakarya,
2015), hlm.174-175.
7
kita mengenal adanya teknik dan instrument penilaian kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Masing-masing teknik dan instrument
tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Seperti teknik dan
instrument penilaian kompetensi sikap digunakan untuk mengukur seberapa
besar pencapaian indikator kompetensi sikap yang dikembangkan dari
kompetensi dasar dari kelompok KI-1 (sikap spiritual) dan kompetensi dasar
dari kelompok KI-2 (sikap sosial). Teknik dan instrument penilaian kompetensi
pengetahuan digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator hasil belajar
kompetensi pengetahuan yang dikembangkan dari kompetensi dasar dari
kelompok KI-3 (pengetahuan). Adapun teknik dan instrument penilaian
kompetensi keterampilan digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator
keterampilan yang dikemvangkan dari kompetensi dasar kelompok KI-4
(keterampilan). Ketika teknik dan instrument penilaian ini dari segi fungsinya
tidak bisa saling dipertukarkan.7
7
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta :
Kencana, 2015), hlm.162-163.
8
Gya Edu, “Informasi Pendidikan Nasional”, diakses dari https://i-
pendidikannasional.blogspot.com/2016/03/apakah-yang-dimaksud-dengan-standar.html, pada tanggal
24 September 2019, Pukul 09.36.
9
Permendikbud No 54 Tahun 2013, Standar Komptensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
8
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berahkak mulia, berilmu, pecaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara afektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lngkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memikiki kemampuan pikir dan tindak yang
produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
kongkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Standar Kompetensi Lulusan ini
merupakan standart kemampuan yang dimiliki oleh anak SD/MI/SDLB/PaketA.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kelulusan (SKL) setiap jenjang, tingkat kelas atau mata pelajaran. Pada hakikatnya KI
adalah operasional dari standar kelulusan (SKL) yang mencakup aspek pengetahuan,
sikap dan tingkah laku serta keterampilan motorik.
9
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4).10 Keempat
kompetensi tersebut merupakan acuan dalam pengembangan Kompetensi Dasar.
10
Gya Edu, “Informasi Pendidikan Nasional”, diakses dari https://i-
pendidikannasional.blogspot.com/2016/03/apakah-yang-dimaksud-dengan-standar.html, pada tanggal
24 September 2019, pukul 10.03
11
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/
Madrasah Aliyah (MA)”, (Jakarta : Kemdikbud, 2013), hal. 9.
12
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif, (Jakarta
: Prestasi Pustakaraya, 2014), hal. 195-196
10
C. Langkah-Langkah Jaringan Kompetensi Dasar
a. Guru perlu pedoman atau mengambil rumusan SK dan KD yang telah disusun oleh
BSNP berdasarkan mata pelajaran yang diampu.
b. Guru memilih SK dan KD yang telah dirumuskan oleh BSNP untuk setiap mata
pelajaran. Pemilihan SK dan KD harus sesuai dengan jenjang pendidikan, mata
pelajaran, dan semester. SK dan KD yang diambil menjadi pedoman dalam
mengembangkan komponen-komponen silabus berikutnya.
c. Setelah SK dan KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan mengajukan
pertannyaan dasar : “ Apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa-siswi telah
menguasai kompetensi? “. Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
tersebut, dapat digunakan tiga pertanyaan buatan, berikut :
Pengetahuan apa sajakah yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat berupa konsep, fakta, prosedur, prinsip, atau rumus dari
body of knowledge ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran.
Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan siswa. Jawabaan
terhadap pertanyaan ini adalaah semua bentuk keterampilan yang harus
diperagakan siswa, sehubungan dengan kompetensi yang sedang kita analisis.
11
Keterampilan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Keterampilan yang
muara akhirnya berupa barang (product) dan keterampilan yang muara
akhirnya berupa penampilan kinerja (performance).
Sikap atau perilaku apa sajakah yang dibatinkan dan iterapkan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan ini berupa rumusan perilaku atau kebiasaan
yang berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam kehidupan siswa sehari-
hari. Karena indicator yang hendak kita kembangkan bertumpu pada
kompetensi dasar dari mata pelajaran tertentu, maka hendaknya dipilih
sikap/perilaku yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, terutama
dengan kompetensi bersangkutan.
D. Langkah-Langkah Membuat Indikator
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi yang Digunakan KD Berikut ini langkah-
langkah dalam membuat atau merumuskan indikator dalam RPP:
a) Pahami C1 sampai C6 terlebih dahulu
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)13
Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)
13
https://kependidikan.com/amp/kata-kerja-operasional/ diakses pada Selasa 1 Oktober 2019 pukul
09:42
12
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan
Memproses
Mengaitkan Menampilkan
Mensuimulasikan Menyiapkan
Memecahkan Memproduksi
Mel.akukan Merangkum
Mentabulasi Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
13
Contoh KD: – Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah. Mengidentifikasi termasuk dalam C1 (mengingat)
a) Indikator Kunci. Ciri-ciri indikator kunci: Indikator yang memenuhi kriteria UKRK
Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD. Dinyatakan
secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
b) Indikator Pendukung. Ciri-ciri indikator pendukung: Membantu peserta didik
memahami indikator kunci. Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci
yang dipelajari.
c) Indikator Pengayaan. Ciri-ciri indikator pengayaan: Mempunyai tuntutan kompetensi
yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD. Tidak selalu harus
ada. Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi
yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
14
Berdasarkan contoh indikator yang telah dibuat diatas, kali ini kita akan
memetakan kedalam kategorinya Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah. (indikator pendukung) Menjelaskan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator kunci) Mengidentifikasi aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator pengayaan)
Penjelasan Lanjutan Indikator yang harus diujikan kepada siswa (dinilai) adalah
indikator kunci. Dalam membuat Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidik
dalam pelaksanaan penilaian, karena indikator inilah yang menjadi tolok ukur dalam
mengukur ketercapaian kompetensi minimal siswa berdasarkan KD. Disamping itu,
pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang berstandar nasional.
Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator pengayaan. Di dalam
melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman siswa
terhadap indikator yang telah diberikan.
15