Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SKL, KI, KD, dan Indikator

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD”

Dosen Pengampu :

Rohmah Ivantri, M.Pd.I.

Nama Kelompok 4 :

1. Hesti Nur Arifah 12205183073 (1)


2. Rif’atul Lailiyah 12205183108 (11)
3. Awwaliya Nur Halimah 12205183116 (15)
4. Ahmad Rifqi Budi Santosa 12205183230 (24)
5. Nuraini Riski Isnaeni 12205183250 (33)
6. Aprilia Puspitasari Dewi 12205183322 (39)
7. Hayuna Fuadah 12205183330 (41)
8. Bekti Arum Sari 12205183349 (46)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

TULUNGAGUNG

OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SKL, KI, KD dan
Indikator”
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan terang
benderang ini yaitu Agama Islam.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.


2. Ibu Dr. Binti Maunah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Rohmah Ivantri M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD, yang sangat tulus dan ikhlas
memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada kami.

4. Rekan- rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah


ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Tulungagung, O 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi


Dasar dan Indikator
B. Perbedaan Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Indikator
C. Langkah-Langkah Jaringan Kompetensi Dasar
D. Langkah langkah Membuat Indikator

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

POWER POINT

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran tentunya sangat penting dalam menyusun materi-
materi yang akan dipelajari selanjutnya, serta seorang Guru pasti juga
memerlukan pedoman atau panduan dalam mendidik peserta didiknya. Dalam
malakah ini akan dibahas tentang pengertian dan perbedaan SKL, KI, KD dan
Indikator sehingga kita bisa memahami apa perbedaan dan bagaimana cara
membedakan antara 4 hal tersebut. Disini juga akan dijelaskan analisis dan
contoh pemetaan dari SKL, KI, KD dan Indikator.
Kemudian akan dituliskan bagaimana langkah-langkah jaringan
Kompetensi Dasar dan langkah-langkah membuat Indikator dengan baik dan
benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian SKL, KI,KD dan Indikator ?
2. Apa perbedaan SKL, KI, KD dan Indikator ?
3. Bagaimmana langkah-langkah Jaringan KD ?
4. Bagaimana Langkah-langkah Membuat Indikator ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian SKL, KI, KD dan Indikator.
2. Untuk mengetahui perbedaan SKL, KI,KD dan Indikator.
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah jaringan KD.
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah membuat Indikator.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi


Dasar dan Indikator.
1. Standar Kompetensi Lulusan
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Departemen Pendidikan
Nasional (2000) mengungkapkan salah satu kelemahan sistem pendidikan
nasional yang dikembangkan di tanah air kita adalah kurangnya perhatian pada
output. Standarisasi kurikulum nasional, buku, alat, pelatihan guru, sarana, dan
fasilitas sekolah merupakan wujud kendali pemerintahan terhadap input dan
proses yang harus berlangsung dalam sistem. Mengingat tidak adanya standard
atau kriteria minimal yang harus dicapai, mengakibatkan komponen input dan
proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif sehingga hasilnya tidak
optimal karena pembelajaran kurang terfokus.
Dalam pendidikan terdapat dua jenis standard, yaitu (1) standard
akademis, yang merefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial setiap
displin ilmu yang harus dipelajari olh semua peserta didik, dan (2) standard
kompetensi, yang ditujukkan dalam bentuk proses dan hasil kegiatan serta
didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai penerapan dari pengetahuan dan
keterampilan yang telah dipelajari. Standar kompetensi yang perlu ditetapkan
dalam sistem pendidikan nasional adalah standar kompetensi lulusan (SKL).
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendiddikan yang melputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Berdasarkan jenis dan jenjang pendidikan nasional, maka standard kompetensi
lulusan dapat diperinci sebagai berikut.

2
1. Standard kompetensi lulusan pada jenjang pedidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Standard kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulian serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lanjut.
3. Standard kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kcerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
4. Standar kompetensi lulusan pada jejang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi aggota masyarakat yang berakhlak
mulia, memiliki pengettahuan, keterampilan, kemandirian dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu teknologi dan seni
yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Standar kompetensi pendidikan diperlukan agar tidak terjadi


penyimpangan, dan kesalahan dalam menafsirkan dan
mengimplementasikan kurikulum. Kurikulum sebagai rencana tertulis dari
standar akademis sering kali diterapkan secara seragam bagi setiap peserta
didik, tanpa memperhatikan perbedaan individu, baik kemampuan,
kecepatan belajar, maupun konteks social dan budaya.

Dalam menetapkan standar kompetensi perlu ada konsensus yang


merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan desentraliasi pendidikan secara
utuh dan menyeluruh. Untuk itu, haus ada pelibatan masyarakat mulai dari
orang tua, guru tokoh masyarakat, organisasi profesi, universitas, sekolah,
lembaga penelitian, LSM, pengamat pendidikan, dan perwakilan peserta
didik untuk menciptakan dialog yang produktif antara sistem pendidikan

3
dengan para stakeholder. Melalui dialog yang efektif ini, diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.1

2. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus
dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai
integrator horizontal antar mata pelajaran.
Sejalan dengan filosofi progesivisme dalam pendidikan, kompetensi inti
ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai
pada kompetensi lulusan. Kompetensi inti (KI) meningkat seiring dengan
meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas,
melalui kompetensi ini, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi,
kompetensi inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua.
Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nsional
membentuk peserta didik yang beriman dan betakwa. Kedua, sikap social yang
terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk
melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran
yang relavan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber
kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu
jenjang kelas tetentu hasil akhirnya adalah kompetensi inti yang harus dimiliki
oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Setiap mata pelajaran harus
tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata

1
Zainal Aripin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Posdakarya,
2014), hlm.150-152.

4
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi
terhadap pembentukan kompetensi inti.
Kompetensi inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi ynag diharapkan dimiliki
oleh peserta didik. Ibaratnya, kompetensi inti adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata
pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran
karena tidak mewakili mata peajaran terentu. Kompetensi inti menyatakan
kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata peelajaran adalah
pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai
unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pemgorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal kompetensi dasar.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut.
a. Kompetensi-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b. Kompetensi-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c. Kompetensi-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. Kompetensi-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.2
3. Kompetensi Dasar (KD)
Wina Sanjaya menyebutkan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Adapun kompetensi dasar adalah kemamapuan minimal
yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi
pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dengan

2
Trianto Ibnu Badar At-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok : Kencana, 2017), hlm.132-133.

5
demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang
harus14kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai kriteria pencapaian
standard kompetensi.3 Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikataor kompetensi.kompetensi dasar yang dipilih sesuai
dengan yang tercantum dalam standard kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran.4
Menurut PP No. 32 Tahun 2013, yang merupakan salah satu payung
hukum kurikulum 2013, diungkapkan bahwa kompetensi yaitu swperangkat
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu progam, atau menyelesaikan saatuan pendidikan tertentu.5
Kompetensi dasar memiliki beberapa fungsi dan kegunaan.
Sebagaimana sedikit telah disebutkan di subbab sebelumnya, bahwa
kompetensi dasar menjadi modal dan syarat penting bagi terkuasaianya
kompetensi inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi
inti. Hal serupa juga dijelaskan Mulyasa bahwa dalam mendukung kompetensi
inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar.
Pencapaian kompetensi inti yakni melalui pemelajaran kompetensi dasar yang
disampaikan melalui mata pelajaran. Dimana rumusannya dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
suatu mata pelajaran. Adapun sebagai pendukung pencapaian kompetensi inti,
kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan Rumusan
kompetensi inti yang didukungnya, yaitu ; pertama, kelompok kompetensi
dasar sikap spiritual (mendung KI-1) atau kelompok 1 ; Kedua, kelompok

3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group, 2013), hlm.136.
4
Zainal Aripin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Posdakarya,
2014), hlm.150-152.
5
PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

6
kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok 2 ; Ketiga,
kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3,
dan keempat, kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau
kelompok 4. Uraian kompetensi dasar yang perinci ini adalah untuk
memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan
saja, tetapi harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.6
4. Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda, perpuatan dan atau respon yang dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dirumuskan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, potensi peserta didik, dan dirumuskan dengan
menggunakan kata sikap yang direflsikap yang dioperasional yang terukur dan
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian. Kriteria merumuskan indicator adalah (a) sesuai tingkat
perkembangan berpikir peserta didik; (b) berkaitan dengan standard
kompetensi dan kompetensi dasar; (c) memperhatikan aspek manfaat dalam
kehidupan sehari-hari; (d) harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik secara utuh kognitif, afektif, dan psikomotor; (e) memperhatikan
sumber-sumber belajar yang relevan; (f) dapat diukur dan dapat diamati; (g)
memperhatikan ketercapaian standard lulusan secara nasional; (h) berisi kata
kerja opersional; dan (i) tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).
Membahas tentang fungsi dan kegunaan indicator dalam kegiatan
pembelajaran, maka kita akan menemukan banyak hal. Seperti telah dipaparkan
sebelumnya, bahwa indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku siswa yang dapat diukur mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dari pengertian ini, dapat dipahami
bahwa pengembangan dan penyusunan indikator berfungsi sebagai acuan
dalam mengembangkan instrument penilaian. Dalam penilaian pembelajaran,

6
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Remaja Posdakarya,
2015), hlm.174-175.

7
kita mengenal adanya teknik dan instrument penilaian kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Masing-masing teknik dan instrument
tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Seperti teknik dan
instrument penilaian kompetensi sikap digunakan untuk mengukur seberapa
besar pencapaian indikator kompetensi sikap yang dikembangkan dari
kompetensi dasar dari kelompok KI-1 (sikap spiritual) dan kompetensi dasar
dari kelompok KI-2 (sikap sosial). Teknik dan instrument penilaian kompetensi
pengetahuan digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator hasil belajar
kompetensi pengetahuan yang dikembangkan dari kompetensi dasar dari
kelompok KI-3 (pengetahuan). Adapun teknik dan instrument penilaian
kompetensi keterampilan digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator
keterampilan yang dikemvangkan dari kompetensi dasar kelompok KI-4
(keterampilan). Ketika teknik dan instrument penilaian ini dari segi fungsinya
tidak bisa saling dipertukarkan.7

B. Perbedaan Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,


dan Indikator.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan gambaran sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang diimpikan dimiliki oleh setiap peserta didik
yang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu. SKL merupakan
kompetensi yang harus dikuasai atau dimiliki oleh peserta didik ketika lulus pada
jenjang tertentu.8 SKL merupakan acuan paling mendasar dari Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator. Dalam Standar Kompetensi lulusan ini
masih bersifat umum atau luas. Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut9 :

7
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta :
Kencana, 2015), hlm.162-163.
8
Gya Edu, “Informasi Pendidikan Nasional”, diakses dari https://i-
pendidikannasional.blogspot.com/2016/03/apakah-yang-dimaksud-dengan-standar.html, pada tanggal
24 September 2019, Pukul 09.36.
9
Permendikbud No 54 Tahun 2013, Standar Komptensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

8
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berahkak mulia, berilmu, pecaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara afektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lngkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memikiki kemampuan pikir dan tindak yang
produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
kongkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Standar Kompetensi Lulusan ini
merupakan standart kemampuan yang dimiliki oleh anak SD/MI/SDLB/PaketA.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kelulusan (SKL) setiap jenjang, tingkat kelas atau mata pelajaran. Pada hakikatnya KI
adalah operasional dari standar kelulusan (SKL) yang mencakup aspek pengetahuan,
sikap dan tingkah laku serta keterampilan motorik.

KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan


dengan sikap spritual (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan

9
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4).10 Keempat
kompetensi tersebut merupakan acuan dalam pengembangan Kompetensi Dasar.

Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk


setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten
atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.11

Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses


yang berkontribusi / menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti:
mengidentifikasi, menghitung, membeedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan


penentuan dan pemetaan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar, serta Indikator
:

1. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa


2. Menentukan tahapan berpikir dari SKL, KD dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) yang ingin dicapai
3. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD
dengan memperhatikan tahapan berpikir SKL dan KD.12

10
Gya Edu, “Informasi Pendidikan Nasional”, diakses dari https://i-
pendidikannasional.blogspot.com/2016/03/apakah-yang-dimaksud-dengan-standar.html, pada tanggal
24 September 2019, pukul 10.03
11
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/
Madrasah Aliyah (MA)”, (Jakarta : Kemdikbud, 2013), hal. 9.
12
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif, (Jakarta
: Prestasi Pustakaraya, 2014), hal. 195-196

10
C. Langkah-Langkah Jaringan Kompetensi Dasar

Dalam kurikulum 2013 SD/MI, kegiatan pembelajaran menggunkan


pendekatan tematik integrative (terpadu). Dengan kata lain, proses pembelajaran
bersifat tematik bukan berbasis atau berorientasi pada mata pelajaran. Untuk itu,
sebelum melakukan identifikasi aspek-aspek yang terdapat pada KD yang termasuk
dalam jaringan tema, maka langkah sebelumnya yaitu perlu mengidentifikasi tema dan
sub tema yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi Dasar mata pelajaran pada
suatu jenjang tertentu di SD/MI.

Adapun langkah-langkah perumusan standart kompetensi (SK) dan kompetensi


dasar (KD) sebagai berikut :

a. Guru perlu pedoman atau mengambil rumusan SK dan KD yang telah disusun oleh
BSNP berdasarkan mata pelajaran yang diampu.
b. Guru memilih SK dan KD yang telah dirumuskan oleh BSNP untuk setiap mata
pelajaran. Pemilihan SK dan KD harus sesuai dengan jenjang pendidikan, mata
pelajaran, dan semester. SK dan KD yang diambil menjadi pedoman dalam
mengembangkan komponen-komponen silabus berikutnya.
c. Setelah SK dan KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan mengajukan
pertannyaan dasar : “ Apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa-siswi telah
menguasai kompetensi? “. Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
tersebut, dapat digunakan tiga pertanyaan buatan, berikut :
 Pengetahuan apa sajakah yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat berupa konsep, fakta, prosedur, prinsip, atau rumus dari
body of knowledge ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran.
 Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan siswa. Jawabaan
terhadap pertanyaan ini adalaah semua bentuk keterampilan yang harus
diperagakan siswa, sehubungan dengan kompetensi yang sedang kita analisis.

11
Keterampilan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Keterampilan yang
muara akhirnya berupa barang (product) dan keterampilan yang muara
akhirnya berupa penampilan kinerja (performance).
 Sikap atau perilaku apa sajakah yang dibatinkan dan iterapkan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan ini berupa rumusan perilaku atau kebiasaan
yang berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam kehidupan siswa sehari-
hari. Karena indicator yang hendak kita kembangkan bertumpu pada
kompetensi dasar dari mata pelajaran tertentu, maka hendaknya dipilih
sikap/perilaku yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, terutama
dengan kompetensi bersangkutan.
D. Langkah-Langkah Membuat Indikator
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi yang Digunakan KD Berikut ini langkah-
langkah dalam membuat atau merumuskan indikator dalam RPP:
a) Pahami C1 sampai C6 terlebih dahulu
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)13
Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)

Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan

Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik

Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan

Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan

Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi

Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menanggulangi Menugaskan

Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan

13
https://kependidikan.com/amp/kata-kerja-operasional/ diakses pada Selasa 1 Oktober 2019 pukul
09:42

12
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur

Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum

Menim Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi

Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes

Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung

Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih

Memilih Menyimpulkan Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan

Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan

Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi

Menulis Memproduksi Mereparasi

Memproses

Mengaitkan Menampilkan

Mensuimulasikan Menyiapkan

Memecahkan Memproduksi

Mel.akukan Merangkum

Mentabulasi Merekonstruksi

Menyusun

Memproses

meramalkan

Untuk membuat atau merumuskan indikator harus memahami tingkatan kompetensi


yang digunakan dalam Kompetensi Dasar (KD). Dalam Taxonomi Bloom terdapat 6
tahapan berfikir. Biasa kita kenal dengan C1 sampai dengan C6.

b) Tentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan indikator.

13
Contoh KD: – Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah. Mengidentifikasi termasuk dalam C1 (mengingat)

c) Mencocokkan Kata Kerja Tentukan kata kerja operasional (KKO) dengan


mencocokkan kata kerja tersebut dengan KKO yang ada pada ranah C1
Taxonomi Bloom.

Contoh indikator: Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan


sehari-hari di rumah. Menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah. Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah.

2. Menganalisis Indikator Berdasarkan tingkat UKRK pada KD UKRK yaitu


Urgensi, Kontinuitas, Relevasi, dan Keterpakaian.

UKRK dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah ketepatan membuat


indikator penting atau indikator penunjang. Kategori Indikator ada 3 yaitu

a) Indikator Kunci. Ciri-ciri indikator kunci: Indikator yang memenuhi kriteria UKRK
Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD. Dinyatakan
secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
b) Indikator Pendukung. Ciri-ciri indikator pendukung: Membantu peserta didik
memahami indikator kunci. Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci
yang dipelajari.
c) Indikator Pengayaan. Ciri-ciri indikator pengayaan: Mempunyai tuntutan kompetensi
yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD. Tidak selalu harus
ada. Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi
yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.

14
Berdasarkan contoh indikator yang telah dibuat diatas, kali ini kita akan
memetakan kedalam kategorinya Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah. (indikator pendukung) Menjelaskan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator kunci) Mengidentifikasi aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator pengayaan)

Penjelasan Lanjutan Indikator yang harus diujikan kepada siswa (dinilai) adalah
indikator kunci. Dalam membuat Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidik
dalam pelaksanaan penilaian, karena indikator inilah yang menjadi tolok ukur dalam
mengukur ketercapaian kompetensi minimal siswa berdasarkan KD. Disamping itu,
pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang berstandar nasional.
Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator pengayaan. Di dalam
melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman siswa
terhadap indikator yang telah diberikan.

15

Anda mungkin juga menyukai