Anda di halaman 1dari 20

Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin

Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN


2008 TENTANG KETERTIBAN SOSIAL OLEH DINAS SOSIAL
DI KECAMATAN BINAWIDYA KOTA PEKANBARU
DITINJAU DARI FIQH SIYASAH
Muthia Maghfira Arrahmah1
1Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2Fakultas Syariah dan Hukum

E-mail: muthianatik1707@gmail.com
Homor HP: 081261114626
Ahmad Adri Riva'i2
1Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

E-mail: ahmadadririvai1973@gmail.com

Wahidin3
1Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

E-mail: wahidin@uin-suska.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi dari adanya pelaksanaan rehabilitasi sosial
oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru yang menciptakan kesejahteraan sosial, yang
ditujukan kepada para pengemis di Kota Pekanbaru yang memiliki masalah sosial
dan telah ditetapkan oleh Pemeritahan Kota Pekanbaru dalam Peraturan Daerah
Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial.
Permasalahannya adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru. 2) Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial. Jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu Penelitian Lapangan. Subjek dalam
penelitian ini adalah Pejabat yang bersangkutan yaitu Bidang Rehabilitasi Sosial,
Seksi Rehabilitasi Sosial, Front Office, Satgas P3KS, Fasilitator. Sedangkan yang
menjadi objek penelitian adalah Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2008 tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru ditinjau dari fiqh siyasah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa mengenai rehabilitasi sosial bagi para pengemis, Pemerintah
Daerah Kota Pekanbaru khususnya Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah melakukan
pelatihan dan pembinaan dengan baik. Pelaksanaan rehabilitasi ini telah dilakukan
dengan sebagaimana mestinya dalam peraturan dan ketentuan tetapi hasil dari
edukasi dan pembinaan belum mencapai sebagaimana mestinya. Dikarnakan
masih banyaknya pengemis yang memiliki keinginan untuk kembali kepada
kehidupan dijalanan yang bagi mereka dapat menjanjikan dibanding dengan
penyaluran edukasi dan pembinaan. Menurut perspektif fiqh siyasah Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial sudah sesuai dengan
aturan islam.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Dinas Sosial, Rehabilitasi Sosial, Fiqh Siyasah

1
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

Abstract
This research is motivated by the implementation of social rehabilitation by
the Pekanbaru City Social Service which creates social welfare, which is aimed at
beggars in Pekanbaru City who have social problems and has been stipulated by the
Pekanbaru City Government in Pekanbaru City Regional Regulation Number 12 of
2008 concerning Social Order . The problems are: 1) How is the implementation of
Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social Order by the Social Service
in Binawidya District, Pekanbaru City. 2) How is the fiqh siyasa review of the
implementation of Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social Order.
The type of research used by the author is Field Research. The subjects in this study
were the Officials concerned, namely the Social Rehabilitation Sector, Social
Rehabilitation Section, Front Office, P3KS Task Force, Facilitators. While the object of
research is the Implementation of Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning
Social Order by the Social Service in Binawidya District, Pekanbaru City in terms of
fiqh siyasah. Data collection techniques used are observation, interviews, literature
and documentation. The results of the study show that regarding social rehabilitation
for beggars, the Regional Government of Pekanbaru City, especially the Pekanbaru
City Social Service, has carried out training and coaching well. Implementation of this
rehabilitation has been carried out as it should be in the rules and regulations but the
results of education and coaching have not reached as it should. Because there are still
many beggars who have the desire to return to life on the streets which for them can
be more promising than the distribution of education and coaching. According to the
fiqh siyasa perspective, Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social
Order is in accordance with Islamic rules.

Keywords: Implementation, Social Service, Social Rehabilitation, Fiqh Siyasah

PENDAHULUAN
Kota Pekanbaru merupakan ibu kota sekaligus kota terbesar di Provinsi
Riau dan salah satu kota besar di Indonesia. Pekanbaru terletak di tepian Sungai
Siak dan pada Awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pasar ( pekan
) yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan. Pekanbaru juga merupakan pusat
aktivitas ekonomi, sosial dan budaya seperti berdirinya kantor - kantor, pusat
perbelanjaan, sarana perhubungan, pabrik, sarana hiburan, dan lainnya serta
tempat untuk mengadu nasib. Bagi mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan
dan keterampilan akan mampu bertahan di kota ini. Begitu pula sebaliknya, bagi
mereka yang belum beruntung maka mungkin akan sulit untuk hidup di kota - kota
besar.1

1Dinsos PKU, “Sejarah OPD”, artikel dari https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-

kota/mengenal-kota-pekanbaru. Diakses pada tanggal 22 November 2022, Pukul 20.00 WIB.

2
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

Kata Pekanbaru memiliki 15 kecamatan salah satunya adalah kecamatan


binawidya, kecamatan binawidya terdiri dari beberapa kelurahan diantaranya
yaitu binawidya, delima, simpang baru, tobek gadang, dan sungai simba. 2
Kecamatan Binawidya adalah sebuah kecamatan di Kota Pekanbaru yang
sebelumnya kecamatan ini bernama kecamatan tampanyang kemudian diubah
menjadi Binawidya sesuai Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2020
dan Pusat Pemerintahan Kecamatan Binawidya berkedudukan di kelurahan
simpang baru.3
Dapat dilihat bahwa terdapat masalah sosial yang ada di Kecamatan
Binawidya Kota Pekanbaru salah satunya adalah masalah pengemis. Mengenai hal
ini masalah sosial merupakan permasalahan yang muncul dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada umumnya masalah sosial
ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar
masyarakat.4
Masalah sosial telah menjadi wacana yang tidak asing lagi, masalah khusus
yang dihadapi oleh individu atau masyarakat dengan masalah kemiskinan.
Kemiskinan memiliki beberapa ciri, antara lain:
1. Tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan)
2. Kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,
air bersih dan transportasi)
3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena kurangnya investasi dalam pendidikan
dan keluarga)5
Sebagai fenomena sosial, masalah mengemis sudah ada di masyarakat kita
sejak lama, dan pemerintah secara resmi telah membuat pernyataan yang jelas
tentang masalah ini. Selain itu, berbagai instansi swasta juga turut membantu
pemerintah dalam upayanya mengatasi masalah ini, namun kenyataan
menunjukkan masih banyak masyarakat di sekitar kita yang mencari nafkah dari
mengemis.
Pengemis adalah orang – orang yang hidup dalam keadaan yang tidak
mempunyai tempat tinggal, tidak memiliki pekerjaan tetap dan mengembara
ditempat umum sehingga hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak
dalam masyarakat serta mendapat penghasilan dengan meminta minta ditempat

2Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pekanbaru”, artikel
dari https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota_Pekanbaru. Diakses
pada tanggal 18 Januari 2023, Pukul 21.00 WIB
3Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Binawidya, Pekanbaru” artikel dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Binawidya,_Pekanbaru. Diakses pada tanggal 21 Januari 2023, Pukul
22.55 WIB.
4Lis Sudiyanti, “Pemberdayaan Masyarakat ( Gelandangan dan Pengemis ) dalam Bidang

Keterampilan Pengolahan Kedelai di Panti Sosial Bina Karya Panghudi Luhur Bekasi”.
( Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), hal. 2
5Ibid. hal 3

3
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari
orang lain.6
Padahal dapat kita lihat lagi sesuai dengan Pancasila yaitu sila kelima yang
berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sila ke - 5 disimbolkan
dengan padi dan kapas. Maknanya adalah kemakmuran dan kesejahteraan, yang
mana pada sila ini kita bisa melihat dan menilai bahwasanya masyarakat patut
mendapatkan keadilan baik dari segi ekonomi atas maupun segi ekonomi rendah.7
Didalam Islam meminta – minta atau mengemis tidaklah boleh, seperti kata
pepatah yaitu “Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang dibawah” atau
dapat dikatakan bahwa memberi itu lebih baik dari pada meminta – minta. Karena
jika saat kita memberi, kita akan diberikan kehormatan akan kebesaran hati untuk
menolong dan memberi, sebaliknya jika kita meminta kita tidak akan
mendapatkan kehormatan kebesaran hati tersebut. 8
Dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu: bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda9:
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم قَااللْيَ ُد الْ ُع ْليَا َخْي ٌر‬
‫صلهى ه‬ ِ‫ول ه‬َ ‫ أَ هن َر ُس‬:‫اَّللُ َعْن ُه َما‬‫اَّللِ بْ ِن ُع َمَر َر ِض َي ه‬ ‫َع ْن َعْب ِد ه‬
َ ‫اَّلل‬
ََ ُ‫الس ْفلَى ِه َي ال هسائِلَة‬
ُّ ‫ َو‬،ُ‫ فَالْيَ ُد الْ ُع ْليَا ِه َي الْ ُمْن ِف َقة‬.‫الس ْفلَى‬
ُّ ‫ِم ْن الْيَ ِد‬
Artinya : “Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan
yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di
bawah adalah yang meminta”.

Makna yang terdapat dalam hadis ini adalah anjuran untuk memberi dan
tidak meminta – minta, serta memotivasi agar kita bekerja dan berusaha mencari
nafkah, agar bisa menjadi tangan yang diatas dan memberi orang lain yang
membutuhkan.
Allah SWT telah menganjurkan kita untuk selalu berusaha dan diajarkan
untuk senantiasa bekerja keras dengan jalan yang halal serta baik untuk

6Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
h. 29
7BPIP, “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila” artikel dari
https://bpip.go.id/berita/990/835/hai-sobat-pancasila-gotong-royong-termasuk-sila-ke-berapa-
ya-berikut
uraiannya.html#:~:text=Sila%20kelima%20berbunyi%20Keadilan%20Sosial,Maknanya%20adala
h%20kemakmuran%20dan%20kesejahteraan. Diakses pada tanggal 13 Juni 2022, pukul 22.00
WIB.
8Raditya Mahendra Yasa, “Hukum Mengemis dalam Islam”, artikel dari
https://nasional.kompas.com/read/2013/07/09/0910264/Di.Bulan.Ramadhan.Banyak.Pengemis.
Apa.Hukumnya.dalam.Islam.?page=all#:~:text=anhu%2C%20ia%20berkata%3A-
,Rasulullah%20shallallahu%20'alaihi%20wa%20sallam%20bersabda%3A,sampai%20ia%20melu
nasinya%2C%20kemudian%20berhenti. Diakses pada tanggal 22 November 2022, Pukul 18. 30
WIB.
9Muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124)

4
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

mewujudkan apa keinginan kita. Allah juga sudah menganjurkan untuk terus
berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin.
Seperti halnya didalam Q.S At – Thaubah : 105 , yaitu10 :
َۗ
‫هه َاد ِة‬ ِ ‫و َستُرُّد ْو َن اِ هٰل هعلِ ِم الْغَْي‬
َ ‫ب َوالش‬ ‫اَّللُ َع َملَ ُك ْم َوَر ُس ْولُهٗ َوالْ ُم ْؤِمنُ ْو َن‬
ّ‫َوقُ ِل ْاع َملُ ْوا فَ َسيَ َرى ه‬
َ َ
‫فَيُنَبِّئُ ُك ْم ِِبَا ُكْن تُ ْم تَ ْع َملُ ْو َن‬
Artinya : Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Masalah pengemis merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari


keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada didaerah
perkotaan. Kemudian mendorong Pemerintah Kota Pekanbaru untuk
mengeluarkan kebijakan dalam menanggulangi Pengemis. Kalau kita telaah lebih
mendalam pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea IV
menjelaskan antara lain adalah “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
rakyat Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan perdamaian dunia”. Ketentuan tersebut menunjukkan keaktifan
pemerintah kita dalam memberikan hukum warga negara sesuai dengan hak-hak
mereka, guna mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan sosialnya. 11
Pada hakikatnya erat terkait dengan masalah ketertiban dan keamanan di
daerah Kota Pekanbaru terutama dikecamatan binawidya. Dengan berkembangnya
pengemis maka akan memberi peluang munculnya gangguan keamanan dan
ketertiban dikecamatan binawidya Kota Pekanbaru, walaupun telah diusahakan
penganggulangannya secara terpadu di berbagai wilayah. Setiap saat pasti ada
sejumlah pengemis yang kena razia dan dikembalikan ke daerah asal setelah
melalui pembinaan.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi dan membersihkan kota dari
para pengemis, serta berupaya untuk memberikan penyadaran kepada mereka
salah satunya memberikan pembinaan dan pelatihan bagi setiap pengemis yang
direhabilitasi.12
Untuk mengantisipasi menjamurnya pengemis dikecamatan binawidya
Kota Pekanbaru maka Pemerintah Kota Pekanbaru telah mengeluarkan Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial. Padahal dalam Perda
tersebut dijelaskan ada denda sebesar Rp50 juta dan ancaman tiga bulan penjara.
bagi warga yang memberi uang kepada pengemis maka ada sanksi dalam Perda

10Q.S.
Surah At –Thaubah (9) : 105
11NurHidayat, UUD 1945 Dan Perubahannya, (Yogyakarta: Indonesiatera 2009), Cet. Ke-6, h. 4.
12Andre Pane Sixwanda, “Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis di Kabupaten Sidoarga

(Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)”. (Skripsi: Universitas Pembangunan Nasional, 2013). hal. 6

5
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

tersebut. Namun sanksi tersebut diabaikan warga bahwa ada kemungkinan


mereka tidak mengetahui dengan jelas isi dari Perda itu. Pihaknya mengharapkan
agar kembali disosialisasikan secara matang, padahal masa berlaku peraturan itu
sudah lebih dari Sepuluh Tahun.
Sesuai Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Ketertiban Sosial BAB III Pasal 3 menjelaskan bahwa : Dilarang melakukan
pengemisan di depan umum dan di tempat umum di jalan raya, jalur hijau,
persimpangan lampu merah dan jembatan penyebrangan. Dilarang bagi setiap
orang memberikan sumbangan dalam bentuk uang atau barang kepada
gelandangan dan pengemis di jalan raya, jalur hijau, persimpangan lampu merah
dan jembatan penyebrangan atau di tempat - tempat umum. Dilarang
bergelandangan tanpa pencaharian di tempat umum dijalan raya, jalur hijau,
persimpangam lampu merah dan jembatan penyebrangan. 13
Dan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 telah jelas dikatakan
dalam BAB V tentang Penertiban dan Pembinaan Pasal 8 yaitu: Penertiban
Gelandangan dan Pengemis dilaksanakan razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bekerja sama dengan pihak kepolisian. Razia
gelandangan dan pengemis dilakukan secara kontinyu antar lintas instansi dengan
melakukan razia ditempat-tempat umum dimana biasanya mereka melakukan
kegiatan menggelandang dan mengemis sehingga diperolehnya data yang valid
terhadap gelandangan dan pengemis secara periodik. Setiap orang yang terjaring
dalam razia akan ditangkap dan diproses secara hukum yang berlaku. 14
Tindak lanjut razia pada ayat (1) dan ayat (2) di koordinasikan dengan
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru untuk melakukan pembinaan dan
pelatihan bagi gelandangan dan pengemis baik non panti maupun panti sosial
milik pemerintah Daerah dan/atau panti swasta dan/ atau pengembalian bagi
mereka yang berasal dari luar kota Pekanbaru. Walikota atau Pejabat yang
ditunjuk dapat memerintahkan menutup sebuah rumah yang menurut
keyakinannya merupakan tempat untuk menampung gelandangan dan
pengemis.15
Dan juga disebutkan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 pada
BAB VI Pasal 9 Ayat (1) tentang Pelayanan Sosial bagi gelandang dan pengemis
memalui program Pemerintah Daerah, bahwa Pemerintah Daerah Wajib
menyediakan Panti Sosial yang mempunyai Program dalam bidang Pelayanan
Rehabilitasi dan pemberian bimbingan keterampilan ( Workshop ) bagi

13Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 BAB III tentang

Ketertiban Sosial, Pasal 3.


14Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 BAB V tentang

Penertiban Dan Pembinaan, Pasal 8.


15Ibid.

6
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

gelandangan dan Pengemis sehingga mereka dapat mandiri dan tidak kembali
menggelandang dan mengemis.16
Oleh sebab itu, Dinas Sosial harus mengadakan rehabilitasi sosial bagi para
pengemis guna untuk mempersiapkan mereka seiring dengan langkah
memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan
kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang
berkelanjutan. Serta meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat khususnya para pengemis agar dapat mewujudkan jati diri harkat dan
martabat secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik dibidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.
Rehabilitasi tersebut dilakukan di Panti Sosial (rumah singgah) yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, Adapun tahapan rehabilitasi
yang dilakukan Dinas Sosial yaitu : 1). Pendekatan awal, 2). Penerimaan, 3).
Pengungkapan dan penelahaan masalah, 4). Pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial, 5). Resosialisasi, 6). Penyaluran. 7). Bimbingan lanjut, 8).
Bantuan pengembangan usaha atau bimbingan peningkatan keterampilan, 9).
Evaluasi, 10). Terminasi atau pengakhiran pelayanan.
Selama melakukan rehabilitasi mereka dilatih dan dibina serta menjalankan
masa percobaan selama 5 -7 ( tujuh ) hari dengan kapasitas yang tidak dibatasi,
kegiatan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan di Panti Sosial tersebut seperti
bimbingan agama, kegiatan keterampilan, pemeriksaan kesehatan, bimbingan
psikolog, kegiatan senam, dan kegiatan rekreasi.17
Adapun anggaran untuk pembinaan dan pelatihan pengemis didapat dari
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) serta Dinas Sosial Kota
Pekanbaru mempunyai 3 Program yaitu Preventif, Refresif, dan Rehabilitatif
dengan kegiatan – kegiatannya.
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 ini belum sepenuhnya berjalan
dengan baik, karena kurangnya pengawasan dari Dinas Sosial sehingga
mengakibatkan para pengemis kembali melakukan aksinya dan membuat jumlah
pengemis di Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru semakin bertambah.
Oleh sebab itulah, apabila masalah ini tidak segera mendapat penanganan
oleh Pihak Pemerintah melalui Dinas Sosial Kota Pekanbaru maka dampaknya
akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan.

16Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 BAB VI Pasal 9

Ayat (1) tentang Pelayanan Sosial.


17Dinsos Riau, “UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha”, artikel dari
https://dinsos.riau.go.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=128&Itemid=138.
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022, pukul 13.35 WIB.

7
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Pekanbaru, lokasi penelitian yang terkait adalah : Kantor Dinas Sosial Kota
Pekanbaru, Jl. Parit Indah, Jl. Datuk Setia Maharaja No. 6, Simpang Tiga, Kec. Bukit
Raya, Kota Pekanbaru, Riau 28289.
Subjek penelitian ini adalah Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Seksi
Rehabilitasi Sosial, Satgas P3KS, Front Office, dan Fasilitator. Adapun objek
penelitian ini adalah pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2088
tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru ditinjau dari fiqih siyasah.
Berkaitan dengan permasalahan dan pendekatan masalah yang digunakan,
maka pada prinsipnya penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu
lapangan kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan jenis datanya yait Data
Primer, Data Sekunder, Data Tersier.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik Observasi, Wawancara, Studi kepustakaan, Dokumentasi
Teknik Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan Analisis Deskriptif
Kualitatif, dimana Analisi ini menggunakan objek penelitian berdasarkan data yang
diperoleh dari subjek yang diteliti.

PEMBAHASAN
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru
1. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Ketertiban Sosial
Setiap daerah memiliki Peraturan Daerahnya masing-masing, dan Dinas
Sosial tidak berdiri sendiri ada Satpol PP dan Instansi yang terkait. seperti
Satpol PP yang melakukan patroli berkerja sama dengan Dinas Sosial, dan
untuk pembinaan dan pelaksanaannya itu akan diserahkan ke Dinas Sosial.18
Pengemis merupakan salah satu dampak negatif bagi masyarakat.
Pengertian pengemis menurut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial pada BAB II Pasal 2 Ayat (2) adalah orang – orang
yang mendapatkan penghasilan dengan meminta – minta dimuka umum
dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang
lain.19
Terkait hal ini, Pemerintah Kota Pekanbaru membuat kebijakan yaitu
dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru untuk mengatasi

18Riki Fernando, Front Office Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari
2023.
19Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008

tentang Ketertiban Sosial BAB II Pasal 2 Ayat (2).

8
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

masalah kesejahteraan sosial di Kota Pekanbaru, khususnya terhadap


gelandangan dan pengemis. Dengan diterapkannya Peraturan Daerah Nomor
12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial BAB I Pasal 1 Ayat (25) yaitu
mengenai usaha rehabilitasi sosial terhadap gelandangan dan/atau pengemis
adalah usaha-usaha yang terorganisir meliputi usaha-usaha penyantunan,
pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran
kembali baik ke daerah-daerah pemukiman baru melalui transparansi maupun
ke tengah-tengah masyarakat, pengawasan serta pembinaan berkelanjutan,
sehingga dengan demikian para gelandangan dan/atau pengemis kembali
memiliki kemampuan untuk hidup secara layak sesuai dengan martabat
manusia sebagai Warga Negara Republik Indonesia.20
Dan didalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial pada BAB III Pasal 3 Ayat (1) juga menjelaskan
bahwa terdapat larangan mengemis, yaitu Dilarang melakukan pengemisan
didepan umum dan ditempat umum dijalan raya, jalur hijau, persimpangan
lampu merah dan jembatan penyebrangan.21
Untuk mengantisipasi meningkatnya pengemis di Kota Pekanbaru salah
satunya dikecamatan binawidya maka Pemerintah Kota Pekanbaru telah
mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial. Adapun tujuan Peraturan Dearah Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Ketertiban Sosial adalah untuk meningkatkan usaha - usaha pengendalian dan
pengawasan secara seksama dan berkesinambungan terhadap kesejahteraan
sosial. Sasaran dari Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 ini adalah
terwujudnya ketentraman sosial dengan norma – norma, nilai – nilai tatanan
agama dan budaya yang berlaku dimana pemerintah dan masyarakat
melakukan kegiatan secara tertib, teratur, nyaman dan tentram. Meskipun
hingga kini Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 telah
berjalan lebih kurang 14 tahun, namun faktanya masih ditemukannya
pengemis yang berkeliaran ditempat – tempat umum Kota Pekanbaru.22
Berdasarkan tanggapan dan pernyataan dari Front Office bidang
rehabilitasi sosial, Bapak Riki Fernando mengatakan bahwa23 :
“Fenomena Pengemis ini Bukan hanya di Kota Pekanbaru saja namun
ada disetiap Negara, dan Untuk Pekanbaru sendiri kita juga sudah koordinasi
dengan Satpol PP. Dan kenapa fenomena pengemis ini keliatan nya semakin
meningkat dikarenakan masih banyaknya orang yg memberi, semakin banyak

20Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial BAB I Pasal 1 Ayat (25).
21Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008

tentang Ketertiban Sosial BAB III Pasal 3 Ayat (1).


22Mila Khasanah, Penegakan Hukum Pemerintahan tentang Ketertiban Sosial (Gelandangan dan

Pengemis) di Kota Pekanbaru tahun 2018 – 2019, Volume 7., (2020), hal. 3
23Riki Fernando, Front Office Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari

2023.

9
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

orang yang memberi maka semakin banyak pula para pengemis itu. Untuk
pengemis ini ada Peraturan Daerah yg mengaturnya yaitu Nomor 12 tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial.
- Ada Tindakan Pidana Ringan
- Kurungan badan selama 3 bulan
- Dan denda 50jt dan penegak perdanya adalah Satpol PP.
Untuk itu dilakukannya rehabilitasi sosial oleh Dinas Sosial seperti
edukasi dan pembinaan untuk para pengemis :
1) Untuk pengemis yg tidak berasal dari Pekanbaru maka Dinas Sosial akan
memulangkannya ke daerah asal.
2) Dan apabila pengemis tersebut berasal dari Kota Pekanbaru dan memiliki
ketidakmampuan ekonomi maka akan diarahkan ke DTKS ( Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial ) agar mendapat bantuan sosial dari Pemerintah.
3) Diberikan Pelatihan contoh pelatihannya seperti bengkel untuk laki - laki dan
menjahit untuk perempuan, dsb.
Jika Pengemis tersebut tetap akan mengemis di jalanan setelah di lakukannya
pelatihan dan pembinaan tersebut maka akan dilakukan tindak pidana ringan
seperti yg dijelaskan tadi. Karna Dinas sosial telah memberikan solusi yaitu :
- Ketidakmampuan Ekonomi, ada jalurnya dan akan diberikan bantuan
sosial seperti PKH, ketergantungan tiap bulannya, KIS, KIP, dsb.
- Jika Tidak Mempunyai Modal, Dinas Sosial akan berkoordinasi dengan
Disperindag untuk UMKM.
- Jika Memiliki Skill, akan diberikan kerja sama dengan BLK”.
Dari wawancara diatas bahwa Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah
berupaya melakukan rehabilitasi bagi para pengemis dengan cara
melakukan edukasi dan pembinaan. Namun masih banyaknya pengemis
dijalanan dikarenakan masih banyaknya orang yang memberi uang kepada
para pengemis, membuat para pengemis ini tergiur akannya penghasilan
yang didapatnya dari cara meminta – minta tersebut. Dan dijelaskan juga
oleh Fasilitator Dinas Sosial Bapak Faisal Rafif bahwa24 :
“Dinas Sosial telah berupaya melakukan rehabilitasi untuk para
pengemis tersebut, namun ketika mereka telah direhabilitasi ada juga
pengemis yang tidak jera akan hal tersebut dan masih meminta – minta
dijalanan, karena mereka merasa pekerjaan ini lebih mudah untuk
mendapatkan uang dan penghasilannya pun juga dikatakan luar biasa jika
dihitung-hitung, bahkan penghasilan perbulannya dari hasil mengemis ini
bisa dikatakan lebih besar dari pada gaji – gaji pegawai kantoran”.

24Faisal Rafif, Fasilitator Dinas Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari 2023.

10
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

Dapat dilihat dari Data Hasil Penjangkauan Satgas P3KS Dinas Sosial
tahun 2020 s/d 2023 banyaknya pengemis yang terjaring dan direhabilitasi
dikecamatan binawidya yaitu25 :
Tabel I Data Hasil Penjangkauan Satgas Dinas Sosial
No Tahun Bulan Pengemis Jumlah
1 2020 Januari s/d 127
Desember
2 2021 Januari s/d 94 345
Desember Pengemis
3 2022 Januari s/d 99
Desember
4 2023 Januari s/d 25
Februari
Sumber Data: Bagian Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Pekanbaru

Sesuai dengan data diatas dari tahun 2020 s/d 2023 pengemis yang
terjaring dan direhabilitasi sebanyak 345 orang. Dan pengemis yang
terjangkau akan dibawa ke rumah singgah dan dilakukan pembinaan.
Seperti yang dijelaskan oleh Satgas P3KS Bapak Haikal yaitu26:
“Tugas Dinas Sosial itu adalah untuk mengembalikan fungsi sosial
bagaimana bisa bermasyarakat, bertahan hidup, dan menjalankan fungsinya
sebagai orng tua yg baik, dan menjadi manusia yang berguna.
Itulah tujuan rehabilitasi sosial ini agar tidak ada mental - mental
pengemis dan alasan yang lainnya, maka perlunya diadakan rehabilitasi
sosial.
Jika ada laporan dari masyarakat tentang pengemis, maka Dinas
Sosial akan menjangkau dan akan dibawa di salter (rumah singgah) dan
dilakukan pembinaan selama 5 - 7 hari, yang lokasinya berada di Simpang
Tiga.
Dinas Sosial bekerja sama dengan Peksos (Pekerja Sosial) dan
Pengemis akan di introgasi / asesmen, apa kebutuhannya, permasalahan, dan
apa solusinya. Disana pengemis akan diberikan edukasi dan pembinaan
selama 7 hari oleh Peksos.
1) Jika Peksos memberi arahan untuk masuk ke DTKS maka dinas sosial akan
mengusulkan untuk di masukkan ke DTKS ( Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial ).
2) Jika Peksos merujuk memberikan pelatihan untuk modal dia bekerja. Dinas
sosial akan menindak lanjuti dan akan diberikan pelatihan yaitu sifatnya

25Data Hasil Penjangkauan Satgas Dinas Sosial tahun 2020 s/d 2023.
26Haikal, Satgas P3KS, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari 2023.

11
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

Continue. Dinas Sosial juga akan melihat dan mengawasi sampai pengemis
tersebut keluar dari zona ketidakmampuan ekonomi tersebut.
Dinas Sosial mempunyai PKH dan Pendampingan PKH, ketika pengemis
tersebut mendapatkan Bantuan PKH maka akan ada Pendamping PKH dimana
akan dilihat bagaimana pengemis tersebut dari fakir miskin akan menjadi
mampu. Itu akan di berikan edukasi secara rutin oleh Pendamping PKH
tersebut.”
Dari wawancara dan observasi tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Sosial tidak berdiri sendiri dan bekerja sama dengan Peksos (Pekerja Sosial)
untuk mengintrogasi apa saja kebutuhan, permasalahan, dan solusi yang
dialami oleh pengemis atau dapat disebut dengan PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial). Sesuai arahan dari Peksos, Dinas Sosial akan
menindaklanjuti untuk memberikan pelatihan dan modal untuk bekerja serta
melihat dan mengawasi sampai pengemis tersebut keluar dari zona
ketidakmampuan ekonomi. Dan juga diuangkapkan oleh Kepala Bidang
Rehabilitasi Sosial ibu Adriani, bahwa27 :
“Kita punya Satgas (Satuan Tugas) dan Satgas ini lah yg menjangkau
masalah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosia) ini, salah satunya
Pengemis.Dan satgas ini berfungsi untuk menindak lanjutin Laporan
Masyarakat. Dan Mengenai Peningkatan Pengemis ini ada tetapi tidak terlalu
tajam.”
Namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial ini,
hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Adriani yaitu28 :
“1) Mengenai tanggung jawab, maka tidak bisa dikerjakan sendiri oleh
dinas sosial dan Harus Bekerja sama dengan yang lainnya Seperti RT / RW,
Lurah dan Camat. 2) Kurangnya keinginan dari klien (pengemis) untuk berubah.
Karna jika direhabilitasi tetapi tidak ada keinginan makan itu akan menjadi
kendala bagi dinas sosial. 3) Peran Serta dari masyarakat setempat karna
masyarakat setempat yg lebih tau kebutuhan si klien / pengemis tersebut. Dan
harapan Dinas Sosial adalah semua sektor dapat terlibat dalam hal ini.”
Untuk itu dibutuhkan kerjasama terhadap masyarakat dan peran
setempat agar masalah pengemis ini dapat teratasi dengan baik. Setelah
melalui masa rehabilitasi tersebut para pengemis tersebut dipulangkan serta
diberi bantuan. Namun, semua itu berdasarkan Asesmen dan penilaian yang
dilihat oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru karena setiap klien (pengemis)
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak
Agustian yaitu29 :

27Adriani, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari 2023.


28Ibid.
29Agustian, Seksi Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari 2023.

12
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

“Semua itu nanti berdasarkan asesmen dan berdasarkan penilaian dan


setiap klien berbeda-beda kebutuhannya. Jika dia mampu maka akan diberikan
pembinaan karna hal tersebut tidak boleh dilakukan dan akan di koordinasi
kepada RT / RW serta sama dalam mengedukasinya. Jika dia tidak mampu maka
akan diberikan bantuan. Dan asesmen / informasi-informasi tersebut ada Tim
yang meninjau langsung ke lokasi untuk menggali informasi lebih lanjut. Dan
juga berkoordinasi dengan pilar-pilar sosial baik tingkat kecamatan (TKS ) atau
pun Tingkat Kelurahan (PSM)”.
Dari hasil wawancara peneliatian ini dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota
Pekanbaru belum mencapai hasil yang diharapkan walaupun secara
pelaksanaan telah dilakukan dengan sebagaimana mestinya dalam peraturan
dan ketentuan tetapi hasil dari edukasi dan pembinaan belum mencapai
sebagaimana mestinya hal ini diketahui dan dapat dilihat masih banyaknya
pengemis yang memiliki keinginan untuk kembali kepada kehidupan dijalanan
yang bagi mereka dapat menjanjikan dibanding dengan penyaluran edukasi
dan pembinaan, dikarenakan masih banyaknya orang yang memberi membuat
mereka beranggapan bahwa itu adalah suatu ladang untuk mencari uang.
Hal ini tidak dapat serta merta menyalahkan pihak Dinas Sosial Kota
Pekanbaru dikarenakan memang kondisi sosial dan psikologi dari individu juga
yang dapat mempengaruhi hasil dari edukasi dan pembinaan, maka dari hasil
penelitian mengenai rehabilitasi sosial bagi para pengemis, Pemerintah Daerah
Kota Pekanbaru khususnya Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah melakukan
fungsi pelayanan kepada masyarakat PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial) yaitu pelatihan dan pembinaan dengan baik.

Tinjauan Fiqih Siyasah terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12


Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial yang meliputi usaha rehabilitasi sosial bagi para pengemis yang terjaring.
Hal ini belum mencapai hasil yang diharapkan sesuai amanah dalam Peraturan
Daerah tersebut. Dikarnakan masih banyaknya terlihat pengemis yang berkeliaran
dijalanan dan menjadi salah satu sebab tidak tercapainya tujuan kesejahteraan
sosial, selain itu sikap masyarakat yang masih memberi dan tidak berjalannya
sanksi atau denda lainnya sesuai Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Ketertiban Sosial, membuat para pengemis leluasa untuk meminta – minta dan
menganggap mengemis sebagai profesi.
Didalam tinjauan fiqh siyasah, hal ini berkaitan dengan Siyasah Tanfidziyah
Syar’iyyah, yang didalamnya membahas tentang politik pelaksanaan perundang –
undangan. Fiqh siyasah tanfidziyyah syar‟iyyah adalah salah satu bagian

13
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

terpenting dalam sistem Pemerintah Islam karena menyangkut tentang


pelaksanaan peraturan perundang - undangan negara.30
Yang mana politik pelaksanaan perundang – undangan adalah arah
kebijakan pemerintah atau negara mengenai pengaturan hukum yang dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan (hukum tertulis) untuk mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang bertujuan untuk mengatur dan menata
kehidupan dalam suatu negara supaya masyarakat yang diatur oleh hukum itu
memperoleh kepastian, kemanfaatan dan keadilan didalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat.31
Kajian tentang pelaksanaan didalam Siyasah Tanfidziyah adalah bagian
Syar‟iyyah, dimana Syar‟iyyah ini kewenangan pemerintah untuk melakukan
kebijakan politik yang mengacu kepada kemaslahatan yang tidak bertentangan
dengan agama.32
Pada Pasal 1 ayat (25) Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun
2008 tentang Ketertiban Sosial yaitu usaha rehabilitasi sosial terhadap
gelandangan dan / atau pengemis adalah usaha-usaha yang terorganisir meliputi
usaha-usaha penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan
kemampuan dan penyaluran kembali baik ke daerah-daerah pemukiman baru
melalui transmigrasi maupun ke tengah-tengah masyarakat, pengawasan serta
pembinaan berkelanjutan, sehingga dengan demikian para gelandangan dan / atau
pengemis kembali memiliki kemampuan untuk hidup secara layak sesuai dengan
martabat manusia sebagai Warga Negara Republik Indonesia. 33
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 ini dibuat demi kesejahteraan
sosial baik dari suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materiil maupun
spiritual yang meliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaiah, rohaniah dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. 34
Dalam pandangan Islam, tidak berbeda jauh dengan pengertian dalam
pandangan umum, rehabilitasi sosial diartikan juga untuk membantu seseorang
dengan keadaan sebagai penderita masalah sosial, agar dia dapat kembali lagi
mengontrol dirinya sendiri, termasuk jiwa, konsentrasi, dan interaksi sosial

30Nurcholis Madjid, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001), 273.
31Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-Undangan: Proses dan Teknik Pembentukannya

(dikembangkan dari Perkuliahan Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH.), Kanisius, Yokyakarta, 2007.
32A. Dzajuli, Fiqh Siyasah; Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu rambu Syariah,

(Bandung: Prenada Media, 2003), 277.


33Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008

tentang Ketertiban Sosial Pasal 1 Ayat (25).


34Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008

tentang Ketertiban Sosial BAB 1 Pasal 1 Ayat (8).

14
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

terhadap masyarakat dimana ia berada. Orang semacam ini karena mendapatkan


keadaan yang jauh dari Allah SWT, sehingga fikirannya akan terbuntu dan tidak
bisa menghadapi segala hal yang dihadapinya. Padahal, Allah SWT sendiri tidak
akan menguji ummatnya jika ummat tersebut tidak mampu untuk melewatinya.
Hanya dibutuhkan saja ikhtiyar (berusaha semaksimal mungkin) dan
tawakkal (berserah diri kepada Allah). Terlebih lagi, segala sesuatunya yang ada di
dunia ini tercipta pasti bukanlah hal yang sia-sia karena Allah sesungguhnya maha
sempurna dari segala apapun. Seperti halnya penyakit, pasti Allah telah
menyiapkan segala sesuatunya untuk menyembuhkan. Muslim dan Ahmad dari
(Jabir bin Abdullah r.a.) yang meriwayatkan hadist nabi Muhammad S.A.W :

‫اَّللِ َعهز َو َج هل‬ ِ ‫ُصيب دواء الد‬


‫هاء بََرأَ ِبِِ ْذ ِن ه‬ ِ ِ ٍ ِ
ُ َ َ َ ‫ل ُك ِّل َداء َد َواءٌ فَإذَا أ‬
Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai
sasarannya, maka dengan seizing Allah penyakit itu akan sembuh.”
Islam merupakan agama yang komprehensif mencakup berbagai aspek
kehidupan serta petunjuk-petunjuk praktis yang terinci sebagaimana diungkapkan
oleh M. Quraish Shihab bahwa para ulama sepakat, agama islam bertujuan untuk
memelihara lima hal pokok, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan (keturunan) dan
kesehatan. Dengan kesehatannya, manusia dapat menumbuh-kembangkan kualitas
hidupnya seoptimal mungkin, dan dapat meningkatkan pengabdiannya kepada
Tuhan serta kepada sesamanya. Nantinya, dalam pelaksanaan di panti rehabilitasi
atau tempat lainnya yang bertujuan menyembuhkan korban penderita masalah
sosial dari ketertekanan mentalnya dapat dilakukan dengan psikoterapi Islam.
Yang mana pasien diajak untuk mengingat Allah SWT dengan berbagai cara
pendekatan spiritual dan nantinya akan juga diarahkan ke dalam rutinitas Islami
seperti wirid, dzikir, sholat dan ibadah lain. 35
Semua itu kembali lagi kepada niat, seperti yang dijelaskan dalam al –
Qawaid al – Fiqhiyah, yaitu36 :
‫اص ِدھ ََا‬
ِ ‫اَألُمو ر ِِبََق‬
ُ ُْ
Artinya : “Semua Perkara tergantung pada niatnya”.
Kaidah ini menempati peranan pokok dalam hukum islam. Sebab, seluruh
tindakan manusia bergantung pada niat dan maksudnya.Maknanya yaitu segala
sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan manusia mulai dari perkataan sampai
pada tingkah laku manusia tersebut, semuanya digantungkan kepada niatnya
orang yang melakukan perbuatan. Karena suatu niat itu sangat penting untuk
melihat bagaimana kualitas atau makna perbuatan seseorang. Apakah dia
melakukan perbuatan tersebut niatnya semata-mata hanya untuk beribadah

35M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat (Bandung: Mizan Cet. XXII, 2001), 286


36Moh. Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, th),cet. ke-1, h. 17.

15
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

kepada Allah atau dia melakukan perbuatan tersebut hanya karena kebiasaan
saja.37
Misalnya mengenai rehabilitasi sosial untuk para pengemis ini, jika mereka
tetap akan meminta – minta setelah dilakukannya rehabilitasi maka niat yang
mereka amalkan salah, karna mengemis atau meminta-minta adalah perbuatan
yang tidak baik. Para ulama sepakat bahwa perbuatan meminta-minta adalah
haram, sebab orang yang meminta-minta sebenarnya meninggalkan kewajiban
berikhtiar yang diperintahkan Allah SWT, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Misalnya karena buta, lumpuh, sangat lemah, dan sebagainya, sehingga kalau tidak
meminta-minta ia tidak dapat mempertahankan hidupnya. 38
Meminta-minta hukum asalnya terlarang. Banyak sekali dalil yang
menunjukkan larangan hal ini, diantaranya seperti yang dijelaskan Faidah Hadist
yaitu39:
‫هاس أ َْم َوا ََلُْم تَ َكث ًُّرا فَِإهَّنَا يَ ْسأ َُل ََجًْرا فَلْيَ ْستَ ِق هل أ َْو لِيَ ْستَ ْكثِْر‬
َ ‫َم ْن َسأ ََل الن‬
“Barang siapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk
memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api, terserah
kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya ”(HR.
Muslim no. 1401).
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja. Bekerja haruslah
dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT
sangat senang dengan orang – orang yang berusaha. Dapat kita ketahui dalam
kaidah fiqh juga dijelaskan tentang kemudahan yang Islam berikan yaitu ketika
datangnya kesulitan maka Islam memberikan kemudahan bagi orang – orang yang
bersungguh – sungguh dan berusaha. Sesuai kaidah fiqh yaitu40 :
َ‫ب ﺍلتهيسِير‬
ُ ‫ﺍلمَشَقهةُ َتﺠِْل‬
“Kesulitan mendatangkan kemudahan.”
Arti dari kaidah ini adalah “suatu kesusahan mengharuskan adanya
kemudahan”. Maksudnya, suatu hukum yang mengandung kesusahan dalam
pelaksanaannya atau memudharatkan dalam pelaksanaannya, baik kepada badan,

37Adam, “Mengenal Kaidah Qowaid Fiqhiyah Pertama: Segala Sesuatu Digantungkan kepada
Tujuannya”, artikel dari https://www.islampos.com/mengenal-kaidah-qowaid-fiqhiyah-pertama-
segala-sesuatu-digantungkan-kepada-tujuannya-
89681/#:~:text=%E2%80%9CSegala%20sesuatu%20digantungkan%20kepada%20tujuannya,niat
nya%20orang%20yang%20melakukan%20perbuatan. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023,
Pukul 12.10 WIB.
38Ilham, “Hukum Mengemis dan Meminta-minta dalam Islam”, artikel dari
https://muhammadiyah.or.id/hukum-mengemis-dan-meminta-minta-dalam-
islam/#:~:text=Para%20ulama%20sepakat%20bahwa%20perbuatan,Allah%2C%20kecuali%20da
lam%20keadaan%20terpaksa. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023, pukul 12.20 WIB.
39Yulian Purnama, “Larangan Meminta-Minta Kepada Orang Lain”, artikel dari
https://muslim.or.id/33524-larangan-meminta-minta-kepada-orang-lain.html. Diakses pada
tanggal 27 Februari 2023, Pukul 13.00 WIB.
40Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah – Kaidah Fiqih), (Palembang:Perpustakaan

Nasional Katalog dalam Terbitan, 2019), Cet. Ke-1, Jilid 1, hal. 42.

16
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

jiwa, ataupun harta seorang mukhallaf, diringankan sehingga tidak


memudharatkan lagi, dijelaskan dalam QS. Al- Baqarah Ayat 28641 :
ٓ‫اخ ْذ ََنٓ إِن نه ِسينَا‬
ِ ‫ٱَّلل نَ ْفسا إِهال وسعها ََلا ما َكسبت وعلَي ها ما ٱ ْكتَسبت َۗ ربهنَا َال تُؤ‬ ِ
َ َ ْ ََ َ َ ْ َ َ ْ ََ َ َ َ َ ْ ُ ً ُ‫ف ه‬ ُ ّ‫َال يُ َكل‬
‫ين ِمن قَ ْبلِنَا َربهنَا َوَال َُتَ ِّملْنَا َما َال‬ ِ‫ه‬
َ ‫صًرا َك َما ََحَلْتَهُۥ َعلَى ٱلذ‬
ِ
ْ ِ‫َخطَأْ ََن َربهنَا َوَال ََْتم ْل َعلَْي نَآ إ‬ْ ‫أ َْو أ‬
ِ‫ِ ه‬ ِ
َ ‫ٱنص ْرََن َعلَى ٱلْ َق ْوم ٱلْ َكف ِر‬
‫ين‬ ُ َ‫َنت َم ْولَهى نَا ف‬
َ ‫ف َعنها َوٱ ْغف ْر لَنَا َو ْٱر ََحْنَآ أ‬ُ ‫ٱع‬ْ ‫طَاقَةَ لَنَا بِِهۦ ۖ َو‬
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami,
maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Dengan demikian, Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008


tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial ini dapat direalisasikan agar
rehabilitasi sosial dapat berjalan dengan baik sesuai yang tertera didalam
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru, Demi kelancaran dan kesejahteraan sosial.
Sesuai dengan konsep kaidah fiqh siyasah bahwa kebijakan umum seorang
pemimpin harus selalu berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat. Dijelaskan
dalam kaidah fiqh yaitu42:
‫ف‬ُ ‫صُّر‬ ِ ‫االم ِامعلَىالهر ِعي ِةمنُوطٌبِامل‬
ِ
َ َ‫صلَ َحة ت‬
َْ ََ َ َ
“Kebijakan imam tergantung pada kemaslahatan rakyat.”
Makna dari kaidah tersebut ialah bahwa setiap pemimpin harus menetukan
keputusan yang baik, dalam arti keputusan yang diambil ialah bermanfaat untuk
diberikan kepada kemaslahatan masyarakatnya. Maka, pokok-pokok ajaran islam
dan tidak bertolak belakang dengan dalil yang qath’i kemaslahatan tersebut harus
sesuai dengan hukum syara’.
Sesuai kaidah diatas, dapat disimpulkan mengenai tinjauan fiqh siyasah
tanfidziyah syar’iyyah terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2008 tentang Ketertiban Sosial yaitu upaya rehabilitasi sosial terhadap para
pengemis adalah pada pelaksanaan peraturan daerah tersebut Dinas Sosial sudah
menjalankan perannya dengan baik, namun belum optimal dikarnakan masih
banyaknya pengemis yang berkeliaran dijalanan atau ditempat umum lainnya,
bahkan setelah dilakukannya rehabilitasi pengemis tersebut tidak jera dan masih
mengemis dijalanan. Untuk itu diharapkan kedepannya masalah pengemis ini akan

41Q.S. Al – Baqarah (2) : 286


42Duski Ibrahim, op.cit., hal. 109

17
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

semakin berkurang. Karena Dinas Sosial telah berupaya untuk memberantas


masalah ini, dengan dilakukannya rehabilitasi sosial. Rehabilitasi Sosial adalah
serangkaian kegiatan pemulihan dan pemberian bantuan untuk memperbaiki
kemampuan, peranan sosial, baik finansial maupun non finansial sehingga dapat
berfungsi sosial secara wajar.

KESIMPULAN
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial yang meliputi tentang pelaksanaan rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh
Dinas Sosial Kota Pekanbaru belum mencapai hasil yang diharapkan walaupun
secara pelaksanaan telah dilakukan dengan sebagaimana mestinya dalam
peraturan dan ketentuan tetapi hasil dari edukasi dan pembinaan belum mencapai
sebagaimana mestinya. hal ini diketahui dan dapat dilihat bahwa masih banyaknya
pengemis yang memiliki keinginan untuk kembali kepada kehidupan dijalanan
yang bagi mereka dapat menjanjikan dibanding dengan penyaluran edukasi dan
pembinaan. Jadi juga dibutuhkan peran serta dari instansi lainnya dan masyarakat
guna untuk bekerja sama dalam menangani masalah ini.
Mengenai tinjauan Fiqh Siyasah terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial yaitu sesuai dengan kaidah
fiqhiyah ‫اال َما ِم َعلَىالر ِع َي ِة َمنُوط ٌ ِبال َمصْ لَ َح ِة‬
ِ َ َ‫“( ت‬Kebijakan imam tergantung pada
ُ‫صرُّف‬
kemaslahatan rakyat”). pada pelaksanaan peraturan daerah tersebut Dinas Sosial
menjalankan perannya dengan baik, namun belum optimal dikarnakan masih
banyaknya pengemis yang berkeliaran dijalanan atau ditempat umum lainnya,
bahkan setelah dilakukannya rehabilitasi pengemis tersebut tidak jera dan masih
mengemis dijalanan. Untuk itu diharapkan kedepannya masalah pengemis ini akan
semakin berkurang.

REFERENSI
A. Dzajuli, Fiqh Siyasah; Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu rambu
Syariah, (Bandung: Prenada Media, 2003)
Adam, “Mengenal Kaidah Qowaid Fiqhiyah Pertama: Segala Sesuatu Digantungkan
kepada Tujuannya”, artikel dari https://www.islampos.com/mengenal-
kaidah-qowaid-fiqhiyah-pertama-segala-sesuatu-digantungkan-kepada-
tujuannya-
89681/#:~:text=%E2%80%9CSegala%20sesuatu%20digantungkan%20ke
pada%20tujuannya,niatnya%20orang%20yang%20melakukan%20perbuat
an. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023, Pukul 12.10 WIB.
Andre Pane Sixwanda, “Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis di Kabupaten
Sidoarga (Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)”. (Skripsi: Universitas
Pembangunan Nasional, 2013)

18
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

BPIP, “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila” artikel dari


https://bpip.go.id/berita/990/835/hai-sobat-pancasila-gotong-royong-
termasuk-sila-ke-berapa-ya-berikut
uraiannya.html#:~:text=Sila%20kelima%20berbunyi%20Keadilan%20Sosi
al,Maknanya%20adalah%20kemakmuran%20dan%20kesejahteraan.
Diakses pada tanggal 13 Juni 2022, pukul 22.00 WIB.
Data Hasil Penjangkauan Satgas Dinas Sosial tahun 2020 s/d 2023.
Dinsos Riau, “UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha”, artikel dari
https://dinsos.riau.go.id/web/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=128&Itemid=138. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022, pukul 13.35
WIB.
Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah – Kaidah Fiqih),
(Palembang:Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan, 2019), Cet. Ke-
1, Jilid 1
Hartono, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Nusa Media, 2011)
Ilham, “Hukum Mengemis dan Meminta-minta dalam Islam”, artikel dari
https://muhammadiyah.or.id/hukum-mengemis-dan-meminta-minta-
dalam-
islam/#:~:text=Para%20ulama%20sepakat%20bahwa%20perbuatan,Allah
%2C%20kecuali%20dalam%20keadaan%20terpaksa. Diakses pada tanggal
27 Februari 2023, pukul 12.20 WIB.
Lis Sudiyanti, “Pemberdayaan Masyarakat ( Gelandangan dan Pengemis ) dalam
Bidang Keterampilan Pengolahan Kedelai di Panti Sosial Bina Karya
Panghudi Luhur Bekasi”. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2015)
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan Cet. XXII, 2001)
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-Undangan: Proses dan Teknik
Pembentukannya (dikembangkan dari Perkuliahan Prof. Dr. A. Hamid S.
Attamimi, SH.), Kanisius, Yokyakarta, 2007.
Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009)
Mila Khasanah, Penegakan Hukum Pemerintahan tentang Ketertiban Sosial
(Gelandangan dan Pengemis) di Kota Pekanbaru tahun 2018 – 2019, Volume
7., (2020)
Moh. Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, th),cet. ke-
1
Muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim
no.1053 (124)
Nur Hidayat, UUD 1945 Dan Perubahannya, (Yogyakarta: Indonesiatera 2009), Cet.
Ke-6

19
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah

Nurcholis Madjid, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik, (Jakarta: Gaya


Media Pratama, 2001)
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara,2007), Cet ke-2
Raditya Mahendra Yasa, “Hukum Mengemis dalam Islam”, artikel dari
https://nasional.kompas.com/read/2013/07/09/0910264/Di.Bulan.Rama
dhan.Banyak.Pengemis.Apa.Hukumnya.dalam.Islam.?page=all#:~:text=anh
u%2C%20ia%20berkata%3A-
,Rasulullah%20shallallahu%20'alaihi%20wa%20sallam%20bersabda%3A,
sampai%20ia%20melunasinya%2C%20kemudian%20berhenti. Diakses
pada tanggal 22 November 2022, Pukul 18. 30 WIB.
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2010).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung : CV. Alfabeta, 2014)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010)
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota
Pekanbaru”, artikel dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota_P
ekanbaru. Diakses pada tanggal 18 Januari 2023, Pukul 21.00 WIB
Yulian Purnama, “Larangan Meminta-Minta Kepada Orang Lain”, artikel dari
https://muslim.or.id/33524-larangan-meminta-minta-kepada-orang-
lain.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023, Pukul 13.00 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai