Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
E-mail: muthianatik1707@gmail.com
Homor HP: 081261114626
Ahmad Adri Riva'i2
1Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
E-mail: ahmadadririvai1973@gmail.com
Wahidin3
1Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
E-mail: wahidin@uin-suska.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi dari adanya pelaksanaan rehabilitasi sosial
oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru yang menciptakan kesejahteraan sosial, yang
ditujukan kepada para pengemis di Kota Pekanbaru yang memiliki masalah sosial
dan telah ditetapkan oleh Pemeritahan Kota Pekanbaru dalam Peraturan Daerah
Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial.
Permasalahannya adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru. 2) Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial. Jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu Penelitian Lapangan. Subjek dalam
penelitian ini adalah Pejabat yang bersangkutan yaitu Bidang Rehabilitasi Sosial,
Seksi Rehabilitasi Sosial, Front Office, Satgas P3KS, Fasilitator. Sedangkan yang
menjadi objek penelitian adalah Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2008 tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru ditinjau dari fiqh siyasah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa mengenai rehabilitasi sosial bagi para pengemis, Pemerintah
Daerah Kota Pekanbaru khususnya Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah melakukan
pelatihan dan pembinaan dengan baik. Pelaksanaan rehabilitasi ini telah dilakukan
dengan sebagaimana mestinya dalam peraturan dan ketentuan tetapi hasil dari
edukasi dan pembinaan belum mencapai sebagaimana mestinya. Dikarnakan
masih banyaknya pengemis yang memiliki keinginan untuk kembali kepada
kehidupan dijalanan yang bagi mereka dapat menjanjikan dibanding dengan
penyaluran edukasi dan pembinaan. Menurut perspektif fiqh siyasah Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial sudah sesuai dengan
aturan islam.
1
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
Abstract
This research is motivated by the implementation of social rehabilitation by
the Pekanbaru City Social Service which creates social welfare, which is aimed at
beggars in Pekanbaru City who have social problems and has been stipulated by the
Pekanbaru City Government in Pekanbaru City Regional Regulation Number 12 of
2008 concerning Social Order . The problems are: 1) How is the implementation of
Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social Order by the Social Service
in Binawidya District, Pekanbaru City. 2) How is the fiqh siyasa review of the
implementation of Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social Order.
The type of research used by the author is Field Research. The subjects in this study
were the Officials concerned, namely the Social Rehabilitation Sector, Social
Rehabilitation Section, Front Office, P3KS Task Force, Facilitators. While the object of
research is the Implementation of Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning
Social Order by the Social Service in Binawidya District, Pekanbaru City in terms of
fiqh siyasah. Data collection techniques used are observation, interviews, literature
and documentation. The results of the study show that regarding social rehabilitation
for beggars, the Regional Government of Pekanbaru City, especially the Pekanbaru
City Social Service, has carried out training and coaching well. Implementation of this
rehabilitation has been carried out as it should be in the rules and regulations but the
results of education and coaching have not reached as it should. Because there are still
many beggars who have the desire to return to life on the streets which for them can
be more promising than the distribution of education and coaching. According to the
fiqh siyasa perspective, Regional Regulation Number 12 of 2008 concerning Social
Order is in accordance with Islamic rules.
PENDAHULUAN
Kota Pekanbaru merupakan ibu kota sekaligus kota terbesar di Provinsi
Riau dan salah satu kota besar di Indonesia. Pekanbaru terletak di tepian Sungai
Siak dan pada Awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pasar ( pekan
) yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan. Pekanbaru juga merupakan pusat
aktivitas ekonomi, sosial dan budaya seperti berdirinya kantor - kantor, pusat
perbelanjaan, sarana perhubungan, pabrik, sarana hiburan, dan lainnya serta
tempat untuk mengadu nasib. Bagi mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan
dan keterampilan akan mampu bertahan di kota ini. Begitu pula sebaliknya, bagi
mereka yang belum beruntung maka mungkin akan sulit untuk hidup di kota - kota
besar.1
2
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
2Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pekanbaru”, artikel
dari https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota_Pekanbaru. Diakses
pada tanggal 18 Januari 2023, Pukul 21.00 WIB
3Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Binawidya, Pekanbaru” artikel dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Binawidya,_Pekanbaru. Diakses pada tanggal 21 Januari 2023, Pukul
22.55 WIB.
4Lis Sudiyanti, “Pemberdayaan Masyarakat ( Gelandangan dan Pengemis ) dalam Bidang
Keterampilan Pengolahan Kedelai di Panti Sosial Bina Karya Panghudi Luhur Bekasi”.
( Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), hal. 2
5Ibid. hal 3
3
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari
orang lain.6
Padahal dapat kita lihat lagi sesuai dengan Pancasila yaitu sila kelima yang
berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sila ke - 5 disimbolkan
dengan padi dan kapas. Maknanya adalah kemakmuran dan kesejahteraan, yang
mana pada sila ini kita bisa melihat dan menilai bahwasanya masyarakat patut
mendapatkan keadilan baik dari segi ekonomi atas maupun segi ekonomi rendah.7
Didalam Islam meminta – minta atau mengemis tidaklah boleh, seperti kata
pepatah yaitu “Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang dibawah” atau
dapat dikatakan bahwa memberi itu lebih baik dari pada meminta – minta. Karena
jika saat kita memberi, kita akan diberikan kehormatan akan kebesaran hati untuk
menolong dan memberi, sebaliknya jika kita meminta kita tidak akan
mendapatkan kehormatan kebesaran hati tersebut. 8
Dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu: bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda9:
اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم قَااللْيَ ُد الْ ُع ْليَا َخْي ٌر
صلهى ه ِول هَ أَ هن َر ُس:اَّللُ َعْن ُه َمااَّللِ بْ ِن ُع َمَر َر ِض َي ه َع ْن َعْب ِد ه
َ اَّلل
ََ ُالس ْفلَى ِه َي ال هسائِلَة
ُّ َو،ُ فَالْيَ ُد الْ ُع ْليَا ِه َي الْ ُمْن ِف َقة.الس ْفلَى
ُّ ِم ْن الْيَ ِد
Artinya : “Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan
yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di
bawah adalah yang meminta”.
Makna yang terdapat dalam hadis ini adalah anjuran untuk memberi dan
tidak meminta – minta, serta memotivasi agar kita bekerja dan berusaha mencari
nafkah, agar bisa menjadi tangan yang diatas dan memberi orang lain yang
membutuhkan.
Allah SWT telah menganjurkan kita untuk selalu berusaha dan diajarkan
untuk senantiasa bekerja keras dengan jalan yang halal serta baik untuk
6Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
h. 29
7BPIP, “Badan Pembinaan Ideologi Pancasila” artikel dari
https://bpip.go.id/berita/990/835/hai-sobat-pancasila-gotong-royong-termasuk-sila-ke-berapa-
ya-berikut
uraiannya.html#:~:text=Sila%20kelima%20berbunyi%20Keadilan%20Sosial,Maknanya%20adala
h%20kemakmuran%20dan%20kesejahteraan. Diakses pada tanggal 13 Juni 2022, pukul 22.00
WIB.
8Raditya Mahendra Yasa, “Hukum Mengemis dalam Islam”, artikel dari
https://nasional.kompas.com/read/2013/07/09/0910264/Di.Bulan.Ramadhan.Banyak.Pengemis.
Apa.Hukumnya.dalam.Islam.?page=all#:~:text=anhu%2C%20ia%20berkata%3A-
,Rasulullah%20shallallahu%20'alaihi%20wa%20sallam%20bersabda%3A,sampai%20ia%20melu
nasinya%2C%20kemudian%20berhenti. Diakses pada tanggal 22 November 2022, Pukul 18. 30
WIB.
9Muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124)
4
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
mewujudkan apa keinginan kita. Allah juga sudah menganjurkan untuk terus
berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin.
Seperti halnya didalam Q.S At – Thaubah : 105 , yaitu10 :
َۗ
هه َاد ِة ِ و َستُرُّد ْو َن اِ هٰل هعلِ ِم الْغَْي
َ ب َوالش اَّللُ َع َملَ ُك ْم َوَر ُس ْولُهٗ َوالْ ُم ْؤِمنُ ْو َن
َّوقُ ِل ْاع َملُ ْوا فَ َسيَ َرى ه
َ َ
فَيُنَبِّئُ ُك ْم ِِبَا ُكْن تُ ْم تَ ْع َملُ ْو َن
Artinya : Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
10Q.S.
Surah At –Thaubah (9) : 105
11NurHidayat, UUD 1945 Dan Perubahannya, (Yogyakarta: Indonesiatera 2009), Cet. Ke-6, h. 4.
12Andre Pane Sixwanda, “Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis di Kabupaten Sidoarga
(Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)”. (Skripsi: Universitas Pembangunan Nasional, 2013). hal. 6
5
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
13Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 BAB III tentang
6
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
gelandangan dan Pengemis sehingga mereka dapat mandiri dan tidak kembali
menggelandang dan mengemis.16
Oleh sebab itu, Dinas Sosial harus mengadakan rehabilitasi sosial bagi para
pengemis guna untuk mempersiapkan mereka seiring dengan langkah
memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan
kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang
berkelanjutan. Serta meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat khususnya para pengemis agar dapat mewujudkan jati diri harkat dan
martabat secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik dibidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.
Rehabilitasi tersebut dilakukan di Panti Sosial (rumah singgah) yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, Adapun tahapan rehabilitasi
yang dilakukan Dinas Sosial yaitu : 1). Pendekatan awal, 2). Penerimaan, 3).
Pengungkapan dan penelahaan masalah, 4). Pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial, 5). Resosialisasi, 6). Penyaluran. 7). Bimbingan lanjut, 8).
Bantuan pengembangan usaha atau bimbingan peningkatan keterampilan, 9).
Evaluasi, 10). Terminasi atau pengakhiran pelayanan.
Selama melakukan rehabilitasi mereka dilatih dan dibina serta menjalankan
masa percobaan selama 5 -7 ( tujuh ) hari dengan kapasitas yang tidak dibatasi,
kegiatan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan di Panti Sosial tersebut seperti
bimbingan agama, kegiatan keterampilan, pemeriksaan kesehatan, bimbingan
psikolog, kegiatan senam, dan kegiatan rekreasi.17
Adapun anggaran untuk pembinaan dan pelatihan pengemis didapat dari
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) serta Dinas Sosial Kota
Pekanbaru mempunyai 3 Program yaitu Preventif, Refresif, dan Rehabilitatif
dengan kegiatan – kegiatannya.
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 ini belum sepenuhnya berjalan
dengan baik, karena kurangnya pengawasan dari Dinas Sosial sehingga
mengakibatkan para pengemis kembali melakukan aksinya dan membuat jumlah
pengemis di Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru semakin bertambah.
Oleh sebab itulah, apabila masalah ini tidak segera mendapat penanganan
oleh Pihak Pemerintah melalui Dinas Sosial Kota Pekanbaru maka dampaknya
akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan.
16Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 BAB VI Pasal 9
7
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Pekanbaru, lokasi penelitian yang terkait adalah : Kantor Dinas Sosial Kota
Pekanbaru, Jl. Parit Indah, Jl. Datuk Setia Maharaja No. 6, Simpang Tiga, Kec. Bukit
Raya, Kota Pekanbaru, Riau 28289.
Subjek penelitian ini adalah Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Seksi
Rehabilitasi Sosial, Satgas P3KS, Front Office, dan Fasilitator. Adapun objek
penelitian ini adalah pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2088
tentang Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru ditinjau dari fiqih siyasah.
Berkaitan dengan permasalahan dan pendekatan masalah yang digunakan,
maka pada prinsipnya penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu
lapangan kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan jenis datanya yait Data
Primer, Data Sekunder, Data Tersier.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik Observasi, Wawancara, Studi kepustakaan, Dokumentasi
Teknik Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan Analisis Deskriptif
Kualitatif, dimana Analisi ini menggunakan objek penelitian berdasarkan data yang
diperoleh dari subjek yang diteliti.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru
1. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Ketertiban Sosial
Setiap daerah memiliki Peraturan Daerahnya masing-masing, dan Dinas
Sosial tidak berdiri sendiri ada Satpol PP dan Instansi yang terkait. seperti
Satpol PP yang melakukan patroli berkerja sama dengan Dinas Sosial, dan
untuk pembinaan dan pelaksanaannya itu akan diserahkan ke Dinas Sosial.18
Pengemis merupakan salah satu dampak negatif bagi masyarakat.
Pengertian pengemis menurut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial pada BAB II Pasal 2 Ayat (2) adalah orang – orang
yang mendapatkan penghasilan dengan meminta – minta dimuka umum
dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang
lain.19
Terkait hal ini, Pemerintah Kota Pekanbaru membuat kebijakan yaitu
dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru untuk mengatasi
18Riki Fernando, Front Office Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari
2023.
19Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008
8
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
20Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial BAB I Pasal 1 Ayat (25).
21Lembaran Daerah Kota Pekanbaru, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2008
Pengemis) di Kota Pekanbaru tahun 2018 – 2019, Volume 7., (2020), hal. 3
23Riki Fernando, Front Office Bidang Rehabilitasi Sosial, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari
2023.
9
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
orang yang memberi maka semakin banyak pula para pengemis itu. Untuk
pengemis ini ada Peraturan Daerah yg mengaturnya yaitu Nomor 12 tahun 2008
tentang Ketertiban Sosial.
- Ada Tindakan Pidana Ringan
- Kurungan badan selama 3 bulan
- Dan denda 50jt dan penegak perdanya adalah Satpol PP.
Untuk itu dilakukannya rehabilitasi sosial oleh Dinas Sosial seperti
edukasi dan pembinaan untuk para pengemis :
1) Untuk pengemis yg tidak berasal dari Pekanbaru maka Dinas Sosial akan
memulangkannya ke daerah asal.
2) Dan apabila pengemis tersebut berasal dari Kota Pekanbaru dan memiliki
ketidakmampuan ekonomi maka akan diarahkan ke DTKS ( Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial ) agar mendapat bantuan sosial dari Pemerintah.
3) Diberikan Pelatihan contoh pelatihannya seperti bengkel untuk laki - laki dan
menjahit untuk perempuan, dsb.
Jika Pengemis tersebut tetap akan mengemis di jalanan setelah di lakukannya
pelatihan dan pembinaan tersebut maka akan dilakukan tindak pidana ringan
seperti yg dijelaskan tadi. Karna Dinas sosial telah memberikan solusi yaitu :
- Ketidakmampuan Ekonomi, ada jalurnya dan akan diberikan bantuan
sosial seperti PKH, ketergantungan tiap bulannya, KIS, KIP, dsb.
- Jika Tidak Mempunyai Modal, Dinas Sosial akan berkoordinasi dengan
Disperindag untuk UMKM.
- Jika Memiliki Skill, akan diberikan kerja sama dengan BLK”.
Dari wawancara diatas bahwa Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah
berupaya melakukan rehabilitasi bagi para pengemis dengan cara
melakukan edukasi dan pembinaan. Namun masih banyaknya pengemis
dijalanan dikarenakan masih banyaknya orang yang memberi uang kepada
para pengemis, membuat para pengemis ini tergiur akannya penghasilan
yang didapatnya dari cara meminta – minta tersebut. Dan dijelaskan juga
oleh Fasilitator Dinas Sosial Bapak Faisal Rafif bahwa24 :
“Dinas Sosial telah berupaya melakukan rehabilitasi untuk para
pengemis tersebut, namun ketika mereka telah direhabilitasi ada juga
pengemis yang tidak jera akan hal tersebut dan masih meminta – minta
dijalanan, karena mereka merasa pekerjaan ini lebih mudah untuk
mendapatkan uang dan penghasilannya pun juga dikatakan luar biasa jika
dihitung-hitung, bahkan penghasilan perbulannya dari hasil mengemis ini
bisa dikatakan lebih besar dari pada gaji – gaji pegawai kantoran”.
10
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
Dapat dilihat dari Data Hasil Penjangkauan Satgas P3KS Dinas Sosial
tahun 2020 s/d 2023 banyaknya pengemis yang terjaring dan direhabilitasi
dikecamatan binawidya yaitu25 :
Tabel I Data Hasil Penjangkauan Satgas Dinas Sosial
No Tahun Bulan Pengemis Jumlah
1 2020 Januari s/d 127
Desember
2 2021 Januari s/d 94 345
Desember Pengemis
3 2022 Januari s/d 99
Desember
4 2023 Januari s/d 25
Februari
Sumber Data: Bagian Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Pekanbaru
Sesuai dengan data diatas dari tahun 2020 s/d 2023 pengemis yang
terjaring dan direhabilitasi sebanyak 345 orang. Dan pengemis yang
terjangkau akan dibawa ke rumah singgah dan dilakukan pembinaan.
Seperti yang dijelaskan oleh Satgas P3KS Bapak Haikal yaitu26:
“Tugas Dinas Sosial itu adalah untuk mengembalikan fungsi sosial
bagaimana bisa bermasyarakat, bertahan hidup, dan menjalankan fungsinya
sebagai orng tua yg baik, dan menjadi manusia yang berguna.
Itulah tujuan rehabilitasi sosial ini agar tidak ada mental - mental
pengemis dan alasan yang lainnya, maka perlunya diadakan rehabilitasi
sosial.
Jika ada laporan dari masyarakat tentang pengemis, maka Dinas
Sosial akan menjangkau dan akan dibawa di salter (rumah singgah) dan
dilakukan pembinaan selama 5 - 7 hari, yang lokasinya berada di Simpang
Tiga.
Dinas Sosial bekerja sama dengan Peksos (Pekerja Sosial) dan
Pengemis akan di introgasi / asesmen, apa kebutuhannya, permasalahan, dan
apa solusinya. Disana pengemis akan diberikan edukasi dan pembinaan
selama 7 hari oleh Peksos.
1) Jika Peksos memberi arahan untuk masuk ke DTKS maka dinas sosial akan
mengusulkan untuk di masukkan ke DTKS ( Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial ).
2) Jika Peksos merujuk memberikan pelatihan untuk modal dia bekerja. Dinas
sosial akan menindak lanjuti dan akan diberikan pelatihan yaitu sifatnya
25Data Hasil Penjangkauan Satgas Dinas Sosial tahun 2020 s/d 2023.
26Haikal, Satgas P3KS, Wawancara, Pekanbaru, 17 Februari 2023.
11
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
Continue. Dinas Sosial juga akan melihat dan mengawasi sampai pengemis
tersebut keluar dari zona ketidakmampuan ekonomi tersebut.
Dinas Sosial mempunyai PKH dan Pendampingan PKH, ketika pengemis
tersebut mendapatkan Bantuan PKH maka akan ada Pendamping PKH dimana
akan dilihat bagaimana pengemis tersebut dari fakir miskin akan menjadi
mampu. Itu akan di berikan edukasi secara rutin oleh Pendamping PKH
tersebut.”
Dari wawancara dan observasi tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Sosial tidak berdiri sendiri dan bekerja sama dengan Peksos (Pekerja Sosial)
untuk mengintrogasi apa saja kebutuhan, permasalahan, dan solusi yang
dialami oleh pengemis atau dapat disebut dengan PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial). Sesuai arahan dari Peksos, Dinas Sosial akan
menindaklanjuti untuk memberikan pelatihan dan modal untuk bekerja serta
melihat dan mengawasi sampai pengemis tersebut keluar dari zona
ketidakmampuan ekonomi. Dan juga diuangkapkan oleh Kepala Bidang
Rehabilitasi Sosial ibu Adriani, bahwa27 :
“Kita punya Satgas (Satuan Tugas) dan Satgas ini lah yg menjangkau
masalah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosia) ini, salah satunya
Pengemis.Dan satgas ini berfungsi untuk menindak lanjutin Laporan
Masyarakat. Dan Mengenai Peningkatan Pengemis ini ada tetapi tidak terlalu
tajam.”
Namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial ini,
hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Adriani yaitu28 :
“1) Mengenai tanggung jawab, maka tidak bisa dikerjakan sendiri oleh
dinas sosial dan Harus Bekerja sama dengan yang lainnya Seperti RT / RW,
Lurah dan Camat. 2) Kurangnya keinginan dari klien (pengemis) untuk berubah.
Karna jika direhabilitasi tetapi tidak ada keinginan makan itu akan menjadi
kendala bagi dinas sosial. 3) Peran Serta dari masyarakat setempat karna
masyarakat setempat yg lebih tau kebutuhan si klien / pengemis tersebut. Dan
harapan Dinas Sosial adalah semua sektor dapat terlibat dalam hal ini.”
Untuk itu dibutuhkan kerjasama terhadap masyarakat dan peran
setempat agar masalah pengemis ini dapat teratasi dengan baik. Setelah
melalui masa rehabilitasi tersebut para pengemis tersebut dipulangkan serta
diberi bantuan. Namun, semua itu berdasarkan Asesmen dan penilaian yang
dilihat oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru karena setiap klien (pengemis)
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak
Agustian yaitu29 :
12
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
13
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
30Nurcholis Madjid, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001), 273.
31Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-Undangan: Proses dan Teknik Pembentukannya
(dikembangkan dari Perkuliahan Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH.), Kanisius, Yokyakarta, 2007.
32A. Dzajuli, Fiqh Siyasah; Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu rambu Syariah,
14
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
35M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
15
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
kepada Allah atau dia melakukan perbuatan tersebut hanya karena kebiasaan
saja.37
Misalnya mengenai rehabilitasi sosial untuk para pengemis ini, jika mereka
tetap akan meminta – minta setelah dilakukannya rehabilitasi maka niat yang
mereka amalkan salah, karna mengemis atau meminta-minta adalah perbuatan
yang tidak baik. Para ulama sepakat bahwa perbuatan meminta-minta adalah
haram, sebab orang yang meminta-minta sebenarnya meninggalkan kewajiban
berikhtiar yang diperintahkan Allah SWT, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Misalnya karena buta, lumpuh, sangat lemah, dan sebagainya, sehingga kalau tidak
meminta-minta ia tidak dapat mempertahankan hidupnya. 38
Meminta-minta hukum asalnya terlarang. Banyak sekali dalil yang
menunjukkan larangan hal ini, diantaranya seperti yang dijelaskan Faidah Hadist
yaitu39:
هاس أ َْم َوا ََلُْم تَ َكث ًُّرا فَِإهَّنَا يَ ْسأ َُل ََجًْرا فَلْيَ ْستَ ِق هل أ َْو لِيَ ْستَ ْكثِْر
َ َم ْن َسأ ََل الن
“Barang siapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk
memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api, terserah
kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya ”(HR.
Muslim no. 1401).
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja. Bekerja haruslah
dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT
sangat senang dengan orang – orang yang berusaha. Dapat kita ketahui dalam
kaidah fiqh juga dijelaskan tentang kemudahan yang Islam berikan yaitu ketika
datangnya kesulitan maka Islam memberikan kemudahan bagi orang – orang yang
bersungguh – sungguh dan berusaha. Sesuai kaidah fiqh yaitu40 :
َب ﺍلتهيسِير
ُ ﺍلمَشَقهةُ َتﺠِْل
“Kesulitan mendatangkan kemudahan.”
Arti dari kaidah ini adalah “suatu kesusahan mengharuskan adanya
kemudahan”. Maksudnya, suatu hukum yang mengandung kesusahan dalam
pelaksanaannya atau memudharatkan dalam pelaksanaannya, baik kepada badan,
37Adam, “Mengenal Kaidah Qowaid Fiqhiyah Pertama: Segala Sesuatu Digantungkan kepada
Tujuannya”, artikel dari https://www.islampos.com/mengenal-kaidah-qowaid-fiqhiyah-pertama-
segala-sesuatu-digantungkan-kepada-tujuannya-
89681/#:~:text=%E2%80%9CSegala%20sesuatu%20digantungkan%20kepada%20tujuannya,niat
nya%20orang%20yang%20melakukan%20perbuatan. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023,
Pukul 12.10 WIB.
38Ilham, “Hukum Mengemis dan Meminta-minta dalam Islam”, artikel dari
https://muhammadiyah.or.id/hukum-mengemis-dan-meminta-minta-dalam-
islam/#:~:text=Para%20ulama%20sepakat%20bahwa%20perbuatan,Allah%2C%20kecuali%20da
lam%20keadaan%20terpaksa. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023, pukul 12.20 WIB.
39Yulian Purnama, “Larangan Meminta-Minta Kepada Orang Lain”, artikel dari
https://muslim.or.id/33524-larangan-meminta-minta-kepada-orang-lain.html. Diakses pada
tanggal 27 Februari 2023, Pukul 13.00 WIB.
40Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah – Kaidah Fiqih), (Palembang:Perpustakaan
Nasional Katalog dalam Terbitan, 2019), Cet. Ke-1, Jilid 1, hal. 42.
16
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
17
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
KESIMPULAN
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban
Sosial yang meliputi tentang pelaksanaan rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh
Dinas Sosial Kota Pekanbaru belum mencapai hasil yang diharapkan walaupun
secara pelaksanaan telah dilakukan dengan sebagaimana mestinya dalam
peraturan dan ketentuan tetapi hasil dari edukasi dan pembinaan belum mencapai
sebagaimana mestinya. hal ini diketahui dan dapat dilihat bahwa masih banyaknya
pengemis yang memiliki keinginan untuk kembali kepada kehidupan dijalanan
yang bagi mereka dapat menjanjikan dibanding dengan penyaluran edukasi dan
pembinaan. Jadi juga dibutuhkan peran serta dari instansi lainnya dan masyarakat
guna untuk bekerja sama dalam menangani masalah ini.
Mengenai tinjauan Fiqh Siyasah terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial yaitu sesuai dengan kaidah
fiqhiyah اال َما ِم َعلَىالر ِع َي ِة َمنُوط ٌ ِبال َمصْ لَ َح ِة
ِ َ َ“( تKebijakan imam tergantung pada
ُصرُّف
kemaslahatan rakyat”). pada pelaksanaan peraturan daerah tersebut Dinas Sosial
menjalankan perannya dengan baik, namun belum optimal dikarnakan masih
banyaknya pengemis yang berkeliaran dijalanan atau ditempat umum lainnya,
bahkan setelah dilakukannya rehabilitasi pengemis tersebut tidak jera dan masih
mengemis dijalanan. Untuk itu diharapkan kedepannya masalah pengemis ini akan
semakin berkurang.
REFERENSI
A. Dzajuli, Fiqh Siyasah; Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu rambu
Syariah, (Bandung: Prenada Media, 2003)
Adam, “Mengenal Kaidah Qowaid Fiqhiyah Pertama: Segala Sesuatu Digantungkan
kepada Tujuannya”, artikel dari https://www.islampos.com/mengenal-
kaidah-qowaid-fiqhiyah-pertama-segala-sesuatu-digantungkan-kepada-
tujuannya-
89681/#:~:text=%E2%80%9CSegala%20sesuatu%20digantungkan%20ke
pada%20tujuannya,niatnya%20orang%20yang%20melakukan%20perbuat
an. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023, Pukul 12.10 WIB.
Andre Pane Sixwanda, “Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis di Kabupaten
Sidoarga (Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)”. (Skripsi: Universitas
Pembangunan Nasional, 2013)
18
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
19
Journal of Sharia and Law Muthia Maghfira Arrahmah, Ahmad Adri Riva'I, Wahidin
Jurnal Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Vol. 2, No. 1, Januari 2023, pp. 1 – 20 Ketertiban Sosial oleh Dinas Sosial di Kecamatan Binawidya
Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Fiqh Siyasah
20