Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Singkat NDP Bab VI

Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi

Alinea 1

 Berkesimpulan tentang bab sebelumnya (Individu dan Masyarakat)

Alinea 2

 Akibat dari pertarungan keinginan yang bermacam macam itu (pertentangan keinginan
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok) berkonsekuensi satu sama lain berada dalam kekacauan atau anarki (QS Al-
lail 92:8-10)
 Berakibat pula kemudian sudah barang tentu menghancurkan masyarakat (pertentangan)
dan meniadakan kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam masyarakat
(QS Al-Maidah 5:8)
 Diperlukan adanya satu kelompok masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang
dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan, dengan jalan
selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah terjadinya
sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan (QS Ali-Imran 2:104)

Alinea 3

 Kualitas terpenting yang harus dipunyainya adalah rasa kemanusiaan yang tinggi
sebagai pancaran kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Memimpin adalah
menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya serta pula
menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya.

Alinea 4

 Maksud fundamental dari didirikannya negara dan pemerintah adalah untuk mengatasi
masalah-masalah diatas, maka pemerintah dianggap sebagai pemimpin, negara

1
termasuk semua unsur didalamnya, adalah objek yang dipimpin. Dimana tugas utamanya
adalah melindungi manusia yang menjadi warga negara

Alinea 5

 Pada dasarnya individu adalah pemimpin bagi dirinya sendiri (“Kullukum raain
wakullukum mas uulun „an raiyyatih”) yang artinya “Tiap tiap kamu adalah pemimpin,
dan tiap tiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban” (H. Bukhori Muslim). Maka
pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri,
harus demokratis, menjalankan kebijksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan
musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu (Qs As-
syura 42:42)

Alinea 6

 Menegakkan keadilan adalah amanat rakyat kepada pemerintah yang musti dilaksanakan
(QS An-Nisa 4:58)
 Ketaatan kepada pemerintah (yang adil) merupakan ketaatan kepada Tuhan (Kebenaran
mutlak) dan Rasulnya (Pengajar tentang kebenaran)(QS An-Nisa4:59)
 Pemerintah yang benar dan harus ditaati adalah yang mengabdi kepada kemanusiaan,
kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME (QS Al-Maidah5:45)

Alinea 7

 Keadilan yang paling penting dan berpengaruh adalah keadilan ekonomi


 Merupakan sebuah sejarah, adanya pertentangan antar golongan yang disebabkan tidak
stabil dan meratanya faktor ekonomi ,yang disebabkan oleh masyarakat yang tidak
mengenal batas-batas individual (Qs Al-Hadid 57:20) (Kapitalisme)
 Pada tahap selanjutnya pertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi
tatanan sosial dan mebinasakan kemanusiaan dan peradabannya (Qs Al-Isra 17:16)

Alinea 8

 Dalam masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan terjadi dalam
kualitas dan proporsi yang tidak wajar, kemudian menimbulkan pertentangan

2
 Lazimnya kemudian orang kaya menjadi pelaku kezaliman dan orang miskin dijadikan
sasaran
 Pertentangan ini kemudian disudahi kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin,
kemudian mereka (kaum miskin) memimpin dalam masyarakat (Qs An-Nisa 4:160-161,
Qs Asy-syuara 26:182-183, Qs Al-Baqarah 2:279. 28:5)

Alinea 9

 Memberantas kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat adalah langkah menegakkan keadilan (Qs Al-Baqarah 2:278-279)
 Sesudah syirik, kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan kekayaan
beserta penggunaannya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak
mengikuti jalan Tuhan (QS Al-Humazah 104:1-3)
 Harus ada pendidikan kepada masyarakat tentang cara-cara memperoleh, mengumpulkan
dan menggunakan kekayaan), cara yang tidak bertentangan dengan kemanusiaan
diperbolehkan, sedangkan cara yang bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (QS Ali
Imran 3:110)

Alinea 10

 Tidak melakukan pembagian ekonomi secara merata sama nilainya dengan hidup yang
tidak berketuhanan sama sekali, sebab nilai-nilai tidak dapat dikatakan hidup sebelum
menyatakan dalam bentuk perbuatan nyata (Qs As-saff 61:2-3)

Alinea 11

 Masyarakat yang tidak bertuhan dengan benar, berkemungkinan akan diperbudak oleh
harta benda, yang kemudian akan menimbulkan lebih besarnya keserakahan,
ketamakan, dan kebengisan.

Alinea 12

 Maka kemudian, menegakkan keadilan bukan hanya dengan amar ma’ruf nahi munkar,
tetapi juga melalui pendidikan intensif terhadap individu agar tetap mencintai
kebenaran dan menyadari secara mendalam nilai-nilai Ketuhanan.

3
 Sembahyang merupakan bentuk formil mengingat Tuhan, dan merupakan pendidikan
secara kontinyu, dan sembahyang yang benar akan mencegah kekejian dan
kemungkaran (Qs Al-Ankabut 29:45)
 Sembahyang merupakan penopang hidup yang benar (Hadits : “Sembahyang adalah
tiang agama, barang siapa mengerjakannya berarti menegakkan agama. Barang siapa
meninggalkannya berarti merobohkan agama “ – Baihaqi).
 Sembahyang menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, termasuk masalah pemenuhan
kebutuhan rohani terdalam manusia, kebutuhan spiritual yaitu pengabdian yang bersifat
mutlak (Qs Luqman 31:30)

Alinea 13

 Dalam masyarakat yang adil, tentu masih mungkin ada golongan kaya dan miskin,
tetapi dalam batas kewajaran dan jarak yang tidak timpang.
 Islam membenarkan kepemilikan pribadi atas harta, dan mengamini adanya perbedaan
pada kemampuan pribadi manusia, fisik maupun mental (Qs Ar-Ruum 30:37)

Alinea 14

 Zakat adalah usaha perbaikan pembagian rezeki ke arah yang merata, dimana dipungut
dari orang-orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang
miskin (Qs At-Taubah 9:60)
 Zakat dikenakan pada harta yang diperoleh secara halal, dan pada harta haram harus
dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah,
maka sebelum penarikan zakat, dibentuk dulu suatu masyarakat adil yang berketuhanan
Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperoleh kekayaan secara
haram, dimana penindasan atas manusia dihapuskan. (Qs Al-Baqarah 2:188)

Alinea 15

 Cara menggunakan harta kekayaan pun harusnya diatur (oleh pemerintah), dimana
kepemilikan pribadi dibenarkan apabila penggunaannya tidak bertentangan dengan
kebenaran, jika bertentangan, maka pemerintah berhak mengajukan konfiskasi.

Alinea 16

4
 Seseorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaannya dalam batas-batas tertentu,
yaitu dalam batas atas dan bawah rata-rata penggunaan dalam masyarakat (Qs Al-
Furqan 25:67)
 Penggunaan yang berlebihan bertentangan dengan perikemanusiaan (Qs Al-Isra 17:26-
27)
 Kemewahan adalah provokasi terhadap pertentangan golongan masyarakat dan
berakibat destruktif
 Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat (kikir) merusakkan diri sendiri
dalam masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat
digunakan untuk manfaat bersama (Qs Muhammad 47:38).

Alinea 17

 Hal itu semuanya merupakan kebenaran, karena pada hakikatnya seluruh harta kekayaan
ini adalah milik Tuhan (Qs Yunus 10:55)
 Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian
yang wajar dari padanya (Qs Al-A’raf 7:10)

Alinea 18

 Penggunaan harta harus sejalan dengan yang dikehendaki Tuhan, untuk kepentingan
umum (Qs Al-Hadid 57:7)
 Jika terjadi kemiskinan, orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang kaya, terutama
yang masih dekat dalam hubungan keluarga, (Qs Al-Ma’arij 70:24-25).
 Pemerintah berkewajiban membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah
pendidikan, kecakapan yang wajar, kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian
kekayaan bangsa yang pantas.

Anda mungkin juga menyukai