Anda di halaman 1dari 3

SEMINAR NASIONAL KEFARMASIAN 2022

WIDE ANGEL on MENTAL HEALTH: ROLES of


MEDICATION for DEPRESSION
Nama : Enjelina Siahaan
NIM : 151221151
Nomor kelompok : 5
Nama kelompok : Metotreksat
Kelas :C

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga


menyelenggarakan seminar nasional kefarmasian (semnasfar) pada Minggu, 23 Oktober
2022. Seminar dipandu oleh moderator Bapak apt. Favian Rafif Firdaus, S.Farm. selaku
Pharmacist-in-Charge Apotek Sugeng. Seminar kali ini mengundang 3 narasumber
diantaranya, Ibu Dr. Yulistiani, Apt., M.Si. selaku Manager of Pharmacy at Universitas
Airlangga Hospital Lecturer at Faculty of Pharmacy Airlangga University; Ibu Brihastami,
dr. SpKJ selaku dokter di Rumah Sakit Universitas Airlangga, dan Bapak Dwianto Harry
Nugraha selaku Technology Development Manager at PT. KALBE FARMA. Tema yang
diambil pada seminar ini adalah peran pengobatan untuk mengatasi depresi.

Sesi pertama seminar dibawakan oleh Ibu Yuliastini berjudul “Obat pada Gangguan
Depresi”. Depresi adalah gangguan multidimensional-melibatkan afek emosi, fungsi,
kognitif, factor fisik & gangguan psikomotor. Pravalensi gangguan depresi pada populasi
dunia adalah 3-8% dan menjadi urutan keempat penyakit di dunia. Pada tahun 2030, menurut
WHO, diperkirakan jumlah penderita gangguan depresi akan menjadi contributor utama
beban penyakit di dunia. Sebanyak 70% penderita depresi adalah perempuan, hal ini
disebabkan pengaruh hormonal, dampak melahirkan, stressor dan pola perilaku. Gejala
depresi juga dapat menjadi manifestasi dari sebuah penyakit. Gangguan suasana dibedakan
menjadi dua yaitu gejala mayor dan gejala minor/tambahan. Gejala mayor misalnya afek
depresif, mudah lelah, dan hilang minat sedangkan gejalan minor terjadi minimal 2 minggu
misalnya menurunnya nafsu makan dan aturlah pola tidur yang cukup. Kriteria depresi
memiliki lima gejala atau lebih dalam 2 waktu minggu, contohnya ada mood depresi;
turunnya minat atau rasa senang terhadap semua hal; berat badan kadang naik atau turun;
mengalami insomnia atau hipersomia, agitasi atau retardasi, letih; perasaan tak berharga;
menurunnya kemampuan berpikir; bahkan pikiran kematian atau ide bunuh diri.

Untuk itu, peran farmasi penting dalam pelayanan pada pasien depresi melalui
eduksi pasien dengan motto “Gangguan pasien bukanlah cacat kepribadian atau kelemahan
mental”. Pemberian antidepresan bukan senyawa aktif, angak kekambuhan pasien depresi
50%-motivasi kepatuhan minum obat. Semua antidepresan efektivitasnya sama dengan efek
perbaikan dicapai pada umunya 2-3 minggu yaitu ESO terjadi pada awal terapi (hilang 7-10
hari). Antidepresan diminum setiap hari pada waktu yang sama dan respon tertunda 2-6
minggu berikutnya. Antidepresan harus diminum sekurang-kurangnya 6-9 bulan. Ada pun
factor risiko kambuh (relaps/reccurent) yaitu obat yang dikonsumsi dihentikan secara
mendadak, ketidakpatuhan minum obat, dosis terlalu rendah jangka panjang, resistensi terapi,
gonta-ganti dokter atau psikiater, serta pengalaman ADR/ESO.

Sesi kedua webinar dipandu oleh Bapak Dwianto bertema Pharmaceutical Industry
Opportunities and Challenges of Develo[ment of Anti-Depressant Drug in Indonesia.
Gangguan depresif ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan
bersalah atau harga diri rendah, tidur atau nafsu makan terganggu, perasaan lelah, dan
konsentrasi yang buruk. Depresi dapat dirasakan atau berulang, secara substansial
mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi di tempat kerja atau sekolah atau
mengatasi kehidupan sehari-hari. Sebagai yang paling parah, depresi dapat menyebabkan
bunuh diri. Gangguan depresi terdiri dari dua subkategori utama, yaitu gangguan depresif
berat/episode depresif dan distimia (suatu bentuk depresi ringan yang persisten atau kronis;
gejala distimia mirip dengan episode depresif, tetapi cenderung kurang intens dan
berlangsung lebih lama.

Oleh karen itu, peranan industri farmasi dalam pengembangan obat antidepresan
dibutuhkan seperti dalam hal mutu, keamanan, dan khasiat untuk menghasilkan obat
antidepresan bermutu tinggi yang terbukti khasiat dan keamanannya; keterjangkauan untuk
memastikan bahwa produk berkualitas terjangkau bagi pasien; aksesibilitas untuk membuat
produk obat yang berkualitas dapat diakses secara nasional; dan inovasi secara terus menerus
memberikan produk inovasi untuk terapi yang lebih baik. Diharapkan melalui tahapan
tersebut, kita dapat membangun negara yang sehat.

Sesi ketiga alias terakhir pada webinar kali ini dipandu oleh Ibu Brihastami.
Kasus depresi sudah menjamur di banyak negara. Hal ini dibenarkan sebab di dunia, sekitar
800 ribu orang meninggal setiap tahun karena bunuh diri dengan artian bahwa setiap 40 detik
satu orang meninggal bunuh diri. Sedangkan di Indonesia sendiri, sekitar 15,6 juta penduduk
sedang mengalami gejala depresi. Beberapa dimensi gejala dari episode depresi mayor adalah
suasana hati yang tertekan, apatis / kehilangan minat, perubahan berat badan / nafsu makan,
gangguan tidur, psikomotor, kelelahan, tidak berharga, disfungsi eksekutif, dan ide bunuh
diri. Maka dari itu, dilakukan pengobatan umum untuk depresi misalnya dengan bantuan
medis, fisikoterapi, komunikasi yang baik, olahraga rutin, makan makanan sehat, konsumsi
vitamin, penjadwalan tugas yang teratur, relaksasi juga dibutuhkan, travel, mendengarkan
music yang menenangkan, selalu berpikir positif, serta penuhi tidur yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai