Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUN KARAKTER ALTRUISTIK dan MOTIVASI

MEMBANGUN EMPATI PELAYANAN KESEHATAN, SERTA ISU


TERKINI dalam LAYANAN KESEHATAN

Nama : Enjelina Siahaan


NIM : 151221151

Alturisme adalah proses bagi pelayan kesehatan bagaimana berhubungan dengan


pasien dalam memberi pelayanan terbaik dan membangun kepercayaan pasien. Alturisme
adalah kebalikan dari Egoisme dan merupakan pengadian serta atribut penting bagi dokter
dan profesional kesehatan lainnya kepada masyarakat dimana perilaku ini harus
dimengerti dan dilatih dari awal pendidikan kesehatan (Burks,Derek J and Amy M Kobus
2012). Hubungan antara personal, perilaku, dan lingkungan menjadi faktor penentu ada
tidaknya sikap alturisme. Perilaku seseorang dilihat dari sikap empatinya yaitu bagaimana
kita memandang sesuatu dari pandangan orang lain tanpa melibatkan perasaan seolah-
olah kita ialah mereka. Empati berasal dari kata Empatheia yang artinya merasakan dan
menjadi kunci penting hubungan antara pelayan kesehatan dalam hal keberhasilan
pengobatan (Riess 2015). Empati dilakukan melalui pendekatan secara emosional dengan
memberikan respon afektif tanpa melibatkan perasaan seperti mencoba memahami
penderitaan orang lain. Aspek-aspek dalam empati dibagi menjadi:

• Aspek Kognitif yaitu kemampuan untuk merasakan atau memahami


• Aspek Afektif merupakan respon emosioanal yang terjadi dalam diri kita
untuk dapat merasakan pengalaman emosional ke orang lain
• Aspek Komunikasi adalah bagaimana kita berbicara dengan pasien dalam
verbal maupun nonverbal secara langsung maupun tak langsung

Di samping sikap empati, komunikasi yang baik juga menjadi hal penting bagi
seorang pelayan kesehatan dengan memerhatikan beberapa karaktersitiknya yaitu:

• Komunikasi adalah proses dan upaya yang disengaja serta mempunyai


tujuan jelas agar pasien puas pada pelayanan yang telah diterima
• Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama para terlibat yaitu
pelayan kesehatan dengan pasien
• Komunikasi bersifat simbolik dimana menjadi kunci dari seluruh
hubungan

Dalam menjalin komunikasi antara pelayan kesehatan seperti dokter, apoteker,


perawat dan lainnya dengan pasien perlu diperhatikan pola dalam berkomunikasi agar
hubungan kedua belah pihak terjalin dengan baik. Pola-pola tersebut adalah :

1. Aktif – pasif
Sikap aktif hanya berlaku untuk pelayan kesehatan sedangkan sikap pasif
untuk pasien. Artinya pasien hanya menjawab jika ditanya, bertindak bila
diperintah, minum obat bila disuruh
2. Guidance cooperation
Pasien tidak perlu tahu segala hal dan diminta agar dapat dibimbing/diajak
untuk bekerja sama.
3. Mutual participation
Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama maka dari itu pasien
dapat berperan aktif dalam pengobatan.

Kesadaran pelayan kesehatan akan pentingnya berkomunikasi baik dengan pasien


akan memengaruhi emosi pasien untuk mengambil tindakan selanjutnya dengan begitu
tercipta hubungan yang didasari sikap saling percaya (Norgaard, Birgitte M.Sc., Ph.D, et
al. 2012).

Referensi
Burks,Derek J and Amy M Kobus. 2012. "The legacy of altruism in health care: the
promotion of empathy, prosociality and humanism." Medical Education 46 (3):
317-325. Accessed September 20, 2022.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-2923.2011.04159.x.

Norgaard, Birgitte M.Sc., Ph.D, et al. 2012. "Communication skills training increases
self-efficacy of health care professionals." Journal of Continuing Education in
the Health Professions 32 (2): 90-97. Accessed September 20, 2022.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/chp.21131.
Riess, Helen. 2015. "The Impact of Clinical Empathy on Patients and Clinicians:
Understanding Empathy's Side Effects." AJOB Neuroscience 6 (3): 51-53.
Accessed September 13, 2022.
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21507740.2015.1052591.

Video “Stadium Generale Prof. Dr. Budi Santoso dr., Sp.OG(K)”


https://www.youtube.com/watch?v=nWq7dWN7nE8 12 September 2022

Anda mungkin juga menyukai