Disusun Oleh:
Dewi Diana, S.Kep
Ennie Yopanti, S.Kep
Junaidah, S.Kep
Septi Wijayanti, S.Kep
Rosmian Br Sitanggang, S.Kep
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya
peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari
system pelayana kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayana kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40 - 60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan
keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar professional
Keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Keperawatan professional secara umum merupakan tanggung jawab seorang Perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusian, sehingga dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etika). Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era global sekarang dirasakan
sebagai siatau fenomena uamh harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu, keperawatan
di Indonesiapada saat ini dan di masa akan yang datang perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan mengelola
perubahan di Indonesia secara professional.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan
aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri-ciri mutu asuhan
keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif,
aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik.
Rumah Sakit Graha Hermine adalah salah satu rumah sakit swasta rujukan tipe C
yang memiliki misi Menjadi Rumah Sakit pilihan Utama Masyarakat Batam Tahun 2022
dan misi Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan berkualitas
mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien, memberikan pelayanan kesehatan
yang terjangkau & kesejahteraan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang anak memiliki pedoman dan dasar
yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi
pada pasien. Selain itu, perawat juga sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
dimana dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga
pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan keterampilan
melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.
Stase manajemen keperawatan dalam tahapan profesi ners merupakan suatu
kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori-teori manajemen yang
dipadukan secara komprehensif dengan kemampuan intelektual, kemampuan teknis
keperawatan dan kemampuan interpersonal dalam lingkup tatanan pelayanan kesehatan
yang nyata, yaitu ruang anak. Dalam konteks belajar inilah mahasiswa diberikan satu
ruang rawat untuk dikelola dengan pendekatan proses manajemen keperawatan, dalam hal
ini Ruang anak RS. Graha Hermine di bawah arahan dan bimbingan intensif dari preseptor
akademik dan preseptor klinik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan studi pustaka dan Praktik klinik ini, diharapkan mahasiswa Program
Studi Profesi Ners Universitas Awal Bros Batam mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep dan langkah manajemen
keperawatan juga mahasiswa mampu mengelola manajemen asuhan tingkat dasar.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pengalaman belajar klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Universitas Awal Bros Batam mampu:
a. Mengetahui profil rumah sakit;
b. Menganalisa situasi di unit pelayanan sebagai dasar untuk menyusun rencana
strategis dan rencanaoperasional unit terkait;
c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan Bersama
pihak rumah sakitdan unit terkait;
d. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan menyelesaikan
masalah yangtelah ditetapkan;
e. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang
bersifat teknikoperasional bagi rumah sakit.
f. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang
disepakatibersama unit terkait di rumah sakit.
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses pada
manajemenkeperawatan.
h. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit di rumah
sakit
C. Manfaat
a. Bagi Rumah Sakit Graha Hermine
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan dan sarana prasarana di setiap ruangan.
b. Bagi Ruang Perawatan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada perawat dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pemberian asuhan
keperawatan pada anak.
c. Bagi Pasien
Sebagai penunjang pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima
asuhan keperawatan yang bermutu.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau refrensi bagi institusi pendidikan dalam hal manajemen
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Pendidikan Terakhir
No Keterangan Jumlah Persen
1 SI NERS 9 75
2 DIPLOMA III 3 25
Masa Kerja
1 1 – 5 tahun 9 75
2 5 – 10 tahun 2 17
3 > tahun 1 8
Pelatihan
1 BTCLS 12 100
2 MAKP 0 0
Jenis Kelamin
1 Laki-Laki 0 0
2 Perempuan 12 100
PICU Kamar
Toilet Jaga
K. 202 NURSE STATION Dokter
KORIDO
Tangga
Turun
R
Lift K. 201
Tangga Naik K. 203
K. 204 R. Persiapan
K.206 R. Kosong
Lift
Tangga Naik dan Turun
1 Pantry 1 ruangan
5 Komputer 1 Unit
6 Telepon 1 Unit
Tabel 2.5
Daftar nama alat kesehatan yang ada di ruang rawat inap internis-bedah
No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang
1. Steteskop 4 Pcs ✔
4 Tensimeter digital 1 Pc ✔
6 Standing Monitor 1 Pc ✔
7 Scopstracher - -
9 Regulator O2 Pcs ✔
10 Troli Emergency 1 Pc ✔
11 Troli Tindakan 1 Pc ✔
13 Pulse Oksimetri - -
14 Korentang Pcs ✔
15 Tromol besar 1 Pc ✔
17 Bengkok 3 Pcs ✔
18 Sterilisator - -
20 Rostulle 1 Pc ✔
21 Brankart Pcs ✔
Tabel 2.4
Daftar nama obat-obatan dan bahan habis pakai di ruang rawat inap
Anak
No Nama obat/BHP Tidak
Satuan Tersedia
Tersedia
1 Ringer Laktat Fls ✔
3 Larutan 2A Fls ✔
6 Asering Fls ✔
7 Aquabidest 25 cc Fls ✔
8 Betadine Liter ✔
10 Hypavic Meter ✔
d. Method
1) Penerapan model MAKP
Wawancara Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Karu pada
tanggal 14 Maret 2023 didapatkan hasil bahwa metode
asuhan keperawatan yang digunakan adalah Metode Tim
Dalam daftar dinas Ruang Anak terbagi menjadi Kepala
Ruangan, Katim dan Perawat Pelaksana
Observasi Bersarkan hasil observasi yang dilakukan sejak tanggal
14-15 Maret 2023 didapatkan hasil belum jelasnya
metode pembagian tugas perawat, belum diterapkan
PPJP pasien, tidak terdapat uraian tugas perawat secara
tertulis, dalam penggunaan metode Tim dalam
pelaksanaannya juga belum jelas, Belum ada SK
penunjukan perawat sebagai Katim dan sebagai Perawat
pelaksana.
Kesimpulan Belum optimalnya penerapan Model MAKP di
ruaang rawat inap anak
6) Discharge Planning
7) Penerapan Supervisi
1) Market
Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
2. Fungsi Manajemen
a. Planning/Perencanaan
1) Visi, misi, filosofi dan tujuan unit keperawatan
3) Uraian tugas
.
c. Staffing/Ketenagaan
1) Rencana kebutuhan tenaga
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama
Koordinasi Pendidikan RSGH, RS belum
menetapkan tentang bagaimana menetapkan
rencana kebutuhan perawat, rencana kebutuhan
perawat dilakukan untuk pengisi posisi perawat
yang saat itu sedang mengundurkan diri/resign
.
2) Sistem seleksi
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama
Koordinasi Pendidikan RSGH sistem penerimaan
perawat baru dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu mulai dari kelengkapan berkas, ujian tertulis
wawancara dan tes kompetensi
4) Orientasi ruangan
6) Jenjang karir
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama
Koordinasi Pendidikan RSGH belum ada
pemberlakuan tentang jenjang karir perawat, saat
ini masih menggunakan sistem kontrak
Obsevasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sejak
tanggal 20 – 21 Maret didapatkan bahwa belum
adanya pengembangan jenjang karir perawat,
sebagian besar perawat masih status kontrak
Kesimpulan Belum ada perberlakuan tentang jenjang karir
untuk perawat
d. Directing/Pengarahan
1) Komunikasi
a) Arah komunikasi
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
bersama Karu didapatkan perawat di ruang rawat
anak sedah melakukan komunikasi dua arah yang
efektif dan baik
2) Motivasi
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama Karu
didapatkan bahwa tidak ada cara untuk khusus
untuk memotivasi agar perawat dapat melakukan
perbaikan dalam memberikan pelayanan
keperawatan
Obsevasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sejak
tanggal 13-21 Maret didapatkan bahwa perawat
bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan
Kesimpulan Tidak ada acara untuk memotivasi individu
atau kelompok untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu pelayanan
3) Supervisi
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama karu
tangal 15 Maret tidak ada rencana mengenai
jadwal supervisi terjadwal dari Karu ke Katim
atau Perawat Pelaksana,supervise dilakukan oleh
pihak manajemen rumah sakit.
4) Pendelegasian
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama Karu 15
Maret di ruang rawat inap anak tidak ada sistem
pendelegasian tugas, hanya saja posisi Katim atau
PP yang sedang cuti digantikan oleh Katim atau
PP dari Tim lain
e. Controling/pegendalian
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan ibu
Koordinasi Pendidikan pada tanggal 21 Maret
2023 didapatkan data bahwa RS belum membuat
penilaian kerja perawat baik bulanan maupun
harian
Obrsevasi Berdasarkan hasil observasi sejak tanggal 15-21
Maret 2023 didapatkan data tidak adanya format
penilaian penilaian kinerja perawat
Kesimpulan Belum diberlakukannya Penilaian kinerja
perawat di ruang rawat inap anak
1) Penilaian kinerja
Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan ibu
Koordinasi Pendidikan pada tanggal 21 Maret
2023 didapatkan data bahwa RS belum membuat
penilaian kerja perawat baik bulanan maupun
harian, penilaian kinerja perawat di ruang anak
dilakukan langsung oleh kepala ruangan.
Obrsevasi Berdasarkan hasil observasi sejak tanggal 15-21
Maret 2023 didapatkan data tidak adanya format
penilaian penilaian kinerja perawat
d. METHOD
Faktor Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
Internal 1) Dalam daftar dinas Ruang 1) Berdasarkan hasil observasi
Anak terbagi menjadi Kepala pelaksanaan metode Tim belum
Ruangan, Katim dan Perawat optimal karena kurangnya tenaga
Pelaksana. keperawatan apabila jumlah
pasien mulai meningkat.
2) Operan shift dan pengaturan
2) Pendokumentasian asuhan
shift tiap hari terbagi menjadi
keperawatan masih
3 shift, yaitu shift pagi dari
menggunakan metode SOAP
jam 07.30 WIB – 14.30 WIB,
belum berdasarkan SDKI
shift sore dari jam 14.30 WIB
3) Metode SBAR hanya dilakukan
-21.30 WIB dan shift malam
saat penerimaan pasien tetapi
dari jam 21.30 WIB – 07.30
tidak dilakukan saat Tindakan
WIB.
asuhan keperawatan
3) Sudah menggunakan metode
4) Tidak tersedianya materi timbang
SBAR saat penerimaan
terima operan pre dan post
pasien baru
conference diruangan
4) Adanya pemberian
Pendidikan Kesehatan 5) Belum diterapkan PPJP pasien
sebelum pulang (discharge 6) Tidak terdapat uraian tugas
planning) kepada pasien perawat secara tertulis
7) Belum ada SK penunjukkan
perawat sebagai Katim dan
sebagai perawat pelaksana
8) Keseluruhan RM didapati tidak
terdapat format intervensi
keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan
menggunakan SDKI
A. Rumusan Masalah
1. Belum optimalnya proses timbang terima pasien di Ruang Anak
2. Belum optimalnya proses asuhan keperawatan menggunakan metode 3S di ruangan
3. Belum optimalnya penerapan model MAKP metode Tim di Ruang Anak
B. Fishbone
1. Belum optimalnya penerapan model MAKP metode tim di Ruang Anak
MONEY : MARKET :
MAN : METHOD :
Keterangan :
• Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
• Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
• Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
• Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
• Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
No Prioritas Masalah Faktor Penyebab Why What Where When Who How POA How Much
1 Belum optimalnya 1. Belum ada perawat 1. Agar - Terlaksananya Ruang Minggu 3 - Karu - Menyusun jadwal 1. Pelaksanaan
penerapan model di ruang anak yang pelaksanaan koordinasi dengan Anak - Ka.Tim seminar MAKP MAKP metode
MAKP metode mengikuti seminar asuhan Karu & Katim - Perawat - Mengadakan seminar tim 100%
Tim di Ruang atau pelatihan keperawatan mengenai ruangan MAKP yang dapat di 2. Tersedianya
Anak khusus MAKP lebih optimal pemberian asuhan - Mahasiswa hadiri oleh seluruh uraian tugas di
2. Belum ada uraian 2. Agar lebih keperawatan profesi Ners perawat ruangan ruangan 100%
tugas yang jelas di optimalnya kepada pasien.
ruangan penerapan
3. Tidak adanya model MAKP
system reward dan metode tim di
punishment ruangan
4. Tidak ada dana
khusus untuk
mengadakan
seminar
2 Belum optimalnya 1. Belum ada perawat Agar proses asuhan - Terlaksananya Ruang Minggu 3 - Karu - Berkoordinasi dengan 1. Pelaksanaan
proses asuhan di ruang anak yang keperawatan dan koordinasi dengan Anak - Ka.Tim Karu, Ka. Tim dan asuhan
keperawatan mengikuti seminar pendokumentasian Karu & Katim - Perawat perawat pelaksana keperawatan
menggunakan atau pelatihan keperawatan lebih mengenai ruangan mengenai SDKI 100%
metode 3S di khusus optimal pendokumentasian - Mahasiswa pendokumentasian 2. Tersedianya
ruangan pendokumentasian asuhan keperawatan profesi Ners keperawatan uraian tugas di
keperawatan kepada pasien. berdasarkan SDKI ruangan 100%
berdasarkan SDKI - Menyusun materi
2. Tidak adanya proses asuhan
sistem reward dan keperawatan
punishment berdasarkan SDKI
3. Tidak adanya dana
khusus untuk
melakukan seminar
4. Tidak adanya
penerapan PPJP di
ruangan
3 Belum optimalnya 5. Belum ada perawat 1. Agar - Terlaksananya Ruang Minggu 3 - Karu - Berkoordinasi dengan 1. Pelaksanaan
proses timbang di ruang anak yang pelaksanaan koordinasi dengan Anak - Ka.Tim Karu & Ka. Tim timbang terima
terima pasien di mengikuti seminar timbang terima Karu, Katim dan - Perawat mengenai pre dan operan (pre dan
Ruang Anak atau pelatihan operan lebih perawat pelaksana ruangan post conference di post conference)
khusus timbang optimal dengan mengenai - Mahasiswa ruangan 100%
terima pasien (pre menggunakan timbang terima profesi Ners - Mengadakan 1. Tersedianya
dan post metode pre dan operan (pre dan sosialisasi materi timbang
conference) post conference post conference) menggunakan terima operan pre
6. Tidak tersedinya roleplay yang dapat dan post
materi timbang disaksikan langsung conference di
terima operan di oleh perawat ruangan ruangan 100%
ruangan yang mengenai pre dan
khusus untuk post conference
membahas pre dan
post conferene
pasien
7. Belum ada uraian
tugas yang jelas di
ruangan
8. Tidak adanya
system reward dan
punishment
1. Tidak adanya
dana khusus
untuk melakukan
seminar