Anda di halaman 1dari 5

Borang Analisis Praktikum

Modul H08 – Gesekan Dalam Pipa

Modul praktikum modul H08 mengenai gesekan dalam pipa memiliki tujuan untuk
menyelidiki perubahan tekanan akibat adanya gesekan dalam pipa bundar dengan kecepatan
aliran rata-rata serta menentukan aliran laminar dan turbulen dari bilangan reynolds yang
didapat nantinya. Pada percobaan yang dilakuka akan dilihat nantinya besar kehilangan
tekanan aliran didalam pipa yang mana semakin tinggi kecepatan aliran maka kehilangan
tekanan akan semakin besar pula. Mengenai pernyataan tersebut dibuktikan oleh persamaan
Poiseuille untuk aliran laminar serta Darcy dan Weisback untuk kecepatan turbulen. Pada
modul ini menggunakan beberapa alat yang terdiri dari meja hidrolika, gelar ukur, stopwatch,
alat peraga gesekan dalam pipa, dan pompa. Meja hidrilika digunakan sebagai tempat
diletakannay alat peraga serta menampung tumpahan air yang keluar dari alat peraga.
Kemudian gelas ukur untuk mengukur jumlah air yang keluar dari alat peraga. Stopwatch
digunakan untuk mengukur waktu ketika air keluar serta ditampung oleh gelas ukur guna
untuk menghitung debit air. Selanjutnya alat peraga gesekan yang terdiri dari pipa aliran
masuk, pipa masuk tangka, pipa pengalir keluar tangki, pipa uji dengan diameter 2mm,
pengatur tekanan, manometer air raksa, manometer air, pengatur tekanan, katup pengatur
aliran, kaki penyangga, katup keluaran/masukan udara, tangka, pipa pemimpas, dan pompa
tangan.

Setelah melakukan prosedur percobaan dari awal hingga akhir, maka praktikan akan
mendapatkan beberapa data untuk kemudian diolah yang nantinya akan dilihat bagaiamana
pengaruh dari setiap parameter dalam bentuk grafik. Praktikan akan mendapatkan data
mengenai pembacaan manometer air 1 dan 2 (mm), pambacaan manometer raksa (mm),
volume air dan raksa dalam mm, waktu pengukuran pada air serta raksa (s). Pada percobaan
yang dilakukan menggunakan total 5 set variasi data yang mana bertujuan untuk melihat
perubahan dari parameter yang ada serta kecenderungan yang terjadi. Data yang didapt
kemudian dikonversikan dari mm ke m agar memiliki satuan yang sama dengan data lainnya
yang dipakai. Selain itu juga mendapatkan data tetap mengenai panjang pipa (m), diameter
pipa (m), viskostas, dan percepatan gravitasi.

Pada bagian pertama praktikum melakukan pengolahan data untuk manometer air.
Pada pengolahan ini akan dihitung besar headloss pada data percobaan 1 hingga 5 dan

1
hasilnay akan dijumlahkan serta dirata ratakan Dapat terlihat bahwa semakin besar volume
air yang diukur maka besar headloss yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Kemudian
pada perhiutngan bilangn Re dan factor gesekan dapat dilihat bahwa debit aliran yang
semakin besar akan membuat keceaptan aliran akan semakin besar pula. Hal ini juga nampak
pada bilangan Reynolds yang didapat yang mana akan semakin besar pula. Kondisi ini
disebabkan oleh pada perhitungan Re nilai nya berbanding urus dengan kecepatan aliran.
Meskipun begitu fenomena tersebut tidak memiliki hubungan yang berbanding lurus ataupun
terbalik dengan besar faktor gesekan yang mana terjadi kenaikan dan penurunan yang tidak
menentu dari data 1 hingga 5. Data yang didapatkan mengenai kecepatan rata-rata sebesar
1,241 m/s, factor gesekan, dan bilangan Reynolds. Setelah melakukan perhitungan tadi, maka
nilai dari bilangan Reynolds yang didapatkan sebelumnya akan digolongkan besarnya terkait
apakah termasuk jenis aliran laminar atau transisi ataupun tubulen. Penentuan dari bilangan
Reynolds ini adalah Re<2000 termasuk dalam aliran laminar, 2000<Re<4000 termasuk aliran
transisi, dan Re>4000 termasuk aliran turbulen. Pada pengolahan data yang dilakukan,
didapatkan hasil bahwa pada data 1 dan 2 tergolong dalam aliran laminar, data 3 tergolong
aliran transisi, dan data 4 dan 5 tergolong aliran turbulen. Berdasarkan dari dari 1 hingga 5
terlihat adanay suatu transisi yang mana dari kecepatan aliran yang rendah menuju sedang
dan pada akhirnya tinggi. Besar dari bilangan Reynolds yang didapat dari data 1 hingga 5
secara berturut turut 761,5069 ; 1903,767 ; 3426,781; 4188,288 ; dan 4569,041.

Pada bagian akhir praktikan membuat data mengenai log dari data data yang
didapatkan sebelumnya, yaitu log (v2), log(hf), log(Re), log(f), log(v), dan log(f). Pada grafik
hubungan pertama akan dilihat hubungan regresi linear log (Re) dengan log (f) air. Dapat
terlihat hubungan bahwa semakin besar log f maka log Re akan semakin besar pula yang
mana perbedaan akan semakin mengecil dari dari 1 hingga 5. Selain itu juga didapatkan besar
persamaan regresi linear y = -0,6699x – 0,0474. Kemudian grafik hubungan antara regresi
linear log v dengan log hf air, yang mana dapat dilihat bahwa semakin besar log v maka log
hf akan semakin kecil sehingga dapat dikatakan hubungan yang didapat adalah saling
berbanding terbalik. Pada hubungan tersebut juga didapatkan persamaan regresi linear y =
1,3301x – 1,2054. Selanjutnya juga dilihat hubungan regresi linear log v2 dengan log hf air
yang mana semakin besar log v2 maka log hf akan semakin besar pula yang menunjukkan
hubungan berbanding lurus. Pada hubungan tersebut juga didapatkan persamaan regresi
linear y = 0,6651x – 1,2054.

2
Sementara itu, pengolahan data untuk manometer raksa. Pada pengolahan ini akan
dihitung besar headloss pada data percobaan 1 hingga 5 dan hasilnya akan dijumlahkan serta
dirata ratakan. Dapat terlihat bahwa semakin besar volume raksa yang diukur maka besar
headloss yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Kemudian pada perhitungan bilangan
Re dan factor gesekan dapat dilihat bahwa debit aliran yang semakin besar akan membuat
kecepatan aliran akan semakin besar pula. Hal ini juga nampak pada bilangan Reynolds yang
didapat yang mana akan semakin besar pula. Kondisi ini disebabkan oleh pada perhitungan
Re nilai nya berbanding urus dengan kecepatan aliran. Meskipun begitu fenomena tersebut
tidak memiliki hubungan yang berbanding lurus ataupun terbalik dengan besar faktor gesekan
yang mana terjadi kenaikan dan penurunan yang tidak menentu dari data 1 hingga 5. Data
yang didapatkan mengenai kecepatan aliran sebesar 8,416 m/s, factor gesekan, dan
bilanganReynolds. Setelah melakukan perhitungan tadi, maka nilai dari bilangan Reynolds
yang didapatkan sebelumnya akan digolongkan besarnya terkait apakah termasuk jenis aliran
laminar atau transisi ataupun tubulen. Penentuan dari bilangan Reynolds ini adalah Re<2000
termasuk dalam aliran laminar, 2000<Re<4000 termasuk aliran transisi, dan Re>4000
termasuk aliran turbulen. Hasil percobaan yang didapat bahwa bilangan Reynolds berada
pada nilai yang cukup besar melebihi 4000 sehingga semua data termasuk dalam aliran
turbulen sebab nilai Reynolds yang didapat berikisar antara 16.753,15 sampai dengan
22.997,51.

Setelah itu praktikan membuat data mengenai log dari data data yang didapatkan
sebelumnya untuk manometer raksa, yaitu log (v2), log(hf), log (Re), log(f), log(v), dan
log(f). Pada grafik hubungan pertama akan dilihat hubungan regresi linear log (Re) dengan
log (f) raksa. Dapat terlihat hubungan bahwa semakin besar nilai Re maka log f terjadi
penurunan dari data 1 hingga 3 dan mengalin kenaikan pada daa ke empat dan menurun
kembali. Maka jika dilihat secara seksama curva yang terbentuk seperti gelombang yang naik
turun. Selain itu juga didapatkan besar persamaan regresi linear y = 1,2836x – 9,7126.
Kemudian grafik hubungan antara regresi linear log v dengan log hf raksa, yang mana dapat
dilihat bahwa semakin besar log v maka log hf akan semakin besar pula sehingga dapat
dikatakan hubungan yang didapat adalah berbnding lurus satu sama lain. Pada hubungan
tersebut juga didapatkan persamaan regresi linear y = 3,2836x – 4,2702. Selanjutnya juga
dilihat hubungan regresi linear log v2 dengan log hf air yang mana semakin besar log v2 maka
log hf akan semakin besar pula yang menunjukkan hubungan berbanding lurus. Pada
hubungan tersebut juga didapatkan persamaan regresi linear y = 1,6418x – 4,2702

3
Pada pengolahan berikutnya, praktikan menghitung besar kecepatan kritis dari
persamaaan regresi lienar air dan juga raksa. Pada persamaan regresi ini, akan didapatkan
persamaan regresi untuk kemudian dilihat parameter didalamnya, persamaan tersebut, yaitu y
= ax + b. Dari persamaan tersebut akan diihat pada parameter a dan juga b yang akan dipakai
dalam pengolahan data. Berdasarkan persamaan regresi dari grafik yang didapatkan
sebelumnya antara log Re dengan log f pada manometer air didapatkan a sebesar -0,0474 dan
b sebesar -0,6699. Kemudian pada hubungann regresi dari grafik yang didapatkan
sebelumnya antara log Re dengan log f pada manometer raksa didapatkan nilai a sebesar -
9,7126 dan b sebesar 1,2836. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Re sebesar
88.640,55 serta kecepatan, yaitu 37,05175 m/s pada kondisi aliran kritis. Kemudian juga
dihitung besar hf dari data yang didapatkan sebelumnya dari persamaan regresi linear log Re
dengan log f raksa. Pada manometer air, dengan nilai a sebesar -1,2054, nilai b sebesar
1,3301 dan nilai v rata-rata sebesar 1,241 m/s didapatkan besar log hf sebesar -1,0804 m
sehingga didapatkan hf sebesar 0,083084 m. Sementara itu, pada manometer raksa, dengan
nilai a sebesar -4,2702, nilai b sebesar 3,2836 dan nilai v rata-rata sebesar 8,41611 m/s
didapatkan besar log hf sebesar –1,232 m sehingga didapatkan hf sebesar 0,05854 m. Nilai hf
yang didapatkan tersebut akan dipakai untuk perhitungan kesalahan relatif sebagai hf rumus.

Pada bagian akhir praktikan menghitung besa kesalahan relatif yang didapatkan
dengan mengurangi hf rumus dengan hf rata rata dan hasilnay dibagi dengan hf rata-rata.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan kesalahn relative pada manometer air sebesar
10,276 % serta pada manometer raksa sebesar 5,265 %. Besar dari kesalahan relative itu
dapat sebabkan oleh beberapa factor, antara lain ketik menghitung dengan stopwatch ketika
mengisi gelas ukur tidak presisii yang mana masih terdapat air yang masuk kedalam gelas
ketika perhitungan waktu sudah berhenti. Hal ini berdampak pada debit aliran sehingga akan
berpengaruh pada nilai hf rata-rata yang didapat diakhir. Cara yang bisa dilakukan untuk
menghindari hal tersebut adalah dengan sigap saat menghitung serta menadahkan gelas ukur
sehingga ketika sudah sampai pada waktu yang diinginkan tidak terdapat air yang mengalir
menuju gelas ukur. Lalu pada saat melakukan pembacaan tinggi pada manometer air maupun
raksa tidak akurat sehingga terjadi perbedaan dengan yang shearusnya. Hal ini bisa
berdampak pada besar rata-rata hf yang didapat nantinya.

Berdasarkan hasil praktikum modul H08 mengenai gesekan dalam pipa, didapatkan 2
kesimpulan antara lain:

4
1. Didapatkan rata-rata besar perubahan head akibat gesekan dalam pipa sebesar
0,0926 m pada manometer air serta 0,0618 m pada manometer raksa. Lalu juga
didapatkan hf rumus sebesar 0,083084 m pada manometer air serta 0,05854 m
pada manometer raksa.
2. Pada manometer air, terjadi aliran laminar pada data ke-1 dan ke-2 , transisi pada
data ke-3 , dan turbulan pada data ke-4 dan ke-5. Pada manometer raksa, terjadi
aliran turbulen dari data 1 hingga 5.

Anda mungkin juga menyukai