2006573733
Pengolahan Data
Modul BO – Bendung Ogee
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat dilihat suatu
fenomena yang terjadi di sepanjang bendung. Jika dilihat dari data yang dibeirkan bahwa
tekanan mengalami penurunan dari manometer pertama hingga manometer 6 dan kemudian
mengalami sedikit kenaikan sampai pada manometer ke-8. Hal ini disebabkan oleh adanya
peredam energi yang membuat penambahan dari tekanan pada manometer selanjutnay tidak
terlalu besar. Selain itu, pada kecepatan aliran yang terjadi mengalami penurunan dari
ketinggianmuka air 24,5 cm ke 25 cm dan kemudian mengalami kenaikan kembali sampai
pada ketinggian 26 cm. Hal ini juga merupakan pola yang terjadi pada debit aliran yang
nampak jelas pada grafik. Berdasarkan grafik hubungan antara ketinggian air bendung
dengan debit didapatkan persamaan y = 4894,2x – 116113 dengan nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,681. Selain itu pada discharge coefficient yang didapat dari hasil perhitungan
menunjukkan pola kenaikan dan keturunan yang sama dengan debit aliran. Hal ini
dikarenakan pada persamaan untuk mendapatkan discharge coefficient menggunakan nilai
debit aliran. Maka dapat dikatakan discharge coefficient berbanding lurus dengan debit
aliran. Sementara itu, jika dilihat dari perubahan discharge coefficient bahwa terjadi
peningkatan menjadi 2 kali dari ketinggian 25,5 cm ke 26 cm. Kondisi ini terjadi akibat
adanya pressure drop yang besar dari ketinggian 25,5 cm ke 26 cm yang membuat kecepatan
aliran meningkat drastic sebab hubungan antara kecepatan dengan tekanan adalah berbanding
terbalik. Kecepatan aliran ini tentu berpengaruh serta bebanding lurus dengan discharge
coefficient yang didapat.
Kemudian jika dilihat pada grafik hubungan antara tekanan pada semua ketinggian
muka air, dapat dilihat bahwa tekanan yang terjadi pada manometer 1 hingga 5 cenderung
kurang stabil, kemudian setelah melewati manometer 6 tekanan yang dihasilkan cenderugn
stabil sebab tidak banyak terjadi perubahan dan cenderung lebih kecil jika dibandingkan
manometer 1 ke 5. Hal ini disebabkan oleh adanay peredam energi pada manometer ke 6
sehingga aliran air yang terbentuk setelahnya menjadi lebih stabil dan konstan jika
Yohanes Karuniawan
2006573733
dibandingkan kalua tidak memakai peredam energi. Selanjutnya pada grafik perbedaaan
posisi tekanan pada setiap ketinggia muka air memiliki pola kenaikan serta penurunan yang
kurang sama pada setiap ketinggian muka air. Namun pada ketinggian muka iar 25,5 cm pada
manometer 7 ke 8 tidak mengalami perubahan tekanan sama sekali sebab tidak terjadi
pressure drop sehingga kecepatan pada titik tersebut konstan. Lalu pada ketinggian muka air
26 cm justru mengalami penurunan tekanan dari manometer 7 ke 8 sehingga sempat terjadi
sedikit kenaikan kecepatan dari manometer 7 ke 8.
Berdasarkan hasil praktikum bendung ogee yang telah dilakukan maka didapatkan 3
kesimpulaan, antara lain:
1. Didapatkan debit aliran pada ketinggian muka air 24,5 cm, 25 cm, 25,5 cm, dan 26 cm
secara berturut turut 5,373 L/s, 4,95 L/s, 6,237 L/s, dan 13,101 L/s
2. Nilai discharge coefficient yang didapat sebesar 1,476 pada ketinggian 24,5 cm, 1,32
pada ketinggian 25 cm, 1,614 pada ketinggian 25,5 cm, dan 3,294 pada ketinggian 26
cm.
3. Terjadi suatu kecenderungan dimana semakin tinggi muka air bendung maka
kecepatan aliran, debit aliran serta discharge coefficient mengalami kenaikan pula
sehingga lompatan air yang terjadi akan semakin besar pula. Hal ini juga menandakan
aliran air yang terbentuk seiring bertambahnya tinggi muka air semakin tidak stabil
atau tenang.