Anda di halaman 1dari 10

Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kejadian atau peristiwa yang

telah terjadi
pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Sejarah menurut pendapat para ahli :


1. R.G. Collingwood mendefinisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah
dilakukan manusia pada masa lampau.
2. Mohammad Ali mendefinisikan sejarah sebagai cerita atau ilmu tentang manusia serta
bersifat
abadi, penting, dan unik.
3. Muhammad Yamin mendefinisikan sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas
hasil
penyelidikan dari berbagai peristiwa yang dapat dibuktikan.
4. Herodotus mendefiniskan sejarah bukan perkembangan dan bergerak ke depan dengan
tujuan
yang pasti, melainkan sejarah bergerak melingkar yang tinggi rendahnya lingkaran
disebabkan
oleh keadaan manusia itu sendiri.

Berpikir diakronik
adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah
catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
Berpikir Sinkronik
Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam
waktu.

Zaman Paleolitikum (zaman batu kasar)


1) Zaman hidup berpindah.(nomad)
2) Adanya pembagian tugas (laki-laki dan perempuan)
3) Pithecanthropus.
4) Mengumpulkan makanan (food gathering).
5) Hidup di gua-gua.
6) Kebudayaan Pacitan: Chopper (kapak penetak/kapak genggam). Stone culture (budaya
batu).
7) Kebudayaan Ngandong: Bone culture. Kapak genggam, chalcedon (batu indah
berwarna).
Zaman Mesolitikum
1) Memiliki kemajuan hidup.
2) Kjokkenmoddinger (sampah kerang).
3) Abris sous roche (gua tempat tinggal).
4) Alat-alat: Kapak genggam (kapak Sumatra), kapak pendek, dan pipisan.
Tradisi Megalitikum
1) Menhir: Tugu batu besar tempat memuja roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra
Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
2) Dolmen: Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim.
3) Sarkofagus: tempat untuk menyimpan jenazah.
4) Waruga: kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari
dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah.

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan melalui dua gelombang.


Gelombang pertama ialah Melayu Tua (Proto Melayu) sekitar 2000 SM dan gelombang yang
kedua yakni Melayu Muda (Deutro Melayu) sekitar 500 SM.

Proto Melayu
Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi menjadi dua rute yakni rute
barat dan rute timur. Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi.
Sedangkan jalur timur dimulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia Timur menuju
Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua sampai Australia dengan membawa kebudayaan
kapak Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya saja suku bangsa Batak, Dayak
dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim secara menetap, dengan berternak dan
pengolahan tanah secara sederhana.

Deutro Melayu
Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan membawa kebudayaan Dongson
dari Vietnam. Kebudayaan Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat
dari perungguseperti kapak corong (kapak perunggu), nekara, moko dan perhiasan dari
perunggu. Bangsa Deutro Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang
merupakan daerah yang subur. Deutro Melayu sudah bercocok tanam lebih modern
dibangindkan Proto Melayu. Deutro Melayu sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia
sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu adalah suku bangsa jawa,
Madura, Menado dan Melayu.
Teori masuk dan menyebarnya agama Hindu di Nusantara

 Teori Brahmana yaitu kaum Brahmana yang menyebarkan agama Hidnu di


Nusantara berdasarkan bahas dan tulisan (Pallava dan Sansekerta). Didukung oleh
J.C. Van Leur. Kelemahannya adalah adanya tradisi agama Hindu terdapat
pantangan bagi kaum Brahmana menyebarangi lautan.
 Teori Ksatria yaitu kaum Ksatria membangun koloni-koloni baru di nusantara.
Pendapat ini didukung oleh C.C. Berg. Kelemahannya adalah tidak ada catatan
apapun baik di Indonesia maaupun di India serta tanda-tanda apapun.
 Teori Waisya yaitu menurut Crome adanya hubungan perdagangan antara India dan
Indonesia menggunakan jalur laut yang membutuhkan waktu yang panjang sehingga
dapat digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Nusantara. Kelemahannya
adalah kaum Waisya tidak menguasai ajaran agama Hindu , Bahasa Sansekerta dan
huruf Palawa
 Teori Sudra, yaitu teori yang menyatakan bahwa kaum Sudra berperan dalam proses
penyebaran agama Hindu hingga ke Indonesia. Para budak pergi dari India untuk
mencari kebebasan di tempat yang baru. Kelemahan dari teori ini adalah kaum
Sudra tidak menguasai huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta sehingga kecil
kemungkinannya untuk memahami isi kitab suci agama Hindu
 Teori Arus Balik, yaitu teori yang menekankan pada peran aktif orang-orang
Indonesia sendiri sebagai penyebar ajaran agama Hindu. Orang-orang Indonesia
pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu dan setelahnya mereka kembali ke
Indonesia untuk mengajarkan agama tersebut kepada masyarakat Indonesia lainnya.

MASUKNYA AGAMA ISLAM DAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA SALURAN


ISLAMISASI DI INDONESIA

 perkawinan : Salah satu saluran penyebaran agama Islam adalah melalui


perkawinan. Misalnya perkawinan antara Rara Santang (Putri Prabu Siliwangi) yang
Bergama Hindu dengan Syarif Abdullah/Syech Maulana Akbar (Musafir keturunan
Arabdari Gujarad, India).
 Pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren-pondok pesantren denganm santri
yang datang dari berbagai daerah, misalnya Raja Ternate Zainal abiding yang
belajar di Jawa
 Kesenian : dengan menggunakan kaligrafi, pertunjukan wayang, dan musik gamelan
untuk berdakwah
 Dakwah di kalangan masyarakat\
 Ajaran tasawuf

Kesultanan Mataram Islam


Masa kejayaan Mataram Islam kekuasaannya hampir seluruh Pulau Jawa kecuali Banten,
Cirebon, Batavia dan Blambangan. Pernah dua kali menyerang Batavia dari Belanda yaitu
tahun 1628 dan 1629 tetapi mengalami kegagalan. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan
pada waktu pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma tahun 1613-1645. Prestasi yang
dicapai Sultan Agung antara lain:
1) Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Madura, Palembang, Banjarmasin.
2) Mengatur dan mengawasi wilayah kekuasaan langsung dari kota Gede (pusatnya).
3) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran terhadap persenjataannya.
4) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijrah) yang
berdasarkan
peredaran bulan sejak tahun 1633.
5) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal yaitu Sastra Gending.
6) Menyusun kitab UU yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat Jawa
yang
disebut Surya Alam.
7) Penerus Sulta Agung tak ada yang cakap, sehingga mengalami kemunduran, apabila
setelah pendudukan Belanda – VOC ikut campur dalam kerajaan. Setelah Perjanjian Giyanti
1755 Mataram dipecah menjadi dua yaitu : Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, dan melalui
perjanjian Salatiga 1757 Surakarta terpecah lagi dengan munculnya kekuasaan
Mangkunegara, sedangkan Yogyakarta juga terpecah lewat perjanjian dengan Inggris tahun
1813 dengan munculnya kekuasaan Paku Alam.

Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia


Latar belakang kedatangan bangsa Eroa ke dunia timur adalah untuk mencri rempah-
rempah dan adanya semangat untuk mewujudkan 3 G )Gold, Glory, Gospel Bangsa
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di
pelabuhan Banten. Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman.  Semula
kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda
menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat Banten
untuk menyediakan lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang menyebabkan rakyat
Banten mengusirnya.  Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten.
Orang-orang Belanda kemudian berlayar ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak
mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan
tangan hampa serta menanggung kerugian yang sangat besar. Tahun 1598 untuk kedua
kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Van
Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini
disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan
mereka berdagang. Orang Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia. Pelayaran
bangsa Belanda yang kedua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-kapal yang dipenuhi rempah-rempah.
Pembentukan VOC
Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan di antara
para pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya.
Mereka bersaing untuk membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari Indonesia. Pada
tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu
Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat
VOC. Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. VOC memiliki hak-hak istimewa atau
Oktrooy seperti mendirikan benteng, melakukan monopoli, mencetak uang dan
mengedarkannya, mengangkatg dan memberhentikan pegawai, mengadakan perjanjian
dengan raja-raja, memiliki tentara sendiri, mendirikan benteng, dan menyatakan perang dan
damai. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama
adalah Pieter Both.
C. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendels
Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal.
Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan
perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap
diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya. Pembaruan- pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa
jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal
dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap
ialah Mr.Muntinghe. 7
b. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai
oleh seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap
residen membawahi beberapa bupati.
c. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.
2. Bidang Hukum dan Peradilan
Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan:
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.
3. Bidang Militer dan Pertahanan
Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan
Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini:
a. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
b. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000
orang.
c. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
d. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
4. Bidang Ekonomi dan Keuangan
a. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras
b. Mengeluarkan uang kertas.
c. Memperbaiki gaji pegawai.
d. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
e. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).
5. Bidang Sosial
a. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
d. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

Kebijakan-Kebijakan Raffles
1. Bidang Birokrasi dan Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah:
a. Membagi Pulau Jawa menjadi 18 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung
sampai
tahun 1964).
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka
peroleh secara turun-temurun.
d. Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
2. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya
berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang
paling
menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan
wajib
(verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa
tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak pada
mulanya dilakukan secara perseorangan, namun karna keterbatasan petugas penarik pajak,
maka kemudian dilakukan dengan cara memungut per desa..

3. Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh
Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi
pada
besar kecilnya kesalahan.
4. Bidang Sosial

Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam
praktiknya ia
melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan.
Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
5. Bidang Ilmu Pengetahuan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid.
b. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun
1820 dan dibagi tiga jilid.
c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
f. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti
Calcutta.

PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME

1. Perang Padri (1821-1837)


Perang Padri merupakan perlawanan rakyat terhadap pemerintah kolonial Belanda yang
terjadi di
tanah Minangkabau.
Jalannya Perang
a. Fase Pertama (1821-1825)
Fase pertama perang Padri merupakan masa-masa awal Belanda ikut campur dalam urusan
kaum
adat. Fase ini diawali dengan kaum Padri terhadap pos-pos dan pencegatan patroli-patroli
Belanda. Dalam perlawanan ini kaum Padri menang atas Belanda dan kaum adat.
b. Fase Kedua (1825-1830)
Fase kedua Perang Padri bersamaan dengan Perang Diponegoro di Jawa. Perang
Diponegoro
membuat Belanda kewalahan memaksa belanda menarik pasukannya yang ada diberbagai
wilayah untuk membantu memadamkan perlawanan Diponegoro. Belanda berusaha untuk
mengadakan perundingan damai. Kesepakatan damai antara kaum Padri dan Belanda
tercapai
melalui Perjanjian Padang. Perjanjian ini membuat kaum adat kecewa karena Belanda justru
melakukan perdamaian dengan kaum Padri.
c. Fase Ketiga (1830-1838)
Fase ketiga kaum Padri mendapat dukungan dari kaum adat yang merasa dirugikan oleh
Belanda.
Kaum Padri dan kaum adat bersatu melawan pasukan Belanda yang berusaha menguasai
wilayah
Sumatra Barat. Stategi benteng stelsel menyebabkan kaum Padri dan kaum adat semakin
terdesak.

TANAM PAKSA

Belanda menugaskan Johannes Van den Bosch meningkatkan kas penerimaan negara
Belanda yang
kosong akibat perang dengan masyarakat Nusantara dan Bangsa Eropa lainnya. Van den
Bosch
memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830.
Kebijakan-kebijakan dasar tanam paksa (cultuurstelsel)
a. Tanah yang diserahkan kepada pemerintah bebas pajak
b. Pekerjaan menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi
c. Hasil tanaman wajib harus diserahkan pemerintah Belanda
d. Kegagalan panen karena bencana alam ditanggung pemerintah Belanda
e. Penggarapan tanah untuk tanaman wajib diawasi oleh kepala pribumi atau pegawai
Belanda
f. Setiap petani menyediakan 1/5 dari luas tanahnya untuk ditanami tanaman sesuai
ketetapan
Belanda
g. Kewajiban menanam tanaman wajib dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk
bekerja di
pabrik milik Belanda
Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang
melebihi usia
tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus
menyediakan
sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif karena
rakyat
Indonesia mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik.

POLITIK ETIS

Politik etis awal kemunculannya di tahun 1890 karena desakan golongan liberal pada
parlemen Belanda.
Ketika itu orang yang berhaluan progresif itu memberikan usulan supaya pemerintah
Belanda memberikan perhatian terhadap masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras
mengisi keuangan negara Belanda melalui program tanam paksa. Desakan tersebut timbul
dari adanya pemikiran bahwa negeri Belanda sudah berhutang banyak terhadap kekayaan
bangsa Indonesia yang dinikmati oleh Belanda.

Tujuan Politik Etis


Tujuan politik etis adalah untuk memajukan tiga bidang yakni edukasi dengan mengadakan
pendidikan, irigasi dengan membuat sarana dan jaringan pengairan, dan emigrasi dengan
mengorganisasi perpindahan penduduk.
Politik etis yang dijalankan Belanda dengan perbaikan pada bidang irigasi pertanian,
emigrasi dan pendidikan sepintas terlihat mulia. Namun dibalik itu, tujuan program-program
itu dimaksudkan untuk kepentingan Belanda sendiri.
Latar Belakang Politik Etis:
1) Sistem tanam paksan memunculkan penderitaan rakyat Indonesia.
2) Sistem ekonomi liberal tidak dapat memperbaiki kesejahteraan rakyat.
3) Belanda memberi penekanan dan penindasan kepada rakyat.
4) Rakyat kehilangan tanahnya.
5) Terdapat kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri.
Gagasan politik ini dikemukakan oleh Van Deventer sebagai politik balas budi kepada rakyat
Indonesia. Kebijakan politik etis ini bertumpu pada tiga bidang: pendidikan, irigasi,
transmigrasi. Ini pun bertujuan untnuk mendukung perusahaan-perusahaan Belanda. Dari
program politik etis ini di bidang Pendidikan lahirnya kaum terpelajar yang dalam
perkembangannya menjadi pelopor dan pemimpin pergerakan nasional.

MASA PERGERAKAN NASIONAL


Pergerakan Nasional lahir dan berkembang karena beberapa faktor yaitu :
A. Faktor Internal (dari dalam)
1) Keinginan untuk membebaskan diri dari penjajahan akibat penderitaan yang dialami
rakyat.
2) Munculnya golongan terpelajar (elite nasional) akibat pelaksanaan politik etis.
3) Mengenang kejayaan masa lampau yang gemilang.
4) Adanya diskriminasi rasial.

B. Faktor Eksternal (dari luar)


1) Kemenangan Jepang atas Rusia (1904-1905).
2) Munculnya paham-paham besar di Eropa
3) Terpengaruh oleh gerakan nasional di negara lain, seperti:
4) Gerakan Kemerdekaan rakyat India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi.
5) Gerakan Turki Muda yang dipimpin Musthapa Kemal Pasha (Kemal Ataturk).
6) Gerakan Kemerdekan di Philipina dibawah pimpinan Yose Rizal.
7) Revolusi Cina (1911) yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen.

Anda mungkin juga menyukai