Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

NAMA : GINDA AYU SAPTARI


NIM : E1B022061
PRODI : PPKn

SIKAP DAN PERILAKU TIDAK BERKARAKTER:

Tidak memiliki harapan, hidup selalu mengeluh, protes, pesimis, selalu mencurigai orang lain

JUDUL: overthingking dikalangan remaja

A.IDENTIFIKASI MASALAH

Jika berbicara jaman sekarang banyak sekali remaja yang mengalami overthhingking, yang dimana
remaja saat ini sering memikirkan sesuatu secara berlebihan yang membuat mereka memikirkan
hal yang belum terjadi maupun yang sudah terjadi . Overthinking tidak hanya memikirkan hal-hal
yang serius, namun dapat memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya sepele. Overthinking pada
remaja biasanya disebabkan karena mencemaskan masa depan seperti pendidikan dan karir.
Remaja cenderung cemas dengan masa depannya dan khawatir apabila tidak menjadi sesuai apa
yang diinginkannya. Selain itu overthinking di kalangan remaja juga terjadi karena insecure.
Perasaan insecure atau minder ini bisa terjadi pada remaja lebih sering mengenai persoalan tubuh
atau fisik. Sosial media juga menjadi pengaruh besar terkait insecure pada remaja yang akhirnya
mendorong remaja untuk overthinking. Overthinking juga termasuk kedalam psychological
disorder atau gangguan psikologis karena dapat menyebabkan kecemasan (anxiety) pada
seseorang. Seseorang yang memiliki kecemasan berlebih dapat menimbulkan sakit fisik. Oleh
karena itu para remaja harus bisa mengontrol overthinking itu sendiri agar tidak menyebabkan
kecemasan dan stres.
Biodata narasumber:

Nama : Mulisa oktalibriani

Umur : 19 tahun

Dalam kasus ini saya mengkaji tentang tema overthinking di kalangan remaja. Dan remaja yang
telibat dalam kasus ini yaitu teman saya sendiri yang bernama Mulisa. Peristiwa ini terjadi pada
bulan Maret tahun 2022. Peristiwa ini terjadi ketika dia masih duduk dibangku SMA kelas 12 yang
dimana narasumber sedang mempersiapkan ujian akhir untuk masuk perguruan tinggi.
Narasumber memikirkan “dimana saya akan melanjutkan pendidikan saya?” “apakah saya bisa
lulus tepat waktu ketika saya masuk perguruan tinggi”. Narasumber mengeluh tentang hal tersebut
karena dia selalu memikirkan atau mencemaskannya secara berlebihan sehingga timbulmya
overthinking. Narasumber menjelaskan bahwa ia selalu memikirkan bagaimana pendidikan dan
karir. Narasumber juga memikirkan fisik yang ada di dirinya dan dia selalu membandingkan
dirinya dengan orang. Narasumber tidak memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri
sehingga timbulnya rasa cemas yang berlebihan dan selalu memikirkan perkataan orang lain yang
selalu membandingkannya. Ketika overthingking narasumber merasa khawatir dengan apa yang
dia alami sehari-sehari. Narasumber menjelaskan ini terjadi biasanya ketika malam dimana dia
akan tidur dan terjadi ketika dia sedang sendirian. Peristiwa ini bisa terjadi ketika narasumber
memiliki kebiasaan yang selalu memikirkan sesuatu seolah-olah tidak akan ada ujunnya.
Narasumber juga menjelaskan bahwa overthingking bisa terjadi akibat adanya hubungan yang
overprotektif dalam lingkungan percintaan. Namun narasumber mengatakan kita bisa melewati
masa itu yang dima selalu berfikir positif dan melupakan apa yang dikatakan oleh orang lain
tentang kita.
B.Pembahasan

Masa remaja saat ini ialah masa rentan, yang dimana seseorang merasakan perubahan transisi dari
anak menjadi dewasa, yang diisyarati dengan pertumbuhan yang sangat kilat dari aspek raga,
biologis serta sosial. Pada masa ini karakter diri remaja menghadapi pembentukan, dan tertarik
untuk mencoba berbgai aktivitas sosial. Selain perubahan secara fisik, perubahan kejiwaan atau
perubahan emosional juga mempengaruhi pikiran seolah-olah remaja saat tidak memiliki harapan
dan mengeluh akan kehidupan yang dijalani yang dimana remaja saat ini sering mengalami yang
namanya overthinking.

Overthinking merupakan istilah dari seseorang yang mengalami banyak pikiran,atau berpikir
berlebihan bahkan hal kecil saja dipikirkan secara terlalu dalam atau berlebihan.Dalam kehidupan
sehari-hari terdapat beberapa jenis dari overthinking yang dialami oleh remaja. Misalnya seperti,
overthinking dengan masa depan.

Overthinking merupakan suatu istilah yang didefinisikan sebagai suatu tindakan memikirkan
sesuatu secara berlebihan dalam kurun waktu yang lama. Overthinking atau berfikir berlebihan
sering kali diikuti rasa cemas dan gelisa. Overthinking atau orang yang berpikir secara berlebihan
akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan dan menganalisis suatu hal yang terjadi di
masa lalu maupun yang belum tentu terjadi. Biasanya yang dipikirkan oleh orang overthinking
adalah tentang mempertimbangkan suatu hal untuk memutuskan sesuatu, memahami tindakan
orang lain, mengkhawatirkan masa depan, dan sebagainya. Overthinking disebabkan karena
kurangnya kemampuan mengelola emosi negatif dan pikiran negatif yang muncul, lingkungan
yang kurang mendukung dan pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, serta
permasalahan yang ada dalam kehidupan. Overthinking tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa
namun, saat ini para remaja juga sering sekali mengalami overthinking terutama remaja. Faktor
penyebab overthinking yaitu:

a) Pesimis merupakan salah satu emosi negative yang dapat memicu adanya overthinking.
Biasanya pesimis muncul pada sesuatu hal yang belum terjadi dan sedang dikerjakan. Ketika
seseorang merasa pesimis, maka akan membuat berfikir negatif tentang kejadian buruk yang
memungkinkan terjadinya kejadian buruk yang tidak sesuai harapan.
b) Perfeksionis adalah hal yang wajar dilakukan supaya dapat memberikan sesuatu yang baik dan
sempurna. Namun perfeksionis yang terlalu berlebihan hingga terlalu membebankan diri sendiri
dan orang lain tentu bukan hal yang baik. Sikap yang terlalu perfeksionis menimbulkan perasaan
takut dengan kegagalan dan kesalahan sehingga akan membebani pikiran yang berlebihan.

c) Sikap yang terlalu tertutup membuat seseorang menjadi lebih memilih memendam segala hal
yang dirasakannya sendirian daripada menceritakannya kepada orang lain.Orang yang memendam
segalanya sendirian akan lebih mudah terserang overthinking karena masalah yang dialami dan
emosi yang dirasakan akan menjadi beban pikirannya.

d) Membandingkan diri sendiri dengan orang lain Overthinking dapat disebabkan karena
membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Biasanya hal ini sering terjadi dikalangan remaja
yang dimana mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain dalam berupa bentuk
fisik, pendidikan, karir, dan pencapaian lainnya. Apabila membandingkan dirinya dengan orang
lain sebagai bentuk motivasi tentu merupakan hal yang wajar. Tetapi jika membandingkan dengan
memikirkan hal tersebut dengan terus menerus tanpa memikirkan solusinya, maka hanya akan
membebani pikiran.

e) Lingkungan yang terlalu menekankan pada kalangan remaja memberikan pengaruh terhadap hal
apapun baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, maupun lingkungan masyarakat.
Lingkungan yang tidak nyaman dan tidak mendukung dapat menimbulkan perasaan tertekan,
takut, sedih, dan emosi negatif. Lingkungan yang kurang mendukung akan semakin memperparah
overthinking jika tidak diberangi dengan emosi ketidakmampuan mengelolah emosi dan pikiran
dalam menghadapinya.

f) Didikan orang tua yang terlalu mengontrol anaknya dalam melakukan sesuatu dapat membuat
mereka jadi tertekan. Perasaan tertekan akan dibawa kedalam kehidupan sehari-harinya sehingga
membuat anak merasa cemas dan khawatir. Rasa cemas dan khawatir ini memicu munculnya
pikiran-pikiran yang berlebihan secara terus-menerus atau overthinking.

g) Pengalaman masa lalu yang membuat remaja tertekan, setres, dan trauma bisa terjadi akibat
masa lalu yang tidak menyenagkan. Pengelaman masa lalu yang kurang menyenangkan dapat
membuat kita kurang merasa nyaman.
Overthinking juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang merupakan psikologis dan
psychological disorder yang dapat menimbulkan kecemasan dan kegelisahan yang berlebihan
(anxiety) pada penderitanya. Psikologi yang terganggu kesehatannya, tentu dapat mempengaruhi
kesehatan fisik dan jasmani. Overthinking yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan
gangguan fisik maupun psikis yaitu:

1. Stres dan Kecemasan muncul ketika overthinking terus saja terjadi hingga waktu yang lama.
Mencemaskan sesuatu secara berlebihan dapat menimbulkan stres. Kondisi stres mempengaruhi
sistem saraf melalui sirkuit-sirkuit neural dan menstimulasi pelepasan ACHT dari pituitari anterior
sehingga memicu pelepasan glukortikoid dari korteks adrenal, kemudian glukortikoid banyak
menghasilkan respon stres ketika dalam keadaan ini

2. Insomnia adalah suatu penyakit keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur,
terutama tidur malam hari. Overthinking dapat memicu terjadinya insomnia karena seseorang yang
mengalami overthinking akan memikirkan hal-hal secara berlebihan pada malam hari sehingga
mengalami kesulitan tidur.

3. Sakit kepala dapat mengakibatkan kepala tegang. Kegelisahan, kecemasan, dan stres yang
ditimbulkan dari overthinking dapat membuat area dahi, kepala, leher, hingga bahu terasa tegang
dan tidak nyaman.

4. Gangguan sistem pencernaan. Overthinking dapat mempengaruhi pola makan penderitanya.


Nafsu makan penderita overthinking akan menjadi menurun maupun meningkat dari biasanya.
Berpikir secara berlebihan atau overthinking , stres, dan gangguan psikologis dan emosional
lainnya dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan. Sistem syaraf di otak yang
berhubungan langsung dengan lambung mengalami ketidakseimbangan ketika seseorang
mengalami gangguan psikologis sehingga membuat asam lambung menjadi meningkat

5. Hipertensi dan penyakit jantung adalah gangguan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Tekanan darah tinggi disebabkan oleh banyak faktor, seperti makanan yang dikonsumsi, kebiasaan
merokok, pola tidur, kurangnya aktivitas fisik. Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh faktor
stres dan pikiran yang berlebihan atau overthinking . Overthinking dapat memicu terjadinya stres
dan kecemasan yang dapat membuat pembuluh darah menjadi lebih peka terhadap rangsang
vasokonstriktor.
Overthinking memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya, berhati-hati dalam memutuskan sebuah
keputusan dan juga seorang problem solver yang baik. Selain itu overthinking menghambat
kemampuan berpikir rasional. Ketika seseorang terus menerus melakukan overthinking, justru
berdampak buruk pada dirinya sendiri seperti mudah capek secara emosional sehingga dapat
berdampak pada energinya dalam melakukan aktivitas.

Overthinking pada remaja juga terjadi dalam hubungan yang merubah psikis. Remaja saat ini
banyak mengalami kekerasan dalam hubungan yang dimana laki-laki selalu overprotektif dan
merasa memiliki seutuhnya terhadap pasangan. Ini menjadikan pemikiran bahwa apa yang
dilakukan wanita harus sesuai dengan keinginan laki-laki sehingga mengakibatkan kekerasan yang
menimbulkan efek kekerasan yang menggangu jiwa dan depresi yang berlebihan dan
menyebabkan setres. Overthinking pada remaja terjadi juga akibat memiliki ekspektasi yang tinggi
namun nyatanya hal tersebut tidak selalu baik sehingga mereka tidak puas dengan apa yang
diharapkan dan mereka merasa kecewa dan menyalahkan diri sendiri.

Overthingking di media sosial juga dapat meyebabkan remaja tidak percaya diri dan minder karena
banyaknya pembullyan yang terjadi. Akibatnya presepsi pikiran remaja merasa tidak puas dengan
apa yang dimilikinya. Hal tersebut mengakibatkan hal yang fatal yaitu kesehatan mental.

Berdasarkan data yang diperoleh, hampir sebagian yang mengalami/merasakan overthinking itu
berjenis kelamin perempuan dengan rentang umur 16- 19 dan berstatus Mahasiswa. Nampak
bahwa penyebab overthinking yaitu khawatir karena terlalu memikirkan hal negatif sekitar
37,31%, karena self esteem yang terdapat pada seorang remaja rentang kurang dikuatkan. Suatu
komponen kepribadian yang berkembang melalui proses interaksi dengan keluarga, orang tua,
teman sebaya, dan orang lain yang bermakna bagi individu. Jika seorang remaja tidak mendapat
sebuah dukungan dari lingkungan yang ia kenal maka ia tetap seperti dibanding-bandingkan,
diremehkan, dan tetap memiliki rasa khawatirnya datang kembali. Sebanyak 74,83% setuju jika
lingkungan juga menjadi pemicu timbulnya overthinking ini, karena lingkungan sangat pengaruh
terhadap hal apapun baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan maupun lingkungan
masyarakat lainny. Dukungan orang tua memberikan semangat dan ikut hadir dan terlibat
langsung dan membantu dalam menumbuhkan self esteemnya. Namun jika orang tua yang sering
mengkritik maupun yang sikapnya kasar dan juga selalu menuntut untuk menjadi apa yang
diharapkan (tidak menerima kurang/kelebihan anaknya pastinya melunturkan self esteem pada
anak).

Upaya overthinking dapat dilakukan dengan Pranayama yang merupakan pengaturan nafas atau
breath control yang bertujuan untuk meningkatkan energi prana dan sebagai rileksasi tubuh.
Praktik pranayama bukan hanya tentang mengatur nafas yang masuk dan keluar, tetapi juga
memusatkan pikiran pada pernafasan sehingga menjadi konsentrasi. Keadaan konsentrasi ini
membantu meredakan stress karena dapat menghilangkan kekhawatiran dan kecemasan pada hal
keduniawi. Pranayama memiliki beragam jenis teknik dengan manfaat spesifik yang berbeda-beda.
Pada umumnya teknik-teknik pranayama dapat membantu mengaktifkan dan merangsang energi
yang membuat orang yang melakukannya merasa tenang, santai, dan nyaman. Salah satu teknik
pranayama yang bermanfaat untuk mencegah maupun meredakan overthinking adalah Nadi
sodhana.
C. Penyelesaian

kita sebagai remaja harus bisa menghilangkan pikiran overthinking yang ada di diri kita. karena
apabila kita terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting dapat mengganggu kualitas hidup kita.
Kita harus memfokuskan pikiran akan satu hal tidak perlu memikirkan hal yang dapat
menyebabkan pikiran yang bercabang sehingga dapat menyebabkan overthingking. kita sebagai
remaja harus bisa menghilangkan pikiran overthinking dengan cara menghentikan pikiran-pikiran
yang mengarah tentang kesempurnaan karen dapat melemahkan pikiran cerdas dan realistis
sehingga menghambat kemajuan yang ada di diri kita. sebagai remaja kita harus mengubah
pandangan tentang rasa takut hanya karena pernah mengalami kegagalan di masa lalu kita takut
untuk mencoba hal baru yang hanya akan membuat dirinya merasa kecil. Bersikap terbuka dapat
membantu mengatasi overthinking. Kita juga tidak boleh mencemaskan pendidikan dan karir
untuk kedepannya. Overthinking dapat dilakukan melalui Mindfulness dilakukan untuk mencapai
kondisi tubuh dan pikiran yang lebih rileks. Kita selalu mengucapkan hal yang positif seperti aku
harus percaya diri, aku tidak seburuk apa yang aku pikirkan, dan aku tidak boleh khawatir kepada
masa depan, aku akan baik-baik saja. Efek ini dapat memaksimalkan energi positif yang ada dalam
diri. Kita boleh berbagi cerita dengan orang yang kita percaya sehingga dapat melegakan hati,
pikiran, dan perasaan. Kita juga boleh meminta saran atau masukan tentang permasalahan yang
sedang kita hadapi sehingga kita tidak merasa sendirian. Kita sebagai remaja bisa menyibukan diri
dengan beraktifitas fisik seperti, olahraga dan mediasi karena dapat mendistraksikan atau
mengalihkan pikiran kita. kita juga bisa mendekatkan diri kita kepada tuhan karena dapat membuat
diri kita lebih tenang serta memasrahkan segala sesuatu kepada tuhan karena akan meringankan
beban kita. sebagai remaja kita harus menghilangkan rasa insecure yang ada dalam diri kita karena
insecure dapat membuat diri kita tidak cukup baik dan kurang bersyukur atas apa yang dimiliki
saat ini. Overthinking berdampak sangatlah buruk terhadap kesehatan mental setiap individu. Oleh
karena itu kita sebagai remaja, jangan pernah menganggap hal ini sebagai hal yang sepele. Mari
kita sebagai remaja menghilangkan pikiran overthinking yang ada di diri kita, mari kita sadari dan
mulai berfikir positif. Mari kita tantang diri kita dengan memberi reward untuk diri sendiri jika
bisa berhasil melawannya. ketakutan kita karena rasa takut dapat menghambat keberhasilan kita.
kita juga tidak boleh mengambil keputusan dalam langkah yang salah karena dapat mengambil
keputusan yang salah.
Overthinking juga dapat dilakukan dengan healing kepantai atau ketempat yang tenang sehingga
membuat pikiran kita menjadi tenang. Kita juga bisa merasa bebas dari pikiran yang negatif. Kita
akan merasakan ketenangan yang membuat kita tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting
yang dimana membuat kita tidak menjadi overthinking lagi. Jadi kita sebagai remaja masa depan
kita harus bisa memiliki pikiran yang positif demi masa depan yang akan datang.
D. Daftar Pustaka

Yulianti, Ni Made Riska, and Made G. Juniartha. "Pranayama Nadi Sodhana untuk Meredakan
Overthinking." Maha Widya Duta: Jurnal Penerangan Agama, Pariwisata Budaya, dan Ilmu
Komunikasi 6.1 (2022): 58-68.

Sofia, Lisda, et al. "Mengelola Overthinking untuk Meraih Kebermaknaan Hidup." PLAKAT
(Pelayanan Kepada Masyarakat) 2.2 (2020): 118.

Barseli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal Konseling Dan Pendidikan,
5(3), 143. https://doi.org/10.29210/119800

Diah, D. N., Lubis, F. Y., & Witriani, W. (2020). Efek Moderasi Resiliensi terhadap Hubungan
antara Perfeksionisme dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi. Gadjah Mada Journal of
Psychology (GamaJoP), 6(2), 178–190.https://doi.org/10.22146/gamajop.55349

Syahrina, Alfiatin, and Lia Kurniasari. "Hubungan Self-esteem dan Sikap Overthinking dengan
Kekerasan dalam Pacaran pada Mahasiswa UMKT." Borneo Student Research (BSR) 3.3 (2022):
2900-2905.

Anda mungkin juga menyukai