Anda di halaman 1dari 1

FARDLU KIFAYAH MERUPAKAN KEWAJIBAN ATAS SETIAP MUSLIM

Fardlu merupakan seruan Syaari' (Allah dan RasulNya) yang berkaitan dengan tuntutan yang bersifat pasti
untuk melakukan suatu perbuatan, contohnya seperti firman Allah SWT:
 
"Dirikanlah Shalat" (QS. Al Baqarah [2]: 110)
         
"Berangkatlah kamu sekalian dengan perasaan ringan atau berat, dan berjihadlah di jalan Allah" (QS. At Taubah
[9]: 41)
Atau seperti sabda Rasulullah saw:

"Orang yang dijadikan imam (shalat) adalah untuk diikuti" . (HR Al-Bukhori, Muslim, Ahmad dan abu Dawud)

"Barangsiapa yang mati dan tidak ada bai'at di atas pundaknya (kepada khalifah), maka ia telah mati dalam
keadaan jahiliyah". (HR. Muslim dan Ahmad)

Semua nash-nash tersebut diatas berupa seruan Syaari' yang ber-kaitan dengan tuntutan untuk melakukan
suatu perbuatan dengan tuntutan yang bersifat pasti. Adapun yang menentukan tuntutan itu bersifat pasti adalah
adanya qarinah (indikasi) yang berkaitan dengan tuntutan tersebut, sehingga tuntutan tersebut bersifat pasti dan
wajib dilaksanakan.
Hukum fardlu tidak akan gugur dalam kondisi apapun sampai perbuatan yang diwajibkan itu terlaksana.
Sedangkan orang yang mening-galkan perbuatan fardlu, maka ia akan mendapatkan siksa. Ia tetap berdosa
selama belum melaksanakannya. Dalam masalah ini tidak ada perbedaan antara fardlu 'ain dengan fardlu kifayah,
semuanya adalah fardlu untuk seluruh kaum muslimin.
Oleh karena itu, setiap usaha yang bertujuan untuk memisahkan antara fardlu 'ain dengan fardlu kifayah
dilihat dari sisi sama-sama sebagai suatu kewajiban adalah suatu perbuatan dosa kepada Allah SWT dan dapat
menyesatkan dari jalan Allah, serta merupakan suatu ajakan keliru untuk mengabaikan pelaksanaan fardlu yang
telah diwajibkan Allah.
Akan halnya dari segi gugurnya suatu kewajiban atas orang-orang yang diwajibkan menunaikannya, maka antara
fardlu 'ain dan fardlu kifayah juga tidak ada perbedaan. Suatu (perbuatan) fardlu tidak akan gugur kewajiban
pelaksanaannya hingga kewajiban tersebut ditunaikan sebagai-mana yang dituntut oleh syara'. Sama saja,
apakah tuntutan itu ditujukan untuk setiap kaum muslimin (fardlu 'ain), seperti halnya shalat lima waktu, atau
ditujukan kepada seluruh kaum muslimin (fardlu kifayah) seperti halnya bai'at kepada khalifah. Semua ini tidak
akan gugur kecuali bila perbuatan itu dilaksanakan, dengan kata lain sampai shalat itu ditunaikan, dan telah
terwujud adanya khalifah sehingga terlaksana bai'at kepadanya (khalifah yang terpilih). Dengan demikian
kewajiban fardlu kifayah tidak akan gugur atas setiap kaum muslimin, apabila hanya ada sebagian saja yang
berusaha untuk melaksanakannya, sampai fardlu tersebut terealisir secara nyata. Oleh karena itu setiap kaum
muslimin tetap memikul dosa selama pelaksanaan fardlu kifayah belum sempurna (belum terwujud). Dengan
demikian merupakan kesalahan apabila dikatakan bahwa fardlu kifayah adalah suatu kewajiban yang apabila
sebagian kaum muslimin telah berusaha melaksanakannya, gugurlah kewajiban tersebut bagi yang lain. Akan
tetapi fardlu kifayah adalah suatu kewajiban yang apabila sebagian kaum muslimin telah (berhasil)
menunaikannya, maka gugurlah kewajiban tersebut bagi yang lainnya. Sehingga gugurnya kewajiban tersebut
adalah sesuatu yang nyata, sebab perbuatan yang dituntut tersebut telah ditunaikan, dan terlaksana sehingga
tidak ada lagi tanggungan. Inilah yang dimaksud dengan fardlu kifayah yang kedudukannya sama persis dengan
fardlu 'ain. Oleh karena itu, sesungguhnya mendirikan Daulah Islamiyah adalah kewajiban atas seluruh kaum
muslimin. Dengan kata lain, diwajibkan atas setiap muslim. Kewajiban ini tidak akan gugur/hilang atas seorang
muslim manapun, hingga Daulah Islamiyah berdiri. Jika sebagian kaum muslimin telah berusaha mendirikan
Daulah Islamiyah, tidak berarti kewajiban itu telah gugur bagi siapa saja dari kaum muslimin, selama Daulah
Islamiyah belum berdiri. Kewajiban itu tetap dibebankan kepadatas setiap muslim dan mereka tetap berdosa
sampai Daulah Islamiyah berdiri. Dan dosa itu tidak akan gugur, hingga seorang muslim terlibat langsung dalam
usaha untuk mendirikan Daulah Islamiyah secara terus menerus, sampai berdirinya daulah.
Demikian juga halnya dengan jihad terhadap penjajah Perancis1 di Aljazair yang merupakan kewajiban
untuk seluruh kaum muslimin. Ketika penduduk Aljazair bangkit untuk melawan Perancis, tidak berarti kewajiban
tersebut telah gugur atas setiap kaum muslimin, hingga pasukan Perancis dapat diusir dari Aljazair dan kaum
muslimin memperoleh kemenangan. Begitulah halnya setiap fardlu kifayah tetap menjadi kewajiban atas setiap
muslim, dan tidak akan gugur kewajiban tersebut sampai perbuatan yang dituntut itu benar-benar telah terwujud
dan terlaksana dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai