Anda di halaman 1dari 5

PERAN HUKUM ADAT DALAM MENCAPAI SUSTAINABLE

DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Oleh ; Sheila Aida Fitriani

Munculnya permasalahan seperti adanya ketidakadilan sosial dan kerusakan


lingkungan hidup timbul seiring mewujudkan pembanguan berkelanjutan. Dampak
kerusakan lingkungan akibat pembangunan juga dapat merambah ke permasalahan
sosio-yuridis. Seperti halnya pembangunan Ibu Kota Negara baru, Pembangunan
ibu kota baru Indonesia (IKN) merupakan salah satu isu yang mencerminkan
inkonsistensi hubungan antara pembangunan dan dampak lingkungan. Belum
halnya dengan ketidakadilan sosial yang mampu berdampak keproduktivitas dalam
pembangunan pekerjaan seperti ketidaksetaraan gender. Masalah-masalah tersebut
tentunya timbul karena kurangnya kesadaran akan hukum adat yang menjadi acuan
norma dalam masyarakat dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan

Hukum adat adalah aturan-aturan yang diwariskan dari generasi ke generasi


dan diakui oleh masyarakat tertentu sebagai norma-norma perilaku yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari. Hukum adat dapat juga dikatakan sebagai hukum
kebiasaan yang menjadi suatu aturan yang tercipta dari masyarakat dengan begitu
menjadi sebuah hukum tidak tertulis. Negara mengakui hukum umum sebagai hak
hukum. Setelah kemerdekaan Indonesia, beberapa keputusan diterbitkan dan
dimasukkan ke dalam UUD 1945, salah satunya tentang hukum adat. Seperti tertera
di dalam UUD 1945 pada pasal 18B ayat 2 yang berbunyi “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyrakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang.” Di samping itu pengertian mengnai hukum adat menurut para ahli yaitu
salah satunya menurut Prof. Mr. Cornelis van Vollen Hoven yang menyatakan
bahwa hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat yang
berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan. Dari berbagai sumber
artian hukum adat tersebut saya melihat hukum adat ini sebagai aturan yang
berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan
oleh PBB pada tahun 2015.

1
Pembangunan berkelanjutan tersebut disebut dengan SDGs atau Sustainable
Development Goals yang memiliki tujuan untuk mempromosikan perdamaian dan
kemakmuran bagi seluruh penduduk di seluruh dunia, dengan fokus pada
peningkatan kondisi kehidupan masyarakat, perlindungan lingkungan, dan
pemberdayaan ekonomi yang inklusif. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terdiri
dari 17 tujuan dan 169 target yang mencakup berbagai aspek pembangunan antara
lain kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, energi
bersih dan lingkungan. Tujuan ini bertujuan untuk memastikan tercapainya
pembangunan berkelanjutan melalui keseimbangan antara masalah ekonomi, sosial
dan lingkungan. Dalam implementasinya, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
membutuhkan kerjasama semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta, untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ini juga membutuhkan partisipasi aktif dari semua orang di seluruh
dunia untuk mengambil tindakan nyata untuk mendukung agenda global ini.

Dengan menimbangkan sekilas mengenai hukum adat dan SDGs tentunya


hukum adat sendiri memiki peran penting dalam pencapaian SDGs itu sendiri.
Seperti yang saya lihat bahwa partisipasi masyarakat tentunya memiliki pengaruh
yang kuat dalam pembangunan berkelanjutan dalam hal itu partisipasi masyarakat
terhubung dengan adanya hukum adat. Dalam menghadapi keragaman dan budaya,
Indonesia harus mengupayakan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan
kondisi dan situasi masyarakat adat. Pasal 63 UUPPLH kemudian menetapkan
bahwa dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup, pemerintah dan
pemerintah provinsi mempunyai tugas dan wewenang menetapkan tata cara
pengakuan terhadap keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak
masyarakat hukum adat dalam kaitannya dengan lingkungan hidup. lingkungan.
perlindungan dan pengelolaan. Demikian dilihat bahwa hukum adat dapat
meningkatkan penguatan budaya dan identitas masyarakat, yang juga diakui
sebagai elemen penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan tujuan
SDGs nomor 11 yang menekankan pada pembangunan perkotaan yang inklusif dan
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tentunya harus lebih memperhatikan
mengenai pengelolaan sumber daya alam hal ini menunjukkan keterkaitannya
dengan hukum adat. Peran hukum adat mengenai hal ini yaitu karena hukum adat

2
sering kali memiliki aturan-aturan terkait pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan, seperti larangan memancing atau mengumpulkan kayu dari hutan
secara berlebihan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 14 dan 15 yang
menyangkut konservasi dan pengelolaan laut serta darat. Selain itu hukum adat
dapat menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam hal pengambilan
keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam.

Menyinggung mengenai keberagaman budaya di atas saya melihat peran


hukum adat yang dapat mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman
budaya, sehingga masyarakat dapat mempertahankan kebudayaan mereka sendiri
tanpa merusak kebudayaan yang lain. Keanekaragaman budaya juga dapat menjadi
sumber daya yang berharga dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya
pula tujuan dengan tujuan SDGs nomor 10 dan 16 yang menekankan pada
kesetaraan dan keadilan, hukum adat dapat melindungi hak-hak asasi manusia dan
kesetaraan, terutama hak minoritas atau kelompok-kelompok marginal yang sering
kali tidak terwakili dalam hukum formal. Kemudian dalam berperan menekankan
kesetaraan ialah hukum adat dapat berperan untuk mempromosikan kesetaraan
gender dalam masyarakat, sehingga perempuan dan laki-laki memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat
memberikan dampak positif bagi pembangunan berkelanjutan, karena kesetaraan
gender dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.

Dengan meninjau pemaparan saya mengenai tujuan-tujuan SDGs atau


Sustainable Development Goals di atas, dapat dipahami bahwasanya, hukum adat
tentu memiliki peran penting dalam mencapai tujuan SDGs yang berkelanjutan dan
inklusif. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk
memastikan bahwa kebijakan pembangunan yang diambil haruslah memperhatikan
hukum adat dalam wilayahnya. Sehingga keberlangsungan lingkungan, sosial dan
ekonomi dapat tercapai dengan seimbang.

3
DAFTAR PUSTAKA

Fai, 2021. Apa itu Hukum Adat. UMSU, 16 Nov.

Raharjo, R. A., Putri, N. V. & Mulia, A. . H., 2022. Ketidakadilan Lingkungan di Tengah
Pusaran Pembangunan Infrastruktur. balairungpress.com.

Rahman, F., 2022. PERANAN MASYARAKAT ADAT DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN.


PSLH UGM.

Sabiila, S. & Sa’id, M., 2021. Ketidaksetaraan Gender dalam Lingkungan Kerja. 16 May.

SDGs, T. S., 2022. Sekilas SDGs. [Online]


Available at: https://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/
[Accessed 2022].

Borneo, P., 2022. 17 Tujuan SDGs. [Online]


Available at: https://www.pustakaborneo.org/esd-sdgs/sdgs/17-tujuan-
sdgs.html#gsc.tab=0
[Accessed 2007].

Raharjo, R. A., Putri, N. V. & Mulia, A. H., 2022. balairungpress.com. [Online]


Available at: https://www.balairungpress.com/2022/05/ketidakadilan-lingkungan-di-
tengah-pusaran-pembangunan-infrastruktur/
[Accessed 10 Mei 2022].

4
LAMPIRAN

Scan KTP

Scan KTM

Lembar Pernyataan

https://drive.google.com/file/d/1Oq48_UKYOgDT0EdNxpQt7d35F4AO2
KSo/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai