Anda di halaman 1dari 2

11201120000034

Aby Rizqy Budyanto

Ilmu Politik 4A

Review Paper Gender dan Politik 3

Pengarusutamaan Gender atau PUG terdapat dalam Instruksi Presiden atau INPRES No.
9 Tahun 2000, pengarusutamaan gender atau PUG adalah “suatu strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.1”

Pelaksanaan pengarusutamaan gender atau PUG menurut Instruksi Presiden atau INPRES
No. 9 Tahun 2000, dengan memenuhi 2 hal, yang pertama adalah dengan analisa gender, yaitu
untuk mengidentifikasi dan memahami ada atau tidak adanya dan sebab-sebab terjadinya
ketidakadilan gender dan ketidaksetaraan gender dan mencari solusi dari masalah tersebut, yang
kedua adalah upaya komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang berkaitan dengan
pengarusutamaan gender atau PUG pada instansi dan lembaga-lembaga di pemerintah baik
tingkat pusat maupun tingkat daerah. Tujuan dari pengarusutamaan gender atau PUG ini adalah
agar terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang memiliki perspektif gender dalam
mewujudkan terciptanya kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh aspek kehidupan,
termasuk dalam kehidupan keluarga, bernegara, bermasyarakat.2

Mengutip dalam buku Naila Kabeer, menjelaskan tentang program MDGs, tahun
1990an, mengurangi kemiskinan menjadi hal yang penting dan menjadi tujuan bagi dunia
internasional untuk melakukan kerja sama dalam pembangunan, Organization for Economic
Cooperation and Development(OECD) mencanangkan strategi untuk abad ke 21, yaitu
International Development Targets(IDTs), yang kemudian direvisi menjadi Millenium
Development Goals(MDGs), MDGs disetujui pada tahun 2000 pada pertemuan puncak
millennium di markas besar PBB, tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan,

1
INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
2
IBID.
kesetaraan gender, kelestarian lingkungan dan kerjasama global, program ini memiliki 8 tujuan,
18 target dengan 48 indikator.3

Mengutip jurnal Wahyuningsih yang menjelaskan tentang MDGs dan SDGs, Sustainable
Development Goals(SDGs) merupakan kelanjutan dari program sebelumnya, yaitu MDGs yang
berakhir pada 2015, SDGs menjadi acuan dan kerangka kerja untuk 15 tahun kedepan dari tahun
2015-2030, SDGs ini pertama kali didengar saat United Nation Conference on Sustainable
Development pada bulan Juni 2012, dan disahkan pada September 2015. Terdapat tiga pilar
utama dalam konsep pengembangan SDGs, yaitu adanya indicator pembangunan
manusia(human development), seperti pendidikan dan kesehatan, kedua adanya yang melekat
pada lingkungannya(social economic development) seperti sarana dan prasarana yang ada di
lingkungan, ketiga yang melekat pada lingkungan yang lebih besar(environmental development)
seperti ketersediaan SDA dan kualitas lingkungan yang memadai.4

Masih dalam sumber yang sama, menjelaskan tentang tujuan dari program SDGs,
diantara nya adalah tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan menjamin
kesejahteraan, pendidikan yang berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energy
bersih dan terjangkau, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak, industry dan
infrastruktur, mengurangi kesenjangan, keberlanjutan kota dan komunitas, konsumsi dan
produksi tanggung jawab, aksi terhadap iklim, melestarikan kehidupan darat dan laut, institusi
peradilan yang kuat dan perdamaian, kemitraan untuk mencapai tujuan, SDGs memiliki 17
tujuan dengan 169 target.5

3
Naila Kabeer, Gender Mainstreaming in Poverty Eradication and the Millenium Development Goals
(UK:International Development Research Centre), h. 7-10.
4
Wahyuningsih, “Millenium Development Goals(MDGs) dan Sustainable Development Goals(SDGs) dalam
Kesejahteraan Sosial” Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 11 No. 3(Januari 2011), h. 392-393.
5
Ibid., h. 393-394.

Anda mungkin juga menyukai