Anda di halaman 1dari 10

PUTUSAN

Nomor 63/Pid.Sus/2019/PN Sby

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Surabaya yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam
tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

1. Nama lengkap : Linda Rosidah


2. Tempat lahir Umur / tanggal lahir : Surabaya/1 Februari 1989
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Tempat tinggal : Jalan Pilang Raya Gang Nurhidayah Rt. 01 Rw. 10
Kelurahan Sukapura Kecamatan Kejaksan Kota
Surabaya
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Pedagang

Terdakwaditangkap pada tanggal 6 Desember 2018;

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh:

1. Penyidik sejak tanggal 7 Desember 2018 sampai dengan tanggal 26 Desember 2018;

2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 27 Desember 2018 sampai dengan

tanggal 4 Februari 2019;

3. Perpanjangan Pertama oleh Ketua Pengadilan Negeri Surabaya sejak tanggal 5 Februari

2019 sampai dengan tanggal 6 Maret 2019;

4. Perpanjangan Kedua oleh Ketua Pengadilan Negeri Surabaya sejak tanggal 7 Maret 2019

sampai dengan tanggal 5 April 2019;

5. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Maret 2019 sampai dengan tanggal 16 April 2019;

6. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya sejak tanggal 10 April 2019 sampai dengan

tanggal 9 Mei 2019;

7. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri Surabaya sejak tanggal 10 Mei 2019 sampai

dengan tanggal 8 Juli 2019;

Terdakwa didampingi Penasihat Hukum Kinara Zefa, S.Sos., S.H., M.Hum Advokat/Pengacara
berkedudukan di Kantor Hukum Assegaf Hamzah (AHP)&PARTNERS, beralamat di Jl. Jend. Gatot
Subroto No.Kav 18, RT.6/RW.1, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
berdasarkan Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk
selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah
Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan
akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari
waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini
atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi
Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp :
021-384 3348 (ext.318) Halaman 1 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung
Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 2 dari 22 Putusan Nomor 63/Pid.Sus/2019/PN Sby
Penetapan Nomor 63/Pen.Pid.Sus/2019/PN Sby, tanggal 16 April 2018; Pengadilan Negeri
tersebut; Setelah membaca: - Penetapan Ketua Pengadilan Negeri CirebonNomor
63/Pid.Sus/2019/PN Cbntanggal 10 April 2018 tentang penunjukan Majelis Hakim; - Penetapan
Majelis HakimNomor63/Pen.Pid.Sus/2019/PN Cbntanggal 10 April 2019tentang penetapan hari
sidang; - Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan; Setelah mendengar keterangan
Saksi-saksi, Ahli dan Terdakwaserta memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan
di persidangan; Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Linda Rosidah anak dari
Suparman tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar” sebagaimana dalam dakwaan primair, oleh
karenanya Terdakwa dibebaskan dari dakwaan primair tersebut; 2. Menyatakan Terdakwa Linda
Rosidah anak dari Suparman terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu” sebagaimana dalam dakwaan subsidair; 3.
Menghukum Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman, dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun dan 6 (enam) bulan, dikurangi waktu selama masa penangkapan dan penahanan,
dan denda Rp. 50. 000.000,- (lima puluh juta rupiah), apabila denda tidak dibayar, diganti
dengan hukuman pidana kurungan selama 6 (enam) bulan, dengan perintah tetap dalam
tahanan; 4. Menyatakan barang bukti berupa: 1. Tramadol sebanyak 13 (tiga belas) butir ;
Dimusnahkan; 2. Uang Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) ; Dirampas untuk Negara; 5.
Menghukum pula Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (ldua ribu rupiah);
Setelah mendengar Nota Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya sebagai
berikut: Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu
mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung
untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun
dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi
dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau
informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi
Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp :
021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung
Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 3 dari 22 Putusan Nomor 63/Pid.Sus/2019/PN Sby
Setelah Penasihat Hukum Terdakwa mempelajari dan memahami dari keterangan para saksi,
keterangan ahli dan keterangan Terdakwa dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut di atas,
Penasihat Hukum dari Terdakwa Gery Hutauruk anak dari Aris Hutauruk mohon Majelis Hakim
dalam putusannya memutuskan: Menjatuhkan pemidanaan terhadap Terdakwa Gery Hutauruk
anak dari Aris Hutauruk dengan memberikan hukuman yang seringan-ringannya dikarenakan: 1.
Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan; 2. Terdakwa memberikan keterangan dengan jelas
dan tidak berbelit-belit; 3. Terdakwa mengakui semua perbuatannya dan menyesali serta
berjanji tidak akan mengulangi lagi; 4. Terdakwa masih muda, masih bisa untuk memperbaiki
diri; 5. Terdakwa belum pernah dihukum; Setelah mendengar permohonanTerdakwasecara
tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut: Pada kesempatan ini Terdakwa atas nama diri
pribadi memohon keringanan hukuman yang seringan-ringannya, yang mana kini telah
dijatuhkan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada diri Terdakwa, Terdakwa mengakui dan
sangat menyesali perbuatan Terdakwa ini yang telah melanggar hukum dan meresahkan
masyarakat, Terdakwa berjanji tidak akan melakukan dan mengulangi lagi perbuatan yang
melanggar hukum dan meresahkan masyarakat, dikarenakan diri Terdakwa berharap sekali agar
Majelis Hakim yang terhormat dapat menerima permohon pembelaan Terdakwa ini dan dapat
meringankan hukuman Terdakwa yang seringan-ringannya; Setelah mendengar tanggapan
Penuntut Umum terhadap Nota Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa dan permohonan
Terdakwayang pada pokoknya tetap pada tuntutannya; Setelah mendengar Tanggapan
Terdakwa dan Penasihat Hukumnya terhadap Tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya
masing-masing tetap pada permohonannya; Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke
persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaansebagai berikut: Primair:
------ Bahwa Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman pada hari Kamis tanggal 6 Desember
2018 sekitar pukul 11.00 wib atau setidaknya dalam bulan Desember 2018 di Jl Kapten
Samadikun Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Surabaya atau setidak-tidaknya
pada suatu Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu
mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung
untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun
dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi
dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau
informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi
Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp :
021-384 3348 (ext.318) Halaman 3 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung
Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 4 dari 22 Putusan Nomor 63/Pid.Sus/2019/PN Cbn
tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sby yang berwenang memeriksa dan
mengadili, dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar, yaitu
berupa 13 (tiga belas) butir pil Tramadol dalam tas kecil warna hitam yang dibawanya.
Perbuatan Terdakwa lakukan dengan caracara antara lain sebagai berikut:
Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman mengedarkan sediaan Farmasi berupa Pil/tablet
Roaccutane, Terdakwa sambil membawa tas kecil warna hitam menunggu seseorang, kemudian
Terdakwa ditangkap anggota Polisi karena informasi dari seorang korban bernama Rumini bahwa
korban mengalami keguguran setelah megonsumsi obat jerawat yang korban dapatkan dari seorang
tetangga yang mengaku membeli obat tersebut dari kenalannya dan saat Terdakwa di lakukan
penggeledahan, ditemukan dalam tas kecil warna hitam yang Terdakwa bawa, pil / tablet warna
putih yang didugaRoaccutane sebanyak 13 (tiga belas) butir dan uang Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) yang diduga hasil dari mengedarkan/ menjual pil Roaccutane. Dan setelah ditanyakan izin
edarnya, Terdakwa tidak memiliki ijin edar atas sediaan farmasi (pil/tablet) Roaccutane yang
diedarkannya; Kemudian atas barang bukti yang didapat pada saat penangkapan/penggeledahan,
yaitu tablet warna putih yang di duga Roaccutane tersebut dilakukan Uji Laboratorium Kriminalistik.
Berdasarkan Hasil Uji Laboratorium Kriminalistik No : 0127/NOF/2022 tanggal 30 Januari
menyatakan bahwa tablet/pil warna putih mengandung bahan aktif Izotretinoin; --------- Perbuatan
Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 197 Undang Undang RI No 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan; Subsidair: Bahwa Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman pada hari
Kamis tanggal 6 Desember 2018 sekitar pukul 11.00 wib atau setidaknya dalam bulan Desember
2018 di Jl Kapten Samadikun Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Surabaya atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surabaya yang
berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu serta
tidak memiliki keahlian dan kewenangan. Perbuatan Terdakwa lakukan dengan cara - cara antara
lain sebagai berikut: Pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan diatas, Terdakwa Linda
Rosidah anak dari Suparman mengedarkan sediaan Farmasi berupa Pil/tablet Ruaccutane, Terdakwa
sambil membawa tas kecil warna hitam menunggu seseorang, kemudian Terdakwa ditangkap
anggota Polisi karena informasi dari seorang korban Bernama Rumini bahwa korban mengalami
keguguran setelah megonsumsi Roaccutane yang korban dapatkan dari seorang tetangga yang
mengaku membeli obat tersebut dari kenalannya dan saat Terdakwa di lakukan penggeledahan,
ditemukan dalam tas kecil warna hitam yang Terdakwa bawa, pil / tablet warna putih yang diduga
Tramadol sebanyak 13 (tiga belas) butir dan uang Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) yang diduga
hasil dari mengedarkan/ menjual pil Roaccutane. Dan setelah ditanyakan izin edarnya, Terdakwa
tidak memiliki keahlian untuk mengedarkan sediaan farmasi (pil/tablet) Tramadol yang
diedarkannya. Kemudian atas barang bukti yang didapat pada saat penangkapan/penggeledahan,
yaitu tablet warna putih yang di duga Roaccutane tersebut dilakukan Uji Laboratorium Kriminalistik.
Berdasarkan Hasil Uji Laboratorium Kriminalistik No : 0127/NOF/2022 tanggal 30 Januari 2022
menyatakan bahwa tablet/pil warna putih mengandung bahan aktif Izotretinoin. --------- Perbuatan
Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 196 Undang Undang RI No 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan; Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa dan
Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan; Menimbang, bahwa untuk membuktikan
dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan saksi Ahli sebagai berikut:

Ahli Drs.Olifia, Apt bin Saleh Jagladi, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Ahli bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Surabaya;

- Bahwa Ahli tidak memegang jabatan atau tidak memangku jabatan tertentu di Dinas Kesehatan
Kota Surabaya karena Ahli bekerja dibagian fungsional;

-Bahwa keahlian Ahli di bidang formulasi produk obat, identifikasi tentang obat, khasiat, faedah,
mutu dan kualitas obat sesuai dengan pedoman yang ada;

- Bahwa Ahli tidak dapat menyimpulkan kalau obat yang diajukan sebagai barang bukti di
persidangan adalah obat jenis Pil Roaccutane karena Roaccutane yang asli tidak ada dalam bentuk
lost tanpa bister; - Bahwa Ahli tidak mengetahui secara pasti obat apa yang diajukan di persidangan
karena obat tersebut hanya bertuliskan logo acna 50 saja dan untuk memastikannya harus dengan
uji laboratorium;

- Bahwa kemasan roaccutane yang dijadikan barang bukti sama sekali tidak sesuai dengan standar;

- Bahwa obat jenis Pil Roaccutane adalah obat keras yang tidak bebas di perjual belikan tetapi harus
dengan resep dokter karena mengandung isotretinoin dan yang berhak untuk melakukan menjual
dan mengedarkan obat jenis pil Roaccutane adalah sarana-sarana kesehatan yang berizin dan ada
penanggung jawabnya antara lain Apotik, Klinik, Rumah Sakit dan Puskesmas, namun sarana sarana
tersebut hanya dapat menyerahkan obat Roaccutane tersebut kepada pasien atas dasar resep
dokter;

- Bahwa obat jenis Roaccutane tidak boleh diedarkan dalam bentuk curah tetapi harus dalam bentuk
bister;

- Bahwa obat jenis pil Roaccutane masih memiliki izin edarnya;

- Bahwa yang berwenang mengeluarkan izin edar semua obat-obatan adalah Badan POM Pusat

- Bahwa kegunaan Pil Roaccutane adalah sebagai obat jerawat dan obat tersebut tergolong obat
keras yaitu ada logo merahnya dan ada tulisan harus dengan resep dokter;
- Bahwa obat jenis Pil Roaccutane dapat dikonsumsi secara tunggal maupun kombinasi dengan obat
lain;

- Bahwa obat jenis Pil Roaccutane jenis generik harganya Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per
stripnya dan 1 (satu) strip berisi 10 (sepuluh) tablet;

- Bahwa efek minum Pil Roaccutane yang tidak sesuai aturan setiap orang berbeda tetapi yang paling
parah adalah keguguran ;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan bukti surat yaitu Berita Acara Pemeriksaan
Laboratoris Kriminalistik No.Lab.: 0127/NOF/2022, pada hari Kamis tanggal 30 Januari 2022 yang
ditandatangani oleh Eva Dewi, S.Si. dkk, Pemeriksa pada Badan Reserse Kriminal Polri Pusat
Laboratorium Forensik Surabaya yang pada pokoknya menerangkan bahwa 1 (satu) bungkus plastik
klip berisikan 5 (lima) tablet warna putih berdiameter 1 cm dan tebal 0,3 cm dengan berat netto
seluruhnya 1,0553 gram diberi nomor barang bukti 0050/2022/OF, dengan kesimpulan nomor
barang bukti 0050/2022/OF berupa tablet warna putih sepeti tersebut diatas adalah benar
mengandung bahan aktif Roaccutane dan Roaccutane sebagai isotretinoin, tidak termasuk Narkotika
dan Psikotropika; Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang
pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Terdakwa dihadapkan ke persidangan karena Terdakwa mengedarkan atau menjual obat
sediaan farmasi jenis Pil Roaccutane;

- Bahwa Terdakwa ditangkap polisi pada hari Kamis, tanggal 11 Desember 2022 sekitar pukul 11.00
WIB di jalan Kapten Samadikun Kota Surabaya;

- Bahwa saat Terdakwa ditangkap Terdakwa sedang berdiri di depan warung menunggu teman
Terdakwa yang mau membeli Pil Roaccutane;

- Bahwa pada saat ditangkap dan dilakukan Penggeledahan terhadap Terdakwa, Terdakwa
ditemukan barang bukti berupa 13 (tiga belas) butir pil jenis Tramadol serta uang sejumlah
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) yang ditemukan di dalam tas berwarna hitam yang dibawa oleh
Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa mendapatkan Pil Roaccutane dari seorang calo di daerah Lawanggada;

- Bahwa Terdakwa kenal dengan calo tersebut dari teman Terdakwa yang bernama Sdr Reza;

- Bahwa Terdakwa sudah membeli Pil Roaccutane tersebut sudah 3 (tiga) kali membeli pada calo di
daerah Lawanggada;

- Bahwa Terdakwa membeli obat jenis Roaccutane tersebut dengan harga Rp200.000 (dua ratus ribu
rupiah) dan Terdakwa mendapatkan 50 (lima puluh) pil jenis Roaccutane;

- Bahwa Terdakwa terakhir membeli obat jenis pil Roaccutane tersebut pada hari Senin tanggal 30
November 2022 sekitar pukul 13.00 WIB;

- Bahwa Terdakwa menjual obat-obatan jenis pil Roaccutane kepada orang orang yang Terdakwa
kenal atau ke teman-teman Terdakwa sendiri dengan cara mereka mendatangi Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa menjual obat-obatan jenis pil Roaccutane tersebut dengan harga Rp 60.000
(enam puluh ribu rupiah) untuk yang 10 (sepuluh) butir;
- Bahwa Terdakwa menerangkan bahwa keuntungan yang Terdakwa dapat dari 50 (lima puluh) butir
pil jenis Roaccutane tersebut sejumlah Rp100.000,00 (serratus ribu rupiah);

- Bahwa orang-orang mengetahui bahwa Terdakwa berjualan pil Roaccutane dari mulut ke mulut;

- Bahwa uang keuntungan yang didapat Terdakwa digunakan Terdakwa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari;

- Bahwa pekerjaan Terdakwa setiap harinya adalah berjualan ikan di Pasar Kanoman;

- Bahwa Terdakwa berjualan Pil Roaccutane karena tergiur dengan keuntungan yang akan diperoleh;

- Bahwa Terdakwa berjualan Pil Roaccutane tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang;

- Bahwa Terdakwa mengetahui bahwa berjualan Pil Roaccutane itu dilarang sehingga Terdakwa
berjualan Pil Roaccutane secara bersembunyi-sembunyi dan dalam penjualannya dilakukan dengan
cara diserahkan begitu saja kepada pembeli tanpa resep dokter dan tanpa disertai aturan pakainya;

- Bahwa uang sejumlah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) sebagai barang bukti yang dihadirkan
dalam persidangan merupakah hasil penjualan Pil Roaccutane yang dilakukan Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa berjualan Pil jenis Roaccutane bukan sebagai mata pencaharian karena mata
pencaharian Terdakwa adalah sebagai pedagang ikan;

- Bahwa Terdakwa membenarkan barang bukti yang dihadirkan di persidangan; Menimbang, bahwa
Terdakwa tidak mengajukan Saksi yang meringankan (a de charge) meski telah diberi kesempatan
oleh Majelis Hakim; Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut:

1. 13 (tiga belas) butir pil jenis Tramadol;

2. Uang sejumlah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa barang bukti tersebut telah dibenarkan oleh para Saksi dan Terdakwa sehingga
dapat memperkuat pembuktian atas dakwaan Penuntut Umum; Menimbang, bahwa berdasarkan
alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Kamis tanggal 6 Desember 2018 sekitar pukul 11.00 WIB di Jl. Kapten Samadikun
Kota Cirebon, Terdakwa ditangkap oleh saksi Drs.Olifia, APT bin Saleh Jagladi karena menjual pil jenis
roaccutane;

- Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa kemudian dilakukan penggeledahan dan ditemukan
barang bukti berupa 13 (tiga belas) butir pil jenis Roaccutane serta uang sejumlah Rp100.000,00
(seratus ribu rupiah) yang ditemukan di dalam tas berwarna hitam yang dibawa oleh Terdakwa;

- Bahwa selanjutnya Terdakwa dan barang bukti tersebut dibawa ke kantor Sat Narkoba Polres
Surabaya Kota untuk penyidikan lebih lanjut;

- Bahwa Terdakwa mendapatkan 13 (tiga belas) butir pil Tramadol tersebut dari seseorang di daerah
Lawanggada dan sudah 3 (tiga) kali mendapatkan dari seseorang tersebut dengan cara membeli
seharga Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan Terdakwa mendapatkan 50 (lima puluh) pil jenis
Roaccutane; - Bahwa Terdakwa terakhir membeli obat jenis pil Roaccutane tersebut pada hari Senin
tanggal 3 Desember 2018 sekitar pukul 13.00 WIB;
- Bahwa Terdakwa membeli Pil Roaccutane bukan untuk dikonsumsi sendiri tetapi untuk dijual
Terdakwa juga membenarkan bahwa dirinya tidak mempunyai kapasitas untuk mengedarkan Pil
Tramadol;

- Bahwa Terdakwa menjual obat-obatan jenis pil Roaccutane kepada orangorang yang Terdakwa
kenal atau ke teman-teman Terdakwa sendiri dengan cara mereka mendatangi Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa menjual obat-obatan jenis pil Roaccutane tersebut dengan harga Rp60.000,00
(enam puluh ribu rupiah) untuk yang 10 (sepuluh) butir;

- Bahwa keuntungan yang Terdakwa dapat dari 50 (lima puluh) butir pil jenis Roaccutane tersebut
sejumlah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

- Bahwa Terdakwa mengetahui bahwa berjualan Pil Roaccutane itu dilarang sehingga Terdakwa
berjualan Pil Roaccutane secara bersembunyi-sembunyi dan dalam penjualannya dilakukan dengan
cara diserahkan begitu saja kepada pembeli tanpa resep dokter dan tanpa disertai aturan pakainya;

- Bahwa berdasarkan keterangan Ahli obat jenis Pil Roaccutane adalah obat keras yang tidak bebas di
perjualbelikan tetapi harus dengan resep dokter dan yang berhak untuk melakukan menjual dan
mengedarkan obat jenis Pil Roaccutane adalah sarana-sarana kesehatan yang berizin dan ada
penanggung jawabnya antara lain Apotik, Klinik, Rumah Sakit dan Puskesmas, namun sarana-sarana
tersebut hanya dapat menyerahkan obat Pil Roaccutane tersebut kepada pasien atas dasar resep
dokter;

- Bahwa obat jenis Pil Roaccutane masih memiliki izin edar, tetapi tidak boleh diedarkan dalam
bentuk curah tetapi harus dalam bentuk bister;

- Bahwa kemasan Roaccutane yang dijadikan barang bukti sama sekali tidak sesuai dengan standar;

- Bahwa kegunaan Pil Roaccutane adalah sebagai obat anti jerawat dan obat tersebut tergolong
obat keras yaitu ada logo merahnya dan ada tulisan harus dengan resep dokter;

- Bahwa obat jenis Pil Roaccutane dapat dikonsumsi secara tunggal maupun kombinasi dengan obat
lain;

- Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 0127/NOF/2019,


pada hari Rabu tanggal 30 Januari 2019 yang ditandatangani oleh Eva Dewi, S.Si. dkk, Pemeriksa
pada Badan Reserse Kriminal Polri Pusat Laboratorium Forensik Jakarta yang pada pokoknya
menerangkan bahwa 1 (satu) bungkus plastik klip berisikan 5 (lima) tablet warna putih berdiameter
1 cm dan tebal 0,3 cm dengan berat netto seluruhnya 1,0553 gram diberi nomor barang bukti
0050/2019/OF, dengan kesimpulan nomor barang bukti 0050/2019/OF berupa tablet warna putih
sepeti tersebut diatas adalah benar mengandung bahan aktif Roaccutane dan Roaccutane sebagai
anti jerawat, tidak termasuk Narkotika dan Psikotropika;

- Bahwa Terdakwa berjualan Pil Roaccutane tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-
fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan
subsidaritas, maka Majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan dakwaan primair
sebagaimana diatur dalam Pasal 197 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan , yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut
1. Setiap Orang;

2. Dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat


kesehatan;

3. Tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1); cari pasal

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf,
makaTerdakwaharus mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwabertanggung jawab, makaharus dinyatakan bersalah dan
dijatuhi pidana; Menimbang, bahwa oleh karena pidana dalam ketentuan Pasal 196 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bersifat kumulatif yakni pidana
penjara dan denda, maka khusus pidana denda, diterapkan ketentuan Pasal 30 KUHP;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwatelah dikenakan penangkapandan


penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwaditahan dan penahanan terhadap Terdakwadilandasi


alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwatetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk selanjutnya
dipertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa barang bukti berupa 13 (tiga belas) butir pil jenis Tramadol, oleh karena
merupakan sediaan farmasi yang telah disalahgunakan dan diedarkan secara melawan hukum maka
perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut untuk dimusnahkan;

Menimbang,bahwa barang bukti berupa uang sejumlah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) oleh
karena merupakan hasil dari kejahatan sertamempunyai nilai ekonomis, maka perlu ditetapkan agar
barang bukti tersebutdirampas untuk Negara;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadapTerdakwa, maka perlu dipertimbangkan


terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa;

Keadaan yang memberatkan:

- Terdakwa tidak pernah dihukum;

- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi;

- Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwadijatuhi pidana maka haruslah dibebani pula untuk
membayar biaya perkara; Memperhatikan, Pasal 196 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan jo. Pasal 98 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undangundang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman tersebut diatas, tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan tidak memiliki izin edar” sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan primair;

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan primair tersebut di atas;

3. Menyatakan Terdakwa Linda Rosidah anak dari Suparman tersebut diatas, terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Mengedarkan Sediaan
Farmasi Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Keamanan, Kemanfaatan Dan Mutu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3)” sebagaimana dalam dakwaan Subsidair;

4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10
(sepuluh) bulan dan denda sejumlah Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan;

5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa


dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

6. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;

7. Menetapkan barang bukti berupa:

- 13 (tiga belas) butir pil jenis Tramadol; Dimusnahkan;

- Uang sejumlah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) ; Dirampas untuk Negara;

8. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp2000,00 (dua ribu
rupiah)

Anda mungkin juga menyukai