Anda di halaman 1dari 3

Angelique Gabriella Halim

6182201030

Tahap Perkembangan Moral

1. Tingkat Prakonvensional (pra-moral) :


- Tahap pra-moral : tahap dimana seseorang membedakan baik dan
buruk berdasarkan atas normal moral dan belum punya struktur
penilaian moral yang jelas.
- Pertimbangan moral seseorang didasarkan pada konsekuensi fisik
belaka.
- Belum ada internalisasi nilai-nilai.
- Tahap dalam tingkat prakonvensional :
a. Tahap 1 (Orientasi Hukuman dan Ketaatan) :
● Dasar pertimbangan moral adalah akibat fisik dari suatu
tindakan dan perasaan “enak” atau “tidak enak”.
● Belum memiliki kesadaran terhadap harapan dan
kepentingan orang lain.
● Mendasarkan perbuatan atas rasa takut akan hukuman
apabila tidak patuh.
b. Tahap 2 (Orientasi Instrumental-Realistik) :
● Dasar pertimbangan moralnya didasarkan pada reward
dan apa yang menjadi minat pribadinya.
● Mulai sadar untuk memperhatikan pentingnya harapan
dan kepentingan orang lain agar dapat diperlakukan baik
oleh orang lain.
● Tahap “ tukar-menukar” : jika kamu melakukan untukku,
maka saya juga akan melakukannya untukmu.
- Contoh tahap prakonvensional :
○ Seorang anak mengerjakan tugas hanya karena akan mendapat
nilai tambahan kalau mengerjakan dan akan mendapat
hukuman jika tidak mengerjakan.
○ Seorang anak membersihkan kamarnya karena akan diberikan
uang jajan dan akan dimarahi ibunya apabila tidak
membersihkan kamarnya.
2. Tingkat konvensional :
- Kebiasaan atau adat istiadat suatu kelompok menjadi kriteria benar
atau salahnya suatu perilaku.
- Mulai menyadari dan menempatkan kepentingan kelompok di atas
kepentingan pribadi.
- Internalisasi nilai-nilai bersifat menengah karena seseorang mulai
mematuhi standar tertentu namun standar tersebut adalah standar
orang lain.
- 2 Tahap dalam tingkat konvensional :
a. Tahap 3 (Orientasi menjadi “Anak Manis”) :
● Melakukan apa yang menyenangkan, membantu, dan
mendapatkan persetujuan dari orang lain.
● Dasar pertimbangan moral mulai menggunakan kasih
sayang dan kesetiaan.
● Mulai menyadari penilaian lingkungan dan mulai
mengarahkan perbuatannya pada harapan
kelompoknya(keluarga,sekolah) dan mulai memiliki
loyalitas serta memperhatikan pentingnya “maksud” baik
dalam suatu perbuatan.
b. Tahap 4 (Orientasi Hukum dan Peradilan):
● Mulai menyadari kelompok sosialnya lebih abstrak
(bangsa, negara, agama).
● Dasar pertimbangan moral didasarkan pada pemahaman
seseorang terhadap suatu aturan atau hukuman yang
berlaku.
● Sudah menyadari kewajiban menaati hukum
● Memiliki loyalitas terhadap kelompok sosialnya.
- Contoh tingkat konvensional :
● Membuang sampah pada tempatnya agar mendapat pujian dari
lingkungan sekitar dan merupakan aturan yang harus ditaati.
● Bersikap sopan dan ramah kepada orang lain agar dianggap
baik dan menyenangkan orang lain.
3. Tingkat pasca-konvensional
- Tingkat tertinggi dalam perkembangan moral dan disebut juga tingkat
otonom.
- Moralitas telah diinternalisasi seutuhnya dan tidak menggunakan
standar orang lain.
- Memutuskan pilihan berdasarkan prinsip moral yang diyakininya.
- Mulai mempertanyakan secara kritis mengenai nilai moralitas pada
kelompok dan masyarakat.
- 2 tahap pada tingkat pascakonvensional :
a. Tahap 5 (Orientasi Kontrak Sosial Legalis) :
● Menyadari adanya “kesepakatan” yang harus ditaati
sebagai bagian dari “aku” dan masyarakat.
● Dituntut bersikap kritis yang berupa kesadaran untuk
melakukan atau tidak melakukan apa yang menjadi
kewajibannya.
● Kesadaran relativitas nilai-nilai dan standar satu orang
akan berbeda dengan orang lain.
● Yang terpenting adalah bagaimana memandang
kehidupan manusia berdasarkan kesejahteraan dan
HAM.
b. Tahap 6 (Orientasi Prinsip Etika Universal)
● Sudah mencapai otonomi moral, artinya melakukan
tindakan sesuai hati nurani.
● Bertindak sesuai dengan apa yang ia yakini benar
● Percaya terhadap kesucian hidup manusia sebagai nilai
manusiawi universal.
● Mampu memperhatikan kesejahteraan dan
mengambangkan rasa moralitas sehingga mampu
merangkai prinsip etis universal yang mereka pilih
sendiri.
- Contoh tahap pasca-konvensional adalah :
● Seseorang yang merasa bersalah setelah berbohong, karena
dia merasa bahwa berbohong adalah perbuatan yang salah
menurut hati nuraninya.
● Seorang ibu mencuri makanan untuk memberi makan anaknya.
Perbuatan didasarkan pada kesadaran terhadap HAM.

Anda mungkin juga menyukai