- Tahap pra-moral : tahap dimana seseorang membedakan baik dan buruk berdasarkan atas normal moral dan belum punya struktur penilaian moral yang jelas. - Pertimbangan moral seseorang didasarkan pada konsekuensi fisik belaka. - Belum ada internalisasi nilai-nilai. - Tahap dalam tingkat prakonvensional : a. Tahap 1 (Orientasi Hukuman dan Ketaatan) : ● Dasar pertimbangan moral adalah akibat fisik dari suatu tindakan dan perasaan “enak” atau “tidak enak”. ● Belum memiliki kesadaran terhadap harapan dan kepentingan orang lain. ● Mendasarkan perbuatan atas rasa takut akan hukuman apabila tidak patuh. b. Tahap 2 (Orientasi Instrumental-Realistik) : ● Dasar pertimbangan moralnya didasarkan pada reward dan apa yang menjadi minat pribadinya. ● Mulai sadar untuk memperhatikan pentingnya harapan dan kepentingan orang lain agar dapat diperlakukan baik oleh orang lain. ● Tahap “ tukar-menukar” : jika kamu melakukan untukku, maka saya juga akan melakukannya untukmu. - Contoh tahap prakonvensional : ○ Seorang anak mengerjakan tugas hanya karena akan mendapat nilai tambahan kalau mengerjakan dan akan mendapat hukuman jika tidak mengerjakan. ○ Seorang anak membersihkan kamarnya karena akan diberikan uang jajan dan akan dimarahi ibunya apabila tidak membersihkan kamarnya. 2. Tingkat konvensional : - Kebiasaan atau adat istiadat suatu kelompok menjadi kriteria benar atau salahnya suatu perilaku. - Mulai menyadari dan menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. - Internalisasi nilai-nilai bersifat menengah karena seseorang mulai mematuhi standar tertentu namun standar tersebut adalah standar orang lain. - 2 Tahap dalam tingkat konvensional : a. Tahap 3 (Orientasi menjadi “Anak Manis”) : ● Melakukan apa yang menyenangkan, membantu, dan mendapatkan persetujuan dari orang lain. ● Dasar pertimbangan moral mulai menggunakan kasih sayang dan kesetiaan. ● Mulai menyadari penilaian lingkungan dan mulai mengarahkan perbuatannya pada harapan kelompoknya(keluarga,sekolah) dan mulai memiliki loyalitas serta memperhatikan pentingnya “maksud” baik dalam suatu perbuatan. b. Tahap 4 (Orientasi Hukum dan Peradilan): ● Mulai menyadari kelompok sosialnya lebih abstrak (bangsa, negara, agama). ● Dasar pertimbangan moral didasarkan pada pemahaman seseorang terhadap suatu aturan atau hukuman yang berlaku. ● Sudah menyadari kewajiban menaati hukum ● Memiliki loyalitas terhadap kelompok sosialnya. - Contoh tingkat konvensional : ● Membuang sampah pada tempatnya agar mendapat pujian dari lingkungan sekitar dan merupakan aturan yang harus ditaati. ● Bersikap sopan dan ramah kepada orang lain agar dianggap baik dan menyenangkan orang lain. 3. Tingkat pasca-konvensional - Tingkat tertinggi dalam perkembangan moral dan disebut juga tingkat otonom. - Moralitas telah diinternalisasi seutuhnya dan tidak menggunakan standar orang lain. - Memutuskan pilihan berdasarkan prinsip moral yang diyakininya. - Mulai mempertanyakan secara kritis mengenai nilai moralitas pada kelompok dan masyarakat. - 2 tahap pada tingkat pascakonvensional : a. Tahap 5 (Orientasi Kontrak Sosial Legalis) : ● Menyadari adanya “kesepakatan” yang harus ditaati sebagai bagian dari “aku” dan masyarakat. ● Dituntut bersikap kritis yang berupa kesadaran untuk melakukan atau tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya. ● Kesadaran relativitas nilai-nilai dan standar satu orang akan berbeda dengan orang lain. ● Yang terpenting adalah bagaimana memandang kehidupan manusia berdasarkan kesejahteraan dan HAM. b. Tahap 6 (Orientasi Prinsip Etika Universal) ● Sudah mencapai otonomi moral, artinya melakukan tindakan sesuai hati nurani. ● Bertindak sesuai dengan apa yang ia yakini benar ● Percaya terhadap kesucian hidup manusia sebagai nilai manusiawi universal. ● Mampu memperhatikan kesejahteraan dan mengambangkan rasa moralitas sehingga mampu merangkai prinsip etis universal yang mereka pilih sendiri. - Contoh tahap pasca-konvensional adalah : ● Seseorang yang merasa bersalah setelah berbohong, karena dia merasa bahwa berbohong adalah perbuatan yang salah menurut hati nuraninya. ● Seorang ibu mencuri makanan untuk memberi makan anaknya. Perbuatan didasarkan pada kesadaran terhadap HAM.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti