Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

DISUSUN OLEH:
NAMA: M.Daffa Anugrah
NIM: PO7133222007

PRODI PENGAWASAN EPIDEMIOLOGI PROGAM DIPLOMA TIGA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2023
Petunjuk Praktikum
Baca dengan seksama petunjuk praktikum sebelum menulis!!!

1. Laporan Praktikum ditulis menggunakan huruf Times New Roman, Rata kiri kanan,
margin masing-masing atas, bawah, kiri dan kanan 3 cm, spasi 1,5, kertas A4, laporan
dibuat minimal 10 halaman
2. Wajib menggunakan referensi dan sumber dicantumkan pada daftar Pustaka dan kalimat
yang dikutip
3. Setelah laporan selesai, dikumpulkan dalam google drive secara kolektif dan disampaikan
ke dosen penguji mata kuliah
4. Setiap mahasiswa melakukan responsi dengan dosen penguji/pengampu
Isi Laporan UAS Praktikum
Outline Laporan praktikum terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi TBC atau untuk mengalami
infeksi TBC yang lebih berat termasuk:
1. Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah, seperti orang yang menderita HIV/AIDS atau sedang menjalani kemoterapi, berisiko
lebih tinggi terkena TBC.
2. Paparan terus-menerus: Orang yang terus-menerus terpapar bakteri TBC, misalnya orang
yang tinggal atau bekerja di lingkungan yang terkontaminasi atau orang yang memiliki
kontak dekat dengan seseorang yang sudah terinfeksi TBC, berisiko lebih tinggi terinfeksi
3. Gizi buruk: Kekurangan nutrisi dan gizi buruk dapat membuat sistem kekebalan tubuh lebih
rentan terhadap infeksi, termasuk TBC.
4. Usia: Orang yang lebih tua atau lebih muda memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC.
5. Merokok: Merokok dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko seseorang terkena
TBC.
6. Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti kortikosteroid atau obat-
obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, dapat meningkatkan risiko terkena TBC.
7. Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis, seperti diabetes, penyakit ginjal, dan kanker,
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena TBC.
8. Faktor lingkungan: Kondisi lingkungan yang buruk, seperti kepadatan penduduk yang tinggi
dan sanitasi yang buruk, dapat meningkatkan risiko penyebaran TBC.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi TBC
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab TBC
3. Mengetahui phatogenesis penyakit TBC
4. Mengetahui sumber dan cara penyebaran TBC
5. Mengetahui siklus perjalanan bakteri mycobacterium tuberculosis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ
lain di dalam tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. TBC dapat menyebar melalui udara ketika
orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Gejala-gejala TBC termasuk batuk yang
berlangsung selama lebih dari dua minggu, demam, kelelahan, dan penurunan berat badan. TBC
dapat diobati dengan antibiotik yang tepat dan pengobatan yang tepat waktu sangat penting untuk
mencegah komplikasi yang lebih serius dan mencegah penyebaran infeksi ke orang lain. TBC
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, terutama di negara-negara
berkembang, dan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk
mengatasi penyakit ini.
B. FAKTOR PENYEBAB
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi TBC meliputi:
1. Paparan terhadap orang yang terinfeksi: Orang yang tinggal atau bekerja di dekat
orang yang sudah terinfeksi TBC memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi.
2. Kekebalan tubuh yang lemah: Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah, seperti orang yang menderita HIV/AIDS, berisiko lebih tinggi terkena
TBC.
3. Kurangnya nutrisi dan gizi buruk: Orang yang kekurangan nutrisi dan menderita
gizi buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC.
4. Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis, seperti Bakteri ini menyebar
melalui udara ketika orang yang terinfeksi TBC batuk, bersin, atau berbicara.
diabetes, penyakit ginjal, dan kanker, dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena TBC.
5. Lingkungan yang buruk: Kondisi lingkungan yang buruk, seperti kepadatan
penduduk yang tinggi dan sanitasi yang buruk, dapat meningkatkan risiko
penyebaran TBC.
6. Merokok: Merokok dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko seseorang
terkena TBC.
7. Usia: Orang yang lebih tua atau lebih muda memiliki risiko lebih tinggi terkena
TBC.
8. Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti kortikosteroid
atau obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, dapat meningkatkan
risiko terkena TBC.
C. PHATOGENESIS PENYAKIT TBC
1. Paparan dan infeksi awal: Seseorang terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis
melalui udara yang terkontaminasi. Bakteri masuk ke dalam paru-paru dan
menempel pada dinding saluran pernapasan. Pada tahap ini, sistem kekebalan
tubuh biasanya dapat menghentikan infeksi.
2. Pembentukan tuberkel: Jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat menghentikan
bakteri, tubuh akan mencoba untuk mengisolasi bakteri dengan membentuk lesi
yang disebut tuberkel. Tuberkel adalah struktur kecil yang terdiri dari sel-sel
kekebalan tubuh dan bakteri yang terperangkap di dalamnya.
3. Proliferasi dan penyebaran: Jika bakteri tetap hidup dalam tuberkel, mereka dapat
berkembang biak dan menyebar ke jaringan sekitarnya. Bakteri ini dapat
menyebar ke organ lain di dalam tubuh melalui aliran darah atau sistem limfatik.
4. Reaksi inflamasi: Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan
melepaskan sitokin dan sel-sel inflamasi lainnya untuk membantu melawan
bakteri. Reaksi inflamasi ini menyebabkan gejala-gejala TBC, seperti demam dan
batuk.
5. Remisi atau kekambuhan: Jika sistem kekebalan tubuh dapat mengendalikan
infeksi, tuberkel dapat mengalami remisi dan bakteri menjadi tidak aktif. Namun,
jika sistem kekebalan tubuh melemah, bakteri dapat menjadi aktif kembali dan
menyebabkan kekambuhan penyakit.
D. SUMBER DAN CARA PENULARAN TBC

Sumber utama penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah orang yang terinfeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis dan mengeluarkan bakteri melalui batuk, bersin, atau berbicara.
Bakteri TBC dapat menyebar ke udara dan kemudian masuk ke tubuh orang lain yang menghirup
udara yang terkontaminasi. Beberapa cara penularan TBC adalah:

1. Udara terkontaminasi: Ketika seseorang yang terinfeksi TBC batuk atau bersin,
bakteri dapat terlepas ke udara dan menyebar ke lingkungan sekitar. Orang lain yang
menghirup udara yang terkontaminasi dapat terinfeksi.
2. Kontak dengan benda terkontaminasi: Bakteri TBC dapat menempel pada benda-
benda seperti pakaian, handuk, atau alat makan yang digunakan oleh orang yang
terinfeksi. Orang lain dapat terinfeksi jika mereka menyentuh benda tersebut dan
kemudian menyentuh mulut atau hidung mereka.
3. Susu yang terkontaminasi: Susu yang berasal dari sapi atau kambing yang
terinfeksi TBC dapat mengandung bakteri TBC dan menjadi sumber penularan jika
tidak diproses dengan benar sebelum dikonsumsi.
4. Penularan dari ibu ke bayi: Bayi dapat terinfeksi TBC dari ibu mereka selama
kehamilan atau persalinan jika ibu memiliki TBC aktif

Karena TBC sangat menular melalui udara, penyebaran penyakit ini dapat terjadi dengan mudah
di tempat-tempat yang padat penduduk seperti kantor, sekolah, dan transportasi umum. Namun,
tidak semua orang yang terpapar bakteri TBC akan mengembangkan penyakit TBC aktif. Sistem
kekebalan tubuh yang sehat dapat membantu mencegah infeksi berkembang menjadi penyakit
yang aktif.

E. Siklus penularan TBC


BAB III LAPORAN SURVEILANS PENYAKIT…….

Data diambil dari laporan profil dinas Kesehatan kota/kabupaten/provinsi Sumatera Selatan

3.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan cara sekunder melalui data dari profil dinas kesehatan
kabupaten/kota/provinsi sumatera selatan pada tahum 2019 sampai dengan 2020.

3.2 Penyajian data

3.3 Diseminasi
Berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk paling banyak di Provinsi

Sumatera Selatan terdapat di Kota Palembang sebanyak 1.668.848 jiwa dan yang

paling sedikit di Kota Pagar Alam sebanyak 143.844 jiwa. Secara rinci data

estimasi jumlah penduduk per provinsi dapat dilih

Diseminasi hasil tabel Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, diarahkan untuk memberikan
penyuluhan terkait cara pencegahan penyakit Tuberculocis kepada masyarakat dan disebar
luaskan melalui poster/bulletin di

3.4 Umpan Balik

Dari total kasus penyakit Tuberculocis yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan maka
diharapkan pihak puskesmas, dan rumah sakit akan mendapatkan feedback/umpan balik berupa
perbaikan tenaga kesehatan yang lebih professional dan terlatih, guna mengubah pola hidup
masyarakat yang jauh lebih sehat, mengerti faktor resiko penyakit Tuberculocis, memutus rantai
penyebaran penyakit, dan dapat menurunkan angka penyakit filariasis hingga berhasilnya
program pencegahan penyakit tersebut di Provinsi Sumatera Selatan.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang penyakit tbc diatas dapat disimpulkan bahwa penyakut tbc adalah
penyakit menular karena bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Bakteri ini
menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi TBC batuk, bersin, atau berbicara.
Sumber utama penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah orang yang terinfeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis dan mengeluarkan bakteri melalui batuk, bersin, atau berbicara.
Bakteri TBC dapat menyebar ke udara dan kemudian masuk ke tubuh orang lain yang
menghirup udara yang terkontaminasi.
4.2 Saran
1. Lakukan vaksinasi BCG: Vaksin BCG adalah vaksin yang efektif dalam mencegah
TBC pada anak-anak. Vaksinasi BCG dianjurkan untuk bayi dan anak-anak di daerah
dengan tingkat infeksi TBC yang tinggi.
2. Jaga kebersihan lingkungan: Pastikan lingkungan di sekitar Anda bersih dan terawat
dengan baik. Bersihkan dan ventilasikan ruangan secara teratur, hindari kerumunan
dan jaga jarak sosial, serta cuci tangan dengan sabun dan air setelah bersentuhan
dengan benda atau orang yang terinfeksi.
3. Hindari kontak dengan penderita TBC: Hindari kontak dengan penderita TBC aktif
dan pastikan bahwa mereka menjalani pengobatan yang tepat agar tidak menularkan
bakteri TBC ke orang lain.
4. Tingkatkan daya tahan tubuh: Terapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi
makanan yang seimbang dan bergizi, berolahraga secara teratur, dan hindari
merokok dan minum alkohol.
5. Tes screening TBC secara berkala: Lakukan tes screening TBC secara berkala,
terutama jika Anda memiliki risiko tertentu seperti memiliki kontak dengan penderita
TBC atau tinggal di daerah dengan tingkat infeksi TBC yang tinggi.

Daftar Pustaka
Pralambang, S. D., & Setiawan, S. (n.d.). Faktor Risiko Kejadian tuberkulosis di Indonesia.
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan (BIKFOKES). Retrieved
March 27, 2023, from https://journal.fkm.ui.ac.id/bikfokes/article/view/4660
Abdhul, Y. (2022, September 20). Metode Observasi: Pengertian, macam dan contoh.
Deepublish Store. Retrieved March 26, 2023, from
https://deepublishstore.com/blog/metode-observasi/
Diantara, L. B., Hasyim, H., Septeria, I. P., Sari, D. T., Wahyuni, G. T., & Anliyanita, R. (n.d.).
Tuberkulosis Masalah kesehatan Dunia: Tinjauan Literatur. Jurnal 'Aisyiyah Medika.
Retrieved March 27, 2023, from
https://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/855
Format Penilaian Ujian Praktikum Epidemiologi Dasar
No Aspek yang dinilai Bobot (%) Nilai Jumlah
1 Sikap 10
2 Kelengkapan Laporan 50
(ditulis lengkap sesuai
petunjuk praktikum)
3 Responsi 40
Total

Nilai ditulis dalam bentuk angka 0 – 100

Anda mungkin juga menyukai