Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN BELU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MGR.GABRIEL


MANEK,SVD ATAMBUA
Jln. Dr. Soetomo No.2, Telp. (0389)21016 – Fax. (0389) 21762
Atambua - 85711

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MGR.


GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA
NOMOR :RSU.441.1/ 152 /VII/2017

TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA

Menimbang: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan gizi yang
bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Unit Gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek, SVD
Atambua sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek,
SVD Atambua;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a dan b , perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek,
SVD Atambua bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b , perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Atambua.
Mengingat: a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa

1
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/
Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 477);
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
i. Keputusan Bupati Belu Nomor:
Dinkes.445/Yankes/91/SK/IX/2011 tentang Pemberian ijin
Operasional Tetap Kepada RSUD Atambua Kabupaten Belu
tanggal 20 September 2011;

2
j. Peraturan Daerah Belu Kabupaten Nomor 05 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

Memperhatikan : 1. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) tahun


2005;
2. Buku Pedoman Pelayanana Gizi Rumah Sakit (PGRS)
tahun 2013;
3. Buku Panduan Asuhan Gizi Terstandar(PAGT) tahun 2015.

3
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Mgr. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ATAMBUA

Kesatu: Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Mgr.


Gabriel Manek,SVD Atambua sebagaimana yang ditetapkan di
atas tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua: Kebijakan Peayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Mgr.
Gabriel Manek,SVD Atambua sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel
Manek,SVD Atambua.
Ketiga: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Atambua
Pada tanggal Juli 2017
Direktur RSUD MGR. GABRIEL
MANEK,SVD Atambua

drg. Maria Ansila F. Eka Mutty


NIP : 19690325 199910 2 001

4
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR MGR. GABRIEL MANEK,SVD
ATAMBUA
NOMOR : RSU.441.1/ 152 /VII/2017
TANGGAL :
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI RSUD MGR. GABRIEL
MANEK,SVD ATAMBUA

I. PENGERTIAN
Kebijakan pelayanan gizi adalah ketentuan tertulis yang ditetapkan oleh direktur
dan merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan Gizi di RSUD
Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.
II. TUJUAN
1. Sebagai acuan atau pedoman di dalam pelaksanaan Pelayanan Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Mgr. Gbariel Manek, SVD Atambua.
2. Pasien/ konsumen mendapatkan pelayanan gizi yang berkualitas.
III. KEBIJAKAN
1. Kebijakan tentang Peraturan Pemberian Makanan Pasien dan Pegawai
a. Setiap pasien rawat inap berhak mendapatkan makanan sesuai dengan
kelas perawatan dan standar diet yang berlaku.
b. Setiap pasien yang rawat inap kelas I,II,III mendapatkan ekstra buah pada
waktu makan siang, dan VIP medapatkan ekstra buah pada waktu makan
siang dan sore.
c. Setiap pasien rawat inap kelas I dan VIP mendapatakan snack berupa 1
buah kue dan 1 gelas air mineral pada waktu snack pukul 10.00 WITA.
d. Bagi dokter umum dan dokter spesialis mendapatkan snack berupa 1 buah
kue dan 1 gelas air mineral pada waktu snack pukul 10.00 WITA.
e. Bagi pejabat struktural (Direktur, Kepala Bidang, Kepala Seksi)
mendapatkan snack berupa 1 buah kue dan 1 gelas air mineral pada waktu
snack pukul 10.00 WITA.
f. Bagi dokter jaga dan dokter spesialis yang tinggal di dalam kompleks
rumah sakit mendapatkan 3 kali makanan lengkap pada waktu pagi, siang
dan malam dengan menggunakan alat makan sendiri berupa rantang
makan.
g. Bagi tenaga security mendapatkan makanan lengkap pada waktu makan
siang dengan menggunakan alat makan sendiri berupa kotak nasi.

5
2. Kebijakan Standar Makanan dan Menu Makanan Pasien
Setiap pasien berhak memperoleh makanan sesuai dengan standar diet,
kebutuhan gizi, status gizi pasien dan kelas perawatan dengan siklus menu 7
(tujuh) hari.
3. Kebijakan Pelaksana Asuhan Gizi
Staf yang kompeten (qualified) mengembangkan kriteria untuk
mengidentifikasi pasien yang memerlukan asuhan gizi lebih lanjut.
4. Kebijakan Tentang Pasien Yang Berdasarkan Hasil Skrining Gizi Berada Pada
Resiko Nutrisi Mendapat Asuhan Gizi
a. Perawat IGD melakukan skrining gizi awal pada setiap pasien rawat jalan
maupun rawat inap sebagai bagian dari asesmen awal pasien
b. Skrining gizi awal dilakukan saat pasien diterima sebagai pasien rawat
inap ataupun rawat jalan di IGD.
c. Perawat melakukan pengukuran BB dan TB dengan menggunakan
timbangan dan meteran tinggi badan yang ada di ruang periksa.
d. Pada pasien anak yang tidak dapat berdiri/kooperatif pengukuran BB
dilakukan dengan menimbang BB ibu dan anak dikurangi BB ibu.
e. Panjang Badan (PB) diukur di ruang periksa pasien dengan menggunakan
alat ukur panjang badan untuk pasien dengan umur 0 sampai 24 bulan
yang diukur telentang.
f. Pengukuran tinggi badan pada pasien umur diatas 60 bulan yang tidak
kooperatif/tidak dapat berdiri, di ukur Tinggi Lutut (TL) menggunakan
meteran tarik/gulung.
g. Pasien dengan kelainan metabolik (HT,DM), anak gizi kurang/buruk,
kanker stadium lanjut, luka bakar, HIV/TB, kelainan bawaan, pasien kritis
maupun geriatri, termasuk pasien dengan risiko malnutrisi.
h. Skrining gizi dewasa menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) ,
skor ≥2 menandakan pasien berisiko malnutrisi. Skrining gizi anak
menggunakan Strong Kids, skor 4-5 menandakan pasien berisiko
malnutrisi.
i. Pasien rawat inap dengan risiko malnutrisi dikonsulkan ke ahli gizi
dengan mengirimkan SMS identitas diri pasien, nomor RM, ruangan
tempat pasien dirawat setiap jam pergantian shift jaga IGD
(08.00;14.00;21.00) contoh : (pasien berisiko malnutrisi An. Jonathan 6thn
01.10.22 ruang Dahlia).

6
j. Jika pasien beresiko malnutrisi maka perawat di ruang rawat inap mengisi
form konsultasi gizi untuk permintaan konsultasi oleh ahli gizi kepada
pasien dengan diketahui oleh DPJP.
5. Kebijakan Pelayanan Gizi Rawat Inap
a. Skrining gizi dan tindak lanjutnya pada seluruh pasien rawat inap maupun
rawat jalan dimulai dengan skrining gizi awal di IGD dan Poliklinik
b. Pasien dengan hasil skrining berisiko malnutrisi dikonsulkan ke ahli gizi
dengan mengirimkan SMS ke nomor 082146475846 dengan mengirimkan
identitas diri pasien, nomor RM, ruangan tempat pasien dirawat setiap jam
pergantian shift jaga IGD (08.00;14.00;21.00) contoh : [pasien berisiko
malnutrisi An. Jonathan 6thn 01.10.22 ruang Dahlia].
c. Pasien dengan risiko malnutrisi sedang dan berat dan atau dengan kondisi
khusus mendapat konseling gizi oleh ahli gizi dengan diketahui oleh DPJP
d. Permintaan makanan pasien, permintaan perubahan diet, dan pembatalan
makanan pasien dikerjakan oleh perawat di masing-masing ruangan.
e. Penerimaan makanan pasien dimontoring dan dievaluasi oleh ahli gizi
ruang rawat inap dan pengumpulan datanya dibantu oleh pekarya dapur.
f. Setiap pasien yang baru masuk dengan diet khusus dan yang akan pulang
mendapatkan konsultasi gizi.
6. Kebijakan Edukasi dan Konseling Gizi
a. Konsultasi gizi untuk pasien rawat inap dan rawat jalan.
1) Setiap pasien/ pasien baru yang berdiet khusus wajib mendapatkan
konsultasi gizi sesuai dengan terapi dietnya.
2) Setiap pasien yang berdiet khusus pada saat pulang berhak mendapat
kosultasi gizi dan dibekali dengan leaflet diet yang dikerjakan oleh
nutrisionis ruang rawat inap.
3) Pasien rawat jalan yang memerlukan edukasi dan konsultasi gizi di
lakukan di Poli Gizi.
Pasien rawat inap yang membawa makanan sendiri dari rumah harus
mendapatkan edukasi gizi tentang anjuran diet oleh ahli gizi
7. Kebijakan Penentuan Diet dan Evaluasi Diet
a. Setiap pasien baru masuk rumah sakit yang di rawat inap dengan diet
khusus harus mendapat kunjungan ahli gizi.
b. Penentuan Diet akan dilakukan oleh dokter.

7
c. Ahli gizi akan melakukan asuhan gizi dan menterjemahkan diet pasien ke
dalam bahan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi pasien sesuai siklus
menu yang berlaku.
d. Setelah melakukan implementasi diet kepada pasien ahli gizi akan
mengevaluasi asupan makanan dan melakukan perubahan diet sesuai
dengan perkembangan kondisi pasien.
8. Kebijakan Penyusunan Formula Rumah Sakit
a. Macam dan jenis formula yang tersedia di Instalasi Gizi RSUD
MGR.Gabriel Manek, SVD adalah formula komersil dan formula gizi
buruk(F-75, F-100, F-135).
Standar kalori dan zat-zat gizi serta cara pembuatannya berdasarkan
kebutuhan pasien dan penuntun diet.
b. Penyusunan Menu berdasarkan kebijakan anggaran rumah sakit, kelas
perawatan dan jenis diet pasien.
9. Kebijakan Penyusunan Anggaran Belanja
Prosedur penyusunan anggaran belanja bahan makanan sebagi berikut:
a. Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen/pasien tahun
sebelumnya.
b. Menetapkan macam dan jumlah konsumen/ pasien.
c. Menentukan harga rata-rata bahan makanan.
d. Membuat standar porsi kedalam berat kotor dari masing-masing bahan
makanan.
e. Menghitung indeks harga makanan per orang per hari dengan cara
mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga
satuan sesuai konsumen/ pasien yang dialyani.
f. Menghitung anggaran bahan makanan setahun dengan mengalikan jumlah
konsumen/ pasien yang dilayani dalam 1 tahun dengan indeks harga
makanan.
g. Pengusulan rencana anggaran secara resmi sesuai jalur.
10. Kebijakan Pengadaan Bahan Makanan
Pengadaan bahan makanan baik bahan makanan basah maupun kering
dilakukan proses pengadaan bahan makanan secara langsung dengan
menggunakan sistem tender. Adapun langkah-langkah sebagi berikut:
a. Perencanaan menu.
b. Menentukan kebutuhan bahan makanan dalam satu tahun.
c. Menentukan anggaran bahan makanan dalam satu tahun.

8
d. Pemesanan kebutuhan bahan makanan pada pihak ke tiga berdasarkan
spesifikasi bahan makanan.
11. Kebijakan Penerimaan Bahan Makanan
a. Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh panitia penerimaan barang dan
jasa.
b. Bahan makanan diterima mengacu pada spesifikasi bahan makanan yang
tercantum dalam SPK.
c. Bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan dikembalikan
dan harus segera diganti oleh penyedia bahan.
d. Bahan makanan segar diterima setiap hari dan bahan makanan kering
diterima sesuai dengan order kebutuhan yaitu setiap 2 minggu sekali.
e. Bahan makanan basah yang diterima dicatat pada form penerimaan bahan
makanan basah sedangkan bahan makanan kering dicatat pada buku
penerimaan bahan makanan kering dan kartu stok bahan makanan oleh
petugas gudang.
12. Kebijakan Pengelolaan Produksi dan Distribusi bagi Pasien dan Pegawai
a. Persiapan dan pengolahan bahan makanan dilakukan oleh pekarya dapur
sesuai dengan menu yang berlaku, standar porsi, SPO dan peraturan yang
berlaku.
b. Persiapan bahan makanan siang dilakukan oleh pekarya dapur shift subuh,
persiapan bahan makanan malam dilakukan oleh pekarya dapur shift
siang, persiapan bahan makanan subuh dilakukan oleh pekarya dapur shift
malam.
c. Pengolahan bahan makanan pagi dilakukan oleh pekarya dapur subuh,
pengolahan makanan siang dilakukan oleh pekarya dapur pagi, dan
pengolahan bahan makanan sore disiapkan oleh pekarya dapur siang.
d. Kegiatan distribusi makanan pasien dilakukan secara sentralisasi dan
dilakukan oleh petugas trolley, dengan jadual distribusi sebagi berikut :
makan pagi Pk 06.00 s.d. Pk 07.00 Wita, sncak pagi Pk 10.00 s.d. Pk
11.30 Wita, makan siang Pk 12.30 s.d. Pk 13.00 Wita, makan sore Pk
17.00 s.d 18.00 Wita. Pengambilan trolley alat makan pasien diruangan
dilakukan oleh petugas trolley, dengan jadual sebagai berikut :
pengambilan trolley pagi Pk 08.00 s.d Pk 09.00 Wita, pengambilan trolley
siang Pk 14.00 s.d Pk 15.00 Wita, pengambilan trolley malam Pk 19.00
s.d Pk 20.00.Dilakukan oleh petugas trolley dapur pagi,siang dan malam
sesuai dengan SPO, kelas perawatan, jenis diet dan etiket diet pasien.

9
Untuk alat makan pasien VIP penyajiannya ditutup dengan plastik
penutup makanan (Wrapping) sedangkan untuk alat makan pasien I,II,III
ditutup dengan penutup alat makannya masing-masing. Untuk makanan
cair dikemas dalam rantang sesuai takaran pemberian..
13. Kebijakan Penyimpanan dan Penanganan Bahan Makanan
a. Penyimpanan bahan makanan kering
1) Adanya sistem penyimpanan barang (bahan makanan ditempatksan
sesuia macam, golongan bahan, dan urutan pemakaian/FIFO).
2) Suhu ruang penyimpnan bahan makanan kering berkisar antara 19-
25◦ C.
3) Tersedianya kartu stock/ buku catatan keluar masuk bahan makanan.
b. Penyimpanan Bahan Makanan Segar
1) Suhu ruang penyimpanan bahan makanan segar/mentah berkisar
antara 10-15◦C
2) Suhu penyimpanan daging, ikan, udang, hati ayam, bakso dan sosis
berkisar antara 0- 4◦C
3) Suhu penyimpanan tempe dan tahu bekisar antara 4-10◦C
4) Suhu penyimpanan telur < 20◦C
5) Suhu penyimpanan susu -5 – 0◦C
14. Kebijakan Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
a. Setiap pegawai wajib menggunakan alat pelindung diri (baju kerja,
celemek, tutup kepala, masker dan sarung tangan).
b. Alat-alat kerja dipergunakan dalam kondisi baik dan aman.
c. Untuk mencegah terjadinya kebakaran sudah disiapkan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan).
15. Kebijakan Kebersihan Lingkungan
a. Sampah dibuang dalam tong sampah yang dilapisi kantong plastik dan
tertutup, dibedakan antara sampah medis dan non medis. Pembuangan
sampah dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari Pk.13.00 Wita dan Pk 15.30
Wita oleh petugas CS ke TPA RSUD MGR. Gabriel Manek, SVD
Atambua
b. Pengambilan limbah lemak di grease trapp dilakukan setiap 1 (satu) bulan
sekali oleh petugas IPL bekerjasama dengan CS.
c. Pemeriksaan air bersih dilakukan setiap 3 ( tiga ) bulan.

10
16. Pengawasan Mutu/ Kualitas Makanan
a. Pengawasan mutu/ kualitas makanan dilaksanakan untuk mengetahui
kualitas makanan, alat makan, peralatan makan, dalam rangka penyediaan
makan yang aman dan sehat bagi pasien dan pegawai.
17. Kebijakan Monitoring dan Evaluasi
a. Proses monitoring dan evaluasi pelayanan gizi dilakukan pada setiap
kegiatan pelayanan gizi mulai dari perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, persiapan, pengolahan dan proses pendistribusian makanan
hingga makanan sampai pada pasien yang mengacu pada pedoman dan
standar-standar.
b. Bentuk monitoring dan evaluasi pelayanan gizi berupa: pencatatan dan
pelaporan masalah ketenagaan, jenis diet,konsultasi gizi rawat inap dan
rawat jalan, keluhan-keluhan pasien, dan laporan stok bahan makanan
bulanan.
18. Kebijakan Tentang Makanan Disiapkan dengan Cara Mengurangi Resiko
Kontaminasi dan Pembusukan
a. Bahan makanan yang diterima sudah melalui tahapan pemeriksaan bahan
makanan oleh petugas dan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan.
b. Dipersiapkan dan diolah dengan cara yang benar sesuai dengan SPO dan
standar-standar yang berlaku dan menggunakan peralatan yang bersih dan
aman.
c. Disajikan sesuai dengan jadual distribusi makanan.
d. Sebelum melakukan pemorsian, setiap jenis makanan diambil sebanyak
15-20 g sebagai sampel makanan yang disimpan selama 1 x 24 jam.
19. Kebijakan tentang Makanan Disimpan dengan Cara Mengurangi Resiko
Kontaminasi dan Pembusukan
a. Bahan makanan yang diterima sudah melalui tahapan pemeriksaan bahan
makanan oleh petugas dan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan.
b. Bahan makanan/ makanan disimpan sesuai dengan jenis bahan dan suhu
penyimpanannya.
c. Rotasi pemakaian bahan makanan/ makanan dengan sistem FIFO.
d. Kebersihan gudang penyimpanan dijaga setiap hari.
e. Makanan yang sudah diolah mengalami penyimpanan dalam wadah
tertutup dalam rentang waktu 1-2 jam menunggu waktu distribusi.

11
20. Kebijakan Tentang Produk Nutrisi Enteral Disimpan Sesuai Rekomendasi
Pabrik
a. Produk nutrisi enteral yang diterima, sudah melalui tahapan pemeriksaan
bahan makanan oleh petugas dan sesuai dengan spesifikasi bahan
makanan.
b. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai dengan masa berlakunya produk
tersebut di gudang bahan makanan kering.
c. Pengambilan produk Nutrisi Enteral ini menggunakan sistem FIFO.
d. Suhu penyimpanannya sesuai dengn penyimpanan bahan makanan kering
yaitu suhu kamar 19-25◦C
e. Bahan produk yang sudah terbuka, setelah pengambilan harus dilipat
kertas polybagnya dan ditutup rapat serta disimpan dalam wadah yang
bersih, sejuk dan kering. Isinya harus habis dalam jangka waktu kurang
dari 1 (satu) bulan.
21. Kebijakan tentang Distribusi Makanan Secara Tepat Waktu dan Memenuhi
Permintaan Khusus
a. Kegiatan distribusi makanan pasien dilakukan secara sentralisasi.
b. Jadual distribusi sebagi berikut: makan pagi Pk 06.00 s.d. Pk 07.00 Wita,
sncak pagi Pk 10.00 s.d. Pk 11.00 Wita, makan siang Pk 11.30 s.d. Pk
12.30 Wita, makan sore Pk 17.00 s.d 18.00 Wita. Pengambilan trolley alat
makan pasien diruangan dilakukan oleh petugas trolley, dengan jadual
sebagai berikut : pengambilan trolley pagi Pk 08.00 s.d Pk 09.00 Wita,
pengambilan trolley siang Pk 14.00 s.d Pk 15.00 Wita, pengambilan
trolley malam Pk 19.00 s.d Pk 20.00.
c. Distribusi makanan dari ruang perawatan ke kamar perawatan pasien
dilakukan oleh perawat dan pengambilan alat makan kotor di kamar
perawatan pasien dan di masukkan ke dalam trolley makananan dilakukan
oleh perawat dan trolley makanan diambil oleh petugas trolley dari ruang
perawatan ke instalasi gizi beserta dengan form pemesanan diet yang
ditulis oleh perawat.
d. Penyajian makanan dilakukan oleh petugas gizi sesuai dengan SPO, kelas
perawatan, jenis diet dan etiket diet pasien.
e. Distribusi makanan dan pengambilan trolley alat makan kotor dilakukan
oleh petugas distribusi.

12
f. Penyajian makanan VIP dengan menggunakan plastik penutup makanan,
sedangkan untuk kelas I,II,III dengan menggunakan penutup dari alat
makannnya masing-masing.
g. Untuk makanan cair disajikan menggunakan rantang makan sesuai dengan
takaran pemberian.
h. Untuk pemberian susu formula komersil disajikan dengan menggunakan
platik disposible.
i. Permintaan makan bagi pasien baru/ perubahan diet dilayani maksimal
sebelum jam distribusi makanan keruangan yaitu: makan pagi paling
lambat Pk. 06.00 Wita, makan siang paling lambat Pk. 11.30 Wita dan
makan sore paling lambat Pk.17.00 Wita. Setelah melewati jam yang telah
tetapkan tidak melayani permintaan makanan untuk pasien baru masuk.
j. Memenuhi permintaan khusus sesuai dengan jenis penyakit dan keadaan
klinis pasien.
22. Kebijakan Tentang Praktek Penanganan Memenuhi Peraturan dan
Perundangan Yang Berlaku
a. Setiap pasien dirawat inap berhak mendapatkan makanan sesuai dengan
standar diet, kebutuhan gizi, terapi gizi, cita rasa dan kelas perawatan
dengan siklus menu 7 hari.
b. Pengadaan bahan makanan dilaksanakan sesuai dan memenuhi peraturan
maupun perundangan yang berlaku.
23. Kebijakan Tentang Pemersihan Trolley/ Kereta Makan
a. Pembersihan Trolley/ Kereta Makan pasien dilakukan sebelum dan setelah
pendistribusian makanan oleh petugas yang akan mendistribusikan
makanan ke ruangan.
b. Pembersihan Trolley/ Kereta Makan pasien dibersihkan dengan
menggunakan lap basah dan lap kering, untuk bagian luar dan pada bagian
dalam kereta makan pasien dibersihkan dengan menggunakan cairan
disinfektan.
c. Setiap seminggu sekali dilakukan pembersihan dengan menggunakan
cairan kimiawi untuk membersihkan bagian luar dan bagian dalam dari
kereta makan.
d. Petugas wajib menggunakan APD.

13
24. Kebijakan Tentang Pembersihan Alat Masak dan Alat Saji Makanan di
Instalasi Gizi
a. Pembersihan alat masak dan alat saji makanan dilakukan di instalasi gizi
oleh masing-masing petugas.
b. Peralatan makanan pasien dipisahkan antara pasien dengan penyakit
infeksius dan tidak infeksius.
c. Sisa makanan yang masih ada di peralatan makan dibuang dan selanjutnya
dibilas dengan air mengalir.
d. Untuk alat makan pasien dengan penyakit infeksius dilakukan perendaman
dengan air panas sebanyak 2 (dua) kali yaitu sebelum dicuci dengan sabun
cair pencucui piring dan setelah dicuci. Sedangkan untuk alat makan
pasien dengan penyakit tidak infeksius perendaman hanya dilakukan 1
(satu) kali yaitu setelah dicuci dengan sabun cuci.
e. Semua peralatan yang telah dicuci dan direndam dengan air panas,
kemudian ditiriskan pada rak peralatan yang ada.
f. Petugas wajib menggunakan APD.
25. Kebijakan Tentang Pembersihan Lemari Es/ Kulkas
a. Pembersihan kulkas dilakukan setiap 2 hari sekali oleh petugas gizi.
b. Pembersihan lemari penyimpanan basah dari bunga es dilakukan sebulan
sekali.
c. Pembersihan permukaan kulkas menggunakan cairan pembersih dan
permukaan dalam menggunakan lap basah dan lap kering.
d. Petugas wajib menggunakan APD.
26. Kebijakan Pembersihan Gudang Bahan Makanan Kering
a. Pembersihan tempat penyimpanan bahan makanan dilakukan setiap hari
yaitu pada pagi hari sebelum/ setelah mengeluarkan bahan makanan.
b. Pembersihan tempat penyimpanan bahan kering meliputi pembersihan
lantai, langit-langit dan rak-rak penyimpanan bahan makanan.

Direktur RSUD MGR. GABRIEL


MANEK,SVD Atambua

Drg. Maria Ansila F. Eka Mutty


NIP : 19690325 199910 2 00

14

Anda mungkin juga menyukai