0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan4 halaman
Konflik antara Suku Aceh dan Suku Jawa bermula dari kekecewaan Suku Aceh atas keputusan pemerintah pusat yang membubarkan provinsi Aceh. Hal ini memicu terbentuknya gerakan separatis Aceh Merdeka (GAM). Konflik ini diselesaikan melalui perundingan damai di Helsinki pada 2005 yang mengakhiri konflik bersenjata dan menegakkan kesepakatan perdamaian.
Konflik antara Suku Aceh dan Suku Jawa bermula dari kekecewaan Suku Aceh atas keputusan pemerintah pusat yang membubarkan provinsi Aceh. Hal ini memicu terbentuknya gerakan separatis Aceh Merdeka (GAM). Konflik ini diselesaikan melalui perundingan damai di Helsinki pada 2005 yang mengakhiri konflik bersenjata dan menegakkan kesepakatan perdamaian.
Konflik antara Suku Aceh dan Suku Jawa bermula dari kekecewaan Suku Aceh atas keputusan pemerintah pusat yang membubarkan provinsi Aceh. Hal ini memicu terbentuknya gerakan separatis Aceh Merdeka (GAM). Konflik ini diselesaikan melalui perundingan damai di Helsinki pada 2005 yang mengakhiri konflik bersenjata dan menegakkan kesepakatan perdamaian.
( Perundingan di Helsinki, Finlandia, yang berisi kesepakatan
damai antara Suku Aceh dan Suku Jawa) • Awal mula terjadinya konflik antara Suku Aceh dan Suku Jawa : Awal mula terjadinya konflik suku Aceh dan suku Jawa bermula karena kekecewaan orang-orang Aceh terhadap orang-orang Jawa dikarenakan orang Aceh merasa dikhianati dan dizalimi. Dewan menteri republik Indonesia serikat menyatakan bahwa Aceh bukan lagi sebuah provinsi. Keputusan pembubaran provinsi Aceh kemudian diumumkan oleh perdana menteri M. Natsir. Semenjak saat itulah kebencian masyarakat Aceh terhadap suku bangsa Jawa kembali muncul yang mana anggota dewan tersebut merupakan atau berasal dari suku Jawa jadi masyarakat Aceh semakin membenci suku bangsa Jawa. Dari kekecewaan orang Aceh tersebut lah, Aceh membentuk sebuah gerakan sebagai wujud perlawanan dari masyarakat Aceh gerakan tersebut bernama ASLNF ( Aceh Sumatera Liberation Front) atau sering disebut juga Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang diproklamirkan oleh Hasan Tiro pada tanggal 4 Desember 1975. Bagi orang Aceh NKRI adalah milik bangsa Jawa, karena faktor politik di masa orde baru. Etnis Jawa mendominasi struktur Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang membangun rasa benci pada masyarakat Aceh dengan memanfaatkan etnis yaitu kebencian masyarakat etnis Aceh dengan etnis Jawa. Kebencian etnis Aceh dengan etnis Jawa yang merupakan musuh historis atau musuh dari zaman dulu sebelum adanya penjajahan Belanda. Hasan Tiro membangkitkan lagi sejarah di mana kerajaan samudra pasai diserang oleh kerajaan Majapahit sehingga etnis Jawa telah masuk pada garis merah atas apa yang dirasakan oleh masyarakat etnis Aceh. seiring berjalannya waktu intensitas konflik bukannya semakin menurun tapi malah semakin meningkat. intensitas perang antara etnis Aceh dengan etnis Jawa ini semakin meningkat.
• Solusi menyelesaikan konflik
Konflik aceh antara Suku Aceh terutama pihak GAM dan pemerintah RI terutama Suku Jawa telah di selesaikan melalui perundingan yang dilakukan di Helsinki, Finlandia pada tahun 2005, pihak GAM dan pemerintah indonesia menandatangani surat perjanjian untuk menghentikan konflik serta kesepakatan berdamai.
• Saran Solusi dari saya untuk penyelesaian konflik tersebut :
- Pertama : melalui intervensi pihak ketiga di mana keputusan intervensi pihak ketiga nantinya final dan mengikat - Kedua : mediasi, mediasi ini adalah cara penyelesaian konflik melalui pihak ketiga juga yang disebut dengan mediator - Ketiga : rekonsiliasi, rekonsiliasi adalah proses resolusi konflik yang mentransformasi ke keadaan sebelum terjadinya konflik, yaitu keadaan kehidupan yang damai dan harmonis. • Pelajaran yang dapat di ambil dari konflik Aceh dan Jawa ialah - Setiap konflik selalu ada solusinya. - Lebih baik mencegah konflik sebelum terjadi daripada menyelesaikan sebuah konflik yang telah meletus. - Hal penting untuk dicapai dalam suatu perjanjian damai adalah membangun kepercayaan di antara para pihak yang berkonflik. - Ketika sebuah konflik belum dapat diselesaikan, maka kelolalah dengan baik.