Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTAMA MATA KULIAH

ANTROPOLOGI BUDAYA
DOSEN : Dr. Anna Lucy Rahmawati, S.T., M.T.

Nama : Syukur Ricardo Telaumbanua


Npm : 210310015
Prodi : Teknik sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS MEDAN
T/A 2023.
SOAL :
Memberikan pandangan pribadi yang kritis tentang masing-masing perbandingan tersebut, yang
dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan anda dalam situasi kehidupan kontemporer
(masa kini)
JAWABAN :
Kepribadian tiap manusia tentu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh tempat hidupnya atau budaya
setempat. Kepribadian secara umum dapat dibedakan menjadi kepribadian Barat dan Timur, yang
mana kepribadian tersebut sangat berbeda dan bertolak belakang, mulai dari sikap, pandangan,
gaya hidup, serta agama yang dianut. Dalam situasi kehidupan kontemporer, kepribadian Barat
dan Timur tidaklah lagi benar-benar terpisah, sudah ada beberapa perpaduan di antara keduanya,
terutama pada budaya Timur yang mengadopsi budaya Barat. Hal ini secara utama dipengaruhi
oleh globalisasi. Perbandingan kepribadian Barat dan Timur menurut Nurmansyah, dkk. (dalam
Pengantar Antropologi, 2019, hlm 72): - Pada kepribadian Barat, pandangan hidup mementingkan
kehidupan materiil.
Contohnya dalam hal kepercayaan banyak yang cenderung tidak beragama atau tidak percaya
kepada Tuhan, dalam hal dekorasi rumah menggunakan estetika yang bervariasi. - Sedangkan pada
kepribadian Timur, pandangan hidup mementingkan kehidupan kerohanian.
Contohnya dalam hal kepercayaan mayoritas cenderung memiliki agama dan kepercayaan tertentu,
dalam hal dekorasi rumah dihiasi dengan banyak bendabenda bernilai rohani sesuai
kepercayaannya, dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat mengutamakan prinsip-prinsip yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. - Pada kepribadian Barat, menggunakan pikiran yang logis
dalam melakukan segala sesuatu.
Contohnya saat mengalami hal/fenomena yang tidak biasa berusaha menjelaskannya
menggunakan pikiran yang logis dan saintifik, lebih mengutamakan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. - Sedangkan pada kepribadian
Timur, menggunakan pikiran prelogis dan mistik.
Contohnya saat mengalami hal/fenomena yang tidak biasa akan dikaitkan dengan hal yang mistik,
lebih mempercayai kebiasaan/tradisi yang menyangkut tentang hal mistik dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. - Pada kepribadian Barat, hubungan antar manusia berdasarkan asas guna.
Contohnya dalam bergaul lebih mencari teman yang seprofesi atau memiliki manfaat dalam
kehidupannya, dalam hal berpakaian lebih bebas dan tidak terlalu mempedulikan pendapat orang
lain mengenai kesopanan. - Sedangkan pada kepribadian Timur, hubungan antar manusia
berdasarkan keramahtamahan.
Contohnya dalam bergaul lebih merangkul banyak orang dalam latar belakang apapun, lebih
bersikap ramah tamah kepada sesama maupun pendatang baru, lebih mempunyai tata krama dan
bersikap sopan. - Pada kepribadian Barat, kehidupan bersifat individualisme. Contohnya kurang
dapat diajak bekerja sama dalam suatu kegiatan karena memiliki ego yang tinggi secara individual,
lebih bersikap menyendiri dalam ruang publik. - Sedangkan pada kepribadian Timur, kehidupan
bersifat kolektivisme. Contohnya memiliki hubungan yang erat dalam suatu perkumpulan,
gampang diajak bekerja sama secara tim dalam suatu kegiatan, memiliki jiwa sosial yang lebih
tinggi dalam berinteraksi dengan sesamanya baik secara langsung maupun secara virtual. Beberapa
contoh lain dari kepribadian Barat dan Timur berdasarkan Rosman, et al. (dalam The Tapestry of
Culture: An Introduction to Cultural Anthropology, 2009, hlm 73-77): - Pengasuhan anak yang
memiliki sistem yang berbeda pada berbagai budaya, mulai dari menyusui bayi, melatih anak
menggunakan toilet, hingga pelatihan kemandirian dalam diri anak. - Hubungan struktur sosial
mempengaruhi kepribadian orang akibat status dan posisi sosial yang berbeda di masyarakat.
Misalkan individu yang memiliki kepribadian percaya diri, asertif, dan mau mengambil risiko
lebih cenderung untuk tertarik pada posisi wirausaha di dunia bisnis. Sedangkan individu yang
berkepribadian rasa ingin tahu tentang dunia, kecenderungan intelektualisasi, tetapi merasa kurang
nyaman dalam berhubungan dengan orang lain, akan cenderung lebih tertarik menjadi ilmuwan
dan melakukan penelitian. - Perilaku yang dianggap sebagai penyakit mental dalam suatu
kebudayaan tertentu dapat dianggap menjadi suatu perilaku normal dalam kebudayaan yang lain.
Misalkan pada budaya modern (Barat) apabila ada seseorang yang mengalami suatu
penglihatan/penampakan tertentu yang sulit untuk dijelaskan secara nyata, maka seseorang
tersebut dianggap memiliki suatu perilaku abnormal, penyakit mental, atau sedang berhalusinasi.
Sedangkan ada pada kebudayaan tradisional (Timur) yang penglihatan/penampakan tertentu itu
dianggap suatu visi yang harus dimiliki oleh semua orang pada tahapan tertentu. Contoh lainnya
seperti “mengamuk” atau “kesurupan” yang dianggap sebagai suatu hal yang mistik dalam budaya
tradisional (Timur), sedangkan pada budaya modern (Barat) hal tersebut dianggap suatu penyakit
mental.
- Perbedaan antara pemberontak dan inovator dapat dilihat dari keberhasilannya dalam
mengusahakan suatu perubahan dalam budaya mereka. Individu disebut sebagai pemberontak
apabila tindakannya gagal dalam mengubah suatu budaya atau tatanan masyarakat. Sedangkan
individu disebut sebagai inovator atau revolusioner apabila berhasil dalam pemberontakannya
dalam menggulingkan tatanan lama serta mampu menarik pengikut. Tiga perbedaan mendasar dari
kepribadian Barat dan Timur berdasarkan sikap:
- Sikap Terhadap Pengetahuan Kepribadian Barat sangat menekankan analisis pengetahuan yang
kritis dengan mencari unsur sebab akibat dan membangun argumentasi. Hal ini dikarenakan kodrat
manusia diletakkan pada akal budinya. Unsur rasionalitas amat ditekankan seperti terlihat pada
konsep anima rationale (makhluk berakal budi) dari Aristoteles atau motto cogito ergo sung (aku
berpikir, maka aku ada) dari Descartes. Puncak rasionalitas dalam sejarah filsafat Barat terletak
pada Hegel dengan filsafatnya yang mengatakan bahwa yang nyata adalah rasional dan yang
rasional adalah nyata. Maka orang Barat sibuk dengan usaha-usaha mengabstraksikan pengetahuan
secara simbolis. Bahkan sekarang muncul begitu banyak pengetahuan-pengetahuan spesialis, yang
membuat orang semakin terkotak dalam spesialisasinya sendiri. Sebaliknya budaya Timur
menekankan pengetahuan intuitif yang menyeluruh dan melibatkan unsur-unsur emosi. Bagi orang
Timur yang nyata tidak harus selalu bisa dijelaskan secara rasional. Mereka mengakui bahwa ada
hal-hal yang tidak dapat dijelaskan akal budi seperti misteri dan irasionalitas. Maka pusat
kepribadian manusia tidak terletak pada intelektualnya, melainkan pada hatinya. Orang tidak
menggantungkan diri pada kata, karena tahu betapa terbatasnya kata-kata untuk mengungkapkan
sesuatu. Dengan demikian, ternyata hidup bisa dihayati secara lebih utuh. - Sikap Terhadap Alam
Budaya Timur lebih mendorong orang untuk menghayati diri sebagai bagian dari alam dalam
kesatuannya dengan alam, sedangkan budaya Barat menghadapi alam sebagai objek yang bisa
dikuasai dan dimanfaatkan. Orang Timur lebih pendiam dan kontemplatif, sedangkan orang Barat
aktif dan eksploratif. Semangat eksploratif ini baik, sepanjang terkendali dan tidak menjadi
eksploitatif. Di Barat orang bergumul dengan persoalan tentang berapa banyak manusia harus
memiliki, tetapi di Timur orang bergumul dengan masalah bagaimana seharusnya hidup dengan
yang sedikit. Orang Timur lebih mencari kekayaan hidup ketimbang kekayaan materi. Maka di
Barat manusia menjadi aktor yang aktif mengambil peranan membentuk sejarah. Konsep
waktunya juga berjalan menurut garis lurus. Ia harus menentukan nasibnya sendiri dan percaya
pada kemampuannya sendiri dalam memerangi penderitaan, penyakit, dan kebodohan. - Sikap
Terhadap “Individu” Budaya Barat lebih menghargai hak-hak individu. Suasana bebas dijamin
supaya orang bisa menikmati hak-haknya. Di Timur martabat manusia juga diakui, namun ikatan
hubungan dengan orang lain dan kelompok lebih ditekankan. Kita tidak pernah dibiarkan benar-
benar mengurus diri kita sendiri. Kalaupun orang tak terangterangan mencampuri urusan kita,
minimal kita bisa menjadi bahan omongan orang lain. Di Barat orang tidak suka usil dengan urusan
orang lain, selama orang lain itu tidak mengganggu kebebasannya. Tapi di Timur sudah menikah
pun orang tua masih turut campur, karena pernikahan di Timur lebih dari melibatkan dua orang
yakni dua keluarga. Itu sebabnya pernikahan yang tidak direstui orang tua, bagi orang Timur tidak
baik. Selain itu, orang tidak dapat dengan bebas mengungkapkan isi hatinya, karena banyak
pembatasan kultural. Kreativitas belum tentu dihargai, terutama kalau itu lain dari yang biasanya.
Maka orang Timur lebih mudah malu, pendiam, tidak mau menonjolkan diri dan pasrah

Anda mungkin juga menyukai