Anda di halaman 1dari 8

Pembagian Akhlak

2. AKHLAK MAZMUMAH
AKHLAK TERPUJI
Dr. H. Dedih Surana, Drs., M.Ag.

Mahasiswa diharapkan mampu:


1. Mengetahui dan memahami makna akhlak terpuji dan akhlak tercela.
2. Mengetahui dan memahami sumber lahirnya akhlak terpuji dan akhlak tercela.
3. Memahami makna cabang-cabang akhlak terpuji dan akhlak tercela.
4. Mengetahui dan memahami pilar-pilar akhlak terpuji dan akhlak tercela.
5. Dapat mengaplikasikan akhlak terpuji dalam kehidupan keseharian.
DUA MACAM AKHLAK
DALAM ISLAM

Akhlak Mahmudah Akhlak Mazmumah


Akhlak Terpuji Akhlak Tercela

➢ Akhlak Baik ➢ Akhlak Buruk


➢ Perilaku Baik ➢ Perilaku Buruk
➢ Akhlak Mulia ➢ Akhlak Hina
➢ Perilaku Mulia ➢ Perilaku Hina
➢ Akhlak Luhur ➢ Akhlak Rendah
➢ Berbudi Luhur ➢ Berbudi Rendah
➢ Akhlak Terpuji ➢ Akhlak Tercela
➢ Perilaku Terpuji ➢ Perilaku Tercela
➢ Akhlak Karimah ➢ Akhlak Sayyi’ah
➢ Akhlak Mahmudah ➢ Akhlak Mazmumah
Akhlak Madzmumah adalah Akhlak yang
tercela atau buruk.
Akhlak yang baik dilihat dari sikap,
perilaku, atau ucapan bertentangan
dengan Ajaran Islam.

Akhlak Madzmumah merupakan sifat


Akhlak Madzmumah tercela/perbuatan maksiat (lahir-batin).
‫ا َ ْخالَ ُق ْال َم ْذ ُم ْو َمة‬ - Maksiat lahir membuat kekacauan
masyarakat
- Maksiat batin memberikan dorongan
maksiat lahir

Akhlak Tercela membawa ke neraka


Akhlak tercela (maksiat lahir dan batin)
membawa kerusakan diri dan orang lain.
Sbg muhlikat – yakni sifat yang merusak
dan menghancurkan manusia (masyarakat,
bangsa, dan negara)
َ ‫ص َو ْال َح‬
‫س ُد‬ ُ ‫ أ َ ْلكب ُْر َواْلح ْر‬:‫ص ُل ال َم ْعصيَة ثَالَثَةُ أ َ ْشيَاء‬
ْ َ‫أ‬
Sumber kemaksiatan (akhlak tercela) ada tiga perkara, yaitu: (1) Al-Kibru
– Sombong/ Takabur; (2) Al-Hirshu – Rakus; dan (3) Al-Hasadu– Dengki.

Al-Kibru – Takabur
Takabur adalah sikap sombong, merasa diri tinggi, dan
SUMBER orang lain hina dan rendah. Orang takabur memperlihat-
AKHLAK TERPUJI kan kelebihannya untuk membuktikan diri terbaiksambil
merendahkan atau menghinakan orang lain.

Al-Hirshu – Rakus
Sifat rakus dan tamak timbul akibat dari ketidakmampuan
mengendalikan hawa nafsu. Sifat rakus melahirkan
hayalan hawa nafsu yang akan mencelakakan dirinya.

Al-Hasad – Hasud atau Dengki


Sikap tidak senang melihat kenikmatan pada orang lain
dan mengharapkan kenikmatan itu hilang dari orang
tersebut.
Al-Mutakabbir – kebesaran, keangkuhan adalah sifat Allah.

‫س َال ُم ْال ُمؤْ م ُن ْال ُم َهيْم ُن‬ ُ ‫ّللاُ الَذي َل إلَهَ إ َل ُه َو ْال َمل ُك ا ْلقُ ُّد‬
َ ‫وس ال‬ َ ‫ُه َو‬
]23 :‫كونَ [الحشر‬ ُ ‫ع َما يُ ْشر‬َ ‫ّللا‬ ُ ‫َار ْال ُمت َ َكب ُر‬
َ َ‫س ْب َحان‬ ُ ‫يز ْال َجب‬
ُ ‫ْالعَز‬
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan (Al-Hasyr, 59: 213)

- Orang sombong pasti tidak dapat memberikan


kebaikan orang lain, sebab tidak memiliki sifat
tawadlu – rendah hati. Bisa mendorong sifat
dengki dan dusta. Tidak dapat menahan hawa
Bahaya-bahaya nafsu, tidak bisa menerima nasihat orang lain, dan
suka menghina dan mencemooh orang lain.
Sombong - Sifat sombong tidak pantas dimiliki manusia.
- Orang sombong seperti orang kafir dan munafik
todak menerima kebenaran.
- Orang sombong – tersesat, mengikuti sifat syetan
Al-Hirshu – Tamak, Loba, Rakus ialah sumber akhlak
tercela.

Manusia, jika sudah terkena sifat ini akan terseret kepada perilaku
tercela dan cenderung pada perbuatan kerji dan munkar.

Rasulullah saw bersabda, mengingatkan manusia :

َ ‫علَى أ َ ْن أ َ َك َل منَ ال‬


‫ش َجر‬ َ ‫ص فَإ َن ا َ َد َم َح َملَهُ ا ْلح ْر‬
َ ‫ص‬ َ ‫إيَا ُك ْم َو ْالح ْر‬
) ‫(الرسالة القشيرية‬
Hati-hatilah dengan tamak/rakus, karena Adam a.s. terjebak dalam sifat rakus ini
dengan memakan buah-buahan yang dilareang .
Al-Hasad – Hasud, Dengki, ada dua macam:
Pertama, hasud yang tercela menurut syariat, yaitu tidak
senang melihat orang kenikmatan pada orang lain, dan
mengharapkan kenikmatan itu hilang dari orang tersebut.

Kedua, hasud yang dikenal dengan ghibthah (keinginan


memiliki kenikmatan seperti yang dimiliki orang lain, tanpa
berusaha menghilangkan kenikmatan orang lain.
Jenis ghibthah tidak tyermasuk akhlak tercela, lebih-lebih
kalau kenikmatan yang ingin diperolehnya itu sesuatu yang
terpuji dalam pandangan syariat Islam.
Contoh orang ingin memiliki harta banyak agar dapat
berinfak di jalan Allah.
1. Ada rasa permusuhan dan kebencian.
Inilah yang merupakan sebab yang utama

2. Kedengkian di dalam hati


Beratnya rasa di dalam hati apabila ada orang
lain melebihi dirinya, karena sifat dengki di hati.
Bisa karena keturunan, kekayaan, kepandaian,
kertampanan, kecantikan, kemajuan.
Tidak senang dirinya dikalahkan, disaingi,
PENYEBAB dilebihi orang lain
SIFAT HASUD
3. Ingin menjadi yang terhebat
Ingin menjadi pemimimpin/pemuka dan
menduduki jabatan yang tinggi, sehingga tidak
ada orang lain yang melebihi kedudukannya itu.

4. Hatinya memang buru


Hatinya memang buruk dan enggan melakukan
kebaikan kepada sesame manusia.

Anda mungkin juga menyukai