Anda di halaman 1dari 15

HAKEKAT, MANUSIA, DAN PERADABAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I

Ulil Amri O12122124


Muhammad Farhan O12122139
Moh. Fathur Rahman O12122281
Mohammad Fat’hul O12122126
Wahyu Abdillah O27122118
Anugrah O27122105
Nudyah Ramadhani O12122284
Nur Eva Susilah O12122123
Maya Oktavina O12122144
Uswatun Hasanah O12122140

PROGRAM STUDI PETERNAKAN DAN PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO

2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk
menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk
senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya
saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul
karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban
tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial.
Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan
kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum.

Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat
yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah
mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan hakikat peradaban?

2. Bagaimanakan manusia sebagai makhluk beradap dan masyarakat adab ?

3. Bagaimanakan evolusi budaya dan wudud peradaban dalam kehidupan sehari-hari?

4. Apakah yang dimagsud dinamika peradaban global?

5. Bagaimanakah peradaban global pada kehidupan manusia?


BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Peradaban

Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah
hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal)
manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alatalat indranya
menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki
kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup
manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada
pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya
dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah.

Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.

Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001)
mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest
level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.

Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah
maju

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi
bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil
masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil
sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila
disbanding dengan bangsa lain.

Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain :

Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.

Taman gantung di Babylonia.

Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.

Menara Pisa di Italia.

Menara Eiffel di Paris.

Candi Borobudur di Indonesia.

Taj Mahal di India.


Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.

Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.

Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untu mengenang suaminya Raja
Maulosus dari Carla.

Colossus, yaitu patung perungu dewa matahari dari rhodes.

Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari alexsandria.

Gedung parlemen di inggris di london.

Kabah di saudi arabia.

Colossum di Roma italia.

Selah satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab berbudaya. Yang dalam bahasa
ingris disebut Cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered dalam hal ini tidak sekedar hanya
bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.

B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti
barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik
cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia
itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku
pada manui.

Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan
(2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai
manusia (monopluraris secara optimal)

Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi.

Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.

Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer ibrahim(mantan wakil
perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagaia istilah
lain dari civil society. Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat
madani.

Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan berbagai
istilh antara lain :
Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society artinya
masyarakat.

Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan terjemahan
dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak
beradab(uncivilzet society)

Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata madinah, kota
tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban

Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan madinah
adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno .
masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab.

Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah
pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa

Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban memiliki
ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan.
Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme,
serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society
memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan
antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting),
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang
diikuti oleh warganya.

C. EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran
manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok
masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan
intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.

Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi,
merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya.
Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan
berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.

Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum
manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah
mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali
dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan.
Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan
properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti
dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang
bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari,
seperti warna, bentuk, dan konsep.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:

Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat
barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi
mobil seperti saat ini.

Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada
orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-
ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:

1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu
tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)

2. Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:

– Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan
masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).

– Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.

– Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.

Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.

Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa,
yaitu:

Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad
ke-5 masehi.

Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan
runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.

Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengann akhir abad ke-19.

Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira
tahun 1900 sampai.

Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada
pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi
kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas
tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan
spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi
dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta
gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga
menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya
setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti
Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.

Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi.
Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal
teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat
Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai
dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan
berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat
membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat
peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari
perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia.

Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi
peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya
tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M
adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan
berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri
peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang
dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat
Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat
akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

 Pengertian Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai
untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu
perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus,
indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi.

Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil
kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain
itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.
Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.

Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah


mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.

Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur
kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun
pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi
dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan
dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan
kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang
membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban
bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju,
termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:

Pendidikan

Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.

Wujud Peradaban Moral :

Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah,
baik atau buruk.

Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam
megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.

Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan
(unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41)
menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attainments of a
particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale.
Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and less highly
civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized peoples, the determinative
characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.

The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian,
dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang
kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan
pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI
dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.
D. Dinamika Peradaban Global

Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan
dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang
dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah alam sebagai
tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidup. Alam
menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di
pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika
tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam
tersebut, begitu pun sebaliknya.

Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup
berat untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan.
Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk
memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu
jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut
demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh
manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat
terpenuhi. Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.

Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat


akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa
gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:

Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan
menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M.

Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap,
berlangsung mulai 1500 M-1970 M.

Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang
memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.

Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan.
Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini
manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-
lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya, manusia berpindah-pindah dalam
memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan.
Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat
tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.

Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai
dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira
tahun 1500-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu
ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin
tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi mesin-
mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam
daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang
akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin
pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa Eropa.

Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga
terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:

Komunikasi dan data prosesing.

Penerbangan dan angkasa luar.

Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.

Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.

Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village
(kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi.
Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.

John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan
perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi
yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di
negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:

Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.

Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.

Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.

Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.

Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.

Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.

Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.

Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.

Perubahan dari utara ke selatan.

Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.


Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan
di era global, yaitu:

1. Abad biologi.

2. Bangunan sosialisme pasar bebas.

3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.

4. Dawarsa kepemimpinan wanita.

5. Kebangkitan agama dan milenium baru.

6. Kebangkitan dalam kesenian.

7. Kemenangan individu.

8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.

9. Berkembangnya wilayah pasifik.

10. Privatisasi/swastanisasi atas negara kesahjetraan.

E. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia

Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri.
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah
proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.

Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi
komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia:

1. Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia


diseluruh dunia.

2. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam
turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat
dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasioanal, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
4. Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta
transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang
fashion, literatur, dan makanan.

5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi
regional, dan lain-lain.

1. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, social,
budaya, dan pertahanan. Pengaruh Globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai oleh
menguatnya ide kebebasan dan demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi
lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah.
Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik
negara.

Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan
penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di
sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur
Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan
kepentingan politik negara.

Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapatalisme dan pasar bebas. Hal
ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa
mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan
barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas
untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta
manajemen yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur
kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.

Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal
ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai social budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh
ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, Internet
sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku, dan
kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu
mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.

Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya
perdagangan dan industri diseluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik
kepentingan yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara Amat
perlu menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang bersama, perjanjian
pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel negara. Hal ini dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi
bersifat kovensional tetapi juga kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman
pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal logging, dan sebagainya.
2. Efek Globalisasi bagi Indonesia

Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalisasi telah
memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Proses saling memengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi antarmasyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang
menghuni nusantara (sebelum bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
memengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di
atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan.
Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.

Aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut:

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan
manusia lain.

Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efesiensi.

Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut:

1. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu
bangsa.

2. Ekspolitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.

3. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan invidual yang menggeser nilai-nilai
sosial masyarakat.

4. Terjadinya Dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak
menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

3. Sikap Terhadap Globalisasi

Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau tanggapan yang
dapat dikategorikan sebagai berikut:

Sebagian bangsa menyambut positif karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan
nasib umat manusia.

Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru
penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik, ekonomi,
dan budaya.

Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan
teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak,
yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban merupakan tahap tertentu dari
kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju

2. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan,
berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Konsep masyarakat adab
berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat adab dikenal dengan kata
lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.

3. Evolusi kebudayaan adalah proses yang berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya dan akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.

Peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh
manusia . peradaban merupakan tahap dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur
budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.

Wujud peradaban moral:

– Nilai-nilai

– Norma

– Etika

4. Berdasarkan pada pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa peradaban manusia mengalami
dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global
dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.

5. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada pada era peradaban informasi.
Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan
dalam sarana transportasi. Di era global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara
saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang
lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ema. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban. Diambil dari http://pendidikan-
emaagustina.blogspot.com/2011/04/c-evolusi-budaya-dan-wujud-peradaban.html. Pada tanggal
24 september 2012.

Dwiningrum, Siti Irene. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta: UNY

Herimanto, dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hilma. 2010. Manusia dan Peradaban. Diambil dari


http://hilma-binggris-2a-34.blogspot.com/2010/12/manusia-dan-peradaban.html. Pada tanggal 24
September 2012

Setiadi, Elly M.,dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai