Anda di halaman 1dari 5

Sesi 6 diskusi ekonomi manajerial

Soal
1. Sebuah perusahaan memproduksi suatu produk dan biaya produksi sebesar Rp300.000,00
adapun komposisi biaya produksi terdiri dari: bahan baku, biaya tenga kerja, biaya
overhead dan biaya lainnya.  Dari rincian biaya tersebut Tentukan harga jual yang tepat
untuk produk jika perusahaan melakukan atau ingin mark up 50%. Berapa harga jual
ditetapkan?
2. Apa yang dimaksud dengan peak load pricing jelaskan dan berikan 3 contoh!
3. Jelaskan perbedaan two part tariff dan diskriminasi harga derajat satu?

Jawaban
Assalamu'alaikum wr wb,

Saya akan menanggapi pertanyaan yang diberikan diatas, berikut tanggapan saya :

1. Sebuah perusahaan memproduksi suatu produk dan biaya produksi sebesar Rp300.000,00
adapun komposisi biaya produksi terdiri dari: bahan baku, biaya tenga kerja, biaya overhead
dan biaya lainnya.  Dari rincian biaya tersebut Tentukan harga jual yang tepat untuk produk
jika perusahaan melakukan atau ingin mark up 50%. Berapa harga jual ditetapkan?
Jawaban :

Harga jual adalah besaran harga yang dikenakan kepada konsumen yang didapat
dariperhitungan biaya yang akan diterima.
Diket :
Biaya produksi = Rp. 300.000
Mark up = 50%
Ditanya :
Harga Jual ?
Jawab :
Keuntungan yang didapat biaya produksi sebesar Rp. 3000.000 dan ingin mark up 50% adalah
Mark up = 50% = 50/100 = ½ = 0,5
Keuntungan; markup x harga produksi
Keuntungan; 0,5 x 300.000
Keuntungan; Rp150.000
Harga jual yang tepat untuk biaya produksi sebsar Rp. 300.000 dan pendpaatan keuntungan
sebesar Rp. 150.000
Harga jual = harga produksi + keuntungan
Harga jual = Rp300.000 + Rp150.000
Harga jual = Rp450.000
Dengan demikian, harga jual yang tepat untuk suatu produk adalah Rp. 450.000

Sumber referensi: BMP EKMA4312/ Ekonomi Manajerial /Modul 6 /Hal 6.18

2. Apa yang dimaksud dengan peak load pricing jelaskan dan berikan 3 contoh!

Jawaban :

Peak-load pricing. Peak load pricing merupakan metode penentuan harga bagi komoditas
berfluktuasi secara periodic (Crew, et al. dalam Lipczynski et al., 2005). Strategi ini
didasarkan pada fakta bahwa di sejumlah pasar, permintaan terhadap setiap harinya atau
bervariasi pada hari-hari atau masa-masa tertentu setiap tahunnya. Peak-load pricing
dapat didefinisikan sebagai suatu struktur penentuan harga di mana perusahaan
menerapkan harga produk yang lebih tinggi pada masa ramai (peak period) dan harga
yang lebih rendah masa sepi (off-peak period). Dalam kondisi ini, perusahaan penyedia
produk tersebut menerapkan pembedaan harga (differensiasi harga) antara masa padat
(peak period) dan masa sepi (off-peak period). Tarif yang relative tinggi pada peak-
period dapat mendukung pencapaian pendapatan perusahaan yang tinggi. Sementara itu,
tarif yang relative rendah pada off-peak period kemungkinan juga dapat mendorong
pendapatan perusahaan dengan menarik konsumen yang jarang menggunakan produk.
Melalui kombinasi ini, pendapatan perushaan dapat dioptimalkan.
contoh dari peak load pricing adalah sebagai berikut :
1) Harga pada hotel akan mengikuti masa peak period. Biasanya hotel akan mengenakan
tarif lebih tinggi saat musim liburan dan akhir pekan. Sementara saat hari kerja, tarif
biasanya akan lebih rendah.
2) Harga tiket masuk tempat wisata. Mirip seperti hotel, harga tiket masuk tempat wisata
biasanya akan lebih tinggi saat musim liburan dan akhir pekan. Sementara saat hari
kerja, tiket akan lebih murah, sehingga diharapkan saat hari kerja masyarakat masih
mau mengunjungi tempat wisata tersebut.
3) Pada masa jayanya, tarif telpon menerapkan hal serupa. Saat jam kantor dan jam
sibuk, tarif akan lebih tinggi dibandingkan tarif pada jam tidak sibuk atau biasanya
malam hari. Untuk masa sekarang, biasanya diterapkan dengan melakukan pembagian
kuota internet, di mana kuota pada jam tidak sibuk, biasanya malam hari, akan
dikenakan tarif lebih murah dibandingkan tarif normalnya. Sehingga, pemakaian akan
lebih merata, tidak memuncak pada jam sibuk saja.
Sumber referensi: BMP EKMA4312/ Ekonomi Manajerial /Modul 6 /Hal 6.26
3. 3 Jelaskan perbedaan two part tariff dan diskriminasi harga derajat satu?

Jawaban :

Two part tarif adalah merupakan pelanggan untuk membayar lebih banyak di dalam
perunit dalam melakukan pembelian hingga dalam jumlah tertentu, diaman ahrga perunit
akan lebih rendah daripada pembelian yang banyak. Diskriminasi harga tingkat I atau
derajat satu adalah diskriminasi harga sempurna

Pembahasan
Tarif dua bagian adalah bentuk harga yang mana harga suatu produk atau layanan
terdiri dalam dua bagian. Dimana ini dilakukan untuk memungkinkan perusahaan
menangkap lebih banyak surplus konsumen. Tarif dua bagian ini juga ada pada pasar
kompetitif ketika konsumen yang seharusnya dilakukan dalam lingkungan penetapan
harga yang tidak terdapat diskriminatif. Adapun contoh dari tarif dua bagian adalah
sebagai berikut

 Pengecer yang memberi diskon kepada anggotanya


 Terdapat biaya masuk dan juga biaya perjalanan di dalam taman hiburan
 Biaya tambahan untuk bar digabungkan dengan biaya perminuman
 Kartu kredit yang membebankan biaya tahunan ditambah biaya per transaksi

Diskriminasi harga derajat pertama secara sederhana dapat diartikan sebagai kondisi
dimana produsen mampu menjual harga produknya sebesar sama dengan harga maksimum
yang ingin dibayarkan oleh pembeli. Secara garis besar, pada diskriminasi harga derajat
pertama, produsen akan mampu memperoleh seluruh surplus konsumen, karena tidak ada
perbedaan antara harga yang dijual dengan harga yang rela dibayarkan oleh konsumen
tersebut.

Secara singkat, two-part tarif hampir sama dengan diskriminasi harga derajat pertama, di
mana pihak produsen akan mampu memperoleh seluruh surplus konsumen atau tidak ada
surplus konsumen yang terjadi. Namun, perbedaan paling besar antara teknik dua harga dan
diskriminasi harga derajat pertama adalah pada teknik dua harga konsumen akan membeli
lebih dari satu barang, sementara pada diskriminasi harga derajat pertama konsumen akan
cenderung membeli 1 barang saja, karena adanya hukum kepuasan yang semakin
berkurang, sehingga penambahan jumlah barang lebih dari 1 akan membuat konsumen
merasa rugi atau tidak puas terhadap produk tersebut. Pada kasus menggunakan teknik dua
harga, ada asumsi jika keinginan untuk membayar setiap (willingness to pay) setiap
konsumen adalah sama atau seragam, sehingga dapat diwakilkan dengan satu kurva
permintaan individual yang sama. Sementara pada kasus diskriminasi harga derajat
pertama, konsumen memiliki keinginan untuk membayar yang berbeda-beda, sehingga
kurva permintaan adalah kurva permintaan pasar bukan individual.
Contoh diskriminasi harga adalah strategi makroekonomi yang banyak sekali diterapkan
oleh apra produsen. Diskriminasi harga tingkat I atau derajat satu adalah diskriminasi harga
sempurna, dimana perusahaan mampu memberikan harga yang lebih tinggi dan bersedia
membayar kepada setiap orang. Misalnya, Ibu Ica membeli kecap dengan harga 30.000
sedangkan bu Uli membeli dengan harga 50.000 sehingga akhirnya perusahaan
menggunakan cara ini dengan menetapkan harga kecap kepada bu Uli 50.000 dan bu Ica
30.000. Sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan maksimal

Sumber referensi: BMP EKMA4312/ Ekonomi Manajerial /Modul 6 /Hal 6.24

Sekian tanggapan dari saya, saya harap Bapak/Ibu memahami tanggapan dari saya, terima
kasih. Wassalamu'alaikum wr wb
Sekian tanggapan dari saya, saya harap Bapak/Ibu memahami tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai