Anda di halaman 1dari 96

REVIEW PTS ID BOEING

 CARA MENDAPATKAN FAC


1. Usia minimal 18 tahun
2. Mampu membaca, berbicara, dan memahami Bahasa Inggris
3. Memiliki sertifikat medical check up kelas 2
4. Memenuhi requirement dari subpart yang berlaku untuk rating yang dicari.

 BATIK AIR MENGGUNAKAN CASR 121?


Karena Batik air merupakan penerbangan domestic, flag, supplemental air carrier yang mempunyai tempat
duduk lebih dari 30 diluar dari FA seat dan memiliki muatan/payload lebih dari 7500kg/3409 lbs.

 FOUR FORCES OF FLIGHT


1. Thrust : Gaya dorong yang dihasilkan dari kekuatan mesin dimana mesin tersebut mampu mendorong
udara ke belakang, sehingga pesawat mampu menuju ke depan
2. Drag : Gaya hambat yang dihasilkan dari gesekan antara badan pesawat dengan udara
3. Lift : Gaya angkat yang dihasilkan dari perbedaan tekanan antara diatas sayap dengan dibawah
sayap
4. Weight : Gaya berat yang dihasilkan dari badan pesawat tersebut mencegah kebawah menuju center
of gravity.

 AIRCRAFT MANUEVER
1. Rolling : Pergerakan pesawat berputar ke kanan/kiri yang digerakan olehAILERON pada sumbu
LONGITUDINAL
2. Pitching : Pergerakan pesawat naik/turun yang digerakkan oleh ELEVATOR pada sumbu LATERAL
3. Yawing : Pergerakan pesawat belok kanan/kiri yang digerakan oleh RUDDER pada sumbu VERTIKAL

 PHASE OF FLIGHT
1. ON BLOCK : Roda pesawat diganjal menggunakan wheel chock.
(Boarding, Loading, Refueling)
2. OFF BLOCK : Ganjalan roda pesawat dilepas
3. Push Back : Pesawat di dorong menggunakan push back car
4. Taxi Out : Pesawat bergerak dari apron ke runway
5. Running For Take Off : Pesawat bergerak dengan kecepatan penuh untuk lepas landas.
6. Take Off : Pesawat lepas landas
7. Climbing : Pesawat terbang menanjkan menuju ketinggian yang diinginkan
8. Top Of Climb : Titik dimana pesawat mencapai ketinggian yang diinginkan
9. Cruising : Pesawat terbang mendatar/menjelajah di ketinggian yang sama
10. Top Of Descend : Pesawat mulai menurunkan ketinggiannya
11. Descend : Pesawat menurunkan ketinggian
12. Approach : Runway sudah terlihat
13. Final Approach : Pesawat sudah sejajar dengan runway dan landing gear sudah keluar
14. Touch Down : Main landing gear menyentuh landasan
15. Landing : Pesawat mendarat
16. Taxi In : Pesawat bergerak dari runway menuju apron
17. Off Block : Roda pesawat diganjal menggunakan wheel chock
 FASE KRITIS PENERBANGAN
1. Dimulai dari pesawat bergerak sebelum take off sampai lampu tanda kenakan sabuk pengaman
dipdadamkan selama menanjak / sampai ketinggian 10.000 feet
2. Dimulai lagi ketika lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan untuk persiapan mendarat sampai
pesawat berhenti dengan sempurna & engine dimatikan
3. Kapanpun periode dimana PIC menyatakan masih dalam fase kritis penerbangan.

 FA DUTY AND REST PERIOD


1. Tidak ada Air Carrier yang dibolehkan untuk menugaskan FA lebih dari 14 jam
2. FA yang bertugas selama 14 jam/kurang diberikan rest period setidaknya 9 jam
3. Rest period yang tadinya 9 jam bisa dikurangi menjadi 8 jam. Jika FA diberikan rest period 10 jam, harus
dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dikurangnya rest period
4. FA boleh ditugaskan 14-16 jam, setidaknya ada 1 penambahan FA
5. FA boleh ditugaskan 16-18 jam, setidaknya ada 2 penambahan FA
6. FA boleh ditugaskan 18-20 jam, setidaknya ada 3 penambahan FA yang penerbangan take off/landingnya
diluar Indonesia
7. Untuk penugasan lebih dari 14 jam, FA harus diberikan rest period setidaknya 12 jam
8. Rest period yang tadinya 12 jam dikurangi menjadi 12 jam, diberikan rest period 14 jam. Rest oeriod
dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dari dikurangnya rest period
9. Rest period 12 jam bisa dikurangi menjadi 10 jam, namun duty selanjutnya tidak boleh lebih dari 12 jam
10. Tidak ada Air Carrier yang boleh menugaskan FA kecuali FA telah mendapatkan setidaknya minimum rest
period
11. Tidak ada Air Carrier yang boleh menugaskan FA selama FA sedang rest period
12. Waktu transport ke airport yang mana FA sedang menjalankan tugas sebagai crewmember atau transport
dari airport yang mana FA sedang dibebaskan dari tugas untuk kembali ke rumah tidak termasuk dalam
rest period
13. Setiap FA harus dibebaskan dari semua tugas setidaknya 24 jam dalam 7 hari kalender
14. FA tidak dapat melebihi waktu duty ketika terbang, pada saat kondisi yang tidak dapat dikontrol oleh
perusahaan (seperti cuaca buruk) tidak memungkinkan untuk mencapai tujuan sesuai dengan jadwal.

 SPLIT DUTY
Split duty adalah 1 periode duty yang ditengahnya terdapat rest
1. Crewmember harus diberitahu 12 jam sebelum ETD pertama
2. 1/3 flight duty time harus dijalankan terlebih dahulu sebelum mendapatkan rest period
3. Diberikan setidaknya 4 jam ditempat yang nyaman dan tidak dapat diganggu oleh perusahaan
4. Dapat di extend ½ dari rest, max 3 jam
5. Penambahan waktu istirahat akan diberikan sesuai jam extend

 FITNESS FOR FLIGHT


Awak kabin tidak boleh bertugas ketika:
1. Dibawah pengaruh obat-obatan yang mempengaruhi kinerja sehingga mengancam keselamatan.
Direktorat SSQ bertanggung jawab untuk melakukan Drug&Alcohol Test. Team DAT diberikan wewenang
oleh direktur SSQ untu melakukan Drug and Alcohol Test dan berhak untuk menentukan hasil yang
sesuai alat pengetesan yang digunakan. Team DAT akan bekerja sama dengan pihak lain (BNN) yang
memiliki kemampuan untuk memberikan sanksi ketika ditemukan zat psikoaktif pada seseorang.

2. Setelah melakukan penyelaman kecuali ada waktu istirahat yang dipenuhi


a.Setiap crewmember yang akan melakukan penerbangan setelah menyelam harus membiarkan
tubuhnya beristirahat dari kelebihan nitrogen yang dapat menyebabkan penyakit dekompresi dan
dapat menjadi keadaan darurat serius
b. Waktu istirahat yang direkomendasikan sebelum melakukan penerbangan yang mencapai ketinggian
8000ft adalah setidaknya 12 jam, setelah menyelam yang tidak membutuhkan pengontrolan naik ke
atas permukaan laut/non decompression stop diving & setelah menyelam yang membutuhkan
pengontolan naik keatas permukaan laut waktu istirahat yang direkomendasikan setidaknya 24 jam.

3. Melakukan pendonoran darah kecuali ada waktu istirahat yang dipenuhi


Crewmember tidak boleh aktif sebagai pendonor darah. Jika harusm maka infokan ke perusahaan dan
tidak boleh aktif melaksanakan tugas selama 24 jam.
4. Jika crewmember hamil, segera laporkan ke chief
5. Setelah melakukan operasi bedak, sampai diizinkan oleh dokter untuk bertugas kembali
6. Crewmember yang ditugaskan terbang keluar negeri bertanggung jawab melakukan vaksinasi yang
berlaku di Negara tujuan.

 ALCOHOL AND DRUG


Tidak ada seorangpun yang dapat bertindak sebagai FA ketika:
1. Dalam waktu 12 jam setelah mengkonsumsi alkohol
2. Ketika dibawah pengaruh zat psikoaktif kecuali dari resep dokter dan diterima oleh perusahaan
3. Menggunakan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kinerja sehingga mengancam keselamatan
4. Memiliki 0,04% dari berat tubuh atau lebih alkohol dalam darah

 PRE-FLIGHT SAFETY BRIEFING


Terdiri dari briefing gabungan yang melibatkan Flight Crew & FA. Pre-flight safety briefing harus mencakup
tapi tidak dibatasi:
1. Flight Crew Introduction
2. FA Introduction
3. Informasi penerbangan (Flight number, Rute, Cuaca, Kondisi Penerbangan, Durasi penerbangan,
antisipasi delay, dll)
4. Sebuah diskusi yang dimulai oleh PIC, setidaknya 1 area keselamatan, seperti:
a. Gagal take off / evakuasi
b. Turbulence
c. Dekompresi
d. Gagal landing
e. Api
f. Beberapa hal mengenai alat keselamatan & mengingat kembali system komunikasi
g. Kode khusus untuk kasus seperti pembajakan/penumpang bersenjata
5. Review steril cockpit procedures & fase kritis penerbangan
Selama fase kritis:
a. PIC harus menegakkan prosedur steril cockpit
b. Speaker cockpit harus dimatikan & flight crew harus menggunakan headsets
c. Flight crew harus menggunakan boom microphone
d. FA tidak boleh menghubungi/memasuki cockpit kecuali berhubungan dengan alasan
keselamatan/abnormal/emergency/ operasional lain.
6. Review emergency communications / warning signal dalam penerbangan
7. Kerusakan kabin/peralatan yang ada, menghasilkan perubahan operasiona, dan factor lain yang
bersangkutan
8. Security briefing seperti Bomb Threat dan Unruly Passenger.
Dalam keadaan/kondisi apapun, crewmember pre-flight safety briefing dibagi menjadi 2 tahap:
1. Setelah FA aktif lengkap, Purser/FA-1 bisa memulai briefing:
a. FA introduction
b. Pemeriksaan dokumen & alat pribadi
c. Review highlight/update in flight service plan, termasuk tapi tidak mencakup :
- Trip advisor (rencana perjalanan)
- NTFA
- Masalah standar seperti penampilan, sikap & perilaku
d. Review highlight/update emergency procedures
2. Seluruh crewmember berkumpul & PIC akan memulai & melengkapi isi semua konten diatas sebagai
“CREW MEMBER PRE-FLIGHT SAFETY BRIEFING”

 STIPULATION CREW SEAT DURING TAKE OFF AND LANDING


1. Selama take off dan landing, tempat duduk FA / tempat duduk pax yang kosong dekat dengan pintu
jendela darurat harus diisi
2. Ada 1 FA yang duduk di dekat pesawat
3. Setidaknya ada 1 FA yang duduk di kabin untuk memantau keadaan penumpang.

 FA DOCUMENT & FLYING EQUIPMENT


Document : Passport, FAC, Sertifikat Medex, ID card, SEP
Equipment : Flashlight, Spare batre, Spare jam tangan, personal kit

 ARTI “SHALL HOLDER CORRECTIVE LENSES ON MEDICAL CERTIFICATE”


Saat terbang harus membawa back up kacamata meskipun sudah memiliki sertifikat / membawa softlens.

 REQUIREMENT EMERGENCY EXIT


1. Setiap emergency exit, termasuk flight crew emergency exit, harus dapat digerakan dengan mudah.
Pintu/hatch harus yang berada diluar dinding badan pesawat harus dapat dibuka kearah luar tanpa
menjadi halangan
2. Setiap emergency exit, harus dapat dibuka dari dalam & dari luar dengan mudah. Kecuali sliding window
emergency exit yang terdapat di flight deck tidak membutuhkan pengoperasian dari luar jika terdapat
exit lainnya yang telah disetujui & mudah di akses ke flight crew area.
3. Cara membuka emergency exit harus mudah & jelas & tidak membutuhkan kekuatan yang besar.
Pengoperasian exit dari dalam termasuk pengoperasian 2 pegangan / penguncian untuk melepaskan
safety catches yang dapat digunakan oleh flight crew sebagai jalur keluar darurat jika exit tersebut lebih
rasional, mudah & jelas untuk digunakan oleh crew member yang sudah mendapatkan training

 REQUIREMENT MEANS FOR EMERGENCY EVACUATION


Pesawat yang membawa penumpang harus dilengkapi dengan alat Bantu keluar / sejenisnya yang tersedia &
siap digunakan & terpasang di setiap pintu untuk digunakan baik dalam keadaan normal/daurat untuk
menurunkan penumpang dimana :
1. Ketika jarak antara ambang pintu ke ground lebih dari 6 feet / 2 meter ketika landing gear berdiri tegak
2. Ketika jarak antara ambang pintu ke ground lebih dari 6 feet/2 meter ketika landing gear
rusak/patah/gagal berfungsi
 DESCRIPTION FA STATION

a. FA station & Description


 Berada di Forward & Aft entry door
 Masing-masing FA station dilengkapi dengan:
1. Oxygen mask compartment
2. Attendant Control Panel ( ACP ): Work light
3. Handset
4. FA Seat ( headrest, shoulder harness, backrest, seat pan )
5. Emergency Equipment ( lifevest, Flashlight )

b. How to check and operate FA seat


 Adjustable : Shoulder harness apabila ditarik akan mengikuti pergerakan tubuh
 Lockable: seatbelt dan shoulder harness harus dapat terkunci
 Retractable : Jumpseat yang sudah tidak digunakan bisa kembali pada posisi awal dengan
cepat
c. Seat belt dan shoulder harness terpasang dengan aman dan pas dengan ukuran dan tidak
robekHow to check and operate PA system
 Angkat headset dari cradle
 Tekan angka 8
 Tekan push to talk selama berbicara ( ex : selamat pagi, cek PA 4L )
 Untuk me-reset angkat dari cradle/tekan reset

d. Standard for occupancy of FA seat


1. Crewmember Employed by the Company
Yaitu seorang crewmember pegawai perusahaan tetapi tidak bertindak sebagai anggota dari
crew untuk penerbangan tsb. Dapat mengisi FA seat, jika :
 Tidak ada pax seat yang tersedia
 Seseorang yang menggunakan seragam perusahaan atau dikenali sebagai crew
company dan harus dibriefing :
1. Pengoperasian & penggunaan dari FA seat & sistem pengamanannya
2. Lokasi dan penggunaan dari masker oksigen di FA seat
3. Lokasi dan penggunaan life vest
4. Tugas dan tanggung jawab selama keadaan darurat

2. Cabin Safety Inspector


Boleh mengisi FA seat jika :
 Ketidak akuratan perhitungan untuk penerbangan multi sektor yang hasilnya
digantikan tempat duduk oleh penumpang atau extracrew harus dibriefing
 Dalam keadaan khusus ketika penyelesain inspeksi kabin dan tempat duduk
alternatif tidak tersedia.
1. Pengoperasian & penggunaan dari FA seat & sistem pengamanannya
2. Lokasi dan penggunaan dari masker oksigen di FA seat
3. Lokasi dan penggunaan life vest
4. Tugas dan tanggung jawab selama keadaan darurat

3. Any Other Person

Orang lain yang dapat mengisi FA seat jika sudah dinyatakan adanya kondisi darurat.
Seseorang ABP dipindahkan dari pax seat ke FA seat untuk membantu proses evakuasi.
Seseorang tsb harus dibriefing oleh crew yang qualified untuk tugas dan tanggungjawabnya
e. Inoperative Flight Attendant Seat

 Maintenance harus diinformasikan sebelum keberangkatan dari FA seat yang butuh


diperbaiki dan mengisi Cabin maintenance log
 Jika tidak dapat diperbaiki , FA yang bertugas untuk station tersebut harus duduk
sedekat mungkin dari exit tanggungjawab ( antara di Pax seat atau FA seat yang tdk
terisi mana yang lebih dekat )

 Pax seat yang digunakan harus diberi placard " FOR FLIGHT ATTENDANT USE ONLY "

f. Inoperative PA and Interphone System


 Crewmember harus memastikan bahwa PA & Interphone system beroperasi
 Jika ada masalah yang terjadi yang mempengaruhi kondisi dari sistem tersebut secara
total maupun sebagian
 Captain harus diberitahukan dan akan mengacu pada aircraft MEL
 Prosedur alternatif akan didiskusikan antar crewmember :
 Pemakaian dari cockpit PA jika cabin PA tidak dapat digunakan. Untuk pilihan ini, Captain
harus menentukan terlebih dahulu pengoperasian yang aman menggunakan prosedur
alternatif ini terlebih khusus selama fase kritis dari penerbangan
 Pemakaian dari PA bagian belakang jika PA bagian depan tidak dapat digunakan. Untuk
pilihan ini, Purser/FA-1 harus menilai terlebih dahulu keamanan pengoperasian
penggunaan prosedur alternatif ini terlebih khusus saat FA melakukan beberapa
announcement

 REQUIREMENT HAND FIRE EX


1. Setidaknya terdapat 1 hand fire ex yang berlokasi di flight deck untuk digunakan oleh FC
2. Hand fire ex harus berlokasi di pax compartment & tersebar secara merata di setiap compartment yang
jumlahnya sesuai dengan seating capacity :
>6 dan <31 : min 1
>30 dan <61 : min 2
61 – 200 : min 3
201 – 300 : min 4
301 – 400 : min 5
401 – 500 : min 6
501 – 600 : min 7
Lebih dari 600 : Min 8
3. Setidaknya terdapat 1 hand fire ex yang harus berlokasi di setiap cargo compartment kelas E dan dapat
dijangkau dengan mudah oleh crewmember selama penerbangan
4. Setidaknya terdapat 1 hand fire ex yang harus berlokasi di setiap galley yang terpisah dari pax cargo/crew
compartment & setidaknya terdapat 1 hand fire ec yang berlikasi & mudah dijangkau dari galley yang
menyatu dengan pax compartment
5. Setidaknya terdapat 2 hand fire ex yang berlokasi di pesawat yang mengandung hallon 1211
(bromochlorofluoromethana) / sejenisnya.

 PRE-FLIGHT CHECK HAND FIRE EX:


1. Validity
2. Quantity
3. Secure
 CHECK POINT WATER FIRE EX
1. Wire seal in place
2. CO2 catridge terpasang
 CHECK POINT HALLON
1. Safety pin berada pada tempatnya
2. Pressure gauge berada di zona berwarna hijau

 REQUIREMENT CRASH AXE


Setiap pesawat harus dilengkapi dengan Crash Axe
 PRE-FLIGHT CHECK
1. Secure
2. Proper location
3. Quantity
 PRE-FLIGHT CHECK GLOVES
1. Pairs
2. Proper location

 REQUIREMENT LIFE VEST


Semua pesawat harus dilengkapi dengan life vest ketika :
1. Terbang diatas perairan sejauh 50 NM/lebih menjauhi garis pantai
2. Lepas landas & mendarat dimana jalur untuk lepas landas & mendarat merupakan perairan yang
memungkinkan pesawat melakukan pendaratab darurat di air.
 PRE-FLIGHT CHECK LIFE VEST
1. Secure
2. Proper location
3. Validity date
4. Quantity

 REQUIREMENT EMERGENCY LOCATOR TRANSMITTER


Semua pesawat yang beroperasi diatas perairan lebih dari 30 menit/100NM terbang menjauhi daratan yang dapat
memungkinkan pesawat melakukan pendaratan darurat harus dilengkapi dengan:
1. 2 tipe ELT yang sudah disetujui dimana salah satunya dapat aktif secara otomatis, dan setidaknya terdapat
2 set survival radio equipment yang tersimpan & siap digunakan saat keadaan darurat dimana dapat
mengirimkan sinyal ke 121,5 MHz untuk sipil dan 243 MHz untuk militer
2. Kecuali untuk keperluan tim SAR hanya dubutuhkan 1 frekuensi jika disetujui oleh orang yang
bertanggungjawab untuk SAR pada area tertentu
3. Alat ini harus tahan air, dapat mengapung, dapat dibawa-bawa & dapat dioperasikan oleh orang yang tidak
mempunyai keahlian khusus
 PRE-FLIGHT CHECK ELT
1. Secure
2. Proper Location
3. Validity date
4. Quantity sealed

 REQUIREMENT FIRST AID KIT


 Personal First Aid kit
Harus dibawa oleh masing-masing FA dan digunakan untuk pribadi
 First aid kit
i. FAK harus mudah diakses, tersimpan ditempat yang aman, terhindar dari debu,
lembab, dan suhu yang merusak.
ii. Jumlah minimum FAK mengikuti seating capacity :
Jumlah Pax Seats Jumlah FAK
0-50 1
51-150 2
151-250 3
>250 4
iii. First Aid harus segera diberikan kepada orang yang terluka atau orang sakit sampai
petugas medis datang
iv. FAK dapat digunakan sebagai medical emergency dan alat bertahan hidup
v. Daftar isi FAK terdapat didalam covernya
vi. FAK harus tersegel dan dibawa ketika evakuasi
vii. FAK harus selalu dicek setiap sebelum keberangkatan dan tersegel
 Emergency medical kit
i. Setidaknya ada 1 di pesawat
ii. hanya dokter dan tenaga medis yang berwenang untuk menggunakannya

5. Pre-Flight Check
 Correct location
 Intact seal
 Validity date

 REQUIREMENT UNIVERSAL PRECAUTION KIT


UPK tersedia pada saat resiko peningkatan kesehatan public, seperti pada saat wabah penyakit menulat serius
yang berpotensi pandemic. UPK dapat digunakan untuk membersihkan tumpahan bio-hazard atau isi tubuh yang
dapat menular contohnya darah, urine, muntahan & untuk mengurangi kontaminasi silang.
Isi dari UPK adalah:
 Medical Mask
 Hair Net
 Dry Powder
 Germicidal Disinfectan
 Face/Eye Mask
 Gloves
 Protective Apron
 Large Absorbent Towel
 Pick up scoop with scraper
 Shoe Cover
 Hazmat Suit
 Biohazard disposable waste bag
 Plastic Tie

Pre Flight check:


 Secure in proper location
 Seal and serviceable
 Validity date is valid

 REQUIREMENT MEGAPHONE
Setiap pesawat yang membawa penumpang harus dilengkapi dengan megaphone yang dapat dibawa-bawa yang
menggunakan baterai & dapat dijangkau dengan mudah oleh crewmember untuk mengarahkan penumpang saat
evakuasi
1. 1 megaphone untuk setiap pesawat yang memiliki seating capacity yang lebih dari 60 kurang dari 100.
Lokasinya berada di kabin bagian belakang yang dapat dijangkau dengan mudah dari normal FA sat namun
direktur dapat menentukan lokasi yang berbeda jika lokasi tersebut lebih mudah dijangkau dalam keadaan
darurat.
2. 2 Megaphone untuk setiap pesawat yang memiliki seating capacity lebih dari 99.
Berlokasi di kabin bagian depan&belakang yang dapat dijangkau dengan mudah dari normal FA seat.

 PRE-FLIGHT CHECK MEGAPHONE


1. Lokasi harus tepat & aman
2. Memastikan dapat beroperasi (suara keras&jelas)

 REQUIREMENT FLASHLIGHT
1. Setiap pesawat yang membawa penumpang harus dilengkapi dengan flashlight yang mudah dijangkau dari
tempat duduk FA
2. Setiap pesawat harus mengecek bahwa flashlight berada pada tempatnya, aman dan dapat digunakan
3. Setiap crewmember harus memiliki flashlight sendiri dan harus dibawa setiap penerbangan

 PRE-FLIGHT CHECK FLASHLIGHT


Secure in bracket, Proper location, Sealed

 REQUIREMENT SEATBELT
Selama pesawat take off, inflight, dan landing pesawat harus dilengkapi dengan:
1. Kursi / Berth yang sudah disetujui untuk setiap orang yang berada di pesawat yang umurnya sudah mencapai 2
tahun
2. Seatbelt yang sudah disetujui yang digunakan secara terpisah untuk setiap orang yang berada di pesawat yang
umurnya sudah mencapai 2 tahun.
Kecuali 2 orang yang menempati berth dapat menggunakan sabuk pengaman secara bersamaan & 2 orang
yang menempati multiple lounge / divan dapat juga menggunakan sabuk pengaman secara bersamaan. Namun
hanya pada inflight saja.
 PRE-FLIGHT CHECK SEATBELT
Proper location, jumlah harus sesuai.

 REQUIREMENT SMOKE GOGGLE


1. Smoke goggle digunakan secara bersamaan dengan quick donning mask (masker oksigen di cockpit) yang
berfungsi untuk melindungi dari asap & gas beracun
2. Setiap flight crew harus dilengkapi dengan sepasang smoke goggle yang berlokasi di setiap crewmember
station
 PRE-FLIGHT CHECK SMOKE GOGGLE
Proper location, Jumlah harus sesuai

 REQUIREMENT LIFE RAFT


Semua pesawat yang beroperasi diatas perairan lebih dari 30 menit/100NM terbang menjauhi daratan yang
memungkinkan melakukan pendaratan darurat harus dilengkapi dengan:
1. Life vest yang dilengkapi dengan survival light untuk semua orang yang berada di pesawat
2. Life raft yang dapat menampung semua orang yang berada di pesawat tersimpan & siap digunakan pada
saat keadaan darurat.

 REQUIREMENT SURVIVAL KIT


Terpasang di setiap sisi life raft, berisi FAK, flares, signal mirror, flashlight, water, bailing bucket, sponge
 PRE-FLIGHT CHECK SURVIVAL KIT
Proper location, Quantity.

 REQUIREMENT RESTRAIN KIT


1. Batik Air harus memastikan setiap pesawatnya harus membawa alat restrain
2. Alat tersebut harus dapat dijangkau dengan mudah oleh crew namun tidak boleh terlihat dan tidak boleh
di akses oleh setiap penumpang
3. Setiap pesawat Batik Air harus dilengkapi dengan hand cuffs & 2 pasang body cuffs
4. Lokasinya berada di flight deck
 PRE-FLIGHT CHECK RESTRAIN KIT
Secure, seal.

 REQUIREMENTS PORTABLE OXYGEN BOTTLE (POB)


1. POB digunakan oleh FA setiap FA yang terbang diatas ketinggian 25.000 feet, harus membawa portable
oxygen equipment yang dapat mengsupply oxygen setidaknya 15 menit
2. Kecuali terdapat portable oxygen unit yang cukup yang dilengkapi dengan masker/spare outlet dan masker
yang tersebar secara merata di sepanjang kabin, untuk memastikan ketersediaan oksigen secara cepat
untuk setiap FA, tanpa bergantung dimana FA berada saat kabin mengalami dekompresi.
 PRE-FLIGHT CHECK POB
Secure, Proper location, Validity date, Quantity, Sealed.
 CHECK POINT POB
1. Untuk home base psi gauge minimum 1500 psi, untuk out station minimum 1000 psi
2. Berada pada lokasi yang benar
3. Valve harus dalam posisi off
4. Green cylinder harus dilengkapi dengan carry strap

 REQUIREMENT PROTECTIVE BREATHING EQUIPMENT (PBE)


Di desain untuk menyediakan gas pernafasan selama 15 menit pada ketinggian tekanan 8.000 feet pada pressure
altitude. Lokasi PBE adalah sebagai berikut :
1. 1 PBE dibutuhkan untuk setiap hand fire ex yang berada di galley
2. 1 di flight deck
3. Di setiap pax compartment, 1 untuk setiap hand fire ex yang jaraknya tidak boleh lebih dari 3 feet
4. 1 PBE di setiap cargo compartment kelas A, B, dan E

 PRE-FLIGHT CHECK PBE


Secure, Proper location, Validity date, Quantity, and Sealed
 CHECK POINT PBE
Sealed, Humidity indicator berwarna biru

 REQUIREMENT EMERGENCY LIGHT


1. Emergency light harus dapat dioperasikan secara manual baik dari flight deck maupun dari passenger
compartment yang dapat dijangkau dengan mudah dari normal FA seat
2. Setiap emergency light yang terdapat di cockpit harus memiliki 3 pengontrolan yaitu ON, OFF, ARM
3. Ketika diarahkan ke posisi ON/ARM pada salah satu station, emergency light harus tetap menyala atau menjadi
menyala ketika electrical power di pesawat hilang
4. Setiap emergency light harus diarahkan ke posisi ON/ARM selama taxiing, take off, dan landing
5. Setiap emergency light harus dapat memberikan pencahayaan setidaknya 10 menit saat kondisi kritis setelah
pendaratan darurat.

 LAVATORY DESCRIPTION
Setiap lavatory dilengkapi toilet, wash basin,mirror,vanity items.dan tempat sampah terdapat juga
attendant calls switch,load speaker,return to seat sign,smoke detector,wash compartment dan locakable
door dan overhead compartment yang berisi 2 masker oksigen.
Terdapat assist handle untuk orang disabilitas ada dinding di seberang wastafel
menutup dan mengunci pintu lavatory menyebabkan mirror light dan tanda LAVATOY OCCUPIED
menyala. Pintu lavatory dapan dikunci dan dibuka dari luar dengan membuka penutup diatas indikator
VACANT/OCCUPIED dan menggeser kunci ke kiri atau kanan.

 LAVATORY SMOKE DETECTOR


Sistem ini memberi peringatan adanya asap dilavatori yang dapat dilihat atau dirasa jika aktif,harus
diperiksa jika lavatory diisi pasangers tanyakan alasannya jika kosong pintu tidak ada panas dan
tidak ada asap buka pintu dengan hati2 dan periksa jika asap tidak terlihat jangan buka sampai
persiapan pemadam siap dan PBE dipakai
Lavatory smoke detector - Kiddie
 status indicator light
o illuminated(green)
stedy artinya
berfungsi
blinking dibutuhkan maintenance
o Illuminated red
stedy artinya asap
terdeteksi blinking gagal
mendeteksi asap
 self -test switch-push
jika ditekan dan segera dilepas horn akan berbunyi selama tiga
detik. Jika ditekan dan ditahan horn akan berbunyi sampai
swith dilepas Red indikator menyala.
 horn cancel switch push
tekan dan tahan untuk menonaktifkan alarm.
Horn cancel switch tidak akan berpengaruh pada status indikator light

 LAVATORY FIRE EX SYSTEM


Sistem otomatis fire ex terdapat dibawah sink di setiap lavatory. Fire ex ini akan mengeluarkan isinya pada saat
satu atau dua suhunya mencapai panas dari nozzlenya. Kedua nozzle akan menyemprotkan ke waste disposal
containernya. Indikator temperaturnya terletak di waste compartemen dibawah setiap sink. Titik abu akan
berubah menjadi hitam jika suhu menjadi panas. Jika ada salah satu titik abu berubah menjadi hitam, maka fire ex
tersebut telah digunakan.

 PRE-FLIGHT CHECK LAVATORY


1. Toilet kosong bersih dan flush berfungsi
2. tempat sampah dan asbak dikosongkan flapper door berfungsi
3. faucet dan stopper berfungsi
4. toilet harum
5. ligth indikator pada pintu lavatory berfungsi
6. pintu lavatory harus dikunci sebelum penumpang boarding dan dibukak setelah setelah
fasten seat blt sign dipadamkan.selama boarding jika dibutuhkan crew dan penunpang
diperbolehkan menggunkan lavatory dan harus imonitor oleh fa setelah menggunkan
lavatory
7. attendant call light berfungsi
8. ritern seat sign menyalah
9. lampu lavatory berfungsi
10. baby table teripat,bersih terkunci(jika tersedia)

 LAVATORY NON NORMAL


1. lavatory sink water faucet falls to shut off
jika keran air tidak berhenti mengeluarkan air, water system yang mengalirkan air ke sink
harus dimatikan. Putar water supply selector valve yang terletakk dibawah sink ke toilet
atau shut off position.
2. toilet flooding
jika air ditoilet menguap karena water rinse valve macet setelah flushing, segera flush
kembali untuk mengeluarkan air berlebih didalam bowl. Jika air masih mengalir, putar water
supply selector valve ke faucet atau shut off position.
3. toilet flush system blockages
toilet tersumbat dapat terjadi jika benda besar di flush kedalam toilet. Benda-benda besar
yang dapat menyebabkan toilet tersumbat adalah popok bayi, sapu tangan, cups, tisu toilet,
dll.
4. toilet flush valve fails to reset
bunyi bising atau sucking noise terdengar dari toilet yang dikarenakan flush valve stuck pada
posisi terbuka, tutup cover toilet dan Tarik manual shutoff handle yang berada dibawah
toilet bowl. Hal ini akan menutup flush valve dan menghentikan bunyi bising dan beri
placard INOP di lavatory.

 GALLEY DESCRIPTION
Setiap galley memiliki oven,wash container,coffie maker,refri gretion unit,service cart,zink dan tempat
penyimpanan persiapan makanan.galley dilengkapi dengan electrical power dan water system.kontrol
pencahayaan terletak digalley electric panel.galley fans system menjaga udara tetap segar.service cart
harus dikunci pada saat taxi take off dan landing.jumlah food cart tidak boleh melebihi jumlah tempat
penguncian cart yang ada dipesawat.

 GALLEY NON NORMAL


1. Galley sink drain blockages
Untuk mencegah penyumbatan saluran pembuangan digalley jangan masukan benda padat
kedalam saluran pembuangan.jangan melepaskan saringan saluran pembuangan masukan
sampah padat kedalam wadah sampah.campuran susu dan anggur dapat mengental dan
membuat sumbatan .saat membuang susu dan anggur tuangkan secara terpisah kewastafel
cairkkan masing-masing dengan jumlah air yang sama untuk membilas system.jika saluran
system tersumbat atau saluran air lambat jangan menungangkan apapun kedalam sink.buang
cairan pada pembuangan yang lain
2. Galley water fails to shut off
Jika air tidak dapat dimatikan dalam waktu satu menit perlengkapan galley seperti coffie
maker,wastafel,keran dan lain-lain harus dimatikan.

 SAFETY INSTRUCTION CARD


Safety instruction cart terletak disetiap kantung kursi penumpang. Terdapat cara penggunaan seatbelt, life
vest, pax oxygen mask, emergency exit location, evacuation route, dan smoking restriction

 PASSENGER SEAT
B737-800/NG jumlah kursi penumpang ada 162 (12 C Class & 150 Y Class)
B737-900 jumlah kursi penumpang ada 180 (12 C Class & 168 Y Class)
Setiap tempat duduk memiliki lampu baca dan switch control lampu baca di PSU. Terdapat 1 attendant call dan
lampu panggilan di setiap PSU. Terdapat meja dan sabuk pengaman. Semua kursi dapat direcline kecuali tempat
duduk di overwing exit dan satu seat di depan overwing exit. Semua seatback tidak bisa dilipat kecuali 3 seat
terakhir, karena ini digunakan untuk menginstall stretcher.

 PASSENGER SERVICE UNIT


Terdapat attendant call, reading light, oxygen mask compartment, speaker, FSB sign, dan PED sign, No smoking
sign, blower.

 EMERGENCY LIGHT SYSTEM


Emergency Lighting Requirment
1. Setiap lampu darurat harus:
 Dapat di operasikan secara manual dari cockpit dan pax compartment dan dapat di akses
oleh FA SEAT
 memiliki pelindung mencegah pengoperasian tidak sengaja
 kedua station akan tetap menyala pada saat terputusnya daya listrik normal di pesawat
2. Setiap lampu darurat harus dalam keadaan ARM dan MENYALA selama TAXIING,TAKEOFF,DAN
LANDING
3. Setelah emergency landingsetiap lampu darurat menyala minimal 10 menit
4. setiap lampu harus memiliki pengontrolan di cockpit yaitu posisi ON,OFF,ARMED.
 EMERGENCY LIGHT DESCRIPTION
Emergency light berfungsi untuk menerangi lokasi Exit tedekat, jalur keluar, baik didalam
maupun diluar pesawat. Normalnya sistem ini dioperasikan oleh switch yg ada di dalam cockpit
dan selalu pada posisi ARM pada saat penerbangan, dalam posisi ini semua interior dan
eksterior emergency light akan menyala secara otomatis jika elektrikal power didalam pesawat
hilang secara tiba-tiba. PIC dapat menyalakan emergency light kapanpun dengan memposisikan
switch tersebut di posisi ON. Emergency light yang ada di aft ACP dapat digunakan untuk
menyalakan emergency light tanpa terpengaruh posisi switch yg ada di cockpit. Emergency light
akan menyala setidaknya 10 menit.
 Emergency light Interior
o LED bin light (Lampu yang terletak bersebrangan di bawah overhead bin dan
diatas overhead bin )
o EXIT locator sign (Tanda yang terletak di ceiling diantara 2 exit yang bersebrangan)
o Emergency EXIT sign (Tanda yang terletak di ceiling disetiap exit)
o Photoluminescent strip light (Tanda yang ada dilantai kabin disisi asile yang glow
in the dark)
o Emergency escape strap lighting, terpasang di sepanjang lantai cabin. Ketika
menyala, lampu tersebut akan memberikan arahan secara visual saat emergency
(jika pencahayaan lebih dari 4 feet di atas lantai dipenuhi asap)
 Emergency light Eksterior
Untuk menerangi escape slide terdiri dari:
o Integral Slide lighting (Lampu yg berada di ujung slide,akan menyala pada saat
slide jatuh)
o Escape slide lighting (lampu yang berfungsi untuk menerangi alat luncur)
o Eksterior emergency lighting (lampu yg menempel pada badan pesawat ( 2
terletak di over wings dan 1 untuk menerangi ground contact area)

 KAPAN FA MELAKUKAN SECURITY CHECK?


Before Take off dan After Landing

 APA YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT SECURITY CHECK?


Mengecek overhead bins, closets, lavatory, galley, trash dan storage bins, seat back pocket, dan under seats untuk
memastikan bahwa tidak ada benda,senjata,bahan peledak atau alat berbahaya lainnya, serta kelengkapan
lifevest.

 KAPAN CREWMEMBER MELAKUKAN PRE-FLIGHT CHECK EMERGENCY EQUIPMENT?


Pada setiap sebelum memulai penerbangan pertama, segera setelah flight crew/FA naik ke pesawat dan setelah
meletakkan bagasi, pada saat pergantian crew dan saat pesawat ditinggalkan tanpa pengawasan dan pada saat
transit.

 CARRIAGE OF PASSENGERS WITH REDUCED MOBILITY


PAX with reduced mobility : PAX yang memiliki keterbatasan gerak baik secara fisik,kesehatan
mental yang membutuhkan bantuan orang lain. Dikategorikan sbg :
a. Ambulatory (tanpa bantuan orang lain) Ialah PAX yang mampu naik/turun dari pesawat
sendiri tanpa bantuan orang lain. Contoh : orang buta,tuli dan keterbelakangan mental.
b. Non-Ambulatory (butuh bantuan orang lain) Ialah PAX yang tidak mampu naik/turun dari
pesawat sendiri. Contoh : orang CACAT

WHEELCHAIR REQUIREMENT :

1. WCHC. PAX yang memiliki keterbatasan gerak dan sama sekali tidak bisa bergerak sehingga
memerlukan bantuan , seperti : orang lumpuh.
2. WCHR. PAX yang memiliki keterbelakangan/keterbatasan gerak,masih bisa bergerak dan
menjangkau kursi namun tidak bisa berjalan jauh, seperti : orang sakit,lansia.
B737 NG max. number of unescorted PRM ada 4; max. number escorted PRM ada 8; max.
number of non ambulatory ada 12.

Condition for Carriage:

1. Batasan umum tempat duduk :


A. Penumpang ambulatory dan non ambulatory tidak harus dialokasikan dibaris kursi
pintu keluar darurat dan 2 kursi baris depan dan satu baris kursi belakang
B. Non ambolatory harus dialokasikan pada baris ganjil
C. 2 penumpang non ambulatory tidak boleh duduk bersebarangan satu sama lain.
D. Pax ambulatory dan non ambulatory dengan mobilitas terbatas harus duduk di aisle
seat
E. Pax dengan mobilitas terbatas dengan plaster casts harus duduk agar tidak
menghalangi aisle
F. Pintu keluar terdekat dengan pax dengan mobilitas terbatas harus pintu keluar setinggi
lantai
2. Pax ambulatory dapat duduk dengan bebas memenuhi aturan diatas.
3. Pax non ambulatory dapat duduk dengan bebas memenuhi aturan diatas.
4. Bagasi,tongkat,atau alat bantu lainnya yang dibawah ke dalam pesawat oleh pax
handicapped yang mungkin membutuhkannya pada saat evakuasi darurat harus disimpan di
lokasi yang mudah dijangkau.
5. Sebelum setiap take-off, pax dengan mobilitas terbatas dan pengawalnya harus diberi
pengarahan oleh FA tentang prosedur yang harus diikuti jika terjadi evakuasi dan kondisi
normal tentang hal hal berikut, posted placard,demontrasi mengenakan dan membuka
sabuk pengaman,lokasi pintu keluar,penggunaan oksigen,mengenakan dan
mengembangkan lifevest,lokasi lavatory,handicapped acces ,informasi tentang armrest.

CARRIAGE OF SICK PASSENGER


Penumpang yang sakoit dengan / tanpa tandu diperbolehkan dengan membawa surat dokter/kesehatan
- Harus dicantumkan dalam dokumen PIS (Passenger Information Sheet)
- Harus masuk ke pesawat sebelum penumpang lain masuk & turun setelah penumpang lainnya turun
(tandu dibagian belakang 3 row)
- Penumpang yang sakit tanpa tandu tidak boleh duduk dekat dengan jalur keluar darurat
- Penumpang yang terbang menggunakan BATIK AIR harus mengikuti :
a. Harus membawa surat keterangan kesehatan yang ditandatangani oleh dokter
b. Surat dokter berlaku 3 hari dari hari yang dikeluarkan
- Penumpang yang sakit tidak boleh membawa POB milik sendri
- Penumpang yang sakit tidak dapat duduk dengan bebas dan yang membutuhkan tandu diterima atas
izin station manager
- Selama transit penumpang yang sakit tetap tinggal di pesawat

CARRIAGE OF EXPECTANT MOTHER


- Ibu hamil harus menginfokan kepada Batik Air mengenai kehamilannya di check in counter
- Berkas dicantumkan dalam dokumen PIS
- Di station transit, informasi ini harus disampaikan kepada crew selanjutnya secara langsung atay
melalui dokumen PIS
- Batik Air membawa penumpang hamil dengan kondisi sebagai berikut :
1. Uncomplicated single pregnancy Usia 0-35 minggu & Uncomplicated multiple pregnancy Usia
0-31 minggu : Mengisi FOI (Form of Indemnity) dari perusahaan. surat yang berisi sehat untuk
terbang, usia kehamilan. Surat berlaku 7 hari dari tanggal departure
2. Untuk uncomplicated single pregnancy lebih dari 35 minggu, uncomplicated multiple
pregnancy lebih dari 31 minggu, all stage of complicated pregnancy tidak diizinkan.
- Penumpang harus mengisi dan menandatangani FOI
NOTE :
- Setelah di verifikasi & diterima, surat dokter harus dikembalikan
- Akan ada kemungkinan kelahiran, tanda & prosedur pengamanan dapat dilihat di SEP

CARRIAGE OF INFANT & UM


INFANT UM
 Jumlah total yang onboard max 10% dari  Harus dalam kondisi yang baik dan sehat
seating capacity  Dilengkapi dengan Valid Travel
 Umurnya dibawah 2 tahun Document,Passport,Sertifikat Medis,Visa
 Infant yg umurnya LEBIH DARI 2 HARI di dll
bolehkan onboard BATIK AIR  Ditulis di form PIS
 Umur 2-7 HARI disertai Medical Sertifikat  BATIK AIR bertanggung jawab penuh pada
+ Form of Indemnity (FOI/Surat anak tsb dimulai dari waktu diterimanya
Pernyataan) anak tsb sampai diserahkan kembali pada
 Umur 7HR – 6BLN mengisi FOI yang specified adults
disediakan oleh BATIK AIR  Ground Staff mengisi UM Document
 6 BLN – 2TH mengisi FOI yang disediakan ( Nama,Usia,Jenis Kelamin,Tujuan dll)
BATIK AIR  Ground Staff menyediakan UM
 Infant harus ditemani oleh orang dewasa Identification utk dikenakan anak tsb dan
yang bertanggung jawab pada anak tsb mengantarkan anak tsb ke FA serta
 Tiap infant yg memiliki masalah pada memberitahukan info berupa tujuan akhir
kesehatannya harus mengumpulkan dan nama dari orang tua yang menjemput
sertifikat medis dan mengisi FOI  UM harus duduk sedekat mungkin dengan
 Masa berlaku sertifikat medis : 3HR atau FA dan tidak boleh meninggalkan
72jm setelah surat dikeluarkan pesawat(transit) tanpa didampingi oleh
BATIK AIR Ground Staff atau FA
 UM tidak boleh turun dari pesawat
dengan siapapun selain dari petugas
BATIK AIR yang bertugas
 Pada saat pergantian kru yang bukan dari
daerah tujuan anak tsb,FA-1 harus
memastikan bahwa anak tsb suda diserah
terima dengan petugas Ground Staff
 Setelah sampai didaerah tujuan anak
tsb,FA yang mendampingi anak tsb harus
melihat kartu identifikasi dari orang yang
menjemput anak tsb yang sesuai dari UM
Document
REFUELING WITH PASSENGER ON BOARD
1. Tidak dilarang oleh pemerintah local
2. Setidaknya 1 exit door harus dibuka dengan garbarata atau tangga yang terpasang
3. Jika hanya 1 garbarata atau tangga yang terpasang, exit yang lain harus aman dan terbebas dari
hambatan selama proses pengisian bahan bakar
4. Satu Flight Crew harus tetap berada di cockpit dan melakukan komunikasi via interphone dengan
maintanence personnel
5. Seatbelt sign is OFF
6. Penumpang harus diinfokan bahwa merokok dilarang dan melepaskan sabuk pengaman. Dimana jika
situasi menjadi berbahaya, FA1 harus melakukan inisiatif rapid disembarkation setelah Flight Crew
memberikan command :”CONTROLLED DISEMBARKATION”. Evakuasi dengan semua exit yang tersedia
bisa dipertimbangkan jika adanya api.
7. Station Manager/ Deputy Officer harus memastikan adanya garbarata, tangga dan semua area
terbebas dari halangan.
8. Teknisi harus memberikan sinyal sesegera mungkin dengan interphone atau alat komunikasi lainnya
jika situasi menjadi berbahaya untuk penumpang. FA1 harus diberitahukan dan memastikan
crewmember ada didalam pesawat. Setidaknya harus ada 50% minimun FA yang berada di exit yang
tidak sama.
Untuk B737NG available exit D1L atau D1R dan D4L dan D4R, semua pintu dalam keadaan DISARM, dan
harus terbebas dari segala bahaya.

PORTABLE ELECTRONIC DEVICE (PED)


Peraturan Batik Air mengenai penggunaan PED :
1. Semua PED harus dalam mode tidak memancarkan & menerima sinyal yang biasanya disebut
AIRPLANE MODE / FLIGHT MODE sebelum take off & tetap demikian sampai setelah landing
2. PED apapun yang mampu memancarkan & menerima sinyal tanpa kemampuan flight mode harus
tetap dimatikan selama penerbangan
3. Semua PED kecuali alat bantu medis harus dimatikan sebelum take off sampai tanda NO PED di
padamkan setelah take off, dan dimatikan lagii saat NO PED SIGN menyala dalam persiapan untuk
landing / seperti yang disarankan FA sampai setelah mendarat
4. PED yang lebih berat dari 1kg / 2,2 lbs ; untuk alasan keselamatan, PED yang lebih berat dari 1 kg
seperti laptop/notebook harus disimpan dengan benar & hanya bisa digunakan saat fase cruise

PED yang diterima :


Smartphone, Tablet computer, Noise canceling headphones, Digital audio/MP3 Player, Electric shaver,
electronic games, laptop/notebook, e-reader, portable DVD/CD player, Bluetooth devices, Camera, Alat Bantu
medis
- Smartphone + table : semua fase penerbangan
- Notebook : Dilarang ketika taxi, take off, landing
- Handphone menggunakan wifi pesawat : boleh saat boarding, di ground, dan parking
- Personal headphone : pada fase apapun

SECURING CARRY ON BAGGAGE


Carry On Baggage Dimension
40cm x 30cm x 20cm (panjang x lebar x tebal). Berat maksimal 7kg dan jika lebih dari itu maka disimpan di
kargo
Carry On Baggage
1. Barang bawaan telah di scan, size sesuai
2. Kelebihan dari ketentuan tidak dibawa
3. Penumpang membawa bagasi sesuai ukurannya
4. Diletakkan sebelum pintu kabin ditutup
5. Bagasi tidak menonjol ke aisle
6. Oversize baggage dimasukkan ke cargo compartment
7. Cane & crutch diletakkan ditempat yang aman
8. Alat Bantu penumpang diletakkan didekatnya

ABP DETERMINATION
DEFINISI EXIT ROW SEATING
1. Setiap tempat duduk yang memiliki akses langsung menuju jalan keluar
2. Setiap tempat duduk dalam satu baris yang dapat memiliki akses langsung menuju jalan keluar
dimulai dari kursi pertama yang dekat dengan exit sampai kursi pertama dekat dengan aisle
3. Kursi yang memiliki akses langsung adalah dimana penumpang dapat menuju langsung ke exit
tanpa melewati aisle/memutar melewati halangan.

KRITERIA EXIT ROW SEATING


1. Menemukan letak pintu keluar darurat
2. Mengetahui cara membuka pintu keluar darurat
3. Mengerti instruksi untuk membuka pintu keluar darurat
4. Mengoperasikan pintu keluar darurat
5. Menilai apakah bahaya yang mungkin dihadapi penumpang bisa bertambah jika pintu darurat
dibuka
6. Mengikuti instruksi lisan & gerakan tangan yang diberikan oleh awak pesawat
7. Memastikan bahwa pintu darurat aman & dapat digunakan tanpa halangan
8. Memastikan kondisi alat peluncur; mengembangkannya & menjaga kestabilannya setelah
dikembangkan serta dapat menolong penumpang lain untuk bangkit setelah meluncur
9. Mampu keluar dari pintu darurat dengan cepat
10. Mampu menilai, memilih & mengikuti jalan keluar yang aman untuk menjauhi pesawat.

Exit Row Briefing


Selamat Pagi/Siang/Malam, Bapak/Ibu.
Sebelumnya terima kasih telah terbang bersama Batik Air.
Perlu saya informasikan bahwa karena Bapak/Ibu duduk di dekat jendela darurat, maka saya minta
agar (Bapak/Ibu) membaca kartu petunjuk keselamatan dan kartu briefing yang terdapat pada kantung
kursi di depan anda dengan seksama.
Saat keadaan darurat anda bertugas membuka jendela ini.Apakah anda bersedia?
Jika Ya, Terimakasih atas kerja samanya.
Jika Tidak, Baik, saya akan memindahkan (Bapak/Ibu) setelah pengarahan ini.
Sebelum membuka jendela, pastikan tidak ada api, tidak ada asap, tidak ada hambatan atau situasi
berbahaya lainnya dan cek permukaan air tidak melebihi ambang jendela (ditching). Jika ada, mohon
untuk tidak membukanya.
Cara pengoperasian jendela darurat dapat dilihat pada bagian ini.
Untuk membuka Jendela: Tarik pegangan kearah bawah, jendela akan terbuka ke arah atas.
Jendela darurat ini hanya digunakan pada saat keadaan darurat saja. Jangan membuka ataupun
menyentuh jendela darurat ini tanpa adanya instruksi dari awak kabin atau awak kokpit kami.
Apabila jendela darurat ini tidak dapat dibuka, arahkan penumpang menuju jendela darurat terdekat
yang lain.
Nama saya ….. Saya bekerja di kabin bagian belakang. Jika anda membutuhkan bantuan, silahkan
menekan tombol yang ada di atas.
Terimakasih atas perhatiannya dan selamat menikmati penerbangan ini.

Mother with Infant Briefing

Selamat pagi Bapak/Ibu. Sebelumnya terimakasih telah terbang bersama Batik Air.
Ini adalah baju pelampung untuk anak anda & hanya di gunakan dalam keadaan darurat. Harap jangan
membuka bungkusnya/mengembangkanya kecuali jika terjadi keadaan darurat. (Letakkan pada kantung kursi)
Permisi Ibu… Saya letakkan baju pelampung ini di kantung kursi depan ibu.
Ini adalah sabuk pengaman tambahan untuk anak anda. (Bantu infant menggunakan seat belt) Boleh saya
bantu… Apakah sudah cukup erat & nyaman?
Setelah mendarat saya akan mengambil baju pelampung & sabuk pengaman ini Kembali. Harap tinggalkan di
kursi anda sebelum keluar dari pesawat.
Jika tekanan di kabin berkurang secara tiba-tiba, masker oksigen tambahan untuk anak anda akan keluar dari
tempat ini (Menunjukan letak dropable 02 di PSU)
Kenakan masker oksigen anda terlebih dahulu kemudian baru membantu anak anda.
Nama saya …... Saya bekerja di kabin bagian belakang.
Jika anda membutuhkan bantuan, silahkan menekan tombol di atas anda.
Terimakasih atas perhatiannya & selamat menikmati penerbangan.

F. Passenger Counting
Setelah penumpang naik FA melakukan penghitungan penumpang dan untuk infant dan extra crew di
hitung terpisah, kecuali bayi tersebut duduk di kursi pax, maka masuk kedalam perhitungan. Pintu
pesawat akan ditutup saat perhitungan yang cocok, dan semua dokumen telah di terima dan telah di
berikan kepada ground staff, jika ada pax yang keluar/hilang harus di identifikasi dan di temukan dan
dipindahkan dan observation saat yang di gunakan tidak termasuk dalam total pax dan di tambahkan
pada anggota crew tambahan pada Load Sheet.
1. Flight documentation
a. PASSENGER MANIFEST
Dokumen penerbangan yang di rekomendasikan sesuai dengan persyarata standar dari ICAO untuk
penerbangan domestic dan international, yang berisi Nama, nomor tiket, jenis kelamin, berat
bagasi, rute, dan nomor penerbangan, status (Adult,Infant,Child), jumlah pax dipesawat.

b. GENERAL DECLARATION
Dokumen penerbangan yang sesuai dengan persyaratan standar ICAO untuk penerbangan
international :
- Registrasi pesawat, perusahaan pemilik penerbangan.
- Jumlah dan nama-nama crew/crew list
- Rute penerbangan
- Jumlah penumpang, muatan/isi cargo bagasi, binatang atau tumbuh tumbuhan (cargopey)
- Informasi laporan Kesehatan dan pencegahan penyakit dalam cabin selama penerbangan
(Medical Certificate)
Dokumen wajib di ketahui oleh customs, imigrasi, karantina.

c. ACTUAL PASSENGER ON BOARD


Dokumen penerbangan mulai dari rute, nomor penerbangan, destinasi, jumlah penumpang dewasa,
anak anak dan bayi. Total penumoang yang telah di tanda tangani oleh FA 1 dengan di bawa oleh
ground staff.
d. DISEMBARKATION & EMBARKATION CARD.
Untuk International Flight
Dokumen informasi tentang data pribadi dari penumpang yang di angkut di penerbangan untuk
memasuki negara tujuan, berisi personal data pax, tujuan dari visit, tujuan asal/kota asal, passport,
data imigrasi, data penting, identifikasi, dibagikan dan di tulis oleh pax, dokumen untuk keluar negeri
oleh pax dan di sisipkan di passport ketika melaporkan kepihak imigrasi.

ONE MINUTE SILENT REVIEW


Kapanpun Ketika FA menempati tempat duduknya sebelum take off & landing harus melakukan 1 minutes
silent review. Yang terdiri dari 7 poin yang berhubungan dengan situasi keadaan darurat.
Dimana terdiri dari :
1. EMERGENCY EXIT
 Sambil duduk, sambil mengingat pintu emergency exit.
2. EMERGENCY EQUIPMENT
 Harus tahu lokasi emergency equipment.
Contoh :
- Jika terjadi api, harus tau lokasi halon.
- Jika membutuhkan oksigen, harus tahu lokasi POB
3. EMERGENCY DUTIES
 Saat keadaan darurat harus ngapain saja.
4. EVACUATION COMMANDS
 Captain memberikan perintah untuk evakuasi.
5. EVACUATION ROUTE
 Harus tahu rute evakuasi jika terjadi emergency
6. ABLE BODY PASENGGER
 Orang yang bisa membantu kita saat keadaan darurat
7. BRACE FOR IMPACT
 Posisi aman setiap take off & landing untuk melindungi FA jika terjadi benturan.

CLOSING FROM INSIDE


A. Procedure Closing of Entrance Door
Setelah penghitungan penumpang selesai FA-1 akan report kepada PIC :
1. Memastikan jumlah penumpang on board benar
2. Memita izin untuk menutup pintu
Setelah captain memberikan izin pintu utama harus di tutup secepatnya. Flight crew akan memberi
command :

FLIGHT ATTENDANT CLOSE DOOR, ARM AND CROSS CHECK

Sebelum menutup pintu FA akan melakukan :


1. FA akan mengecek dan memastikan bingkai pintu bebas dari halangan
2. Apabila pegangan pintu sulit untuk di kunci,jangan memaksakan untuk menutup tetapi buka
kembali pintu dan re-check sekeliling pintu dan kondisi bingkai
3. Setelah pintu di tutup FA akan megecek karet pintu berada pada tempatnya dan memastikan
tidak ada barang-barang aneh yang berada di sekeliling bingkai
Untuk menutup pintu :
1. Pindahkan warning flag ke posisi menyilang
2. Pindahkan girt bart dari hook ke floor braket
3. Cek slide sudah pada posisi arm
4. Report ke FA-1 menggunakan interphone

DOOR CLOSED, ARMED AND CROSS CHECKED

FA-1 akan report ke captain :

DOOR CLOSED, ARMED AND CROSS CHECKED

a) POSITION OF SAFETY DEMO.


FA1 = Galley FWD
FA2 = Galley AFT
FA3 = ROW 4
FA4 = ROW 1 FWD
FA5 = ROW 17 MID
b) STEP BY STEP SAFETY DEMONSTRATION
1. Opening
2. Cara penggunaan Seatbelt
3. Cara penggunaan Oxygen mask
4. Menunjukan Lokasi exit
5. Menunjukan Emergency light
6. Cara penggunaan lifevest
7. Letak Safety Intruction card
8. Closing

PROCEDURES FOR ENFORCING SMOKING REGULATIONS


Ketika ada penumpang merokok, segera lakukan announcement no smoking.
Jika penumpang menolak aturan di larang merokok, maka :
1. Saat pesawat masih di darat, lapor kepada petugas darat.
2. Selama penerbangan/Saat pesawat menjauhi gate laporkan kepada captain. Penumpang yang
menolak mengikuti aturan harus di beritahukan bahwa dia melanggar aturan DGCA & dapat di
keluarkan dari pesawat.

COCKPIT DISTRACTIONS/STERIE COCKPIT


 Periode penerbangan termasuk fase kritis penerbangan, yang mengacu pada semua pengoprasian di
darat termasuk boarding, taxi, take off & landing & semua pengoperasian pesawat di bawah 10.000
feet.
 Steril cockpit procedure di lakukan untuk memastikan komunikasi ke & dari kokpit & komunikasi antar
sesame kokpit harus di batasi untuk keselamatan & operasional yang berhubungan dengan komunikasi
untuk mencegah terganggunya Flight crew dari perhatian penuh saat mengoperasikan pesawat.

B. CRITICAL PHASE
Prosedur selama fase kritis penerbangan :
1. Flight crew (termasuk orang yang duduk di jumpseat) harus membatasi percakapan & aktivitasnya
secara ketat untuk alasan keselamatan pengoperasian pesawat.
2. FA tidak boleh menghubungi cockpit kecuali untuk alasan keselamatan/abnormal/alasan
emergency/alasan operasional kritis & menghubungi cockpit dengan emergency call.
3. Panggilan & PA harus di batasi untuk keselamatan pengoperasian pesawat.
Fase kritis penerbangan di definisikan sebagai :
1. Dimulai dari pesawat bergerak sebelum take off samoai lampu tanda kenakan sabuk pengaman di
padamkan selama menanjak/sampai ketinggian 10.000 ft.
2. Dimulai lagi Ketika lampu tanda kenakan sabuk pengaman di nyalakan untuk persiapan mendarat
sampai pesawat berhenti dengan sempurna & engine di matikan.
3. Kapanpun periode dimana PIC menyatakan masih dalam fase kritis penerbangan.

c. PROCEDURE FOR ENTIRE DURATION OF THE FLIGHT


untuk keseluruhan penerbangan :
1. FA harus menggunakan interphone untuk meminta izin masuk kedalam cockpit.
2. Untuk mencegah terganggunya flight crews dari rado communication saat FA masuk ke dalam cockpit
FA tidak boleh berbicara sampai flight crew meyadari keberadaanya.

SURFACE MOVEMENT PROCEDURE


Pergerakan pesawat selama berada di darat baik dengan tenaga pesawat itu sendiri atau di bantu dengan alat
dari ground. Dari mulai push back sampai running for take off. FA harus duduk sedekat mungkin dengan dan
harus tersebar sepanjang pesawat untuk menyediakan pergerakan yang cepat kepada penumpang saat
keadaan darurat. FA harus duduk menggunakan seatbelt dan shoulder harness terpasang kencang kecuali
menjalankan tugas yang berkaitan dengan keselamatan.

PASSANGER INFORMATION
 Ketika Fasten Seatbelt Sign menyala
Yang dilakukan oleh FA adalah memastikan cabin secure, lav lock, galley secure, dan mereport kepada
FA1 serta Kembali ke station masing”, duduk di jumpseat menggunakan seatbelt dan shoulder harness
dan melakukan one minute silent review.
 Fasten Seatbelt sign menyala dan padam secara otomatis
Fasten Seatbelt sign dikontrol dari flight deck baik itu secara manual atau otomatis. Jika PIC mengatur
dalam posisi otomatis, semua tanda akan menyala pada saat landing gear turun. Setelah take off,
Fasten seatbelt sign akan mati pada saat wing flaps sudah Kembali ke posisinya. Saat landing, fasten
seatbelt sign akan menyala pada saat wingflap dan landing gear turun. No Smoking sign akan menyala
pada saat landing gear turun. Setia pada tanda yang menyala atau mati, akan ada suara LO chime.

8. Cabin, Galley and Lavatory Securing


A. Final Preparation for Take Off
a. Cabin
 Pax sudah menggunakan sabuk pengaman
 pax sudah menegakkan sandaran kursi
 barang barag pax sudah disimpan dioverhead bin compartment
 tray table sudah tertutup dan terkunci
 armrest sudah ditutunkan
 membuka penutup jendela
 overhead coparment sudah terkunci
b. Galley
 semua equipment galley sudah ter secure dan terkunci
 electrical listrik galley dimatikan
 certain nya dibuka
c. Lavatory
 memastikan lavatory tidak ada orang di dalam lavatory
 lavatory terkunci
9. Crew Coordination
A. Cabin Ready
Secara umum semua persiapan selesai sebelum take off or landing FA 1 purser akan report cabin
ready jika
 DOORS.............................................tertutup dan bebas dari hambatan
 INFANT LIFE VEST...........................sudah dibagikan
 SLIDE................................................posisi armed
 CABIN PREPARATION.....................cabin siap
 PASSENGERS...................................Sudah debriefing

PREPARING FOR DEPARTURE


 Kabin harus sepenuhnya aman sebelum permukaan pesawat bergerak. (taxi)
 FA akan memberikan pre-departure announcement, dan diikuti oleh pengecekan yang harus di
selesaikan untuk keberangkatan :
1. Selesai Exit Row Seating Briefing.
2. No smoking being observed.
3. Seatbelt fastened.
4. Sandaran kursi ditegakan.
5. Tray tables di angkat & di kunci.
6. Menurunkan arm rest.
7. Membagikan infant life vest.
8. Infant duduk dengan benar benar aman.
9. Carry on baggage telah di simpan.
10. Menutup overhead compartment & terkuncu dengan benar.
11. Penutup jendela di buka.
12. Melepas headphones.
13. Menyimpan footest.
14. Membuka curtains & diamankan.
15. Semua minuman/makanan di pindahkan dari cabin & flight deck.
16. Galley aman, pastikan lantai bersih & kering, tutup pintu oven dengan rapat dan matikan oven &
water boilers.
17. Bersihkan & simpan teko kopi/teh.
18. Senua alat service harus disingkirkan, aman & terkunci.
19. Trolley harus aman & terkunci.
20. Lavatories kosong, pintu ditutup.
21. Pintu closet diamankan.
22. PED harus di matikan.
23. Mengganti sepatu high heels ke flight shoes.

TAKE OFF STATION & VIGILANCE


B. One Minute Silent Review
 Mengingat lokasi emergency equipment,bagaimana mengoperasikan dan emergency apa
yang harus dibawa
 Memilih emergency exit ,mengetahui lokasi, kapan dan bagaimana memberikan instruksi
dan bagaimana cara pengoperasian kepada penumpang
 Mengingat tugas emergency duties dari FA yang lain apabila FA tersebut incapacitation kita
harus menggantikan tugas FA tersebut
 Command apa yang diberikan oleh PIC dan apa yang harus dilakukan
 Arahan apa yang diberikan kepada pax saat evakuasi
 Mengingat pax mana yang bisa membantu kita dan siapa yang membutuhkan bantuan dari
orang lain
 Brace position
Secondary Command Flight Attandent Take Off Station2 HI TONE CHIMES
FASTEN SEAT BELT AND NO SMOKING SIGN MENYALA

CRUISE
15. SAFETY RELATED ANNOUNCEMENT
ANNOUNCEMENT BAD WEATHER

CREW COORDINATION.
A. Inflight duties
- Remain on duty.
- Landing form (custom, immigration, quarantine).
- Melakukan service secara berkala ke cockpit.
- Menjawab panggilan dengan cepat.
- Menjaga kebersihan kabin.
- Mengecek lavatory secara berkala.
- Mengecek kabin.
- Mengamankan peralatan service.
- Meperhatikan & mengecek penumpang.
- Mendengarkan announcement.

PERIODIC CHECKING TO COCKPIT, CABIN, LAVATORY, GALLEY


A) Cockpit → 30 menit sekali.
B) Lavatory → secara berkala.
C) Cabin → 15 menit untuk siang hari, 20 menit untuk malam hari.

CLOSING & LOCKING COCKPIT DOOR


Selama penumpang boarding, cockpit harus di tutup & terkunci. PIC harus memastikan pintu cockpit tertutup
& terkunci selama penerbangan, kecuali :
1. Selama take off & landing jika cockpit merupakan akses menuju ke exis yang di butuhkan oleh
penumpang/exit yang sejajar dengan lantai.(pintu)
2. Kapanpun jika di butuhkan untuk akses ke cockpit/area cabin untuk crewmember dalam menjalankan
tugasnya/untuk orang sudah di izinkan masuk kedalam cockpit.
3. Ketika jumpseat di gunakan oleh orang yang berwenang di pesawat dimana menutup & mengunci
pintu cockpit tidak memungkinkan Ketika jumpseat digunakan.
Jika seorang flight crew meninggalkan area cockpit, seorang FA harus tinggal cockpit dan 1 FA lainnya standby
di galley sampai seorang Flight crew itu kembali ke cockpit.

ADMISSION TO THE COCKPIT/FLIGHT DECK


PIC tidak boleh mengizinkan seseorang untuk memasuki cockpit kecuali orang tersebut telah mengidentifikasi
dirinya salah satu di bawah ini.
1. Anggota crewmember yang di tugaskan pada penerbangan tersebut.
2. Inspektur/perwakilan DGCA yang sedang melakukan tugasnya.
3. Pegawai pemerintahan Indonesia, pemegang sertifikat holder/orang yang berhubungan dengan dunia
penerbangan yang memiliki izin PIC & dalam menjalankan tugasnya di butuhkan untuk masuk
cockpit/dapat menguntungkan keselamatan penerbangan.
4. Setiap yang memilki izin PIC & secara khusus di otoritasi secara tertulis oleh direktur operasional & dan
DGCA.

Kecuali tersedia kursi untuk orang tersebut orang tetap tidak boleh masuk kedalam cockpit selama
penerbangan.
1. DGCA/Wakil DGCA melakukan inpeksi & observasi.
2. Orang-orang ATC/orang dari dunia penerbangan (prosedur komunikasi).
3. Crew tidak aktif/extra crew.
4. Pilot pemegang sertifikat lain dari perusahaan lain yang sedang menjalankan tugasnya & sudah ada
izin.
5. Karyawan perusahaan yang sedang melaksanakan tugasnya yang berhubungan untuk memonitor
perencanaan penerbangan & memonitor alat alat di pesawat.
6. Orang teknik dari pembuatan pesawat.

MANIPULATION OF COCKPIT
PIC tidak mengizinkan siapapun untuk mengambil alih pengontrolan di pesawat selama penerbangan
kecuali orang tersebut adalah :
1. Pilot Batik Air yang qualified
2. Pilot dari DGCA yang sudah qualified & sudah mendapatkan izin dari PIC untuk melakukan pengecekan
pengoperasian penerbangan.
3. Pilot pemegang sertifikat lainya yang sudah mendapatkan izin dari PIC, qualified pada pesawat
tersebut & sudah mendapatkan izin dari direktur operasional.
4. FA tidak boleh mengoperasikan setiap switch yang ada di cockpit kapanpun.

D) FLIGHT DECK SECURITY DOOR


Pengunciannya tidak bisa dibuka secara paksa. Membuka pintu dari kabin, ada viewing lens di pintu
untuk melihat pax di kabin. Pintu bisa dibuka secara manual dari dalam flight deck dengan memutar
handle. Flight crew bisa memonitor dari flight deck ketika flight crew incap. Flight deck dapat di
akses dengan menggunakan emergency panel yg terletak disebelah kanan. Bagian-bagian pintu
flight deck :
1. T.u.c blow out panels.
2. Door handle
3. Deadbolt key lock
4. viewing lens
5. Flight deck keypad
FLIGHT DECK NUMBER 2 SECURITY DOOR
Adalah jendela yg bisa di buka saat di darat dan saat terbang atau saat evakuasi keadaan darurat,
untuk membuka jendela :
 Remas triger, Tarik pegangan ke arah belakang dan kearah dalam, hingga terkunci
 Untuk menutup, unlock, Tarik latch mcahnisme ke depan, untuk mengunci jendela. Remas
triger, dorong kearaah depan sampai paling depan dan kearah luar. Ketika triger terlepas
jendela terkunci.

Hanya jendela FO yg bisa dibuka dari luar.

TIPE-TIPE TURBULENCE :
Jika tanda kenakan sabuk pengaman telah menyala saat inflight, maka terjadi turbulence. FA tetap
melanjutkan tugas dengan hati-hati. Namun jika ada komen “ FLIGHT ATTENDANT BE SEATED”, FA
harus menghentikan aktivitas kembali ke station masing”, menggunakan seatbelt dan shoulder harness.
Ketika level turbulence meningkat, FA harus berkordinasi dgn flight crew untukmengidentifikasi tipe
turbulence, dan membuat announcement secara berkala setelah mendapat info dari flight crew
mengenai tipt turbulrnce, dan akan mengambil tindakan sesuai procedure. Tipe turbulence :
C. Light Turbulence
Orang dalam pesawat akan merasakan sedikit tekanan pada seatbelt. Action :
 FA dan FA yg lain membuat announcement secara manual/otomatis
 FA check kabin untuk memastikan penumoang duduk dgn menggunakan seatbelt, dan bagasi
semua tersimpan.
 Pastikan peralatan galley sudah diamankan
 Water jug/pot di masukan ke dalam trolly, lnjutkan servis tanpa air hangat
 FA konfirmasi “kabin secure” kepada FA1, kemudiian FA1 mengecek dan report ke flight crew
 Cek secara berkal jika berlangsung lama
D. Moderate Turbulence
Merasakan tekanan yg kuat pada seatbelt. Action :
 FA1 dan FA yg lain membuat announce secara manual/otomatis
 Hentikan servis. Secepatnya, kembalikan trolley ke galley, cek penumpang duduk dan
menggunakan seatbelt dan bagasi suudah tersimpan jika memungkinkan
 Pastikan galley secure
 FA kembali ke station masing”, menggunakan seatbelt dan shoulderharness
 FA konfirmasi “cabin secure” ke FA1, kemudian FA1 cek kembali dan report kepada flight crew
E. Severe Turbulence
Orang di dalam pesawat terasa terlempar dari seatbelt dan benda” yg tidak aman akan bertebaran.
Action :
 Coba membuat announce secara manual
 Hentikan servis secepatnya, amankan trolley ke galley jika memungkinkan
 FA harus duduk di kursi terdekat dan menggunakan seatbelt dan shoulder harness
 FA tetap duduk sampai ada info dari flight crew
F. Extreme Turbulence
Pesawat terguncang sangat keras dan tidak terkontrol. FA harus mmenghentikan servis secepatnya,
duduk di kursi terdekat dan memakai seatbelt (jika ada di kursi penumpang). Coba membuat
announce secara manual
G. Tugas Setelah Turbulence
Flight crew info FA jika keadaan sudah aman, FA cek penumpang dan kru lain apakah ada yang
terluka atau tidak dan berikan pertolongan pertama. Cek kabin apakah ada yg rusak atau tidak.
Kemudian lapor pada FA1 atau flight crew.
Sudden Turbulence/Clear Air Turbulence
Selama penerbanganm pesawat dapat masuk ke area turbulence yang tidak di prediksi.
Contohnya : CAT (Clear Air Turbulence) yang biasa terjadi pada ketinggian yang tinggi.
Jika Flight Crew menyatakan lampu tanda kenakan sabuk pengaman & memberkan command “FLIGHT
ATTENDANT BE SEATED”, maka :
1. Segera duduk & mengamankan diri
2. Jika FA seat tidak tersedia, dapat dilakukan dengan duduk di tempat penumpang.
3. Jika terjadi saat service, segera mengunci trolley.
4. Intruksikan penumpang untuk menggunakan sabuk pengaman melalui P.A
5. Tetap duduk sampai ada pemberitahuan dari Flight crew/sampai lampu tanda kenakan sabuk
pengaman dipadamkan.

CABIN PREPARATION
A. Preparation Before Landing
Ketika pesawat pada fase Top of Descend, Flight Crew akan memberikan command

FLIGHT ATTENDANT PREPARE FOR


ARRIVAL
Flight Attendant akan melakukan :
a. Melakukan debarase
b. Mengambil semua peralatan makan dan minum
c. Mengambil headset dan selimut (apabila tersedia)
d. Mengambil bantal yang tidak terpakai (apabila tersedia)
e. Mematikan audio sistem (apabila tersedia)
f. Merapikan kabin dan lavatori
g. Mengembalikan semua peralatan servis ke galley
h. Mengamankan galley :
 Meyakinkan lantai bersih dan kering
 Menutup pintu oven, mematikan semua oven dan water boiler
 Memberiskan dan menyimpan coffee/tea pot
 Semua peralatan servis harus diambil, diamankan, dan dikunci
 Mengosongkan ice drawers dari air dan membuka kaleng jus atau soft drink dan
membuang ke waste container
 Troli harus diamankan dan dikunci
i. Membuat pesan untuk special passanger, catering, dan masalah pada peralatan servis untuk
crew selanjutya (apabila akan pergantian crew)
j. Pada penerbangan internasional, kabin harus di semprot dengan disinfectant
k. Ketika tugas in-flight telah selesai, Flight Attendant harus berganti dengan seragam lengkap

22. CREW COORDINATION


REPORT ABNORMALITIES
FA harus tanggap dengan bau dan bunyi yang aneh pada saat bekerja di kabin. Kapanpun FA melihat
api, asap, dan keberadaan senjata atau keadaan abnormal lainnya yang membahayakan
penerbangan, Captain/ FA1 harus diberitahu dengan menggunakan interphone.
Informasi akan diberkan pada :
1. Selama taxiing, cruise atau descend.............................Secepatnya
2. Selama takeoff dan climb out.......................................Setelah fasten seatbelt sign switch off
3. Pada saat final approach dan landing..........................Setelah pesawat meninggalkan runway
PASSENGER MONITORING
FASTEN SEATBELT SIGN TURNED ON
1. Ketika fasten seat belt sign dimatikan untuk landing, sebelum landing announcement akan
dilakukan compliance check:
 menit terakhir makanan/minuman service akan di ambil
 koran/majalah harus dikembalikan ke tempat penyimpanannya
 sandaran kepala ditegakkan
 sandaran tangan diturunkan
 tray table terkunci
 penutup jendela dibuka
 seatbelt fastened
 infant seat diamankan
 carry-on baggage di tempatnya
 overhead compartment tertutup dan terkunci
 curtain terbuka dan aman
 movie screen tertutup dan terkunci
 lavatory kosong,pintu di tutup dan dikunci
 pintu closet amanheadphone disimpan
 semua pintu bebas dari halangan dan pastikan lantai bersih dan kering
2. cek semua peralatan elektronik yang dibawa penumpang harus dimatikan ketika “fasten seat
belt” sign ON sampai OFF ketika pesawat terparkir
3. Buat final cabin check. Cek kembali cabin safety items di briefing area
4. Report ke FA1 “CABIN READY” lalu FA1 akan mengecek kembali dan mengatur pencahayaan
ke posisi DIM
5. Setelah semua persiapan complit, FA1 report ke capten “CABIN READY” dan mengambil
semua peralatan makanan/minuman di flight deck
6. Jika FA1 tidak report “CABIN READY”, capten akan memanggil FA1. Setelah FA1 report cabin
ready, akan dibuat “before landing announcement”

LANDING STATION AND VIGILANCE


Captain akan memberikan command ke FA “FLIGHT ATTENDANT LANDING STATION”. Semua FA
kembali ke jumpseat tanggungjawabnya, menggunakan seatbelt dan shoulders harness, brace position
dan one minutes silent review.
A. One Minutes Silent Review
 Mengingat kembali lokasi dari emergency equipment dan apa saja yang harus kita bawa
 Memilih emergency exit yang akan digunakan di situasi tertentu, kapan dan bagaimana
mengoperasikan, dan bagaimana menginstruksikan kepada penumpang untuk
menggunakannya
 Mengingat emergency duties dari crewmember lain jadi apabila ada FA yang incap kita dapat
menggantikan tugasnya
 Mengetahui apa commant yg diberikan oleh Flight Crew dan apa yang harus kita lakukan
 Mengingat kembali bagaimana menginstruksikan kepada penumpang saat evakuasi
 Memilih mana penumpang yang membutuhkan bantuan dan mana yang dimintai bantuan
 Brace position
B. Secondary Command Flight Attendant Landing Station
Jika PA inoperative, flight crew akan memberikan warning ke FA jika landing sudah dekat dengan:
 Membuat 2 LO Chime(2 kali nada rendah), atau
 Mengedipkan “NO SMOKING” dan “FASTEN SEATBELT”
24. Opening doors for arrival
Arrival procedures
Ketika pesawat berhenti dengan sempurna di terminal, flight crew command melalui
PA: “FLIGHT ATTENDANT DISARM SLIDE AND CROSS CHECK ”
Ketika flight crew sudah memberikan sinyal, FA akan:
 Pindahhkan girt bar dari floor bracket dan pasangkan ke hook
 Pindahkan warning flag pada posisi horizontal
 Periksa pada pintu yang berlawanan, pastikan disarm position
 Lapor ke FA1 menggunakan interphone “SLIDE DISARM AND CROSS CHECKED”
Purser/FA1 report ke flight crew: “SLIDE DISARMED AND CROSS CHECKED”

Note: FA akan memeriksa penampilannya kemudian mengganti in-flight shoes ke high heeled shoes

A. Procedure Normal Operation


untuk membuka pintu harus dilakukan oleh FA yang bertugas terhadap pintu itu. Sebelum membuka
pintu, FA harus memiliki seorang saksi. Sebelum membuka pintu, FA dan saksi harus memastikan:
 Adanya command dari Flight Crew “FLIGHT ATTENDANT, DOOR(S) MAY BE OPENED”
 Ground staff memberikan sinyal berupa thumbs-up atau knocking the door
 Area diluar pintu bebas dari halangan
 Slide bar disarm position dan warning flag pada posisi horizontal
 Ground staff menyiapkan tangga(jangan meninggalkan pintu tanpa pengawasan sampai tangga
benar- benar aman di tempatnya
 Setelah pintu terbuka dan semua penumpang sudah turun, purser/FA1 akan menyerahkan
semua flight documents ke ground staff
B. Door Barrier Strap
Door barrier strap adalah tali pengaman pintu yang dipasang apabila pintu sudah dibuka namun
tidak ada akses yang digunakan penumpang seperti tangga atau garbarata yang menempel di badan
pesawat, atau tidak ada mobil catering.
Emergency Duties and Procedures

Emergency/security Equipment &Procedures


23. Location & Operation Of Exit
A. Total Emergency Exit
Emergency exit :
a. B.737 – 800 & 8 Max : Total 10
 2 jendela d kokpit (1 disetiap sisi)
 4 pintu di cabin (2 disetiap sisi)
 4 overwing emergency exit (2 disetiap sisi)
 Type Of Exit, Description Of Exit
 Entry Doors
Ada 4 yg identik dg entry doors yg digunakan untuk masuk & keluar di pesawat, yg normalnya
sebelah kiri digunakan sebagai keluar masuknya penumpang dan sebelah kanan sebagai service
doors,dan ke 4 doors trsbt dapat digunakan sebagai emergency exit.
Entry door ini tipe nya “Plug Type” yaitu dapat mengayun (bergerak) k arah dalam & terdorong k
arah luar kedepan. Pintu 1L ada spring assist nya untuk memudahkan ketika membuka nya (only
1L yg ada spring assist). Setiap pintu ada mechanical latch yg berguna untuk
menahan(mengunci) pintu ketika terbuka yg letaknya di engsel atas.Slide di pintu tipenya
“single slide” yaitu hanya bisa digunakan untuk 1 orang
 Entry Doors Lay-Out
1. Emergency exit sign
2. Warning Flag
Warning flag ada disetiap pintu. Harus di cross jika slide nya arm potition agar dapat terlihat
jelas jika siapapun melihat dari luar pesawat. Posisi ceross ini sebagai tanda kpd org yg d luar
jika girt bart sdh d pasangkan d floor bracket(arm potition) & slide dapat mengembang jika
pintu d buka.
Warning : kalau slide arm tetapi warning flag tidak cross dan pintu dibuka maka dapat
melukai orang
3. Viewing Window
4. Doors barier strap (sbagai tanda jika pintu d buka & tdk ada garbarata)
5. Assist handle (ada 2 diatas ,dipintu & dibadan)
6. Door Operating Handle
7. Slide Comparthment (Ada preassure Gauge indikatornya juga)
8. Slide (didalem slide comparthment)
9. Assist handle (d bawah sebelah kiri pintu)
10. Stowage Hooks
11. Girt Bart
12. Floor Brackets
13. Dedicated Asisst Space (DAS)
Di setiap pintu punya das, letaknya ada di dekat pintu yg di buka di bagian dalam. Selama
emergency evakuasi FA harus megang Asisst Handle & menempatkan diri di DAS agar tidak
memblock exit
 Tutup pintu inside :
Ada command : FLIGHT ATTENDANT CLOSE DOOR, ARM SLIDE AND CROSS CHECK
Kl udh ada command bgitu FA harus :
 Sblm ttp pintu pastikan door frame bebas dr obstacle
 Kl pintu susah d tutup jngn d paksa,buka lg & check kondisi area sekitar door frame
 Stlh pintu d tutup fa harus cek door seals slot nya proper ada d
door frame Cara tutup :
 Tekan k bawah door lock release latch nya
 Pegang assist handle di pintu dg satu tangan & assist handle yg d dlm pswt dg tangan
lainnya (yg ada d samping pintu)
 Tarik pintu k arah dalam
 Pintu akan masuk k arah dalam cabin
 ketika pintu udh ketutup,putar operating handle 180 derajat sampe pintu k kunci & ktutup
 Pastikan horizontal potition
 Pindahin warning flag dr horizontal potition k cross potition ,pindahin girt bart dari
stowage hooks k floor bracket
 Stlah d tutup pstikan lg slide arm,jika sdh report k fa1 : “Door Closed,Slide Armed,& Cross
Check”
 F1 report k FC : Door Closed,Slide Armed,&cross Check.
 Tutup pintu outside :
 Tekan door latch nya
 Pegang pintu &tarik
 pintu akan masuk k dalem &masuk k cabin
 Stlh bisa menjangkau exterior handle,tarik exterior handle nya
 Putar handle sampai pintu k tutup & k kunci
 Cara buka pintu normal condition (inside) :
Buka pintu harus d lakukan sama FA yg bertanggung jawab sama itu pintu.Sblm buka fa harus
nanya witness :
Condition FA yg bertanggung jawab FA sbg witness
Command dr FC : FLIGHT Mengkonfirmasi komen dr FC Bilang : CHECK
ATTENDANT DOORS MAY
BE OPENED
Pastikan kondisi diluar clear & Konfirmasi sinyal dr luar Bilang : CHECK,CONTINUE
ground staff udh ngasih sinyal
thumbs up atau knocking door
Slide disarmed potition Konfirmasi slide disarmed Bilang : CHECK, CONTINUE
&warning flag potition OPEN
horizontal potition &warning flag in horizontal
potition
Caranya :

 pastikan slide disarmed


 putar handle 180 derajat searah panah,pintu akan mengayun k arah dalam& terbuka k arah
luar
 pegang assist handle di pintu dg satu tangan dan dorong pintu keluar sampai full open
potition
 Pastikan mechanical latch nya ke kunci saat pintu terbuka
 Cara buka pintu normal condition (outside)
 Cek warning flag nya tdk terlihat
 jika warning flag nya ga keliatan,putar hanlde (putar handle full sampai k posisi ga ke
kunci&pintu nya unlatch)
 Lepaskan exterior handle
 Tarik assist handle yg di sisi pintu bagian bawah,arahkan pintu sampai fully open potition
(sampai kaitan mechanical latch nya terkunci)
Warning : kl handle yg d luar d puter,handle yg d dalem k puter juga. Jd puter exterior
handle nya pelan” biar kl lg ada pergerakan dr dlm ga terluka org yg d dlm
 Overwing Emergency Exit
Overwing ada 4 d passenger cabin (2 disetiap sisi) tipe overwing adalah “tipe III”. Overwing
emergency exit “canopy type (terbuka k arah atas)” & dapat dibuka manual dr dalam & luar
pesawat.Bisa dibuka dari dalem pake Spring Loaded Handle (letaknnya ada d atas pintu). Kl dr
luar bisa d buka pake Vent Panel. Flight lock System (otomatis terkunci) bisa mengunci otomatis
saat takeoff, landing & inflight untuk menghindari ketidaksengajaan pengoprasian. Sistem ini ga
kekunci pas di ground biar kl emergency bisa d buka. Kekunci atau ngga nya FLS ini tergantung
kecepatan engine, gaya dorong, di udara/ground, open/close status dr pintu.
Warning : kl flight crew ngasih tau overwing ga d kunci,fa ga boleh ngunci itu overwing
 Overwing interior
 Interior Handle & Cover (ada d bagian atas d pintu)
 Closing strap(ada d bagian bawah d pintu)
 Panel yg menunjukan kebuka atau ketutup
 Exterior Overwing Emergency Exit Push Panel
Escape strap (escape strap cuma bisa buat ditching ya gaeess) adanya di atas stiap emergency
exit frame d stiap overwing barisan kedua. Kl mau buka strapnya harus buka pintu nya dulu.
Ujung escape strap adanya d door frame,lipatan tali nya ada ciling. Untuk menggunakan : tarik
strap & pasangkan k ring yg ada di atas permukaan sayap (attachment fitting) . Kl ditching ini tali
bisa buat untuk pegangan diatas sayap & masuk k life raft. Trs ada 2 tactile indicator (bulatan
merah) di setiap sisi yg letaknya di stowage compartment d atas d stiap overwing. Ini lampu
bulatan merah bisa nyala buat nunjukin ke Fa lokasi overwing kl pandangan berkurang.
 Flight Deck Number 2 Window & Security Door (Sliding Window)
Sliding window bisa d buka saat d ground & inflight yg digunakan untuk evakuasi (sebelah
kiri sama kanan sama cara buka nya). Cara buka :
 Remas Trigger,putar handle k arah dalam dan belakang
 Setelah jendela k arah dalam gerakkan sampai terkunci & posisi
terbuka Cara tutup :
 Buka kunci,tarik mechasism latch rod nya
 Remas trigger gerakkan windoe sampai k arah depan & luar . Saat melepaskan trigger
maka akan terkunci
Cuma punya First Officer yg bisa d buka dari luar

EVACUATION DEVICE
 evacuation device terpasang di setiap entry door
 Girt bar secara normal disimpan di stowed hook yang terletak di dekat dari bagian bawah
door liner
 Sebelum taxi, Girt bar dipindahkan dari stowed hook ke floor bracket dan harus tetap
berada di floor bracket selama penerbangan juga tidak dipindahkan sampai pesawat
berhenti dg sempurna
 Ketika girt bart di floor bracket dan kemudian pintu di buka , maka slide akan jatuh dan
mengembang
 Slide ini standby arm dan akan jatuh secara otomatis pada saat pintu dibuka
 Slide ini memiliki sisi kemiringan 20° ke belakang dan memiliki inflatable rail tube di bagian
atas sisi depan untuk menghindari dari percikan engine
 Slide akan mengembang kurang lebih 5 detik
 Jika slide gagal mengembang secara otomatis, manual inflation handle bisa di tarik untuk
mengembangkan slide
 Jika slide mengempis, itu boleh digunakan sebagai apron slide yaitu dg cara kirimkan 2 ABP
untuk turun ke bawah dg memanjat turun dari slide tersebut kemudian masing-masing ABP
memegang sisi slide dan menahan saat orang-orang meluncur ke bawah
 Pada saat situasi pendaratan di air, slide digunakan sebagai floating device atau alat bantu
apung
 Untuk melepaskan slide dari pesawat, buka penutup dan tarik pegangan
 Slide tetap terikat dg pesawat oleh mooring line sampai dipisahkan secara manual maupun
otomatis
 Mooring line secara otomatis terpisah untuk menghindari kerusakan pada slide jika
pesawat tenggelam. Untuk memutus Mooring line secara manual dari pesawat, buka
velcrotab dan tarik tali dari metal ring atau gunakan pisau yang tersedia pada slide untuk
memotong mooring line
25. Communication (Normal & Abnormal)
A. Normal Communication
Sistemnya :
a. Cabin Interphone System
Cabin interphone system terdiri dari “party type talk/listen network yg station nya ada di FD,FA
Station & eksternal/internal service jacks
Cabin Interphone System digunakan untuk :
 FD ke FA
 FA ke FD
 FA ke FA
 Passenger addresses
announcement Ada 3 headsets di
cabin :
 1 disetiap attendant station yg ada d dpn & blkng entry doors
 1 di belakang service doors diatas FA
seat Interphone Calls
1. Calls From the Cockpit
Panggilan dr kokpit,tandanya : Passangers addres system(PAS) bunyi single HI-LO chime,master
call light nyala warna pink
2. Calls from cabin
Tandanya : PAS bunyi HI-LO chime & master call light terkait nyala warna pink. Cabin interphone
calls dimulai saat handseat di ambil dr cradle nya & menekan kode untuk memanggil tujuan. Ga
perlu mencet press to talk kl buat interphone calls.
3. Cara Reset : Angkat handseat dr cradle nya / tekan tombol RESET master call light warna pink
terkait akan mati

Destination Push Button on Interphone Chime Master Call Light


FD to FA From FC 1X HI-LO Steady Pink
FA to FD Press 2 - -
Fa to FA Press 5 (2X) 2X HI-LO Steady Pink
b. Passenger Address Sistem
PAS digunakan untuk FD,FA & Preecorder Announcment(PRAM) di passenger cabin. Entertaiment
audio & boarding music bisa juga dikirim dari PA System. FA bisa bikin PA Announcment make
cabin interphone handsets. Jd intinya segala bunyi”an itu asalnya dr PAS
c. Passengers Address Announcment
PRAM & boarding musik asalnya dari PA System yg d kontrol dr PRAM. Prioritas Passenger Addres
Announcment :
 FD
 FA
 PRAM
 Boarding Musik

Prioritas utama makin gede


suaranya Making PA Announcment:
 Ambil handset dari cradle
 Tekan angka 8 di handset
 Tekan Push To Talk Switch
 Buat Announcement
Kl lg announcment trs si prioritas pengen ngomong juga,yaudh announcement nya berhenti
sebentar sampe prioritas selesai ngomong,atau kl lg boarding musik trs FA pengen announcment
yaudh biarin music nya k pause dlu

d. Passenger Call System


Panggilan kl Pax tekan Attendant call Switch yg ada d Psu ,Tandanya :
 Di Psu Non Bsi : Warna Amber
 Di Psu BSI : Warna Biru
 Master call light terkait : Warna Biru
 Bunyi nya : Single HI Chime (1x)
 Cara RESET : Tekan kembali Attendant Call Switch yg d PSU
e. Lavatory Call System
Lavatory call system brfungsi kl Attendant Call Switch yg ada di dlm lavatory yg letaknya di dinding
bagian dalem diatas sink cabinet/wash besin di tekan. Kl di tekan LCS, tanda nya :
 Master call light terkait nyala warna Amber
 Lampu yg d di ding luar lavatory juga nyala
 Bunyi single HI Chime di attendant station terkait
 Cara RESET : tekan tombol reset d dinding luar lavatory atau di tekan switch master call
light amber terkait,kl ga ada panggilan lg dr lavatory yg lainnya d area yg sama (LD&LE)
f. Passenger Sign
 Non smoking sign & fasten seatbelt adanya d Psu.
 RETURN TO SEAT SIGN ada d setiap lavatory & hanya terlihat jika menyala.
 FASTEN SEAT BELT / RETURN TO SEAT sign dikontrol dr FD baik scara manual /otomatis. Kl
captain pilih Otomatis,tanda nya akan menyala jika landing gear nya turun. Setelah take off
FASTEN SEAT BELT / RETURN TO SEAT sign mati wing flaps nya kembali ketempatnya.
Selama landing FSB/RTS Sign menyala ketika flaps turun atau ketika landing gear turun. NO
SMOKING SIGN nyala ketika landing gear extended.
 Di setiap tanda menyala atau padam bunyi nya : 1X LO Chime Sounds
 Lavatory Occupied sign ada d Celling bagian tengah di cabin (d dpn & blkng cellings sekitar
lavatory) & memberikan petunjuk jika lavatory terisi atau kosong
 Ketika Waste Tank penuh, tanda akan menyala menunjukan simbol bahwa lavatori terisi.
B. Emergency & Warning Signal Communication
a. FLIGHT CREW TO FLIGHT ATENDANT
Fa harus sadar akan signal yg d berikan yg berpotensi emergency
1. Flight Attendant Into Cockpit (Twice)
secondary sinyal nya 6X chimes (Cuma FA1 yg boleh masuk ke FD)
2. Emergency Station (Twice)
Sinyal akan diberikan 2 menit/1000 feet sebelum benturan, kl Public Adres nya ga bisa
komen akan diberikan kl FA1 report CABIN READY
3. BRACE (2X)
 1.Satu menit / 500 feet sebelum benturan
 Selama take off & landing ketika PIC menyatakan emergency situation jika
memungkinkan
 Kl PA ga bisa komen diberikan dg cara FASTEN SEAT BELT SIGN BERKEDIP
4. Attention Crew On Station (Twice)
 Disemua situasi emergency kecuali ditching
 Ketika pesawat berhenti dlm keadaan abnormal (Selama Take Off & Landing)
FA harus tunggu komen selanjutnya dari FC,soalnya FC lg menganalisa keadaan.
Selama fase ini FA harus Open seat belt,shoulder harness,get up,check door
mode,mengingat pengoprasian pintu,take the most suitable potition . Keadaan diluar
& d dalam cabin harus di perhatikan dg hati”.

5. Flight Attendant And Passengers Keep Your Seat (Twice)


Komen ini dikasih kl evakuasi tdk d butuhkan& komen selanjutnya akan d berika oleh FC
6. EVACUATE (Repeated Command)
Ketika komen diberikan FA harus buka emergency exit & evakuasi penumpang dg
segera . Sebelum buka pintu pastikan :
 Pesawat sdh berhenti dg sempurna
 Kondisi diluar aman untuk evakuasi
 Jika exit tdk aman,FA harus arahkan penumpang k exit yg bisa :
 Menghadap k penumpang
 Block Exit & jelaskan kenapa exit ga bisa di pake

EXIT BLOCK atau FIRE OUTSIDE atau NO SLIDE HERE GO THAT WAY (ketika menunjuk k exit yg
yg bisa digunakan sambil menjaga exit yg d block sampai evakuasi selesai)

7. Evacuate Keep Close……(Exit yg diberitaukan) (Twice)


Komen ini harus diberikan ketika PIC tdk bisa (tdk yakin) semua exit bisa digunakan
Note : jika 1 atau lebih exit di satu sisi di sebutkan, mereka harus close exit.
Bagaimanapun,FA yg akhirnya dpt memutuskan dg mengecek keadaan didalam&diluar
apakah exit bisa digunakan
8. Controlled Disembarkation (Twice)
 Ketika penumpang harus keluar dr pesawat sebagai tindakan pencegahan (seperti
ketakutan bom atau merokok di cabin) tanpa emergency situasi. Captain
memutuskan “CONTROLLLED DISEMBARKATION”
 Pax harus diinfokan barang bawaan tangan dapat di bawa. Jika tangga tdk tersedia
makan dapat menggunakan slide.
 Captain akan menjelaskan pintu mana yg bisa digunakan
 CONTROLLED DISEMBARKATION pake slide,komennya :
“Seatbelt off – shoes off – leave everything – evacuate – come this way – sit slide
(2X)”
 CONTROLLED DISEMBARKATION pake tangga komennya :
“Seat belt off – evacuate – come this way – move (2X)”
9. Flight Attendant Be Seated
Weather condition, FA harus memastikan service equipment aman , kembali k FA
seat,fasten seatbelt /shoulder harness kapanpun saat dirasa tidak aman untuk k
kabin.
b. FLIGHT ATTENDANT to FLIGHT CREW
1. Pake Interphone
2. Cockpit call button / pilot alert : Tekan 222 di handseat
3. Orally (Scara Lngsng)
c. FA ke FA
1. interphone
2. Pake tombol panggilan
3. Scara lngsng
4. Publik Adress
5. Meghaphone
d. FA ke Penumpang
1. PA
2. Meghaphone
3. Orally
26. Crewmember Incapatitation Procedures
Action TO Be Taken When Crewmwmbers Incapacitated
A. FA 1 Incapatitation
1. Pindahkan Crew yg incap dr seat jika memungkinkan. Membutuhkan 2 org dan pindahkan
crew yg incap tanpa menyentuh/mengganggu switch yg ada
2. Jika tdk memungkinkan dipindahkan,kencangkan dan kunci shoulderharness si FA yg incap.
Tarik seatnya& rebahkan. 1FA harus mengawasi crew yg incap
3. Menugaskan kembali FA untuk memastikan semua exit ter cover
4. FC akan mengatur tim medis ketika sampai
5. Setelah landing,FA yg incap segera mendapat pertolongan medis
B. Pilot Incapacitation
1. Fit flight crew harus memastikan pesawat berada di jalur yg aman,bilang k Flight Crew yg
incap “I HAVE CONTROL” & menyalakan auto pilot
2. Panggil FA make PA atau chime system : FLIGHT ATTENDANT INTO COCKPIT
3. Fit FC harus memastikan kl FC yg incap tdk menganggu control/switch yg ada d cockpit FA
harus mengamankannya
4. Menginformasikan kepada ATC
5. Meminta bantuan medis saat tiba
6. Fit FC harus memendaratkan dg mempertimbangkan semua faktor yg ada
7. Setelah mendarat akan mencari bantuan medis
8. Mengisi laporan keselamatan penerbangan
Yg dilakukan FA :

1. Segera masuk k kokpit & mengikuti medical emergency procedure(medical emergency procedure
point 33)
2. Memindahkan pilot incap,membutuhkan 2 orang agar tdk mengganggu panel- panel yg ada d
kokpit
3. Jika tdk mngkn dipindahkan,mundurkan kursinya rebahkan & pastikan posisi pilot yg incap sudah d
lock
4. Harus ada 1 FA di kokpit untuk menjaga & merawat pilot yg incap. Lakukan announcment untuk
meminta bantuan jika ada tim medis atau pilot yg onboard
Note : seorang FC atau dokter bertanggung jawab terhadap crew yg incap. FA 1 akan betrtanya bantuan
dr tim medi,bertanya apakah ada pilot yg onboard untuk membatu flight crew

27. Passenger Emergency Briefing


A. ABP
ABP adalah penumpang yg ditugaskan untuk membantu FA selama evakuasi. ABB harus
dipindahkan seat nya jika dibutuhkan & dibrifing untuk membantu FA mengevakuasi pax
Note : penumpang yg ditugaskan di Exit Row dipilih sesuai kriteria & wajib di brifing
B. Selection Criteria For ABP
Ketika memilih Laki-Laki atau Perempuan ABP untuk membantu evakuasi,kriterianya :
1. Hindari memisahkan keluarga
2. Crewmember (extracrew atau dari airlines lainnya)
3. Emergency Personel (pemadam kebakaran,polisi,petugas medis)
4. Personil Militer
5. Penumpang dg kondisi fisik yg baik :
 Peduli
 Mampu mengerti instruksi dlm bahasa inggris atau bahasa yg d tugaskan oleh FA untuk
exit trsbt
C. How to Brief ABP
1. Jngn memberikan informasi terlalu banyak,akan menyebabkan kebingungan
2. Jngn gunakan bahasa penerbangan
3. Berbicara lambat dan jelas
4. Gunakan Safety Information Card & ABP Briefing
5. Briefing ABP hanya tugas yg pentingnya saja
D. ABP Briefing
(LIHAT ABP BRIEFING DI SEP)
28. Intervetion of armed/Unrully Passengers
A. Definisi of Unrully Passengers
 Seorang Penumpang yang bertindak/ membahayakan keamanan pesawat terbang,
penumpang atau properti didalamnya/ mengganggu ketertiban/ tida disiplin saat sebelum
an sesudah penerbangan.
 Penumpang yang gagal mengikuti peraturan untuk brsikap dipesawat maupun didarat
dimana dia harus mengikuti dari saat penerbangan dan karenanya menggaggu ketertiban
dan disipilin saat di pesawat maupun di ground.
B. Procedure Inflight
Jika ada unruly Passenger, langkah yang harus diikuti adalah:
 Berbicara assertive, tetap tenang, menunjukan rasa hormat daan empati
 Jangan mudah tersinggung
 Dengarkan penumpang dan terus focus pada apa yang dapat anda lakukan
 Jika penumpang terus menolak untuk memenuhi peraturan, crew harus memberikan verbal
warning. PIC mungkin memutuskan untuk mendarat dibandara terdekat yang ada dan
menyerahkan penumpang unruly tersebut ke petugas penegak hokum.
 Verbal warning ini harus dilakukan dan sebelum penumpang diberi tahu bahwa masalah
tersebut sudah dilaporkan ke kapten.
 Jika penumpang masih terus menolak untuk memenuhi peraturan/ intruksi, final warning
harus diserahkan kepada penumpang tsb.
 Jika penumpang lain atau saat awak kabin sedang bertugas terganggu oleh gangguan fisik,
PIC harus segera di informasikan.
 Pindahkan penumpang dengan menukar tempat duduknya, FA harus memonitor untuk
mencegah situasi memburuk.
 PIC akan memutuskan tindakan setelah mengevaluasi situasi.
 Pemberian final warning di bacakan kepada penumpang yang menganggu.
 FA akan meminta 2 penumpang untuk memberikan informasi dan menanda tangani witness
form.
C. Restrain Of Passenger
 Jika PIC menggangap bahwa harus dilakukan perestrainan, dia akan memberikan wewenang
kepada FA 1 untuk menggunakan restrain untuk menahan penumpang yang sulit diatur/
mengganggu.
 Tugas dan tanggung jawab proses perestrainan penumpang:
 Communicator: FA yang memberikan peringatan kepada penumpang yang
megganggu.
 Handcuffing: FA yang memasang restrain.
 Element of surprise: FA/ ABP yang membantu melumpuhkan penumpang.
D. Bomb Threat
Bomb threat adalah ancaman yang terkomunikasi, anonym dan lainnua yang disimpulkan apakah
benar atau tidak bahwa keselamatan pesawat dalam penerbangan, didarat, atau fasilitas
penerbangan sipil atau orang yang mungkin dalam bahaya ledakan atau sejenisnya. Secara historis,
mayoritas ancaman bom hanya tipuan. Ketika peringatan semacam itu ditemukan, PIC akan
mengevaluasi tingkat keseriusannya.
a. Bomb Warning Classification
Peringatan ancaman bom diklasifikasikan menjadi 3 kelas yangmana penilaian yang logis sangat
dibutuhkan sebelum mengambil keputusan.
1. Green (Vague)
Peringatan yang belum teridentifikasi letak spesifik bom atau kurangnya informasi mengenai
ancaman bom. (e.g bom dipesawat lion)
2. Yellow (Non-Specific)
Peringatan yang dapat berhubungan anatara satu target atau lebih tetapi adanya keraguan
terhadap keabsahan informasi atau efektifitas dari penanggulangan. Peringatan tersebut
da[at membahayakan dan membutuhkan tindakan pencegahan tambahan. (e.g bom
dipesawat lion, bandara soetta terminal 1B)
3. Red (Specific)
Peringatan spesifik mengenai target ancaman bom atau caller sudah mengidentifikasi
dirinya atau organisasinya terlibat dan informasinya credible. Peringatan tersebut dapat
menimbulkan bahaya bagi orang atau aktivitas bandara dan harus segera ditanggulangi.
Pihak OCC akan menghubungi threat assessor yang akan mengkategorikan ancaman bom dan
menyatakan klasifikasi dan akan dikomunikasikan ke station manager.
b. Action to be Taken when the Airport is on the Ground
1. Tenang dan jangan panic
2. Keluarkan penumpang dan crew secapat mungkin
3. Segera evakuasi penumpang menuju tempat yang aman
4. Kumpulkan penumpang disatu tempat yang berlawanan arah angina, setidaknya 100 m dari
pesawat
5. Minta penumpang untuk mengenali bagasi bawaannya masing-masing
6. Cek catering supply
E. Action to be Taken when the Aircraft is in Flight
1. Tenang dan jangan panic
2. Announcement akan dibuat PIC
3. Flight crew akan berkoordinasi dengan station manager menggunakan company chanel
4. Flight crew akan cek cockpit dan FA cek kabin
5. Pemberitahuan ke penumpang harus dari pertimbangan pilot, beritahu penumpang dengan
hati-hati, tetap tenang, minta mereka untuk mengenali bagasi masing-masing sehingga
memudahkan FA untuk memeriksa overhead bin.
6. Evaluasi kemungkinan efek dari tekanan
7. Jika benda mencurigakan ditemukan, jangan dipindahkan, disentuh atau dibuka. FA yang
mendapatkan informasi atau menumakan pertama kali segera melapor ke FA1 atau FC
8. Crew lainnya akan memindahkan penumpang ketempat yang aman, jika memungkinkan,
intruksikan penumpang untuk merunduk
9. Intruksikan untuk mengencangkan sabuk pengaman
10. POB, FAK, dan botol alcohol harus dipindahkan
11. Bersiap untuk melakukan prosedur pemadaman api
12. Selalu informasikan situasi ke FC
13. Lakukan prosedur keselamatan pada benda mencurigakan dalam pesawat, sbb:
a. Jika Pendaratan Darurat dapat dilakukan
Announcement harus dilakukan oleh FC. Jika lokasi dan kondisi bom diketahui, FA harus:
 Benda mencurigakan tersebut harus dibiarkan ditempatnya
 Jangan sentuh benda tersebut
 Stabilkan benda tersebut sehingga tidak akan bergerak saat descent atau landing
 Tutup benda tersebut menggunakan soft material (selimut, pillow, jacket, dll)
 Matikan power yang tidak diperlukan disekitar bom
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari lokasi bom
 FA yang posisinya paling dekat dengan bom harus menjauh ke area yang aman
b. Jika Pendaratan Darurat tidak dapat Dilakukan
Jika lokasi dan kondisi bom diketahui FC harus:
 Menghubungi pihak berwenang melalui ATC untuk mendapatkan arahan dan
otorisasi pengalihan rute yang diperlukan
 Cek penumpang untuk Bomb Disposal
 Turunkan ketinggian
 Menjaga cabin altitude
 Menjaga temperature cabin
 Ketika pendaratan akan dilakukan, turunkan kecepatan, turunkan flap dan landing
gear untuk meminimalkan hentakan pada bom
 Jika memungkinkan matikan electrical power disektiar area
 Pesawat diarahkan menuju posisi isolasi
 Lakukan prosedur On the Ground
Cabin Crew harus melakukan hal berikut setelah berkoordinasi dengan FC:
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari area bom
 Jangan buka benda mencurigakan
 Cek untuk memastikan bahwa aman untuk dipindahkan
 Clear route menuju Least Risk Bomb Location (LRBL)
 Tumpuk benda padat dan tempatkan bom setidaknya 25 cm
 Pindahkan bom dengan hati-hati dan letakkan di LRBL setelah mendapat izin dari PIC
 Tutup bom dengan plastic bag
 Tumpuk selimut, bantal, baju, bantalan kursi dan air dan letakkan diatas bom
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari LRBL
 Intruksikan penumpang mengencangkan sabukpengaman
 Intruksikan untuk tetap merunduk
 Lakukan pendaratan dibandara terdekat
 Ketika landing, pesawat diarahkan oleh ATC menuju tempat isolasi
 Keluarkan penumpang dan crew secepat mungkin menggunakan escape slide dan
tanpa membawa bagasi dan hindari mengeluarkan penumpang menggunakan exit
dekat LRBL.
F. Least Risk Bomb Location
Berdasarkan pengalaman, bahan peledak yang diletakkan atau yang dibawa dalam pesawat peka
terhadap waktu dan ketinggian. Karena alasan tersebut benda mencurigakan yang diduga sebagai
bom harus dipindahkan ke LRBL dimana ledakan menyebabkan sedikit kerusakan pada struktur dan
system pesawat. Jika benda mencurigakan dideteksi high hazard harus segera dipindahkan ke low
hazard area (B737 aft right rear service door, posisikan bom ditengah pintu akan meminimalkan
resiko kerusakan pesawat)
a. Preparing the LRBL
1. slide dalam posisi manual atau disarmed
2. pindahkan penumpang 3 baris menjauhi pintu LRBL
3. pindahkan safety equipment dari area LRBL
4. tutup benda tersebut menggunakan soft material
5. bersiap untuk pemadaman api
6. tetap informasikan situasi ke FC
7. bersiap untuk emergency landing
8. setelah landing, bersiap untuk mengeluarkan penumpang sesuai arahan FC
9. FC akan mempertimbangkan waktu pengeluaran penumpang
b. Pessangers Safety Prior to Landing
Semua penumpang harus tetap merunduk. Penumpang yang dudu dekat dengan LRBL harus
melindungi kepala dengan bantal atau selimut (jika tersedia) dan melakukan brace position.
Penumpang harus tetap duduk smapai pesawat berhenti dengan sempurna dan menunggu
intruksi selanjutnya untuk evakuasi.
29. Emergency Landning Preparation
A. Type of Emergency
 Unpremeditated emergency
Keadaan darurat yang dimana tidak ada peringatan atau tidak ada waktu untuk melakukan
persiapan cabin.
 Premeditated emergency
Keadaan darurat dimana masih ada waktu yang tersedia untuk mempersiapkan cabin.
B. Unperemeditated Emergencies
FA harus bertindak dengan cepat, dimana tidak ada waktu untuk mempersiapkan penumpang.
 Jika tidak ada command dari PIC, tetap duduk brace position sampai pesawat berhenti
dengan sempurna.
 Jika ada command dari PIC “ BRACE “
Semua harus teriak meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND DOWN” (BAHAYA-
MEMBUNGKUK). Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan
sempurna. PAX PANIC “KEEP CALM- REMAIN SEATED” (TENANG- TETAP DUDUK)
 Ketika setelah take off (captain sesegera mungkin kembali untuk landing) atau saat
mendekati keadaan darurat yang mungkin memerlukan evakuasi pesawat yang cepat, dan
captain akan memberikan command “BRACE” semua FA harus terial meneriaki penumpang “
EMERGENCY- BEND DOWN (BAHAYA-MEMBUNGKUK). Tetap duduk dalam posisi brace
position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.
C. Premeditated Emergency
Situasi darurat atau tidak normal dapat terjadi dalam penerbangan dan FA mungin punya waktu
untuk menyiapkan pesawat dan penumpang untuk evakuasi, jika dibutuhkan setelah mendarat.
Namun, dalam kasus keadaan darurat yang direncanakan atau di persiapkan tidak disrankan
memberitahu kepada penumpang sampai waktu telah diambil untuk penilaian situasi yang lebih
lengakp. Waktu yang tersedia untuk mempersiapkan penumpang dan pesawat terbang merupakan
pertimbangan utama. Hanya item yang paling penting yang akan dilengkapi. Penting bagi crew
dalam persiapan untuk menanakan kepercayaan dan mencegah kepanikan diantara penumpang
dengan tenang.
 Minimum Time Available
(sekitar 10-15 menit dari waktu pemberitahuan)
Saat keadaan darurat muncul, yang mungki memelukan evakuasi pesawat yang cepat, flight
crew akan memanggil FA 1
 Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
 Alasan pendaratan darurat
 Type emergency landing
 Menyingkronkan waktu
 Estimated waktu yang tersedia
 Kondisi PA yang ada di cokpit
 Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi
dari FA 1.
 Narrow body : berkumpul digalley depan
 Wide body : melalui interphone system.
 Preparation before Advising Passenger.
A. FA 1 akan memebritahu FA yang lain
 FA 1 akan menyampaikan informasi dan intruksi dari captain untuk FA
yang lainnya.
 Service harus dihentikan, peralatan glley disimpan secepatnya setelah
announcement penumpang diberikan.
 Diskusikan emergency procedure, kepada setiap FA
 Menyingkonkn waktu.
 Lampu di cabin posisikan ke bright
 FA harus mengecek penumpang telah duduk dan toilet telah kosong.
 Initial Briefing Announcement
Briefing kepada penumpng tidak boleh dimulai sampai captain / FA 1 menginformasikan
penumpang tentang keadaan darurat melalui PA. Captain/ FA 1 akan membaca initial
announcement dengan suara perlahan dan tenang. FA tetap dalam posisi semula sampa
announcement selesai. Kemudian bergerak untuk melakukan instruksi yang diberikan FA1.
 Pursure/ FA 1 initial briefing announcement.
FA harus memberitahu FA 1 saat persiapan awal selesai, kemudian ambil posisi di cabin
untuk mengikuti briefing FA 1.
Semua FA akan :
 Exit : memastikan exit bebas dari halangan.
 Curtains : mengamankan curtain denga mengikat /dilepaskan.
 Galley : a. mengamankan perlengkapan dan trolly.
b. pots minuman dikosongkan.
c. memastikan semua electrical power.
Ditching: harus mengingat lokasi makanan dn minuman jika mendarat di laut.
 Equipment galley: mengamankan barang barang di cabin, barang barang penumpang
yang bahaya atau menjadi halangan pda saat evakuasi. Ibu hamil, eldary, ibu yang
berpegian dengan anaknya yang kevil, UM harus didampingi dengan SBP pada saat
evakuasi.jika memungkinkan, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus duduk di dekt
pintu. Jika tidak ada penamping, meminta penumpang untuk mendampingi ABK
tersebut.
 Purser/ FA 1 brief passanger by PA
 Babies and children up tp 2 years old
 Kembangkan life vest dan pakaikan
 Bungkus bayi dengan selimut jika tersedia
 Letakan bayi diatas pangkuan orang tua dan beritahu orang tua tentang brace position.
 Children 2-6 years old
Water only: pakai lifevest dan kembangkan
 ABP: Briefing.
 Personal Preparation
 Mengatur pakaian, melepas name plate.
 Terrain: melepaskan sandal
 Melepaskan sandal, memakai lifevest tapi tidak dikembangkan
 Mengambil flashlight.
 Cabin Ready Report
 FA mengecek semua persiapan selesai dan melapor ke FA 1
 FA 1 akan mengecek cabin dan memastikan semua persiapan selesai.
 Setelah persiapan selesai FA 1 alan melapor ke PIC “ cabin ready”
 On command “ EMERGENY STATION” from PIC
 Lampu di cabin posisi DIM
 Duduk di station masing masing, memakai sabuk pengaman dan shoulder harness.
 Melakukan “ one minute silent review”
 On command “ BRACE “ from PIC
 Ulangi perintah beberapa kali dan harus meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND
DOWN” (BAHAYA-MEMBUNGKU).
 Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.
 Time Available
 Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
 Alasan pendaratan darurat
 Type emergency landing
 Menyingkronkan waktu
 Estimated waktu yang tersedia
 Kondisi PA yang ada di cokpit
 Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi
dari FA 1.
 Narrow body : berkumpul digalley depan
 Wide body : melalui interphone system.
 Preparation Before Advising Passenger.
B. FA 1 akan memebritahu FA yang lain
 FA 1 akan menyampaikan informasi dan intruksi dari captain untuk FA
yang lainnya.
 Service harus dihentikan, peralatan glley disimpan secepatnya setelah
announcement penumpang diberikan.
 Diskusikan emergency procedure, kepada setiap FA
 Menyingkonkn waktu.
 Lampu di cabin posisikan ke bright
 FA harus mengecek penumpang telah duduk dan toilet telah kosong.
 Initial Briefing Announcement
Briefing kepada penumpng tidak boleh dimulai sampai captain / FA 1 menginformasikan
penumpang tentang keadaan darurat melalui PA. Captain/ FA 1 akan membaca initial
announcement dengan suara perlahan dan tenang. FA tetap dalam posisi semula sampa
announcement selesai. Kemudian bergerak untuk melakukan instruksi yang diberikan FA1.
 Pursure/ FA 1 initial briefing announcement (Phase 1)
FA harus memberitahu FA 1 saat persiapan awal selesai, kemudian ambil posisi di cabin
untuk mengikuti briefing FA 1.
Semua FA akan :
 Exit : memastikan exit bebas dari halangan.
 Curtains : mengamankan curtain denga mengikat /dilepaskan.
 Galley : a. mengamankan perlengkapan dan trolly.
b. pots minuman dikosongkan.
c. memastikan semua electrical power.
Ditching: harus mengingat lokasi makanan dn minuman jika mendarat di laut.
 Equipment galley: mengamankan barang barang di cabin, barang barang penumpang
yang bahaya atau menjadi halangan pda saat evakuasi. Ibu hamil, eldary, ibu yang
berpegian dengan anaknya yang kevil, UM harus didampingi dengan SBP pada saat
evakuasi.jika
memungkinkan, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus duduk di dekt pintu. Jika tidak
ada penamping, meminta penumpang untuk mendampingi ABK tersebut.
 FA 1 will Call ABP
FA menginformasikan ABP tentang kebutuhan bantuan dan menukar tempat duduk “ I NEED
YOU TO HELP WITH (EXIT/ PAX) AND I WILL RESEAT YOU” (saya akan briefing anda setelah
membriefing penumpang lainya) jika ada keraguan atau tidak mau ditunjukan, segera pilih
ABP lain.
ABP pindahkan:
A. Di tempat duduk yang dekat dengan exit untuk membantu.
B. Untuk membantu lansia, penyandang cacat, UM, penumpang berpegian dengan anak
kecil.
 Re-allocate Seats/ Reseating Passengers.
 Families: satukan
 Children, erderly, obese and pregnant passengers: tidak duduk dekat dengan exit.
 Non-ambulatory: duduknya dibagian aisle seat, untuk non-ambulatory yang sebagian
tbuhnya lumpuh maka sisi yang kuat berada di sisi aisle dan special passenger tidak
boleh duduk brsebrangan harus duduk menyilang.
 Blind: duduk dekat pintu darurat, jika didampingi dengan anjingnya harus dekat
dengan tuannya dan tuannya harus meluncur duluan baru anjingnya.
 Blind with cane: di aisle seat dengan dengan pintu darurat. Tongkat yang bisa dilipat
tidak menimbulkan masalah dan bisa disimpan oleh penumpang. Tongkat harus
disimpn dan tidak digunakan saat evakuasi. Tongkat bisa merusak slide ketika
evakuasi.
 Ineffectual passengers( ABK): jika lebih dari 1 pisahkan dan cari ABP masing masing.
 Passenger: pindahkan penumpang yag dekat jendela ke aisle seat dan dorong kursi
yang kosong kedepan.
 Purser/ FA 1 Briefing Announcement (phase 2)
 Babies and Children up to 2 Years Old
 Kembangkan life vest dan pakaikan
 Bungkus bayi dengan selimut jika tersedia
 Letakan bayi diatas pangkuan orang tua dan beritahu orang tua tentang brace position.
 Children 2-6 Years Old
Water only: pakai lifevest dan kembangkan
 ABP: Briefing.
 Personal Preparation
 Mengatur pakaian, melepas name plate.
 Terrain: melepaskan sandal
 Melepaskan sandal, memakai lifevest tapi tidak dikembangkan
 Mengambil flashlight.
 Cabin Ready Report
 FA mengecek semua persiapan selesai dan melapor ke FA 1
 FA 1 akan mengecek cabin dan memastikan semua persiapan selesai.
 Setelah persiapan selesai FA 1 alan melapor ke PIC “ cabin ready”
 On command “ EMERGENY STATION” from PIC
 Lampu di cabin posisi DIM
 Duduk di station masing masing, memakai sabuk pengaman dan shoulder harness.
 Melakukan “ one minutes silent review”
 On command “ BRACE “ from PIC
 Ulangi perintah beberapa kali dan harus meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND
DOWN” (BAHAYA-MEMBUNGKUK).
 Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.

33. Medical Emergency on board


A. Death on board
Jika ada pax yg meninggal didalam penerbangan PIC harus segera di infokan. FA harus bisa menjaga
harkat dan martabat dari passenger yang meninggal tersebut ,maupun keluarga atau kerabat yang berpergian
dengan Pax yang meninggal tersebut untuk menjaga harkat dan martabat tersebut yang harus dilakukan oleh
FA
1. Pertama passenger yang meninggal harus diamankan dikursinya tutupi dengan Selimut atau kain Tetapi
hanya sebatas baunya saja ( jika ada kursi kosong pindahkan pax disebelahnya )
2. Jika pax berpergian sendiri PIC betanggung jawab atas barang bawaan dan barang berharganya
3. Jika pax berpergian dengan keluarga / kerabat, FA harus memberi rasa simpati keluarga/ kerabatnya
4. Tetap tenang jangan buat pax lain panik
Pax yg meninggal harus dicatat oleh FA1 didalam PAIDUR yg boleh menyatakan pax meninggal hanya dokter /
tim medis.

B. EMERGENCY AND TREATMENT


*CPR/CARDIOPULMONARY RESUSCITATION
Adalah teknik menyelamatkan jiwa yang banyak di gunakan dalam keadaan darurat termasuk serangan
jantung/tenggelam yang mana seseorang napas dan detak jantungnya behernti.

Sebelum melakukan CPR :


1. Cek respon
a) Dewasa dan anak-anak dengan cara menepuk bahunya den teriakan “are you okay?”
b) Infant dengan cara menepuk telapak kaki tanpa bertanya are you okay.
Tidak ada respon, call back up, yaitu meminta bantuan dari FA/pax yang terdekat
Cek nadi
a) Dewasa dan anak-anak cek nadi samping jakun/leher maupun pergelangan tangan.
b) Infant di lengan atas dalam
Jika tidak ada nadi, lakukan CPR. Dalam melakukan CPR yang harus diingat CAB (Circulation and
Breathing).
Circulation = memberikan tekanan untuk mengembalikan aliran darah ke normal.
a) Dewasa dan anak-anak letakan 2 jari dipertemuan tulang rusuk lalu letakan tangan-tangan
yang 1 diseblahnya. Dewasa menggunakan 2 tangan, anak anak menggunakan satu tangan.
Kompres sebanyak 30 kali dengan kedalaman 5cm/2inch.
b) Infant, kompres dengan 2 jari sebanyak 30 kali dengan kedalaman 4cm/1,5inch.
Note : A ( Dewasa dan Anak-anak ) dan B ( Infant )

2. Airway
Buka jalur nafas dengan metode head,chin,lift dan cek nafas dengan cara look,listen,feel. Jika tidak ada
nafas lakukan breathing.

3. Breathing
a) Dewasa dan anak-anak
Dengan posisi kepala open airway (tengokkan), tutup hidung korban dan mulut penolong
menutup mulut korban dan tiup sebanyak 2x.
b) Infant
Posisi kepala open airway (tengokkan) lalu tutup hidung dan mulut infant secara bersamaan
dengan tiupan pipi sebanyak 2x secara perlahan.

Lakukan CPR sebanyak 5 cycle


Berhenti melakukan CPR ketika :
I. Semua FA merasa Lelah
II. Sudah ada tim medis yang datang/menggantikan.
III. Sudah ada dokter yang menyatakan meninggal
IV. Sudah ada tanda tanda kesadaran
V. Ketika sudah mendarat
Jika sudah ada tanda-tanda kesadaran berikan recovery position
 Cycle 1 lakukan CAB
 Cycle 2,3,4,5 lakukan AB
Jika sudah 5 cycle tapi belum sadar, Kembali ke cycle 1 lakukan CAB.

Heart attack
Serangan jantung bisa terjadi dikarenakan kurangnya supply darah ke otot-otot jantung
Gejalanya :
1. Rasa tidak nyaman seperti ditekan, diremas dan nyeri ditengah dada dan tulang dada
2. Terkadang merasakan nyeri dan sakit di area leher,rahang,bahu atau lengan
3. Nadi lemah dan cepat
4. Nafas pendek
5. Mual dan muntah
6. Cemas/gelisah
7. Berkeringat
8. Batuk
Terkadang gejala ini hilang dan muncul

Treatment :
1. Secepatnya mencari bantuan medis
2. Jika korban sudah pernah mengalami serangan jantung biasanya memiliki Nitroglycerin (NGT) tablet
dengan untuk diletakan dibawah lidah. NGT tablet diberikan sampai 3 tablet dalam waktu 15 menit
dengan saringan yang sesungguhnya, obat bisa membantu atau tidak sama sekali.
3. Longgarkan pakaian yang ketat/mengikat
4. Berikan oksigen jika dibutuhkan
5. Coba untuk tenangkan pax, posisikan duduk
6. Berikan sedikit cairan jika korban yang meminta
7. Jika kasusnya jantung berhenti berdetak lakukan CPR

Nose bleed
Nosebleed bisa terjadi secara spontan karena adanya infeksi atau perubahan tekanan ketinggian yang
menyebabkan pembuluh darah dihidung pecah.
Cause : tekanan darah tinggi. Suhu yang dingin. Ketinggian, penyakit
Symtomps : pendarahan dari hidung, nyeri
Treatment :
 Minta penumpang menunduk kearah depan
 Pencet/tekan nostril/cuping hidung (untuk melakukan direct pause), lakukan selama 10 menit, lalu
lepaskan perlahan. Jika masih keluar darah, ulangi sekali lagi. Taekan 1o menit lalu lepaskan perlahan.
 Letakan handuk basah dingin diarea wajah
 Jika pendarahan tidak terkontrol info kepada captain
Note :
 Hindari membungkuk terlalu dalam
 Jangan mengorek,menggosok atau menutup hidung
 Hindari mengorek darah yang sudah mengering.
1. Abdominal Pain
a. Penyebab
 Gangguan pencernaan
 Usus buntu
 Maagh
 Ginjal
 Pendarahan pada perut
b. Gejala
 Demam
 Sakit perut atau diare
 Perut kembung
 Sakit setelah operasi pada perut
 Nyeri
 Sakit yang berlebih
 Mual
 Muntah
 Shock
c. Treatment
 Cari tahu lokasi, durasi, dan level sakit perutnya
 Tenang dan posisikan penumpang diposisi paling nyaman
 Jika muntah, miringkan kearah kiri
 Jika ada riwayat maagh, tawarkan antacid
 Jangan berikan apapun kecuali pengobatan
 Monitor tanda-tanda vital
 Manage shock
2. Airsickness
a. Penyebab
 Pergerakan pesawat yang disebabkan oleh turbulence atau kegelisahan
b. Gejala
 Keringat berlebih
 Pucat
 Kulit lembab
 Lemas
 Letih
 Mual
 Kemungkinan muntah
 Pusing
c. Treatment
 Jaga temperature kabin tetap dingin
 Alihkan perhatian penumpang
 Letakkan kantung muntah, jangan terlihat oleh penumpang jika memungkinkan
 Rebahkan kursi
 Longgarkan seatbelt
 Letakkan kain basah di dahinya atau dibelakang lehernya
 Jika pingsang, letakkan kepalanya dianatar kedua lutut
 Tawarkan ice chip atau air jahe
 Pindahkan penumpang ke over wing
 Jika muntah, beri air untuk membasahi mulut dan paper towel
 Beri oxygen jika dibuthkan
 Jika pusing bertambah parah, rebahkan.
3. Keracunan Alcohol
a. Penyebab
 Konsumsi alcohol berlebih
b. Gejala
 Bau alcohol pada mulut
 Kondisi tubuh tidak terkoordinasi
 Pingsan
c. Treatment
 Tenang
 Restrain jika perlu
 Jika sadar, beri air dingin atau soda
 Jika pingsan, keep warm
 Jaga temperature tetap dingin
4. Asma
a. Penyebab
 Alergi
 Kesulitan bernapas
b. Gajala
 Dada sesak
 Berkeringat
 Bibir dan kuku pucat
 Napas pendek, mendesah, batuk, sulit bernapas
 Penderita biasanya gelisah dan takut.
c. Treatment
 Bantu penumpang untuk duduk tegak atau bersandar pada tray table yang diberi
bantal
 Biasanya penumpang membawa obatnya sendiri. Bantu umtuk mengambilkan,
tawarkan inhaler
 Tenangkan penumpang
 Longgarkan sabuk pengaman
 Beri oxygen jika diperlukan
5. Bandaging and Dressing
Dressing adalah material yang diberikan langsung ke luka
 Bantu untu mengontrol pendarahan
 Sumbat pendarahan
 Cegah kontaminasi
 Bantu untuk mengurangi rasa
sakit Before Apllication
 Lindungi tangan menggunakan latex gloves dari FAK
 Bersihkan luka dengan air bersih dan sterile dressing
 Perban haruslah bersih dan membalut permukaan luka
Note: jangan bernapas dekat luka atau menyentuh permkaan luka atau jangan gunakan kapas
atau adhesive tape. Perban harus bersih dan cukup panjang untuk menutup luka. Perban harus
rapat dan tidak terlalu kencang yangmana akan menghalangi sirkulasi darah. Jangan appy perban
basah.
Applying Bandage
 Letakkan ujung perban di starting point
 Putar dan biarkan ujung perban menonjol
 Putar kebawah
 Jangan perban langsung pada luka
 Perban juga dapat digunakan untuk
a. Support injure point
b. Menahan splint
 Luka pada tangan atau lengan mmebutuhkan sling
6. Bleeding
Pendarahan hebat dapat menyebabkan masalah ekstrenal amaupun internal tubuh. Kehilangan
darah yang banyak dapat mengancam keselamatan. Yang harus dilakukan:
 Arterial Bleeding
Adalah pendarahan dari pembuluh darah arteri, darah bewarna merah terang. Pendarahan ini
sangat serius dan menyebabkan gumpalan darah
 Venous Bleeding
Darah bewarna merah gelap dan mengalir pelan. Pendarahan ini lebih mudah dikontrol
daripada arterial bleeding
Control Bleeding
 Berikan tekanan selama 10 menit dan angkat
 Letakan kain bersih disekitar luka
 Tahan kain dengan kuat
 Jangan lepaskan
 Istirahatkan lua dan jangan pindahkan penumpang jika tidak
diperlukan Apakah pendarahan berhanti? Jika iya, perban luka. Jika
tidak
 Gunakan pressure point
 Upper Extremities: Gunakan jempol dan tekan brachial arteri
 Lower Extremities: Gunakan tumit tangan atau jempol dan tekan
femoral arteri Apakah pendarahan berhenti? Jika iya, perban luka. Jika
tidak:
 Apply tourniquet
 Letakan tourniquet dekat luka
 Kencangkan sehingga darah berhenti mengalir
 Jangan dilepas
 Kaitkan tag dengan waktu pemasangan tourniquet
 Treat for shock
Cara memasang tourniquet:
 Gunakan kain tebal untuk membuat pad
 Gunakan serat yang lebar, pipih dan panjang
 Balut serat melingkari area luka
 Ikat serat half-knot, masukan small stick dan ikat square knot
 Kencangkan dengan memutar stick, jangan putar terlalu kuat.
 Buat catatan waktu pemasangan tourniquet
 Lepas perlahan setiap 10-15 menit dalam waktu 5-10 detik
 Nosebleed
a. Penyebab
 High blood pressure
 Dingin
 High altitude
 penyakit
b. Gejala
 Pendarahan pada hidung
 sakit
c. Treatment
 Sandarkan penumpang kedepan dengan kepala miring kedepan
 Tekan lubang hidung bersamaan selama 10 menit dan lepas perlahan. Jika darah tidak
berhenti, tekan lagi selama 10 menit
 Letakan handuk basah di wajah
 Jika tidak dapat dikontrol lapor PIC
 Hindari merunduk terlalu lama
 Hindari mengorek dan menggaruk hidung
 Jangan coba untuk melepas gumpalan darah
 Bleeding from Mouth
a. Bright Red
1. Disebabkan karena lidah tergigit atau oral surgery
2. Treatmentnya, kumur dengan air garam atau suck ice cubes
b. Red Forthy
1. Disebabkan biasnya dari paru-paru karena turbulence atau kanker paru-paru.
2. Treatmentnya, semi recline kursi penumpang, jangan berikan apapun, beri oxygen bila
perlu, info Captain
c. Dark Brown
1. Disebabkan karena luka pada lambung atau kanker lambung (maagh)
2. Treatmentnya, semi recline kursi penumpang, jangan berikan apapun, beri oksigen bila
perlu, info captain
7. Burns
Degree of Burns
a. 1st, gejalanya kulit memerah dan nyeri
b. 2nd, gejalanya kulit melepuh, membengkak dan nyeri
c. 3rd, gejalanya keruusakan kulit
berat Treatment
a. 1st dan 2nd
Dinginkan dengan air mengalir atau letakan kompres disekitar area luka bakar dan pack dengan
es.
Setelahnya perban dengan sterile perban
b. 3rd
Tutup luka bakar segera dengan perban sterile. Jika sadar beri aspirin disekitar luka. Beri air
garam untuk diminum setiap 30 menit. Jangan berikan apapun dalam waktu 3 jam. Jika tidak
sadar, jaga temperature tetap dingin dan treat for shock dan info ke captain.
8. Chocking
a. Penyebab
Saluran pernapasan tersumbat
b. Gejala
 Berdeguk
 Sulit berbicara
 Wajah membiru
 Pingsan
c. Treatment
1. Step 1
 Tanya “are you chocking?”
 Pindahkan penumpang ke aisle
2. Step 2
a. Abdominal Thrust (Heimlich Manoeuvre)
 Berdiri dibelakang koran
 Lingkarkan tangan ke pinggan korban
 Kepalkan satu tangan
 Letakkan jempol di perut, ditengah dan diatas navel dan dibawah tulang dada
 Intruksikan korban untuk merunduk kedepan
 Berikan dorongan keras
 Jika pinsan, lakukan CPR
b. Pregnant
 Berdiri dibelakang korban dan lingkkarkan tangan disekitar dada
 Kepalkan satu tangan, letakan jempol ditengah sternum
 Dorong dengan cepat
3. Step 3
“Help! Get me a docter!”
4. Step 4
Lakukan tongue-jaw lift dan cek mulut. Jika benda asing terlihat, remove.
5. Step 5
 Buka jalur pernapasan dan cek napas
 Jika tidak bernapas berikan dua kali napas buatan. Jika dada tidak mengembang,
posisikan kepala korban dan lakukan 2 kali napas buatan lagi.
6. Step 6
 Jika dada tidak mengembang, beri 30 kali chest compression
d. Conscious Infant
Bayi yang tersedak tidak batuk, menangis atau bernapas. Bayi akan erlihat membiru.
1. Step 1
Back Blows
 Pegang wajah bayi kebawah, tahan leher dan rahangnya. Pastikan kepala lebih
rendah dari lengan rescuer
 Tahan bayi dipaha rescuer
 Lakukan 5 kali back blow dengan tumit tangan
2. Step 2
Chest Thrust
 Putar bayi menghadap rescuer dan pastikan kepala bayi lebih rendah
 Rebahkan bayi di paha rescuer
 Lakukan 5 kali chest thrst menggunakan dua jari.
e. Unconscious Infant
1. Step 1
Check responsiveness
 Pukul telapak kaki atau goyangkan pundak bayi
 Call back up
 Rebahkan bayi di permukaan yang kuat, tahan leher dan kepalanya
2. Step 2
Lakukan jaw-tongue lift dan cel mulut. Jika benda terlihat, remove menggunakan jari
kelingking
3. Step 3
 Buka jalur pernapasan dan cek napas
 Jika tidak bernapas berikan dua kali napas buatan. Jika dada tidak mengembang,
posisikan kepala korban dan lakukan 2 kali napas buatan lagi.
4. Step 4
 Jika dada tibak mengembang, putar bayi menghadap rescuer
 Lakukan chest thrust 5kali menggunakn dua jari
5. Step 5
 Letakan infant di permukaan kuat dan lakukan tongue jaw lift
 Jika benda asing terlihat, remove
 Lakukan langkah ini 3 sampai 5 kali

Note:

 Jika denyut nadi terasa


1. Jika ada denyut nadi, cek napas. Jika tidak bernapas beri dau kali naps buatan
2. Jika tidak ada nadi, lakukan cpr dengan 30 kali chest compression
 Jika napas dan denyut nadi ada
1. Recovery position
2. Lateral position for infant
9. Diabetes
Adalah gangguan kadar gula dalam darah kaena kekurangan insulin. Ada dua tipe diabetes:
a. Diabetic Coma,
 yaitu kadar gula dalam darah yang tinggi
 Disebabkan oleh kelebihan konsumsi gula dan gagal injeksi insulin atau konsumsi obat
diabetes
 Gejalanya, kulit kering, haus, iritasi, lemas, napas dalam, bau mulut fruity, sering
buang air kecil, dan mengantuk.
 Treatmentnya, berikan insulin
b. Insulin Shock
 Yaitu kadar gula dalam darah rendah
 Disebabkan overdosis insulin atau gagal mengkonsumsi makanan diikuti obatnya.
 Gejalanya, berkeringat, lapar, marah, pucat, napas pendek, napas bau, gemetar,
bingung bahkan coma.
 Treatmentnya, berikan gula. Jika sadar, berikan orange juice, cola atau air gula. Jika
pingsan, berikan gula diantara pipi dan gusi korban.
10. Drug Overdose
a. Gejala
 Kekerasan
 Terlihat mabuk
 Meler
 Bingung
 Pusing
 Muntah
 Tertawa/menangis
 Pingsan
 Gemetar
b. Treatment
 Tanangkan
 Jauhkan dari exit row seating
 Restrain jika diperlukan
 Treat for shock
 Jika sulit bernapas berikan oxygen
 Jika pingsan, laakukan unconsciousness procedure.
11. Ear Discomfort
a. Disebabkan oleh perubahan tekanan pada gendang telinga
 Ketika pesawat menaikan ketinggian, tekanan akan berkurang dan gendang telinga
membesar
 Ketika pesawat menurunkan ketingian, tekanan akan meningkat dan gendnag tellinga
mengecil
b. Gejala
 Nyeri
 Hilang pendengaran sebagian atau total
c. Treatment
1. Jika korban kedinginan
 Tawarkan nose drop
 Beritahu untuk menghembuskan napas melalui hidung
 Bangunkan jika tidak sadarkan
2. Jika korban tidak kedinginan
 Tawarkan minuman
 Beritahu untuk menguap atau menelan
 Lakukan vasa manoeuvre
a. Intruksikan untuk menutup mulut
b. Pencet hidung dan hembuskan napas sehingga udara menuju telinga
c. Untuk bayi, bairkan untuk menangis dan beritahu ibunya untuk memberi
makan ketika pesawat ascent atau descent.
12. Epilepsy
a. Disebabkan gangguan elektrik pada sistem saraf pusat. Epilepsy adallah gangguan otak karena
luka dikepala, demam tinggi, kekurangan oksigen, atau sebab yg lain.
b. Gejala
 Tidak ada tanda-tanda
 Pingsan tiba-tiba
 Pergerakan rahang atau tubuh yang berlebih
 Pucat
 Menatap objek
 Kondisi dapat terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama
 Hilang keseimbangan
 Disorientasi
c. Treatment
 Letakan soft item pada armrest untuk melindungi pax
 Longgarkan sabuk pengaman
 Jangan mencoba untuk memegangnya
 Bersihkan liur dari mulutnya (gunakan gloves)
 Jaga saluran pernapasan tetap terbuka. Jika gigi tidak dapat dibuka, buka bibirnya agar
udara dapat masuk
 Jangan berikan oksigen
 Biarkan pax beristirahat
13. Fainting (1-2 menit)
a. Penyebab
 Nyeri parah
 Pingsan karena aliran darah ke otak berurang
 Lapar berlebih
 Emosional
 Berdiri terlalu lama
b. Gejala
 Lemas
 Letih
 Pucat
 Berkeringat
 Kulit lembab
 Pusing
 Mual
 Ganguan penglihatan
c. Treatment
 Longgarkan sabuk pengaman
 Rebahkan kedepan dengan kepala diantara lutut atau rebahkan.
 Berikan oksigen jika dibutuhkan
 Terjadi 1-2 menit saja. Biarkan pax beristirahat dengan posisi tersebut selama 10-15v
menit.
 Ketika sudah recovery, bantu untuk duduk seperti biasa.
14. Fractures
1. Close Fractures
Tulang yang patah dibawah kulit dan tidak terlihat.
2. Open Fractures
Tulah yang patah dapat terlihat menonjol keluar kulit.
a. Gejala
 Nyeri dan perih
 Tidak dapat bergerak
 Bengkak dan Memar
 Sangat sensitive jika disentuh
 Bentuk tulang berubah
 Sakit ketika digerakan
 Pendarahan jika open fracture
 Shock
b. Treatment
 Jika open fracture, hentikan pendarahan dengan pressure point dan treat as open wound
 Gunakan selimut, bantal atau splint
 Bantuan tambahan, wrap magazine disekitar fracture agar tidak fracture tidak bergeser
 Amankan menggunakan perban dari handuk
 Letakan ice packs disekitar area fracture
 Jangan mncoba untuk mereset tulang yang menonjol
 Amankan perban dan splint
 Treat for shock
 Dislocation
a. Gejalanya, deformity,sakit parah, bengkak, tidak dapat digerakkan
b. Treatment
1. Close Dislocation, splint sehingga tidak bergeser dan stabilkan menggunakan
sling
2. Open Dislocation, treat wound as open fracture.
 Sprains
a. Keseleo terjadi ketika jaringan disekitar sendi meregang atau sobek
b. Gejalanya, sama seperti fracture tetapi tidak sakit parah, sakit ketika digerakkan, bengkak
dan memar, sendi sakit ketika disentuh, susah bergerak
c. Treatmentnya, letakan bantal atau selimut sebagai splint, letakan ice pack disekitar area
20-30 menit, perban, jangan garuk atau pijat.
 Strains
a. Disebabkan karena kejang otot
b. Treatmentnya, istirahatkan menggunakan kain basah dan hangat (fisioterapi)
15. Gunshot Wounds
Note: luka yang terlihat dapat menyebabkan luka dalam yang serius. Selalu cek exit wound. Jika
tidak ditemukan, peluru mungkin masih bersarang ditulang, memantul kedalam tubuh dan
menyebakan luka dalam.
Treatment:
a. Extremities (kaki, tangan)
 Hentikan pendarahan, tutup luka dengan perban steril
 Jika patah tulang terjadi, jangan gerakan.
b. Stomach
 Treat luka luar
 Jika pendarahan dalam terjadi, perut korban akan membesar dan shock
 Treat for shock
 Jangan beri minuman
c. Chest
 Sucking sound mengindikasikan paru-paru bocor. Paru-paru dapat berhenti jika tidak
ditutup
 Letakkan kompres tebal, plastic bag, atau adhesive tape untuk menutup luka
 Jika diperlukan, letakan telapak tangan untuk menutup luka
 Treat for shock
 Jika korban susah bernapas, lepaskan plastic bag untuk membiarkan udara mengalir
keluar dan letakan kembali perbannya.
 Jangan berikan apapun (makan atau minum)
16. Hyperventilation
Adlah kondisi dimana napas cepat dan dalam karena gelisah dan takut.
a. Gejala
 Pusing
 Vertigo
 Kesemutan pada ujung jari
 Dada sesak
 Panic
 Dada berdetak
 Kaku
 Gangguan penglihatan
b. Treatment
 Benapas dengan perlahan
 Berhitung sampai 10
 Monitor pax
 Gejala hyperventilation dan hypoxia hampir sama, berikan oksigen jika diperlukan.
17. Internal Injuries
a. Gejala
 Bengkak, memar
 Nyeri, dingin, kulit lembab, pucat
 Denyut nadi cepat dan lemah
 Pusing dan napas ceppat
 Muntah atau batuk berdarah, urine atau fases berdarah
b. Treatment
 Periksa kemungkinan patah tulang, luka kepala atau dada. Jika patah tulang, jangan
gerakkan.
 Jaga saluran pernapasan, lakukan CPR jika perlu
 Jangan beri apapun (makan minum)
 Treat for shock
 Info ke captain secara berkala
18. Poisoning
a. Food Poisoning
 Gejalanya, kejang, mual, muntah dan diare. Pusing dan demam. Pingsan.
 Treatmentnya, treat for shock, beri minum, recovery dalam waktu 3-6 jam
b. Botulism
 Gejalanya, terjadi 18-36 hari setelah makan, dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan sulit menelan, lemah otot, mual dan muntah, shock.
 Treatmentnya, treat for shock, minta bantuan medis, penanganan medis dan
emergency landing mungkin dibutuhkan, berikan oksigen jika dibutuhkan.
19. Miscarriage (keguguran)
Abosrsi terancam mengacu pada pendarahan vagina dan nyeri perut selama kehamilan
a. Penyebab : Pengeluaran spontan pada janin
b. Pengobatan :
 Tempatkan korban di posisi yg nyaman
 Meyakinkan korban & memberikan dukungan psikologis
 Monitor pendarahan ( jaga agar darah dibalut
 Berikan oksigen jika perlu
 Obati shock
20. Heat Stroke
a. Penyebab : Paparan suhu tinggi dalam waktu lama
b. Gelajala :
 Pusing , lemah & sakit kepala
 Kulit kering
 Suhu tubuh sangat tinggi
 Suhu tubuh yg tinggi ditunjukan dg denyut nadi yg sangat kencang ( 110 denyutan atau
lebih
/menit)
c. Pengobatan :
 Pastikan pax tetap dingin
 Hidupkan ventilasi udara
 Buat dia sedikit menyesap sedikit cairan yg dia inginkan dan bisa meminum sendiri
 Berikan segelas air dingin (dg garam jika tersedia) setiap 10-15 menit, tdk ada stimulant
 Letakkan handuk basah/dingin dikepala
 Jika kondisinya parah : dinginkan pax secepat mungkin bahkan sampai menyeka
nya dg air dingin
21. Heat Exhaustion
a. Penyebab: Disebabkan karena bekerja di tempat(lingkungan) yang panas
b. Gejala
 lelah
 sakit kepala, lemah, mual
 berkeringat banyak
 suhunya normal
c. Pengobatan
 Istirahat
 Menyalakan AC/ kipas angin
 Memberi air garam setiap 15 menit

DANGEROUS GOOD
CATEGORY OF DG
A. General philosophy & classification Dangerous Goods
Artikel material yang di identifikasikan sebgai dangeros good adalah artikel/zat yang signifikan
beresiko terhadap Kesehatan keselamatan atau properti jika di angkut dengan pesawat udara. Aturan
mengenai penganutan DG tercantum dalam ICAU Annex 18 dan dokumen 9284 mengenai “Intruksi
Teknis Pengangkutan DG yang Aman menggunakan Pesawat”. Transportasi standar pengangkutan DG
tercantum pada CASR part 92.
*CLASSIFICATION
1. Class 1 → EXPLOSIVE
1.1. Bahaya ledak besar, contoh TNT
1.2. Bahaya proyektil, contoh Granat
1.3. Bahaya api dan daya sembur kecil, contoh : signal smoke
1.4. Daya ledak tidak signifikan, contoh fireworks
1.5. Daya ledak besar tapi tidak signifikan, contoh : tabung gas elpiji
1.6. Daya ledak kecil tidak signifikan, contoh : petasan

2. GAS
2.1. Flammable gas → mudah terbakar ketika terkena sumber api,
Contoh: korek gas
2.2. Non flammable & toxic gas → gas yang tidak mudah terbakar & tidak beracun,
Contoh : CO2 water
2.3. Toxic gas → gas beracun menimbulkan kematian,
Contoh : gas air mata

3. CLASS 3 → FLAMMABLE LIQUID


Cairan yang mudah terbakar diudara ketika terkena sumber api, contoh : tiner,aceton

4. CLASS 4 → FLAMMABLE SOLID


4.1. Padatan yang mudah terbakar,contoh korek api
4.2. Spontaneously combustible → spontan memanas dan terbakar,
Contoh : bubuk mesiu pada kembang api
4.3. Dangerous when wet → mudah terbakar dan beracun,
Contoh : karbit

5. OXIDIZING MATERIAL & ORGANIC PEROXIDE


5.1. Oxidizing Material → dapat mengkontribusi zat lain & menghasilkan oksigen,
Contoh : pestisida
5.2. Organic peroxide

6. Toxic & infecticus substances


6.1. Toxic → mematikan/berbahaya bagi Kesehatan manusia, contoh sampah medis

7. Radioaktif material
Spontan dan terus menerus mengeluarkan sinar radiasi dan membahayakan, contoh hp & flm
8. Corrosive → jika bocor dapat menyebabkan kerusakan yang besar, Contoh : air aki
9. Miscellaneous DG → saat di angkut tidak menyebabkan bahaya dan tidak dapat dmasukan ke kelas-kelas
lain, contoh : semua barang yang ada baterai.

PROCEDURE FOR HANDLING INCIDENT DG


Prosedur FA
Action segera mungkin :
- Infokan kepada PIC
- Identifikasi barangnya
Jika terjadi api :
- Gunakan procedure standard untuk memadamkan api atau cek apakah bisa menggunakan air
Jika terjadi ketumpahan atau kebocoran :
- Mengambil emergency response kit atau barang lain yang bisa di gunakan :
 Tisu/koran/kertas penyerap/barang-barang yang bisa menyerap
 Sarung tangan tahan api/oven (asbestos gloves)
 Setidaknya 2 plastik polyethylero yang besar (disposal plastic sampah)
 Setidaknya 3 plastk polyethylero yang kecil (boleh dengan kantung muntah)
- Memakai sarung tangan dan smokehood (jika di perlukan)
- Pindahkan penumpang ke area yang aman dan bagikan handuk/kain basah jika ada api
- Masukan barang DG kedalam polyeyhylero bag dengan cara :
1. Mengambil barang DG kedalam yang tumpah, masukan kedalam disposal yang pertama
dengan posisi kebocoran diatas
2. Ambil tissue untuk lap bagian ketumpahan, jika tidak ada reaksi boleh di bersihkan semuanya,
dan bekas tisu dimasukan kedalan disposal ke 2
3. Masukan sarung tangan yang telah di lepasm jika tdak tersedia plasik kecil/kantong muntah
maka sarung tangan bekas di masukan kedalam disposal kedua
4. Keluarkan aliran udara saat akan menutup disposal

PENYIMPANAN DISPOSAL
1. Simpan di kotak catering/bar jka tersedia atau simpan digalley/lavatory bagian belakang. Jika galley
sedang di gunakan maka simpan plastic tersebut didalam tempat sampah yang telah dikosongkan.
2. Menutup ketumpahan diatas lantai/karpet ditutupi dengan plastic disposal
3. Inspeksi Kembali barang-barang disekitar ketumpahan

SETELAH MENDARAT
1. Mengidentidikasi orang ground staff apa nama DG dan letaknya
2. FA menulis di CML dan memastikan bahwa di tulis di AFML

B. EMERGENCY ASSIGNMENT / EQUIPMENT AND HANDLING OF EMERGENCY SITUATION


35. Emergency Assignment and Procedures
1) Condensation
Udara dingin dikabin didapatkan dari system AC, dimana AC dapat menghasilkan embun yang berlebih,
embun yang berlebih dapat masuk ke kabin melalui ceiling dan dari dinding samping badan pesawat dalam
bentuk asap.FA1 harus melakukan announcement yang terkait untuk menjelaskan situasi tersebut kepada
penumpang jika dibutuhkan.Selama penebangan embun akan membeku didalam pesawat, saat pesawat
mulai menurunkan ketinggiaan, es tersebut dapat mencair dan terbuang melalui saluran pembuangan, jika
terdapat air yang berlebih dan saluran pembuangan tidak dapat menampung, maka airnya dapat jatuh ke
kabin.
Kejadian ini dapat terjadi juga saat lepas landas.
Gunakan selimut / tissue untuk mencegah air menetes ke penumpang dan laporkan ke cockpit jika airnya
telalu banyak dan saluran pembuangan butuh dibersihkan dan cek secara berkala.

2) Pressure Seal Leak / Crack On The Window


Ketika terjadi kebocoran disekitar pintu / keretakan dijendela hal tersebut tidak cukup serius untuk
menyebabkan dekompresi.
Prosedur yang harus dilakukan:
1. Laporkan kepada captain / FA1 dan ikuti instruksinya
2. Pindahkan penumpang dari area tersebut jika memungkinkan
3. Penumpang yang duduk dengan keretakan / kebocoran dijendela diinstruksikan untuk menggunakan sabuk
pengaman.
4. Amankan benda-benda yang terlepas
5. Menunggu instruksi selanjutnya
6. Jangan meletakan bantal / selimut diarea yang bocor
7. Jangan menyentuh apapun dari bagian operating handle
8. Jika kebocoran terjadi dekat FA seat, konsultasikan ke captain untuk menentukan tempat duduk terbaik pada
saat mendarat.
Jika memungkinkan, pilih tempat duduk penumpang terdekat dengan exit.

3) Lavatory Flapper Door


Spring loaded dari penutup tempat sampah di lavatory didesign kedap udara.
Untuk mencegah api di tempat sampah keluar dan agar fire-ex dapat memadamkan api dengan sempurna,
jika penutup tempat sampah rusak maka harus dilaporkan ke cockpit secepatnya.
Jika tidak dapat diperbaiki maka akan mengacu pada MEL ( Minimum Equipment List ).
Lavatory dapat dikunci dan diberikan tanda INOP / FA harus mengecek lavatory secara berkala.

4) Circuit Breaker / CB
Selama penerbangan, jangan me-reset CB yang tripped dengan sendirinya kecuali seiizin captain.
Prosedur ini dilakukan untuk alasan keselamatan penerbangan.
Dan prosedur ini hanya boleh dilakukan jika suda menjadi pilihan terakhir dan hanya boleh di reset satu kali
saja.

Pada saat didarat, jangan me-reset CB yang tripped disetiap tankinya.


Untuk semua ketentuan CB yang lainnya FC dapat me-reset jika sudah berkoordinasi dengan maintenance
untuk mengetahui alasan CB tersebut tripped.
36. Emergency Equipment
 Hand Fire Extinguisher
REQUIREMENT
a) FC compartment, setidaknya terdapat 1 hand fire-ex yang harus berlokasi di Flight Deck
untuk digunakan FC
b) Pax compartment, hand fire-ex harus berlokasi di pax compartment dan tersebar secara merata disetiap
compartment, yang jumlahnya sesuai dengan seating kapasitas.
Lebih dari 6 < 31 pax, setidaknya ada 1
Lebih dari 30 < 61 pax, setidaknya ada 2
61 - 200 pax, 3
201 - 300 pax, 4
301 - 400 pax, 5
401 – 500 pax, 6
501 – 600 pax, 7
601 atau lebih, 8
c) Cargo compartment, setidaknya terdapat 1 hand fire-ex yang harus berlokasi di cargo compartment kelas E
dan dapat dijangkau dengan mudah oleh Crew Member selama pnerbangan
d) Galley compartment, setidaknya terdapat 1 hand fire-ex yang harus berlokasi disetiap galley yang terpisah
dari pax, cargo / crew compartment dan setidaknya terdapat 1 hand fire-ex yang berlokasi dan mudah
dijangkau dari galley yang menyatu dengan pax compartment.
e) Setidaknya terdapat 2 hand fire-ex yang berlokasi dipesawat yang menganadung hallon 1211 / bromo, cloro,
floro, metan / sejenisnya.
WATER FIRE-EX ( H2O )
Description:
o Tabungnya berwarna hijau/biru
o Durasinya 30-45 detik
o Jarak semprotnya min. 12feet
Pre- flight check:
o Validity
o Quantity
o Secured
Check point:
o Wire seal in place
o Co2 catridge intact (terpasang)
Bagian-bagian Water fire-ex:
o Terdapapat tabung
o Valve lever
o Handle
o Co2 catridge terdapat didalam handle
o Nozzle
o Wire seal
o Hollo pin
o Placard instruction
o Placard validity date
Cara pengoperasiannya:
1. Pegang tabung, putar handle kearah kanan sejauh mungkin (maka wire sealnya akan lepas dan Co2 catridge
tertusuk oleh hollo pin)
2. Tegakan Water fire-ex dengan ibu jari ada diatas Lever
3. Tekan Lever untuk menyemprotkan
4. Arahkan kedasar api
5. Semprotkan secara menyapu dari sisi ke sisi
Additional info:
o Water fire-ex hanya digunakan untuk api kelas A
o Dapat juga digunakan untuk mendinginkan api setelah penggunaan Hallon
o Water fire-ex mengandung anti freeze / glicool sehingga tidak dapat diminum

HALLON
Description:
o Tabungnya berwarna merah
o Durasinya 7-10 detik
o Jarak semprotnya 1-1,5 meter
Pre- flight check:
o Validity
o Quantity
o Secured
Check point:
o Safety pin in place
o Pressure gauge indicatior is in the green section
Bagian-bagian Hallon:
o Terdapat tabung
o Trigger
o Handle
o Nuzzle
o Safety pin
o Pressure gauge indicator
o Placard instraction
o Placard validity date
Cara pengoperasiannya:
1. Pegang tabung, dan tarik safety pin
2. Tegakkan hallon dengan ibu jari diatas trigger
3. Arahkan kedasar api, jangan terlalu dekat karna semburan bahan bakar api dapat terjadi, hindari menghiruip
asap sebanyak mungkin
4. Tekan trigger, dan semprotkan hallon kedasar api dengan cepat
5. Semprotkan secara menyapu dari sisi ke sisi
Ketika hallon terkena api, api akan membesar dan jangan panic. Kondisi ini normal dan bersifat sementara,
sebelum api padam.
Setelah api padam, pastikan api tidak muncul kembali. Untuk menghentikan penyemprotan lepaskan Trigger.
Additional info: Hallon digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C, namun dapat juga digunakan untuk
api kelas A, namun harus ditambahkan dengan cairan yang ttidak mudah terbakar / dapat menggunakan
water fire-ex.

 CRASH AXE
Setiap pesawat harus dilengkapi dengan Crash Axe,
Crush axe digubakan untuk mengakses api yang mungkin terjai diarea yang sulit dijangkau.
Contohnya, dibelakang panel
Crash axe didesign dengan memiliki poin end dan blunt end.
Pegangannya dapat menahan arus listrik sebesar 20.000 volts lokasinya di cockpit.

Tujuan / fungsi:
1) Dapat digunakan melubangi dinding patrtisi jika dibutuhkan / dapat menghancurkan pintu yang macet dan
penutupnya.
2) Dapat digunakan sebagai pengungkit
3) Dapat mempersiapkan tempat untuk bertahan hidup dari panas dan hujan setelah survival
Cara pengoperasian:
1) Lepaskan dari tempat penyimpanan
2) Gunakan poin end untuk melubangi dan gunakan blunt end untuk memperbesar pembukaan
3) Jika api terjadi dibelakang pintu, gunakan poin end untuk membuat lubang sebesar nuzzle hallon

 GLOVES
Cek point:
o Proper location
o Pairs ( sepasang )
ASBESTOS/FIRE GLOVES
Digunakan oleh crew member untuk memegang benda metal yang sangat panas / benda yang terbakar.
RUBBER GLOVES
Digunakan oleh crew member untuk melindungi tangan dari zat kimia.

 LIFE VEST
Semua pesawat harus dilengkapi dengan Life Vest ketika:
1) Terbang diatas perairan sejauh 50 NM / lebih menjauhi garis pantai
2) Lepas landas dan mendarat dimana jalur untuk lepas landas dan mendarat merupakan perairan yang
memungkinkan pesawat melakukan pendaratan di air.
Alat ini harus berupa life jaket / sejenisnya yang dapat membuat orang mengapung, yang dilengkapi dengan
survival light dan peluit, dan tersimpan dibawah kursi / diposisi yang mudah terjangkau dari tempat duduk.
ADULT LIFE VEST
Pre- flight check:
o Validity
o Quantity
o Secured
Check point:
Seal not broken

Description:
o Life preserver
o Lampu
o Oral tube
o Cylinder
o Inflation manifold
o Inflation pull tab
o Baterai
o Sea dye marker
o Harness assembly
o Whistle
TOTAL SPARE ADULT LIFE VEST ON BOARD 5% x TOTAL PAX SEAT IN THE CABIN
How to use:
1. Masukan baju pelampung melalui kepala
2. Hubungkan 2 tali ke ring yang terdapat dibagian depan
3. Kecangkan dengan menarik ujung strap
4. Untuk mengembangkan baju pelampung, Tarik kedua red tab yang terdapat dibagian bawah dari life vest.
Dapat juga dikembangkan dengan meniup pipa karet yang berlokasi diatas chamber.
5. Lampu akan menyala dengan menarik battery tag
Note: Baju pelampung harus dikembangkan didepan pintu yang terbuka/diatas sayap. Untuk mengempeskan
Life Vest tekan ujung Oral Tube tusuk dengan jari/kuku.
INFANT LIFE VEST
How to use:
1. Masukan baju pelampung melalui kepala dan back flap dibelakang
2. Pasangkan chin strap
3. Tarik back up flap sampai ke pinggang
4. Tarik tali dibawah lengan kedepan
5. Pasangkan ke ring
6. Kencangkan tali dengan menarik yellow tag
7. Kembangkan baju pelampung dalam pesawat dengan menarik red taps, dapat juga dengan menium pipa
8. Tarik yellow battery untuk mengaktifkan lampu
TOTAL INFANT LIFE VEST ON BOARD: 10% x TOTAL PAX SEATS IN THE CABIN
 TYPE I ( Terdapat chin strap dan 1 chamber )
o One air chamber
o Two hips straps
o One “D” ring
o One Co2 catrige
o One inflation handle
o One manual inflation tube
o One position light
o One battery
o One battery activation handle
o One chin strap

 TYPE II ( Terdapat 3 snaphook dan 2 chambers )


o Two air chambers
o Three snaphook fasteners
o One holding line
o Two Co2 catridges
o Two red inflation handles
o Two manual inflation tubes
o One position light
o One battery
o One battery activation handle

 TYPE III ( Terdapat flaps dan 2 chambers )


o Tether line
o Manual inflation tube
o Light plug location
o Chamber
o Harness pull tab
o Buckle
o Harness / strap
o Inflator
o Whissle
o Co2 catridge
o Cell pocket
o Light battery
o Light
o Snap fastener
CREW LIFE VEST
Sama seperti pax Life Vest

DEMO LIFE VEST


Tidak ada cylinder

 EMERGENCY LOCATOR TRANSMITTER (ELT)


Setiap pesawat harus memiliki 2 jenis ELT yaitu fixed ELT dan portable ELT (RSB). Untuk RSB harus
dapat tahan air, mengapung, dan dapat dioperasikan oleh semua orang tanpa memiliki keahlian
khusus dan fixed ELT harus terpasang dibagian belakang pesawat karena dibagian tersebut
merupakan area yang memungkinkan paling kecil dampak kerusakannya. Dapat digunakan pada
saat emergency dan dapat mengirimkan signal ke 121.5 MHz dan 243 MHz.
Jenis-jenis ELT:
1. Rescue 406 SG
a. Preflight check
 Secure in proper location
 Quantity
 Validity date
 Antenna is not broken, terpasang disisi beacon dan menggunakan paper tape
b. Bagian-bagiannya
 Beacon
 Redhead
 Placard instruction
 Placard validity
 antenna
 lanyard
 end of lanyard
 red lanyard card
 paper tape
 water inlet
 battery
 plastic bag (Rescue 99)
 salt bag(406 S)
 antenna retainer clip
c. Performance detail type rescue
 Frekuensi: 121.5 MHz (civil) dan 243 MHz (military) dan 406 (cospas-sarsat / 406 s
ONLY)
 Battery endurance: 48 hrs
 Tidak ada tanda yang terlihat untuk memastikan elt memancarkan sinyal namun
penerima sinyal akan mendengar Hi-Pitch Tone
d. How to use
1. On water
 Buka gulungan lanyard
 Kaitkan di life raft/life vest
 Taruh beacon didalam air
 Beacon akan aktif setelah 5 detik pada air garam dan 5 menit pada air tawar
setelah antenna tegak dan akan hanyut sejauh 18 m.
2. On land
 Buka segel dari antenna dan tegakkan
 Buka red lanyard card dan keluarkan dari beacon
 Buka gulungan plastic bag, (406 s) keluarkan salt bag dan masukkan campuran air
dan garam
 Masukkan beacon ke dalam plastic dengan air sampai dengan 0,75 liter atau
sampai water inlet terendam air
 Letakkan pada area yang bebas halangan, dan tegakkan
 Jika terdapat bukit letakkan dibukit atau ditempat yang tinggi.
e. Untuk menonaktifkan beacon
= Keluarkan dari air dengan posisi horizontal
Note: Jangan pakai air alcohol untuk mengisi plastic bag, ganti air secara berkala jika
memungkinkan, jika ada 2 beacon nyalakan 1 terlebih dahulu
2. Type rescue 406 SE
a. Bagian-bagiannya
 antenna
 LED indicator
 end of lanyard
 red lanyard card
 water sensor
 water soluble tape
 battery
 rotary switch (XMT, ARM, TEST, OFF, )
LED indicator akan menyala setiap 2 detik jika diposisikan pada XMT dan akan aktif jika
diposisi ARM saat terendam air. Tidak akan menyala jika diposisi OFF.
b. Check point
Saat pesawat beroperasi secara normal, alat ini harus dalam keadaan arm dan antenanya
harus terpasang di sisi beacon menggunakan water soluble tape
c. Performance
1. 121.5MHz (civil), 243MHz (military), 406MHz (cospas-sarsat)
2. Ketahanan batre 50jam
d. How to Use
1. On water (Arm)
Harus diposisikan arm dan pastikan terendam air, akan aktif secara otomatis ketika air
masuk kedalam water sensor.
2. On land (XMT)
Harus di posisikan ke XMT dan tegakkan antenna secara manual.
e. Untuk menonaktifkan beacon
1. On land: putar rotary switch ke OFF
2. On water: ambil ELT dari air dan posisikan horizontal

FIXED ELT
ELT FIXED akan memancarkan signal secara otomatis ketika keadaan darurat ke frekuensi 121,5 Mhz dan 243
Mhz.
ELT FIXED berlokasi di bagian belakang badan pesawat diatas struktur badan peawat dan dibawah dari door
salfin.
Sistemnya sepenuhnya berkerjasendiri dengan menggunakan batre alkalin. Sistemnya didesign secara otomtis
ketika keadaan darurat saat pesawat mendapatkan benturan diatas 5 Gravitasi dalam waktu 11 miliseconds.
Signalnya akan dipancarkan melalui antenna yang terpasang diluar badan pesawat dekat dengan alatnya.
Durasinya 48 jam pada suhu 20’ celcious.

 FIRST AID EQUIPMENT


Three (3) types of First Aid Equipment:
1. Daily First Aid Kits
2. First Aid Kits
3. Emergency Medical Kits

DAILY FIRST AID KITS


Dibawa dipesawat utuk mengobati luka kecil, dan dibawa oleh setiap FA (dikonsumsi pribadi)

FIRST AID KITS


Requirement First Aid Kits:
1. Harus dilengkapi sepasang latex gloves / sejenisnya, yang jumlahnya sesuai dengan First Aid Kits yang ada
dipesawat, glovesnya harus tersebar secara merata disepanjang kabin pesawat.
2. First Aid Kits harus tersebar secara merata disepanjang pesawat dan dapat dijangkau dengan mudah oleh
setiap FA
3. Jumlah First Aid Kits harus sesuai dengan seating capacity
0 - 50 1 First Aid Kit
51 - 150 2 First Aid Kits
151 – 250 3 First Aid Kits
More than 250 4
Check point:
o Secure in proper location
o Validity date
o Quantity
o Sealed

FIRST AID EQUIPMENT:


NO FIRST AID LIST OF CONTENT QUANTITY
1 List of content 1 ea
2 Antiseptic swabs (10/packs) 2 packs
3 Bandage, adhesive strips 5 ea
4 Bandage, gauge 7,5 cm x 4,5 m 5 ea
5 Bandage, triangular 100 cm folded and safety pins 5 ea
6 dressing, burn 10 cm x 10 cm 1 pack
7 Dressing, compress, sterile 7,5 cm x 12 cm approx 5 ea
8 Dressing, gauge, sterile 10,4 cm x 10,4 cm approx. 1 ea
9 Adhesive tape, 1,5 cm (roll) 1 roll
10 Skin closure strips 5 package
11 Hand cleanser or cleansing towellets 1 bottle
12 Pad with shield ortape for eye 1 ea
13 Scissors, 10 cm (if permitted by applicable regulations) 1 ea
14 Adhesive tape, surgical 1,2 cm x 4,6 m 1 roll
15 Tweezeras, splinter 1 ea
16 Disposable gloves 2 pairs
17 Thermomethers (non-mercury) 1 ea
18 Resuscitation mask with one-way valve 1 ea
19 Mild to moderate analgesic 1 strips
20 Antiemetic 1 strips
21 Nasal decongestant 1 strips
22 Antacid 1 strips
23 Antihistaminic 1 strips
24 Antidiarrhoeal 1 strips
25 Bioplasenton 1 ea
26 Bethadine, 30 ml 1 bottle
27 Trombogel 1 ea
28 Kassa sterile 1 roll
29 Ammonia inhalant 10
30 Arm splint 1
31 Leg splint 1
32 Box tools 1 ea

EMERGENCY MEDICAL KITS


Setidaknya terdapat satu (1) Emergency Medical Kit yang ada dipesawat dan Emergency Medical Kit hanya
digunakan oleh tim medis yang qualify
Check point:
o Correct location
o Intact seal
o Expiration ( Kadaluarsa )
o Contents Qty
Sphygmomanometer 1
Stethoscope 1
CPR Mask 3
Selang infus 1
Cairan infus 500 ml 1
Tisu beralkohol 2
Scissors 1 pasang
Tourniquet 1
Sarung tangan medis 1 pasang
Jarum suntik 6
Tabung suntik 4
Obat penghilang nyeri 4
Obat alergi (tablet) 4
Obat alergi (injectable) 2
Bronchodilator (obat asma) 1
Dextrose (untuk insulin shock) 1
Obat shock 2
Anastesi / bius lokal 2
Nitroglycerin tablet (obat jantung) 10
Basic instruction 1
RESPIRATOR
Type: Lifeway
Digunakan untuk menggantikan mulut ke mulut saat memberikan nafas buatan untuk mencegah terkena
langsung dengan pasien.
o Jepit hidung dengan menggunakan penjepit
o Pegang mulut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ditekan ke bibir
o Tarik nafas dalam-dalam
o Bernafas melalui Respirator 15x per menit
Prosedur after using First Aid Kit dan Medical Kit:
1. Setelah penggunaan FAK dan Medical Kit, FA harus mengisi insiden form yang terdapat dikotaknya
2. Setelah diisi, formnya dikembalikan lagi ke kotak
3. Setelah digunakan, alat-alat yang dapat digunakan kembali dimasukan kembali kedalam kotaknya
4. FAK / Medical Kit yang sudah digunakan harus di seal kembali dengan menggunakan red seal yang
terdapat dikotaknya. Jika red seal tidak tersedia, tuliskan di insiden record form “Red Seal Not Available”
yang terdapat pada kolom red seal
5. FAK / Medical Kit yang sudah digunakan dan tidak berfungsi diserahkan ke FA1, dan FA1 akan
menyerahkan ke maintenance
6. FA1 harus mengisi CML ( Cabin Maintenance Log ) dan PAIDUR form

 MEGAPHONE
 Requirement
1. Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan megaphone yang siap digunakan,
mudah diakses, untuk mengarahkan proses evakuasi
2. 1 megaphone dengan seating capacity lebih dari 60 kurang dari 100 dan diletakkan di kabin bagian
belakang atau dimanapun sesuai dengan inspektur jika alternative tersebut dirasa lebih sesuai.
3. 2 megaphone dengan seating capacity lebih dari 99 dan diletakkan di kabin bagian belakang dan
kabin bagian depan
 Kegunaan
1. Menggantikan PA yang inop
2. Mengarahkan proses evakuasi
3. Mengumpulkan penumpang setelah evakuasi
 Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Pastikan berfungsi dengan menekan handle squish to talk dan push to talk
 Description
Squeeze to Talk Press to Talk
Horn Horn
Handhold / squeeze to talk Handhold / press to talk switch
switch
Microphone Microphone
Battery Battery
Volume Control
Siren
Use light (green)
How to Use:
1. Pegang megaphone dengan satu tangan
2. Dekatkan mulut dengan microphone
3. Remas handle maka megaphone akan aktif
4. Berbicara dengan pelan dan jelas melalui microphone
5. Atur volume dan sesuaikan
6. Arahkan speaker kepada orang yang dituju

 FLASHLIGHT
 Requirement
Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan flashlight yang mudah
dijangkau dari FA seat, setiap krumember harus mengecek flashlight dalam keadaan
secure in proper location dan berfungsi,
setiap krumember harus memiliki personal flashlight dan dibawa dalam setiap
penerbangan, slalu dibawa saat evakuasi, tahan air. Flashlight memiliki LED yang berwarna
hijau dan menyala setiap 3-4 detik sekali jika kondisi batterynya layak, dan akan berwarna
amber dan akan menyala setiap 10 detik sekali jika sudah tidak layak pakai batterynya.
Baterainya tidak bisa diisi ulang.
 Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
 Check Point
1. Validity date
2. Seal intact dan LED flashing
 Type A
1. Seal, yaitu pada stowage bracket memiliki placard EMERGENCY USE ONLY
2. Condition Light, yaitu warna amber mengindikasikan kondisi batre. LED akan flashing 3-4 detik
menandakan batre masih bagus

Note: condition light setidaknya flashing setiap 10 detik sekali. Waktu flashing
mengindikasikan ketahanan dan durasi batre. Ketika flash setiap 10 detik sekali atau lebih
maka batre harus diganti

 Type B
1. Elastic Wrist Strap
2. Condition Light
 Hijau, batre bagus
 Merah, batre harus diganti
 Jika flash setiap 10 detik batre sudah habis
3. Tamper seal
4. Push to Test Switch

Note: ada jeda 4 detik setelah menekan pust to test switch

 SEAT BELT
Selama pesawat take-off, in-flight, dan landing pesawat harus dilengkapi dengan:
1. Kursi / Berth yang sudah disetujui untuk setiap orang yang berada dipesawat, yang umurnya sudah
mencapai 2 tahun ( Berth adalah kursi yang dapat dijadikan tempat tidur )
2. Sabuk pengaman yang sudah disetujui, yang digunakan secara terpisah untuk setiap orang yang berada
dipesawat, yang umurnya sudah mencapai 2 tahun. Kecuali, dua (2) orang yang menempati Berth dapat
menggunakan sabuk pengaman secara bersamaan. Dan dua (2) orang yang menempati Multiple
Lounge / Divan ( kursi seperti sofa ) dapat juga menggunakan sabuk pengaman secara bersamaan
namun hanya pada saat in-flight saja
Pre- flight:
o Proper location
o Quantity are correct
Jenis-jenis seat belt (type)
EXTENSION SEAT BELT
Digunakan untuk orang yang gemuk, extension seat belt dipasangkan ke standart seat belt jika standart
seat belt tidak cukup digunakan untuk penumpang
INFANT SEAT BELT
Digunakan untuk semua infant yang umurnya dibawah dua (2) tahun dan dipangku oleh orang dewasa.
Caranya: masukan standart seat belt melalui loop yang berada di infant seat belt

 SMOKE GOGGLE
Digunakan secara bersamaan dengan Quick Donning Masks ( masker oksigen didalam cockpit ) yang
berfungsi untuk melindungi mata dari asap dan gas beracun
Setiap flight crew member dilengkapi sepasang smoke goggle yang berlokasi disetiap crew member
station

 LIFE RAFT
Semua pesawat yang beroperasi diatas perairan lebih dari 30 menit / 100 NM terbang menjauhi daratan
yang memungkinkan melakukan pendaratan darurat harus dilengkapi dengan:
1. Life Vest : yang dilengkapi dengan survival light untuk setiap orang yang berada di pesawat
2. Life Raft : yang dapat menampung semua orang yang berada dipesawat, tersimpan dan siap digunakan
pada saat keadaan darurat

Life Raft dilengkapi dengan:


i. Fixed Equipment
a. Boarding aid ramps / strap
Tangga untuk membantu orang selamat, yang berada di air untuk naik ke dalam raft
b. Heaving line in holder
Tali yang dilemparkan ke air untuk membantu orang yang masih diair naik ke dalam raft dengan cara
ditarik
c. Sea anchor in holder / jangkar
Jangkar yang berfungsi untuk menstabilkan raft dan mengontrol arus.
Apabila diposisikan terbuka raft akan diam pada tempatnya.
Apabila diposisikan tertutup raft akan mengikuti arus.
d. Life line
Tali yang berada di sekeliling raft. Baik dibagian luar dan didalam, yang berfungsi sebagai pegangan
untuk orang yang selamat yang masih ada diair dalam menunggu giliran naik ke raft dan dapat juga
digunakan untuk berpegangan ketika raft sudah tidak cukup lagi
e. Water activated light
Lampu yang akan menyala secara otomatis saat raft terkena air sebagai tanda dari lokasi raft dan area
masuk. Durasinya 8 jam
f. Raft knife
Untuk memotong tali, memisahkan raft dari peawat ketika semua orang yang selamat sudah masuk
kedalam raft dan dapat juga digunakan sesuai kebutuhan
ii. Equipment In The Pouch
a. Canopy and poles
Untuk melindungi orang yang selamat dari kondisi panas dan hujan. Kanopi dipasangkan secara manual
b. First aid kit
Alat-alat untuk memberikan pertolongan pertama
c. Survival instruction boocklet
Buku instruksi mengenai teknik penyelamatan hidup
d. Equipment list in the raft
Daftar isi alat-alat yang terdapat diraft
e. Raft instruction book
Buku instruksi penggunaan raft
f. Hand pump
Pompa tangan, yang berfungsi untuk memompa chamber ketika tidak cukup mengembang
g. Raft repair kit
Untuk memperbaiki raft yang rusak
h. Bailing Bucklet
Ember untuk menguras air didalam raft
i. Sponge
Untuk mengeringkan setelah pengurasan air dengan menggunakan bailing bucklet. Sponge dapat juga
digunakan untuk mengumpulkan air bersih untuk di minum.
j. Water Container
Plastic untukpenampungan /penyimpanan air bersih yang diambil pada saat hujan diatas kanopi.
k. Fiishing kit
Alat mincing
l. Pocket knife
Pisau lipat digunakan sesuai kebutuhan.
m. Pocket of sea masker dye
Untuk memberikan signal dengan cara mewarnai air laut, jangan menggunakannya sampai tim
penyelamat terlihat diudara.
Cara : Robek kantongnya dan diletakan ke air.
Warnanya : Hijau Terang
Durasinya : Beberapa Jam
n. Wishtle
Digunnakan memberikan signal, karena wistle suaralebih besar dibandingkan suara manusia, signal yang
diberikan SOS ( Save Our Soul ).
o. Signal mirror
Cara mengoperasikan signal mirror :
1. Pegang Alat peninjau menggunakan tangan kiri, sejauh 15 cm didepan mata
2. Letakan bagian belakang kacanya didepan mata menggunakan tangan kanan, dan arahkan kedua lubang
langsung ketarget.
3. Gerakan kaca mengikuti target.
p. Day/night signal /smoke flare
1. Signal rocket ( for night signaling )
Digunakan ketika tim penyelamat terlihat, Signal rocket akan mengeluarkan suara yang berwarna merah,
kearah atau dan akan turun seperti parasut signal ini akan secepatnya aktif setelah recordnya ditarik,
durasinya 15 detik.
 Jika signal roket gagal aktif maka :
1. Jika berada di Raft buang ke air secepatnya untuk mencegah raft mengalami kerusakan.
2. Jika berada didarat amankan di area yang aman dan jauh dari orang-orang, buat lubang letakan didalam
lubang dan tutup dengan batu.

 Cara pengoperasian :
1. Arahkan signal rocket keatas dan badan kita membelakangi arah angina.
2. Buka penutup capnya.
3. Tarik ripcord kebawah dengan dihentakan.
2. Hand flare
Akan aktif setelah 2 detik saat ripcord ditarik, dan akan mengahasilkan suar berwarna merah, durasinya
60 detik dan harus di tahan sampai aktif.
 Note : Jika gagal aktif ikuti seperti signal rocket.
 Cara pengoperasian :
1. Arahkan Had Flare ke atas dan badan membelakangi arah angin.
2. Angkat dan tahan
3. Buka penutup Capnya
4. Tarik ripcord kearah atas dan dihentakan
5. Tahan Had Flare sampai habis terbakar, dan buang dengan aman.
q. Flash Light
Dapat digunakan untuk memberikan signal dengan cara:
1. Membuka lingkaran yang besar
2. Membuat signal SOS = 3 pendek, 3 panjang, 3 ppendek.
r. Compass
Gunakan compass untuk mengetahui arah mata angina
s. Pliers ( Tang)
Gunakan sesuai kebutuhan

Maximum kapasitas pax di Life raft 56 orang atau dengan 42,6 kg

Life raft dioperasikan setelah evakuasi komplit dan waktu masih tersedia, cara mengoperasikan Life raft :
1. Buka penutup flap yang berwarna biru (tidak selalu warna biru)
2. Lepaskan safety strap dengan snaphook dan ring.
3. Pasangkan inflation mooring line ke pesawat (safety strap with snap hook)
4. Letakan Life raft ke air
5. Tarik inlation mooring line
6. Hentakan inflation mooring line untuk mengembangkan raft
7. Maka kedua chamber akan mengembang secara otomatis.
Untuk melepaskan raft dari badan pesawat :
Potong mooring line dengan menggunakan knife

Ketika Life raft terbalik untuk mengembalikan keposisinya dapat dilakukan 2 cara :
1. Putar raft sampai posisi didepan kita dan dibagian bawah dari angina. Tarik tali mengunakan 1 orang / 2
orang dengan bantuan angina.
2. Ketika sendiri, Tarik tali dan memanjat keatas raft, menarik talinya menggunakan kekuatan sendiri
sambal menjatuhkan diri kebelakang.

Raft Management
1. Ketika sudah siap, lepaskan raft dari badan pesawat dengan menggunakan raft knife
2. Mengambil komando :
Kiri yang paling senior harus mengambil komando saat raft terpisah.
3. Menyelamatkan orang yang berada diair dan menghitung.
4. Memastikan orang yang selamat duduk dengan baik diraft dan lifevest di kkembangkan dengan cukup.
5. Mengaktifkan sea achor ( Jangkar ) ketika raft sudah bebas dengan fuel yang ada di air
6. Aktifkan alat pemancar signal
7. Mengoperasikan Isi-isi Survival kit.
8. Mengingat kembali manual untuk bertahan hidup yang terdapat disurvival kit.
9. Menentukan tugas didalam raft.
10. Ikatkan raft secara bersamaan, untuk mencegah raft terpisah/ hilang. Namun tergantung kondisi Laut
 Jika lautnya tenang, ikatkan raft secara bersamaan.
 Jika kondisi laut tidak baik ikatkan raft dengan memberikan jarak agar raft tidak tabrakan
11. Memasang kanopi.
12. Mengecek kondisi chamber.
13. Tetap menjaga raft selalu kering.
14. Membagi tugas secara bergantian.

 SURVIVAL KIT
Terdapat:
o FAK
o Flares
o A signal mirror
o Survival manual
o Flashlight
o Water
o Bailing bucklet
o Sponge
Pre- flight check:
Proper location and quantity
 RESTRAIN KIT
Batik air harus memastikan, setiap pesawatnya membawa alat Restrain, alattersebut harus dapat
dijangkau dengan mudah oleh crew, namun tidak boleh terlihat dan tidak boleh diakses langsung pleh
setiap penumpang.
Setiap pesawat Batik air harus dilengkapi dua (2) pasang hand cuff dan dua (2) pasang body cuff.
Lokasinya berada di Flight Deck.
Check point
o Secure
o Seal (tersegel)
Cara pengoperasian:
o Saat handcuff sudah disediakan, letakkan di pada tangan kita untuk menangkapnya tangan unrully pax
dari belakang
o Pegang tangan pax dan Tarik sampai masuk kedalam handcuff nya dan Tarik handcuff nya untuk
mengencangkan

 PORTABLE OXYGEN BOTTLE ( POB )


Requirement:
o POB digunakan oleh FA, setiap FA yang terbang diatas ketinggian 25.000 ft harus membawa portable
oxygen equipment yang dapat men supply oksigen setidaknya 15 menit
o Kecuali terdapat portable oxygen unit yang cukup, yang dilengkapi dengan masker / spare outlet dan
masker yang tersebar secara merata disepanjang kabin, untuk memastikan ketersediaan oxygen secara
cepat untuk setiap FA, tanpa bergantung dimana FA berada saat kabin mengalami dekompresi
Fungsinya:
POB digunakan untuk memberikan pertolongan pertama kepada penumpang dan crew, dan digunakan
oleh FA pada saat walk around after dekompresi
Description on the cylinder:
o Botolnya berwarna hijau
o Pressure gauge indicator
o Safety strap / harness assembly
o Terdapat 2 outlet yang terdiri dari 4 Liter/menit ditandai dengan (Hi) yang digunakan untuk memberikan
pertolongan pertama. Outlet 2 Liter/menit yang ditandai dengan (Lo) yang digunakan untuk
memberikan pertolongan pertama kepada infant dan digunakan untuk walk around after dekompresi.
Outletnya ada tipe Plug dan Bayonet
o Terdapat ON/OFF valve
o Placard instractiom
o Placard validity date
Description on the mask:
o Masker yang berjenis oronasalmas, ada yang terbuat dari karet dan ada yang terbuat dari plastic
o Terdapat flow indicator
o Strap
o Mask bag / plastic bag
o Connector ( tipe plug dan bayonet )
o Placard validty date
Check point:
o Validty date
o Untuk homebase PSI gauge min. 1500 PSI
o Untuk out station min. 1000 PSI
o Proper location
o Valve dalam posisi OFF
o Green cylinder dilengkapi dengan carry strap
POB terdiri dari tiga (3) jenis:
1. 120 L
2. 200 L
3. 310 L
Prosedur sebelum menggunakan POB:
1. Informasikan kepada capt/FA1
2. Longgarkan pakaian tang mengikat
3. Bersihkan wajah dari krim karna dapat menyebabkan terbakar
Cara pengoperasian POB:
1. Pasangkan masker ke outlet
Untuk tipe Plug ditekan sampai berbunyi klik
Untuk tipe Bayonet ditekan dan putar searah jarum jam
2. Arahkan valve keposisi ON dengan memutar berlawanan arah jarum jam, cek oksigennya mengalir
dengan cara melihat flow indicator dari berwarna merah berubah menjadi hijau / menutup masker
dengan tangan, maka mask bag akan mengembang
3. Amankan botol disamping pax / diantara pax
4. Letakan masker menutupi mulutdan hidung korban. Apabila menggunakan masker yang terbuat dari
plastic jepit menggunakan metal strip agar terpasang dengan aman dihidung korban. Pasangkan tali
masker ke kepala
5. Monitor korban dan aliran oksigen, sebelum dekompresi jangan digunakan sampai dibawah 500 PSI
karna akan digunakan oleh FA pada saat walk around after dekompresi. Setelah dekompresi
jangandigunakan sampai dibawah 50 PSI karna akan terkontaminasi
6. Ketika oksigen sudah tidak dibutuhkan / pressure gauge berada diangka 50 PSI, lepaskan masker dari
wajah korban dan arahkan valve keposisi OFF dengan memutar searah jarum jam
Setelah digunakan ganti masker dengan masker yang bersih dan amankan botol pada tempatnya.
FA1 akan menuliskan di CML mengenai penggunaan POB dan mengisi PAIDUR dan melaporkan kepada
FA manager.
Orang yang sakit jantung berikan 4 Liter/menit
Administering POB to infant:
Pemberian oksigen kepada infant penting, tidak memberikan oksigen terlalu banyak.
1. Baringkan infant
2. Gunakan 2 Liter/menit
3. Jangan pasangkan masker di area wajah infant. Letakkan masker oksigen beberapa inci dari wajah
infant, sehingga infant tidak menghirup oksigen berlebihan

 PORTABLE OXYGEN CYLINDER ASSEMBLY ( POCA )


Check:
1. Untuk home base PSI gauge min. 1.500 PSI, untuk out station min. 1.000 PSI
2. Berada pada lokasi yang benar
3. Control knob dalam posisi OFF
4. Green cylinder harus dilengkapi dengan carry
Bagian-bagian:
o Botol berwarna hijau
o Protective cover (hitam)
o Window (merah)
o Pressure gauge indicator
o Fill valve
o Control knob dan flow control
o Flow indicator
o Connector
How to use:
1. Ambil POB dari tempat penyimpanan
2. Ambil masker dari tempat penyimpanan, pastikan masker terpasang ke outlet oksigen dan kenakan
masker pada korban, menutupi hidung dan mulut
3. Memutar ON-OFF control knob berlawanan dengan jarum jam ke 2 Liter/menit atau 4 Liter/menit untuk
mengalirkan oksigen
Pastikan nomor berada di centered in the window diatas gauge untuk oksigen mengalir dengan tepat
Cek flow indicator dari masker untuk memastikan oksigen mengalir
Ketika menggunakan oksigen, oksigen tidak mengalir sampai angka “2” di center of the window dan ON-
OFF control knob dalam posisi 2 Liter/menit.
Ketika mengatur oksigen dai 2 Liter/menit ke 4 Liter/menit , oksigen tidak mengalir sampai “4” berada
dicenter of the window diatas gauge dan ON-OFF control knob berada diposisi 4 Liter/menit

Ketika menggunakan:
1. Ketika portable oksigen digunakan, cek secara berkala flow indicator masker untuk memastikan
oksigen mengalir ke masker
2. Jangan memutar ON-OFF control knob melewati angka “4”. Jangan gunakan tangan/kepalanuntuk
menggunakan control knob untuk ON-OFF
Jika mencoba untuk memutar control knob lebih dari posisi “4”, aliran oksigen akan berhenti.
Memaksa ON-OFF control knob lebih dari “4” akan menyebabkan kerusakan
Ketika selesai digunakan:
1. Ketika korban sudah tidak memerlukan pksigen dari botol oksigen, putar ON-OFF control knob searah
jarum jam sampai red band terlihat diwindow
2. Letakkan masker kembali ditempat penyimpanan

 OKSIGEN (FA, cockpit, pax)


Oxygen system terdiri dari:
1. Cockpit fixed oxygen system, untuk memberikan oksigen kepada orang yang ada di cockpit ketika
dekompresi/ada asap/gas beracun
2. Cabin fixed oxygen system, untuk memberikan oksigen yang ada dikabin (pax dan FA) saat dekompresi
menggunakan chemical generator
3. Portable oxygen system, (ada dicockpit dan dikabin) untuk melindungi FC dan FA ketika keadaan darurat
terjadi pada saaat dipesawat (POB,POCA,PBE) dan untuk pertolongan pertama
Cockpit Oxygen System
Terdiri dari:
1. Terdapat satu cylinder / tabung yang mempunai tekanan tinggi, berlokasi di bagian bawah kiri badan
pesawat
2. Regulator tekanan yang menyambung ke cylinder yang mengalirkan oksigen pada tekanan sesuai
pengguna
3. Dua (2) system keamanan tekanan yang berfungsi untukmembuang oksigen yang berlebih melalui jalur
pembuangan yang aman, jika tekanan udara terlalu tinggi
4. Katup yang dapat ditarik crew member untuk mematikan aliran oksigen
5. Ada tiga (3) quick dooning mask, tersedia dan siap digunakan
6. Ada box disetiap tempat duduk FC (one per seat)
Location:
o Satu oksigen / crew supply P/B (push button) dibagian overhead panel
o Ecam system display, untuk melihat tekanan oksigen yang ada dicockpit
o Ada tiga (3) atau empat (4) box oksigen yang dilengkapi quick dooning mask. BATIK tiga (3)
Mask operation:
1. Lepaskan masker dengan meremas kedua grip yang berwarna merah (harus tetap diremas)
2. Tarik masker dan harnessnya akan mengembang
3. Pakai masker
4. Apabila sudah dipakai maskernya, lepaskan grisp sehingga harness akan mengempes dan mengikuti
bentuk kepala dan menjaga masker tetap aman selama digunakan
Cabin Oxygen System
Oksigen terdapat dari chemical generator dan generator ini memiliki masker dua (2), tiga (3), atau empat
(4) masker
Generator dan masker tersimpan didalam tempat penyimpanan diatas pax seat, masing-masing galley
dan di FA station
FA station dua (2) masker
Galley dua (2) masker
C class row 1-3 empat (4) masker
Y class row 4-last row
 Row 4 empat (4) masker
 Row 5-seterusnya beda-beda
 Row ganjil sebelah kiri empat (4) masker
 Row genap sebelah kanan empat (4) masker
 Overwing tiga (3) masker

Masker oksigen dikabin dapat terjatuh secara:


1. Akan jatuh otomatis ketika tekanan udara dikabin meningkat sampai 14.000 ft
2. Jika tidak jatuh secara otomatis, dapat dijatuhkan secara manual. Menekan MASK MAN ON PUSH
BUTTON yang ada di cockpit
3. Manual, dengan menggunakan MRT ( Manual Realese Tool )
Namun penggunaan MRT dapat dilakukan ketika kondisi dikabin sudah aman untuk berjalan setelah
dekompresi

Lampu indicator dicockpit:


Yang bertuliskan SYS ON akan menyala secara otomatis selama 30 detik selama tombolnya ditekan
ketika oksigen system dikabin aktif baik secara otomatis atau manual
Ketika masker oksigen jatuh maka maka lampu sabuk pengaman dan No Smoking Sign menyala/ON dan
aka nada announcement yang terdengar secara otomatis untuk mengistruksikan pax menggunakan
masker oksigen
Oksigen yang ada di masker akan aktif ataumengalir saat salah satu masker ditarik dan oksigen akan
mengalir selama 15 menit. Untuk mengecek oksigen mengalir lihat flow indicator (hijau)
Jika masker oksigen jatuh , maka harus menarik salah satu masker dirow tersebut agar oksigen nya
mengalir

Manual operation:
Untuk membuka unit door secara manual, menggunakan bagian pin-end MRT ditusuk ke opening rod
dan didorong, maka penutup akan jatuh. MRT terdapat disetiap FA seat untuk membuka oksigen
compartment secara manual.

 PROTECTIVE BREATHING EQUIPMENT (PBE)


Requirement:
Di desain untuk menyediakan gas pernafasan selama 15 menit pada ketinggian tekanan 8.000 feet pada
pressure altitude. Lokasi PBE adalah sebagai berikut :
1. Satu (1) PBE dibutuhkan untuk setiap hand fire ex yang berada di galley
2. Satu (1) di flight deck
3. Di setiap pax compartment, satu (1) untuk setiap hand fire ex yang jaraknya tidak boleh lebih dari 3
feet
4. Satu (1) PBE di setiap cargo compartment kelas A, B, dan E

Pre- flight check:


o Secure
o Proper location
o Validity date
o Quantity
o Sealed
Check point:
o Sealed
o Humidity indicator berwarna biru

SCOTT
 Smoke hood tersimpan di polyethylene case
 Bias digunakan dalam situasi dimana asap/gas membuat susah bernafas/tidak memungkinkan
 Smoke hood terdiri dari oxygen supply generator, a chemical scrubber, loose fitting hood with a head
harness
 Ketika aktif, generator menghasilkan oksigen selama 15 menit
Check pont:
o Sealed
o Humidity indicator berwarna biru
Note:
Warna indicator dapat berubah, tetapi kalua bukan pink, masih bias berfungsi.
Jika warna humadity indicator berubah ke abu-abu/putih, unit masih bias berfungsi
Jika warna humadity indicator berwarna pink, PBE harus digunakan
Cara pengoperasian:
1. Ambilunit dari tempat penyimpanan
2. Tarik red tab untuk membuka plastic
3. Tarik activation ring searah dengan arah panah
4. Pegang unit dengan membuka hood dengan generator oksigenjauh dari anda
5. Genggam hood opening dengan ibu jari, membungkuk dan Tarik hood melalui kepala
6. Atur unit dan neck seal untuk kenyamanan dan terpasang dengan aman, pastikan rambut yang panjang
berada didalam
7. Nafas dengan normal

 EMERGENCY LIGHT
a) Emergency light harus dapat dioperasikan secara manual, baik dari Flight Deck maupun dari pax
compartment yang dapat dijangkau dengan mudah dari normal FA seat
b) Setiap Emergency light yang terdapat dicockpit harus memiliki tiga (3) pengontrolan ON, OFF, ARMED
c) Ketika diarahkan keposisi ARMED/ON pada salah satu station, Emergency light harus tetap menyala /
menjadi menyala ketika elektrikal power dipesawat hilang
d) Setiap Emergency light harus diarahkan keposisi ARMED/ON selama terbang, take off, dan landing
e) Setiap Emergency light harus dapat memberikan pencahayaan setidaknya 10 menit saat kondisi kritis
setelah penerbangan darurat
f) Emergency light yang ada di FA panel memiliki guard untuk mencegah ketidaksengajaan pengoperasian
37. Handling Of Emergency Situation
A. Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin baik secara cepat ataupun lambat dikarenakan
adanya kebocoran pada dinding pesawat atau sistem pressurization yang tidak berfungsi.
Pesawat harus segera menurunkan ketinggian dan oksigen sangat dibutuhkan. Bahaya utama
dari dekompresi adalah HYPOXIA yaitu kurangnya oksigen dalam tubuh. Orang yang terkena
hypoxia harus segera diberikan oksigen, jika tidak, maka akan kehilangan kesadaran. Jika 4-6
menit tanpa oksigen maka orang tersebut akan menderita kerusakan otak bahkan kematian.
a. Slow Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara bertahap dikarenakan kerusakan
badan pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.

TANDA/GEJALA DEKOMPRESI
CABIN EFFECT/YANG DAPAT DILIHAT PHYSIOLOGICAL EFFECTS/YANG DAPAT
DIRASA
Biasanya tidak ada perubahan jelas didalam Pusing, lelah, sakit kepala, senang berlebih,
kabin canggung,
sampai masker oksigen jatuh secara otomatis koordinasi memburuk, penilaian dan
dan fasten seatbelt sign menyala. pengelihatan berkurang
Jika terjadi gejala physiological, cek sesama crewmember untuk melihat apakah mereka merasakan
gejala
yang sama. Jika gejala hypoxia terjadi segera lakukan IMMEDIATE ACTIONS.
 Flight Attendant Immediate Actions
1. Segera beritahu kapten dan mengikuti instruksi agar cabin altitude dan
tekanan dapat di monitor.
2. Jika penerbangan malam, nyalakan cabin lights untuk membangunkan
penumpang.
3. Jika memungkinkan, pastikan penumpang duduk mengenakan sabuk
pengaman, mengamankan galley dan lavatory.
4. Amankan diri ke FA Seat menggunakan sabuk pengaman dan shoulder
harness.
 Flight Crew Immediate Actions
Jika flight crew mengidentifikasi CABIN ALTTUDE WARNING prosedur terkait akan
dilakukan. Ketika cabin altitude Controllable maka masker oksigen tidak akan
jatuh dan flight
crew akan memberikan informasi kepada FA. Jika cabin altitude Uncontrollable
maka prosedur EMERGENCY DESCENT akan dilakukan dan aka nada command
“FLIGHT ATTENDANT SEATED AND FASTENED”
 Flight Attendant Action
1. Think Oxygen.
2. FA harus segera menghentikan aktivitas.
3. Pakai masker oksigen terdekat yang tersedia.
4. Duduk dan berpegangan pada fix object, jika memungkinkan pakai sabuk
pengaman dan shoulder harness.
5. Jika announcement dekompresi otomatis tidak menyala, coba untuk
membuat announcement menggunakan PA dan teriak “MASK ON, FASTEN
SEATBELT – TARIK MASKER, PAKAI, KENCANGKAN SABUK PENGAMAN”
melalui masker oksigen.
6. Tetap kenakan masker oksigen dan duduk sampai pemberitahuan selanjutnya
dari kapten.
b. Rapid Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara tiba-tiba dikarenakan ledakan
dari keretakan badan pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.

GEJALA/TANDA RAPID DECOMPRESSION


CABIN EFFECT/YANG DAPAT DILIHAT PHYSIOLOGICAL EFFECTS/YANG DAPAT DIRASA

1. ledakan keras diikuti hilangnya 1. Jantung berdetak kencang


tekanan kabin secara tiba-tiba 2. Pipi dan bibir bergetar karena
2. Aliran udara meninggalkan kabin hilangnya oksigen dari paru-paru
dengan cepat 3. Telinga terasa sakit dan sinus
3. Suhu menurun dengan cepat 4. Penilaian dan penglihatan berkurang
4. Ada debu atau kabut 5. Tubuh sering mengeluarkan gas
5. Benda-benda bertebaran 6. Koordinasi memburuk
6. Masker oksigen jatuh secara otomatis 7. Kesulitan bernapas dan berbicara
7. Akan terdengar bunyi chime
Semua gejala tersebut mungkin dapat terjadi atau tidak dalam waktu bersamaan.
Ketika cabin altitude meningkat dengan cepat dan masker oksigen jatuh secara
otomatis, flight crew akan memberi command ke FA dan penumpang “FLIGHT
ATTENDANT SEATED AND FASTENED”. FA harus waspada karena warning signal
mungkin tidak diberikan.

 Flight Attendant Actions


1. Think Oxygen
2. FA harus segera menghentikan aktivitas
3. Pakai masker oksigen terdekat yang tersedia
4. Duduk dan berpegangan pada fix object, jika memungkinkan pakai sabuk
pengaman dan shoulder harness.
5. Jika announcement dekompresi otomatis tidak menyala, coba untuk
membuat announcement menggunakan PA dan teriak “MASK ON, FASTEN
SEATBELT – TARIK MASKER, PAKAI, KENCANGKAN SABUK PENGAMAN”
melalui masker oksigen.
6. Tetap kenakan masker oksigen dan duduk sampai pemberitahuan selanjutnya
dari kapten.
 Note
Jika terdapat galley dikabin bagin bawah maka FA yang berada disana tidak
boleh berusaha meninggalkan galley karena tidak ada masker oksigen didalam
lift. Jangan mencoba untuk mengamankan galley equipment. Pakai masker
oksigen, duduk mengenakan sabuk pengaman dan shoulder harness. FA harus
memakai masker oksigen terlebih dahulu sebelum membantu penumpang.
Tetap kenakan masker oksigen dan duduk sampai pemberitahuan selanjutnya
dari kapten.
c. Post Decompression Duties
Ketika pesawat telah mencapai level aman dan cabin altitude di atau dibawah 10.000
ft masker osigen dapat dilepas dan flight crew akan memberi command
“FLIGHT ATTENDANTS SAFE ALTITUDE, MASK OFF”
 Flight Attendant Actions
1. FA harus menjangkau POB terdekat, jika dibutuhkan gunakan ekstra masker
yang ada di PSU. Pakai POB menggunakan shoulder strap sehingga kedua
tangan dapat membantu crewmember dan penumpang. Pastikan POB
berfungsi sebelum membantu penumpang. Kegagalan penggunaan POB
dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
2. FA1 akan cek cockpit
3. Cek sesame crewmember, hitung bila perlu
4. Announcement akan dilakukan :
a. Captain Announcement
b. FA
announce
ment
“Mohon
perhatian,
Kita sekarang sudah berada pada ketinggian yang aman, masker oksigen
dapat dilepaskan. Bagi penumpang yang masih memerlukan oksigen
tambahan, kami mohon untuk menghubuni awak kabin. Kami mohon
maaf atas ketidaknyaman ini.
Terima kasih”
“Attention all passengers,
We are at a safe altitude now. You may remove your oxygen mask. If you
need additional oxygen, please notify our flight attendants. We
apologize for this inconvenience.
Thank you”
5. Cek penumpang. Pastikan penumpang bernapas dengan normal dan
menggunakan masker dengan benar. Setelah oksigen berhenti mengalir,
berikan POB tambahan sebagai first aid jika dibutuhkan.
6. Cek lavatory jika kemungkinan ada penumpang yang terjebak dan
membutuhkan bantuan.
7. Berikan pertolongan pertama jika dibutuhkan.
8. Cek api di lavatory, galley, dan kabin.
9. Laporkan penumpang yang terluka dan kerusakan kabin ke FA-1 dan FA-1
akan melapor ke Kapten.

Note : Generator oksigen mengalirkan oksigen melalui reaksi kimia sodium chlorate
dan iron powder yang bereaksi membentuk garam dan gas oksigen. Ketika oksigen
mengalir, maka aliran tersebut tidak dapat dihentikan (continuous flow) sampai semua
sodium chlorate digunakan. Reaksi tersebut menghasilkan panas dan permukaan
generator akan mencapai 450˚F / 232˚C dan akan tercium bau terbakar setelah
penggunaan oksigen karena rekasi kimia yang terjadi.
d. Time of Useful Consciousness
Adalah waktu maksimal yang dibutuhkan crewmeber untuk berpikir rasional dan
memutuskan untuk menyelamatkan nyawa pada ketinggian tertentu tanpa oksigen
tambahan.
Altitude TUC
45.000 9 – 15 detik
40.000 15 – 20 detik
35.000 30 – 60 detik
30.000 1 – 2 menit
28.000 2 ½ - 3 menit
25.000 3 – 5 menit
22.000 5 – 10 menit
20.000 30 menit atau
lebih

B. Smoke and Fire In-flight


 Basic chemistry of fire
Faktor terjadinya api :
o Heat            :
Benda-benda yang mudah terbakar (fuel) akan terbakar hanya pada suhu tertentu dan setiap bendanya
memiliki karakteristik yang berbeda dan akan terbakar jika adanya oksigen
o Oksigen      :
Oksigen dibutuhkan untuk membantu pembakaran dan setiap benda yang mudah terbakar
membutuhkan oksigen secara bervariasi
o Fuel            :
Benda-benda yang mudah terbakar harus tersedia sebagai umpan untuk terjadinya api. Benda yang
terbakar tergantung kondisi fisiknya dan akan terbakar dengan intensitas yang berbeda dari benda yang
satu ke yang lainnya.
 Classification of fire
Beberapa jenis kebakaran kabin dapat terjadi pada pesawat terbang, FA harus mampu
mengidentifikasi masing-masing tipe dan menentukan pemadaman api paling efektif untuk digunakan
Class Material Examples Extinguisher Method
Combustible Paper, carpet, Watert (H2O) Cooling
A Solid seat cushions, Hallon (Heat)
Materials wood, etc
Flammable Gasoline, Smothering
B Liquids greases, oils, Hallon (O2)
alcohol, etc
Energized Coffe maker, Smothering
C Electrical oven, etc Hallon (O2)
Equipment

Note: Kapanpun electrical equipment harus dipadamkan sebelum memadamkan api ( C )


Caution: Air pada cairan yang mudah terbakardan terbakar dapat menyebabkan syok berat dan
kematian
 PREVENTING PANIC
 Membuat announcement
 Tetap tenang
 Melakukan prosedur yang terkait (prosedur memadamkan api)
 Melihat tanda-tanda kepanikan & mengambil tindakan tambahan jika dibutuhkan
 Pindahkan penumpang yang menjauhi area asap & api
 Jika ada banyak asap, crewmember menggunakan PBE. Minta penumpang menutupi mulut & hidung
dengan material yang dibasahi.
Instruksikan penumpang menunduk & bernafas 6 inch dari lantai kabin karena asap akan lebih sedikit
dari lantai kabin

 CREWMEMBER ROLES & FUNCTION


 The Fire Fighter
Crewmember pertama yang menemukan api yang bertugas untuk :
a) Memberikan warning kepada FA yang lain
b)  Mengambil fire ex & PBE terdekat
c) Segera menuju lokasi aktif
d) Memadamkan api

 The Communicator
Crewmember ke-2 yang bertugas untuk :
a) Memberikan informasi kepada flight crew mengenai api/asap, seperti
1. Lokasi
2. Sumber
3.  Perkembangan api (warna asap/bau)
4. Proses pemadaman
5. Jumlah hand fire ex yang digunakan
6. Waktu memulai pemadaman api
b) Melakukan komunikasi terus menerus kepada flight crew dengan menggunakan interphone yang dekat
dengan tempat pemadaman
c) Memberikan informasi yang akurat kepada flight crew & situasi di kabin.
 
 The Back Up Crew
Crewmember ke-3 yang bertugas untuk membantu fire fighter
a) Memberikan tambahan alat-alat pemadam
b) Membantu fire fighter
c) Memindahkan material yang mudah terbakar
d) Siap menggantikan tugas fire fighter
 
 Support Crewmember
Crewmember yang tidak langsung membantu memadamkan api tapi dia bertugas untuk memindahkan
penumpang, memberikan pertolongan pertama & menenangkan penumpang.
Setelah api padam, melaporkan kepada FA-1 mengenai kondisi api & bensin.

 GENERAL FIRE FIGHTING PROCEDURES


a) Mempersiapkan diri untuk memadamkan api
b) Mengetahui lokasi fire ex terdekat
c) Saat mempersiapkan fire ex / mempersiapkan mental untuk mereview cara pengoperasian & prosedur
nya.
1. Mencari sumber
2. Memanggil back up. “Back Up Seat …”
3. Memadamkan api
4. Jangan meninggalkan api
5. Membagi tugas
d) Tahu lokasi CB yang terdapat di galley & tahu cara menarik CB
e) Jika api berlokasi di belakang pintu, Selalu berdiri di belakang pintu ketika membukanya
f) Selalu menggunakan hallon ketika api tidak dapat di klasifikasikan.
 Fire fighting equipment
o Hallon
o Pbe
o Crash axe
o H2O
o Smoke goggle
o Asbestos gloves ( coat/mantel, fire blanket, water pitch)

 LAVATORY SMOKE DETECTION & FIRE EX


 Lavatory smoke detection
Akan memberikan peringatan aural dan visual warning
 Lavatory Fire-ex
Aktif apabila terdeteksi panas mencapai > 79’C didalam waste bin

 LAVATORY FIRE
Primary duties:
Raba pintu menggunakan punggung tangan.
Jika pintu terasa dingin:
1. Bersiap untuk memadamkan api
2. Panggil bantuan
3. Mengambil fire-ex dan PBE terdekat
4. Membuka pintu secara perlahan
5. Mencari sumber api
6. Segera semprotkan Hallon
7. Jika api terjadi pada benda padat yang mudah terbakar tambahkan air/water fire-ex
8. Jika asap keluar dari akses panel, segera buka panel untuk mengakses api
9. Monitor, pastikan api tidak muncul kembali
Jika pintu terasa panas:
1. Bersiap memadamkan api
2. Panggil batuan
3. Ambil hand fire-ex dan PBE terdekat
4. Berhati-hati membuka pintu tidak lebih dari 1-2 inch. Gunakan pintu untuk melindungi diri dan masukan
fire-ex dan semprot kan sampai habis kedalam lavatory
5. Dalam konidsi tertentu, jika pintu tidak dapat dibuka gunakan crash axe untuk melubangi dibagian atas
pintu sebesar nuzzle Hallon
6. Jika api keluar dari akses panel, segera buka panel untuk mengakses api
7. Segera semprotkan HAllon kedalam lavatory agar api cepat padam
8. FA harus mengecek terus menerus pintu lavatory menggunakan punggung tangan dan masuk kedalam.
Jika situasi sudah aman untuk melihat kondisi api, apakah aman/padam/harus dilanjutkan pemadaman
9. Monitor, pastikan api tidak muncul kembali
 Fire in cabin
o Mengetahui tipe api
o Mengambil fre-ex dan PBE terdekat
o Memanggil bantuan
o Tarik CB
o Semprotkan kea pi
o Padamkan api secaa merata
o Cek secara berkala

 ELECTRICAL FIRE
Mematikan electrical equipment dan gunakan Hallon

 LITHIUM BATTERIES FIRE


Terdapat 2 tipe battery yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga yang terdiri dari:
1. Lithium batteries (disposable) sekali pakai
2. Lithum battery yang dapat diisi ulang
Kedua tipe battery ini dapat menyebabkan terbakar dan meledak dikarenakan panas yang berlebih.
Sesuai FAA (Faderation Aviation Admninistration) prosedur yang direkomendasikan untuk memadamkan
apipada kedua Lithium battery adalah:
1. Pindahkan pax menjauhi alat tersebut, gunakan hallon/water fire-ex untuk mencegah api menyebar ke
sel-sel lainnya
2. Siram dengan air, atau cairan yang bukan alcohol dari sumbernya secepatnya setelah penggunaa fire-ex
Ketika battery nya dapat dipindahkan maka:
1. Gunakan fire gloves/asbestos gloves
2. Ambil tempat kosong seperti tempat sampah dilavatory
3. Masukan battery nya kedalam wadah tersebut sampai battery terendam
4. Simpan wadah tersebut kedalam lavatory terdekat
5. Lavatory yang digunakan harus diblok, dikunci, dan dipasang placard “INOP”, serta dimonitor secara
berkala

 GALLEY / OVEN FIRE


 Galley fires
1. Cari sumber api dan kelasnya
2. Memanggil backup
3. Tarik CB
4. Ambil fire-ex dan PBE terdekat
5. Bersiap memadamkan api
6. Padamkan secara sempurna dan monitor secara bekala

 Oven fires
1. Cek sumber dan kelas api
2. Memanggil backup
3. Tarik CB
4. Ambil fire-ex dan PBE terdekat
5. Buka pintu oven secara perlahan, lindungi diri supaya api tidak menyambar
6. Semprotkan sebagian Hallon, tutup kembali
7. Jangan menggunakan oven tersebut, monitor dan pastikan api tidak muncul kembali

 HIGH BALLAST LIGHTING FIRE


1.Matikan pencahayaan
2.Lapor ke cockpit
3.Matikan menggunakan Hallon
4.Cek secara berkala
 Preventing Re- ignition
o Untuk mencegah api muncul kembali, pastikan apinya padam. Rendam benda yang terbakar
menggunakan air jika dibutuhkan
o Pastikan electrical power dipadamkan dan selalu monitor pesawat yang terjadi kebakaran sampai
petugas darat mengambil alih

 AFTER FIRE
Setelah penggunaan fire-ex/ ketika ada api, asapnya dapat mengganggu pernafasan normal. FC akan
melakukan prosedur melakukan pengaliran udara baru dipesawat dengan bantua FA. Untuk
memaksimalkan kapasitas udara baru, FA harus membuka blower AC yang ada dikabin.

 CABIN FIRE PREVENTION PROCEDURE


1. Menjaga penutup tempat sampah tertutup
2. Cek lavatory secara berkala sebelum take off dan landing
3. Monitor dan kosongkan asbak rokok
4. Dilarang membawa cairan yang mudah terbaka dipesawat ( korek api ) Karena, tekanan dipesawat akan
menyebabkan cairan keluar dan dapat terbakar
5. Berhati-hati menangani dan membuang alat-alat panas di galley
6. Melaporkan alat-alat elektrikal yang tidak berfungsi secepatnya
7. Jangan pernah me-reset CB kecuali intruksi dari cockpit
8. Matikan oven dan coffe maker ketika tidak digunakan
9. Jangan menjadikan oven tempat penyimpanan benda kering/kaleng

 SMOKE IN THE CABIN


Sumber dari sap berasal dari:
1. Api yang terbuka
2. Bara api
3. Api dikarenakan elektrikal equipment/connections
4. AC
Ketika kondisi asap tidak dapat dikontroldalam kabin, maka yang harus dilakukan oleh FA adalah:
1. Melaporkan kepada captain, mengenai:
a) Zona/area kabin yang terbakar
b) Kondisi asap
c) Tindakan yang dilakukan oleh FA
2. Memastikan penumpang duduk menggunakan sabuk pengaman
3. Instruksikan penumpang untuk merunduk, menutupi mulut dan hidung dengan anduk basah, jangan
bernafas terlalu dalam
4. FA kembali ketempat duduk, menggunakan sabuk pengaman, menunduk, menutupi mulut dan hidung
menggunakan handuk basah
Yang dilakukan oleh captain adalah menyalakan lampu tanda keakan sabuk pengaman dan melakukan
pendaratan dibandara terdekat.
Jika tidak dapat dilakukan, maka captain akan menurunkan ketinggian dibawah 14.000 ft untuk
melakukan procedure menghilangkan asap

C. Evacuation
 Terrain
Action FA 1,2,3 dan 4:
 OPEN SEAT BELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET UP (FA2 PRESS EMERGENCY LIGHT SWITCH)
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE
 CEK SLIDE ARM POSITION
 STAND BACK, YOU HOLD THE PEOPLE BACK
 OPEN THE DOOR (ROTATE HANDLE, PUSH DOOR OUTWARD)
 PULL MANUAL INFLATION HANDLE
 COUNTING “ 1,2,3,4,5 SLIDE INFLATED,REACH THE GROUND, NOT TO STEEP “
 TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
 COMMAND “ SEATBELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, JUMP-SLIDE
(2X)
“ LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR,
KEMARI, LOMPAT-LUNCUR (2X)

JIKA TIBA-TIBA ADA API/ASAP/HALANGAN MAKA BLOCK EXIT DAN BERIKAN COMMAND :
“ BLOCK EXIT “
“ SEATBELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, NO EXIT HERE, GO THAT WAY “

Action FA5:
 OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP (PRESS EMERGENCY LIGHT SWITCH IF NECESSARY)
 PROCEED TO OVERWING
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE
 STAND BACK HOLD PEOPLE BACK
 ASSIST TO OPEN THE WINDOW
 TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
 COMMAND : “ SEATBELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG
FIRST, THEN YOUR HEAD“
“ LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR,
KEMARI, SATU KAKI DAHULU, BARU KEPALA
COMMAND “ EVACUTE COMPLETE “
FA1 : AMBIL FLASH LIGHT, CEK COCKPIT, CEK CABIN (IS EVERYBODY OUT) SAMPAI BERTEMU FA YANG
LAIN DAN REPORT “EVACUATION COMPLETED”
FA2, FA3, FA4, FA5 : AMBIL FLASHLIGHT, CEK LAVATORY, CEK CABIN (IS EVERYBODY OUT) SAMPAI
BERTEMU FA YANG LAIN DAN REPORT “EVACUATION COMPLETED”

 Ditching
Action FA 1, 4:
 OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, DOOR ABOVE WATER LEVEL
 CEK SLIDE ARM POSITION
 TAKE LIFEVEST, PUT IT ON
 COMMAND : “SEATBELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG”
 STAND BACK, YOU HOLD THE PEOPLE BACK
 OPEN THE DOOR (ROTATE HANDLE , PUSH DOOR OUTWARD)
 PULL MANUAL INFLATION HANDLE
 OPEN FLAP
 PULL DETACHMENT HANDLE
 TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
 COMMAND :
“LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, INFLATE LIFEVEST HERE, JUMP”
“TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, KEMBANGKAN BAJU PELAMPUNG DISINI,
LOMPAT”

Action FA2:
 OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP ,PRESS EMERGENCY LIGHT SWITCH
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE , DOOR ABOVE WATER LEVEL
 SLIDE IN ARM POSITION
 TAKE LIFEVEST, PUT IT ON
 COMMAND : “SEATBELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG”
 PROCEED TO OVERWING(2L)
 ASSIST TO OPEN THE WINDOW
 TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
 COMMAND :
“LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG FIRST, THEN YOUR HEAD, INFLATE LIFEVEST
OUTSIDE”
“TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, SATU KAKI, BARU KEPALA, KEMBANGKAN
BAJU PELAMPUNG DILUAR”

Action FA 3:
 OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP (PRESS EMERGENCY LIGHT SWITCH IF NECESSARY)
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, WATER OUTSIDE
 CEK SLIDE ARM POSITION
 TAKE LIFEVEST, PUT IT ON
 COMMAND : “SEATBELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG”
 COMMAND :
“LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, NO EXIT HERE, GO THAT WAY”
“TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, TIDAK ADA JALAN KELUAR DISINI, LEWAT DEPAN”

Action FA5:
 OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP (PRESS EMERGENCY LIGHT SWITCH IF NECESSARY)
 CEK OUTSIDE CONDITION : WATER OUTSIDE
 TAKE LIFEVEST, PUT IT ON
 COMMAND : “SEATBELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG”
 PROCEED TO OVERWING(2R)
 CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, WINDOW ABOVE WATER LEVEL
 STAND BACK HOLD THE PEOPLE BACK
 ASSIST TO OPEN THE WINDOW
 TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
 COMMAND :
“LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG FIRST, THEN YOUR HEAD, INFLATE LIFEVEST
OUTSIDE”
“TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, SATU KAKI, BARU KEPALA, KEMBANGKAN
BAJU PELAMPUNG DILUAR”

 Shounting command
 COMMAND “FLIGHT ATTENDANT TAKE-OFF/LANDING STATION”
ACTION :
KEMBALI KE TEMPAT DUDUK, MENGENCANGKAN SEATBELT DAN SHOULDER HARNESS, BRACE
POSITION, ONE MINUTE SILENT REVIEW
 COMMAND “BRACE”
ACTION :
COMMAND KE PENUMPANG “EMERGENCY-BEND DOWN-HOLD YOUR KNESS” “BAHAYA-
MEMBUNGKUK-PELUK LUTUT”
KALAU PENUMPANG PANIK, KASIH COMMAND “KEEP CALM, REMAIN SEATED” “TENANG, TETAP
DUDUK”
 COMMAND “AIRCRAFT IMPACT”
ACTION :
COMMAND KE PENUMPANG “EMERGENCY-BEND DOWN” “BAHAYA-MEMBUNGKUK”
 COMMAND “AIRCRAFT COMPLETELY STOP”
ACTION :
HITUNG 10 DETIK
1001..1002..1003.............................................................1010
SETELAH 10 DETIK TIDAK ADA COMMAND DARI FLIGHT CREW, MAKA :
 FA1 MASUK KEDALAM COCKPIT
JIKA FLIGHT CREW COLLAPSE
1. MEMULAI EVAKUASI
2. BERIKAN COMMAND “EVACUATE”
3. NYALAKAN SEMUA SIGNAL EVAKUASI
4. FA MELAKUKAN PROSEDUR YANG TERKAIT
JIKA FLIGHT CREW TIDAK COLLAPSE,
TANYA KEPADA FLIGHT CREW APA YANG HARUS KAMU LAKUKAN (INI AKAN MENGINGATKAN FLIGHT
CREW BAHWA MEREKA HARUS MEMBERIKAN COMMAND “ATTENTION FLIGHT ATTENDAN ON
STATION”
 FA YANG LAINNYA :
1. OPEN SEATBELT, OPEN SHOULDER HARNESS, GET-UP
2. CEK INSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL DAMAGE
3. CEK OUTSIDE CONDITION : NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE
4. CEK SLIDE ARM POSITION
5. TAKE THE MOST SUITABLE POSITION
6. TUNGGU COMMAND BERIKUTNYA DARI FLIGHT CREW
JIKA COMMAND SELANJUTNYA YANG DIBERIKAN ADALAH “FLIGHT ATTENDANT DAN PASSENGER KEEP
YOUR SEAT” MAKA TIDAK DIBUTUHKAN EVAKUASI DAN AKAN ADA ANNOUNCEMENT SELANJUTNYA
DARI FLIGHT CREW

 TAKE ALONG EMERGENCY EQUIPMENT


Public area:
Flash light
Non public area:
RSB, medical kit, first aid kit, flash light, megaphone, survival kit (jika tersedia)

 INITIATION OF THE EVACUATION


PIC memiliki tanggung jawab penuh terhadap evakuasi penumpang. Jika FA menilai bahwa evakuasi
dibutuhkan maka FA harus melaporkan kepada PIC dan menunggu keputusabbya.
FA dapat mengambil tanggung jawab penuh jika evakuasi:
1. Evakuasi benar-benar dibutuhkan
2. Sudah tidak ada contact dari FC
3. Keselamatan pax terancam, seperti:
a) Ada asap tebal
b) Ada api
c) Ada kerusakan pada struktur badan pesawat
d) FA lain sudah memulai evakuasi. Jika evakuasi dimulai oleh FA, maka FA harus menginformaskan kepada
FC mengenai progress evakuasi

D. Hi-jacking
Definition:
Hijacking adalah incident/kejadian dimana orang yang tidak berwenang/orang yang melanggar hokum
mengambil alih kendali pesawat baik pada saat di darat ataupun di udara

 TIPE HIJACK
1. Crime : Seseorang/sekelompok orang yang melakukan pembajakan untuk kepentingan pribadi
2. Politics : Seseorang/sekelompok orang yang melakukan pembajakan untuk alasan politik
3. Mental Depression : Seseorang/sekelompok orang yang melakukan pembajakan karena kelainan mental
4. Terrorist : Seseorang/sekelompok oranng yg melakukan pembajakan karena alasan politik. Tapi lebih
professional, membawa senjata sungguhan, siap membunuh & siap untuk mati
5. Refugees : Biasanya amatir & dilengkapi dengan senjata api. Menganggap pesawat merupakan sarana
untuk berpindah tempat. Tidak siap membunuh/mati.

 GUIDELINES FOR ASSIST IN HANDLING HIJACK


1. Biasanya FA adalah yang pertama menghadapi hijacker
2. Aturan yang pertama & utama : REMAIN CALM, KEEP SAFE DISTANCE, BE READY TO FIGHT FIRE
3. Fase kritis hijacking yaitu 15-45 menit
4. Basic concept :
a. Agression : Bagaimana cara mengontrol penyerangan?
- Keep it off plane/jaga pesawat
Setiap exit yang terbuka harus dijaga oleh FA ketika di darat. Ketika situasi bahaya meningkat, tutup
pintu/exit
- Keep it off cockpit/jaga cockpit
Pintu cockpit harus selalu tertutup dan terkunci. Kecuali untuk komunikasi sesama crew, jika dibutuhkan
gunakan interphone.
Coba untuk menunda permintaan hijacker untuk masuk ke cockpit. Jika memungkinkan, jaga mereka
sejauh mungkin dari cockpit.
- Keep it on ground/Jaga untuk tetap di darat
Jika hijacking terjadi saat penerbangan, flight crew mencoba untuk mendarat di bandara terdekat untuk
alasan apapun (fuel,weather, teknik,dll) tapi pastikan hijacker tidak mengetahui teknik penerbangan.
Jika terjadi di darat, coba untuk menunda penerbangan, jaga cockpit.

b. Behavior : Bagaimana mengontrol perilaku ?


- Self Control :
1. Tetap tenang
2. Jangan mencoba menyerang hijacker
3. Jangan mengancam
4. Makan, Istirahat & olahraga untuk kekuatan anda
5. Jaga diri
6. Tetap yakin untuk hidup
7. Tetap melakkan tugas
8. Tunda hijacker adalah cara yang terbaik
9. Jangan berargumentasi dengan crewmember terutama di depan hijacker

- Passenger Control :
1. Meminta penumpang untuk tidak berbicara apapun, akan menyebabkan kondisi semakin
memburuk
2. Meminta penumpang untuk tidak bertindak sebagai pahlawan
3. Berikan aktifitas kepada penumpang agar tetap tenang
4. Perhatian lebih kepada penumpang sakit/orang yg tidak mampu (disable)
5. Berikan makanan&minuman tapi bukan alkohol.

- Hijacker Control :
1. Kumpulkan penumpang&sampaikan informasi tentang hijacker
2. Berikan alasan secara hati-hati kepada hijacker
3. Tempatkan seseorang sebagai penyambung lidah
4. Tenangkan & coba turunkan emosi hijacker
5. Jangan menentang kekuatan hijacker
6. Gunakan kontak mata tapi tidak melotot
7. Jika memungkinkan duduk bersama & anda duduk di sisi aisle
8. Berikan mereka makanan&minuman tidak mengandung alkohol&kopi
9. Jelaskan tindakan anda & jangan membuat pergerakan tiba-tiba
10. Mencoba untuk membuat mereka setujju untuk melepaskan penumpang karena mereka dapat
membuat masalah lebih
11. Hijackers adalah manusia. Coba untuk menunda tujuan hijacker & waspada
12. Jika ditawarkan untuk melepaskan, ambil
13. Kabur jika memungkinkan untuk kabur.

c. Communications
- Dengan hijacker :
1. Melakukan percakapan social
2. Menginformasikan hijacker bahwa anda harus melakukan prosedur (cek kabin, membagikan
makanan&minuman, cek lavatory,dll)
3. Jadi pendengar yang baik tanpa memotong pembicaraan
4. Mencoba untuk mendapatkan seseorang yang dapat berbicara dengan bahasa hijacker
5. Pelajari & mengkonfirmasi jumlah penumpang & tipe senjata
6. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin : Nama, alamat, tiket, dll, deskripsi fisik,
kewarganegaraan, gender, umur, baju, bahasa & motivasi/keinginan hijacker

- Dengan crewmember :
1. Semua crewmember harus di briefing dari situasi * beritahu untuk berkoordinasi dengan
hijacker
2. Komunikasi secara terbuka daripada ditutup-tutupi
3. Gunakan cockpit/cabin interphone jika memungkinkan

- Dengan penumpang :
1. Jangan memberikan strategi informasi kepada penumpang
2. Buat penumpang nyaman & tenang
3. Menginfromasikan penumpang sebelum melakukan pergerakan
4. Berikan perhatian khusus kepada yang sakit, orang tua, dan ibu membawa anak

 COMMON STRATEGY TACTICS


PRE FLIGHT SECURITY PROCEDURES
1. Semua bagasi crewmember harus diperiksa sebelum boarding
2. Kabin pesawat akan di cek untuk memastikan barang yang mencurigakan tidak berada di pesawat
3. Jika ada bagasi/barang yang ditemukan yang tidak bertuan makan FA-1 harus segera melaporkan
kepada PIC & Ground security untuk mengambil tindakan selanjutnya yang dibutuhkan
4. FA harus waspada saat boarding untuk segala kegiatan yang tidak seperti biasanya
5. FA-1 akan menginformasikan captain jika ditemukan seseorang yang membawa senjata ke dalam
pesawat
6. Captain akan mengkoordinasikan sinyal cockpit untuk digunakan

IN-FLIGHT HIJACKING TACTICS


1. Tetap tenang dan coba untuk menurunkan antusias pembajak ketika melakukan penyerangan
2. 1 FA harus berinteraksi dengan hijacker
3. Hijacker harus dipastikan bahwa crew mau bekerjasama dengan hijack
4. Jika ada batasan pada saat proses komunikasi tidak masalah. Biarkan dia mencari kata-kata sendiri.
Jangan membanjiri dengan macam-macam kata dalam 1 waktu. Jangan mengoreksi kata-katanya &
jangan memotongnya
5. Tidak ada pergerakan tiba-tiba. Jika anda mengetahui sesuatu yang tiba-tiba akan terjadi. Beritahu
dia dahulu (Contoh: Warning signal, attendant call)
6. Captain harus diinformasikan tentang situasi yang terjadi secepatnya (tergantung dari hijack code
yang sudah di briefing)
7. JIka memungkinkan, FA harus segera mengobservasi pembajak & memberikan informasi tersebut ke
cockpit
8. Tipe senjata, jika bersifat meledak, perhatikan 3 elemen penting dari bomb :
P : Power source (sumber tenaga) dari bahan peledak
I : Initiator (pemicu) bagaimana dia bisa meledak
E : Explosive (bahan peledak)
9. Jumlah & lokasi dari hijacker (no. tempat duduk, area kabin)
10. Deskripsi fisik dari hijacker
11. Permintaan hijacker. Setelah mengetahui, segera beritahu flight crew
12. Jangan memberikan informasi apapun kepada hijacker yang bisa menyerang balik FA
13. Jika hijacker meminta masuk ke dalam cockpit, coba memberitahui flight crew terlebih dahulu
sebelum masuk
14. Jika hijacker sudah berhasil masuk kedalam cockpit maka FA harus masuk terlebih dahulu dan harus
berada diantara flight crew&hijacker
15. Cari orang apakah ada yang bersenjata di kabin
Ingat bahwa FA tidak boleh mengambil tindakan tanpa persetujuan captain. Bisa jadi ada hijacker
yang berpura-pura menjadi penumpang (sleeper)
16. Tetap waspada jika ada penumpang yang mau menjadi pahlawan. Jangan mencoba untuk lebih kuat
dari pembajak. Jangan memberikan minuman beralkohol kepada pembajak/penumpang
17. Pada saat melakukan service lebih baik langsung dari galley & jangan menggunakan trolley. Pakai
tray agar tidak menghalangi jalan di aisle
18. Cobalah untuk selalu membuat pembajak jauh dari area cockpit. Gunakan taktik untuk menahan hal
tersebut
19. Selalu hati-hati & waspada dengan yang namanya STOCKHOLM SYNDROM (perasaan takut yang
berubah menjadi perasaan berterimakasih, lalu perasaan berterimakasih menjadi empati)
20. Gunakan taktik menunda nunda untuk menaikan level frustasi
21. Ketika pesawat mendarat berbicaralah dengan hijacker untuk melepaskan sebanyak mungkin
penumpang (Contoh: anak-anak, orang sakit, orang tua,dll)
22. Jangan mencoba untuk bernegoisasi dengan pembajak. Biarkan orang yang ahli untuk bernegoisasi

POST FLIGHT PROCEDURES


1. Berkooperasi dengan pihak berwenang. Semua orang yang berada di pesawat bisa kita curigai
sebagai sleeper
2. Jika pesawat mendarat diluar negeri & hijacker mengatakan bahwa dia membawa bahan peledak,
makan prosedur pencarian di pesawat dilakukan sebelum kedatangan. Tanyakan kepada kantrol
pusat & pemerintah Indonesia
3. Jangan diskusikan pembajakan ini kepada news media. Berikan peryanyaan ke kantor pusat
4. Jangan mendiskusikan common strategy kepada siapapun tanpa diketahui pihak operasional
5. Bersiap untuk memberikan perhatian kepada penumpang. Kumpulkan penumpang pada jarak aman
yaitu 500 feet dari pesawat
6. Pastikan seluruh penumpang dihitung & diawasi oleh pihak avsec.

E. Other unusual situations


 Refueling abnormal
1. Petugas darat atau krew kabin harus segera memberitahu flight crew secara langsung atau melalui
interphone
2. Jangan mengoperasikan electrical switch, PA system, dan jangan izinkan penumpang untuk
menggunakan call buttons atau reading light
3. PIC akan command “ATTENTION CREW ON STATION” dan FA harus:
 Stanby untuk mengevakuasi penumpang (jika tangga atau garbarata telah
tersedia)
 Slide dalam posisi armed atau posisi auto (jika tangga atau garbarata tidak
tersedia)
 Take the most suitable position untuk melakukan evakuasi di pintuu tanggung
jawab
 Lihat kondisi dalam dan luar pesawat dengan hati-hati
4. Jika disembarkation tidak dibutuhkan PIC akan command “FLIGHT ATTENDANTS AND PASSENGERS
KEEP YOUR SEAT” dan announcement selanjutnya akan diberikan oleh flight crew
5. Jika disembarkation dibutuhkan PIC akan command “CONTROLLED DISEMBARKATION” dalam
situasi ini FA harus melakukan rapid disembarkation
6. Jika controlled disembarkation menggunakan slide, penumpang harus meningglakan barang
bawaan, melepaskan sepatu, duduk dan luncur

Anda mungkin juga menyukai