Anda di halaman 1dari 101

Pre-Flight Safety Inspection

Regulator Requirement

1. FA Certificate Regulation

A. FA Definition

Crewmember yang bertugas menjaga keselamatan penumpang, melakukan tugas yang


diberikan oleh operator atau PIC, tapi tidak bertindak sebagai flight crewmember.

B. FA Requirement

Selama pesawat surface movement, take off, dan landing, FA harus duduk di dekat floor level
exit dan tersebar secara merata untuk menunjukkan jalan keluar paling efektif kepada
penumpang jika terjadi keadaan darurat. FA harus duduk mengenakan seat belt dan shoulder
harness kecuali saat melakukan tugas yg berhubungan dengan keselamatan

Requirement Flight Attendant:

1. A330-300 : 9 Flight Attendant

2. B737-900ER : 5 Flight Attendant

3. B737-800/B737-8 MAX : 4 Flight Attendant

Seating Capacity Minimum Required

>9 dan <51 1 FA

>50 dan <101 2 FA

>100 dan 2 ditambah 1 FA untuk setiap unit (atau


bagian dari unit) dari 50 seat atau lebih dari
seat capacity dari 100 penumpang

Pada saat fueling ketika pax onboard Sesuai requirement pada 1.9

C. Syarat untuk mendapatkan FAC (CASR 63.101) :


a. Min. Usia 18 tahun
b. Mampu membaca, menulis, dan mengerti b. inggris.
c. Pemegang sertifikat Medex kelas 2.
d. Telah mengikuti training mandatory sesuai dengan rating pesawat.
e. Mengikuti Flight Training minimal 10 sektor dan dinyatakan lulus oleh DGCA
f. Lulus ujian tertulis RR dan A/C type oleh DGCA

2. Aviation Knowledge and Other

A. CASR 121

Karena Lion Air merupakan domestic, flag, dan supplemetal air carrier yang memiliki
kapasitas tempat duduk lebih dari 30 tidak termasuk kursi crew, atau memiliki payload
(muatan) lebih dari 3.409 kg / 7.500 pounds.

B. Four Forces of Flight


1. Lift (gaya angkat) = gaya angkat yang dihasilkan karena perbedaan tekanan di atas sayap.

2. Weight (gaya berat) = gaya berat yang dihasilkan dari berat pesawat tersebut mengarah
ke bawah menuju pusat bumi (center of gravity).

3. Trust (gaya dorong) = gaya dorong yang dihasilkan dari kekuatan mesin, dimana mesin
tersebut mampu mendorong udara ke belakang sehingga pesawat menuju ke depan.

4. Drag (gaya hambat) = gaya hambat yang dihasilkan dari gesekan antara badan pesawat
dengan udara.

C. Aircraft Maneuver

1. Rolling = pergerakan pesawat memutar ke kanan/ke kiri yang digerakan oleh aileron pada
sumbu longitudinal.

2. Pitching = pergerakan pesawat naik/ turun yang digerakan oleh elevator pada sumbu
lateral.

3. Yawing = pergerakan pesawat ke kiri/ ke kanan yang digerakan oleh rudder pada sumbu
vertical.

D. Flight Phases

1. Block on = roda pesawat diganjal menggunakan wheelchock. Pada saat block on :


refueling (pengisian bahan bakar), loading (memasukan bagasi/ muatan), boarding
(penumpang masuk ke pesawat), engine running (mesin dinyalakan).

2. Block off = wheelchock dilepas dari roda pesawat.

3. Push back = pesawat didorong menggunakan push back car.

4. Taxi out = pesawat berjalan menuju runway.

5. Running for take off = pesawat bersiap untuk lepas landas.

6. Take off = pesawat lepas landas.

7. Climbing = pesawat terbang menanjak.

8. Top of climb = titik pesawat mencapai ketinggian yang ditentukan.

9. Cruise = pesawat terbang mendatar/ horizontal

10. Top of descent = titik dimana pesawat menurunkan ketinggian.

11. Descent = pesawat menurunkan ketinggan.

12. Approach = pesawat sudah mulai melihat landasan pacu.

13. Final approach = pesawat sejajar dengan landasan pacu.

14. Touch down = roda utama pesawat menyentuh landasan.

15. Landing = pesawat mendarat.

16. Taxi in = pesawat berjalan menunu apron dari runway.

17. Block on = pesawat diganjal menggunakan wheelchock. Saat block on : engine


shutdown(mesin dimatikan), disembark (penurunan penumpang), off loading (penurunan
muatan).

E. FA Duties dan Rest Period


1. Tidak ada air carrier yang dibolehkan untuk menugaskan FA lebih dari 14 jam.

2. FA yang dijadwalkan tugas 14 jam atau kurang diberikan rest period setidaknya 9 jam.

3. Rest period yang tadinya 9 jam bisa dikurangi menjadi 8 jam jika FA diberikan rest
period 10 jam, harus dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dari dikuranginya
rest period.

4. FA boleh ditugaskan 14-16 jam, jika setidaknya ada 1 additional FA

5. FA boleh ditugaskan 16-18 jam, jika setidaknya ada 2 additional FA

6. FA boleh ditugaskan 18-20 jam, jika setidaknya ada 3 additional FA, dan jika termasuk
satu atau lebih penerbangan yang take off atau landingnya di luar Indonesia

7. Untuk penugasan lebih dari 14 jam, FA harus diberikan rest period setidaknya 12 jam.

8. Rest period yang tadinya 12 jam bisa dikurangi menjadi 10 jam jika diberikan rest period
14 jam, rest period dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dari dikuranginya
rest period.

9. Jika rest period yang tadinya 12 jam bisa dikurangi menjadi 10 jam, air carrier tidak
boleh menjadwalkan FA untuk tugas lebih dari 14 jam

10. Tidak ada air carier yang boleh menugaskan FA kecuali FA telah mendapat setidaknya
minimum rest period

11. Tidak ada air carier yang boleh menugaskan FA untuk bertugas selama FA sedang
mendapatkan rest period

12. Waktu transport ke airport yang mana FA sedang menjalankan tugas sebagai
crewmember atau transport dari airport yang mana FA sedang dibebaskan dari tugas
untuk kembali ke rumah tidak termasuk dalam rest period.

13. Setiap FA harus dibebaskan dari semua tugas setidaknya 24 jam dalam 7 hari kalender

14. FA tidak dapat melebihi limit waktu duty ketika terbang, pada saat kondisi yg tidak
dapat dikontrol oleh perusahaan (seperti cuaca buruk) tidak memungkinkan untuk
mencapai tujuannya sesuai dengan jadwal.

F. Split Duty

1. Crewmember diinfokan 12 jam sebelum ETD.

2. ⅓ duty time harus dijalankan terlebih dahulu sebelum mendapatkan rest period.

3. Rest period diberikan setidaknya 4 jam ditempat yang nyaman.

4. Dapat di extend ½ dari rest, maksimal 3 jam.

5. Penambahan waktu istirahat akan diberikan sesuai jam extend.

G. Fitness for Flight


Crewmember tidak boleh melakukan tugas di pesawat apabila :

1. Crewmember harus melakukan drug test yang diselenggarakan oleh SSQ Directorate.
2. Saat berada dibawah pengaruh obat apapun yang dapat mempengaruhi kemampuanya yang
berhubungan dengan keselamatan.
3. Crewmember harus melakukan memeriksa tekanan darah dan tes alkohol
sebelum penerbangan pertama di setiap harinya.
4. Mengikuti penyelaman laut dalam kecuali jangka waktu yang wajar berlalu :

a. Crewmember yang akan melakukan penerbangan setelah scuba diving harus


memberi waktu istirahat untuk melepaskan kadar nitrogen yang dihirup saat
menyelam.
b. Untuk penerbangan 8.000 ft, untuk penyelaman yang tidk membutuhkan kontrol
untuk naik ke permukaan harus istirahat selama 12 jam dan untuk penyelaman yang
membutuhkan kontrol untuk naik ke permukaan harus istirahat selama 24 jam. Untuk
penerbangan diatas 8.000 ft, harus istirhat setidaknya 24 jam.
5. Setelah mengikuti donor darah, harus lapor ke perusahaan dan FA akan dibebas tugaskan
selama 24 jam.
6. jika hamil, crewmember harus memberi tahu chief dengan membawa surat pernyataan
kehamilan dari dokter dan tidak menjalankan tugas sebagai crewmember.
7. Setelah sakit, operasi, atau saat mengonsumsi obat-obatan, FA harus melakukan
pemulihan sampai mendapat sertifikat pemulihan dari dokter untuk kembali bekerja.
8. Jika FA akan terbang keluar negeri, FA harus menginformasikan dirinya untuk
melakukan vaksinasi yang dibutuhkan di negara yang berlaku.

H. Alcohol and Drugs


1. Perusahaan secara tegas melarang upaya untuk bertindak sebagai crewmember / FOO
saat berada dalam pengaruh zat Psikoaktif. Kebijakan tersebut mencangkup, tetapi
tidak berbatas pada:
a) Melarang pelaksanaan tugas saat berada dibawah pengaruh zat psiko-aktif, saat
menggunakan obat apapun yang dapat memengaruhi kemampuan yang
bertentangan dengan keselamatan.
b) Tidak ada orang yang boleh bertindak sebagai crewmember/FOO di
pesawat, 8 jam setelah mengonsumsi minuman beralkohol atau dibawah
pengaruh alcohol atau memiliki kadar alkohol 0,04% dalam darah.
c) Tidak ada orang yang boleh bertindak sebagai crewmember/FOO di pesawat, 8 jam
setelah mengkonsumsi minuman beralkohol atau saat dibawah pengaruh obat-obatan
kecuali sudah diresepkan oleh pemeriksa medis penerbangan.
2. Mengharuskan semua personel yang di identifikasi terlibat dalam segala jenis penggunaan
zat psikoaktif yang bermasalah dikeluarkan dari fungsi keselamatan kritis.

Pre-Flight Briefing
3. Crew Composition/ Duty & Flight Information

A. Pre Flight Safety Briefing

Briefing dilakukan sebelum penerbangan pertama di setiap harinya dan termasuk koordinasi
flight crew atau review prosedur dari satu area keselamatan. Briefing ini bersifat wajib
untuk semua operasi dengan FA dan harus dilakukan tepat waktu :
1. Perkenalan Flight crew.
2. Perkenalan FA.
3. Verifikasi validitas dokumen pribadi.
4. Informasi penerbangan (rute, flight number, weather, antisipasi delay, flight time, dll)
5. PIC akan berdiskusi mengenai setidaknya satu prosedur safety (ditolak lepas landas atau
evakuasi, turbulensi, dekompresi dan emergency descent, miss approach, api, item lain...)
6. Review sterile cockpit procedures dan fase kritis penerbangan.
7. Tindakan melawan hukum, meningkatkan kesadaran keamanan.
8. Selama fase kritis :
- PIC akan memberlakukan prosedur sterile kokpit

- Speaker kokpit dimatikan dan FC menggunakan headset

- FC harus menggunakan mikropon boom

- FA dilarang menghubungi atau memasuki kokpit kecuali alasan keselamatan, abnormal,


atau masalah operasional lainya.
9. Review komunikasi darurat / warning signal.
10. Review komunikasi darurat untuk penerbangan termasuk komunikasi rahasia atau “kode
kata” sebagai metode FA untuk memberikan keamanan.
11. Malfungsi di cabin/equipment , mengakibatkan perubahan operasional, dan
faktor lainnya.
Dalam keadaan atau kondisi apapun, bagaimanapun, pre flight safety briefing crewmember
mungkin berlaku dibagi menjadi 2 langkah :

1. Setelah semua FA aktif lengkap, purser/FA1 akan memulai briefing seperti :


a. Perkenalan crew, kesehatan untuk bertugas, tugas crew dan batasan tugas.
b. Purser/FA1 harus memastikan bahwa setiap FA memiliki flashlight pribadi dengan
baterai cadangan, KTP, PASPOR, FAC/TAC, SERTIFIKAT MEDEX, SERTIFIKAT
VAKSINASI (untuk negara tertentu), dan harus mempuanyai revisi terbaru dari semua
manual dan notice terbaru untuk FA.
c. Informasi penerbangan dari FOO seperti tujuan, perkiraan beban penumpang, metode
penghitungan penumpang, lama penerbangan, layanan yang disetujui dan tugas kerja,
prosedur selama transit, aturan negara tujuan, dan persyaratan pax spesifik lainya.
d. Informasi perusahaan terkini
e. Diskusi tentang seridaknya 1 bidang keselamatan seperti review normal, abnormal,
emergency equipment, prosedur evakuasi, dan petunjuk evakuasi.
f. Penyimpanan bagasi crew dan penumpang sesuai dengan ketentuan perusahaan.
g. Masalah standard seperti penampilan, sikap dan perilaku.
h. Purser/FA1 memeriksa pengetahuan FA tentang item emergency. Dalam kasus
pergantian pesawat atau perubahan sebagian crew dalam perjalanan, Purser/FA1
bertanggung jawab untuk briefing jenis tertentu atau baru untuk semua FA.
2. Semua crewmember akan berkumpul dan PIC akan membahas semua konten tersebut
sebagaimana disebut sebagai crewmember pre flight safety briefing.

B. Flight Attendant Duties and Responsibilities

1. Memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang dan kabin pesawat


dengan mencegah dan mengontrol situasi merugikan yang mungkin berkembang dan
memberikan panduan kepada semua orang saat terjadi keadaan darurat.

2. Tugas kedua yang paling terlihat adalah FA sebagai public relation perusahaan yang
bertugas memenuhi kebutuhan umum penumpang dan memberikankan kesan tentang
perusahaan dengan memberikan pelayanan yang ramah dan efisien.
C. Stipulation Crew Seat During Take Off and Landing

1. Setiap take off dan landing, crew seat atau passanger seat yang kosong yang berada
di dekat exit harus ditempati.
2. 1 FA harus duduk dapat menjangkau FA panel.
3. Setidaknya ada 1 FA yang berada di cabin compartment untuk mengawasi penumpang.

4. Required FA Document and Equipemnt

A. FA Document and Flying Equipment

Yang harus dibawa adalah ID card, FAC/TAC, Pasport, sertifikat medex kelas 2, sertifikat
kesehatan, SEP/OM terupdate. Equipment yang harus dibawa FA adalah personal FAK,
flashlight

B. What Is Meaning Of Shall Holder Corrective Lenses On Medical Certificate

Maksudnya adalah pemegang sertifikat tersebut harus menggunakan alat bantu untuk melihat
sesuai kebutuhannya. Harus membawa spare soft lens yang masih tersegel dan spare
kacamata.

C. CABIN AREA PRE-FLIGHT CHECK

5. Knowladge of :

A. EVACUATION DEVICES

a. Requirement emergency exit

 Setiap emergency exit harus merupakan pintu yang mudah digerakkan atau Hatch pada
dinding luar badan pesawat tidak boleh menjadi penghalang, ketika terbuka ke arah luar

 Setiap emergency exit harus dapat dibuka dari dalam & luar dengan mudah, kecuali
sliding window di flight deck boleh tidak dioperasikan dari luar jika terdapat exit yang
memungkinkan & mudah dijangkau dari Flight crew area

 Alat untuk membantu membuka emergency exit harus mudah & tidak membutuhkan
tenaga yang besar. Alat untuk membuka exit dari dalam, apabila butuh rangkaian
pengoperasian (pengoperasian 2 handle atau penguncian/pelepasan safety case) dapat
digunakan Flight crew dengan mudah & telah diberikan pelatihan

b. Means For Emergency Evacuation

 Setiap pesawat berpenumpang yang lepas landas & mendarat di darat, emergency exit
selain dari overwing yang memiliki jarak lebih dari 6 feet dari ambang pintu ke ground
dan pada saat rodanya dilengkapi dengan alat untuk membantu orang turun ke ground

 Sarana untuk emergency exit sejajar dengan lantai harus memenuhi persyaratan dengan
sertifikasi jenis pesawat. Sarana tsb dapat jatuh secara otomatis & harus dalam posisi
arm pada saat taxi, take off dan landing

c. Evacuation Device

 Setiap pesawat yang membawa penumpang, emergency exitnya (selain yang di


overwing) yang jaraknya lebih dari 6 feet dari ground saat landing gear extended,
harus memiliki sarana yang disetujui untuk membantu orang-orang turun.

 Sarana tersebut harus sesuai dengan tipe/rating pesawat itu sendiri. Sarana tersebut
harus mengembang otomatis, harus di posisi armed saat taxi, take off, dan landing.
B. FLIGHT ATTENDANT STATION

a. Fa Station & Description

Ada di forward passanger entry door, aft passanger entry door, aft passanger service door,
dan di dekat mid exit door 4R di pesawat B737-900. Dilengkapi dengan seat, attendant
panel, attendant work light, dan handset. Ada emergency equipment dan oxygen mask di
setiap station FA.

b. How To Check And Operate FA Seat

 Adjustable : Shoulder harness dapat mengikuti pergerakan tubuh dan akan mengunci
saat impact.
 Lockable : seatbelt dan shoulder harness harus dapat terkunci dan diputar 90” untuk
membukanya.
 Retractable : Seat pan dapat kembali pada posisinya saat tidak digunakan.
 Seatbelt dan shoulder harness diamankan dan dan ukuranya pas dan tidak longgar
(pastikan shoulder harness pada tempatnya saat tidak digunakan)
 Interpohone system dan PA system beroperasi
 Emergency equipment flashlight dan crew lifevest serviceable
 Lighting system kecuali emergency light

c. How To Check And Operate PA System / Interphone System

1. Cabin Interphone System : - FC ke FA


- FA ke FC
- FA ke FA
- PA Announcement
Ada 4 handset di cabin : - Satu di FA station di aft dan forward entry door
- Satu di FA station di aft service door
- Satu di FA station di mid exit (B737-900)

2. Interphone Call
Saat FA menerima panggilan dari flight deck, akan terdengar bunyi Hi-Lo chime dan
master call light menyala warna pink. Saat FA menerima panggilan dari sesama FA
akan terdengar bunyi Hi-Lo chime 2x dan master call light menyala warna pink. Saat
menggunakan interphone call tidak perlu menekan Push-To-Talk Switch. Untuk
mematikan master call light yang menyala, FA yang dipanggil harus mengangkat
handset atau FA yang memanggil harus menekan Reset Switch. FA ke FA tekan 5
(2x), bunyi Hi-Lo (2x). FC ke FA bunyi Hi-Lo (1x). FA ke FC tekan 2 (1x). Pilot
alert tekan 2 (3x).

3. Making PA Announcement
 Angkat headset dari cradle

 Tekan angka 8

 Tekan push to talk selama berbicara

 Untuk me-reset angkat dari cradle/tekan reset


d. Standard For Occupancy Of FA Seat

1. Crewmember Employed by the Company

Crewmember yg bekerja di perusahaan tsb tetapi sedang tidak menjalankan tugas boleh
menduduki FA seat jika tidak ada kursi penumpang yang tersedia. FA tersebut
mengenakan seragam atau teridentifikasi Seseorang yang menggunakan seragam
perusahaan atau dikenali sebagai crew company dan harus dibriefing :

1. Pengoperasian & penggunaan dari FA seat & sistem pengamanannya

2. Lokasi dan penggunaan dari masker oksigen di FA seat

3. Lokasi dan penggunaan life vest

4. Tugas dan tanggung jawab selama keadaan darurat

2. Cabin Safety Inspector

Boleh mengisi FA seat jika :

ketidakakuratan dalam perhitungan penumpang di penerbangan multi-sektor yang


menyebabkan tempat duduknya tergser oleh penumpang ataupun deadhaeding crew. Di
keadaan dimana dia wajib menyelesaikan in-flight inspection dan alternate seating tidak
tersedia dan harus di briefing :

1. Pengoperasian & penggunaan dari FA seat & sistem pengamanannya

2. Lokasi dan penggunaan dari masker oksigen di FA seat

3. Lokasi dan penggunaan life vest

4. Tugas dan tanggung jawab selama keadaan darurat

3. Any Other Person

Orang lain yang dapat mengisi FA seat jika sudah dinyatakan adanya kondisi darurat.
Seseorang ABP dipindahkan dari pax seat ke FA seat untuk membantu proses evakuasi.
Seseorang tsb harus dibriefing oleh crew yang qualified untuk tugas dan
tanggungjawabnya

e. Inoperative Flight Attendant Seat

Jika FA seat dipastikan tidak beroperasi selama penerbangan, Purser/FA1 harus segera
diberitahu dan kemudian:

 Purser/FA-1 akan, pada gilirannya, memberi tahu Kru Penerbangan dan


Pemeliharaan untuk mempercepat koreksi di lapangan;
 CML harus diisi;
 FA yang ditugaskan di stasiun itu harus duduk sedekat mungkin dengan exit
tanggung jawabnya (baik di kursi penumpang atau kursi pramugari kosong, mana
yang lebih dekat);
 Kursi penumpang yang digunakan oleh FA karena INOP harus diberi placard “FOR
FLIGHT ATTENDANT USE ONLY”.

Jika kursi pramugari dipastikan tidak beroperasi selama penerbangan, Purser/FA-1


harus segera beri tahu kepada Flight Crew dan Teknisi di pesawat (jika ada) untuk
mempercepat koreksi, jika kursi FA masih tidak berfungsi:
 CML harus diisi;
 FA yang ditugaskan di stasiun itu harus duduk sedekat mungkin dengan pintu keluar
yang ditentukan (baik di kursi penumpang atau kursi pramugari kosong, mana saja
yang lebih dekat);
 Jika kursi sudah terisi penumpang, FA harus memindahkan penumpang ke kursi
lain.

f. Inoperative PA and Interphone System

Lion Air tidak boleh mengoperasikan pesawat dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 19
penumpang kecuali jika:

Dilengkapi dengan sistem Passenger Address dan sistem Crewmember Interphone.

Selama pre-flight check, FA harus memastikan bahwa PA dan Interphone system dapt
beroperasi. Jika terjadi masalah yang dapat mempengaruhi kondisi sistem tersebut secara
total atau sebagian, Kapten akan diberitahu dan akan merujuk ke MEL Pesawat.

PA system dapat beroperasi secara independen dari interphone crew sistem. Untuk alat
transmisi seperti handset, headset, mikrofon, sakelar pemilih, dan perangkat sinyal, jika
salah satunya tidak berfungsi selama penerbangan, prosedur alternatifnya adalah dibahas di
antara anggota kru sebagai berikut:

1. INOP PA
 Kokpit PA mungkin digunakan jika kabin PA tidak beroperasi. Untuk opsi ini,
Kapten harus terlebih dahulu menentukan operasi yang aman menggunakan prosedur
alternatif ini terutama selama fase kritis dari penerbangan. (Koordinasi yang baik
antara PIC dan Puser/FA 1 sangat diperlukan).
 Jika alat transmisi PA kabin depan tidak berfungsi, gunakan PA kabin belakang.
Untuk opsi ini, Purser/FA 1 harus terlebih dahulu menentukan operasi yang aman
menggunakan prosedur alternatif ini terutama atas pemilihan pramugari yang
ditunjuk untuk menetapkan pengumuman tersebut.
 Dalam keadaan darurat, FA dapat digunakan megafon untuk menggantikan PAS (PA
Sistem) tidak beroperasi.

2. INOP Interphone
Sistem Interphone terdiri dari Service Interphone dan Flight Interphone:
Service interphone memungkinkan komunikasi antara Flight Deck, FA, dan Ground
Personel. Prosedur alternatif ketika salah satu interphone tidak beroperasi adalah:

 Flight Deck – FA : masuk kedalam kokpit dengan mengetuk pintu atau


menggunakan Flight Deck Access Code (FC akan mengidentifikasi melalui viewing
lens sebelum menyetujui untuk masuk)
 Flight Deck – Ground Personel : menggunakan hand signal
 FA – FA :
1. Menggunakan PA yang masih berfungsi
2. Untuk memanggil FA menggunakan attendant call setidaknya 2 chimes pada
interval pendek atau menggunakan PA.
Standard communication unsing PA : “B737… (position) to forward/aft station”
 Flight Interphone memungkinkan komunikasi antara dek Penerbangan dan personel
darat. Jika Cockpit Flight Interphone tidak berfungsi, Flight Crew akan memberitahu
pramugari situasi tersebut. Selama pushback hingga mulai taksi, FA dibatasi untuk
berkomunikasi dengan FC atau FA lainnya yang menggunakan Service Interphone
System, kecuali untuk alasan darurat.

g. Attendant Service Unit

Non Boeing Sky Interior Boeing Sky Interior


Forward -Work light -Integrated Switch Assembly (ISA):
-Entry light 1. LED
-Window light 2. Ground service button
-Ceiling light -LCD :
-Ground Service 1. Menu section : Lighting, Maintenance
2. Display control : Screen brightness control,
lock screen function, clean screen function.
Aft -Work light -Integrated Switch Assembly (ISA) :
-Entry light 1. LED
-Emergency light switch 2. Emergency exit light (dilindungi oleh
-Waste system spring loaded plastic cover. Mengaktifkan
-Potable water indicator switch akan menyalakan emergency lights dan
-Clean check sensor LED akan berwarna merah)
-Press to test button -LCD :
1. Menu section : Lighting, Environtment
(potable water, vacuum waste level, lavs inop),
Maintenance
2. Display control : Screen brightness control,
clean screen function, lock screen function.

C. Emergency Equipment

a. Hand Fire Extinguisher

1. Requirement

 Flight crew compartment. Setidaknya ada 1 yang tersedia di dalam flight deck
untuk digunakan olehflight crew

 Passenger compartment

1. seating capacity lebih dari 6 dan kurang dari 31 : setidaknya ada 1

2. seating capacity lebih dari 30 kurang dari 61 : setidaknya ada 2

3. seating capacity 61-200 : 3

4. seating capacity 201-300 : 4

5. seating capacity 301-400 : 5

6. seating capacity 401-500 : 6

7. seating capacity 501-600 : 7

8. seating capacity lebih dari 601 : 8

 Cargo compartment. Setidaknya ada 1 han firex untuk digunakan di cargo


compartment class E dan mudah diakses oleh crewmember selama penerbangan.

 Galley compartment. Setidaknya ada 1 hand firex di galley dimana letak galley
berada diluar pax compartment.

 Setidaknya ada 2 hand fire extinguisher yang terpasang di pesawat berjenis halon
1211 (bromochlorodifloromethane) atau setara.

2. Pre-Flight Check :

 Proper location

 Validity
 Quantity

 Seal wire tidak rusak

 Safety pin masih terpasang

 Pressure gauge indicator pada warna hijau

b. Crash Axe

1. Requirement = Setiap pesawat harus dilengkapi dengan crash exe

2. Pre-flight check = Secure in proper location dan Quantity

c. Gloves
1. Requiremenet = Harus sepasang
2. Pre-flight check = Secure in proper location dan Quantity

d. Life vest

1. Requirment

Setiap pesawat yang terbang harus dilengkapi peralatan ketika :

 Terbang melalui perairan sejauh atau lebih dari 50 NM menjauhi garis pantai.
 Take off atau landing di bandara yang jalurnya melewati perairan dan beresiko untuk
ditching. Alat tsb harus mampu membantu orang untuk mengambang dan dilengkapi
dengan lampu yang tahan air dan peluit untuk setiap orang, disimpan dibawah seat
atau dalam posisi yang mudah dijangkau dari seat atau berth yang penggunaanya
disediakan002E

2. tygxPre-Flight Check

 Proper location

 Validity

 Quantity

 Pastikan Seal tidak rusak

e. Emergency Locator Transmitter

1. Requirement

Setidaknya 2 set ELT yang on board di pesawat, dimana satunya otomatis (terpasang
dipesawat) dan satunya portable.

Setidaknya setiap ELT beroperasi pada frekuensi 406 MHZ dan 121.5 MHZ secara
stimulus :
 ELT portable harus tahan air, dapat mengapung, tidak bergantung pada
pengoperasian dipesawat oleh orang yang terampil dan disimpan untuk memfasilitasi
pada saat keadaan darurat.
 Dipasang di pesawat sedemikian rupa sehingga meminimalisir kerusakan saat
benturan. Pemancar tipe otomatis dan dipasang di pesawat sejauh mungkin.

2. Pre-Flight Check :

 Proper location

 Validity

 Quantity

 Antenna tidak rusak

f. First Aid Equipment

Terdapat 3 jenis First Aid Kit di pesawat yaitu

 Personal First Aid Kit


 First Aid Kit
 Emergency Medical Kit

1. Requirement

 Personal First Aid Kit

Harus dibawa oleh masing-masing FA dan digunakan untuk pribadi. Contoh isi
personal first aid kit adalah familiar seperti obat-obatan dirumah (paracetamol,
aspirin tablets, roller bandage, promagh dll).

 First Aid Kit

- FAK harus mudah diakses, tersimpan ditempat yang aman, terhindar dari
debu, lembab, dan suhu yang merusak.
- Jumlah minimum FAK mengikuti seating capacity :

Jumlah Pax Seats Jumlah FAK

0-50 1

51-150 2

151-250 3

>250 4

- First Aid harus segera diberikan kepada orang yang terluka atau orang sakit
sampai petugas medis dating. FAK dapat digunakan sebagai medical
emergency dan alat bertahan hidup. Daftar isi FAK terdapat didalam
covernya. FAK harus tersegel dan dibawa ketika evakuasi. FAK harus selalu
dicek setiap sebelum keberangkatan dan tersegel

 Emergency Medical Kit

- Setidaknya ada 1 Emergency Medical Kit di pesawat untuk menangani


keadaan darurat medis yang besar saat penerbangan. Hanya dokter dan
tenaga medis yang berwenang untuk menggunakannya

2. Pre-Flight Check
 Proper location
 Validity
 Quantity
 Seal Intac

g. Megaphone
1. Requirement
 Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan megaphone
bertenaga baterai yang siap digunakan dan dapat diakses oleh crew yang
ditugaskan untuk mengarahkan proses evakuasi.
 1 megaphone dengan seating capacity lebih dari 60 kurang dari 100 dan
diletakkan di kabin bagian belakang yang mudah dijangkau dan diakses dari FA
seat normal atau dimanapun sesuai dengan inspektur jika alternative tersebut
dirasa lebih sesuai.
 2 megaphone dengan seating capacity lebih dari 99 dan diletakkan di kabin
bagian belakang dan kabin bagian depan dan mudah dijangkau dan diakses dari
FA seat normal.

2. Pre-Flight Check
 Proper location and secured
 Quantity
 Pastikan dapat beroperasi dengan menekan trigger yang terletak di pegangan.
Dengarkan dan suara yang dapat didengar.

h. Emergency Flashlight
1. Requirement
 Setiap pesawat berpenumpang harus dilengkapi dengan flashlight yang mudah
diakses dari FA Seat.
 Seriap Crewmember harus memastikan flashlight properly located, secured, dan
berfungsi.

Senter darurat terletak berdekatan dengan setiap kursi kokpit, dua senter terletak di
bawah
kursi pramugari depan, masing-masing di bawah kiri dan kanan kursi pramugari dan
satu di bawah Area tengah kursi petugas RH di B737-900ER. Senter tahan air.
Mereka digunakan dalam kasus darurat dan harus dibawa setelah evakuasi. Baterai
senter tidak bisa diisi ulang. Senter memiliki durasi minimal 30 menit dan maksimal
4 jam.

2. Pre-Flight Check
 Proper location and tersimpan di bracket.
 Pastikan segelnya utuh dan LED berkedip.
 Untuk Senter Darurat Tipe B, pastikan segelnya utuh dan LED berkedip (dengan
menekan
saklar push-to-Test.

i. Seat Belt
1. Requirement
Saat takeoff/landing setiap pesawat harus dilengkapi dengan:
 kursi untuk setiap orang yang ada didalam pesawat dan usianya sudah mencapai
ulang tahun yang ke 2.
 Dilengkapi seatbelt yang digunakan untuk masing-masing orang dalam pesawat
yang telah mencapai ulang tahun ke 2. Kecuali dua orang yang menempati berth,
divan atau multiple lounge boleh berbagi seatbelt hanya pada saat enroute atau
flight.

Saat take off dan landing, orang yang sudah berulang tahun yang kedua harus
mengenakan seat belt sendiri, dan yang belum berulang tahun yang kedua boleh
dipangku. Jika ada seat yang tidak ditempati, seat belt nya harus disecure agar tidak
mengganggu saat terjadi keadaan emergency.

2. Pre-Flight Check
 Tersedia untuk semua penumpang

j. Smoke Goggle
1. Requirement
Digunakan flight crew untuk melindungi dari asap dan gas beracun.

2. Pre-Flight Check
 Proper location (terletak di flight crew station)

k. Life Raft
1. Requirement
 Untuk pengoperasian penerbangan di atas air dengan jarak yang sesuai untuk
120 menit pada kecepatan cruising atau 740 KM (400 NM) , atau yang lebih
rendah harus dilengkapi dengan:
 Life-saving raft yang mampu menampung semua orang di pesawat, di simpan
sehingga fasilitas tersebut siap digunakan pada saat darurat. Disediakan
beberapa peralatan bertahan hidup termasuk sarana dari mempertahankan hidup
 Peralatan untuk membuat pemancar sinyal
 Setelah 1 Januari 2018, Semua pesawat yang bersertifikat lepas landas massa
27.000 kg , perangkat terpasang dengan aman yang beroperasi di bawah air,
pada frekuensi 8.8 kHz. Ini akan secara otomatis aktif yang dapat beroperasi
minimum 30 hari dan tidak boleh terpasang di sayap atau ekor.

2. Pre-Flight Check :
 Proper location
 Validity date

l. Survival Kit
Requirement : Ada di beberapa pesawat B737-8MAX
Preflight check :
1 . Proper location
2 . Secure in strap
3 . Validity date

m. Restrain Kit
1. Requirement
Lion Air akan memastikan bahwa setiap pesawatnya memiliki restrain kit. Restrain kit
harus mudah diakses oleh kru, namun tersembunyi dari pandangan dan akses
penumpang mana pun. Setiap pesawat Lion Air dilengkapi dengan dua set hancuff, dua
set body cuff, terletak tergantung pada jenis pesawat:
 B737 - Berada di Forward Luggage bin
2. Pre-Flight Check
 Secure
 Seal

n. POB
1. Requirement
 Portable oksigen digunakan oleh FA. Setiap FA selama penerbangan lebih dari sama
dengan 25.000 feet harus membawa Portable oksigen yang setidaknya dapat
mensuplai oksigen selama 15 menit, kecuali Dilengkapi dengan masker/spear outlet
yang tersebar di seluruh area kabin untuk memastikan ketersediaan oksigen dengan
cepat dan tidak menghiraukan lokasi saat pesawat kehilangan tekanan.
 Setiap pesawat dilengkapi dengan portable oksigen bottles, dapat digunakan untuk
pertolongan pertama kepada penumpang atau crew dan digunakan FA walk around
saat dekompresi.
 Setiap silinder dilengkapi dengan masker oronasal yang akan digunakan untuk
pertolongan pertama atau untuk berjalan-jalan saat dekompresi dan disediakan di
kabin.
 Oksigen mungkin diperlukan jika ada penyakit dalam penerbangan, cedera serius,
dan dekompresi.
 Jangan digunakan dibawah 500 PSI karna digunakan FA after decompression,
jangan digunakan dibawah 50 PSI karna dapat terkontaminasi.

2. Pre-Flight Check
- Proper location
- Quantity
- Validity
- Pressure gauge indicator 1500 PSI dari base dan 1000 PSI di out base.

o. Oxygen
1. Requirement
Terdapat 2 independen oxygen system yang terpasang di pesawat:
a. 1 untuk penumpang dan FA
b. 1 untuk flight crew

Portable oxygen bottle terletak di seluruh pesawat untuk keadaan darurat.

Flight Crew Oxygen System


Setiap flight crew station dilengkapi dengan quick donning mask yang mudah di akses
dan digunakan. Dapat digunakan sebagai peralatan pelindung pernapasan flight crew dan
dapat menyalurkan oksigen.

FA and Pax Oxygen


Oxygen system di cabin di supply oleh generator oxygen kimia yang ada di PSU. Setiap
FA station dan lavatories dilengkapi dengan generator oksigen kimia. Oksigen akan
mengalir Ketika masker oksigen ditarik dari PSU. Masker akan jatuh otomatis jika cabin
altitude melebihi 14.000ft, passanger oxygen mask dapat dikeluarkan secara manual dari
flight deck. Oxygen akan mengalir selama 12 menit tanpa bisa dihentikan.

2. Pre-Flight Check
 Secure in proper location
 Quantity

p. PBE
1. Requirement
Dapat memberikan gas bernafas selama 15 menit pada ketinggian tekanan 8.000ft
Lokasi dari PBE :
 1 di setiap lokasi dari hand fire extinguisher untuk pengguna di galley
 1 di flight deck
 Di masing-masing pax compartment, 1 untuk setiap hand fire extinguisher yang
diletakkan tidak boleh berjarak lebih dari 3 feet, harus berdekatan
 1 di masing-masing cargo compartment kelas A,B,E
2. Pre-Flight Check
 Secure in proper location
 Quantity
 Validity
 Seal

q. Emergency Light
1. Dapat dioperasikan dari kedua station yaitu Flight crew station dan pax compartment. Di
Pax compartment harus mudah diakses dari FA seat penerbangan normal
2. Memiliki sarana pelindung untuk mencegah ketidaksengajaan pengoperasian
3. Ketika Arm atau turn on pada kedua station, lampu akan menyala atau tetap menyala
jika pesawat kehilangan electrical powernya
4. Setiap lampu harus dalam posisi arm atau turn on pada saat taxiing, take-off dan landing
5. Setiap lampu akan menyala setidaknya 10 menit setelah emergency landing
6. Setiap lampu yang ada pada pengontrolan kokpit terdapat posisi "on,off,dan arm"

r. AED (Automatic External Defibilator)


Alat yg mudah dibawa detak jantung dan dapat mengirimkan electric shock ke jantung untuk
mengembalikan detak jantung

1. Pre-flight Check
 Quantity
 Secured
 Proper location
 Expiration

s. UPK (Universal Precaution Kit)


UPK tersedia pada saat peningkatan resiko Kesehatan masyarakat seperti pada saat wabah
penyakit menular serius yg berpotensi pandemic. Kit tersebut berpotensi membersihkan
tumpahan bio berbahaya atau isi tubuh manusia seperti darah, urin, muntah, dan untuk
mengurangi resiko terkontaminasi.

1. Pre-Flight Check
 Secured and proper location
 Intact seal
 Validity date

D. Lavatory
a. Lavatory Description
Setiap lavatory dilengkapi toilet, wash basin, mirror, vanity items dan penutup tempat sampah
dengan locking system. Terdapat juga attendant calls switch, load speaker, return to seat sign,
smoke detector, wash compartment dan locakable door dan overhead compartment yang berisi 2
masker oksigen. terdapat asis handle untuk diable yang terletak didinding berserangan dengan
sink. Menutup dan mengunci lavatory menyebabkan lampu cermin dan lavatory occupute sign
menyala. Pintu lavatory dapat dikunci dan dibuka dari luar dengan membuka flap yang ada
diatas occupate indikator dengan menggeser penguncian kekiri atau kekanan.

b. Lavatory Smoke Detector


Setiap smoke detector terletak di ceilink lavatory. Ketika aktif, horn akan berbunyi disalam
smoke detector dan red alarm indicator akan menyala. Ketika asap hilang, red alarm indicator
menyala dan horn akan berhenti dan smoke detector akan sensitive ketika ada asap.
1. Boeing Sky Interior (BSI)
 status indicator light
o illuminated(green)
stedy artinya berfungsi
blinking dibutuhkan maintenance
o Illuminated red
stedy artinya asap terdeteksi
blinking gagal mendeteksi asap
 self -test switch-push
jika ditekan dan segera dilepas horn akan berbunyi selama 3 detik.
Jika ditekan dan ditahan horn akan berbunyi sampai swith dilepas
Red indikator menyala.
 horn cancel switch push
tekan dan tahan untuk menonaktifkan alarm.
Horn cancel switch tidak akan berpengaruh pada status indikator light

2. Non-BSI
Smoke detector terpasang disetiap ceilink lavatory. Ketika diaktifkan horn akan
berbunyi dan red alarm indikator akan menyala. ketika asap telah hilang red alarm
indikator light akan padam horn akan berhenti berbunyi dan smoke detector akan
sensitive mendeteksi asap kembali.bagian-bagian smoke detector non bsi
 interrupt/reset switch(release push button switch)
tekan dan tahan-alarm akan mati
 power indicator light(green=pre-flight check)
menyalah jika berfungsi
 alarm indicator light(red)
menyala jika asap terdeteksi
 sensor
 alarm horn

c. Lavatory Fire Extinguishing


Terletak dibawah sink lavatory. Firex akan menyemprot halon melalui heat-activated nozzle jika
mendeteksi panas. Lavatory temperatur indicator akan berubah menjadi hitam jika sudah pernah
mendeteksi panas.

d. Preflight Check Lavatory


1. Lavatory smoke detector
2. Automatical firex
3. Pastikan water supply shut off valve ON
4. Tempat sampah, asbak kosong, flapper door berfungsi
5. Penutup tempat sampah harus dapat tertutup dan terkunci
6. Toilet door terkunci light indikator berfungsi
7. FA Call light berfungsi
8. Return to cabin sign berfungsi
9. Pintu lavatory harus dikunci sebelum penumpang boarding dan dibukak setelah setelah
fasten seat belt sign dipadamkan. Selama boarding jika dibutuhkan crew dan penunpang
diperbolehkan menggunkan lavatory dan harus di monitor oleh FA setelah menggunkan
lavatory
10. Toilet kosong bersih dan flush berfungsi
11. Faucet dan stopper berfungsi
12. Toilet harum
13. Toilet light berfungsi
14. Baby table terlipat, bersih, dan terkunci(jika tersedia)

Pre Flight Check A/C Type


3. Water heater switch on, normal dan light berwarna amber
4. Drain valve di lavatory depan harus posisi off
5. Water supply shut off valve harus posisi supply on
6. Water quantity indicator harus hijau / penuh
7. Air kotor harus empty
8. Power indicator light harus green (non BSI)
9. Status indicator light harus green steady (BSI)
10. Temperature indicator harus abu”
11. Firex harus valid

e. Lavatory Non-Normal
1. lavatory sink water faucet falls to shut off
jika keran air tidak berhenti mengeluarkan air, water system yang mengalirkan air ke
sink harus dimatikan. Putar water supply selector valve yang terletakk dibawah sink ke
toilet only atau shut off position.
2. toilet flooding
jika air ditoilet menguap karena water rinse valve macet setelah flushing, segera flush
kembali untuk mengeluarkan air berlebih didalam bowl. Jika air masih mengalir, putar
water supply selector valve ke faucet only atau shut off position.

3. toilet flush system blockages


toilet tersumbat dapat terjadi jika benda besar di flush kedalam toilet. Benda-benda besar
yang dapat menyebabkan toilet tersumbat adalah popok bayi, sapu tangan, cups, tisu
toilet, dll.
4. toilet flush valve fails to reset
jika terdengar bunyi bising atau dari toilet, tutup cover toilet dan Tarik manual shutoff
handle yang berada dibawah toilet bowl. Hal ini akan menutup flush valve dan
menghentikan bunyi bising dan beri placard INOP di lavatory.

E. Galley Equipment
a. Galley Description
Setiap galley memiliki oven, wash container, coffie maker, refri gretion unit, service cart, sink
dan tempat penyimpanan dan persiapan makanan. Galley dilengkapi dengan electrical power dan
water system. Kontrol pencahayaan terletak digalley electric panel. Galley vent system menjaga
udara tetap segar. Service cart harus dikunci pada saat taxi take off dan landing. Jumlah food cart
tidak boleh melebihi jumlah tempat penguncian cart yang ada dipesawat.

b. Galley Non-Normal
1. Galley sink drain blockages
Untuk mencegah penyumbatan saluran pembuangan digalley jangan masukan benda padat
kedalam saluran pembuangan.jangan melepaskan saringan saluran pembuangan masukan
sampah padat kedalam wadah sampah.campuran susu dan anggur dapat mengental dan
membuat sumbatan .saat membuang susu dan anggur tuangkan secara terpisah kewastafel
cairkkan masing-masing dengan jumlah air yang sama untuk membilas system.jika saluran
system tersumbat atau saluran air lambat jangan menungangkan apapun kedalam sink.buang
cairan pada pembuangan yang lain
2. Galley water fails to shut off
Jika air tidak dapat dimatikan dalam waktu satu menit perlengkapan galley seperti coffie
maker,wastafel,keran dan lain-lain harus dimatikan.

c. Pre Flight Check Galley


 Pastikan water shut off valve posisi "ON"
 Ruang mantel/coat room (pintu tetap tertutup).
 Semua peralatan layanan dalam penerbangan, termasuk gerobak dan troli, harus diamankan
dan dikunci di lokasi yang tepat. Khusus untuk troli harus dilengkapi dengan perangkat
pengereman dan perangkat pengereman harus diperiksa sebelum dan selama penerbangan
untuk setiap penerbangan. Troli harus ditempatkan di paling pojok
 dari kompartemen. Karena setengah troli hanya memiliki satu sisi perangkat pengereman,
maka tidak diperbolehkan digunakan untuk tujuan layanan, namun dapat digunakan untuk
penyimpanan. Troli yang tidak bisa diservis dapat didefinisikan sebagai berikut:
 Perangkat pengereman tidak berfungsi dengan baik di satu atau kedua sisi, atau
 Kerusakan struktural (benda tajam atau bagian troli yang hilang)
 Setiap troli yang tidak dapat diservis harus ditandai dengan plakat 'INOP' dan hanya dapat
digunakan untuk penyimpanan. Cabin Maintenance Log (CML) harus disi dan unit harus
dipindahkan di stasiun berikutnya yang tersedia.
 Tali pengikat tirai; pasang tali di sekitar gorden agar tidak keluar dari pintu keluar.
 Galley restraining devices; tempat sampah, lemari yang terpasang, harus ditutup dan dikunci,
kecuali bila anda benar-benar menggunakan peralatan.
 Daya listrik dapur dipastikan beroperasi.
 Pastikan area Galley bersih
 Semua Peralatan Servis completed
 Trash container door harus dalam keadaan tertutup dan terkunci (lockable);

Purser/FA-1 akan melapor kepada Kapten setiap kali tugas preflight selesai.

F. Passenger Compartment Equitment


a. Safety Instruction Card
Safety instruction card terletak disetiap kantung kursi penumpang.
Isinya : logo perusahaan, tipe pesawat,

b. Passanger Seat
Setiap seat terdapat reading light dan reading light switch, ada 2 attendant call switches dan call
lights di setiap PSU. B737-800 jumlah kursi penumpang ada 189. B737- 8MAX jumlah kursi
penumpang ad 180. B737-900 jumlah kursi penumpang ada 215.

c. Passanger Service Unit


PSU terletak dibawah overhead bins pax di cabin. Setiap unit memiliki reading light dan switch
di setiap seat, attendant call light, fasten seatbelt sign dan no soking indicator dan seat locator
sign. 4 masker oksigen terpasang modular compartment disetiap PSU. System akan aktif apabila
cabin altitude mencapai 14.000 feet, jika tidak dapat diaktifkan manual.
1. NON-BSI
Dilengkapi dengan 2 attendant call switch, 2 attendant call light, 3 reading light, 3 reading
light switch, 3 blower, no smoking sign, fasten seat belt sign, speaker, oxygen mask
compartment.
2. BSI
Dilengkapi dengan 1 attendant call switch, 1 attendant call light, 3 LED reading light and
button, 3 blower, no smoking sign, fasten seat belt sign, speaker, oxygen mask compartment.

G. Emergency Lighting Sistem


a. Emergency Lighthing Requirment
1. Setiap lampu darurat harus:
 Dapat di operasikan secara manual dari cockpit dan pax compartment dan dapat
dioperasikan dari FA SEAT.
 memiliki pelindung mencegah pengoperasian tidak sengaja.
 saat armed atau ON, akan tetap menyala atau menjadi menyala setelah normal electrical
power di pesawat mati.
2. Setiap lampu darurat harus dalam keadaan ARMED dan ON selama
TAXIING,TAKEOFF,DAN LANDING
3. Setiap lampu harus bisa menyala setidaknya 10 menit pada kondisi kritis setelah emergency
landing.
4. setiap lampu harus memiliki pengontrolan di cockpit dengan posisi ON,OFF,ARMED.

b. Emergency light operation and description


1. Emergency light BSI
Emergency light berfungsi untuk menerangi lokasi Exit tedekat, jalur keluar, baik didalam
maupun diluar pesawat. Normalnya sistem ini dioperasikan oleh switch yg ada di dalam
cockpit dan selalu pada posisi ARM pada saat penerbangan, dalam posisi ini semua interior
dan eksterior emergency light akan menyala secara otomatis jika elektrikal power didalam
pesawat hilang secara tiba-tiba. PIC dapat menyalakan emergency light kapanpun dengan
memposisikan switch tersebut di posisi ON. Emergency light yang ada di aft ACP dapat
digunakan untuk menyalakan emergency light tanpa terpengaruh posisi switch yg ada di
cockpit. Emergency light akan menyala setidaknya 10 menit.
 Emergency light Interior
Terdiri dari BSI dan NON BSI
o Aisle light (non-bsi)/LED bin light (Lampu yang terletak bersebrangan di
bawah overhead bin (non-bsi) dan diatas overhead bin (bsi))
o EXIT locator sign (Tanda yang terletak di ceiling diantara 2 exit yang
bersebrangan)
o Emergency EXIT sign (Tanda yang terletak di ceiling disetiap exit)
o Photoluminescent strip light (Tanda yang ada dilantai kabin disisi asile yang
glow in the dark)
o Emergency escape strap lighting, terpasang di sepanjang lantai cabin. Ketika
menyala, lampu tersebut akan memberikan arahan secara visual saat emergency
(jika pencahayaan lebih dari 4 feet di atas lantai dipenuhi asap)
 Emergency light Eksterior
Untuk menerangi escape slide terdiri dari:
o Integral Slide lighting (Lampu yg berada di ujung slide,akan menyala pada
saat slide jatuh)
o Escape slide lighting (lampu yang berfungsi untuk menerangi alat luncur)
o Eksterior emergency lighthing (lampu yg menempel pada badan pesawat ( 2
terletak di over wings dan 1 untuk menerangi ground contact area)
o Integral slide line lighting (900 ER):Lampu yg berfungsi untuk menerangi
slide yg ada di mid exit (1 slide di bagian atas,dan 1 slide di bagian bawah).

H. Security Awareness
a. Kapan FA melakukan security check?
Sebelum boarding dan sesudah landing.
b. Apa Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Security Check
Overhead bin, Closet, lavatory, galley, trash and storage bin, seat back pocket, under seat area.
I. Pre-Flight Equipment Checklist
1. Kapan crewmember melakukan pre flight check emergency equipment
Sebelum penerbangan setiap harinya, dan setelah pesawat ditinggalkan dalam waktu yang lama
tanpa pengawasan oleh FA.

Pre-Departure

6. Knowledge of
A. Boarding Process
1. Boarding Position
FA harus harus dalam boarding position mengacu pada tugas dan tanggung jawab pada
normal condition di setiap tipe pesawat.
2. Carriage of PAX with Reduced Mobility
PAX with reduced mobility : PAX yang memiliki keterbatasan gerak baik secara
fisik,kesehatan mental yang membutuhkan bantuan orang lain. Dikategorikan sbg :
a. Ambulatory (tanpa bantuan orang lain) Ialah PAX yang mampu naik/turun dari pesawat
sendiri tanpa bantuan orang lain. Contoh : orang buta,tuli dan keterbelakangan mental.
b. Non-Ambulatory (butuh bantuan orang lain) Ialah PAX yang tidak mampu naik/turun
dari pesawat sendiri. Contoh : orang CACAT

WHEELCHAIR REQUIREMENT :

1. WCHC. PAX yang memiliki keterbatasan gerak dan sama sekali tidak bisa bergerak
sehingga memerlukan bantuan , seperti : orang lumpuh.
2. WCHR. PAX yang memiliki keterbelakangan/keterbatasan gerak,masih bisa bergerak
dan menjangkau kursi namun tidak bisa berjalan jauh, seperti : orang sakit,lansia.
Condition for Carriage:
Ketentuan :
1) Harus ditulis di PIS.
2) Tidak ada batasan untuk penumpang ambulatory.
3) Batasan untuk penumpang non-ambulatory tergantung pada tipe pesawat :
Tipe Max. tanpa Max. dengan Total
pendamping Pendamping
B737-800/8MAX 4 7 11
B737-900 4 8 12
4) Jika didampingi, 1 ABP/non-ambulatory pax.
5) Jika non-ambulatory bepergian dengan grup, 1 ABP/3 non-ambulatory.
1. Aturan untuk duduk :
a. Ambulatory dan non-ambulatory tidak boleh duduk di emergency exit row, 2
row didepannya, dan 1 row dibelakangnya.
b. Non-ambulatory harus duduk di row ganjil.
c. 2 Non-ambulatory tidak boleh duduk bersebrangan.
d. Ambulatory dan non-ambulatory harus duduk di aisle seat.
e. Penumpang yang di gips duduk tidak menghalangi aisle.
f. Penumpang reduced mobility exit terdekatnya harus floor-level exit.
g. Jika memungkinkan, hanya satu penumpang reduced mobility yang duduk di
dekat setiap floor-level exit.
h. Penumpang ambulatory boleh duduk dimana saja asal tidak melanggar
ketentuan diatas.
i. Penumpang non-ambulatory harus duduk mengikuti ketentuan diatas.
j. Tongkat yang dibawah oleh handicapped pasanger harus disimpan mudah
diakses.
k. Sebelum take off, reduced mobility passanger dan pendampingnya harus di
briefing oleh FA mengenai prosedur evakuasi, lokasi exit, penggunaan
oksigen, dan lokasi lavatory.
3. Carriage of Sick Pax
Sick PAX dengan atau tanpa tandu diperbolehkan on board jika :
 Ditulis di Pax Info Sheet ( PIS )
 Masuk terelebih dahulu sebelum pax lain dan Keluar setelah pax lain
 Tidak duduk dekat dengan Emergency Exit
 Saat transit tetap berada dalam pesawat
 A sick pax will board LION AIR FLIGHT harus membawa surat dokter yg
menyatakan dia fit to travel,ditanda tangani oleh dokter yang bersangkutan dan
masa berlaku surat tsb TIDAK BOLEH lebih dari 3 HARI / 72 JAM
 Tidak boleh membawa dan menggunakan oksigen sendiri
 A sick pax yang tidak bs duduk dengan bebas (stretcher) dan memerlukan tandu
boleh on board asal adanya persetujuan dari station manager.
 Saat transit, penumpang sakit harus tetap didalam pesawat.

4. Carriage of Expectant Mother


 Diicantumkan di PIS
 Kehamilan ≤ 28 minggu : pax mengisi FOI saja
 Kehamilan antara 28-35 minggu : pax mengisi FOI + Surat Keterangan dokter
(yg masanya tidak lebih dr 3 hari sejak tanggal keberangkatan )
 Kehamilan ≥35 minggu : tidak diperbolehkan travel menggunakan transportasi
udara pada umur kehamilan sprti itu.

5. Infant / UM
INFANT UM
a. Jumlah total yang onboard max 10% dari 1. UM harus dalam keadaan sehat
seating capacity 2. Um berusia 6-12 tahun.
b. Umurnya dibawah 2 tahun 3. Um harus dalam kondisi sehat.
c. Umur 2-7 HARI disertai Medical Sertifikat + 4. Um harus ditulis di PIS.
Form of Indemnity (FOI/Surat Pernyataan)
5. Lion Air bertanggung jawab
d. Umur 7HR – 6BLN mengisi FOI yang
disediakan oleh LION AIR terhadap UM tersebut dari sejak
e. 6 BLN – 2TH tidak menyertakan apapun diterima sampai diterima oleh orang
f. Infant harus ditemani oleh orang dewasa yang dewasa di tempat tujuan.
bertanggung jawab pada anak tsb 6. Ground staff yang akan melengkapi dokumen
g. Tiap infant yg memiliki masalah pada UM.
kesehatannya harus mengumpulkan sertifikat 7. Ground staff akan memberikan UM
medis dan mengisi FOI identification yang akan digunakan oleh UM
h. Masa berlaku sertifikat medis : 3HR atau 72jm tsb.
setelah surat dikeluarkan 8. Ground staff akan mengantar anak tsb ke
i. Ditempatkan di ROW GENAP pesawat.
9. UM harus duduk sedekat mungkin dengan FA.
10. UM tidak boleh meninggalkan pesawat
kecuali ditemani dengan ground staff
Lion Air dan UM tidak boleh keluar
pesawat dengan siapapun kecuali ground
staff Lion Air.
11. Jika ada pergantian crew, FA 1 harus
memastikan UM tsb diawasi oleh ground staff.
12. Di bandara tujuan UM, FA harus
memastikan yang menjemput UM
identitasnya sama dengan yang ada di
dokumen. Jika tidak, UM tsb harus
dititipkan ke ground staff.
6. Oxygen System Installed
2 oxygen system yang terpisah dipasang didalam pesawat :
 Satu utk PAX dan FA (PSU dan ASU)
 Satu utk Flight Deck (Quick Donning Oronasal Mask)
POB juga tersedia dan hanya digunakan pada keaadaan emergency.
PAX and FA Oxygen
Systemnya di suplai dari INDIVIDUAL CHEMICAL OXYGEN GENERATORS ( Sodium
Chlorate + Iron Powder  Salt + 02 ) yang terletak diatas PAX Seat di tiap PSU / di tiap FA
station dan lavatory.
 Oxygen akan mengalir ketika apabila masker ditarik dari PSU/ASU.Masker Oxygen
akan otomatis jatuh apabila cabin altitude mencapai 14.000ft dan dapat dijatuhkan
secara manual dari Flight Deck ataupun diungkit.
 Oxygen mengalir selama kurang lebih 12 menit dan tidak dapat dihentikan
(continuous flow)
 Apabila masker o2 gagal turun dari PSU, cover oxygen compartment dapat dibuka
secara manual dengan cara melepaskan penguncinya dengan memasukkan hair
pin/benda kecil ke dalam lubang compartment cover.
 Apabila masker o2 gagal turun dari ACU,cover oxygen compartment dapa dibuka
secara manual dengan cara memasukkan benda pipih ke dalam celah kotak kecil lalu
tekan kearah atas

JANGAN MENCOBA UNTUK MENGEMBALIKAN MASKER 02 KEDALAM


COMPARTMENT KEMBALI.
JANGAN MENGGUNAKAN MASKER 02 PADA CABIN ALTITUDE DIBAWAH 14.000ft
PADA SAAT ADA ASAP ATAU PANAS.

3 Refueling Normal
Pengisian bahan bakar dengan adanya penumpang didalam pesawat atau
masuk/keluarnya penumpang diperbolehkan asalkan:
 Tidak ada larangan dari bandara setempat
 Satu FC harus ada didalam cockpit dan menggunakan komunikasi 2 arah via
interphone dengan petugas maintenance
 SEAT BELT SIGN OFF
 PIC membriefing FA nya dan memastikan bahwa crewmember yg on board :
- 1.FA-1 atau FA yang qualified
- 2.Satu FA harus berada di EXIT yang berseberangan
 PAX hrs di infokan DILARANG MEROKOK dan SEATBELT harus
dilepaskan. Kapanpun situasi berbahaya meningkat, FA-1/Purser akan
mengeluarkan penumpang dengan cepat setelah Flight Crew command
“CONTROLLED DISEMBARKATION”. Evakuasi menggunakan semua exit
akan dipertimbangkan hanya ada api
 Station Manager harus memastikan adanya garbarata,tangga dan clear area
 Teknik akan waspada dan memberikan info langsung pada crew ketika terjadi
keadaan yang membahayakan keselamatan dalam pesawat

4 Portable Electronic Device


Portable Electronic Devices (PEDs) adalah alat elektronik dan gadget yang umum
digunakan seperti Handphone, Komputer tablet, Bluetooth perangkat yang diaktifkan,
Permainan elektronik, Perangkat medis bantu (misalnya : alat pacu jantung, alat bantu
dengar Dll). Setiap PED yang mampu mengirim dan menerima sinyal disebut T-PED
harus dipilih Mode Pesawat sebelum lepas landas dan tetap demikian sampai setelah
mendarat sehingga kemampuan transmisi dan penerimaannya dinonaktifkan. Setiap T-
PED tanpa kemampuan seperti itu harus tetap mati selama penerbangan.

 Semua PED harus dalam mode tidak mengirim yg disebut flight mode
sebelum take off sampai sesudah landing.
 PED yang tidak memiliki mode flight mode, harus dimatikan selama
penerbangan.
 PED yang lebih berat dari 1kg/2.2lbs hanya bisa digunakan saat
cruising.
 Selain alat Medical tidak boleh digunakan pada saat takeoff, landing,
dan approach.
 Setiap barang yg dapat menyebabkan gangguan harus dilaporkan
kepada kapten, kapten dapat melarang pengoperasian perangkat
elektronik setiap saat.
 Device yang mengganggu penumpang lain dilarang digunakan.
 Untuk memastikan respons segera terhadap situasi darurat, FA tidak
boleh mengoperasikan pemutar kaset/CD dengan headphone saat
penumpang di dalam pesawat

B. Securing Carry on Baggage


a. Carry on Baggage Dimension
Ukuran diletakkan di dalam cabin (di overhead compartment,dibawah kursi dan di closet)
P x L x T : 40cm X 30cm X 20cm dengan berat max 7 kg
b. Carry on Baggage
Semua bagai harus disimpan sebelum pintu kabin ditutup untuk mempersiapkan
keberangkatan. Harus disimpan di tempat penyimpanan yg sesuai atau dibawah kursi. Bagasi
dilarang disimpan dalam kompartemen yg berisi emergency equipment kecuali dalam satu
kompartemen yg memiliki sekat untuk memisahkan emergency equipment, bagasi disimpan
tidak menghalangi penggunaan emergency equipment . membawa hewan peliharaan ke
dalam kabin tidak diperbolehkan. Alat music tidak diperbolehkan kecuali sesuai dengan
ukuran kompartemen penyimpanan, alat music yg tidak cukup dalam kompartemen
penyimpanan harus disimpan di dalam kargo.

C. ABP Determination
a. Exit Row Seating Criteria
Hanya PAX yang bersedia dan mampu melaksanakan tugasnya :
1. Menemukan Lokasi Emergency Exit
2. Mengetahui Cara Membuka Emergency Exit
3. Mengerti Instruksi untuk membuka Emergency Exit
4. Mengerti Cara Pengoperasian Emergency Exit
5. Dapat menilai bahaya yang akan ditimbulkan untuk PAX lainnya jika Emergency Exit
dibuka
6. Dapat mengikuti arahan secara lisan dan gerakan tangan yang diberikan oleh crew
member
7. Dapat memastikan bahwa Emergency Exit aman dan dapat digunakan tanpa halangan
8. Dapat memastikan kondisi alat luncur; mengembangkannya dan menjaga
kestabilannya setelah dikembangkan serta dapat menolong pax lain utk bangkit stlh
meluncur
9. Dapat menuju EXIT dengan cepat
10. Mampu menilai, memilih, dan mengikuti jalan keluar yang aman untuk menjauhi
pesawat

Penumpang tidak boleh duduk di emergency exit row jika :

1. Orang yang tidak cukup kuat pada tangan, lengan, dan kakinya untuk menjangkau,
menarik/mendorong, mengangkat/menahan emergency exit.
2. Kurang dari 18 tahun.
3. Tidak mampu membaca dan mengerti instruksi baik secara printed graphic ataupun
secara oral dr crew.
4. Tidak mampu melihat tanpa mengenakan kacamata/lensa kontak.
5. Tidak mampu mendengar dan mengerti instruksi yang diberikan dari crew.
6. Tidak mampu menyampaikan informasi kepada orang lain.
7. Bertanggung jawab terhadap sesuatu, seperti menjaga anak kecil.
8. Tidak mengerti bahasa indonesia/inggris.
9. Seorang deportee atau tahanan.
10. Tidak bersedia untuk duduk disana.

b. Definisi Exit Row Seating


1. Setiap kursi yang memiliki akses langsung menuju exit tanpa melewati aisle/memutar
suatu halangan (kursi lain/partisi)
2. Setiap kursi dalam satu baris yang mempunyai akses langsung menuju exit mulai dari
kursi pertama yang ada didalam dekat dengan exit s/d kursi pertama yang ada di aisle
c. Selection Criteria for ABP’s (at non designated exit row)
Perempuan /Laki-laki dengan ketentuan :
1. hindari utk memisahkan keluarga (pilih yang berpergian sendiri)
2. kru member
3. emergency personnel ( fire,police,emergency medical)
4. military personnel
5. Penumpang dalam kondisi baik = waspada dan mengerti intruksi dalam bahasa inggris,
Indonesia, atau bahasa yang digunakan FA.
D. Exit Seating Briefing
a. Exit Row Seating Briefing
Baca Sendiri ya!
E. Special Pax Briefing
a. Mother with Infant Briefing
Baca sendiri ya!
F. Pax Counting
a. Total Number Passengers
1. Saat Boarding telah selesai, setiap FA akan menghitung jumlah PAX ditiap area kerja
masing masing dan melaporkannya pada FA-1.
2. FA-1 bertanggung jawab menghitung jumlah keseluruhan PAX on board.
3. Perhitungan jumlah PAX tidak termasuk infant dan crew member tambahan. contoh : 50
pax + 5 infant dan 2 Crewmember tambahan
b. Prosedur Penghitungan Penumpang
Fa-1/Purser bertanggung jawab untuk penghitungan total penumpang yg di dalam pesawat.
1. FA-1 harus mengetahui konfigurasi tipe pesawat
2. FA-1 akan membuat announcement melalui PRAM,sebelum mulai menghitung
3. Memastikan semua Lavatory kosong,tertutup dan terkunci
4. FA1 atau FA yang ditunjuk bertugas untuk menghitung penumpang on board
5. FA mengecek kursi kosong di setiap zona dan melaporkan pada FA-1
6. FA-1 memastikan total pax di setiap zona sama dengan total di setiap zona dan
dinyatakan di loadsheet untuk memastikan weight and balance.
c. Work Area
800 8 MAX 900
FA1
FA2 Row 24-34 Row 24-34 Row 30-39
FA3 Row 11-23 Row 11-23 Row 21-29
FA4 Row 1-10 Row 1-9
FA5 Row 10-20
G. Required Flight Document
a. Flight Documentation
Document penting atau surat yang menyangkut mengenai teknik operasi yang harus ada dan
dibawa setiap aktifitas penerbangan dalam dan luar negeri. Flight Document dibagi 3 :
1. Station Document
 GENDEC (hanya utk penerbangan internasional) Berisi :
1. Registrasi Pesawat & Kepemilikan Pesawat
2. Jumlah dan Nama Crew
3. Rute Penerbangan
4. Jumlah Penumpang dan Total Muatan ( Kargo dan Bagasi)
5. Sertifikat Kesehatan Pesawat
 PAX MANIFEST ( domestik & international) Berisi :
1. Nama
2. No Tiket , No Kursi
3. Jenis Kelamin
4. Berat Bagasi ( CABIN/KARGO)
5. Status ( Anak-anak / Dewasa)
6. Rute
7. No Penerbangan
 ACTUAL PAX ON BOARD (APB)
Kuantitas sebenarnya PAX on board dan sesuai dengan status penumpang bukan
jumlah seluruhnya
 EMBARKATION/DISEMBARKATION CARD (international) Berisi :
1. Data Pribadi Penumpang secara umum
2. Tujuan dan berapa lama di negara tsb
3. Negara asal dan No Passport

H. Crew Coordination
 One Minute Silent Review
1. Menghadapi keadaan darurat dengan brace posisi
2. Mengetahui Command apa yg akan diberikan oleh Flight Crew dan apa yg harus
dilakukan
3. Mengetahui pintu keluar yg akan digunakan dalam situasi tertentu untuk
mengetahui lokasi pintu keluar, kapan dan bagaimana membuka pintu keluar
dan bagaimana anda mengintruksikan ke penumpang.
4. Mengetahui tugas keadaan darurat dari crew lainnya sehingga jika ada yg tidak
mampu, kita dapat menggantikannya.
5. Membiasakan diri dalam pikiran untuk memilih penumpang mana yg dapat
membantu dan mana yg harus dibantu
6. Mengetahui perintah yg harus diberikan kepada pax selama evakuasi
7. Mengetahui letak peralatan emergency, bagaimana cara menggunakan dan
peralatan emergency apa yg harus dibawa
NORMAL DUTIES AND PROCEDURES

PRE-DEPARTURE

7. Closing and Securing Exits/Doors


A. Procedure Closing of Entrance Door
Setelah penghitungan penumpang selesai FA-1 akan report kepada PIC :
1. Memastikan jumlah penumpang on board benar
2. Memita izin untuk menutup pintu
Setelah captain memberikan izin pintu utama harus di tutup secepatnya. Flight crew akan
memberi command :

FLIGHT ATTENDANT CLOSE DOOR, ARM SLIDE AND CROSS CHECK

Sebelum menutup pintu FA akan melakukan :


1. FA akan mengecek dan memastikan bingkai pintu bebas dari halangan
2. Apabila pegangan pintu sulit untuk di kunci,jangan memaksakan untuk menutup tetapi
buka kembali pintu dan re-check sekeliling pintu dan kondisi bingkai
3. Setelah pintu di tutup FA akan megecek karet pintu berada pada tempatnya dan
memastikan tidak ada barang-barang aneh yang berada di sekeliling bingkai

Untuk menutup pintu :

1. Periksa secara fisik segel pintu pada bingkai pintu dan pastikan tidak ada benda asing
sekitar segel pintu
2. Pindahkan girt bar dari stowage hook ke floor braket dan pastikan slide armed
Note : pastikan warning flag sudah dalam posisi croos sebelum slide barnya armed
3. Cek slide sudah pada posisi arm
4. Report ke FA-1 menggunakan interphone

DOOR CLOSED, SLIDE ARMED AND CROSS CHECKED

FA-1 akan report ke captain :

DOOR CLOSED, SLIDE ARMED AND CROSS CHECKED

8. Passanger Safety Briefing


A. Safety Demo
 Safety demo dilakukan pada saat pesawat taxi out sebelum lepas landas.
 FA harus menyiapkan alat demo terlebih dahulu sebelum memulai demo
 Pastikan pada saat demo gerakan nya jelas dan terlihat oleh semua penumpang di area
masing-masing.
 Jika pada saat memperagakan terhalang oleh penumpang,FA harus melangkah agar terlihat
 FA harus melakukannya dengan tepat,realistis dan serius
B. Position Safety Demo
 B.737-800/8 MAX (4 FA)
FA-1 : Announcement safety demo 1L/1R
FA 2 : standby station 4L/4R
FA 3 : first overwing
FA 4 : First row
 B.737-800/8 MAX (5 FA)
FA-1 : Announcement safety demo 1L/1R
FA 2 : Standby station 4L/4R
FA 3 : Row 12
FA 4 : First row
FA 5 : Row 24
 B.737-900 (5 FA)
FA-1 : Announcement safety demo 1L/1R
FA 2 : Standby station 5L/5R
FA 3 : Mid exit
FA 4 : First Row
FA 5 : First overwing
 B.737-900 (6 FA)
FA-1 : Announcement safety demo 1L/1R
FA 2 : Standby station 5L/5R
FA 3 : Mid exit
FA 4 : First Row
FA 5 : Row 10
FA 6 : First overwing
C. Step by Step Safety Demonstration
 Drop out oxygen mask
 Life vest
 Seat belt
 Safety instruction card
 Exit yang akan digunakan saat emergency
 Lift raft (jika ada)

9. Passenger Monitoring
A. Procedures Enforcing Smoking Regulation
Apabila FA menemukan penumpang yang merokok maka FA harus membuat no smoking
announcement,apabila penumpang mengabaikan maka
a. Ketika pesawat di ground FA,lapor kepada operation representative.penumpang yang
menolak peraturan harus diberi tahu bahwa melanggar peraturan DGCA dan dapat di denied
boading
b. Apabla selama penerbangan,FA lapor kepada captain atau perlakukan sebagai unruly
passanger

TAXI/TAKE OFF

10. Prosedur Steril Cockpit


A. Steril Cockpit
Procedure steril cockpit diterapkan untuk memastikan ke dan dari kokpit serta komunikasi di
dalam kokpit di batasi untuk keselamatan dan komunikasi terkait operasional.
B. Critical Phase
selama phase kritis
 Flight crew termasuk orang yang duduk di jump seat harus membatasi percakapan dan
aktivitas yang secara langsung dan ketat terkait dengan pengoperasian pesawat yang
aman.
 Pramugari tidak boleh menghubungi kokpit kecuali untuk alasan darurat yang tidak
normal terkait keselamatan, atau alasan operasional dan komunikasi penting lainnya
dengan menggunakan interphone
 Untuk panggilan dan alamat publik harus terbatas pada yang di perlukan untuk operasi
yang aman dari pesawat.

Fase kritis penerbangan didefinisikan sebagai berikut:

 Dimulai dari pesawat bergerak sebelum lepas landas sampai tanda sabuk pengaman
telah dimatikan saat menanjak atau minimum 10.000 kaki yang lebih tinggi, dan sejak
saat sabuk pengaman diaktifkan untuk persiapan pendaratan hingga pesawat berhenti
dan mesin telah dimatikan.
 Kapanpun PIC mengatakan phase kritis.

11. Surface Movement Procedure


A. Safety Related Duties Surfaces Movement Procedures
pergerakan pesawat di darat baik dengan kekuatan sendiri maupun dengan phusback car, dimulai
ketika pesawat bergerak mundur taxi out, running for take off, taxi in. Selama surface movement
fa harus duduk di dekat pintu darurat yang tersebar diseluruh area kabin untuk memberikn
bantuan jika terjadi keadaan darurat. Fa dan pax harus duduk menggunakan seatbelt. Fa boleh
melepaskan shoulder harness dan seat belt untuk alasan yang berhubungan dengan keselamatan.

12. Pax Information Signs


A. Apa yg dilakukan ketika fasten seatbelt sign menyala?
Membuat announcement, FA boleh melanjutkan service dengan hati-hati, penumpang yg
menggunakan lavatory harus diberitahu bahwa penggunaan lavatory tidak aman
B. Kapan fasten seatbelt sign menyala?
Saat landing gear down. Setelah take off, akan padam saat flaps fully retracted. Saat landing,
tanda akan menyala saat flaps lowered atau landing gear down

13. Cabin, Galley and Lavatory Securing


A. Final Preparation for Take Off
 Pre-departure announcement
 Exit row seating briefing completed
 Seatbelt fastened
 Tray table up and locked
 Window shutter up
 Arm rest down
 Overhead bin properly locked
 Infant life vest distributed
 Earphone removed
 Curtain opened and secured
 All F&B items removed from cabin and flight deck
 Galley item secured
 Lavatory vacant and locked
 Mobile phone switch off/airplane mode
 Untuk pramugari, high heels diganti inflight shoes. Untuk pramugara, jas dilepas
 Setiap penumpang berusia lebih dari 2 tahun harus duduk di seat yang terpisah dan diamankan
dengan seat belt yang terpisah
 Parents harus memangku anaknya saat take off, landing, dan kapanpun fasten seatbelt sign
menyala (kecuali jika mengenakan infant seat belt).

14. Crew Coordination


A. Cabin Ready
Purser/FA-1 akan report ke captain “Cabin Ready” untuk takeoff. Ketika pesawat pada phase
taxi out (ketika pesawat taxi out dari apron diatas taxi way). Sebelum landing setelah
pengecekan seluruh kabin selesai, Purses/FA-1 lapor ke Captain “Cabin Ready” FA harus
melakukan prosedur One Minute Silent Review dan membatasi percakapan dan aktivitas apapun
kecuali untuk alasan keselamatan/abnormal/ darurat yg dapat mengganggu phase kristis selama
takeoff dan landing secepatnya.

 DOORS ……………………...............tertutup dan bebas dari hambatan


 INFANT LIFE VEST ……………… sudah dibagikan
 SLIDE ………………………………. posisi armed
 CABIN PREPARATION ………….. cabin siap
 PASSENGERS ……………………. ..Sudah debriefing

15. Take Off Station and Vigilance


A. Command and Secondary Signal for Take Off
Cpmmand “FLIGHT ATTENDANT TAKE OFF STATION”
Jika PA inoperative, flight crew akan memberikan warning ke FA jika landing sudah dekat
dengan:
 Membuat 2 LO Chime(2 kali nada rendah), atau
 Mengedipkan “NO SMOKING” dan “FASTEN SEATBELT”

CRUISE

16. Safety Related Announcement.


A. Announcement Bad Weather
Baca sendiri ya!

17. Crew Coordination


A. In Flight Duties
 Service makanan dan minuman, SOB.
 Tetap pada area kerjanya, FA harus berada di setiap area, jangan pernah meinggalkan service
area tanpa adanya pengawasan.
 Landing form (customs, immigration and quarantine form) di penerbangan internasional,
pastikan landing form sudah dibagikan.
 Memberikan service secara berkala ke cockpit, selalu perhatikan langkah ketika masuk dan
keluar dari cockpit, hati-hati saat menyajikan cairan, jangan mengisi gelas dengan penuh,
cairan harus di sajikan di gelas.
 Menjawab call light secepatnya, call light dapat menunjukkan adanya keadaan darurat, untuk
merespon lavatory call, pertama, ketuk pintu kemudian tanyakan apakah orang didalam baik-
baik saja, jika tidak ada jawaban, lanjutkan membuka pintu, selalu reset call light setelah
menjawab.
 Menjaga kabin agar tetap bersih, ambil sampah / jaga aisles bersih, ambil dan resirkulasi
majalah, ambil/lipat selimut, bantal dan headset yang tidak digunakan dan diletakan di
tempat lain (jika tersedia), bantal dan selimut yang kotor harus diletakkan di kantung plastik
yang bersih, yang di simpan di closet belakang (barang yang kotor harus di report kepada
operation representative pada saat kedatangan agar bisa diganti dengan yang baru).
 Check lavatories secara berkala, check lavatory setelah 2-3 orang menggunakan lavatory,
bersihkan dan isi ulang jika dibutuhkan.
Waspada terhadap penumpang yang merokok dan lavatory fire, pastikan waste receptacle
flapper doors tertutup dengan benar. (flapper doors yang tidak berfungsi harus secepatnya di
report ke cockpit)
 Melakukan cabin check secara berkala, check kabin harus dilakukan 15 menit sekali pada
siang hari dan 20 menit sekali pada malam hari, cockpit harus di periksa setiap 30 menit
sekali, memantau temperatur kabin dan menginformasikan kepada purser/ FA 1 jika perlu
dilakukan penyesuaian.
 Menyimpan service equipment.
Service equipment harus disimpan dan dikunci ketika tidak digunakan atau ditinggal tanpa
pengawasan, FA yang ditugaskan bekerja di galley harus memastikan semuanya diamankan
dan diisi dengan baik, carts tidak boleh ditinggalkan tanpa adanya pengawasan, FA tidak
boleh meninggalkan cart di aisle lebih dari 3 baris kursi, FA tidak boleh meletakkan cart
diluar dari tempatnya di galley, kecuali memiliki pengaman yang baik, carts harus
diamankan dan dikunci di galley ketika tidak digunakan.
 Perhatikan penumpang yang dilantai, Lion Air tidak mengizinkan penumpang duduk atau
tidur dilantai, penumpang akan tergelincir apabila dia tidur di aisle, lengan atau kaki akan
terluka karena cart atau jika terjadi turbulance yang tidak terduga.
 Mendengar announcement, FA harus peka terhadap announcement dan mampu untuk
menjawab apabila ada pertanyaan.
 Pendekatan secara langsung terhadap penumpang dan memenuhi apa yang di minta, FA
harus melakukan pendekatan terhadap penumpang selama melakukan cabin check, menjaga
keselamatan dan kenyamanan lingkungan di kabin.

18. Periodic Checking to Cockpit, Cabin, Lavatory and Galley


a. Cockpit : 30 menit sekali
b. Lavatory : setelah 2 – 3 penumpang yang menggunakan lavatory
c. Cabin : 15 menit sekali pada penerbangan siang hari & 20 menit pada penerbangan
malam hari

19. Cockpit Door Security Awareness


A. Closing and Locking Cockpit Door
Selama boarding, pintu kokpit harus tertutup dan terkunci. PIC memastikan pintu kokpit tertutup
dan terkunci selama penerbangan, kecuali :
 Saat take off/landing, kokpit bisa digunakan untuk akses keluar penumpang menuju
emergency exit atau pintu sejajar dengan lantai.
 Kru kabin yg sedang bertugas di perbolehkan masuk ke dalam kokpit.
 Ketika jumpseat dipakai dan tidak memungkin untuk ditutup dan terkunci pada saat
digunakan.

Saat flight crew meninggalkan kokpit, harus ada 1FA berada di dalam kokpit, 1FA berada di
galley, sampai flight crew kembali.

B. Admission to the Cockpit


PIC tidak mengizinkan siapa pun masuk kedalam kokpit, kecuali :
 Crew member yg bertugas pada penerbanngan tersebut.
 Inspektur DGCA atau perwakilannya yg melakukan tugas resmi.
 Pegawai pemerintah yg memilki sertifikat atau yg telah memiliki ijin dari PIC
 Orang yg memiliki ijin tertulis Director Operational Penerbangan dan DGCA

Kecuali,tersedia kursi kosong di passenger comparthment, tidak seorang pun yg boleh masuk ke
kokpit, kecuali :

 Inspector/wakil DGCA diijinkan saat melakukan pengecekan/pengamatan


pengoperasian penerbangan.
 Petugas ATC yg diijinkan secara tertulis oleh DGCA untuk mengamati prosedur ATC
 Extra kru dari perusahaan
 Pilot perusahaan lain yg memegang sertifikat dan dijinkan oleh perusahaan untuk
melakukan rute baru.
 Karyawan perusahaan yg bertugas dan berhubungan langsung dengan perencanaan
penerbangan atau memonitor pesawat dan prosedur penerbangan.
 Teknisi dari perusahaan pembuat pesawat bertugas memonitor prosedur
pengoperasiannya. Dan dapat ijin tertulis dari DGCA dan Presiden Director.

C. Manipulation of Cockpit Control


Tidak ada satu pun yg boleh mengambil alih pesawat selama penerbangan, kecuali :
 Pilot lion air yg qualified.
 Pilot yg diijinkan oleh DGCA dan PIC, qualified untuk mengecek pengoperasian
penerbangan.
 Pilot dari perusahaan lain yang bersertifikat dan memiliki ijin PIC dan direktur
operasional.
FA tidak boleh memngoperasikan tombol di kokpit kapanpun.

D. Flight Deck Security Door


Pengunciannya tidak bisa dibuka secara paksa. Membuka pintu dari kabin, ada viewing lens di
pintu untuk melihat pax di kabin. Pintu bisa dibuka secara manual dari dalam flight deck dengan
memutar handle. Flight crew bisa memonitor dari flight deck, ketika flight crew incap flight
deck dapat di akses dengan menggunakan emergency panel yg terletak disebelah kanan. Bagian-
bagian pintu flight deck :
1. T.u.c blow out panels.
2. Door handle
3. Deadbolt key lock
4. viewing lens
5. Flight deck keypad

E. Flight Deck Number 2 Security Door


Adalah jendela yg bisa di buka saat di darat dan saat terbang atau saat evakuasi keadaan darurat,
untuk membuka jendela :
 Remas triger, Tarik pegangan ke arah belakang dan kearah dalam, hingga terkunci
 Untuk menutup, unlock, Tarik latch mcahnisme ke depan, untuk mengunci jendela.
Remas triger, dorong kearaah depan sampai paling depan dan kearah luar. Ketika triger
terlepas jendela terkunci.

Hanya jendela FO yg bisa dibuka dai luar.

F. Flight Deck Window Emergency Access


Jika flight deck number 2 window digunakan saat evakuasi :
1. Buka jendela
2. Buka escape strap compartment
3. Tarik escape strap, memastikan aman digunakan
4. Lempar tali keluar jendela
5. Duduk diatas ambanng jendela dan keluar
20. Air Turbulence Procedures
Jika tanda kenakan sabuk pengaman telah menyala saat inflight, maka terjadi turbulence. FA tetap
melanjutkan tugas dengan hati-hati. Namun jika ada komen “TURBULENCE BE SEATED”, FA
harus menghentikan aktivitas kembali ke station masing”, menggunakan seatbelt dan shoulder
harness. Ketika level turbulence meningkat, FA harus berkordinasi dgn flight crew
untukmengidentifikasi tipe turbulence, dan membuat announcement secara berkala setelah mendapat
info dari flight crew mengenai tipt turbulrnce, dan akan mengambil tindakan sesuai procedure. Tipe
turbulence :
A. Light Turbulence
Orang dalam pesawat akan merasakan sedikit tekanan pada seatbelt. Action :
 FA dan FA yg lain membuat announcement secara manual/otomatis
 FA check kabin untuk memastikan penumoang duduk dgn menggunakan seatbelt, dan
bagasi semua tersimpan.
 Pastikan peralatan galley sudah diamankan
 Water jug/pot di masukan ke dalam trolly, lnjutkan servis tanpa air hangat
 FA konfirmasi “kabin secure” kepada FA1, kemudiian FA1 mengecek dan report ke
flight crew
 Cek secara berkal jika berlangsung lama
B. Moderate Turbulence
Merasakan tekanan yg kuat pada seatbelt. Action :
 FA1 dan FA yg lain membuat announce secara manual/otomatis
 Hentikan servis. Secepatnya, kembalikan trolley ke galley, cek penumpang duduk dan
menggunakan seatbelt dan bagasi suudah tersimpan jika memungkinkan
 Pastikan galley secure
 FA kembali ke station masing”, menggunakan seatbelt dan shoulderharness
 FA konfirmasi “cabin secure” ke FA1, kemudian FA1 cek kembali dan report kepada
flight crew
C. Severe Turbulence
Orang di dalam pesawat terasa terlempar dari seatbelt dan benda” yg tidak aman akan
bertebaran. Action :
 Coba membuat announce secara manual
 Hentikan servis secepatnya, amankan trolley ke galley jika memungkinkan
 FA harus duduk di kursi terdekat dan menggunakan seatbelt dan shoulder harness
 FA tetap duduk sampai ada info dari flight crew
D. Extreme Turbulence
Pesawat terguncang sangat keras dan tidak terkontrol. FA harus mmenghentikan servis
secepatnya, duduk di kursi terdekat dan memakai seatbelt (jika ada di kursi penumpang). Coba
membuat announce secara manual
E. Tugas Setelah Turbulence
Flight crew info FA jika keadaan sudah aman, FA cek penumpang dan kru lain apakah ada yang
terluka atau tidak dan berikan pertolongan pertama. Cek kabin apakah ada yg rusak atau tidak.
Kemudian lapor pada FA1 atau flight crew.

Approach / Landing/ Arrival

21. Cabin Preparation


A. Preparation Before Landing
Ketika pesawat pada fase Top of Descend, Flight Crew akan memberikan command

FLIGHT ATTENDANT PREPARE FOR ARRIVAL

Flight Attendant akan melakukan :


a. Melakukan debarase
b. Mengambil semua peralatan makan dan minum
c. Mengambil headset dan selimut (apabila tersedia)
d. Mengambil bantal yang tidak terpakai (apabila tersedia)
e. Mematikan audio sistem (apabila tersedia)
f. Merapikan kabin dan lavatori
g. Mengembalikan semua peralatan servis ke galley
h. Mengamankan galley :
 Meyakinkan lantai bersih dan kering
 Menutup pintu oven, mematikan semua oven dan water boiler
 Memberiskan dan menyimpan coffee/tea pot
 Semua peralatan servis harus diambil, diamankan, dan dikunci
 Mengosongkan ice drawers dari air dan membuka kaleng jus atau soft drink dan
membuang ke waste container
 Troli harus diamankan dan dikunci
i. Membuat pesan untuk special passanger, catering, dan masalah pada peralatan servis
untuk crew selanjutya (apabila akan pergantian crew)
j. Pada penerbangan internasional, kabin harus di semprot dengan disinfectant
k. Ketika tugas in-flight telah selesai, Flight Attendant harus berganti dengan seragam
lengkap

22. Crew Coordination


A. Report Abnormalities
FA harus tanggap dengan bau dan bunyi yang aneh pada saat bekerja di kabin. Kapanpun FA
melihat keadaan abnormal yang membahayakan penerbangan, harus diberitahu Purser/FA-1
setelah mendapatkan informasi Purser/FA-1 memastikan lagi setelah itu lapor ke Captain
secepatnya melalui interphone. Jika Captain tidak renspon masuk ke kokpit menggunakan
emergency code.

23. Passanger Monitoring


Jika menemukan situasi yang tidak biasa, jangan tinggalkan situasi tsb tanpa pengawasan.
Dapatkan bantuan dari FA lain menggunakan standar komunikasi di situasi abnormal. FA harus
aware saat menjalankan tugas

24. Cabin, Galley and Lavatory Securing


1. Preparing for Landing
ketika pesawat mulai menurunkan ketinggiannya, Flight Crew akan command “FLIGHT
ATTENDANT PREPARE FOR ARRIVAL” FA harus prepare are untuk landing :
 Menggambil semua makanan dan peralatan makan (final debaraser)
 Mengambil headsets dan selimut (jika tersedia)
 Mematikan system audio (jika tersedia)
 Mematikan system entertainment (jika tersedia)
 Mengamankan peralatan-peralatan galley
 Pastikan lantai galley bersih dan kering
 Trolley diamankan dan terkunci
 Amrest down
 Window shutter up
 Sit back upright
 Tray table up dan terkunci
 Lavatory kosong dan terkunci
 Ketika penerbangan internasional cabin dan lavatory harus disemprot disinfectant
 FA report ke FA-1 “Cabin Ready”, FA-1 memastikan lalu report ke Captai “Cabin
Ready”

25. Landing Station and Vigilance


A. command and Secondary Signal for Landing
Command “FLIGHT ATTENDANT LANDING STATION”
Jika PA inoperative, flight crew akan memberikan warning ke FA jika landing sudah dekat
dengan:
 Membuat 2 LO Chime(2 kali nada rendah), atau
 Mengedipkan “NO SMOKING” dan “FASTEN SEATBELT”

26. Opening doors for arival


Arrival procedures
Ketika pesawat berhenti dengan sempurna di terminal, flight crew command melalui PA:
“FLIGHT ATTENDANT DISARM SLIDE AND CROSS CHECK ”
Ketika flight crew sudah memberikan sinyal, FA akan:
 Pindahhkan girt bar dari floor bracket dan pasangkan ke hook
 Pindahkan warning flag pada posisi horizontal
 Periksa pada pintu yang berlawanan, pastikan disarm position
 Lapor ke FA1 menggunakan interphone “SLIDE DISARM AND CROSS CHECKED”

Purser/FA1 report ke flight crew: “SLIDE DISARMED AND CROSS CHECKED”

A. Procedure Normal Operation


untuk membuka pintu harus dilakukan oleh FA yang bertugas terhadap pintu itu. Sebelum
membuka pintu, FA harus memiliki seorang saksi. Sebelum membuka pintu, FA dan saksi harus
memastikan:
 Adanya command dari Flight Crew “FLIGHT ATTENDANT, DOOR(S) MAY BE
OPENED”
 Ground staff memberikan sinyal berupa thumbs-up atau knocking the door
 Area diluar pintu bebas dari halangan
 Slide bar disarm position dan warning flag pada posisi horizontal
 Ground staff menyiapkan tangga(jangan meninggalkan pintu tanpa pengawasan sampai
tangga benar-benar aman di tempatnya
 Setelah pintu terbuka dan semua penumpang sudah turun, purser/FA1 akan menyerahkan
semua flight documents ke ground staff

CONDITION THE RESPENTIVE CABIN CABIN CREW AS WITNESS


CREW
Command from the Flight “Confirm command from the CHECK
Crew “FLIGHT Flight
ATTENDANTS, DOOR(S) Crew ”
MAY BE OPENED”
The outside door area is “Confirm signal from outside” CHECK, CONTINUE
cleared and ground staff
has given the signal by
thumbs-up or knocking
the door
Slide in disarmed “Confirm Slide in disarmed CHECK, CONTINUE, OPEN
position and Warning position and Warning Flag in
Flag in horizontal position horizontal position”

Emergency Duties and Procedures

Emergegency/security Equipment & Procedures

27. Location & Operation Of Exit


A. Total Emergency Exit
Emergency exit :
a. B.737 – 800 & 8 Max : Total 10
 2 jendela d kokpit (1 disetiap sisi)
 4 pintu di cabin (2 disetiap sisi)
 4 overwing emergency exit (2 disetiap sisi)
b. B.737-900 : Total 12
 2 jendela di kokpit (1 disetiap sisi)
 4 pintu di cabin (2 disetiap sisi)
 2 mid exit (1 disetiap sisi)
 4 overwing emergency exit (2 disetiap sisi)

B. Type Of Exit, Description Of Exit


 Entry Doors
Ada 4 yg identik dg entry doors yg digunakan untuk masuk & keluar di pesawat, yg
normalnya sebelah kiri digunakan sebagai keluar masuknya penumpang dan sebelah kanan
sebagai service doors,dan ke 4 doors trsbt dapat digunakan sebagai emergency exit.
Entry door ini tipe nya “Plug Type” yaitu dapat mengayun (bergerak) k arah dalam &
terdorong k arah luar kedepan. Pintu 1L ada spring assist nya untuk memudahkan ketika
membuka nya (only 1L yg ada spring assist). Setiap pintu ada mechanical latch yg berguna
untuk menahan(mengunci) pintu ketika terbuka yg letaknya di engsel atas.Slide di pintu
tipenya “single slide” yaitu hanya bisa digunakan untuk 1 orang

 Entry Doors Lay-Out


1. Emergency exit sign
2. Warning Flag
3. Viewing Window
4. Assist handle (ada 2 diatas ,dipintu & dibadan)
5. Door Operating Handle
6. Slide gas bottle pressure gauge indikator
7. Slide (didalem slide comparthment)
8. Assist handle (d bawah sebelah kiri pintu)
9. Stowage Hooks
10. Girt Bart
11. Floor Brackets
12. Door Barrier Strap

 Prefilght Check Cabin Door


1. Viewing window bersih dan tidak retak
2. Pastikan assist handle kuat
3. Pintu disarmed posisi (Girtbart di Stowgae Hook dan Warning Flag Horizontal position)
4. Slide :
 Compartement slide tidak rusak
 Pressure gauge pada posisi green zone
 Validity tidak expired
5. Placard pintu bersih dan dapat dibaca

 Overwing Emergency Exit


Overwing ada 4 di passenger cabin (2 disetiap sisi) tipe overwing adalah “tipe III”.
Overwing emergency exit canopy type (terbuka ke arah atas) & dapat dibuka manual dr
dalam & luar pesawat.Bisa dibuka dari dalem pake Spring Loaded Handle (letaknnya ada di
atas pintu). Kl dr luar bisa d buka pake Vent Panel. Flight lock System (otomatis terkunci)
bisa mengunci otomatis saat takeoff, landing & inflight untuk menghindari ketidaksengajaan
pengoprasian. Sistem ini tidak terkunci saat di ground bsehingga emergency bisa di buka.
Kekunci atau tidaknya FLS ini tergantung kecepatan engine, gaya dorong, di udara/ground,
open/close status dr pintu.

 Overwing interior
 Interior Handle & Cover (ada d bagian atas d pintu)
 Closing strap(ada d bagian bawah d pintu)
 Panel yg menunjukan kebuka atau ketutup

 Mid Exit (emergency use only)


Letaknya d bagian blakang sayap ada 1 di stiap sisi (totalnya2) . Mid exit di pakai jika
keadaan darurat saja. Di mid exit ada window nya juga buat liat keadaan luar. Lalu escape
slide adanya di bawah pintu d dlm escape slide comparthment. Mid exit ini tipe plug type,
engselnya ada d bawah.
Interior view :
 viewing window
 door operating handle
 slide comparthment (di dalemnya ada slide nya)
 slide gas bottle preassure gauge

 Flight Deck Number 2 Window & Security Door (Sliding Window)


Sliding window bisa d buka saat d ground & inflight yg digunakan untuk evakuasi (sebelah
kiri sama kanan sama cara buka nya). Cara buka :
 Remas Trigger,putar handle k arah dalam dan belakang
 Setelah jendela k arah dalam gerakkan sampai terkunci & posisi terbuka

Cara tutup :

 Buka kunci,tarik mechasism latch rod nya


 Remas trigger gerakkan windoe sampai k arah depan & luar . Saat melepaskan
trigger maka akan terkunci

Cuma punya First Officer yg bisa d buka dari luar

C. Evacuation Devices
Evacuation device (sama kaya point no 5A evacuation devices)
 evacuation device terpasang di setiap entry door
 Girt bar tersimpan di stowed hook yang terletak di dekat dari bagian bawah door liner
 Sebelum taxi, Girt bar dipindahkan dari stowed hook ke floor bracket dan harus tetap
berada di floor bracket, selama penerbangan juga tidak dipindahkan sampai pesawat
berhenti dg sempurna
 Ketika girt bart di floor bracket dan kemudian pintu di buka , maka slide akan jatuh dan
mengembang
 Pada Boeing 737-900 ER slide juga terpasang di mid exit door
 Slide ini standby arm dan akan jatuh secara otomatis pada saat pintu dibuka
 Slide pada mid exit memiliki sisi kemiringan 20° ke belakang dan memiliki inflatable
rail tube di bagian atas sisi depan
 Slide akan mengembang kurang lebih 5 detik
 Jika slide gagal mengembang secara otomatis, manual inflation handle bisa di tarik
untuk mengembangkan slide
 Jika slide mengempis, itu boleh digunakan sebagai apron slide
 Pada saat situasi pendaratan di air, slide digunakan sebagai floating device atau alat
bantu apung
 Untuk melepaskan slide dari pesawat, buka penutup dan tarik pegangan
 Slide tetap terikat dg pesawat oleh mooring line sampai dipisahkan secara manual
maupun otomatis
 Mooring line secara otomatis terpisah untuk menghindari kerusakan pada slide jika
pesawat tenggelam. Untuk memutus Mooring line secara manual dari pesawat, buka
velcrotab dan tarik tali dari metal ring atau gunakan pisau yang tersedia pada slide
untuk memotong mooring line
28. Communication (Normal & Abnormal)
A. Normal Communication
Condition Flight Crew FA 1 FA lain
Pre-flight check Minta FA utk Report ke FC “Cabin Report ke FA1 “Cabin
completed boarding Ready For Boarding” Ready For Boarding”
Semua dokumen dan - -Report ke FC -
pax onboard semua dokumen dan
pax onboard
-Request izin tutup
pintu
Sblm engine nyala “FLIGHT -Tutup pintu, arm -Tutup pintu, arm position,
ATTENDANT position, cross cross checked.
CLOSE DOOR, checked. -Report ke FA1 “DOOR
ARM SLIDE, -Report ke FC “DOOR CLOSED, SLIDE ARMED,
AND CROSS CLOSED, SLIDE AND CROSS CHECKED.”
CHECK.” ARMED, AND
CROSS
CHECKED.”
Taxi for take off - Welcome Safety demo
announcement dan
safety briefing
Safety briefing - Report ke FC “Cabin Report ke FA1 “Cabin
completed Ready” Ready”
CABIN READY “FLIGHT Duduk, one minute Duduk, one minute silent
report accepted ATTENDANT slient review review
TAKE OFF
Di 10.000ft Seat belt sign OFF Inflight duties Inflight duties
Pre-landing (Top “FLIGHT Bersiap untuk Bersiap untuk
of descent) ATTENDANT mendarat mendarat
PREPARE
FOR
ARRIVAL”

 Pre landing : FA check cabin & final debarase, report ke FA1 cabin ready, FA1 report
PIC cabin ready
 5000 ft : PIC command FA Landing Station, FA Kembali ke jump seat, duduk,
mengencangkan sabuk pengaman dan shoulder harness, one minute silent review
 Pesawat landing
 Pesawat berhenti, mesin dimatikan. PIC command FA DISARMED SLIDE AND
CROSS CHECK
 FA disarmed slide dan cross check, report ke FA1, FA1 report ke PIC
 PIC command FLIGHT ATTENDANT DOOR MAY BE OPEN
 FA open door.
B. Emergency & Warning Signal Communication
a. FLIGHT CREW TO FLIGHT ATENDANT
Fa harus sadar akan signal yg d berikan yg berpotensi emergency
1. Flight Attendant Into Cockpit (Twice) / Setidaknya 6x Chimes
Diberikan saat keadaan darurat atau berpotensi keadaan darurat dan Flight Crew Incapacitated

2. Emergency Station (Twice) / Purses/FA-1 report “CABINREADY”


Sinyal akan diberikan 2 menit/1000 feet sebelum benturan,

3. BRACE (3X) / Flashing Fasten Seat Belt


 1 menit / 500 feet sebelum benturan
 Selama take off & landing ketika PIC menyatakan emergency situation jika
memungkinkan

4. Attention Crew On Station (Twice) / Diberikan Melalui Interphone System


 Disemua situasi emergency kecuali ditching
 Ketika pesawat berhenti dlm keadaan abnormal (Selama Take Off & Landing)

5. Flight Attendant And Passengers Keep Your Seat (Twice) / Diberikan Melalui Interphone
System
Komen ini dikasih kl evakuasi tdk di butuhkan& komen selanjutnya akan d berika oleh FC

6. EVACUATE (Repeated Command) / Diberikan Melalui Interphone System


Ketika komen diberikan FA harus buka emergency exit & evakuasi penumpang dg segera .
Sebelum buka pintu pastikan :
 Pesawat sdh berhenti dg sempurna
 Kondisi diluar aman untuk evakuasi
 Jika exit tidak aman,FA harus arahkan penumpang k exit yg bisa :
 Menghadap k penumpang
 Block Exit & jelaskan kenapa exit ga bisa di pake
EXIT BLOCK atau FIRE OUTSIDE atau NO SLIDE HERE GO THAT WAY (ketika menunjuk k
exit yg yg bisa digunakan sambil menjaga exit yg d block sampai evakuasi selesai)

7. Controlled Disembarkation (Twice) / Diberikan Melalui Interphone System


Command akan diberikan dimana penumpang harus meninggalkan pesawat seperti ada kasus
(contoh : bomb, asap di kabin) tanpa memerlukan evakuasi darurat dan alat untuk
disembarkation sudah siap.
Note : alat utama untuk disembarkation adalah tangga/aviobrigde, jika tangga/aviobridge tidak
bisa digunakan atau posisi tangga tidak dapat diatur dengan baik, alat kedua adalah slide
mungkin bisa digunakan dengan koordinasi yg tinggi antara Flight Crew dan Purser/FA-1
kapten akan berkoordinasi dengan FA mengenai situasi dan exits yg tersedia sebelum command
Controlled Disembarkation.

8. Turbulence Be Seated / Diberikan Melalui Interphone System


Weather condition, FA harus memastikan service equipment aman , kembali k FA seat,fasten
seatbelt /shoulder harness kapanpun saat dirasa tidak aman untuk ke kabin.

9. Seated and Fasten, Decompression / Diberikan Melalui Interphone System


Command akan diberika ketika dekompresi terjadi dan cabin altitude tidak terkontrol

b. FLIGHT ATTENDANT to FLIGHT CREW


1. Pake Interphone
2. Cockpit call button / pilot alert : Tekan 222 di handseat
Secondary : Verball
c. FA ke FA
1. interphone
2. Pake tombol panggilan
3. Public Address
Secondary : Verbal, Megaphone

d. FA ke Penumpang
1. PA
2. Meghaphone
Secondary : Verbal

29. Crewmember Incapatitation Procedures


Action TO Be Taken When Crewmwmbers Incapacitated
A. FA 1 Incapatitation
Keadaan ketika FA menjadi tidak mampu karena luka, cidera, ketidakmampuan mental dan fisik. FA
yang tersisa harus bersiap menggantikan tugas dan tanggung jawabnya.
a. Check for FA incapacitation response
A. NO RESPONSE NO PULSE
-call back up
-pindahkan ke galley dibantu dengan FA yang lainnya
-Lakukan Inflight Medical Emergency Procedure
-Pindahkan incap FA ke passenger seat terdekat dari station FA.
B. IF ANY RESPONSES
-Call back up
-Pindahkan ke passanger seat terdekat dan sandarkan
-Beri bantuan yang dibutuhkan
b. Other FA action :
-Info PIC
-Announce medical assistance
-Re-assign FA sesuai dengan chain of command untuk memastikan semua exit ter cover
- abp harus dipilih dan dipindahkan ke pintu terdekat yg kosong(hanya minimum cabin crew),
dibriefing bagaimana cara membuka pintu exit dalam kasus emergency landing
-Info PIC langkah apa yang dilakukan dan minta Flight Crew untuk mengatur bantuan medis pada
saaat keddatangan.

C. Pilot Incapacitation
Kondisi dimana Kesehatan crewmember saat bertugas berkurang atau menjadi tidak mampu untuk
melaksanakan tugasnya :
i. Setelah mendapat command “FLIGHT ATTENDANT INTO COCKPIT”, FA harus
menghentikan segala aktifitas, secure galley items, dan berkumpul di galley depan dengan
membawa safety directive card.
ii. FA1 akan masuk ke cockpit.
iii. Koordinasi dengan FC yang sadar untuk menangani FC yang incap
iv. Check for FC incap response :
IF NO RESPONSE NO PULSE
-Pakaikan FC yang incap dengan shoulder harness, seatbelt. Seat nya di mundurkan dan di
recline.
-First aid harus diberikan diluar cockpit.
-Pindahkan FC incap ke forward galley/space terdekat yang tersedia dengan bantuan
crewmember lain.
-Lakukan Inflight Medical Emergency Procedure.
-Pindahkan FC ke passenger seat terdekat, dibantu oleh FA lain.
-Jika tidak memungkinkan untuk memindahkan FC, kencangkan sabuk pengaman dan
shoulder harness. Seat di recline.
IF ANY RESPONSE
-Pakaikan seat belt dan shoulder harness, mundurkan seatnya dan sandarkan
-Berikan bantuan sesuai yang dibutuhkan
v. Bersiap untuk kemungkinan divert atau immediate landing.
vi. Melengkapi dan mengirim report melalui Coruson Reporting System

30. Passenger Emergency Briefing


A. ABP
ABP adalah penumpang yg ditugaskan untuk membantu FA selama evakuasi. ABP harus dipilih dan
dipindahkan dari seat nya jika dibutuhkan & dibrifing untuk membantu FA mengevakuasi pax
Note : penumpang yg ditugaskan di Exit Row dipilih sesuai kriteria & wajib di brifing
B. Selection Criteria For ABP
Ketika memilih Laki-Laki atau Perempuan ABP untuk membantu evakuasi,kriterianya :
1. Hindari memisahkan keluarga
2. Crewmember (extracrew atau dari airlines lainnya)
3. Emergency Personel (pemadam kebakaran,polisi,petugas medis)
4. Personil Militer
5. Penumpang dg kondisi fisik yg baik :
 Peduli
 Mampu mengerti instruksi dlm bahasa inggris atau bahasa yg digunakan oleh FA
C. How to Brief ABP
1. Jngn memberikan membriefing terlalu banyak, akan menyebabkan kebingungan
2. Gunakan Bahasa sehari-hari
3. Berbicara lambat dan jelas
4. Gunakan Safety Information Card & ABP Briefing
5. Hanya briefing ABP yang memiliki tugas sangat penting
1 ABP untuk mengoperasikan exit dan evacuation device jika FA nya unable
2 ABP untuk membantu dengan equipment yang akan digunakan di spesifik exit

D. ABP Briefing
BACA SENDIRI YA!

31. Intervetion Of Armed/Unrully Passengers


A. Definisi of Unrully Passengers
 Seorang Penumpang yang bertindak/ membahayakan keamanan pesawat terbang, penumpang atau
properti didalamnya/ mengganggu ketertiban/ tidak disiplin saat sebelum dan sesudah
penerbangan.
 Penumpang yang tidak menaati aturan di pesawat atau di ground, tidak mau mengikuti instruksi
staff airlines, dan mengganggu kedisiplinan di pesawat ataupun di ground.
B. Procedure Inflight

During in-flight

1. Purser/FA1 info PIC secepatnya


2. FC tidak boleh meninggalkan cockpit
3. Identifikasi unruly dan penumpang terkait nama, no kursi lalu report ke PIC
4. Jika penumpang menjadi kasar dan tidak terkontrol, minta bantuan FA lain atau penumpang untuk
membantu merestrain
5. Buat announcement untuk mengupdate situasi dan tenangkan penumpang
6. PIC akan menghubungi perusahaan untuk menginformasikan situasi meminta bantuan yg dibutuhkan
7. Setelah mendarat, PIC akan membuat announcement meminta penumpang untuk tetap duduk

Jika ada unruly Passenger, langkah yang harus diikuti adalah:


 Berbicara assertive, tetap tenang, menunjukan rasa hormat daan empati
 Jangan diambil hati
 Dengarkan penumpang dan terus focus pada apa yang akan dilakukan
 Jika penumpang patuh saat ditegur, tidak perlu ada tindakan lainnya.
 Jika penumpang menolak untuk patuh, FA1 harus memberitahukan jika captain dapat memutuskan
untuk mendarat di bandara terdekat dan menurunkan dia.
 Berikan verbal warning yang dapat diulang hingga 2x dan beritahu PIC sebelum memberitahu
penumpang tsb.

First verbal warning


Good... sir/madam.
According to the civil aviation safety regulation, we remind you to ... during the flight. Thank you for
your coordination.

Selamat ... bapak/ibu.


Kami mohon perhatian anda. Sesuai dengan peraturan penerbangan sipil, kami ingatkan agar bapak/ibu

Terima kasih atas kerja samanya.


Second verbal warning
Dear sir/madam.
For the second time, we remind you that you have been disturbing and violating’s regulation as set in Law no.1 in
2009 (Indonesia).

Untuk kedua kalinya, saya ingatkan agar bapak/ibu tidak ... karena telah mengganggu ketertiban dan tata
tertib dalam penerbangan sebagaimana diatur pada UU RI no.1 tahun 2009.
Terima kasih.

 Jika masih berlanjut, berikan final warning notice.


 Jika penumpang unruly melakukan serangan fisik, lapor PIC
 Pisahkan penumpang, tunjuk cabin crew untuk monitoring mencegah situasi memburuk.
 PIC akan memutuskan tindakan setelah mengevaluasi keadaan.
 Bacakan final warning notice kepada penumpang.
 Cabin crew akan mencari 2 orang saksi.
C. Restrain Of Passenger
 Jika PIC menggangap bahwa harus dilakukan perestrainan, dia akan memberikan wewenang
kepada FA 1 untuk melakukan restrain penumpang yang sulit diatur/ mengganggu.
 Tugas dan tanggung jawab proses perestrainan penumpang:
 Communicator: FA yang memberikan peringatan kepada penumpang yang megganggu.
 Handcuffing: FA yang memasang restrain.
 Element of surprise: FA/ ABP yang membantu melumpuhkan penumpang.
 Setelah penumpang di restraint, communicator akan beri instruksi “MOVE
BACK”/”MUNDUR” sampai penumpang duduk.
 Setelah serah terima kepala, handcuffing akan memebrikan instruksi “SEAT BELT ON” dan
“RESTRAINT LEG ON”
 Tidak boleh merestraint ke furnishing/struktur pesawat.

D. Bomb Threat
Bomb threat adalah ancaman yang terkomunikasi, anonym dan lainnua yang disimpulkan apakah benar
atau tidak bahwa keselamatan pesawat dalam penerbangan, didarat, atau fasilitas penerbangan sipil atau
orang yang mungkin dalam bahaya ledakan atau sejenisnya. Secara historis, mayoritas ancaman bom
hanya tipuan. Ketika peringatan semacam itu ditemukan, PIC akan mengevaluasi tingkat keseriusannya.

a. Bomb Warning Classification


Peringatan ancaman bom diklasifikasikan menjadi 3 kelas yangmana penilaian yang logis sangat
dibutuhkan sebelum mengambil keputusan.
1. Green (Vague)
Peringatan yang belum teridentifikasi letak spesifik bom atau kurangnya informasi mengenai
ancaman bom. Tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pencegahan extra.

2. Yellow (Non-Specific)
Peringatan yang dapat berhubungan antara satu target atau lebih tetapi adanya keraguan terhadap
kredibilitas atau efektifitas dari penanggulangan. Peringatan tersebut mungkin dapat
membahayakan dan mungkin membutuhkan tindakan pencegahan tambahan.

3. Red (Specific)
Peringatan spesifik mengenai target ancaman bom atau caller sudah mengidentifikasi dirinya atau
organisasinya terlibat dan informasinya credible. Peringatan tersebut dapat menimbulkan bahaya
bagi orang atau aktivitas bandara dan membutuhkan pencegahan yg spesifik

Pihak OCC akan menghubungi threat assessor yang akan mengkategorikan ancaman bom dan menyatakan
klasifikasi dan akan dikomunikasikan ke station manager.

b. Action to be Taken when the Airport is on the Ground


1. Tenang dan jangan panic
2. Keluarkan penumpang dan crew secapat mungkin
3. Segera evakuasi penumpang menuju tempat yang aman
4. Kumpulkan penumpang disatu tempat yang berlawanan arah angin, setidaknya 100 m dari
pesawat
5. Minta penumpang untuk mengenali bagasi bawaannya masing-masing
6. Cek catering supply

E. Action to be Taken when the Aircraft is in Flight


1. Tenang dan jangan panic
2. Announcement akan dibuat PIC
3. Flight crew akan berkoordinasi dengan station manager menggunakan company chanel
4. Melakukan check pesawat, Flight crew akan cek cockpit dan FA cek kabin menggunakan aircraft
security check
5. Pemberitahuan ke penumpang harus dari pertimbangan pilot, beritahu penumpang dengan hati-hati,
tetap tenang, minta mereka untuk mengenali bagasi masing-masing sehingga memudahkan FA untuk
memeriksa overhead bin.
6. Evaluasi kemungkinan efek dari tekanan
7. Jika benda mencurigakan ditemukan, jangan dipindahkan, disentuh atau dibuka. FA yang
mendapatkan informasi atau menumakan pertama kali segera melapor ke FA1 atau FC
8. Crew lainnya akan memindahkan penumpang ketempat yang aman, jika memungkinkan, intruksikan
penumpang untuk merunduk
9. Intruksikan untuk mengencangkan sabuk pengaman
10. POB, FAK, dan botol alcohol harus dipindahkan
11. Bersiap untuk melakukan prosedur pemadaman api
12. Selalu informasikan situasi ke FC
13. Lakukan prosedur keselamatan pada benda mencurigakan dalam pesawat, sbb:
a. Jika Pendaratan Darurat dapat dilakukan
Announcement harus dilakukan oleh FC. Jika lokasi dan kondisi bom diketahui, FA harus:
 Benda mencurigakan tersebut harus dibiarkan ditempatnya
 Jangan sentuh benda tersebut
 Stabilkan benda tersebut sehingga tidak akan bergerak saat descent atau landing
 Tutup benda tersebut menggunakan soft material (selimut, pillow, jacket, dll)
 Matikan power yang tidak diperlukan disekitar bom
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari lokasi bom
 FA yang posisinya paling dekat dengan bom harus menjauh ke area yang aman
b. Jika Pendaratan Darurat tidak dapat Dilakukan
Cabin Crew harus melakukan hal berikut setelah berkoordinasi dengan FC:
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari area bom
 Jangan buka benda mencurigakan
 Cek untuk memastikan bahwa aman untuk dipindahkan
 Clear route menuju Least Risk Bomb Location (LRBL)
 Tumpuk benda padat dan tempatkan bom setidaknya 25 cm
 Pindahkan bom dengan hati-hati dan letakkan di LRBL setelah mendapat izin dari PIC
 Tutup bom dengan plastic bag seperti disposal bag
 Tumpuk selimut, bantal, baju, bantalan kursi dan air dan letakkan diatas bom
 Pindahkan penumpang sejauh mungkin dari LRBL
 Intruksikan penumpang mengencangkan sabuk pengaman
 Intruksikan untuk tetap merunduk
 Lakukan pendaratan dibandara terdekat
 Ketika landing, pesawat diarahkan oleh ATC menuju tempat isolasi
 Keluarkan penumpang dan crew secepat mungkin menggunakan escape slide dan tanpa
membawa bagasi dan hindari mengeluarkan penumpang menggunakan exit dekat LRBL.

F. Least Risk Bomb Location


Berdasarkan pengalaman, bahan peledak yang diletakkan atau yang dibawa dalam pesawat peka terhadap
waktu dan ketinggian. Karena alasan tersebut benda mencurigakan yang diduga sebagai bom harus
dipindahkan ke LRBL dimana ledakan menyebabkan sedikit kerusakan pada struktur dan system pesawat.
Jika benda mencurigakan dideteksi high hazard harus segera dipindahkan ke low hazard area (B737 aft
right rear service door, posisikan bom ditengah pintu akan meminimalkan resiko kerusakan pesawat)
a. Preparing the LRBL
1. slide dalam posisi manual atau disarmed
2. pindahkan penumpang 3 baris menjauhi pintu LRBL
3. pindahkan safety equipment dari area LRBL
4. tutup benda tersebut menggunakan soft material
5. bersiap untuk pemadaman api
6. tetap informasikan situasi ke FC
7. bersiap untuk emergency landing
8. setelah landing, bersiap untuk mengeluarkan penumpang sesuai arahan FC
9. FC akan mempertimbangkan waktu pengeluaran penumpang
32. Emergency Landning Preparation
A. Type of Emergency
 Unpremeditated emergency
Keadaan darurat yang dimana tidak ada peringatan atau tidak ada waktu untuk melakukan
persiapan cabin.
 Premeditated emergency
Keadaan darurat dimana masih ada waktu yang tersedia untuk mempersiapkan cabin.
B. Unperemeditated Emergencies
FA harus bertindak dengan cepat, dimana tidak ada waktu untuk mempersiapkan penumpang.
 Jika tidak ada command dari PIC, tetap duduk brace position sampai pesawat berhenti dengan
sempurna.
 Jika ada command dari PIC “ BRACE “
Semua harus teriak meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND DOWN- HOLD YOUR
KNESS” (BAHAYA-MEMBUNGKUK-PELUK LUTUT). Tetap duduk dalam posisi brace
position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.
1. Ketika setelah take off (captain sesegera mungkin kembali untuk landing) atau saat mendekati
keadaan darurat yang mungkin memerlukan evakuasi pesawat yang cepat, dan captain akan
memberikan command “BRACE” semua FA harus terial meneriaki penumpang “ EMERGENCY-
BEND DOWN- HOLD YOUR KNESS” (BAHAYA-MEMBUNGKUK-PELUK LUTUT). Tetap
duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.
C. Premeditated Emergency
Situasi darurat atau tidak normal dapat terjadi dalam penerbangan dan FA mungin punya waktu untuk
menyiapkan pesawat dan penumpang untuk evakuasi, jika dibutuhkan setelah mendarat. Namun, dalam
kasus keadaan darurat yang direncanakan atau di persiapkan tidak disrankan memberitahu kepada
penumpang sampai waktu telah diambil untuk penilaian situasi yang lebih lengakp. Waktu yang tersedia
untuk mempersiapkan penumpang dan pesawat terbang merupakan pertimbangan utama. Hanya item yang
paling penting yang akan dilengkapi. Penting bagi crew dalam persiapan untuk menanakan kepercayaan
dan mencegah kepanikan diantara penumpang dengan tenang.
 Minimum Time Available
(sekitar 10-15 menit dari waktu pemberitahuan)
Saat keadaan darurat muncul, yang mungki memelukan evakuasi pesawat yang cepat, flight crew
akan memanggil FA 1

1. Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
 Alasan pendaratan darurat
 Type emergency landing
 Menyingkronkan waktu
 Estimated waktu yang tersedia
 Kondisi PA yang ada di cokpit
 Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi dari
FA1
 Narrow body : berkumpul digalley depan
 Wide body : melalui interphone system.

2. Preparation before Advising Passenger.


A. FA 1 akan memebritahu FA yang lain
 FA 1 akan menyampaikan informasi dan intruksi dari captain untuk FA
yang lainnya.
 Service harus dihentikan, peralatan glley disimpan secepatnya setelah
announcement penumpang diberikan.
 Diskusikan emergency procedure, kepada setiap FA
 Menyingkonkn waktu.
 Lampu di cabin posisikan ke bright
 FA harus mengecek penumpang telah duduk dan toilet telah kosong

3. Initial Announcement by Captain/FA-1


Briefing kepada penumpng tidak boleh dimulai sampai captain / FA 1 menginformasikan
penumpang tentang keadaan darurat melalui PA. Captain/ FA 1 akan membaca initial
announcement dengan suara perlahan dan tenang. FA tetap dalam posisi semula sampa
announcement selesai. Kemudian bergerak untuk melakukan instruksi yang diberikan FA1.

4. Initial Preparation
FA harus memberitahu FA1 saat persiapan awal selesai, kemudian ambil posisi di cabin untuk
mengikuti briefing FA1.
Tugas FA yg lain :
 Exit : memastikan exit bebas dari halangan.
 Curtains : mengamankan curtain denga mengikat /dilepaskan.
 Galley : a. mengamankan perlengkapan dan trolly.
b. pots minuman dikosongkan.
c. memastikan semua electrical power.
Ditching: harus mengingat lokasi makanan dn minuman jika mendarat di laut.
 Equipment galley: mengamankan barang barang di cabin, barang barang penumpang yang
bahaya atau menjadi halangan pda saat evakuasi. Ibu hamil, eldary, ibu yang berpegian
dengan anaknya yang kevil, UM harus didampingi dengan SBP pada saat evakuasi.jika
memungkinkan, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus duduk di dekt pintu. Jika tidak
ada penamping, meminta penumpang untuk mendampingi ABK tersebut.

5. Purser/ FA 1 brief passanger by PA


“command (EMERGENCY STATION, BRACE 3X, EVACUATE)

6. Babies and children up tp 2 years old


 Kembangkan life vest dan pakaikan
 Bungkus bayi dengan selimut jika tersedia
 Letakan bayi diatas pangkuan orang tua dan beritahu orang tua tentang brace position.

7. Children 2-6 years old


Water only: pakai lifevest dan kembangkan

8. ABP: Briefing

9. Personal Preparation
 Mengatur pakaian, melepas name plate.
 Terrain: melepaskan sandal
 Melepaskan sandal, memakai lifevest tapi tidak dikembangkan
 Mengambil flashlight.
10. Cabin Ready Report
 FA mengecek semua persiapan selesai dan melapor ke FA 1
 FA 1 akan mengecek cabin dan memastikan semua persiapan selesai.
 Setelah persiapan selesai FA 1 alan melapor ke PIC “ cabin ready”
11. On command “ EMERGENY STATION” from PIC
 Duduk di station masing masing, memakai sabuk pengaman dan shoulder harness.
 Melakukan “ one minutes silent review”
12. On command “ BRACE “ from PIC
 Ulangi perintah beberapa kali dan harus meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND
DOWN- BEND DOWN” (BAHAYA-MEMBUNGKUK-MEMBUNGKUK).
 Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.

 Time Available
1. Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
 Alasan pendaratan darurat
 Type emergency landing
 Menyingkronkan waktu
 Estimated waktu yang tersedia
 Kondisi PA yang ada di cokpit
 Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi dari
FA1.
 Narrow body : berkumpul digalley depan
 Wide body : melalui interphone system.

2. Preparation Before Advising Passenger.


B. FA 1 akan memebritahu FA yang lain
 FA 1 akan menyampaikan informasi dan intruksi dari captain untuk FA
yang lainnya.
 Service harus dihentikan, peralatan glley disimpan secepatnya setelah
announcement penumpang diberikan.
 Diskusikan emergency procedure, kepada setiap FA
 Menyingkonkn waktu.
 Lampu di cabin posisikan ke bright
 FA harus mengecek penumpang telah duduk dan toilet telah kosong.

3. Initial Announcement by Captain/FA-1


Briefing kepada penumpng tidak boleh dimulai sampai captain / FA 1 menginformasikan
penumpang tentang keadaan darurat melalui PA. Captain/ FA 1 akan membaca initial
announcement dengan suara perlahan dan tenang. FA tetap dalam posisi semula sampa
announcement selesai. Kemudian bergerak untuk melakukan instruksi yang diberikan FA1.

4. Initial Preparation (Purser/FA-1 Briefing Passanger phases 1)


FA harus memberitahu FA 1 saat persiapan awal selesai, kemudian ambil posisi di cabin untuk
mengikuti briefing FA 1.
Tugas FA yg lain :
 Exit : memastikan exit bebas dari halangan.
 Curtains : mengamankan curtain denga mengikat /dilepaskan.
 Galley : a. mengamankan perlengkapan dan trolly.
b. pots minuman dikosongkan.
c. memastikan semua electrical power.
Ditching: harus mengingat lokasi makanan dn minuman jika mendarat di laut.
 Equipment galley: mengamankan barang barang di cabin, barang barang penumpang yang
bahaya atau menjadi halangan pda saat evakuasi. Ibu hamil, eldary, ibu yang berpegian
dengan anaknya yang kevil, UM harus didampingi dengan SBP pada saat evakuasi.jika
memungkinkan, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus duduk di dekt pintu. Jika tidak
ada penamping, meminta penumpang untuk mendampingi ABK tersebut.
5. FA 1 will Call ABP
FA menginformasikan ABP tentang kebutuhan bantuan dan menukar tempat duduk “ I NEED
YOU TO HELP WITH (EXIT/ PAX) AND I WILL RESEAT YOU” (saya akan briefing anda
setelah membriefing penumpang lainya) jika ada keraguan atau tidak mau ditunjukan, segera pilih
ABP lain.
ABP pindahkan:
A. Di tempat duduk yang dekat dengan exit untuk membantu.
B. Untuk membantu lansia, penyandang cacat, UM, penumpang berpegian dengan anak kecil.

6. Re-allocate Seats/ Reseating Passengers.


 Families: satukan
 Children, erderly,obesitas and pregnant passengers: tidak duduk dekat dengan exit.
 Non-ambulatory: duduknya dibagian aisle seat, untuk non-ambulatory yang sebagian
tbuhnya lumpuh maka sisi yang kuat berada di sisi aisle dan special passenger tidak boleh
duduk brsebrangan harus duduk menyilang.
 Blind: duduk dekat pintu darurat, jika didampingi dengan anjingnya harus dekat dengan
tuannya dan tuannya harus meluncur duluan baru anjingnya.
 Blind with cane: di aisle seat dengan dengan pintu darurat. Tongkat yang bisa dilipat tidak
menimbulkan masalah dan bisa disimpan oleh penumpang. Tongkat harus disimpn dan
tidak digunakan saat evakuasi. Tongkat bisa merusak slide ketika evakuasi.
 Ineffectual passengers( ABK): jika lebih dari 1 pisahkan dan cari ABP masing masing.
 Passenger: pindahkan penumpang yag dekat jendela ke aisle seat dan dorong kursi yang
kosong kedepan.

7. Purser/ FA 1 Briefing Announcement (phase 2)


(command “EMERGENCY STATION, BARCE 3x, EVACUATE)

8. Babies and Children up to 2 Years Old


 Kembangkan life vest dan pakaikan
 Bungkus bayi dengan selimut jika tersedia
 Letakan bayi diatas pangkuan orang tua dan beritahu orang tua tentang brace position.

9. Children 2-6 Years Old


Water only: pakai lifevest dan kembangkan

10. ABP: Briefing

11. Personal Preparation


 Mengatur pakaian, melepas name plate.
 Terrain: melepaskan sandal
 Melepaskan sandal, memakai lifevest tapi tidak dikembangkan
 Mengambil flashlight.

12. Cabin Ready Report


 FA mengecek semua persiapan selesai dan melapor ke FA 1
 FA 1 akan mengecek cabin dan memastikan semua persiapan selesai.
 Setelah persiapan selesai FA 1 alan melapor ke PIC “ cabin ready”

13. On command “ EMERGENY STATION” from PIC


 Duduk di station masing masing, memakai sabuk pengaman dan shoulder harness.
 Melakukan “ one minutes silent review”

14. On command “ BRACE “ from PIC


 Ulangi perintah beberapa kali dan harus meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND
DOWN-BEND DOWN” (BAHAYA-MEMBUNGKUK-MEMBUNGKUK)
 Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.

33. Medical Emergencies on Board


A. Death on Board
Jika penumpang meninggal di pesawat, pertimbangan harus dibuat untuk memastikan penumpang dan
keluarganya dihormati. Perhatian dan arahan harus diberikan dan PIC harus diberitahu. Untuk
membarikan arahan FA harus:
 Penumpang (yang meninggal) harus diamankan dan tutup dengan selimut atau syal
 Jika korban bepergian sendiri, PIC harus menjaga bagasi dan perhiasannya
 Jika korban bepergian bersama keluarga, FA harus memberikan perhatian ke keluarganya
 Tetap tenang dan jangan membuat penumpang lainnya panic
Pax Accident, Illnes, Death, Unconsciousness, and Oxygen Report (PAIDUR) harus diisi oleh FA1.
Hanya dokter yang boleh memberikan medical assistance dan menyatakan kematian penumpang.

B. Emergencies and Treatments

5.10.1 ABDOMINAL PAIN

Sakit perut mungkin pada daerah tertentu dan tersebar.Ini adalah gejala yang signifikan yang mungkin
memerlukan bantuan cepat.

Sebab:

 Indigestions / gangguan pencernaan.


 Usus buntu.
 Intenstinal obstruction./penyumbatan usus.
 Kolik ginjal
 Gastritis
 Pendarahan ke dalam perut.

Gejala:
 Demam.
 Sakit perut dengan atau tanpa diare.
 perut kembung
 Riwayat sakit perut dan baru menjalani operasi perut.
 Sakit terus-menerus.
 Sakit parah
 Mual
 Muntah.
 Tanda-tanda shock.

Pengobatan:

1. Tentukan lokasi sakit, durasi, sifatnya, dan tingkat keparahan rasa sakitnya.

2. Menjaga penumpang tenang dan dalam posisi di mana ia merasa paling nyaman.

3. Jika korban muntah, kepala dimiringkan kekiri.

4. Jika ada riwayat gastritis, tawarkan tablet antasid.

5. Tidak memberikan korban apapun oleh kedalam mulut kecuali obat.


6. Monitor tanda-tanda vital.

7. Mengatasi shock, jika ada.

5.10.2 AIRSICKNESS

Mabuk udara ini juga dikenal sebagai mabuk.

Disebabkan oleh gerak dan dibuat parah oleh turbulensi dan kecemasan.

Sebab:

 Gerakkan pesawat.
 Gejala:
 Keringat berlebihan dan hangat.
 Pucat
 Kulit berkeringat.
 Perasaan lemah
 Pingsan.
 Mual mungkin muntah pusing atau sakit kepala.

Pengobatan :

1. menjaga kabin sejuk dengan udara segar.

2. Mengalihkan perhatian penumpang ke hal-hal lain selain penerbangan.

3. Kantung muntah berguna, tetapi jika mungkin tidak terlihat.

4. Bersandar dengan posisi kursi direclined.

5. Melonggarkan pakaian yang ketat.

6. Ventilasi udara dibuka.

7. Menempatkan handuk dingin didahi atau di belakang leher

8. Jika penumpang pingsan, tundukkan kepalanya diantara kedua lutut.

9. Menawarkan penumpang es batu atau air jahe.

10. Pindahkan penumpang untuk kursi atas sayap, bila memungkinkan.

11. Jika penumpang muntah, berikan air untuk membilas mulutnya dan tissue / handuk untuk
membersihkan.

12. Memberikan oksigen jika diperlukan.

Catatan: jika pusingnya parah, baringkan korban.

5.10.3 ALCOHOLIC INTOXICATION

Sebab:

Konsumsi alcohol yang berlebihan.

Gejala:

Napas bau alcohol.

Kondisi pingsan, tidak koheren, tidak terkoordinasi.


Delirium tremens (DT) dan tidak sadar parsial atau total.

Pengobatan:

1. Tetap tenang dan ramah.

2. Jika diperlukan diikat, jangan tinggalkan tanpa pengawasan.

3. Jika penumpang sadar, memberikan air dingin atau air soda.

4. Jika tidak sadar, pertahankan tetap hangat.

5. Mempertahankan jalan napas terbuka.

5.10.4 ASTHMA

Asma yang ditandai dengan kesulitan dalam pernapasan dan mengi karena penyempitan jalan napas.
Serangan asma dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, Alergi, bernapas dalam debu, asap,
dan serbuk sari debu, udara dingin.

Sebab:

Kondisi yang sering disebabkan alergi.

Gejala:

 Sesak dada
 Keringat
 Biru pada bibir dan kuku pada asma parah. parah
 Sesak nafas berat, mengi, batuk, kesulitan bernafas pasien biasanya cemas dan takut ia menyesakkan, ini
cenderung memperpanjang serangan.

Pengobatan:

1. Membantu para korban ke posisi sit-up atau sandarkan korban atas meja kursi yang didukung dengan
bantal.

2. Pasien yang biasanya terjadi serangan sebelum biasanya membawa obat mereka sendiri. membantu dia
untuk mengunakan obatnya. Jika tidak, tawarkan alat inhalasi Ventolin (Salbutamol).

3. Menjaga dengan sikap yang tenang dan kembali memastikan pasien.

4. Melonggarkan pakaian ketat.

5. Memberikan oksigen jika diperlukan.

5.10.5 BANDAGING AND DRESSINGS

Catatan: Dressing adalah bahan yang ditempatkan langsung di atas luka. Akan:

a. Membantu mengontrol perdarahan

b. menyerap darah dan sekresi

c. mencegah kontaminasi

d. membantu mengurangi rasa sakit.

Sebelum mengunakan :

a. melindungi tangan dengan sarung tangan dari FA Kit.

b. Membersihkan luka dengan mengunakan air steril dengan dressing steril.


c. Dressing harus steril dan menutupi melampaui permukaan luka.

Catatan: tidak bernapas pada atau menyentuh permukaan dan tidak menggunakan katun atau plester.
Perban harus bersih dan cukup panjang untuk menutupi dan aman untuk menahan dressing. Mereka harus
diikat ketat, tapi tidak terlalu ketat karena mungkin menghambat sirkulasi.

Tidak boleh memakai perban basah.

Cara mengunakan perban:

1. Tempatkan ujung perban pada titik awal dari dressing untuk membalut.

2. Mengelilingi bagian dressing, memungkinkan sudut akhir perban menutupi seluruh dressing.

3. Ujung verban diputar mengelilingi bagian yang luka dan dressingnya.

4. Tidak mengikat langsung atas luka.

5. Perban dapat juga digunakan:

 untuk menahan sendi yang cedera.


 untuk menahan splint di tempat cedera lengan/ tangan yang mungkin memerlukan penggunaan sling.

5.10.6 BLEEDING

Pendarahan parah dapat terjadi eksternal maupun internal. Hilangnya volume darah yang berlebihan dapat
menyebabkan kondisi dimana kehidupan akan terancam. Jadi, segera direspon.

Jenis perdarahan:

Pendarahan arteri,

Perdarahan dari arteri yang merah cerah dan darah menyembur dengan setiap detak jantung. Ini adalah
jenis yang paling serius perdarahan dan tidak mungkin untuk membeku.

Perdarahan vena ,

Perdarahan vena, darah muncul untuk menjadi merah gelap dan darah mengalir keluar perlahan-
lahan.Lebih mudah untuk mengontrol daripada pendarahan arteri.

Kontrol perdarahan oleh prosedur berikut:

Menerapkan direct pressure selama sekitar 10 menit dan meninggikan bagian yg perdarahan. (jika
memungkinkan) :

a. tempatkan kain bersih atau kain kasa diatas luka dan kain danditekan.

b. tegas terhadap luka

c. Jangan angkat kain / kasa atau perban

d. Istirahatkan ekstremitasyang terluka dan jangan gerakkan korban bila tidak perlu.

Apakah PERDARAHAN berhenti?

TIDAK

Gunakan pressure points,

a. ekstremitas atas: menggunakan ibu jari dan tekan arteri brakialis dengan kuat hingga menekan terhadap
tulang. Arteri ini terletak bagian dalam dari lengan atas.
b. Ekstremitas bawah: Gunakan tumit tangan atau jempol dan tekan arteri Femoral kuat terhadap tulang.
Arteri terletak di selangkangan.Pasien harus berbaring.
Apakah PERDARAHAN berhenti?

Tidak ?
Gunakan Tourniquet :
hanya untuk perdarahan yang jika tidak dikontrol atau yang mengancam kehidupan. Gunakan hanya di
lengan dan kaki ketika arteri besar telah dipotong atau ketika seluruh ekstremitas atau bagian dari itu telah
sebagian atau seluruhnya terpotong.
a. tourniquet tempat dekat di atas luka tempat tepat di atas bersama jika luka
yang dekat itu bergabung.
b. mengencangkan cukup untuk menghentikan pendarahan.
c. tidak melepaskan tourniquet untuk diamputasi, biarkan dokter yang melakukannya.
d. melampirkan tag pada korban kapan waktu ketika tourniquet dipasang.
e. mengatasi shock.
Bagaimana cara mengunakan tourniquet:
1. Gunakan beberapa kain kasa atau kain untuk membuat pad.
2. Gunakan kain yang cukup panjang, yang dapat dilipat mengelilingi lengan seperti (dasi atau syal).
3. Bungkus kain di sekitar ekstremitas diatas pad.
4. Ikat kain dengan simpul setengah.
5. Masukkan tongkat kecil dan ikat lagi dengan simpul square.
6. Mengencangkan tourniquet dengan memutar tongkat; tidak memutar terlalu keras, akan tahu tourniquet
cukup ketat ketika pendarahan berhenti segera, seolah-olah keran telah dimatikan. Membuat catatan waktu
yang Anda diterapkan tourniquet.
7. Melepaskan tourniquet perlahan-lahan setiap 10-15 menit untuk 5-10 detik.
Catatan: Setelah tourniquet telah dipasang ekstremitas harus diamputasi dalam banyak kasus. Jadi hanya
dipasang ketika benar-benar diperlukan.

Nosebleeds

Mimisan dapat spontan. Itu bisa karena infeksi atau perubahan dalam ketinggian yang menyebabkan
pembuluh darah di hidung pecah.

Sebab:

 tekanan darah tinggi


 dingin
 ketinggian
 gejala
 penyakit

gejala:

 pendarahan di hidung
 nyeri.

Pengobatan :

1. Meminta penumpang bersandar ke depan di kursi dengan kepala / miring ke depan.


2. Menekan kedua cuping hidung bersamaan (tekan langsung) untuk 10 menit, kemudian melonggarkan
perlahan-lahan.
3. Jika perdarahan tidak berhenti setelah 10 menit, ulangi lagi selama lain 10 menit.
4. Tempatkan handuk basah dingin di atas wajah.
5. Jika tak terkendali, menginformasikan kapten.

Catatan:

 Hindari membungkuk terlalu lama.


 Hindari mengorek, menggosok atau meniup hidung.
 Jangan mencoba untuk menghilangkan bekuan darah.

Perdarahan dari mulut.


Merah cerah.

Sebab: Penumpang mungkin telah menggigit lidah atau baru menjalani operasi gigi. (Inquire)

Pengobatan:

 Meminta penumpang untuk bilas mulut dengan air garam hangat,


 Lebih baik untuk membuat dia mengisap es batu.

Merah berbusa.

Sebab : Biasanya dari paru-paru. Penumpang mungkin memiliki tuberkulosis atau kanker paru-paru atau
jaringanlain yang menghancurkan.

Pengobatan:

1. Penumpang diposisikan semi berbaring.

2. Tidak memberikan apa-apa ke mulut.

3. Memberikan oksigen jika diperlukan.

4. Menginformasikan kepada kapten.

Coklat.

Sebab: Menunjukkan perdarahan dari luka di saluran pencernaan atau kanker pencernaan.

Pengobatan:

1. Tempatkan penumpang dalam semi reclined posisi.

2. Tidak memberikan apa-apa ke mulut.

3. Memberikan oksigen jika diperlukan.

4. Menginformasikan kapten.

5.10.7. Luka bakar

Gejala :

Derajat luka bakar :

Tingkat 1st - kulit memerah, sakit.

Tingkat 2nd - kulit melepuh, pembengkakan, nyeri.

Tingkat 3rd - dalam penghancuran kulit dan jaringan.

Pengobatan:

 Tingkat 1 dan 2: dinginkan luka bakar dengan air mengalir lambat atau menempatkan kompres basah atas
area yang terbakar dan paket dengan es untuk menghilangkan rasa sakit.
 Kemudian perban dengan kasa steril kering.
 Tingkat 3 : cover area segera dengan kasa steril kering didaerah yang terbakar.
 Jika sadar, berikan aspirin terhadap rasa sakit.
 Memberikan korban air garam solusi untuk minum setiap 30 menit.
 Sedikit garam pada secangkir air.
 Tidak memberikan apa-apa oleh mulut jika pasien akan mencapai rumah sakit dalam waktu 3 jam. Jika
tidak sadar, jalan napas tetap terbuka.
 Atasi shock.
 Menginformasikan kapten.

5.10.8 TERSEDAK.

Penyebab:

Tersumbatnya saluran pernapasan.

Gejala:

 Menggelegak.
 Tidak dapat berbicara.
 Mukanya berwarna kebiruan.
 Jatuh kollaps sampai tidak sadarkan diri.

Step 1.

Bertanya: "Apakah Anda tersedak?", mengangkat korban dari kursi dan ke lorong.

Step 2.

Melakukan tekanan perut, (Heimlich manuver).

1. Berdiri di belakang korban.


2. Memeluk pinggang korban dari belakang.
3. Kepalkan satu tangan anda membuat tinju, dengan menempatkan sisi jempol tinju kearah perut, tempatkan
di garis tengah sedikit di atas pusar (2-jari lebar) dan di bawah tulang dada.
4. Mengenggang tinju dengan tangan yang lain.
5. Menginstruksikan korban untuk sedikit membungkuk ke depan.
6. Memberikan tekanan ke atas secara cepat sampai benda asing dikeluarkan, atau korban menjadi sadar.
7. Jika korban tidak menjadi sadar, posisi tangan seperti kompresi dada dilakukan di CPR.

b) Untuk korban ibu hamil dan sangat gemuk. Melakukan tekanan dada :

 Berdiri di belakang korban dan memeluk korban didada.


 Membuat kepalan tangan dengan satu tangan, tempatkan kepalan di garis tengah dada korban dan tangan
yang lain mengenggang kepalan tadipemahaman.
 Memberikan tekanan kebelakang cepat sampai benda asing keluar atau korban menjadi sadar.

Step 3.

Posisi dibelakang korban dan memanggil, "Tolong”! panggilkan saya dokter".

Step 4.

Melakukan pemeriksaan mulut dengan mengangkat dagu. Jika melihat benda asing , segera dikeluarkan.

Step 5.

Buka jalan napas dan cek pernapasan. Jika tidakada napas, coba segera untuk memberikan dua tiupan ( 2
ventilasi). Jika dada tidak naik, reposisi kepala korban dan mencoba kembali untuk memberikan dua tiupan
(2 ventilasi).

Step 6.

Jika dada tidak bangkit lagi, memberikan 30 kompressi pada dada. (Posisi tangan adalah sama dengan
kompresi dada yang dilakukan di CPR).

Conscious Infant

Bayi sadar tersedak : tidak batuk, menangis, dan bernapas. Bayi akan berusaha bernapas dan membiru.
Step 1.

Menepuk belakang.

 Memegang bayidengan muka menghadap kebawah, leher dan dagu ditopang.


 Memastikan bahwa kepala lebih rendah dari anggota gerak korban, bayi disandarkan pada paha
penyelamat.
 Memberikan hingga 5 tepokan antara kedua tulang belikat dengan tumit tangan penolong.

Step 2.

Menekan dada.

Sementara menahan kepala dan leher, bayi "sandwich" antara penyelamat dua tangan dan lengan dan
giliran untuk bayi kembali dengan kepala lebih rendah dari badan.

Tempatkan bayi pada paha.

Memberikan hingga 5 tepokan dibelakang yang diikuti oleh hingga 5 tekanan pada dada (sama seperti
melakukan CPR, kompresi dada).

Melakukan manuver sampai benda asing keluar atau bayi menjadi tidak sadar. Jika menjadi tidak sadar,
lakukan CPR.

Unconscious Infant

Bayi tidak sadar.

Step 1.

Periksa responsive :

 Tepok atau gerakkan dengan lembut bahu bayi.


 Minta bantuan.
 Tempatkan bayi kembali pada permukaan yang kokoh, mendukung leher dan kepala.

Step 2.

Melakukan angkat rahang dan memeriksa mulut. Jika benda asing dilihat, keluarkan dengan jari kecil
Anda.

Step 3.

 Buka jalan napas (kepala mendongak sedikit-dagu diangkat) dan cek pernapasan. Kepala tidak boleh
terlalu didorong.
 Jika tidak ada napas, berusaha untuk meniup (2 ventilasi). Jika dada tidak naik, reposisi kepala bayi dan
mencoba kembali untuk meniup (2 ventilasi).

Step 4.

 Jika dada tidak naik lagi, leher dan kepala ditahan dan "Sandwich" bayi antara kedua tangan dan
membawa bayi diatas paha Anda.
 Memberikan hingga 5 tepokan dibagian belakang kembali yang diikuti oleh hingga 5 tekanan pada dada.

Step 5.

 Tempatkan bayi pada permukaan yang kokoh dan melakukan pengangkatan dagu dan lidah.
 Jika benda asing dilihat, dikeluarkan dengan jari kelingking. Ulangi Step 3 hingga Step 5 sampai ada 2
tiupan yang sukses.

Catatan:

Bila 2 tiupan berhasil sukses, teraba nadi.


 jika nadi teraba, pernapasan spontan. Jika tidak bernapas, berikan dua pernapasan.
 Jika nadi tidak ada, lakukan CPR dengan kompresi pada dada 30 kali.

Jika pernapasan dan nadi ada,

 Letakkan korban dngan Recovery Position untuk orang dewasa dan anak.
 Lateral Position untuk bayi.

5.10.9 DIABETES.

Diabetes adalah gangguan yang ditandai dengan tingginya tingkat gula dalam darah karena kurangnya
insulin. Ada dua jenis masalah diabetes: Diabetik koma (hiperglikemia) dan shock Insulin
(Hypoglycaemia), penyebab dan pengobatan yang berlawanan.

Diabetik koma (hiperglikemia) adalah gula darah tinggi.

Sebab:

 Asupan gula yang lebih dalam diet.


 Kegagalan untuk menyuntikkan mereka insulin atau mengkonsumsi obat oral diabetes mereka.

Insuin shock (hipoglikemia) adalah gula darah rendah.

Sebab:

 Overdosis insulin atau pengobatan diabetes oral.


 Kegagalan untuk mengkonsumsi makanan yang mengikuti obat diabetes.

Gejala hiperglikemia:

 Kejadiannya bertahap.
 Kulit kering.
 Merasa haus.
 Gelisa.
 Merasa lemah / kelelahan.
 Pernapasan berbau gula / buah.
 Sering kencing.
 Kantuk sampai ke koma.

Pengobatan:

Menyuntikkan insulin hanya oleh korban atau tenaga medis diatas pesawat.

Gejala hipoglikemia:

Kejadiannya mendadak:

 Berkeringat berlimpah.
 Tiba-tiba lapar.
 Marah marah dankelakuan buruk.
 Tampak pucat.
 Bernapas dangkal.
 Nafas biasa.
 Gemetaran.
 Kebingungan,
 Disorientasi, khirnya koma.

Pengobatan :

 Penumpang membutuhkan gula.


 Jika sadar, memberikan jus jeruk, cola, air gula.
 Jika tidak sadar, tempat gula antara korban pipi dan gusi.

5.10.10 OVERDOSIS.

Meskipun pertolongan overdosis obat pada pesawat ini tidak mudah, prosedur berikut mungkin berguna
sampai mendarat dan mendapatkan bantuan medis.

Gejala:

Berbagai gejala mungkin muncul tergantung pada jenis obat.

Mereka dapat mencakup:

 Kekerasan.
 Penampilan mabuk dan perubahan perilaku.
 Beringus.
 Kebingungan.
 Kejang-kejang.
 Muntah.
 Tertawa / menangis.
 Kelelahan.
 Gemetaran.

Pengobatan :

1. Menjaga penumpang tetap tenang.


2. Pindahkan dan keluarkan dari baris tempat duduk.
3. Jika diperlukan diikat.
4. Atasi shock.
5. Jika penumpang kesulitan bernapas, berikan oksigen.
6. Jika penumpang kehilangan kesadaran, ikuti prosedur untuk menolong orang tidak sadar dalam
penerbangan.

5.10.11 Ketidaknyamanan pada Telinga

Penyebab : Perubahan tekanan atmosfer terhadap gendang telinga.

Pesawat naik : tekanan udara: menurun, gendang telinga: mengembang,

Pesawat turun: tekanan udara: meningkat, gendang telinga: kompres

Gejala:

 Sakit
 Kehilangan pendengaran parsial atau total.

Pengobatan : Apakah penumpang menderita Flu ?

Ya : 1. Tawarkan minuman.

2. Katakan untuk menguap dan menelan.

3.Lakukan manuver Valsava.

No : 1. Berikan tetes hidung tetes.

2. Berhati-hati penumpang untuk meniup hidung dengan lembut.


3. Membangunkan penumpang ketika pesawat akan naik atau turun.

Teknik Valsava manuver : Menginstruksikan tutup mulut, menutup hidung erat-erat dan dengan mulut
tertutup, tiupkan udara tertutup dari mulut ke telinga. Ini akan meningkatkan tekanan udara dalam rongga
hidung dan mungkin memaksa udara dalam mulut ke telinga tengah. Harus ada popping suara di telinga
sehingga tuba eustachius membuka untuk menyamakan tekanan.

Untuk bayi, memungkinkan mereka untuk menangis atau menyarankan ibu untuk memberi makan bayi
untuk menyamakan tekanan selama pendakian dan pendaratan.

5.10.12 Epilepsi.

Epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai oleh kejang. Hal ini dapat disebabkan oleh cedera kepala,
demam tinggi (pada anak-anak), hipoksia parah atau penyebab yang tidak diketahui. Penyebab: Gangguan
listrik irama dalam sistem saraf pusat

Gejala:

1. Sedikit atau tidak ada peringatan sebelum serangan.


2. Segera kehilangan kesadaran.
3. Gerakan berlebihan dari rahang dan tubuh.
4. Wajah tiba-tiba pucat.
5. Dapat terlihat menatap pada objek dikejauhan.
6. Bisa berlangsung sangat singkat atau berakhir selama beberapa menit.
7. Hilangnya tonus pada kandung kemih atau usus.
8. Disoreintation saat pemulihan.

Pengobatan:

1. Tempatkan bahan lembut (misalnya selimut, mantel, bantal) diatas sandaran tangan untuk melindungi
penumpang dari melukai dirinya sendiri.
2. Melonggarkan pakaian ketat.
3. Jangan mencoba untuk menahan dia masih.
4. Bersihkan busa atau air liur dari mulut (untuk melindungi Anda tangan menggunakan sarung dari FAK).
5. Menjaga jalan napas terbuka. Jika gigi tidak dapat dipisahkan,biarkan bagian bibir untuk bernapas dengan
pasif.
6. Jangan memberikan oksigen.
7. Biarkan penumpang beristirahat setelah kejang.

5.10.13 Pingsan.

Pingsan adalah kehilangan kesadaran berlangsung selama sekitar 1-2 menit.

Sebab:

 Rasa sakit.
 Kehilangan kesadaran parsial atau total karena berkurangnya pasokan darah ke otak.
 Kelaparan berat.
 Marah emosional.
 Terlalu lama berdiri tanpa bergerak.

Gejala:

 Perasaan collaps.
 Kelemahan umum pucat.
 Berkeringat.
 Kulit basah.
 Pusing.
 Mungkin mual.
 Gangguan visual.
Pengobatan:

1. Longgarkan pakaian ketat.


2. Usahakan penumpang bersandar ke depan di kursi sejauh mungkin dengan kepala antara lutut. Jika tidak,
korban berbaring datar dengan kaki tinggi. Posisi ini akan membantu aliran ke otak darah.
3. Memberikan oksigen jika diperlukan.
4. Kondisi berlangsung hanya satu atau dua menit.
5. Biarkan penumpang pada posisi istirahat untuk lima sampai sepuluh menit setelah pemulihan.
6. Ketika korban pulih, duduk korban secara bertahap.

5.10.14 Patah tulang.

Patah tulang adalah adanya diskontinuitas dari tulang. Ada dua jenis patah tulang : patah tulang tertutup
dan patah tulang terbuka.

Patah tulang tertutup : tulang patah di bawah kulit dan tidak dapat dilihat, tidak ada kontaminasi antara
tulang patah dan luar melalui kulit.

Patah tulang terbuka: Patah tulang dapat dilihat, ada komunikasi ke luar melalui luka di kulit. Gejala:

 Rasa sakit dan nyeri di situs cedera


 Tidak mampu untuk menggunakan atau memindahkan tungkai terluka.
 Pembengkakan dan bruising.
 Sensitif bila disentuh.
 Deformitas.
 Rasa sakit ketika pindah.
 Perdarahan eksternal jika fraktur terbuka.
 Mungkin shock.

Pengobatan:

1. Pada patah tulang terbuka, menghentikan pendarahan dengan menekan pada luka , dan memperlakukan
seperti luka terbuka.
2. Mencegah ujung tulang patah dan sendi berdekatan dari pergerakkan dengan menggunakan selimut, bantal,
splints.
3. Untuk tambahan penahan , gunakan majalah membungkus daerah retak dan membuat sendi diatas dan
dibawah istirahat.
4. Mengamankan dengan kasa atau membuat perban dari handuk, atau bahan lainnya.
5. Tempatkan kompres di atas daerah yang terkena untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
6. JANGAN MENCOBA UNTUK ME-RESET TULANG MENONJOL.
7. Mengamankan Dressing dan kemudian pasang splint ekstremitas terluka.
8. Atasi shock.

Dislokasi.

Terjadi ketika sendi datang aparts dan tetap terpisah dengan ujung tulang tidak lagi dalam kontak. Gejala:
Kecacatan parah sakit pembengkakan ketidakmampuan untuk pindah bersama terluka. Pengobatan: -

Dislokasi tertutup :

1. Balut dan immobilisasi sendi dalam posisi di mana Anda menemukannya

2. Jika pada dahan, meninggikan.

3. Menstabilkan ekstremitas dengan menggunakan gendongan.

Dislokasi terbuka : mengobati luka (seperti fraktur terbuka).

Keseleo,

Keseleo terjadi ketika jaringan di sekitar sendi diregangkan atau robek.

Gejala:
 Sama seperti orang-orang untuk fraktur, hanya kurang parah.
 Rasa sakit pada gerakan
 Pembengkakan diikuti oleh memar.
 Bersama lembut untuk disentuh.
 Gerakan terbatas.

Pengobatan:

1. Membalut dengan bantal atau selimut dan mengangkat kaki untuk mengurangi pembengkakan

2. Memakai kompres dingin, Ice pack (berdasarkan tipis handuk untuk melindungi kulit) ke daerah sekitar
20-30 menit untuk mengurangi pembengkakan sementara menghilangkan rasa sakit.

3. Balut kain kasa perban. Tidak perban terlalu ketat.

4. Jangan menggosok atau pijat dengan salep apapun.

Strain,

Penyebab: Cedera otot dari kelelahan. Strain kembali adalah umum.

Pengobatan: hangatin, aplikasi basah dan istirahat dianjurkan untuk pengobatan strain.

5.10.15 Luka tembak.

Catatan: apa yang tampak untuk menjadi luka masuk mungkin akan menimbulkan luka internal yang
serius. Selalu periksa peluru keluar,jika tidak ditemukan, peluru mungkin telah menembus tulang,
memantul di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan internal.

Pengobatan:

Ekstremitas:

a. hentikan pendarahan, tutup luka dengan kasa steril.

b. apabila ada fraktur , immobilisasi daerah fraktur.

Perut:

a. mengobati luka eksternal.

b. jika ada pendarahan internal, korban perut akan membesar, dan dia mungkin akan menjadi shock.

c. atasi shock.

d. tidak memberikan korban cairan apapun.

Dada:

a. suara mengisap menunjukkan bahwa rongga paru-paru telah tertusuk. Paru-paru mungkin kuncup jika
pembukaan tidak tertutup.

b. tempatkan kompres (pembalut), kantong plastik, atau tempatkan plester di atas luka untuk menutup luka.

c. jika perlu, tempatkan telapak tangan Anda diatas luka sampai penutup luka dapat diperoleh.

d. Atasi shock.

e. jika korban telah kesulitan bernapas atau tampaknya semakin memburuk, lepaskan lembaran plastik
untuk membiarkan udara keluar sampai korban dapat bernapas, lalu tutup kembali lembaran plastik.

f. tidak memberikan korban apapun melalui mulut.


5.10.16 Serangan jantung

Serangan jantung berkembang ketika ada penurunan suplai darah secara mendadak ke otot-otot jantung.

Catatan: Ada banyak penyebab kematian mendadak, tapi yang paling umum adalah serangan jantung.

Gejala:

 Tekanan tidak nyaman, Squeezing, sesak, atau sakit di tengah dada di belakang tulang dada. Kadang-
kadang, irradiating sakit terhadap leher, rahang, shoulder(s) atau arm(s).
 Nadi lemah dan cepat.
 Sesak napas.
 Mual dan muntah.
 Kecemasan.
 Berkeringat.
 Batuk.

(Kadang-kadang gejala mereda dan kembali)

Pengobatan:

1. Segera paging dokter/para medis bila ada untuk membantu.

2. Bila korban biasa dengan kondisinya ia seharusnya membawa nitrogliserin tablet (NGT) untuk
diletakkan bawah lidah. Tablet NGT dapat diberikankan hingga 3 tablet dalam waktu 15 menit. Dengan
serangan nyata tablet membantu mengurangi keluhan atau tidak sama sekali.

3. melonggarkan pakaian ketat.

4. Memberikan oksigen jika diperlukan.

5. Cobalah untuk tenang pasien, menempatkan dirinya dalam posisi setengah duduk.

6. Memberi dia minum dalam jumlah kecil jika ia menginginkannya.

7. Bila jantung berhenti berdenyut, maka dilakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR) jika Anda sudah
terlatih CPR. CPR adalah teknik untuk menyelamatkan, yang paling sering digunakan pada pesawat yang
diharapkan dapat membantu korban untuk bertahan hidup.

5.10.17 Heat Exhaustion

Penyebab Heat Exhaustion : pengerahan tenaga fisik di lingkungan panas.

Gejala:

 Kelelahan luar biasa.


 Sakit kepala, lemah, mual.
 Keringat berlebihan.
 Suhu adalah normal.

Pengobatan :

1. Memberikan istirahat.

2. Aktifkan ventilasi udara.

3. Berikan larutan garam setiap interval 15 menit.

5.10.18 HEAT STROKE


Penyebab:

Paparan berkepanjangan pada suhu tinggi.

Gejala:

 Lemah, sakit, pusing dan sakit kepala.


 Kulit kering.
 Suhu tubuh sangat tinggi. Suhu tubuh tinggi ditunjukkan oleh denyut nadi sangat cepat (110 atau lebih
denyut per menit).

Pengobatan:

1. Usahakan penumpang tetap dingin.

2. Aktifkan ventilasi udara.

3. Berikan dia cairan dalam jumlah kecil jika dia ingin, dan bisa minum sendiri.

4. Memberikan segelas air dingin (dengan garam, jika berlaku) setiap 10 atau 15 menit, tidak memakai
stimulant.

5. Meletakkan handuk dingin, basah di kepala mereka.

6. Jika kasus parah: dinginkan dia dengan cepat mungkin bahkan memakai spons dengan air dingin
dibasuhkan kebadan korban.

5.10.19 CEDERA

1. Cedera Mata :

a. Penyebab: partikel/benda asing di mata.

Pengobatan:

1. anjurkan korban tidak untuk menggosok mata.

2. berkedip Mei mencuci partikel dari mata.

3. jika tidak: mata Flush dengan cangkir air hangat menengah.

4. Jangan hapus tertanam partikel dari mata. Penghapusan benda besar dapat menyebabkan keluarnya
cairan mata, yang menyebabkan kebutaan permanen. JANGAN SENTUH.

5. untuk partikel kecil-tertanam, menutupi kedua mata ringan dengan pad, untuk mencegah gerakan mata di
bawah tutup.

b. Penyebab : tergores bola mata.

Pengobatan:

1. Terapkan dressing steril.

2. tutup secara longgar dengan perban.

3. menjaga korban dalam posisi duduk.

c. Penyebab : cedera kimia.

Pengobatan:

1. memiringkan kepala korban terluka sisi.

2. siram mata dengan air dalam jumlah besar.


3. Tuang perlahan-lahan ke dalam mata dengan kelopak mata yang diselenggarakan terbuka.

4. Tutup kedua mata ringan dengan pad, untuk mencegah gerakan mata di bawah tutup.

2. Cedera Kepala.

Gejala:

 Korban mungkin tidak sadar.


 Sakit kepala,
 Pusing,
 Darah keluar dari telinga, hidung, atau mulut.
 Cairan bening yang mungkin datang dari telinga.
 Pembengkakan atau luka pada kepala.
 Ukuran pupil tidak sama.
 Penglihatan terganggu.

Pengobatan:

1. Dengan pelan jari-jari Anda, memeriksa kepala. Gerakkan jari memeriksa tengkorak untuk mendeteksi
setiap penyimpangan dalam bentuk tengkorak. Tengkorak ini biasanya halus dan datar.

2. Perhatikan setiap perdarahan signifikan dari kulit kepala.

3. Mengontrol pendarahan eksternal dengan menerapkan tekanan langsung.

4. Jika ada fraktur tengkorak, menerapkan tekanan di sekitar tepi luka dan tidak langsung pada luka.

5. Jika cedera tulang belakang tidak diduga, menjaga kepala sedikit lebih tinggi.

6. Paging dokter untuk bantuan medis.

7. Periksa ukuran pupil dan reaktivitas terhadap cahaya.

8. Melonggarkan pakaian yang ketat.

9. Korban tetap hangat.

10. Mengatasi untuk shock.

11. Jika korban muntah, mengubah posisi korban ke sisi sambil mempertahankan kepala dan leher di garis
tengah.

Catatan: Jika cedera leher diduga, menghindari setiap gerakan yang tidak semestinya. Tidak memberikan
korban apapun untuk makan atau minum.

Jangan menghentikan aliran darah atau cairan yang keluar dari telinga atau hidung, yang jelas. menghalangi
aliran dapat meningkatkan tekanan dalam tengkorak.

Dalam keadaan tersebut, tidak meninggikan kaki karena seperti ini mungkin meningkatkan tekanan dalam
tengkorak.

3.Cedera leher dan tulang belakang.

Gejala: Nyeri, pembengkakan, Leher atau punggung tidak dapat digerakkan. Mungkin menyebabkan
beberapa kelumpuhan pada ekstremitas.

Pengobatan:

1. Mengamankan korban dengan lembut dan gerakan perlahan-lahan dengan posisi datar.

2. Tempatkan bantal dan selimut pada sisi tubuh untuk mencegah gerakan.

3. Menjaga pasien berbaring datar.


4. Tidak ada bantal di bawah kepala atau kembali.

5. Menjaga kepala dari pergerakan.

6. Mengatasi untuk shock.

5.10.20 GANGGUAN MENTAL

Ketika berhadapan dengan penumpang yang memiliki gangguan mental yang jelas:

1. Memberitahukan kapten.

2. Memperlakukan orang dengan hormat, terlepas dari bagaimana ia bereaksi kepada Anda.

3. Mengalihkan perhatian seseorang dari apa pun yang mungkin berbahaya bagi dirinya atau orang lain.

4. Menjadi sabar, ramah, dan meyakinkan.

5. JANGAN BERDEBAT.

6. Akrab,menahan secara fisik hanya jika penumpang tampaknya berusaha melukai dirinya atau orang lain.

5.10.21 KEGUGURAN

Keguguran mengancam, menunjukanadanya perdarahan dan sakit perut selama kehamilan.

Sebab: Pengeluaran janin secara spontan.

Pengobatan:

1. Tempatkan korban dalam posisi yang nyaman.

2. Meyakinkan korban dan memberikan dukungan psikologis.

3. Monitor pendarahan vagina (menjaga semua darah dengan pemberian pembalut).

4. Memberikan oksigen jika diperlukan.

5. Atasi syok.

5.10.22 SHOCK

Catatan: Shock adalah kondisi menurunnya banyak fungsi tubuh karena peredaran darah yang kurang
keseluruh tubuh setelah cedera serius.

Memperlakukan setiap orang yang terluka serius atau sakit yang akan menyebabkan shock segera, bahkan
bila ia tidak menunjukkan gejala-gejala.

Sebab:

 Cedera jaringan tubuh dari luka bakar, luka, atau patah tulang.
 Kehilangan jumlah besar darah.
 Penanganan secara kasar dan buruk terhadap penumpang baik secara fisik maupun mental.

Gejala:

 Pupil mata dilatasi.


 Pandangan kosong dan kusam. ( Pupil lebih besar dari normal).
 Pernapasan dangkal dan tidak teratur.
 Nadi lemah dan cepat.
 Kulit pucat, dingin, dan lembab.
 Rasa haus umum

Pengobatan:
1. Menjaga penumpang berbaring dan tenang

2. Melonggarkan pakaian ketat

3. Jaga agar dia tetap hangat, tetapi tidak berkeringat. (menjaga suhu tubuh normal)

4. Angkat kaki nya sedikit jika ia tidak memiliki cedera pada kepala atau dada, atau tidak kesulitan dengan
pernapasan

5. Memberikan oksigen jika diperlukan.

6. Tidak memberikan korban apapun untuk makan atau minum.

5.10.23 SINUS PAIN.

Penyebab:

Perubahan besar pada tekanan udara sementara penumpang menderita penyumbatan di hidung dakibat Flu
atau alergi.

Gejala:

 Rasa sakit di bawah dan atas mata.


 Hidung mengalir ingus / tersumba.
 Mata berair.
 Sakit kepala.

Pengobatan:

1. Memberikan aspirin, atau tetes hidung.

2. Menerapkan kompres panas daerah yang menyakitkan

3. Memberikan oksigen jika pernapasan terganggu.

5.10.24 STROKE

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke atau dalam otak berhenti atau terganggu.

Penyebab:

Kerusakan sel-sel otak (yaitu pecahnya pembuluh darah otak atau pembentukan bekuan darah).
Disebabkan dari tekanan darah tinggi atau pengerasan arteri.

Gejala:

 Kelumpuhan parsial atau total beberapa bagian dari satu sisi tubuh (misalnya pupil satu lebih kecil
daripada pupil lainnya, mulut tertarik ke satu sisi, ketidakmampuan untuk memindahkan satu kaki).
 Jatuh ke bawah.
 Bicaranya cadel.
 Headache.
 Dizziness.
 Dering di telinga.
 Perubahan Kepribadian.
 Hilangnya memory.
 Sesak napas sampai berhenti.
 Twitching.
 Mungkin kehilangan kesadaran.

Pengobatan:

1. Longgarkan pakaian yang ketat.


2. Menjaga penumpang tetap tenang.

3. Jika sadar,berikan perhatian.

4. Penumpang dimiringkan kesamping untuk mengalirkan sekresi dari mulut jika tidak sadar,lakukan
CPR.

5. Tidak memberikan korban apapun untuk makan atau minum.

6. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

7. Jika pernapasan berhenti, lakukan oral resusitasi.

5.10.25 RESUSITASI KARDIOPULMONER (CPR)

Resusitasi kardiopulmoner (CPR) adalah teknik penyelamatan yang berguna dalam banyak keadaan
darurat, termasuk serangan jantung atau tenggelam, di mana seseorang pernapasan atau detak jantung
berhenti. Dengan CPR dapat mengalirkan oksigen darah mengalir ke otak dan organ vital yang lain sampai
perawatan medis yang lebih definitif dapat mengembalikan ritma jantung yang normal. Ketika jantung
berhenti, kurangnya oksigen darah dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit.
Orang bisa mati dalam waktu 8 sampai 10 menit. Untuk belajar CPR yang benar, mengambil kursus yang
terakreditasi Pelatihan pertolongan pertama, termasuk CPR dan bagaimana menggunakan defibrilator
eksternal otomatis (AED).

Sebelum Anda memulai CPR, :

 Periksa apakah orangnya sadar atau tidak sadar?


 Jika orang tampak tidak sadar, tekan atau goyang bahunya dan memanggil dgn keras, "Apakah Anda
OK?"
 Jika orang tidak merespon, berteriak untuk meminta pertolongan dan harus mulai CPR.
 Jika AED segera tersedia, berikan satu kejutan jika diperintahkan oleh perangkat, kemudian mulai CPR.

Ingatlah untuk mengeja C-A-B menggunakan singkatan CAB-Circulation, Airway, Breathing.

Untuk membantu orang-orang, ingat perintah untuk melakukan langkah-langkah CPR.

Circulation: Mengembalikan sirkulasi darah dengan penekanan pada dada

1. Menempatkan orang dengan posisi terlentang pada permukaan yang datar.

2. Berlutut di samping korban antara leher dan bahu.

3. Tempatkan tumit tangan diatas tengah dada, antara puting. Letakkan tangan anda lainnya di atas
tangan pertama. Posisi siku lurus dan posisi bahu Anda langsung di atas tangan Anda.

4. Sewaktu Anda mendorong lurus ke bawah pada (kompres) dada setidaknya 2 inci (5 cm). mendorong
keras kebawah dan diulangi sekitar 100 kali permenit.

5. Penekanan pada dada diteruskan sampai ada tanda-tanda gerakan, personil medis darurat mengambil alih
atau pernyataan dari dokter bahwa korban sudah meninggal, atau penolong telah menjadi lelah.

Airway : Jelas membuka jalan napas /airway seseorang dengan menggunakan head-tilt , chin-lift
manuver /kepala dandagu-diangkat. Menempatkan telapak tangan Anda pada dahi orang dan lembut
memiringkan kepala kembali. Kemudian dengan tangan yang lain, lembut mengangkat dagu ke depan
untuk membuka jalan napas. Jika tidak ada tanda-tanda , korban tidak bernapas. Jika membuka jalan napas
tidak menyebabkan korban untuk bernapas secara spontan, Anda harus melakukan pernapasan buatan .

Breathing : Untuk pernapasan buatan dapat dengan mouth-to-mouth atau mulut-ke-hidung jika mulut
luka serius atau tidak dapat dibuka.

1. Dengan jalan napas terbuka (menggunakan Head-tilt, Chin-Lift manuver), pencet lubang hidung korban,
buat pernapasan buatan dengan menutup mulut korban dengan mulut penolong dengan rapat.
2. Periksa pernapasan, tidak lebih dari 10 detik. Dengan cara Look : lihat gerakan dada, LISTEN :
dengarkan untuk suara normal napas, dan Feel : merasakan nafas korban pada pipi dan telinga Anda,
napas terengah-engah dianggap pernapasan tidak normal.

3. Siapkan untuk memberikan dua pernapasan buatan. Memberikan pernapasan pertama — berlangsung
satu detik — dan melihat jika dada naik,jika itu naik, memberikan nafas kedua. Tiga puluh penekanan
pada dada yang diikuti oleh dua pernapasan dianggap satu siklus.

4. Melanjutkan penekanan dada untuk mengembalikan sirkulasi.

5. Jika korban tidak bergerak setelah lima siklus (sekitar dua menit) dan defibrillator eksternal otomatis
(AED) tersedia, pergunakan dan ikuti petunjuknya. Memberikan satu kejutan, kemudian melanjutkan CPR
— dimulai dengan penekanan pada dada — untuk dua menit sebelum kedua pemberian kejutan kedua. Jika
Anda tidak dilatih untuk menggunakan AED, operator medis darurat mungkin mampu membimbing Anda
dalam penggunaannya. Menggunakan pediatric pad, jika tersedia, untuk anak-anak usia 1 sampai 8 tahun.
Jangan gunakan AED untuk bayi lebih muda dari usia 1 tahun. Jika AED tidak tersedia, lanjutkan ke
langkah 5 di bawah ini.

6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, personil medis darurat mengambil alih atau pernyataan
dari dokter bahwa korban sudah meninggal, atau penolong sudah menjadi lelah. Cara terbaik untuk
memberikan pernapasan buatan adalah dengan menggunakan teknik mouth-to-mouth. Meletakkan tangan
Anda di dahi korban dan mengubahnya sehingga Anda dapat menutup hidung korban dengan cara
menjepit kedua cuping sambil tumit tangan untuk menjaga agar kepala tetap posisi dongak. Tangan Anda
yang lain harus tetap di bawah leher korban (atau dagu), untuk mengangkat.

Recovery Position.

Posisi Pemulihan :

1. Meluruskan kaki.

2. Menjaga jalan napas terbuka

3. Melonggarkan pakaian yang ketat

4. Melepaskan kacamata dan benda-benda besar dari kantong

5. Tempatkan lengan terdekat Anda di sudut kanan ke tubuh penumpang, siku membungkuk dengan
telapak tangan teratas.

6. Membawa lengan di dada dan menempatkan tangan, telapak bawah, di bahu terdekat Anda 7.
Meletakkan kaki terjauh Anda tepat di atas lutut dan menariknya ke atas, menjaga kaki di tanah

8. Dengan tangan yang lain di bahu terjauh Anda, tarik pada kaki untuk roll penumpang ke arah sisi anda.

9. Menyesuaikan kaki bagian atas sehingga pinggul dan lutut ditekuk di sudut kanan

10. Memiringkan kepala kembali untuk memastikan jalan napas tetap terbuka

11. Menyesuaikan tangan di bawah pipi, jika diperlukan, untuk menjaga kepala miring

12. Cek pernapasan dan denyut nadi secara teratur

13. Berbicara kepada penumpang dan memeriksa tingkat responsif secara teratur

Untuk melakukan CPR pada anak

Prosedur untuk memberikan CPR untuk anak usia 1 sampai 8 pada dasarnya adalah sama dengan yang
untuk orang dewasa. Perbedaan adalah sebagai berikut:

Jika Anda sendiri, melakukan 5 siklus napas dan dada penekanan pada anak, ini harus memakan waktu
sekitar dua menit — sebelum menggunakan AED.

Menggunakan satu tangan untuk melakukan penekanan dada.


Bernapas lebih lembut.

Gunakan tingkat kompresi dan napas yang sama seperti yang digunakan untuk orang dewasa: 30 penekanan
diikuti oleh 2 pernapasan buatan. Ini adalah satu siklus. Setelah napas , segera mulai siklus berikutnya
penekanan dan pernapasan buatan.

Setelah 5 siklus CPR, jika tidak ada tanggapan dan AED tersedia, pergunakan dan ikuti petunjuknya.
Menggunakan pediatric pad jika tersedia. Jika bantalan pediatrik tidak tersedia, menggunakan bantalan
dewasa. –

Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda ada gerakan, atau ada tenaga medis darurat mengambil alih, ada
pernyataan kematian dari dokter atau penolong menjadi lelah.

Untuk melakukan CPR pada bayi

Kebanyakan jantung berhenti pada bayi terjadi kehabisan oksigen, seperti dari tenggelam atau tersedak.
Jika Anda tahu bayi mengalami obstruksi pernapasan , melakukan pertolongan pertama seperti untuk
menolong bayi tersedak. Jika Anda tidak tahu mengapa bayi tiba-tiba tidak bernapas, segera melakukan
CPR. Untuk memulai, memeriksa situasi. Tapak kaki bayi ditepok dan lihat untuk respon, seperti gerakan,
tetapi bayi tidak digoyang . Jika tidak ada tanggapan, ikuti prosedur CAB di bawah ini dan lakukan
panggilan untuk meminta bantuan sebagai berikut: -

jika Anda hanya sendiri dan CPR diperlukan, melakukan CPR sekitar lima siklus. –

Jika ada orang lain, meminta orang yang meminta bantuan segera, sedangkan Anda segera melakukan
pertolongan pada bayi.

Circulation : Mengembalikan sirkulasi darah

1. Tempatkan bayi di nya kembali pada permukaan yang kokoh, datar, seperti meja. Lantai atau tanah juga
akan melakukan.

2. Periksa nadi, dilengan atas bagian dalam (arteri brakialis) selama 10 detik.

3. Buat garis horizontal yang ditarik antara kedua putting bayi. Tempatkan dua jari satu tangan di bawah
baris ini, di pusat dada.

4. Lakukan komprresi 30 kali dengan lembut pada dada sekitar 1,5 inci (4 cm).

5. Menghitung dengan suara keras sebagai pompa Anda dalam irama cukup cepat.

Airway: Jalan napas terbuka.

1. Setelah 30 penekanan, lembut ujung kepala kembali oleh mengangkat dagu dengan satu tangan dan
mendorong ke bawah di dahi dengan tangan yang lain.

2. tidak lebih dari 10 detik, menempatkan telinga Anda dekat mulut bayi dan memeriksa untuk bernapas:
mencari dada gerakan, mendengarkan untuk bunyi napas, dan merasa untuk nafas pada pipi dan telinga
Anda.

Breathing : Pernapasan: Bernapas untuk bayi

1. Tutup mulut bayi dan hidung dengan mulut Anda.

2. Siapkan untuk memberikan 2 pernapasan buatan. Menggunakan kekuatan pipi Anda untuk memberikan
tiupan lembut udara /Puff (bukan napas dalam-dalam dari paru-paru Anda) untuk bernapas perlahan-lahan
ke dalam mulut bayi satu waktu, mengambil satu detik untuk napas. Untuk melihat jika bayi dada naik. Jika
tidak, berikan pernapasan buatan yang kedua.

3. Jika bayi dada tidak naik, memeriksa mulut untuk memastikan ada tidak benda asing yang ada di
dalamnya. Jika objek terlihat, keluarkan dengan jari Anda. Jika jalan napas tampaknya tertutup, lakukan
pertolongan pertama seperti untuk bayi tersedak.

4. Memberikan 2 napas setelah setiap penekanan 30 pada dada.


5. Melakukan CPR selama sekitar 2 menit sebelum memanggil bantuan kecuali seseorang dapat membuat
panggilan saat Anda menolong bayi.

6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, ada personil medis darurat mengambil alih atau
pernyataan sudah meninggal oleh dokter atau penolong sudah menjadi lelah.

Catatan: Selain itu ada kondisi lain yang dapat menyebabkan tidak sadar dan obstruksi jalan napas
termasuk: stroke, epilepsi, tersedak, cedera kepala, keracunan alkohol, overdosis obat dan diabetes.

Untuk melakukan CPR pada bayi

Kebanyakan jantung berhenti pada bayi terjadi kehabisan oksigen, seperti dari tenggelam atau tersedak.
Jika Anda tahu bayi mengalami obstruksi pernapasan , melakukan pertolongan pertama seperti untuk
menolong bayi tersedak. Jika Anda tidak tahu mengapa bayi tiba-tiba tidak bernapas, segera melakukan
CPR. Untuk memulai, memeriksa situasi. Tapak kaki bayi ditepok dan lihat untuk respon, seperti gerakan,
tetapi bayi tidak digoyang . Jika tidak ada tanggapan, ikuti prosedur CAB di bawah ini dan lakukan
panggilan untuk meminta bantuan sebagai berikut: -

jika Anda hanya sendiri dan CPR diperlukan, melakukan CPR sekitar lima siklus. –

Jika ada orang lain, meminta orang yang meminta bantuan segera, sedangkan Anda segera melakukan
pertolongan pada bayi.

Circulation : Mengembalikan sirkulasi darah

1. Tempatkan bayi di nya kembali pada permukaan yang kokoh, datar, seperti meja. Lantai atau tanah juga
akan melakukan.

2. Periksa nadi, dilengan atas bagian dalam (arteri brakialis) selama 10 detik.

3. Buat garis horizontal yang ditarik antara kedua putting bayi. Tempatkan dua jari satu tangan di bawah
baris ini, di pusat dada.

4. Lakukan komprresi 30 kali dengan lembut pada dada sekitar 1,5 inci (4 cm).

5. Menghitung dengan suara keras sebagai pompa Anda dalam irama cukup cepat.

Airway: Jalan napas terbuka.

1. Setelah 30 penekanan, lembut ujung kepala kembali oleh mengangkat dagu dengan satu tangan dan
mendorong ke bawah di dahi dengan tangan yang lain.

2. tidak lebih dari 10 detik, menempatkan telinga Anda dekat mulut bayi dan memeriksa untuk bernapas:
mencari dada gerakan, mendengarkan untuk bunyi napas, dan merasa untuk nafas pada pipi dan telinga
Anda.

Breathing : Pernapasan: Bernapas untuk bayi

1. Tutup mulut bayi dan hidung dengan mulut Anda.

2. Siapkan untuk memberikan 2 pernapasan buatan. Menggunakan kekuatan pipi Anda untuk memberikan
tiupan lembut udara /Puff (bukan napas dalam-dalam dari paru-paru Anda) untuk bernapas perlahan-lahan
ke dalam mulut bayi satu waktu, mengambil satu detik untuk napas. Untuk melihat jika bayi dada naik. Jika
tidak, berikan pernapasan buatan yang kedua.

3. Jika bayi dada tidak naik, memeriksa mulut untuk memastikan ada tidak benda asing yang ada di
dalamnya. Jika objek terlihat, keluarkan dengan jari Anda. Jika jalan napas tampaknya tertutup, lakukan
pertolongan pertama seperti untuk bayi tersedak.

4. Memberikan 2 napas setelah setiap penekanan 30 pada dada.

5. Melakukan CPR selama sekitar 2 menit sebelum memanggil bantuan kecuali seseorang dapat membuat
panggilan saat Anda menolong bayi.
6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, ada personil medis darurat mengambil alih atau
pernyataan sudah meninggal oleh dokter atau penolong sudah menjadi lelah.

Catatan: Selain itu ada kondisi lain yang dapat menyebabkan tidak sadar dan obstruksi jalan napas
termasuk: stroke, epilepsi, tersedak, cedera kepala, keracunan alkohol, overdosis obat dan diabetes.

5.10.26 MEMAR

Memar, disebut juga contusion (istilah medis), adalah jenis hematoma jaringan kapiler yang dan kadang-
kadang terjadi pada venula yang rusak akibat trauma, memungkinkan darah meresap, perdarahan atau
extravasate ke interstisial jaringan sekitarnya.

Gejala :

 Rasa sakit, nyeri.


 Perubahan warna.

Pengobatan :

1. Kompres dingin.

2. Tinggikan bagian yang memar, jika memungkinkan.

5.10.27 Melahirkan.

Jika tidak ada dokter atau perawat:

1. Tetap tenang.

2. Biarkan berlangsung secara alami.

3. Jangan terburu-buru.

4. Jangan tarik bayi, tali pusar atau setelah melahirkan. Biarkan semua datang keluar dengan sendirinya.

5. Jangan memotong atau mengikat tali pusar sampai bayi dan tali pusat telah keluar, atau tali pusar telah
berhenti berdenyut.

6. Hangati bayi.

1. Langkah-langkah persiapan, persiapan harus diambil dengan tenang:

a. Baby bed (jika tersedia)

b. Bayi membutuhkan selimut atau handuk untuk membungkus sehingga mencegah kedinginan atau
menderita dingin.

c. Gunting yang telah direbus untuk sepuluh menit untuk digunakan dalam pemotongan tali pusar. d. Cord
clamps, atau tiga benang 25 cm, disterilisasi oleh mendidih selama 10 menit, untuk mengikat tali pusat.

e. Ibu berbaring di lantai bersih ditutupi dengan sepotong kain, plastik atau koran, dan sepotong kain atau
handuk di atasnya.

f. Bahan penyerap misalnya popok, Surat Kabar, membersihkan selimut untuk ditempatkan di bawah u
pantat ibu.

g. Kantong plastik untuk bahan-bahan kotor dan placenta.

h. Ambil selimut dilipat tiga kali untuk menutupi bagian atas tubuh ibu.

i. Menyediakan air hangat.

j. Oksigen jika diperlukan


2. Mencegah infeksi yang semua harus dilakukan bersih untuk mencegah infeksi yang sangat
membahayakan ibu dan anak. Orang-orang yang menderita pilek, batuk atau gatal-gatal tidak boleh
membantu anda.

a. Anda dan asisten Anda harus mengenakan penutup mulut dan hidung.

b. membersihkan kuku dan tangannya dan mencucinya dengan air keran selama 4 menit.

c. tidak kering mereka dengan kain atau sejenisnya.

d. mencuci mereka lagi jika mereka najis.

Tahap pertama bayi dalam kandungan akan membuat gerakan sekali setiap 10 sampai 20 menit dalam
jangka waktu dalam beberapa jam.

a. gumpalan lendir bercampur darah akan keluar

b. Ibu akan menderita dari kram yang datang setiap menit dan lebih sering bayi pendekatan kelahirannya

Tahap kedua : bayi mulai keluar untuk memecah ketuban dan air ketuban mengalir (hanya lebih dari satu
gelas) yang berarti bahwa bayi sedang di jalan. Meletakkan ibu berbaring dibawah. Ketika ibu
memberikan tekanan, lutut ibu harus ditarik ke atas dan dipegang oleh kedua tangannya.

Ketika tampak pembengkakan:

 ibu diminta berguling miring kekiri.


 lututnya tetap mengangkat.
 Tubuhnya dijaga tetap hangat.
 Istirahat kepala diletakkan di bantal. ketika bayi menunjukkan gerakan akan keluar, bersihkan jalan lahir
bayi.

3.Saat kelahiran.

a.Ibu harus tetap berusaha, dan tidak harus menahan nafas nya ketika mengerahkan tenaga.

b. Biarkan mulutnya sedikit terbuka, dan biarkan dia bernapas perlahan-lahan sehingga bayi mungkin
keluar perlahan-lahan serta (biasanya kepala si bayi keluar pertama, tetapi ada kasus-kasus di mana pantat,
kaki atau tangan keluar pertama).

Ketika bayi di jalan keluar, tidak melakukan apa-apa kecuali:

a. ketika tali pusar melilit di sekitar leher, mencoba untuk melepas lilitan melalui atas kepala atau
menurunkan lilitan ke bahu. Jika lilitan ketat dan tidak dapat dilepaskan, tempatkan dua klem dan
memotong tali pusat antara 2 klem tadi.
Berhati-hatilah untuk tidak melakukan tekanan pada tali pusat.
b. Jangan tarik pada tali pusar.
c. Letakkan kepala bayi di telapak tangan Anda sementara menunggu pundak keluar b.
d. Memegang bayi di ketiaknya dan mengangkatnya ke arah perut ibu.
e. Menempatkan bayi dekat kaki ibu dengan posisi kepala lebih rendah daripada tubuhnya.
f. Berhati-hati tali pusat tidak ditarik.

Anomali:

a. ketika bayi lahir dengan pantat duluan, jangan mengambil tindakan, tunggu.

b. Ketika bahu keluar, dan kepala belum, tunggu selama tiga menit dan kemudian menariknya keluar
perlahan-lahan.

Tahap ketiga.

a. Setelah kelahiran bayinya sendiri.

b. Ibu terlentang dengan kaki dilebarkan.


c. Setelah kelahiran akan muncul dalam sepuluh menit atau lebih

d. Ketika perdarahan deras, pijat dasar

e. tali pusar aman setelah lahir,untuk pemeriksaan.

Pemotongan tali pusar menunggu sampai placenta keluar atau tali pusat berhenti denyut, atau sepuluh
menit telah berlalu:

a. mengikat tali pusar erat di dua tempat, yaitu: 6" dan 8" dari dasar puser bayi.

b. apabila simpul pertama tidak terikat benar, ada kemungkinan pendarahan yang dapat menyebabkan
kematian bayi,

c. perdarahan parah (keluar dari) tali pusar antara dua knot.

Memakai antiseptik untuk tali pusar yang telah terpotong ini benar-benar dianjurkan.

Perawatan Ibu :

a. Ibunya dibersihkan dan ditutupi dengan handuk.

b. Memberikan nya minuman hangat, biskuit.

c. Biarkan dia tidur

d. memeriksa denyut nadi pergelangan tangan dan perhatikan napasnya.

.10.28 Kejang-Kejang

Kejang adalah suatu kondisi medis di mana otot-otot tubuh kontraksi dan rileks dengan cepat dan berulang-
ulang, mengakibatkan tubuh gemetar tidak terkendali.

Penyebab:

 Cedera kepala.
 Demam tinggi (children).
 Hipoksia berat.
 Lain-lain yang tidak diketahui penyebabnya.

Gejala :

1. Muka menjadi pucat, berkerut.


2. Mata berputar, tubuh menegang/kaku.
3. Korban jatuh, tubuh menegang/ kaku.
4. Kontraksi dari otot-otot. (sebagian atau seluruh tubuh).
5. Korban dapat mengeluarkan air mata.
6. Untuk wajah dan bibir kebiruan.
7. Mulut berbusa atau meneteskan air liur.
8. Kemungkinan kehilangan kesadaran.
9. Kehilangan kontrol kandung kemih.

Pengobatan:

1. Jangan menahan korban

2. Lindungi daerah sekitarnya ( armrest ) dengan bahan lembut seperti bantal, selimut untuk mencegah
cedera.

3. Tidak menempatkan sesuatu kemulut korban apapun tujuannya.

4. Setelah korban kejang-kejang, longgarkan pakaian di leher korban

5. Menjaga jalan napas terbuka.


6. Memiringkan kepala korban ke satu sisi, mencegah kesedak.

7. Membantu korban minum obat sendiri.

8. Setelah kejang-kejang, memungkinkan korban untuk beristirahat dan tidur

9. Memantau tanda-tanda vital.

34. Dengerous Goods


A. General Philosophy
Benda-benda tertentu didefinisikan sebagai DG yaitu benda atau zat yang dapat menimbulkan risiko
signifikan terhadap keselamatan, kesehatan, atau property ketika diangkut melalui udara. Pengangkutan
bahan semacam itu sudah ada aturannya. Benda tersebut diangkut oleh cargo tapi juga dapat dibawa oleh pax
atau crew yang memungkinkan terjadinya kebocoran atau kerusakan selama penerbangan dalam temperature
dan tekanan ang berbeda yang dapat menyebakan gas beracun atau kemungkinan terjadi kebakaran.
Aturan mengenai penganutan DG tercantum dalam ICAO Annex 18 dan dokumen 9284 mengenai “Intruksi
Teknis Pengangkutan DG yang Aman menggunakan Pesawat”. Transportasi standar pengangkutan DG
tercantum pada CASR part 92. IATA juga mengatur pengangkutan DG isinya :
1. Apa yang boleh dan tidak boleh diangkut
2. Penanggung jawab pengirim dan pengangkut
3. Dalam kondisi apa pengiriman harus dilakukan.
Lion mengatur kelas DG yg boleh diangkut yaitu kelas 1 (explosive), kelas 3 (flammable liquid), kelas 6
(toxic and infectious substances) dan kelas 9 (miscellaneous DG).

B. Klasifikasi DG
1. Kelas 1 eksplosive (TNT, gun powder, gelinite)
2. Kelas 2 Gases (Hairspray, korek api, parfum)
3. Kelas 3 Flammable Liquids (Alcohol, bensin, handsanitizer)
4. Kelas 4 Falammable Solids (Korek api kayu,karbit)
5. Kelas 5 Oxidizing Material and Organis Peroxide (Deterjen, pemutih pakaian)
6. Kelas 6 Toxi and Infectious Substances (Sianida, nikotin, pestisida)
7. Kelas 7 Radioctive Materials (X-ray, rontgen)
8. Kelas 8 Corrosive (Air aki, air raksa)
9. Kelas 9 Miscellaneous DG (Dry ice, hp, leptop, kamera)

C. Limitation of Dangerous Goods On Lion Air


 Dangerous Goods Forbidden For Transport By Air Under Any Circumtance
setiap zat yg dapat meledak, bereaksi berbahaya, menghasilkan nyala api atau evolusi berbahaya dari panas
atau emisi berbahaya dari gas uap beracun, korosif atau mudah terbakar dalam ondisi normal tidak boleh
diangkut dengan pesawat Lion Air
 Exception For Dangerous Goods of The Operator
Ketentuan yg terdapat dalam petunjuk teknis tidak berlaku untuk hal-hal berikut :
a. Barang dan zat yg dibawa didalam pesawat yg sudah disahkan oleh DGCA dan memenuhi
persyaratan khusus
b. Aerosol, alcohol beverages, parfume, colognes, korek api gas untuk dijual di pesawat
c. Dry ice digunakan untuk memakan dan meminum diatas pesawat
 Dangerous Goods In Company Material (COMAT)
Lion Air berwenang untuk mengangkut Dangerous Goods yg terkandung dalam COMAT, serta suku
cadang dan persediaan yg dimaksud untuk kebutuhan operasional perusahaan. Contoh : escape slide, POB
 Exception For Dangerous Goods Carried By Pasangger Or Crew
Petunjuk teknis ICAO mengecualikan beberapa barang berbahaya dari persyaratan yg biasanya berlaku
untuk dibawa oleh penumpang atau crew dengan syarat tertentu :
a. Jenis Dangerous Goods yg dibawa
b. Apakah DG dapat dibawwa sebagai carry on baggage/bagasi terdaftar
c. Membatasi jumlah barang yg dibawa
d. Memerlukan persetujuan perusahaan sebelum diangkut
D. Procedure for Handling Incident DG
a. Initial Action
 Notify Captain, segera beritahu kapten dan berkoordinasi dengan FC untuk tindakan yang harus
dilakukan.
 Identifikasi benda tersebut apakah mengindikasikan bahaya. Pax diberikan arahan dan
bagaimana prosedur penanganan DG.
b. In Case of Fire
Jika terjadi kebakaran, gunakan prosedur standar. Biasanya, air tidak digunakan pada cairan yang
tumpah karena akan menyebar. Pertimbangan harus dibuat jika pemadaman menggunakan water firex.
c. In Case of Spilage or Leakage (Tumpahan dan Retakan)
 Kumpulkan benda-benda yang dapat membantu jika adanya kebocoran. Gunakan handuk atau
koran atau cover bantalan kursi, gloves jika tersedia, setidaknya ada 2 polythylane waste bin
bags, dan setidaknya 3 polythylane bags kecil. Jika tidak tersedia gunakan airsickness bags.
 Gunakan rubber gloves dan smoke hood
 Pindahkan penumpang menjauhi area dan berikan handuk atau kain basah
 Letakan DG dalam polythylane bag
1. Jika emergency response kit tersedia
 Siapkan 2 kantung dan lipat ujungnya dan letakkan dilantai
 Letakan DG didalam kantung
 Lepaskan rubber gloves, hindari kontak dengan kulit
 Letakan rubber gloves di kantung kedua.
 Tutup kantung pertama
 Letakan kantung pertama kedalam kantung kedua dan tutup
2. Jika emergency response kit tidak tersedia
 Letakan DG kedalam polythylane bag.
 Pastikan benda yang terkena tumpahan DG berada diatas.
 Gunakan paper towel atau koran untuk memindahkan DG
 Letakan paper towel kedalam kantung.
 Jika tidak ada extra bag letakkan gloves dan paper towel di kantung yang sama
 Tutup kantung dan jangan ikat terlalu kencang
 Simpan polythylane bag dalam bar box. Pastikan saat memindahkan box DG tetap berada pada
posisinya.
 Seat cushion yang terkena tumpahan cairan DG harus dilepas dan masukan dalam kantung besar
dan disimpan.
 Tutup karpet yang terkena tumpahan DG dengan waste bag, airsickness bag, atau information
card.
 Periksa secara berkala benda yang terkena tumpahan DG.
d. After Landing Procedure
 Beritahu petugas darat mengenai DG dan dimana disimpan
 Tulis di CML dan AFML

Emergencies Assignment / Equipment and Handling of Emergency Situation

35. Emergency Assignment and Procedures


A. Condensation
Udara kabin dingin karena AC system yang menghasilkan lebih banyak kelembapan. Kelembapan yang
berlebih dalam kabin dapat keluar melalui ceiling dan sidewall yang kadang disertai asap. FA1 harus
membuat announcement untuk menjelaskan situasi tersebut ke pax jika dibutuhkan. Selama penerbangan,
kelembapan dapat membeku dan akan mencair ketika pesawat descent. Gunakan selimut atau paper towel
untuk mencegah air terlalu banyak menetes dan beritahu cockpit jika air terlalu banyak menetes yang
mungkin dikarenakan saluran pipa pembuangan. Lakukan pemeriksaan kabin secara berkala.

B. Pressure Seal Leak or Crack on the Window


Pesawat dapat mengalami kebocoran atau keretakan pada pintu atau jendela yang tidak terlalu serius untuk
menyebabkan dekompresi. Jika hal ini terjadi
1. Beritahu captain secepatnya dan ikuti intruksinya
2. Pindahkan pax jika memungkinkan
3. Pax yang duduk dekat dengan kebocoran atau keretakan harus mengencangkan sabuk pengaman
4. Amankan loose items
5. Tunggu intruksi selanjutnya
6. Jangan letakan bantal atau selimut untuk menutupi kebocoran
7. Jangan sentuh bagian apapun dari operating handle
8. Jika kebocoran terjadi dekat dengan FA seat, konsultasikan ke captain untuk mempertimbangkan jika
aman bagi FA untuk disana ketika landing.

C. Lavatory Flapper Door


Spring-loaded door pada penutup sampah di lavatory dibuat kedap udara untuk mencegah api menyebar
keluar dan membiarkan fire ex yang ada didalamnya bekerja maksimal. Jika flapper door rusak, lapor ke
cockpit segera. Jika tidak dapat diperbaiki, lavatory harus di block dan diberi placard INOP atau FA harus
memeriksa lavatory secara berkala.

D. Circuit Braker/ CB
Automatically operated electrical switch yg didesain untuk menjaga electric circuit dari kerusakan karena
overload/arus pendek. Sebelum memakai electrical equipment di galley pastikan posisi CB pops-in. CB
terletak di area Galley untuk mengeperasikan oven, coffe maker, wates heater, chiller, Dll. Mereset CB yg
pops-out tidak diperbolehkan

36. Emergency Equipment


A. Hand Fire Extinguisher
1. Water Fire Extinguisher
 General
Alat pemadam ini portable dan merupakan barang standard untuk semua pesawat kecuali B747-400.
Alat pemadam ringan ini terdiri dari tuas katup yang dioperasikan oleh ibu jari dan pegangan yang
dapat dilipat. Co2 catridge dipasang dipegangan, memutar handle dapat menyebabkan co2 catridge
akan tertusuk oleh hollow pin. Isi dari water firex adalah air dan glycol. Digunakan untuk
memadamkan api kelas A saja.
 Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal intact
 Check Point
1. Wire seal terpasang
2. Co2 catridge intact
 Description
1. Botol berwarna hijau/biru
2. Validity date
3. Placard instruction
4. Nozzle
5. Lever
6. Handle
7. Wire seal
8. Durasi 30-45 detik
9. Jarak penyemprotan min 20 ft
 How to Operate
1. ambil water firex, putar handle kearah kanan sejauh mungkin
2. tegakkan dan letakkan ibu jari di lever dan jari lainnya di handle
3. tekan lever untuk mengeluarkan isinya
4. arahkan ke pusat api, padamkan secara menyapu dari satu sisi ke sisi lainnya
2. Hallon Firex
 General
Alat pemadam ini portable dan standard untuk semua pesawat. Hallon merupakan alat pemadam api
yang apabilla dihirup beracun, tidak direkomendasikan diruang yang sempit dan tertutup. Digunakan
untuk kelas api A,B,C. Apabila digunakan di kelas api A masih meninggalkan bara, untuk itu siram
kembali dengan air. Untuk mematikan kelas api C matikan terlebih dahulu electrical jika
meungkinkan.
Note : Hindari menyemprot ke orang. Jika memadamkan api dari cockpit, crewmember yang ada
didalam menggunakan masker oksigen dan gunakan 100% oksigen.

 Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal intact
 Check Point
1. Safety pin terpasang
2. Pressure gauge indicator ada di green area
 Description
1. tabung berwarna merah
2. handle
3. nozzle
4. safety pin
5. pressure gauge indicator
6. trigger
7. placard instruction
8. placard validity date
9. durasi 7-10 detik
10. jarak 1-1.5 m
 How to Operate
1. ambil hallon dan tarik safety pinnya
2. tegakkan hallon dan letakkan ibu jari di trigger dan jari lainnya di handle
3. arahkan hallon ke pusat ap, jangan terlalu dekat ketika anda menyemprotkan dan hindari menghirup
uap yang berasal dari hallon
4. tekan trigger dan semprotkan hallon ke pusat api dengan cepat, dan padamkan api secara menyapu dari
satu sisi ke sisi lainnya, sampai apinya padam dan monitor api.
B. Crash Axe
Setiap pesawat harus dilengkapi dengan crash axe. Alat ini digunakan untuk menjangkau api yang sulit
diraih seperti dibelakang panel/pintu. Terdiri dari point end, blunt end, handle. Handle tersebut dapat
menahan sengatan listrik sampai dengan 20.000 volt. Alat ini berada di cockpit.
a. Purpose
1. Dapat digunakan untuk memotong dinding partisi
2. Sbg alat pencungkil
3. Untuk membuat shelter
b. How to Operate
1. Lepaskan dari bracket
2. Pegang handle
 Point end: untuk mencungkil
 Blunt end: memperbesar cungkilan
C. Gloves
a. Asbestos, untuk memegang benda yang panas dan terbakar
b. Rubber, untuk memegang bahan-bahan kimia
c. Preflight Check, Secure in proper location
d. Check Point, harus sepasang
D. Life vest
a. Requirement
Setiap pesawat harus dilengkapi dengan life vest jika:
 Terbang diatas perairan atau lebih dari 50 NM menjauhi garis pantai
 Take off/landing dibandara, dimana bandaranya dekat dengan perairan, memungkinkan terjadinya
ditching .

Life vest dilengkapi dengan chamber, dan merupakan alat bantu apung yang hanya dapat digunakan
oleh 1 orang dan dilengkapi dengan lampu anti air dan peluit. Lokasinya berada dibawah kursi atau
ditempat yang mudah dijangkau dari kursi penumpang. Semua pesawat menyediakan pelampung
untuk penumpang dan krumembernya, ada yang 1 chamber dan 2 chamber yang dapat membuat
seseorang mengapung diatas air dan dilengkapi dengan manual inflation tube yang berguna untuk
menambah dan mengurangi udara, serta dilengkapi dengan lampu yang akan menyala jika battery
terendam air.

b. Check point = seal not broken


c. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal intact
d. Macam-macam Life Vest
1. Adult/child life vest
Total spare on board: 5% dari seating capacity
a. Bagian-bagiannya
 Survival locator light
 Manual inflation tube
 Cylinder
 Inflator
 Battery
 Whistle
 Sea dye marker
 Buckle
 Harness strap
 Red toggle
b. How to Use
 Masukkan life vest melalui kepala
 Kaitkan strap melingkari pinggang , dan hubungkan ke buckle
 Kencangkan strapnya dengan cara menarik ujung strap
 Untuk mengembangkan secara otomatis tarik red toggle atau secara manual dengan
meneiup manual inflation tube
 Lampu akan menyala jika battery terendam air

Note: life vest harus dikembangkan ketika berdiri di pintu pesawat yang terbuka /diatas sayap

2. Infant life vest


Digunakan untuk infant yang berusia dibawah 2 tahun dan memiliki holding line. Terdiri dari 3
tipe dan total infant life vest adalah 10% dari total seating capacity
a. Type I
1. Description
1 chamber, 2 hip strap, 1 D ring, 1 CO2 cartridge, 1 red inflation handle, 1 manual
inflation tube, 1 light, 1 batre, 1 batre activation handle, 1 chin strap.
2. How to use
 Pakai melalui kepala dan back flap dibelakang
 Kaitkan chin strap terlebih dahulu
 Kaitkan strap dibawah lengan infant kedepan
 Kaitkan D ring ke snap hook
 Eratkan dengan menarik yellow tags
 Kembangkan dengan menarik inflation tag atau tiup melalui inflation tube
 Tarik yellow battery untuk mengaktifkan lampu
b. Type II
1. Description
2 chamber, 3 snap hook fastener, 1 holding line, 2 CO2 cartridge, 2 red inflation handle, 2
manual inflation handle, 1 light, 1 batre, 1 batre activation handle
2. How to Use
 Pakaikan dengan posisi 3 snap hook fastener di belakang
 Kaitkan 3 snap hook fastener
 Kembangkan
c. Type III
1. Description
2 chamber, snap fastener, tether line, light plug location, light, batre, cell pocket, manual
inflation tube, CO2 cartridge, whistle, strap, buckle, red tab, yellow tag,
2. How to Use
 Masukan kaki infant terlebih dahulu
 Masukan kepala infant
 Kaitkan strap melingkari pinggang
 Kaitkan buckle
3. Universal life vest (dapat digunakan oleh semua orang)
Didesain untuk digunakan oleh orang dewasa, anak kecil, infant yang beratnya 35 pounds.
Modelnya adalah AIC 35.
a. How to Use on Adult
 Pakai melalui kepala
 Kaitkan buckle
 Tarik strap untuk mengencangkan
 Untuk mengembangkan Tarik red tab
 Mengembangkan secara manual tiup pipa karet
b. How to Use on Child
 Pakai melalui kepala
 Kaitkan buckle dan Tarik strap untuk mengencangkan
 Tarik strap melingkari pinggang ke pangkal paha
 Untuk mengembangkan Tarik red tab
 Mengembangkan secara manual tiup pipa karet
c. How to Use on Infant
 Pakai melalui kepala sampai kebawah lengan
 Kaitkan strap melalui pangkal paha menyilang ke pundak
 Kaitkan buckle dan tark strap untuk mengencangkan
 Untuk mengembangkan Tarik red tab
 Mengembangkan secara manual tiup pipa karet
4. Crew life vest
Sama dengan life vest pada penumpang, hanya saja warnanya berbeda untuk memudahkan
identifikasi.
5. Demo life vest
Tidak dilengkapi dengan catridge karna tidak digunakan untuk operasional.

E. Emergency Locator Transmitter


Setiap pesawat harus memiliki 2 jenis ELT yaitu fixed ELT dan portable ELT (RSB). Untuk RSB harus
dapat tahan air, mengapung, dan dapat dioperasikan oleh semua orang tanpa memiliki keahlian khusus dan
fixed ELT harus terpasang dibagian belakang pesawat karena dibagian tersebut merupakan area yang
memungkinkan paling kecil dampak kerusakannya. Dapat digunakan pada saat emergency dan dapat
mengirimkan signal ke 121.5 MHz dan 243 MHz.
Jenis-jenis ELT:
1. Rescue 406 S
a. Preflight check
 Secure in proper location
 Quantity
 Validity date
 Antenna is not broken, terpasang disisi beacon dan menggunakan water soluable tape
b. Bagian-bagiannya
 Beacon
 Redhead
 Placard instruction
 Placard validity
 antenna
 lanyard
 end of lanyard
 red lanyard card
 water saluable tape
 vent hole
 battery
 plastic bag
 salt bag
 antenna
c. Performance detail type rescue
 Frekuensi: 121.5 MHz (civil) dan 243 MHz (military) dan 406 (cospas-sarsat / 406 s
ONLY)
 Battery endurance: 48 hrs
 Tidak ada tanda yang terlihat untuk memastikan elt memancarkan sinyal namun penerima
sinyal akan mendengar Hi-Pitch Tone
d. How to use
1. On water
 Buka gulungan lanyard
 Kaitkan di life raft/life vest
 Taruh beacon didalam air
 Beacon akan aktif setelah 5 detik pada air garam dan 5 menit pada air tawar setelah
antenna tegak dan akan hanyut sejauh 18 m.
2. On land
 Buka segel dari antenna dan tegakkan
 Buka red lanyard card dan keluarkan dari beacon
 Buka gulungan plastic bag, (406 s) keluarkan salt bag dan masukkan campuran air dan
garam
 Masukkan beacon ke dalam plastic dengan air sampai dengan 0,75 liter atau sampai
water inlet terendam air
 Letakkan pada area yang bebas halangan, dan tegakkan
 Jika terdapat bukit letakkan dibukit atau ditempat yang tinggi.
e. Untuk menonaktifkan beacon
= Keluarkan dari air dengan posisi horizontal
Note: Jangan pakai air alcohol untuk mengisi plastic bag, ganti air secara berkala jika
memungkinkan, jika ada 2 beacon nyalakan 1 terlebih dahulu

2. Type rescue 406 SE


a. Bagian-bagiannya
 antenna
 LED indicator
 end of lanyard
 red lanyard card
 water sensor
 water soluble tape
 battery
 rotary switch (XMT, ARM, TEST, OFF, )
LED indicator akan menyala setiap 2 detik jika diposisikan pada XMT dan akan aktif jika
diposisi ARM saat terendam air. Tidak akan menyala jika diposisi OFF.
b. Check point
Saat pesawat beroperasi secara normal, alat ini harus dalam keadaan arm dan antenanya harus
terpasang di sisi beacon menggunakan water soluble tape
c. Performance
1. 121.5MHz (civil), 243MHz (military), 406MHz (cospas-sarsat)
2. Ketahanan batre 50jam
d. How to Use
1. On water (Arm)
Harus diposisikan arm dan pastikan terendam air, akan aktif secara otomatis ketika air masuk
kedalam water sensor.
2. On land (XMT)
Harus di posisikan ke XMT dan tegakkan antenna secara manual.
e. Untuk menonaktifkan beacon
1. On land: putar rotary switch ke OFF 2. On water: ambil ELT dari air dan posisikan horizontal
F. First Aid Equipment
1. Personal FAK
Obat-obatan yang hanya diperuntukkan untuk diri sendiri dan tidak diperbolehkan untuk diberikan ke
penumpang atau kru member lainnya. Contohnya obat sakit kepala, obat sakit perut, obat batuk, dll
2. First Aid Kit
a. Requirement
1. FAK harus mudah diakses, tersimpan ditempat yang aman, terhindar dari debu, lembab, dan
suhu yang merusak.
2. Jumlah minimum FAK mengikuti seating capacity :

Jumlah Pax Seats Jumlah FAK


0-50 1
51-150 2
151-250 3
>250 4
3. First Aid harus segera diberikan kepada orang yang terluka atau orang sakit sampai petugas
medis datang
4. FAK dapat digunakan sebagai medical emergency dan alat bertahan hidup
5. Daftar isi FAK terdapat didalam covernya
6. FAK harus tersegel dan dibawa ketika evakuasi
7. FAK harus selalu dicek setiap sebelum keberangkatan dan tersegel
b. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal intact

Contents Qty
Adhesive Bandage Compresses 16
Antiseptic swabs 20
Ammonia inhalant 10
Bandage compresses 4 inch 8
Triangular bandage compresses 40 inch 5
Arm splint 1
Leg splint 1
Roller bandage 4
Adhesive tape 2
Bandage scissors 1
3. Emergency Medical Kit
a. Requirement
Setidaknya ada 1 didalam pesawat untuk penanganan medis selama penerbangan dan hanya
digunakan oleh tenaga medis yang qualified
b. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
c. Check Point
1. Seal intact

Contents Qty
Sphygmomanometer 1
Stethoscope 1
CPR Mask 3
Selang infus 1
Cairan infus 500 ml 1
Tisu beralkohol 2
Scissors 1 pasang
Tourniquet 1
Sarung tangan medis 1 pasang
Jarum suntik 6
Tabung suntik 4
Obat penghilang nyeri 4
Obat alergi (tablet) 4
Obat alergi (injectable) 2
Bronchodilator (obat asma) 1
Dextrose (untuk insulin shock) 1
Obat shock 2
Anastesi / bius lokal 2
Nitroglycerin tablet (obat jantung) 10
Basic instruction 1
4. Prosedur Setelah Menggunakan FAK dan MK
a. Setelah menggunakan FAK atau medical kit, FA harus mengisi incident report form yang ada
didalamnya
b. Form yang sudah diisi harus dimasukkan kembali ke FAK atau medical kit
c. Setelah digunakan barang yang non disposal use harus dimasukkan kembali ke dalam box
d. Setelah digunakan di seal kembali dan diberi segel merah, apabila segel merah tidak tersedia,
FA harus mengisi ‘’red seal not available’’ pada incident report form
e. FAK atau medical kit yang sudah digunakan harus dilaporkan ke FA1 untuk selanjutnya ditulis
di CML dan report form

G. Megaphone
a. Requirement
1. Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan megaphone yang siap digunakan,
mudah diakses, untuk mengarahkan proses evakuasi
2. 1 megaphone dengan seating capacity lebih dari 60 kurang dari 100 dan diletakkan di kabin bagian
belakang atau dimanapun sesuai dengan inspektur jika alternative tersebut dirasa lebih sesuai.
3. 2 megaphone dengan seating capacity lebih dari 99 dan diletakkan di kabin bagian belakang dan
kabin bagian depan
b. Kegunaan
1. Menggantikan PA yang inop
2. Mengarahkan proses evakuasi
3. Mengumpulkan penumpang setelah evakuasi
c. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Pastikan berfungsi dengan menekan handle squish to talk dan push to talk
d. Description

Squeeze to Talk Press to Talk


Horn Horn
Handhold / squeeze to talk switch Handhold / press to talk switch
Microphone Microphone
Battery Battery
Volume Control
Siren
Use light (green)
e. How to Use
1. Pegang megaphone dengan satu tangan
2. Dekatkan mulut dengan microphone
3. Remas handle maka megaphone akan aktif
4. Berbicara dengan pelan dan jelas melalui microphone
5. Atur volume dan sesuaikan
6. Arahkan speaker kepada orang yang dituju
H. Flash light
a. Requirement
Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan flashlight yang mudah dijangkau dari FA
seat, setiap krumember harus mengecek flashlight dalam keadaan secure in proper location dan
berfungsi, setiap krumember harus memiliki personal flashlight dan dibawa dalam setiap penerbangan,
slalu dibawa saat evakuasi, tahan air. Flashlight memiliki LED yang berwarna hijau dan menyala setiap
3-4 detik sekali jika kondisi batterynya layak, dan akan berwarna amber dan akan menyala setiap 10
detik sekali jika sudah tidak layak pakai batterynya. Baterainya tidak bisa diisi ulang.
b. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
c. Check Point
1. Validity date
2. Seal intact dan LED flashing
d. Type A
1. Seal, yaitu pada stowage bracket memiliki placard EMERGENCY USE ONLY
2. Condition Light, yaitu warna amber mengindikasikan kondisi batre. LED akan flashing 3-4 detik
menandakan batre masih bagus

Note: condition light setidaknya flashing setiap 10 detik sekali. Waktu flashing mengindikasikan
ketahanan dan durasi batre. Ketika flash setiap 10 detik sekali atau lebih maka batre harus diganti

e. Type B
1. Elastic Wrist Strap
2. Condition Light
 Hijau, batre bagus
 Merah, batre harus diganti
 Jika flash setiap 10 detik batre sudah habis
3. Tamper seal
4. Push to Test Switch

Note: ada jeda 4 detik setelah menekan pust to test switch

I. Seat belt
a. Requirement
1. Saat takeoff/landing setiap pesawat harus dilengkapi dengan kursi untuk setiap orang yang usianya
sudah mencapai 2 tahun
2. Dilengkapi seatbelt yang digunakan untuk masing-masing orang dalam pesawat yang telah
mencapai usia 2 tahun. Kecuali dua orang yang menempati berth, divan atau multiple lounge boleh
berbagi seatbelt hanya pada saat inflight.
b. Pre-Flight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
c. Macam-macam seat belt :
1. Extention seatbelt
Tujuan : extension seatbelt sipasang untuk menambah panjang seatbelt standar yang tidak muat
untuk orang yang memiliki berat badan berlebih
2. Infant Seatbelt
Tujuan : digunakan untuk anak dibawah 2 tahun yang dikaitkan ke orang dewasa yang mana
dipasang melalui loop. Infant seatbelt dapat juga digunakan sebagai extension seatbelt
3. Seatbelt Airbag
Terdapat 4 komponen utama
 Seatbelt airbag assembly, ketika mendeteksi hentakan airbag akan mengembang
melindungi pax yang mana dia akan deflate dalam waktu 10 detik.
 Inflator assembly, terdiri dari gas silinder dan gas nozzle yang memiliki batas selama 10
tahun
 Electronic module assembly, sensor akan mendeteksi dan menganalisis getaran. Air bag
akan mengembang jika getaran sudah mencapai 9g atau lebih selama 50 milisecond. Batas
EMA adalah 10 tahun
 Cable interface assembly, yaitu penghubung EMA dan inflator untuk mengembangkan
airbag.
J. Smoke goggle
Digunakan bersamaan dengan quick donning mask untuk melindungi mata dari asap, dan gas beracun.
Berada di cockpit untuk digunakan oleh flight crew.
K. Life raft
a. Pre-Flight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal
b. Check Point
1. Sealed
c. Description

Upper and lower air chamber Rain catchment


Floor Pressure bottles
Stabilizer Life line
Canopy Boarding ladder
Canopy rod Rings for canopy
Inflation valve upper and lower chamber Survival kit
Boarding station Knife
Canopy center strut Heaving line
Position light Mooring line
Lighting Sea anchor

d. Life raft Equipment


1. Fixed Equipment
 Boarding ramp, membantu survivors naik kedalam raft
 Having line in holder, tali yang dilempar untuk menjangkau survivors yang masih di air
mendekat ke raft
 Sea anchor in holder, menstabilkan dan mengontrol raft
 Life line, tali yang berada didalam dan diluar raft untuk berpegangan
 Water activated light, akan otomatis menyala jika batre terendam air dan letaknya
bersampingan dengan boarding ramp
 Raft knife
1. Equipment in the Pouch
 Canopy and Poles
 FAK
 Survival instruction booklet
 Equipment list in raft
 Raft instruction book
 Hand pump
 Raft repair kit
 Bailing bucket
 Sponges
 Water container
 Fishing kit
 Pocket knife
 Sea dye marker
 Whistle
 Signal mirror, hanya digunakan ketika sudah melihat tim SAR. Menggunakannya, pegang
foresight ditangan kiri sejauh 15 cm dari mata, letakkan cermin didepan mata
menggunakan tangan kanan dan sejajarkan kedua lubang, arahkan pantulan cahaya ke tim
SAR.
 Signal/Smoke Flare
1. Signal Rocket, hanya digunakan pada malam hari. Signal rocket akan melontarkan red flare
diikuti dengan parasut dan akan menyala selama 45 detik. Menggunakannya, pegang signal
rocket, arahkan searah angin, buka cover cap, tarik ripcord kebawah.
2. Hand flare, akan menyala dalam waktu 2 detik setelah ripcord ditarik. Durasinya 60 detik dan
tahan air. Menggunakannya, arahkan keatas searah angin, buka cover cap, Tarik ripcord
keatas, pegang sekencangnya.
3. Smoke flare, akan menyala dalam waktu 2 detik setelah ripcord ditarik dan asap akan
berwarna abu-abu terlebih dahulu lalu berubah orange. Durasi tergantung buatan pabrik,
jerman 4 menit, cina 3 menit. Menggunakannya, buka cover cap, tarik ripcord.
 Flashlight
 Compass
 pliers
2. How to Use
1. Buka penutup berwarna biru
2. Lepaskan safety strap dan snap hook
3. Kaitkan mooring line ke anchor point (overwing) atau engsel pintu (Door frame)
4. Lemparkan kedalam air
5. Hentakkan tali tersebut dan liferaft akan mengembang
3. Life raft management
Saat kabin sudah bersih, masuklah ke dalam rakit (jika waktu memungkinkan, turunkan makanan
dan air). Peringkat tertinggi rantai komando akan memutuskan tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota kru. Ini adalah tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan tetapi tidak terbatas
pada:
1. Penataan Tempat Duduk Rakit: pastikan semua penumpang duduk di lantai rakit dengan
berhadap-hadapan dan kembali ke belakang.
2. Cari dan selamatkan korban yang selamat dari air ke dalam rakit.
3. Melakukan headcount.
4. Berikan pertolongan pertama.
5. Periksa apakah ada kebocoran dari rakit.
6. Aktifkan pemancar: Pastikan pemancar diikat dengan aman ke rompi pelampung atau slide/rakit.
7. Sebarkan jangkar laut saat rakit bersih dari bahan bakar apa pun di atas air.
8. Tegakkan Kanopi untuk melindungi orang yang selamat dari sengatan matahari dan dehidrasi
saat cuaca hangat, atau untuk menjaga rakit tetap kering dan menyediakan sumber air saat kondisi
hujan.
10. Tugas pengintaian terorganisir. Siapkan suar dan cermin sinyal dari survival kit untuk menarik
perhatian. kondisi sea anchor, pemancar, dan rakit laut juga harus teratur diperiksa.
11. Saat melihat daratan kering atau perahu penyelamat, atur pax di atas rakit dan mulailah
mendayung ke lokasi penyelamatan.
L. Restrain kit
Lion air harus memastikan setiap pesawatnya harus membawa alat pengikat yang mudah dijangkau oleh
kru terdapat dua restrain kit, satu untuk tangan dan satu untuk kaki, diletakkan di kabin bagian depan.
Isinya:
a. Hand cuffs (2)
b. Body cuffs (2)
c. Medical scissors
d. Usage instruction
e. Witness form
f. Final warning card
g. Law statement
M. POB
a. Fungsi POB
1. Untuk memberikan pertolongan pertama pada kru dan penumpang
2. Walk around for FA setelah dekompresi
b. Description
1. Safety strap
2. Pressure gauge indicator
3. 2 outlets (4liter/minute dan 2liter/minute)
4. On/off valve
5. Mask
6. Flow indicator
7. Elastic strap
8. Connector (plug or bayonet type)
9. Placard instruction dan validity
c. Check point
Min. 1500 psi from base stasion dan 1000 psi from out station

Sebelum memberikan POB, prosedur yang harus dilakukan:

1. Info ke captain atau FA1


2. Longgarkan pakaian atau benda-benda yang mengikat
3. Bersihkan wajah dari krim

Oxygen (FA, Pax, Cockpit)

ASU dan PSU (FA dan Pax)

Quick donning mask (Cockpit)

d. How to operate
1. Pasang connector ke outlet
2. Nyalakan dan cek flow indikatornya. Untuk mengeceknya, lihat flow indikator dari warna merah
berubah hijau, atau tutup masker dengan telapak tangan dan lihat plastic bag mengembang atau
tidak.
3. Letakkan POB disamping atau diantara pax
4. Kenakan masker oksigen menutupi mulut dan hidung
5. Monitor. Jangan gunakan jika sudah dibawah 500 psi karena akan dipakai untuk FA walk around
setelah dekompresi dan jangan gunakan dibawah 50 psi karena akan terkontaminasi
6. Jika oksigen tidak dibuthkan lagi atau pressure gauge menunjuk 500 psi, lepas masker dan
matikan. Ganti dengan steril masker dan simpan ditempat yang aman. FA akan menulis di CML
dan PAIDUR.
e. How to operate to infant
1. Baringkan infant
2. Gunakan 2 liter per menit
3. Jangan kenakan masker langsung pada wajah infant, beri jarak beberapa inci sehingga infant tidak
mendapat terlalu banyak oksigen.
N. POCA
a. Check point, window gauge berwarna merah dan angka berada tepat ditengah
b. Description
 Tabung berwarna hijau
 Placard instruction dan validity
 Safety strap
 Protective cover
 Pressure gauge indicator
 Window
 Fill valve
 Control knob
 1 outlet
c. How to Use
1. Ambil dari bracket
2. Lepaskan masker dari stowage bag, pastikan masker terpasang ke outlet dan kenakan masker ke
pax menutupi mulut dan hidung.
3. Putar control knob berlawanan jarum jam. Pastikan angka berada tepat ditengah window. Cek flow
indicator untuk memastikan oksigen mengalir.
O. PBE
1. Dupont
a. Preflight check
 Secure in proper location
 Quantity
 Validity date
 sealed
b. Check point: indicator berwarna merah dan tidak menonjol dari tempatnya
c. Descriptions
 Box putih gading: placard instruction, validity dan red indicator
 Vacuum bag seal
 Smokehood
 clear visor
 rubber neck seal
 2 oksigen silinder
 Alat untuk mengontrol co2
 LED indicator
d. How to use
 Keluarkan dari container
 Pisahkan 2 tabung cylinder yang masih menempel dan pastikan terdengar bunyi ‘whoosh’
dan Check LED indicator berwarna hijau tanda PBE sudah aktif
 Letakkan kedua tangan pada rubber neck seal, untuk membuka agar bisa dipakai dengan
cara tundukkan kepala
 Rambut tidak boleh keluar
e. Additional info
 oksigen pertama akan berbunyi whoosh
 oksigen kedua akan menyala indicator berwarna hijau
 durasi 15 menit
2. Scott
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Check point: seal dan humadity indicator berwarna biru/putih/abu-abu, jangan berwarna pink
c. Descriptions
 Box berwarna hijau : placard instruction dan validity, viewing window, handle, dan latch.
 Vacuum bag : rad tab dan smoke hood
 Clear visor
 Rubber neck seal
 Head harness
 Loose fitting hood
 Generator
 Activation ring
d. How to use:
1. Keluarkan dari kotaknya
2. Tarik red tabs untuk membuka vacuumbag seal
3. Tarik activation ring searah panah
4. Pegang unit pada bagian bawah clear visor, jauhkan generator dari si pemakai
5. Renggangkan rubber neck seal, dipakai secara merunduk
6. Sesuaikan smoke hood dan pastikan dalam kondisi yang nyaman
7. Bernapas secara normal
e. Additional info
Pengoperasian normal akan terdengar aliran udara didalam smokehood, lepaska smokehood ketika
aliran udara tidak terdengar, karena akan menyebabkan sesak napas.
3. Puritain
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: vacuum bag is sealed
c. Descriptions
 Fixed stowage box
 Berwarna putih gading
 Transparent cover
 Access handle
 Placard instruction dan validity
 ID tag
 Vacuum bag
 Smokehood
 Clear visor
 Rubber neck seal
 Oronasal mask cone
 Adjustment strap
 Starter candle
 Speaking diaphragm
 Generator
 Neck flap
d. How to use
1. Tarik access handle
2. Tarik id tag kebawah untuk membuka vacuum bag
3. keluarkan smokehood dari container
4. renggangkan rubber neckseal dengan kedua tangan dari bawah, pakai secara merunduk
5. rambut berada didalam neckseal
6. tarik adjustment strap bagian bawah kearah depan agar starter candle mengalirkan oksigen ,
dan tarik kebelakang untuk mengunci oronasal mask
e. additional info
setelah oksigen dalam smokehood berkurang, segera lepaskan. Durasi 15 menit.
4. Air Liquid
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: green indicator didalam boxnya
c. Descriptions
 Orange box
 Green indicator
 Placard instruction dan validity
 Clear visor
 Rubber neck seal
 CO2 filtration
 Speaking diaphragm

d. How to use
1. Buka boxnya dan keluarkan dari vacuumbag seal
2. Keluarkan smokehood
3. Masukkan kedua tangan pada rubber neck seal dan renggangkan, dan pakai dengan cara
merunduk
4. Air liquid akan aktif jika lempengan besi menyentuh kepala dan smoke hood akan
mengembang
e. Additional info
Setelah penggunaan anda sulit bernapas, segera lepaskan smoke hood tersebut karena tidak ada
oksigen yang mengalir, durasinya 15 menit.
5. Dragger
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: yellow indicator is not broken, seal, dan serviceability indicator not broken
c. Descriptions
 Box abu-abu
 Placard instruction dan validity
 Viewing window
 Locking clamp
 White seal
 Vacuum bag
 Rad strap
 Smoke hood
 Clear visor
 Rubber neck seal
 Mask speech transmitter
 Lanyard
 Starter candle
 Generator
 belt
d. How to use
1. Buka boxnya dan keluarkan dari vacuumbag seal dengan cara merobek plastiknya
2. Keluarkan smokehood
3. Masukkan kedua tangan pada rubber neck seal dan renggangkan, dan pakai dengan cara
merunduk
4. Pastikan masker menutupi mulut dan hidung
5. Tarik lanyard kebawah untuk mengaktifkan oksigen
6. Ikatkan belt melingkari pinggul
7. Pastikan inner mask terpasang dengan baik
e. Additional info
Sebelum keberangkatan pastikan smokehood tersegel, pastikan locking clamp tersegel white seal
dan indikatornya tidak rusak, durasinya 20 menit.

P. Emergency light
a. Setiap lampu darurat harus:
I. Dapat dioperasikan secara manual baik dari stasiun kru penerbangan dan, untuk pesawat terbang yang
digunakan untuk penerbangan petugas diperlukan, dari titik di kompartemen penumpang yang mudah
diakses dari normal FA seat;
II. Memiliki sarana untuk mencegah pengoperasian kontrol manual yang tidak disengaja;
III. Saat armed atau dihidupkan di salah satu stasiun, tetap menyala atau menyala saat gangguan
dari daya listrik normal pesawat.
b. Setiap lampu harus di posisi armed atau dinyalakan saat meluncur, lepas landas, dan mendarat;
c. Setiap lampu harus memberikan tingkat penerangan yang diperlukan setidaknya selama 10 menit pada
titik kritis kondisi sekitar setelah pendaratan darurat;
d. Setiap lampu harus memiliki perangkat kontrol kokpit yang memiliki posisi "ON", "OFF" dan
"ARMED".
37. Handling of Emergency Situation
A. Cabin Pressurization System
Dengan meningkatnya ketinggian dan penurunan oxygen atau parsial oxygen juga menurun. System
bertekanan dirancang untuk mempertahankan tekanan didalam Flight Deck dan kabin setara dengan
tekanan atmosfir yg berlaku pada 8000 feet atau lebih rendah. Biasanya tekanan kabin dipertahankan pada
ketinggian 5000-7000 feet untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang dan crew
B. Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin baik secara cepat ataupun lambat dikarenakan adanya
kebocoran pada dinding pesawat atau sistem pressurization yang tidak berfungsi. Pesawat harus segera
menurunkan ketinggian dan oksigen sangat dibutuhkan. Bahaya utama dari dekompresi adalah HYPOXIA
yaitu kurangnya oksigen dalam tubuh. Orang yang terkena hypoxia harus segera diberikan oksigen, jika
tidak, maka akan kehilangan kesadaran. Jika 4-6 menit tanpa oksigen maka orang tersebut akan menderita
kerusakan otak bahkan kematian.
a. Slow Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara bertahap dikarenakan kerusakan badan
pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.

TANDA/GEJALA DEKOMPRESI
CABIN EFFECT/YANG DAPAT DILIHAT PHYSIOLOGICAL EFFECTS/YANG DAPAT
DIRASA
Biasanya tidak ada perubahan jelas didalam kabin Pusing, lelah, sakit kepala, senang berlebih, canggung,
sampai masker oksigen jatuh secara otomatis dan koordinasi memburuk, penilaian dan pengelihatan
fasten seatbelt sign menyala. berkurang
Jika terjadi gejala physiological, cek sesama crewmember untuk melihat apakah mereka merasakan gejala
yang sama. Jika gejala hypoxia terjadi segera lakukan IMMEDIATE ACTIONS.

Flight Attendant action :

1. Pureser/FA1 memberitahu PIC secepatnya dan mengikuti instruksinya


2. Jika PIC memutuskan bahwa slow decompression telah terjadi, lanjutkan dengan Tindakan berikut :
 Purser/fa1 memberitahu informasi ke FA yg lainnya
 Pada malam hari nyalakan semua lampu kabin
 Berhenti melayani penumpang
 Announcement penumpang untuk kencangkan sabuk pengaman
 Pastikan penumpang Kembali ke kursinya dan mengencangkan sabuk pengaman
 Mengamankan benda2 yg mudah terlepas di dalam kabin
 Aman area galley dan lavatory, pastikan lavatory kosong dan pintu tertutup dan terkunci
 Amankan diri sendiri di FA seat

Flight Crew action :

 Ketika kabin altitude “CONTROLLABLE” tanpa menurunkan oxygen penumpang, Flight Crew
akan memberi informasi kepada Flight Attandent
 Ketika cabin altitude “UNCONTROLLABLE” refer ke Rapid Decompression

b. Rapid Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara tiba-tiba dikarenakan ledakan dari keretakan
badan pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.

GEJALA/TANDA RAPID DECOMPRESSION


CABIN EFFECT/YANG DAPAT DILIHAT PHYSIOLOGICAL EFFECTS/YANG DAPAT
DIRASA
1. ledakan keras diikuti hilangnya tekanan 1. Jantung berdetak kencang
kabin secara tiba-tiba 2. Pipi dan bibir bergetar karena hilangnya
2. Aliran udara meninggalkan kabin dengan oksigen dari paru-paru
cepat 3. Telinga terasa sakit dan sinus
3. Suhu menurun dengan cepat 4. Penilaian dan penglihatan berkurang
4. Ada debu atau kabut 5. Tubuh sering mengeluarkan gas
5. Benda-benda bertebaran 6. Koordinasi memburuk
6. Masker oksigen jatuh secara otomatis 7. Kesulitan bernapas dan berbicara
7. Akan terdengar bunyi chime
Semua gejala tersebut mungkin dapat terjadi atau tidak dalam waktu bersamaan.

Ketika tekanan di cabin tidak dapat terkontrol, maka pesawat akan melakukan emergency descent dan ada
command dari Flight Crew “SEATED AND FASTEN DECOMPRESSION”

 Flight Attendant Actions


1. “Think Oxygen” - menggunakan masker
2. “Secured self” - Duduk dan berpegangan pada fix object, jika memungkinkan pakai sabuk pengaman dan
shoulder harness.
3. Jika announcement dekompresi otomatis tidak menyala, coba untuk membuat announcement
menggunakan PA dan teriak “MASK ON, FASTEN SEATBELT – TARIK MASKER, PAKAI,
KENCANGKAN SABUK PENGAMAN” melalui masker oksigen. (Sesuai Notice covid 19)
4. Tetap kenakan masker oksigen dan duduk sampai pemberitahuan selanjutnya dari kapten.

Jika tidak ada command dari Flight Crew tp oxygen mask keluar
1. “Think Oxygen” - menggunakan masker
2. “Secured self” - Duduk dan berpegangan pada fix object, jika memungkinkan pakai sabuk
pengaman dan shoulder harness.
3. FA1 akan mencoba untuk berkomunikasi kepada PIC by Interphone
 Jika adarespon, ingatkan Flight Crew untuk command “SEATED AND FASTEN
DEKOMPRESSION”
 Jika tidak ada renspon dari Flight Crew, FA1 atau FA terdekat masuk ke kokpit
menggunakan POB dan memastikan Flight Crew menggunakan Quick Donning mask,
jika belum maka bantu untuk memakaikannya
4. Jika automatic decompression announcement INOP, coba untuk melakukan announcement teriak
“MASK ON, FASTEN SEATBELT” – “TARIK MASKER PAKAI, KENCANGKAN SABUK
PENGAMAN” (Sesuai Notice Covid 19)
5. tetap duduk menggunakan oxygen mask dan menunggu instruksi selanjutnya dr PIC

c. Post Decompression Duties


Ketika pesawat telah mencapai level aman dan cabin altitude di atau dibawah 10.000 ft masker
osigen dapat dilepas dan flight crew akan memberi command
“FLIGHT ATTENDANTS SAFE ALTITUDE, MASK OFF”
 Flight Attendant Actions
1. FA harus menjangkau POB terdekat, jika dibutuhkan gunakan ekstra masker yang ada
di PSU. Pakai POB menggunakan shoulder strap sehingga kedua tangan dapat
membantu crewmember dan penumpang. Pastikan POB berfungsi sebelum membantu
penumpang. Kegagalan penggunaan POB dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
2. FA1 akan cek cockpit
3. Cek sesame crewmember, hitung bila perlu
4. Announcement akan dilakukan :
a. Captain Announcement
Command dr Flight Crew “FLIGHT ATTENDANT POST
DECOMPRESSION DUTIES”
b. FA announcement
“Mohon perhatian,
Kita sekarang sudah berada pada ketinggian yang aman, masker oksigen dapat
dilepaskan. Bagi penumpang yang masih memerlukan oksigen tambahan, kami
mohon untuk menghubuni awak kabin. Kami mohon maaf atas ketidaknyaman ini.
Terima kasih”
“Attention all passengers,
We are at a safe altitude now. You may remove your oxygen mask. If you need
additional oxygen, please notify our flight attendants. We apologize for this
inconvenience.
Thank you”
5. Cek penumpang. Pastikan penumpang bernapas dengan normal dan menggunakan
masker dengan benar. Setelah oksigen berhenti mengalir, berikan POB tambahan
sebagai first aid jika dibutuhkan.
6. Cek lavatory jika kemungkinan ada penumpang yang terjebak dan membutuhkan
bantuan.
7. Berikan pertolongan pertama jika dibutuhkan.
8. Cek api di lavatory, galley, dan kabin.
9. Laporkan penumpang yang terluka dan kerusakan kabin ke FA-1 dan FA-1 akan
melapor ke Kapten.

Note : Generator oksigen mengalirkan oksigen melalui reaksi kimia sodium chlorate dan iron
powder yang bereaksi membentuk garam dan gas oksigen. Ketika oksigen mengalir, maka aliran
tersebut tidak dapat dihentikan (continuous flow) sampai semua sodium chlorate digunakan.
Reaksi tersebut menghasilkan panas dan permukaan generator akan mencapai 450˚F / 232˚C dan
akan tercium bau terbakar setelah penggunaan oksigen karena rekasi kimia yang terjadi.

d. Time of Useful Consciousness


Adalah waktu maksimal yang dibutuhkan crewmember untuk berpikir rasional dan memutuskan
untuk menyelamatkan nyawa pada ketinggian tertentu tanpa oksigen tambahan.
Altitude TUC
45.000 9 – 15 detik
40.000 15 – 20 detik
35.000 30 – 60 detik
30.000 1 – 2 menit
28.000 2 ½ - 3 menit
25.000 3 – 5 menit
22.000 5 – 10 menit
20.000 30 menit atau lebih

C. Smoke and Fire Inflight


a. Basic Chemistry of Fire
Api terjadi hanya jika adanya 3 faktor yaitu
1. Heat, yaitu material yang mudah terbakar hanya pada suhu panas tertentu sesuai karakter benda
tertentu.
2. Oxygen. Kandungan oksigen cukup untuk mendukung pembakaran dan requirement ini berbeda-
beda untuk setiap material yang dapat terbakar.
3. Fuel, yaitu benda yang mudah terbakar disebut sebagai “fooder”. Bahan bakar ini akan terbakar
pada intensitas yang berbeda-beda tergantung kondisi fisik materialnya.

b. Classification of Fire

Class Material Examples Extinguisher Method


A Combustible Kertas, karpet, Water (H2O) Cooling, yaitu menghilangkan
Material (Benda kursi, kayu, dan Halon unsur panas (heat)
Padat) bantalan kursi, dll
B Flammable Bensin, oli, minyak Halon Smothering, yaitu menghilangkan
Liquid tanah, alcohol, dll unsur oxygen
C Energized Coffee maker, Halon Smothering, yaitu menghilangkan
Electrical water boiler, oven, unsur oxygen
Equipment dll

Note Jika memungkinkan alat-alat listrik harus dimatikan terlebih dahulu sebelum memadamkan
api kelas C.
Caution Penggunaan air untuk memadamkan cairan yang mudah terbakar menyebabkan api cepat
menyebar dan alat listrik akan menghantarkan arus listrik sehingga tersengat bahkan
kematian.

c. Preventing Panic
Api dapat sangat membahayakan. Untuk mencegah kepanikan buatlah announcement agar penumpang
tetap terinformasikan dan pastikan mereka bahwa prosedur yang diperlukan sedang dilakukan. Jika api
menghasilkan asap tebal dalam kabin, crewmember harus:
1. Tetap tenang
2. Lakukan prosedur terkait
3. Lihat tanda kepanikan dan lakukan tindakan jika diperlukan
4. Jika memungkinkan jauhkan penumpang dari asap
5. Jika asap terlalu tebal dalam kabin, crewmember harus menggunakan PBE. Jika memungkinkan
minta penumpang untuk menutup mulut dan hidung menggunakan kain yang sudah dibasahi. Jika
diperlukan minta ppenumpang untuk bernapas setidaknya 6 inci dari lantai kabin karena intensitas
asap yang sedikit.

d. Crewmember Roles and Functions


1. Fire Fighter adalah crewmember yang menemukan api atau yang pertama kali diberitahu
penumpang. Fire fighter harus:
 Mengidentifikasi sumber dan tipe api
 Beritahu crewmember terdekat sebagai backup crew “HALON! HALON! (Location)
 Matikan arus listrik
 Ambil fire ex dan smoke hood
 Padamkan api
 Cegah api untuk muncul kembali dan monitor untuk memastikan api padam sempurna.

2. Backup Crew
 Segera beritahu kapten mengenai lokasi, kondisi api, sumber api, sedang dipadamkan oleh
siapa dan tindakan apa yang dilakukan.
 Minta flight crew untuk mematikan electrical power disekitar api
 Pindahkan POB jika dibutuhkan
 Membawa fire ex dan PBE tambahan
 Intruksikan crewmember ataupun penumpang membantu fire fighter

3. Coordinator
 Memastikan fire ex dan PBE tambahan sudah disiapkan
 Memastikan POB sudah dipindahkan
 Memastikan CB sudah ditarik
 Memindahkan barang-barang dari api
 Menutup blower
 Memindahkan penumpang
 Beritahu kapten mengenai kondisi api (apakah sumber api sudah dipadamkan, berapa fire
ex dan PBE yang digunakan, kondisi penumpang dan kabin.
 Tenangkan penumpang
 Jika ada asap dalam kabin, intruksikan penumpang untuk bernapas melalui kain yang
sudah dibasahi. Jangan berikan masker oksigen karena hanya digunakan jika kabin
kehilangan tekanan. Udara yang dikeluarkan oleh masker oksigen berasal dari cabin air
ynag mana tidak dapat melindungi dari asap.
 Minta PIC untuk melakukan announcement yang diperlukan
 Setelah api padam, lakukan monitoring sampai pesawat mendarat untuk mencegah api
muncul kembali.

e. Fire Fighting Equipments


Terdapat beberapa alat dalam pesawat yang dapat digunakan untuk memadamkan api. Beberapa alat
mungkin tidak tersedia di pesawat.
1. Halon 121
2. H2O fire ex
3. Lavatory halon 121
4. Smoke detector
5. PBE
6. Crash axe
7. Oxygen bottle with full face mask
8. Asbestos
9. Smoke goggles
10. Flash light
Alat tambahan lainnya:
11. Fire blankets
12. Coats
13. Coffee pots / water pitcher

f. Lavatory Smoke Detection and Fire Extinguisher


1. Lavatory Smoke Detection
Sistem ini memberikan peringatan jika ada asap di lavatory melalui alat optic. Jika ada asap di
lavatory sitem akan aktif. Jika lavatory terisi, tanyakan alasan aktifnya sistem kepada orang yang
ada didalamnya. Jika lavatory kosong, pintu tidak panas dan tidak ada asap yang keluar, buka
pintu dengan hati-hati dan cari sumber asap. Jika asap keluar dari lavatory, jangan buka pintu
sampai persiapan pemadamantelah lengkap dan smoke hood telah dipakai.
2. Lavatory Fire Extinguisher
Sistem ini akan aktif jiga mendeteksi panas didalam waste compartement.
Note: jika lavatory smoke detection system atau lavatory fire extinguisher tidak berfungsi, tempat sampah
harus dikosongkan, pintu lavatory ditutup, dikunci dan diberi placard INOP dan lavatory hanya digunakan
oleh crewmember saja.

g. Lavatory Fire
Untuk menilai tingkatan api dalam lavatory, rasakan terlebih dahulu pintu lavatory menggunakan
punggung tangan.
1. Jika pintu dingin (tidak panas)
 Minta bantuan (backup)
 Ambil fire ex dan PBE terdekat
 Buka pintu perlahan
 Cari sumber api
 Segera padamkan menggunakan halon fire ex
 Siram dengan air atau water fire ex
 Jika asap muncul dari panel lainnya, buka panel secepatnya untuk menjangkau api.
 Monitor untuk mencegah api muncul kembali
2. Jika pintu panas
 Minta bantuan (backup)
 Ambil fire ex dan PBE terdekat
 Buka pintu dengan hati-hati tidak lebih dari 1 sampai 2 inci, gunakan pintu sebagai
proteksi
 Masukan fire ex melalui cela pintu
 Semprotkan halon dan segera tutup pintu lavatory
 Pastikan fire ex tambahan sudah disiapkan. Semprotkan halon lagi jika diperlukan
 FA harus memonitor pintu lavatory menggunakan punggung tangan dan masuk untuk
memastikan api sudah padam atau lanjutkan pemadaman
 Jika asap muncul dari panel lainnya, buka panel secepatnya untuk menjangkau api.
 Monitor untuk mencegah api muncul kembali
Note: Jika pintu lavatory tidak dapat dibuka, gunakan crash axe untuk membuka pintu

h. Fire in cabin
1. Identifikasi sumber dan tipe api
2. Minta bantuan (call for back up)
3. Ambil fire ex dan PBE terdekat
4. Padamkan api
5. Monitor api agar tidak muncul Kembali

i. Electrical Fire
Matikan electrical equipment dan padamkan menggunakan halon fire ex.

j. Lithium Batteries Fire


Dua tipe batrai yang sering digunakan adalah lithium battery (sekali pakai) dan lithium ion battery
(rechargeable). Kedua tipe ini dapat terbakar dan meledak karena overheating. Api yang dihasilkan
dapat menyala berulang-ulang karena setiap sel pecah dan melepaskan isinya. Berdasarkan Fire Safety
Branch dari FAA, berikut prosedur untuk memadamkan litium battery maupun rechargeable battery:
1. Pindahkkan penumpang, beritahu kapten dan minta bantuan (backup), gunakan halon atau water
fire ex untuk mencegah api menyebar.
2. Segera siram air atau cairan non-alkohol lainnya setelah memadamkan api.

Note: hanya air atau cairan non alcohol yang digunakan untuk mencegah api muncul kembali atau
mencegah api menyebar.

Warning: Jangan coba untuk menyentuh atau memindahkan benda yang terbakar. Jangan padamkan
menggunakan es, es dapat meningkatkan kemungkinan api menyala. Jangan gunakan fire resistant
burn bag untuk memadamkan api karena akan sangat membahayakan.

k. Galley or Oven Fires


1. Galley Fire
 Identifikasi sumber dan tipe api
 Minta bantuan (call for backup)
 Jika diperlukan, Tarik CB
 Ambil fire ex dan PBE terdekat
 Padamkan api
 Monitor agar api tidak muncul kembali
2. Oven fire
 Identifikasi sumber dan tipe api
 Minta bantuan (call for backup)
 Jika diperlukan, Tarik CB
 Ambil fire ex dan PBE terdekat
 Buka oven perlahan. Berdiri dibelakang pintu oven dan membungkuk jika api membesar
dan menyulut baju atau rambut. Gunakan gloves jika diperlukan.
 Semprotkan halon sedikit kedalam oven dan tutup. Cek oven setelah beberapa menit.
Ulangi pemadaman jika diperlukan.
 Jangan menyalakan electrical supply karena akan terjadi konslet listrik
 Monitor agar api tidak muncul kembali.

l. High Ballast Lighting Fire


1. Padamkan lampu disekitar kabin
2. Segera menghubungi cockpit
3. Padamkan api
4. Monitor agar api tidak muncul Kembali

m. Preventing Re-Ignition
Ketika api berhasil dipadamkan, pastikan bara api juga padam. Rendam material yang terbakar dengan
air (jika tersedia). Urai jika perlu untuk memastikan api sepenuhnya padam. Matikan electrical power
disekitar area. Monitor area tersebut sampai serah terima dengan pihak darat atau pihak pemadam
kebakaran.

n. After Fire
(Cabin Ventilation) Setelah menggunakan fire ex atau asap yang muncul dapat mengganggu
pernapasan, flight crew akan membuka blower dikabin dibantu oleh FA. Unutk memaksimalkan udara
yang tersedia didalam kabin, FA harus membuka semua blower yang ada dikabin.

o. Cabin Fire Prevention Procedures


1. Cek kabin secara berkala
2. Jaga penutup tempat sampah tetap tertutup
3. Cek lavatory setiap sebelum takeoff, landing, dan inflight secara berkala
4. Monitor dan kosongkan asbak (ashtray)
5. Larang ppenggunaan pemantik api. Ketinggian dan tekanan yang meningkat dapat menyebabkan
cairan tersebut terbakar dan membahayakan.
6. Hati-hati dalam menghandle dan membuang alat galley yang panas
7. Laporkan ketidakberfungsian electrical equipment ke cockpit
8. Jangan mereset CB kecuali intruksi dari cockpit
9. Cek oven, matikan oven dan coffee maker jika tidak digunakan
10. Jangan gunakan oven sebagai tempat penyimpanan dry good atau canned good.

p. Smoke in the Cabin


Sumber asap dapat berupa:
1. Open fire
2. Bara api
3. Konslet arus listrik
4. Air conditioning

Droppable oxygen system tidak boleh diaktifkan karena tidak memberikan proteksi karena udara
kabin dihirup bercampur dengan oksigen. Beberapa pesawat dilengkapi dengan smoke hood untuk FA.
Kebakaran gas dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan pernapasan maupun keracunan. Jika
asap diabin tidak dapat terkontrol, FA akan melakukan prosedur berikut:
1. Beritahu kapten mengenai:
 Lokasi asap/api
 Kondisi asap/api
 Apakah asap berada pada level yang dapat ditolerir atau tidak
2. Pastikan penumpang duduk mengenakan dan mengencangkan sabuk pengaman
3. Intrusikan penumpang untuk:
 Merunduk dan menutup hidung dan mulut mengenakan kain basah (lebih dianjurkan)
 Tidak mengambil napas panjang
4. Duduk, mengenakan sabuk pengaman, merunduk, dan menutup mulut dan hidung mengenakan
kain basah.

Kapten akan menyalakan fasten seatbelt sign dan mencoba untuk mendarat di bandara terdekat. Jika
pendaratan tidak memungkinkan, kapten akan menurunkan ketinggian dibawah 14.000 ft untuk
menyesuaikan tekanan dan melakukan Smoke Removal Procedures.

D. Evacuation
a. Terrain
1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna
2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE”
6. Check slide armed position
7. Stand back!
8. Open the door, “ROTATE HANDLE, PUSH THE DOOR, PULL MANUAL INFLATION
HANDLE, 1…2…3…4…5… SLIDE INFLATED, REACHED THE GROUND, NOT TOO
STEEP”
9. DAS Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE,
COME THIS WAY, JUMP SLIDE, JUMP SLIDE!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, TINGGALKAN SEMUA
BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, LOMPAT LUNCUR, LOMPAT LUNCUR!”
b. Ditching
FA 1 & 4
1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna
2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, DOOR ABOVE WATER
LEVEL”
6. Take lifevest put it on
7. Stand back!
8. Open the door, “ROTATE HANDLE, PUSH THE DOOR, PULL MANUAL INFLATION
HANDLE, 1…2…3…4…5… OPEN FLAP, PULL DETACHMENT HANDLE”
9. DAS Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE
EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, INFLATE LIFEVEST HERE, JUMP!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG,
TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, KEMBANGKAN BAJU
PELAMPUNG DISINI, LOMPAT!”

FA 2

1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna


2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, DOOR ABOVE WATER
LEVEL”
6. Take lifevest put it on
7. Proceed to overwing
8. Assist to open the window
9. Assist to install the rope
10. Direct and assist evacuation
11. Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG FIRST THEN YOUR HEAD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG,
TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, SATU KAKI BARU
KEPALA!”

FA 5

1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna


2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, DOOR ABOVE WATER
LEVEL”
6. Take lifevest put it on
7. Proceed to last row
8. Block exit
9. Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, NO EXIT HERE, GO FORWARD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG,
TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, TIDAK ADA JALAN KELUAR
DISINI, KEDEPAN!”
c. Shouting Command
1. “BRACE! BRACE!
Command, “EMERGENCY, BENT DOWN, HOLD YOUR KNEES! – BAHAYA,
MEMBUNGKUK, PELUK LUTUT!”
2. PAX PANIC
Command, : “KEEP CALM, REMAIN SEATED! – TENANG, TETAP DUDUK!”
3. “EVACUATE”
 Terrain
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS
WAY, JUMP SLIDE, JUMP SLIDE!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, TINGGALKAN SEMUA
BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, LOMPAT LUNCUR, LOMPAT LUNCUR!”
 Ditching
FA 1 & 4
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, COME THIS WAY, INFLATE LIFEVEST HERE, JUMP!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU
PELAMPUNG, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI,
KEMBANGKAN BAJU PELAMPUNG DISINI, LOMPAT!”

FA 2
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG FIRST THEN YOUR HEAD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU
PELAMPUNG, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI,
SATU KAKI BARU KEPALA!”

FA 5
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, NO EXIT HERE, GO FORWARD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU
PELAMPUNG, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, TIDAK ADA
JALAN KELUAR DISINI, KEDEPAN!”

d. Take Along Emergency Equipment


1. Jika evakuasi terjadi di populated area (bandara) FA tidak perlu membawa emergency equipment
kecuali flashlight.
2. Jika evakuasi terjadi di unpopulated are (hutan, gurun) FA harus membawa
 RSB
 Medical kit
 FAK
 Survival Kit
 Megaphone
 Flashlight
3. Berdasarkan work area
 Terrain
1. FA 1 : Megaphone, RSB, Flashlight
2. FA 2 : Megaphone, RSB, Flashlight
3. FA 3 : Flashlight dan FAK
4. FA 4 : Flashlight, FAK, dan Medical Kit (jika memungkinkan)
5. FA 5 : Flashlight dan FAK
 Ditching
1. FA 1 : RSB dan Flashlight
2. FA 2 : RSB dan Flashlight
3. FA 3 : Flashlight
4. FA 4 : Flashlight
5. FA 5 : Flashlight

e. Criteria before using Slide


1. Slide mengembang
2. Menyentuh tanah
3. Tidak terlalu curam

f. Initiation of Evacuation
Ketika pesawat berhenti dalam keadaan abnormal, PIC akan memberikan command ATTENTION
CREW ON STATION 2X dan menevaluasi keadaan untuk menentukan evakuasi dibutuhkan atau
tidak dan akan menghubungi FA1. FA1 akan memeriksa keadaan diluar dan berkoordinasi dengan FA
lainya. Apabila tidak ada command dari PIC, FA1 akan segera memeriksa PIC untuk memastikan
evakuasi dibutuhkan.
Criteria for initiating evacuation:
PIC memiliki tanggung jawab penuh untuk memulai evakuasi, namun FA dapat mengambil tanggung
jawab untuk mengevakuasi penumpang jika:
1. Evakuasi benar-benar dibutuhkan
2. Tidak ada / tidak memungkinkan komunikasi dengan flight crew (collapse)
3. Keselamatan orang yang ada didalam pesawat terancam
 Asap tebal didalam / diluar pesawat
 Api dan kerusakan parah pada pesawat
4. FA lain sudah memulai evakuasi

E. Hijacking
Hijacking adalah seorang yang tidak berwenang atau orang yang melawan hukum mencoba untuk
mengambil alih pesawat secara paksa baik di darat atau diudara.

a. Type of Hijacking
Hijackers atau pembajak dibagi menjadi 5 kategori, yaitu criminal, politics, mental depression,
terrorist dan refugees yang memiliki persentasi pembajakan paling tinggi, tetapi tipe terorislah yang
menjadi masalah serius dalam pembajakan.
1. Crime, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kejahatan demi keuntungan diri
sendiri. Biasanya hijacker membutuhkan uang atau kehidupan yang lebih baik yang tidak ada
hubungannya dengan politik.
2. Politics, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan pembajakan karena alasan politik.
Biasanya mereka membajak pesawat untuk membebaskan tahanan politik.
3. Mental Depression, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kejahatan karena
gangguan mental. Biasanya mereka membajak pesawat karena ketidakstabilan hubungan dalam
keluarga.
4. Terrorist, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan pembajakan karena alasan politik.
Biasanya mereka membajak pesawat untuk membebaskan tahan politik yang secara politis sangat
professional tetapi dapat juga fanatik dan siap untuk membunuh bahkan siap untuk mati. Mereka
menimbulkan masalah serius bagi pihak berwenang dan pemahaman tentang cara mereka
merencanakan dan melaksanakan pembajakan sangat penting.
5. Refugees, adalah hijacker paling umum, amatir, dan mengincar pesawat sebagai alat untuk
melewati perbatasan. Mereka dapat beraksi perseorangan dalam kelompok kecil atau keluarga.
Refugees menjunjung kehidupan pribadi dan orang lain sehingga mereka tidak menyukai
kekerasan. Mereka biasanya dipersenjatai senjata palsu.

b. Guidelines for Assist in handling Hijack


1. Biasanya cabin crew lah yang pertama kali berhadapan dengan hijack
2. Aturan utamanya adalah
 Tetap tenang
 Jaga jarak aman
 Bersiap untuk memadamkan api
3. Fase kritis pembajakan adalah 15 – 45 menit
4. Konsep dasar ABC

A. Aggression
 Jauhkan dari pesawat, setiap exit yang terbuka harus dijaga dan diawasi oleh FA
ketika pesawat di ground. Jika bahaya berkembang tutup pintu sesegera mungkin.
 Jauhkan dari cockpit, kunci pintu cockpit kapanpun kecuali untuk komunikasi
antarkrew, jika dibutuhkan gunakan interphone. Coba untuk menahan hijack untuk
memasuki cockpit, jika memungkinkan jauhkan hijack sejauh mungkin dari cockpit.
 Tetap berada di ground, jika pembajakan terjadi saat inflight, cockpit crew akan
mencoba untuk mendarat di bandara terdekat (dengan alasan apapun, misalnya,
pengisian bahan bakar, cuaca, masalah teknis, dll, dan pastikan hijacker tidak curiga)
jika pembajakan terjadi di ground, coba untuk menunda penerbangan dan jauhkan
hijacker dari cockpit.

B. Behaviour
1. Self Control
 Tetap tenang
 Jangan mencoba untuk menyerang hijacker
 Bertindak dengan cara yang tidak mengancam
 Makan, istirahat dan latih kekuatan
 Lindungi diri
 Yakinkan diri untuk tetap hidup
 Urus pekerjaan
 Delay adalah taktik penting untuk membuat hijacker stress dan lelah
 Jangan berargumen sesama crewmember apalagi didepan hijacker
2. Passenger Control
 Minta penumpang untuk tidak mengatakan apapun yang mana akan membuat
keadaan bertambah buruk
 Beritahu untuk tidak menjadi pahlawan dan percayakan pada hukum
 Beri aktivitas agar tetap tenang
 Berikan perhatian ekstra pada orang sakit atau disable, coba untuk meyakinkan
hijacker bahwa orang tersebut dapat menyusahkan dan lebih baik untuk
melepeskan mereka
 Berikan minuman tetapi bukan alcohol
3. Hijacker Control
 Control penumpang dan sampaikan informasi tentang pembajakan
 Berikan alasan dengan hati-hati ke hijacker
 Biarkan hijacker memilih siapa yang akan menjadi penghubung
 Tenang dan kurangi kecemasan pembajak
 Jangan menantang kekuatan hijacker
 Gunakan eye contact tanpa menatap, beri jarak
 Jika memungkinkan ajak untuk duduk bersama dan FA duduk disisi aisle
 Beri makanan dan minuman, jangan beri kopi atau alcohol
 Jelaskan tindakan yang dilakukan dan jangan melakukan gerakan tiba-tiba
 Coba untuk membuat mereka setuju untuk melepaskan penumpang karena akan
membuat masalah bertambah
 Coba untuk menunda dan waspada
 Jika mereka melepaskan, kabur jika memungkinkan

C. Communication
1. Komunikasi dengan hijacker
 Buat percakapan menganai sosial
 Beritahu hijacker bahwa anda harus melakukan prosedur seperti cek kabin,
menyajikan makanan dan minuman, cek lavatory dan lainnya secara berkala
 Jadilah pendengar yang baik
 Coba untuk mencari orang yang dapat berbicara bahasa yang digunakan hijacker
jika FA tidak dapat berbicara bahasa yang digunakan hijacker
 Pahami dan konfirmasi jumlah hijacker dan tipe senjata yang digunakan
 Kumpulkan informasi sebanyak mungkin seperti, nama dan alamat, lokasi tempat
duduk, tiket, ciri fisik, kebangsaan, jenis kelamin, umur, pakaian yang dikenakan,
bahasa yang digunakan dan motif pembajakan.
2. Komunikasi dengan crewmember
 Bersama petugas darat, crewmember harus mendiskusikan situasi tersebut dan
saran bekerja sama dengan hijacker
 Berkomunikasi secara terbuka
 Gunakan interphone jika memungkinkan
3. Komunikasi dengan penumpang
 Tetap informasikan non-strategic information
 Sebisa mungkin jaga penumpang tetap tenang dan nyaman
 Beri tahu penumpang untuk memberitahukan setiap gerakan yang dilakukan
 Beri perhatian khusus pada orang tua, orang sakit dan ibu yang membawa anak kecil

c. Common Strategy Tactics


1. Pre-Flight Securiity Procedures
 Semua bagasi crewmember harus diperiksa setiap sebelum boarding ke pesawat
 Kabin akan dicek untuk memastikan benda mencurigakan tidak ada di pesawat
 Jika ada bagasi yang tidak bertuan ditemukan, FA1 harus segera lapor ke PIC dan ground
security untuk mengambil langkah selanjutnya
 FA harus waspada terhadap aktifitas mencurigakan selama boarding
 FA1 akan menginformasikan kapten jika ada orang yang membawa senjata ke pesawat
 Kapten akan berkoordinasi menggunakan cockpit signals

2. In-Flight Hijacking tactics


 Tetap tenang dan coba untuk menenagkan hijacker.
 Satu FA harus berhadapan dengan hijacker, tenangkan, dan jangan berkata “Ini tidak akan
membantu anda” atau “Suatu saat anda akan meminta maaf” lebih baik katakan “apa yang
membuatmu kesal?” atau “How interesting to be in a situation like this”
 Yakinkan hijacker bahwa crew akan melakukan apapun yang diminta dan coba untuk
meyakinkannya bahwa tujuannya akan tercapai melalui anda. Bicarakan tentang cuaca,
keluarga, hobi, apapun yang berkenaan dengan tujuannya
 Jangan coba untuk mengkoreksi dan mengganggu hijacker. Buatlah dia tahu anda ada
dipihaknya
 Jangan membuat gerakan tiba-tiba
 Captain harus segera diberitahu mengenai situasinya
 Jika memungkinkan, FA harus mencari tahu tentang hijacker dan menyampaikan
informasi ke captain
 Tipe senjata jika berupa peledak, lihat tiga elemen utama:
a. P : power source (sumber tenaga)
b. I : initiator (kabel penghubung)
c. E : explosive (bahan peledak)
 Jumlah dan lokasi tempat duduk hijacker
 Ciri fisik hijacker seperti, nama, alamat, berat, tinggi, tanda lahir, bahasa, ras, tipe senjata
yang digunakan, tujuan penerbangan dan tujuan pembajakan, anggota keluarga dan teman.
 Ketika telah mendapatkan informasi tersebut, sampaikan ke cockpit sehingga flight crew
dapat memberitahu melalui radio ke ground control unit
 Jangan berikan informasi apapun ke hijacker
 Jika hijacker meminta masuk ke cockpit, peringatkan captain
 Jika hijacker masuk kedalam cockpit, usahakan FA masuk terlebih dahulu dan berada
diantara hijacker dan flight crew
 Evaluasi orang yang mungkin bersenjata (penyusup / sleeper)
 Waspada terhadap orang yang mencoba untuk membantu, jangan menantang hijacker
 Jangan sajikan alcohol kepada hijacker
 Sajikan dari galley dan jangan dari carts
 Coba untuk tetap menjauhkan hijacker dari cockpit
 Waspada terhadap Stockholm syndrome yaitu ketakutan berubah menjadi terima kasih dan
terima kasih berubah menjadi simpati
 Tunda, tingkatkan stress, hal ini efektif untuk melemahkan hijacker
 Ketika pesawat mendarat, bicaralah dengan hijacker untuk melepaskan sebanyak mungkin
penumpang (anak-anak, orang tua, oang sakit)
 Jangan coba untuk bernegosisi dengan hijacker

3. Post Flight Procedures


 Bekerjasama dengan petugas, semua orang di pesawat yang dicurigai sebagai sleeper
hijacker
 Jika pesawat mendarat diluar negri dan hijacker berbicara memiliki bahan peledak,
periksa pesawat sebelum keberangkatan. Mintalah untuk menghubungi kantor pusat
perusahaan dan pemerintah indonesia
 Jangan membicarakan tentang hijacker dengan media berita, rujuk pertanyaan ke kantor
pusat
 Jangan membicarakan strategi kepada siapapun tanpa pengetahuan pihak operasional
 Selamatkan penumpang, kumpulkan penumpang di area yang aman setidaknya 500 ft dari
pesawat
 Pastikan semua penumpang diperiksa dan dikontrol ground staff

F. Other Unusual Situations


a. Refuelling Abnormal
1. Petugas darat atau krew kabin harus segera memberitahu flight crew secara langsung atau melalui
interphone
2. Jangan mengoperasikan electrical switch, PA system, dan jangan izinkan penumpang untuk
menggunakan call buttons atau reading light
3. PIC akan command “ATTENTION CREW ON STATION” dan FA harus:
 Stanby untuk mengevakuasi penumpang (jika tangga atau garbarata telah tersedia)
 Slide dalam posisi armed atau posisi auto (jika tangga atau garbarata tidak tersedia)
 Take the most suitable position untuk melakukan evakuasi di pintuu tanggung jawab
 Lihat kondisi dalam dan luar pesawat dengan hati-hati
4. Jika disembarkation tidak dibutuhkan PIC akan command “FLIGHT ATTENDANTS AND
PASSENGERS KEEP YOUR SEAT” dan announcement selanjutnya akan diberikan oleh flight
crew
5. Jika disembarkation dibutuhkan PIC akan command “CONTROLLED DISEMBARKATION”
dalam situasi ini FA harus melakukan rapid disembarkation
6. Jika controlled disembarkation menggunakan slide, penumpang harus meningglakan barang
bawaan, melepaskan sepatu, duduk dan luncur

Anda mungkin juga menyukai