Regulator Requirement
1. FA Certificate Regulation
A. FA Definition
B. FA Requirement
Selama pesawat surface movement, take off, dan landing, FA harus duduk di dekat floor level
exit dan tersebar secara merata untuk menunjukkan jalan keluar paling efektif kepada
penumpang jika terjadi keadaan darurat. FA harus duduk mengenakan seat belt dan shoulder
harness kecuali saat melakukan tugas yg berhubungan dengan keselamatan
Pada saat fueling ketika pax onboard Sesuai requirement pada 1.9
A. CASR 121
Karena Lion Air merupakan domestic, flag, dan supplemetal air carrier yang memiliki
kapasitas tempat duduk lebih dari 30 tidak termasuk kursi crew, atau memiliki payload
(muatan) lebih dari 3.409 kg / 7.500 pounds.
2. Weight (gaya berat) = gaya berat yang dihasilkan dari berat pesawat tersebut mengarah
ke bawah menuju pusat bumi (center of gravity).
3. Trust (gaya dorong) = gaya dorong yang dihasilkan dari kekuatan mesin, dimana mesin
tersebut mampu mendorong udara ke belakang sehingga pesawat menuju ke depan.
4. Drag (gaya hambat) = gaya hambat yang dihasilkan dari gesekan antara badan pesawat
dengan udara.
C. Aircraft Maneuver
1. Rolling = pergerakan pesawat memutar ke kanan/ke kiri yang digerakan oleh aileron pada
sumbu longitudinal.
2. Pitching = pergerakan pesawat naik/ turun yang digerakan oleh elevator pada sumbu
lateral.
3. Yawing = pergerakan pesawat ke kiri/ ke kanan yang digerakan oleh rudder pada sumbu
vertical.
D. Flight Phases
2. FA yang dijadwalkan tugas 14 jam atau kurang diberikan rest period setidaknya 9 jam.
3. Rest period yang tadinya 9 jam bisa dikurangi menjadi 8 jam jika FA diberikan rest
period 10 jam, harus dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dari dikuranginya
rest period.
6. FA boleh ditugaskan 18-20 jam, jika setidaknya ada 3 additional FA, dan jika termasuk
satu atau lebih penerbangan yang take off atau landingnya di luar Indonesia
7. Untuk penugasan lebih dari 14 jam, FA harus diberikan rest period setidaknya 12 jam.
8. Rest period yang tadinya 12 jam bisa dikurangi menjadi 10 jam jika diberikan rest period
14 jam, rest period dijadwalkan tidak lebih dari 24 jam setelah awal dari dikuranginya
rest period.
9. Jika rest period yang tadinya 12 jam bisa dikurangi menjadi 10 jam, air carrier tidak
boleh menjadwalkan FA untuk tugas lebih dari 14 jam
10. Tidak ada air carier yang boleh menugaskan FA kecuali FA telah mendapat setidaknya
minimum rest period
11. Tidak ada air carier yang boleh menugaskan FA untuk bertugas selama FA sedang
mendapatkan rest period
12. Waktu transport ke airport yang mana FA sedang menjalankan tugas sebagai
crewmember atau transport dari airport yang mana FA sedang dibebaskan dari tugas
untuk kembali ke rumah tidak termasuk dalam rest period.
13. Setiap FA harus dibebaskan dari semua tugas setidaknya 24 jam dalam 7 hari kalender
14. FA tidak dapat melebihi limit waktu duty ketika terbang, pada saat kondisi yg tidak
dapat dikontrol oleh perusahaan (seperti cuaca buruk) tidak memungkinkan untuk
mencapai tujuannya sesuai dengan jadwal.
F. Split Duty
2. ⅓ duty time harus dijalankan terlebih dahulu sebelum mendapatkan rest period.
1. Crewmember harus melakukan drug test yang diselenggarakan oleh SSQ Directorate.
2. Saat berada dibawah pengaruh obat apapun yang dapat mempengaruhi kemampuanya yang
berhubungan dengan keselamatan.
3. Crewmember harus melakukan memeriksa tekanan darah dan tes alkohol
sebelum penerbangan pertama di setiap harinya.
4. Mengikuti penyelaman laut dalam kecuali jangka waktu yang wajar berlalu :
Pre-Flight Briefing
3. Crew Composition/ Duty & Flight Information
Briefing dilakukan sebelum penerbangan pertama di setiap harinya dan termasuk koordinasi
flight crew atau review prosedur dari satu area keselamatan. Briefing ini bersifat wajib
untuk semua operasi dengan FA dan harus dilakukan tepat waktu :
1. Perkenalan Flight crew.
2. Perkenalan FA.
3. Verifikasi validitas dokumen pribadi.
4. Informasi penerbangan (rute, flight number, weather, antisipasi delay, flight time, dll)
5. PIC akan berdiskusi mengenai setidaknya satu prosedur safety (ditolak lepas landas atau
evakuasi, turbulensi, dekompresi dan emergency descent, miss approach, api, item lain...)
6. Review sterile cockpit procedures dan fase kritis penerbangan.
7. Tindakan melawan hukum, meningkatkan kesadaran keamanan.
8. Selama fase kritis :
- PIC akan memberlakukan prosedur sterile kokpit
2. Tugas kedua yang paling terlihat adalah FA sebagai public relation perusahaan yang
bertugas memenuhi kebutuhan umum penumpang dan memberikankan kesan tentang
perusahaan dengan memberikan pelayanan yang ramah dan efisien.
C. Stipulation Crew Seat During Take Off and Landing
1. Setiap take off dan landing, crew seat atau passanger seat yang kosong yang berada
di dekat exit harus ditempati.
2. 1 FA harus duduk dapat menjangkau FA panel.
3. Setidaknya ada 1 FA yang berada di cabin compartment untuk mengawasi penumpang.
Yang harus dibawa adalah ID card, FAC/TAC, Pasport, sertifikat medex kelas 2, sertifikat
kesehatan, SEP/OM terupdate. Equipment yang harus dibawa FA adalah personal FAK,
flashlight
Maksudnya adalah pemegang sertifikat tersebut harus menggunakan alat bantu untuk melihat
sesuai kebutuhannya. Harus membawa spare soft lens yang masih tersegel dan spare
kacamata.
5. Knowladge of :
A. EVACUATION DEVICES
Setiap emergency exit harus merupakan pintu yang mudah digerakkan atau Hatch pada
dinding luar badan pesawat tidak boleh menjadi penghalang, ketika terbuka ke arah luar
Setiap emergency exit harus dapat dibuka dari dalam & luar dengan mudah, kecuali
sliding window di flight deck boleh tidak dioperasikan dari luar jika terdapat exit yang
memungkinkan & mudah dijangkau dari Flight crew area
Alat untuk membantu membuka emergency exit harus mudah & tidak membutuhkan
tenaga yang besar. Alat untuk membuka exit dari dalam, apabila butuh rangkaian
pengoperasian (pengoperasian 2 handle atau penguncian/pelepasan safety case) dapat
digunakan Flight crew dengan mudah & telah diberikan pelatihan
Setiap pesawat berpenumpang yang lepas landas & mendarat di darat, emergency exit
selain dari overwing yang memiliki jarak lebih dari 6 feet dari ambang pintu ke ground
dan pada saat rodanya dilengkapi dengan alat untuk membantu orang turun ke ground
Sarana untuk emergency exit sejajar dengan lantai harus memenuhi persyaratan dengan
sertifikasi jenis pesawat. Sarana tsb dapat jatuh secara otomatis & harus dalam posisi
arm pada saat taxi, take off dan landing
c. Evacuation Device
Sarana tersebut harus sesuai dengan tipe/rating pesawat itu sendiri. Sarana tersebut
harus mengembang otomatis, harus di posisi armed saat taxi, take off, dan landing.
B. FLIGHT ATTENDANT STATION
Ada di forward passanger entry door, aft passanger entry door, aft passanger service door,
dan di dekat mid exit door 4R di pesawat B737-900. Dilengkapi dengan seat, attendant
panel, attendant work light, dan handset. Ada emergency equipment dan oxygen mask di
setiap station FA.
Adjustable : Shoulder harness dapat mengikuti pergerakan tubuh dan akan mengunci
saat impact.
Lockable : seatbelt dan shoulder harness harus dapat terkunci dan diputar 90” untuk
membukanya.
Retractable : Seat pan dapat kembali pada posisinya saat tidak digunakan.
Seatbelt dan shoulder harness diamankan dan dan ukuranya pas dan tidak longgar
(pastikan shoulder harness pada tempatnya saat tidak digunakan)
Interpohone system dan PA system beroperasi
Emergency equipment flashlight dan crew lifevest serviceable
Lighting system kecuali emergency light
2. Interphone Call
Saat FA menerima panggilan dari flight deck, akan terdengar bunyi Hi-Lo chime dan
master call light menyala warna pink. Saat FA menerima panggilan dari sesama FA
akan terdengar bunyi Hi-Lo chime 2x dan master call light menyala warna pink. Saat
menggunakan interphone call tidak perlu menekan Push-To-Talk Switch. Untuk
mematikan master call light yang menyala, FA yang dipanggil harus mengangkat
handset atau FA yang memanggil harus menekan Reset Switch. FA ke FA tekan 5
(2x), bunyi Hi-Lo (2x). FC ke FA bunyi Hi-Lo (1x). FA ke FC tekan 2 (1x). Pilot
alert tekan 2 (3x).
3. Making PA Announcement
Angkat headset dari cradle
Tekan angka 8
Crewmember yg bekerja di perusahaan tsb tetapi sedang tidak menjalankan tugas boleh
menduduki FA seat jika tidak ada kursi penumpang yang tersedia. FA tersebut
mengenakan seragam atau teridentifikasi Seseorang yang menggunakan seragam
perusahaan atau dikenali sebagai crew company dan harus dibriefing :
Orang lain yang dapat mengisi FA seat jika sudah dinyatakan adanya kondisi darurat.
Seseorang ABP dipindahkan dari pax seat ke FA seat untuk membantu proses evakuasi.
Seseorang tsb harus dibriefing oleh crew yang qualified untuk tugas dan
tanggungjawabnya
Jika FA seat dipastikan tidak beroperasi selama penerbangan, Purser/FA1 harus segera
diberitahu dan kemudian:
Lion Air tidak boleh mengoperasikan pesawat dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 19
penumpang kecuali jika:
Selama pre-flight check, FA harus memastikan bahwa PA dan Interphone system dapt
beroperasi. Jika terjadi masalah yang dapat mempengaruhi kondisi sistem tersebut secara
total atau sebagian, Kapten akan diberitahu dan akan merujuk ke MEL Pesawat.
PA system dapat beroperasi secara independen dari interphone crew sistem. Untuk alat
transmisi seperti handset, headset, mikrofon, sakelar pemilih, dan perangkat sinyal, jika
salah satunya tidak berfungsi selama penerbangan, prosedur alternatifnya adalah dibahas di
antara anggota kru sebagai berikut:
1. INOP PA
Kokpit PA mungkin digunakan jika kabin PA tidak beroperasi. Untuk opsi ini,
Kapten harus terlebih dahulu menentukan operasi yang aman menggunakan prosedur
alternatif ini terutama selama fase kritis dari penerbangan. (Koordinasi yang baik
antara PIC dan Puser/FA 1 sangat diperlukan).
Jika alat transmisi PA kabin depan tidak berfungsi, gunakan PA kabin belakang.
Untuk opsi ini, Purser/FA 1 harus terlebih dahulu menentukan operasi yang aman
menggunakan prosedur alternatif ini terutama atas pemilihan pramugari yang
ditunjuk untuk menetapkan pengumuman tersebut.
Dalam keadaan darurat, FA dapat digunakan megafon untuk menggantikan PAS (PA
Sistem) tidak beroperasi.
2. INOP Interphone
Sistem Interphone terdiri dari Service Interphone dan Flight Interphone:
Service interphone memungkinkan komunikasi antara Flight Deck, FA, dan Ground
Personel. Prosedur alternatif ketika salah satu interphone tidak beroperasi adalah:
C. Emergency Equipment
1. Requirement
Flight crew compartment. Setidaknya ada 1 yang tersedia di dalam flight deck
untuk digunakan olehflight crew
Passenger compartment
Galley compartment. Setidaknya ada 1 hand firex di galley dimana letak galley
berada diluar pax compartment.
Setidaknya ada 2 hand fire extinguisher yang terpasang di pesawat berjenis halon
1211 (bromochlorodifloromethane) atau setara.
2. Pre-Flight Check :
Proper location
Validity
Quantity
b. Crash Axe
c. Gloves
1. Requiremenet = Harus sepasang
2. Pre-flight check = Secure in proper location dan Quantity
d. Life vest
1. Requirment
Terbang melalui perairan sejauh atau lebih dari 50 NM menjauhi garis pantai.
Take off atau landing di bandara yang jalurnya melewati perairan dan beresiko untuk
ditching. Alat tsb harus mampu membantu orang untuk mengambang dan dilengkapi
dengan lampu yang tahan air dan peluit untuk setiap orang, disimpan dibawah seat
atau dalam posisi yang mudah dijangkau dari seat atau berth yang penggunaanya
disediakan002E
2. tygxPre-Flight Check
Proper location
Validity
Quantity
1. Requirement
Setidaknya 2 set ELT yang on board di pesawat, dimana satunya otomatis (terpasang
dipesawat) dan satunya portable.
Setidaknya setiap ELT beroperasi pada frekuensi 406 MHZ dan 121.5 MHZ secara
stimulus :
ELT portable harus tahan air, dapat mengapung, tidak bergantung pada
pengoperasian dipesawat oleh orang yang terampil dan disimpan untuk memfasilitasi
pada saat keadaan darurat.
Dipasang di pesawat sedemikian rupa sehingga meminimalisir kerusakan saat
benturan. Pemancar tipe otomatis dan dipasang di pesawat sejauh mungkin.
2. Pre-Flight Check :
Proper location
Validity
Quantity
1. Requirement
Harus dibawa oleh masing-masing FA dan digunakan untuk pribadi. Contoh isi
personal first aid kit adalah familiar seperti obat-obatan dirumah (paracetamol,
aspirin tablets, roller bandage, promagh dll).
- FAK harus mudah diakses, tersimpan ditempat yang aman, terhindar dari
debu, lembab, dan suhu yang merusak.
- Jumlah minimum FAK mengikuti seating capacity :
0-50 1
51-150 2
151-250 3
>250 4
- First Aid harus segera diberikan kepada orang yang terluka atau orang sakit
sampai petugas medis dating. FAK dapat digunakan sebagai medical
emergency dan alat bertahan hidup. Daftar isi FAK terdapat didalam
covernya. FAK harus tersegel dan dibawa ketika evakuasi. FAK harus selalu
dicek setiap sebelum keberangkatan dan tersegel
2. Pre-Flight Check
Proper location
Validity
Quantity
Seal Intac
g. Megaphone
1. Requirement
Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan megaphone
bertenaga baterai yang siap digunakan dan dapat diakses oleh crew yang
ditugaskan untuk mengarahkan proses evakuasi.
1 megaphone dengan seating capacity lebih dari 60 kurang dari 100 dan
diletakkan di kabin bagian belakang yang mudah dijangkau dan diakses dari FA
seat normal atau dimanapun sesuai dengan inspektur jika alternative tersebut
dirasa lebih sesuai.
2 megaphone dengan seating capacity lebih dari 99 dan diletakkan di kabin
bagian belakang dan kabin bagian depan dan mudah dijangkau dan diakses dari
FA seat normal.
2. Pre-Flight Check
Proper location and secured
Quantity
Pastikan dapat beroperasi dengan menekan trigger yang terletak di pegangan.
Dengarkan dan suara yang dapat didengar.
h. Emergency Flashlight
1. Requirement
Setiap pesawat berpenumpang harus dilengkapi dengan flashlight yang mudah
diakses dari FA Seat.
Seriap Crewmember harus memastikan flashlight properly located, secured, dan
berfungsi.
Senter darurat terletak berdekatan dengan setiap kursi kokpit, dua senter terletak di
bawah
kursi pramugari depan, masing-masing di bawah kiri dan kanan kursi pramugari dan
satu di bawah Area tengah kursi petugas RH di B737-900ER. Senter tahan air.
Mereka digunakan dalam kasus darurat dan harus dibawa setelah evakuasi. Baterai
senter tidak bisa diisi ulang. Senter memiliki durasi minimal 30 menit dan maksimal
4 jam.
2. Pre-Flight Check
Proper location and tersimpan di bracket.
Pastikan segelnya utuh dan LED berkedip.
Untuk Senter Darurat Tipe B, pastikan segelnya utuh dan LED berkedip (dengan
menekan
saklar push-to-Test.
i. Seat Belt
1. Requirement
Saat takeoff/landing setiap pesawat harus dilengkapi dengan:
kursi untuk setiap orang yang ada didalam pesawat dan usianya sudah mencapai
ulang tahun yang ke 2.
Dilengkapi seatbelt yang digunakan untuk masing-masing orang dalam pesawat
yang telah mencapai ulang tahun ke 2. Kecuali dua orang yang menempati berth,
divan atau multiple lounge boleh berbagi seatbelt hanya pada saat enroute atau
flight.
Saat take off dan landing, orang yang sudah berulang tahun yang kedua harus
mengenakan seat belt sendiri, dan yang belum berulang tahun yang kedua boleh
dipangku. Jika ada seat yang tidak ditempati, seat belt nya harus disecure agar tidak
mengganggu saat terjadi keadaan emergency.
2. Pre-Flight Check
Tersedia untuk semua penumpang
j. Smoke Goggle
1. Requirement
Digunakan flight crew untuk melindungi dari asap dan gas beracun.
2. Pre-Flight Check
Proper location (terletak di flight crew station)
k. Life Raft
1. Requirement
Untuk pengoperasian penerbangan di atas air dengan jarak yang sesuai untuk
120 menit pada kecepatan cruising atau 740 KM (400 NM) , atau yang lebih
rendah harus dilengkapi dengan:
Life-saving raft yang mampu menampung semua orang di pesawat, di simpan
sehingga fasilitas tersebut siap digunakan pada saat darurat. Disediakan
beberapa peralatan bertahan hidup termasuk sarana dari mempertahankan hidup
Peralatan untuk membuat pemancar sinyal
Setelah 1 Januari 2018, Semua pesawat yang bersertifikat lepas landas massa
27.000 kg , perangkat terpasang dengan aman yang beroperasi di bawah air,
pada frekuensi 8.8 kHz. Ini akan secara otomatis aktif yang dapat beroperasi
minimum 30 hari dan tidak boleh terpasang di sayap atau ekor.
2. Pre-Flight Check :
Proper location
Validity date
l. Survival Kit
Requirement : Ada di beberapa pesawat B737-8MAX
Preflight check :
1 . Proper location
2 . Secure in strap
3 . Validity date
m. Restrain Kit
1. Requirement
Lion Air akan memastikan bahwa setiap pesawatnya memiliki restrain kit. Restrain kit
harus mudah diakses oleh kru, namun tersembunyi dari pandangan dan akses
penumpang mana pun. Setiap pesawat Lion Air dilengkapi dengan dua set hancuff, dua
set body cuff, terletak tergantung pada jenis pesawat:
B737 - Berada di Forward Luggage bin
2. Pre-Flight Check
Secure
Seal
n. POB
1. Requirement
Portable oksigen digunakan oleh FA. Setiap FA selama penerbangan lebih dari sama
dengan 25.000 feet harus membawa Portable oksigen yang setidaknya dapat
mensuplai oksigen selama 15 menit, kecuali Dilengkapi dengan masker/spear outlet
yang tersebar di seluruh area kabin untuk memastikan ketersediaan oksigen dengan
cepat dan tidak menghiraukan lokasi saat pesawat kehilangan tekanan.
Setiap pesawat dilengkapi dengan portable oksigen bottles, dapat digunakan untuk
pertolongan pertama kepada penumpang atau crew dan digunakan FA walk around
saat dekompresi.
Setiap silinder dilengkapi dengan masker oronasal yang akan digunakan untuk
pertolongan pertama atau untuk berjalan-jalan saat dekompresi dan disediakan di
kabin.
Oksigen mungkin diperlukan jika ada penyakit dalam penerbangan, cedera serius,
dan dekompresi.
Jangan digunakan dibawah 500 PSI karna digunakan FA after decompression,
jangan digunakan dibawah 50 PSI karna dapat terkontaminasi.
2. Pre-Flight Check
- Proper location
- Quantity
- Validity
- Pressure gauge indicator 1500 PSI dari base dan 1000 PSI di out base.
o. Oxygen
1. Requirement
Terdapat 2 independen oxygen system yang terpasang di pesawat:
a. 1 untuk penumpang dan FA
b. 1 untuk flight crew
2. Pre-Flight Check
Secure in proper location
Quantity
p. PBE
1. Requirement
Dapat memberikan gas bernafas selama 15 menit pada ketinggian tekanan 8.000ft
Lokasi dari PBE :
1 di setiap lokasi dari hand fire extinguisher untuk pengguna di galley
1 di flight deck
Di masing-masing pax compartment, 1 untuk setiap hand fire extinguisher yang
diletakkan tidak boleh berjarak lebih dari 3 feet, harus berdekatan
1 di masing-masing cargo compartment kelas A,B,E
2. Pre-Flight Check
Secure in proper location
Quantity
Validity
Seal
q. Emergency Light
1. Dapat dioperasikan dari kedua station yaitu Flight crew station dan pax compartment. Di
Pax compartment harus mudah diakses dari FA seat penerbangan normal
2. Memiliki sarana pelindung untuk mencegah ketidaksengajaan pengoperasian
3. Ketika Arm atau turn on pada kedua station, lampu akan menyala atau tetap menyala
jika pesawat kehilangan electrical powernya
4. Setiap lampu harus dalam posisi arm atau turn on pada saat taxiing, take-off dan landing
5. Setiap lampu akan menyala setidaknya 10 menit setelah emergency landing
6. Setiap lampu yang ada pada pengontrolan kokpit terdapat posisi "on,off,dan arm"
1. Pre-flight Check
Quantity
Secured
Proper location
Expiration
1. Pre-Flight Check
Secured and proper location
Intact seal
Validity date
D. Lavatory
a. Lavatory Description
Setiap lavatory dilengkapi toilet, wash basin, mirror, vanity items dan penutup tempat sampah
dengan locking system. Terdapat juga attendant calls switch, load speaker, return to seat sign,
smoke detector, wash compartment dan locakable door dan overhead compartment yang berisi 2
masker oksigen. terdapat asis handle untuk diable yang terletak didinding berserangan dengan
sink. Menutup dan mengunci lavatory menyebabkan lampu cermin dan lavatory occupute sign
menyala. Pintu lavatory dapat dikunci dan dibuka dari luar dengan membuka flap yang ada
diatas occupate indikator dengan menggeser penguncian kekiri atau kekanan.
2. Non-BSI
Smoke detector terpasang disetiap ceilink lavatory. Ketika diaktifkan horn akan
berbunyi dan red alarm indikator akan menyala. ketika asap telah hilang red alarm
indikator light akan padam horn akan berhenti berbunyi dan smoke detector akan
sensitive mendeteksi asap kembali.bagian-bagian smoke detector non bsi
interrupt/reset switch(release push button switch)
tekan dan tahan-alarm akan mati
power indicator light(green=pre-flight check)
menyalah jika berfungsi
alarm indicator light(red)
menyala jika asap terdeteksi
sensor
alarm horn
e. Lavatory Non-Normal
1. lavatory sink water faucet falls to shut off
jika keran air tidak berhenti mengeluarkan air, water system yang mengalirkan air ke
sink harus dimatikan. Putar water supply selector valve yang terletakk dibawah sink ke
toilet only atau shut off position.
2. toilet flooding
jika air ditoilet menguap karena water rinse valve macet setelah flushing, segera flush
kembali untuk mengeluarkan air berlebih didalam bowl. Jika air masih mengalir, putar
water supply selector valve ke faucet only atau shut off position.
E. Galley Equipment
a. Galley Description
Setiap galley memiliki oven, wash container, coffie maker, refri gretion unit, service cart, sink
dan tempat penyimpanan dan persiapan makanan. Galley dilengkapi dengan electrical power dan
water system. Kontrol pencahayaan terletak digalley electric panel. Galley vent system menjaga
udara tetap segar. Service cart harus dikunci pada saat taxi take off dan landing. Jumlah food cart
tidak boleh melebihi jumlah tempat penguncian cart yang ada dipesawat.
b. Galley Non-Normal
1. Galley sink drain blockages
Untuk mencegah penyumbatan saluran pembuangan digalley jangan masukan benda padat
kedalam saluran pembuangan.jangan melepaskan saringan saluran pembuangan masukan
sampah padat kedalam wadah sampah.campuran susu dan anggur dapat mengental dan
membuat sumbatan .saat membuang susu dan anggur tuangkan secara terpisah kewastafel
cairkkan masing-masing dengan jumlah air yang sama untuk membilas system.jika saluran
system tersumbat atau saluran air lambat jangan menungangkan apapun kedalam sink.buang
cairan pada pembuangan yang lain
2. Galley water fails to shut off
Jika air tidak dapat dimatikan dalam waktu satu menit perlengkapan galley seperti coffie
maker,wastafel,keran dan lain-lain harus dimatikan.
Purser/FA-1 akan melapor kepada Kapten setiap kali tugas preflight selesai.
b. Passanger Seat
Setiap seat terdapat reading light dan reading light switch, ada 2 attendant call switches dan call
lights di setiap PSU. B737-800 jumlah kursi penumpang ada 189. B737- 8MAX jumlah kursi
penumpang ad 180. B737-900 jumlah kursi penumpang ada 215.
H. Security Awareness
a. Kapan FA melakukan security check?
Sebelum boarding dan sesudah landing.
b. Apa Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Security Check
Overhead bin, Closet, lavatory, galley, trash and storage bin, seat back pocket, under seat area.
I. Pre-Flight Equipment Checklist
1. Kapan crewmember melakukan pre flight check emergency equipment
Sebelum penerbangan setiap harinya, dan setelah pesawat ditinggalkan dalam waktu yang lama
tanpa pengawasan oleh FA.
Pre-Departure
6. Knowledge of
A. Boarding Process
1. Boarding Position
FA harus harus dalam boarding position mengacu pada tugas dan tanggung jawab pada
normal condition di setiap tipe pesawat.
2. Carriage of PAX with Reduced Mobility
PAX with reduced mobility : PAX yang memiliki keterbatasan gerak baik secara
fisik,kesehatan mental yang membutuhkan bantuan orang lain. Dikategorikan sbg :
a. Ambulatory (tanpa bantuan orang lain) Ialah PAX yang mampu naik/turun dari pesawat
sendiri tanpa bantuan orang lain. Contoh : orang buta,tuli dan keterbelakangan mental.
b. Non-Ambulatory (butuh bantuan orang lain) Ialah PAX yang tidak mampu naik/turun
dari pesawat sendiri. Contoh : orang CACAT
WHEELCHAIR REQUIREMENT :
1. WCHC. PAX yang memiliki keterbatasan gerak dan sama sekali tidak bisa bergerak
sehingga memerlukan bantuan , seperti : orang lumpuh.
2. WCHR. PAX yang memiliki keterbelakangan/keterbatasan gerak,masih bisa bergerak
dan menjangkau kursi namun tidak bisa berjalan jauh, seperti : orang sakit,lansia.
Condition for Carriage:
Ketentuan :
1) Harus ditulis di PIS.
2) Tidak ada batasan untuk penumpang ambulatory.
3) Batasan untuk penumpang non-ambulatory tergantung pada tipe pesawat :
Tipe Max. tanpa Max. dengan Total
pendamping Pendamping
B737-800/8MAX 4 7 11
B737-900 4 8 12
4) Jika didampingi, 1 ABP/non-ambulatory pax.
5) Jika non-ambulatory bepergian dengan grup, 1 ABP/3 non-ambulatory.
1. Aturan untuk duduk :
a. Ambulatory dan non-ambulatory tidak boleh duduk di emergency exit row, 2
row didepannya, dan 1 row dibelakangnya.
b. Non-ambulatory harus duduk di row ganjil.
c. 2 Non-ambulatory tidak boleh duduk bersebrangan.
d. Ambulatory dan non-ambulatory harus duduk di aisle seat.
e. Penumpang yang di gips duduk tidak menghalangi aisle.
f. Penumpang reduced mobility exit terdekatnya harus floor-level exit.
g. Jika memungkinkan, hanya satu penumpang reduced mobility yang duduk di
dekat setiap floor-level exit.
h. Penumpang ambulatory boleh duduk dimana saja asal tidak melanggar
ketentuan diatas.
i. Penumpang non-ambulatory harus duduk mengikuti ketentuan diatas.
j. Tongkat yang dibawah oleh handicapped pasanger harus disimpan mudah
diakses.
k. Sebelum take off, reduced mobility passanger dan pendampingnya harus di
briefing oleh FA mengenai prosedur evakuasi, lokasi exit, penggunaan
oksigen, dan lokasi lavatory.
3. Carriage of Sick Pax
Sick PAX dengan atau tanpa tandu diperbolehkan on board jika :
Ditulis di Pax Info Sheet ( PIS )
Masuk terelebih dahulu sebelum pax lain dan Keluar setelah pax lain
Tidak duduk dekat dengan Emergency Exit
Saat transit tetap berada dalam pesawat
A sick pax will board LION AIR FLIGHT harus membawa surat dokter yg
menyatakan dia fit to travel,ditanda tangani oleh dokter yang bersangkutan dan
masa berlaku surat tsb TIDAK BOLEH lebih dari 3 HARI / 72 JAM
Tidak boleh membawa dan menggunakan oksigen sendiri
A sick pax yang tidak bs duduk dengan bebas (stretcher) dan memerlukan tandu
boleh on board asal adanya persetujuan dari station manager.
Saat transit, penumpang sakit harus tetap didalam pesawat.
5. Infant / UM
INFANT UM
a. Jumlah total yang onboard max 10% dari 1. UM harus dalam keadaan sehat
seating capacity 2. Um berusia 6-12 tahun.
b. Umurnya dibawah 2 tahun 3. Um harus dalam kondisi sehat.
c. Umur 2-7 HARI disertai Medical Sertifikat + 4. Um harus ditulis di PIS.
Form of Indemnity (FOI/Surat Pernyataan)
5. Lion Air bertanggung jawab
d. Umur 7HR – 6BLN mengisi FOI yang
disediakan oleh LION AIR terhadap UM tersebut dari sejak
e. 6 BLN – 2TH tidak menyertakan apapun diterima sampai diterima oleh orang
f. Infant harus ditemani oleh orang dewasa yang dewasa di tempat tujuan.
bertanggung jawab pada anak tsb 6. Ground staff yang akan melengkapi dokumen
g. Tiap infant yg memiliki masalah pada UM.
kesehatannya harus mengumpulkan sertifikat 7. Ground staff akan memberikan UM
medis dan mengisi FOI identification yang akan digunakan oleh UM
h. Masa berlaku sertifikat medis : 3HR atau 72jm tsb.
setelah surat dikeluarkan 8. Ground staff akan mengantar anak tsb ke
i. Ditempatkan di ROW GENAP pesawat.
9. UM harus duduk sedekat mungkin dengan FA.
10. UM tidak boleh meninggalkan pesawat
kecuali ditemani dengan ground staff
Lion Air dan UM tidak boleh keluar
pesawat dengan siapapun kecuali ground
staff Lion Air.
11. Jika ada pergantian crew, FA 1 harus
memastikan UM tsb diawasi oleh ground staff.
12. Di bandara tujuan UM, FA harus
memastikan yang menjemput UM
identitasnya sama dengan yang ada di
dokumen. Jika tidak, UM tsb harus
dititipkan ke ground staff.
6. Oxygen System Installed
2 oxygen system yang terpisah dipasang didalam pesawat :
Satu utk PAX dan FA (PSU dan ASU)
Satu utk Flight Deck (Quick Donning Oronasal Mask)
POB juga tersedia dan hanya digunakan pada keaadaan emergency.
PAX and FA Oxygen
Systemnya di suplai dari INDIVIDUAL CHEMICAL OXYGEN GENERATORS ( Sodium
Chlorate + Iron Powder Salt + 02 ) yang terletak diatas PAX Seat di tiap PSU / di tiap FA
station dan lavatory.
Oxygen akan mengalir ketika apabila masker ditarik dari PSU/ASU.Masker Oxygen
akan otomatis jatuh apabila cabin altitude mencapai 14.000ft dan dapat dijatuhkan
secara manual dari Flight Deck ataupun diungkit.
Oxygen mengalir selama kurang lebih 12 menit dan tidak dapat dihentikan
(continuous flow)
Apabila masker o2 gagal turun dari PSU, cover oxygen compartment dapat dibuka
secara manual dengan cara melepaskan penguncinya dengan memasukkan hair
pin/benda kecil ke dalam lubang compartment cover.
Apabila masker o2 gagal turun dari ACU,cover oxygen compartment dapa dibuka
secara manual dengan cara memasukkan benda pipih ke dalam celah kotak kecil lalu
tekan kearah atas
3 Refueling Normal
Pengisian bahan bakar dengan adanya penumpang didalam pesawat atau
masuk/keluarnya penumpang diperbolehkan asalkan:
Tidak ada larangan dari bandara setempat
Satu FC harus ada didalam cockpit dan menggunakan komunikasi 2 arah via
interphone dengan petugas maintenance
SEAT BELT SIGN OFF
PIC membriefing FA nya dan memastikan bahwa crewmember yg on board :
- 1.FA-1 atau FA yang qualified
- 2.Satu FA harus berada di EXIT yang berseberangan
PAX hrs di infokan DILARANG MEROKOK dan SEATBELT harus
dilepaskan. Kapanpun situasi berbahaya meningkat, FA-1/Purser akan
mengeluarkan penumpang dengan cepat setelah Flight Crew command
“CONTROLLED DISEMBARKATION”. Evakuasi menggunakan semua exit
akan dipertimbangkan hanya ada api
Station Manager harus memastikan adanya garbarata,tangga dan clear area
Teknik akan waspada dan memberikan info langsung pada crew ketika terjadi
keadaan yang membahayakan keselamatan dalam pesawat
Semua PED harus dalam mode tidak mengirim yg disebut flight mode
sebelum take off sampai sesudah landing.
PED yang tidak memiliki mode flight mode, harus dimatikan selama
penerbangan.
PED yang lebih berat dari 1kg/2.2lbs hanya bisa digunakan saat
cruising.
Selain alat Medical tidak boleh digunakan pada saat takeoff, landing,
dan approach.
Setiap barang yg dapat menyebabkan gangguan harus dilaporkan
kepada kapten, kapten dapat melarang pengoperasian perangkat
elektronik setiap saat.
Device yang mengganggu penumpang lain dilarang digunakan.
Untuk memastikan respons segera terhadap situasi darurat, FA tidak
boleh mengoperasikan pemutar kaset/CD dengan headphone saat
penumpang di dalam pesawat
C. ABP Determination
a. Exit Row Seating Criteria
Hanya PAX yang bersedia dan mampu melaksanakan tugasnya :
1. Menemukan Lokasi Emergency Exit
2. Mengetahui Cara Membuka Emergency Exit
3. Mengerti Instruksi untuk membuka Emergency Exit
4. Mengerti Cara Pengoperasian Emergency Exit
5. Dapat menilai bahaya yang akan ditimbulkan untuk PAX lainnya jika Emergency Exit
dibuka
6. Dapat mengikuti arahan secara lisan dan gerakan tangan yang diberikan oleh crew
member
7. Dapat memastikan bahwa Emergency Exit aman dan dapat digunakan tanpa halangan
8. Dapat memastikan kondisi alat luncur; mengembangkannya dan menjaga
kestabilannya setelah dikembangkan serta dapat menolong pax lain utk bangkit stlh
meluncur
9. Dapat menuju EXIT dengan cepat
10. Mampu menilai, memilih, dan mengikuti jalan keluar yang aman untuk menjauhi
pesawat
1. Orang yang tidak cukup kuat pada tangan, lengan, dan kakinya untuk menjangkau,
menarik/mendorong, mengangkat/menahan emergency exit.
2. Kurang dari 18 tahun.
3. Tidak mampu membaca dan mengerti instruksi baik secara printed graphic ataupun
secara oral dr crew.
4. Tidak mampu melihat tanpa mengenakan kacamata/lensa kontak.
5. Tidak mampu mendengar dan mengerti instruksi yang diberikan dari crew.
6. Tidak mampu menyampaikan informasi kepada orang lain.
7. Bertanggung jawab terhadap sesuatu, seperti menjaga anak kecil.
8. Tidak mengerti bahasa indonesia/inggris.
9. Seorang deportee atau tahanan.
10. Tidak bersedia untuk duduk disana.
H. Crew Coordination
One Minute Silent Review
1. Menghadapi keadaan darurat dengan brace posisi
2. Mengetahui Command apa yg akan diberikan oleh Flight Crew dan apa yg harus
dilakukan
3. Mengetahui pintu keluar yg akan digunakan dalam situasi tertentu untuk
mengetahui lokasi pintu keluar, kapan dan bagaimana membuka pintu keluar
dan bagaimana anda mengintruksikan ke penumpang.
4. Mengetahui tugas keadaan darurat dari crew lainnya sehingga jika ada yg tidak
mampu, kita dapat menggantikannya.
5. Membiasakan diri dalam pikiran untuk memilih penumpang mana yg dapat
membantu dan mana yg harus dibantu
6. Mengetahui perintah yg harus diberikan kepada pax selama evakuasi
7. Mengetahui letak peralatan emergency, bagaimana cara menggunakan dan
peralatan emergency apa yg harus dibawa
NORMAL DUTIES AND PROCEDURES
PRE-DEPARTURE
1. Periksa secara fisik segel pintu pada bingkai pintu dan pastikan tidak ada benda asing
sekitar segel pintu
2. Pindahkan girt bar dari stowage hook ke floor braket dan pastikan slide armed
Note : pastikan warning flag sudah dalam posisi croos sebelum slide barnya armed
3. Cek slide sudah pada posisi arm
4. Report ke FA-1 menggunakan interphone
9. Passenger Monitoring
A. Procedures Enforcing Smoking Regulation
Apabila FA menemukan penumpang yang merokok maka FA harus membuat no smoking
announcement,apabila penumpang mengabaikan maka
a. Ketika pesawat di ground FA,lapor kepada operation representative.penumpang yang
menolak peraturan harus diberi tahu bahwa melanggar peraturan DGCA dan dapat di denied
boading
b. Apabla selama penerbangan,FA lapor kepada captain atau perlakukan sebagai unruly
passanger
TAXI/TAKE OFF
Dimulai dari pesawat bergerak sebelum lepas landas sampai tanda sabuk pengaman
telah dimatikan saat menanjak atau minimum 10.000 kaki yang lebih tinggi, dan sejak
saat sabuk pengaman diaktifkan untuk persiapan pendaratan hingga pesawat berhenti
dan mesin telah dimatikan.
Kapanpun PIC mengatakan phase kritis.
CRUISE
Saat flight crew meninggalkan kokpit, harus ada 1FA berada di dalam kokpit, 1FA berada di
galley, sampai flight crew kembali.
Kecuali,tersedia kursi kosong di passenger comparthment, tidak seorang pun yg boleh masuk ke
kokpit, kecuali :
Overwing interior
Interior Handle & Cover (ada d bagian atas d pintu)
Closing strap(ada d bagian bawah d pintu)
Panel yg menunjukan kebuka atau ketutup
Cara tutup :
C. Evacuation Devices
Evacuation device (sama kaya point no 5A evacuation devices)
evacuation device terpasang di setiap entry door
Girt bar tersimpan di stowed hook yang terletak di dekat dari bagian bawah door liner
Sebelum taxi, Girt bar dipindahkan dari stowed hook ke floor bracket dan harus tetap
berada di floor bracket, selama penerbangan juga tidak dipindahkan sampai pesawat
berhenti dg sempurna
Ketika girt bart di floor bracket dan kemudian pintu di buka , maka slide akan jatuh dan
mengembang
Pada Boeing 737-900 ER slide juga terpasang di mid exit door
Slide ini standby arm dan akan jatuh secara otomatis pada saat pintu dibuka
Slide pada mid exit memiliki sisi kemiringan 20° ke belakang dan memiliki inflatable
rail tube di bagian atas sisi depan
Slide akan mengembang kurang lebih 5 detik
Jika slide gagal mengembang secara otomatis, manual inflation handle bisa di tarik
untuk mengembangkan slide
Jika slide mengempis, itu boleh digunakan sebagai apron slide
Pada saat situasi pendaratan di air, slide digunakan sebagai floating device atau alat
bantu apung
Untuk melepaskan slide dari pesawat, buka penutup dan tarik pegangan
Slide tetap terikat dg pesawat oleh mooring line sampai dipisahkan secara manual
maupun otomatis
Mooring line secara otomatis terpisah untuk menghindari kerusakan pada slide jika
pesawat tenggelam. Untuk memutus Mooring line secara manual dari pesawat, buka
velcrotab dan tarik tali dari metal ring atau gunakan pisau yang tersedia pada slide
untuk memotong mooring line
28. Communication (Normal & Abnormal)
A. Normal Communication
Condition Flight Crew FA 1 FA lain
Pre-flight check Minta FA utk Report ke FC “Cabin Report ke FA1 “Cabin
completed boarding Ready For Boarding” Ready For Boarding”
Semua dokumen dan - -Report ke FC -
pax onboard semua dokumen dan
pax onboard
-Request izin tutup
pintu
Sblm engine nyala “FLIGHT -Tutup pintu, arm -Tutup pintu, arm position,
ATTENDANT position, cross cross checked.
CLOSE DOOR, checked. -Report ke FA1 “DOOR
ARM SLIDE, -Report ke FC “DOOR CLOSED, SLIDE ARMED,
AND CROSS CLOSED, SLIDE AND CROSS CHECKED.”
CHECK.” ARMED, AND
CROSS
CHECKED.”
Taxi for take off - Welcome Safety demo
announcement dan
safety briefing
Safety briefing - Report ke FC “Cabin Report ke FA1 “Cabin
completed Ready” Ready”
CABIN READY “FLIGHT Duduk, one minute Duduk, one minute silent
report accepted ATTENDANT slient review review
TAKE OFF
Di 10.000ft Seat belt sign OFF Inflight duties Inflight duties
Pre-landing (Top “FLIGHT Bersiap untuk Bersiap untuk
of descent) ATTENDANT mendarat mendarat
PREPARE
FOR
ARRIVAL”
Pre landing : FA check cabin & final debarase, report ke FA1 cabin ready, FA1 report
PIC cabin ready
5000 ft : PIC command FA Landing Station, FA Kembali ke jump seat, duduk,
mengencangkan sabuk pengaman dan shoulder harness, one minute silent review
Pesawat landing
Pesawat berhenti, mesin dimatikan. PIC command FA DISARMED SLIDE AND
CROSS CHECK
FA disarmed slide dan cross check, report ke FA1, FA1 report ke PIC
PIC command FLIGHT ATTENDANT DOOR MAY BE OPEN
FA open door.
B. Emergency & Warning Signal Communication
a. FLIGHT CREW TO FLIGHT ATENDANT
Fa harus sadar akan signal yg d berikan yg berpotensi emergency
1. Flight Attendant Into Cockpit (Twice) / Setidaknya 6x Chimes
Diberikan saat keadaan darurat atau berpotensi keadaan darurat dan Flight Crew Incapacitated
5. Flight Attendant And Passengers Keep Your Seat (Twice) / Diberikan Melalui Interphone
System
Komen ini dikasih kl evakuasi tdk di butuhkan& komen selanjutnya akan d berika oleh FC
d. FA ke Penumpang
1. PA
2. Meghaphone
Secondary : Verbal
C. Pilot Incapacitation
Kondisi dimana Kesehatan crewmember saat bertugas berkurang atau menjadi tidak mampu untuk
melaksanakan tugasnya :
i. Setelah mendapat command “FLIGHT ATTENDANT INTO COCKPIT”, FA harus
menghentikan segala aktifitas, secure galley items, dan berkumpul di galley depan dengan
membawa safety directive card.
ii. FA1 akan masuk ke cockpit.
iii. Koordinasi dengan FC yang sadar untuk menangani FC yang incap
iv. Check for FC incap response :
IF NO RESPONSE NO PULSE
-Pakaikan FC yang incap dengan shoulder harness, seatbelt. Seat nya di mundurkan dan di
recline.
-First aid harus diberikan diluar cockpit.
-Pindahkan FC incap ke forward galley/space terdekat yang tersedia dengan bantuan
crewmember lain.
-Lakukan Inflight Medical Emergency Procedure.
-Pindahkan FC ke passenger seat terdekat, dibantu oleh FA lain.
-Jika tidak memungkinkan untuk memindahkan FC, kencangkan sabuk pengaman dan
shoulder harness. Seat di recline.
IF ANY RESPONSE
-Pakaikan seat belt dan shoulder harness, mundurkan seatnya dan sandarkan
-Berikan bantuan sesuai yang dibutuhkan
v. Bersiap untuk kemungkinan divert atau immediate landing.
vi. Melengkapi dan mengirim report melalui Coruson Reporting System
D. ABP Briefing
BACA SENDIRI YA!
During in-flight
Untuk kedua kalinya, saya ingatkan agar bapak/ibu tidak ... karena telah mengganggu ketertiban dan tata
tertib dalam penerbangan sebagaimana diatur pada UU RI no.1 tahun 2009.
Terima kasih.
D. Bomb Threat
Bomb threat adalah ancaman yang terkomunikasi, anonym dan lainnua yang disimpulkan apakah benar
atau tidak bahwa keselamatan pesawat dalam penerbangan, didarat, atau fasilitas penerbangan sipil atau
orang yang mungkin dalam bahaya ledakan atau sejenisnya. Secara historis, mayoritas ancaman bom
hanya tipuan. Ketika peringatan semacam itu ditemukan, PIC akan mengevaluasi tingkat keseriusannya.
2. Yellow (Non-Specific)
Peringatan yang dapat berhubungan antara satu target atau lebih tetapi adanya keraguan terhadap
kredibilitas atau efektifitas dari penanggulangan. Peringatan tersebut mungkin dapat
membahayakan dan mungkin membutuhkan tindakan pencegahan tambahan.
3. Red (Specific)
Peringatan spesifik mengenai target ancaman bom atau caller sudah mengidentifikasi dirinya atau
organisasinya terlibat dan informasinya credible. Peringatan tersebut dapat menimbulkan bahaya
bagi orang atau aktivitas bandara dan membutuhkan pencegahan yg spesifik
Pihak OCC akan menghubungi threat assessor yang akan mengkategorikan ancaman bom dan menyatakan
klasifikasi dan akan dikomunikasikan ke station manager.
1. Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
Alasan pendaratan darurat
Type emergency landing
Menyingkronkan waktu
Estimated waktu yang tersedia
Kondisi PA yang ada di cokpit
Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi dari
FA1
Narrow body : berkumpul digalley depan
Wide body : melalui interphone system.
4. Initial Preparation
FA harus memberitahu FA1 saat persiapan awal selesai, kemudian ambil posisi di cabin untuk
mengikuti briefing FA1.
Tugas FA yg lain :
Exit : memastikan exit bebas dari halangan.
Curtains : mengamankan curtain denga mengikat /dilepaskan.
Galley : a. mengamankan perlengkapan dan trolly.
b. pots minuman dikosongkan.
c. memastikan semua electrical power.
Ditching: harus mengingat lokasi makanan dn minuman jika mendarat di laut.
Equipment galley: mengamankan barang barang di cabin, barang barang penumpang yang
bahaya atau menjadi halangan pda saat evakuasi. Ibu hamil, eldary, ibu yang berpegian
dengan anaknya yang kevil, UM harus didampingi dengan SBP pada saat evakuasi.jika
memungkinkan, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus duduk di dekt pintu. Jika tidak
ada penamping, meminta penumpang untuk mendampingi ABK tersebut.
8. ABP: Briefing
9. Personal Preparation
Mengatur pakaian, melepas name plate.
Terrain: melepaskan sandal
Melepaskan sandal, memakai lifevest tapi tidak dikembangkan
Mengambil flashlight.
10. Cabin Ready Report
FA mengecek semua persiapan selesai dan melapor ke FA 1
FA 1 akan mengecek cabin dan memastikan semua persiapan selesai.
Setelah persiapan selesai FA 1 alan melapor ke PIC “ cabin ready”
11. On command “ EMERGENY STATION” from PIC
Duduk di station masing masing, memakai sabuk pengaman dan shoulder harness.
Melakukan “ one minutes silent review”
12. On command “ BRACE “ from PIC
Ulangi perintah beberapa kali dan harus meneriaki penumpang “ EMERGENCY- BEND
DOWN- BEND DOWN” (BAHAYA-MEMBUNGKUK-MEMBUNGKUK).
Tetap duduk dalam posisi brace position sampai pesawat berhenti dengan sempurna.
Time Available
1. Acknowledge
A. FA 1 akan masuk kedalam cokpit secepatnya. Captain akan memberitahu:
Alasan pendaratan darurat
Type emergency landing
Menyingkronkan waktu
Estimated waktu yang tersedia
Kondisi PA yang ada di cokpit
Siapa yang akan melakukan announcement.
B. FA harus menghentikan aktivitasnya, mengamankan semua peralatan di galley dan
menyiapkan safety directive card (kartu petunjuk keselamatan) dan menunggu insruksi dari
FA1.
Narrow body : berkumpul digalley depan
Wide body : melalui interphone system.
Sakit perut mungkin pada daerah tertentu dan tersebar.Ini adalah gejala yang signifikan yang mungkin
memerlukan bantuan cepat.
Sebab:
Gejala:
Demam.
Sakit perut dengan atau tanpa diare.
perut kembung
Riwayat sakit perut dan baru menjalani operasi perut.
Sakit terus-menerus.
Sakit parah
Mual
Muntah.
Tanda-tanda shock.
Pengobatan:
1. Tentukan lokasi sakit, durasi, sifatnya, dan tingkat keparahan rasa sakitnya.
2. Menjaga penumpang tenang dan dalam posisi di mana ia merasa paling nyaman.
5.10.2 AIRSICKNESS
Disebabkan oleh gerak dan dibuat parah oleh turbulensi dan kecemasan.
Sebab:
Gerakkan pesawat.
Gejala:
Keringat berlebihan dan hangat.
Pucat
Kulit berkeringat.
Perasaan lemah
Pingsan.
Mual mungkin muntah pusing atau sakit kepala.
Pengobatan :
11. Jika penumpang muntah, berikan air untuk membilas mulutnya dan tissue / handuk untuk
membersihkan.
Sebab:
Gejala:
Pengobatan:
5.10.4 ASTHMA
Asma yang ditandai dengan kesulitan dalam pernapasan dan mengi karena penyempitan jalan napas.
Serangan asma dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, Alergi, bernapas dalam debu, asap,
dan serbuk sari debu, udara dingin.
Sebab:
Gejala:
Sesak dada
Keringat
Biru pada bibir dan kuku pada asma parah. parah
Sesak nafas berat, mengi, batuk, kesulitan bernafas pasien biasanya cemas dan takut ia menyesakkan, ini
cenderung memperpanjang serangan.
Pengobatan:
1. Membantu para korban ke posisi sit-up atau sandarkan korban atas meja kursi yang didukung dengan
bantal.
2. Pasien yang biasanya terjadi serangan sebelum biasanya membawa obat mereka sendiri. membantu dia
untuk mengunakan obatnya. Jika tidak, tawarkan alat inhalasi Ventolin (Salbutamol).
Catatan: Dressing adalah bahan yang ditempatkan langsung di atas luka. Akan:
c. mencegah kontaminasi
Sebelum mengunakan :
Catatan: tidak bernapas pada atau menyentuh permukaan dan tidak menggunakan katun atau plester.
Perban harus bersih dan cukup panjang untuk menutupi dan aman untuk menahan dressing. Mereka harus
diikat ketat, tapi tidak terlalu ketat karena mungkin menghambat sirkulasi.
1. Tempatkan ujung perban pada titik awal dari dressing untuk membalut.
2. Mengelilingi bagian dressing, memungkinkan sudut akhir perban menutupi seluruh dressing.
5.10.6 BLEEDING
Pendarahan parah dapat terjadi eksternal maupun internal. Hilangnya volume darah yang berlebihan dapat
menyebabkan kondisi dimana kehidupan akan terancam. Jadi, segera direspon.
Jenis perdarahan:
Pendarahan arteri,
Perdarahan dari arteri yang merah cerah dan darah menyembur dengan setiap detak jantung. Ini adalah
jenis yang paling serius perdarahan dan tidak mungkin untuk membeku.
Perdarahan vena ,
Perdarahan vena, darah muncul untuk menjadi merah gelap dan darah mengalir keluar perlahan-
lahan.Lebih mudah untuk mengontrol daripada pendarahan arteri.
Menerapkan direct pressure selama sekitar 10 menit dan meninggikan bagian yg perdarahan. (jika
memungkinkan) :
a. tempatkan kain bersih atau kain kasa diatas luka dan kain danditekan.
d. Istirahatkan ekstremitasyang terluka dan jangan gerakkan korban bila tidak perlu.
TIDAK
a. ekstremitas atas: menggunakan ibu jari dan tekan arteri brakialis dengan kuat hingga menekan terhadap
tulang. Arteri ini terletak bagian dalam dari lengan atas.
b. Ekstremitas bawah: Gunakan tumit tangan atau jempol dan tekan arteri Femoral kuat terhadap tulang.
Arteri terletak di selangkangan.Pasien harus berbaring.
Apakah PERDARAHAN berhenti?
Tidak ?
Gunakan Tourniquet :
hanya untuk perdarahan yang jika tidak dikontrol atau yang mengancam kehidupan. Gunakan hanya di
lengan dan kaki ketika arteri besar telah dipotong atau ketika seluruh ekstremitas atau bagian dari itu telah
sebagian atau seluruhnya terpotong.
a. tourniquet tempat dekat di atas luka tempat tepat di atas bersama jika luka
yang dekat itu bergabung.
b. mengencangkan cukup untuk menghentikan pendarahan.
c. tidak melepaskan tourniquet untuk diamputasi, biarkan dokter yang melakukannya.
d. melampirkan tag pada korban kapan waktu ketika tourniquet dipasang.
e. mengatasi shock.
Bagaimana cara mengunakan tourniquet:
1. Gunakan beberapa kain kasa atau kain untuk membuat pad.
2. Gunakan kain yang cukup panjang, yang dapat dilipat mengelilingi lengan seperti (dasi atau syal).
3. Bungkus kain di sekitar ekstremitas diatas pad.
4. Ikat kain dengan simpul setengah.
5. Masukkan tongkat kecil dan ikat lagi dengan simpul square.
6. Mengencangkan tourniquet dengan memutar tongkat; tidak memutar terlalu keras, akan tahu tourniquet
cukup ketat ketika pendarahan berhenti segera, seolah-olah keran telah dimatikan. Membuat catatan waktu
yang Anda diterapkan tourniquet.
7. Melepaskan tourniquet perlahan-lahan setiap 10-15 menit untuk 5-10 detik.
Catatan: Setelah tourniquet telah dipasang ekstremitas harus diamputasi dalam banyak kasus. Jadi hanya
dipasang ketika benar-benar diperlukan.
Nosebleeds
Mimisan dapat spontan. Itu bisa karena infeksi atau perubahan dalam ketinggian yang menyebabkan
pembuluh darah di hidung pecah.
Sebab:
gejala:
pendarahan di hidung
nyeri.
Pengobatan :
Catatan:
Sebab: Penumpang mungkin telah menggigit lidah atau baru menjalani operasi gigi. (Inquire)
Pengobatan:
Merah berbusa.
Sebab : Biasanya dari paru-paru. Penumpang mungkin memiliki tuberkulosis atau kanker paru-paru atau
jaringanlain yang menghancurkan.
Pengobatan:
Coklat.
Sebab: Menunjukkan perdarahan dari luka di saluran pencernaan atau kanker pencernaan.
Pengobatan:
4. Menginformasikan kapten.
Gejala :
Pengobatan:
Tingkat 1 dan 2: dinginkan luka bakar dengan air mengalir lambat atau menempatkan kompres basah atas
area yang terbakar dan paket dengan es untuk menghilangkan rasa sakit.
Kemudian perban dengan kasa steril kering.
Tingkat 3 : cover area segera dengan kasa steril kering didaerah yang terbakar.
Jika sadar, berikan aspirin terhadap rasa sakit.
Memberikan korban air garam solusi untuk minum setiap 30 menit.
Sedikit garam pada secangkir air.
Tidak memberikan apa-apa oleh mulut jika pasien akan mencapai rumah sakit dalam waktu 3 jam. Jika
tidak sadar, jalan napas tetap terbuka.
Atasi shock.
Menginformasikan kapten.
5.10.8 TERSEDAK.
Penyebab:
Gejala:
Menggelegak.
Tidak dapat berbicara.
Mukanya berwarna kebiruan.
Jatuh kollaps sampai tidak sadarkan diri.
Step 1.
Bertanya: "Apakah Anda tersedak?", mengangkat korban dari kursi dan ke lorong.
Step 2.
b) Untuk korban ibu hamil dan sangat gemuk. Melakukan tekanan dada :
Step 3.
Step 4.
Melakukan pemeriksaan mulut dengan mengangkat dagu. Jika melihat benda asing , segera dikeluarkan.
Step 5.
Buka jalan napas dan cek pernapasan. Jika tidakada napas, coba segera untuk memberikan dua tiupan ( 2
ventilasi). Jika dada tidak naik, reposisi kepala korban dan mencoba kembali untuk memberikan dua tiupan
(2 ventilasi).
Step 6.
Jika dada tidak bangkit lagi, memberikan 30 kompressi pada dada. (Posisi tangan adalah sama dengan
kompresi dada yang dilakukan di CPR).
Conscious Infant
Bayi sadar tersedak : tidak batuk, menangis, dan bernapas. Bayi akan berusaha bernapas dan membiru.
Step 1.
Menepuk belakang.
Step 2.
Menekan dada.
Sementara menahan kepala dan leher, bayi "sandwich" antara penyelamat dua tangan dan lengan dan
giliran untuk bayi kembali dengan kepala lebih rendah dari badan.
Memberikan hingga 5 tepokan dibelakang yang diikuti oleh hingga 5 tekanan pada dada (sama seperti
melakukan CPR, kompresi dada).
Melakukan manuver sampai benda asing keluar atau bayi menjadi tidak sadar. Jika menjadi tidak sadar,
lakukan CPR.
Unconscious Infant
Step 1.
Periksa responsive :
Step 2.
Melakukan angkat rahang dan memeriksa mulut. Jika benda asing dilihat, keluarkan dengan jari kecil
Anda.
Step 3.
Buka jalan napas (kepala mendongak sedikit-dagu diangkat) dan cek pernapasan. Kepala tidak boleh
terlalu didorong.
Jika tidak ada napas, berusaha untuk meniup (2 ventilasi). Jika dada tidak naik, reposisi kepala bayi dan
mencoba kembali untuk meniup (2 ventilasi).
Step 4.
Jika dada tidak naik lagi, leher dan kepala ditahan dan "Sandwich" bayi antara kedua tangan dan
membawa bayi diatas paha Anda.
Memberikan hingga 5 tepokan dibagian belakang kembali yang diikuti oleh hingga 5 tekanan pada dada.
Step 5.
Tempatkan bayi pada permukaan yang kokoh dan melakukan pengangkatan dagu dan lidah.
Jika benda asing dilihat, dikeluarkan dengan jari kelingking. Ulangi Step 3 hingga Step 5 sampai ada 2
tiupan yang sukses.
Catatan:
Letakkan korban dngan Recovery Position untuk orang dewasa dan anak.
Lateral Position untuk bayi.
5.10.9 DIABETES.
Diabetes adalah gangguan yang ditandai dengan tingginya tingkat gula dalam darah karena kurangnya
insulin. Ada dua jenis masalah diabetes: Diabetik koma (hiperglikemia) dan shock Insulin
(Hypoglycaemia), penyebab dan pengobatan yang berlawanan.
Sebab:
Sebab:
Gejala hiperglikemia:
Kejadiannya bertahap.
Kulit kering.
Merasa haus.
Gelisa.
Merasa lemah / kelelahan.
Pernapasan berbau gula / buah.
Sering kencing.
Kantuk sampai ke koma.
Pengobatan:
Menyuntikkan insulin hanya oleh korban atau tenaga medis diatas pesawat.
Gejala hipoglikemia:
Kejadiannya mendadak:
Berkeringat berlimpah.
Tiba-tiba lapar.
Marah marah dankelakuan buruk.
Tampak pucat.
Bernapas dangkal.
Nafas biasa.
Gemetaran.
Kebingungan,
Disorientasi, khirnya koma.
Pengobatan :
5.10.10 OVERDOSIS.
Meskipun pertolongan overdosis obat pada pesawat ini tidak mudah, prosedur berikut mungkin berguna
sampai mendarat dan mendapatkan bantuan medis.
Gejala:
Kekerasan.
Penampilan mabuk dan perubahan perilaku.
Beringus.
Kebingungan.
Kejang-kejang.
Muntah.
Tertawa / menangis.
Kelelahan.
Gemetaran.
Pengobatan :
Gejala:
Sakit
Kehilangan pendengaran parsial atau total.
Ya : 1. Tawarkan minuman.
Teknik Valsava manuver : Menginstruksikan tutup mulut, menutup hidung erat-erat dan dengan mulut
tertutup, tiupkan udara tertutup dari mulut ke telinga. Ini akan meningkatkan tekanan udara dalam rongga
hidung dan mungkin memaksa udara dalam mulut ke telinga tengah. Harus ada popping suara di telinga
sehingga tuba eustachius membuka untuk menyamakan tekanan.
Untuk bayi, memungkinkan mereka untuk menangis atau menyarankan ibu untuk memberi makan bayi
untuk menyamakan tekanan selama pendakian dan pendaratan.
5.10.12 Epilepsi.
Epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai oleh kejang. Hal ini dapat disebabkan oleh cedera kepala,
demam tinggi (pada anak-anak), hipoksia parah atau penyebab yang tidak diketahui. Penyebab: Gangguan
listrik irama dalam sistem saraf pusat
Gejala:
Pengobatan:
1. Tempatkan bahan lembut (misalnya selimut, mantel, bantal) diatas sandaran tangan untuk melindungi
penumpang dari melukai dirinya sendiri.
2. Melonggarkan pakaian ketat.
3. Jangan mencoba untuk menahan dia masih.
4. Bersihkan busa atau air liur dari mulut (untuk melindungi Anda tangan menggunakan sarung dari FAK).
5. Menjaga jalan napas terbuka. Jika gigi tidak dapat dipisahkan,biarkan bagian bibir untuk bernapas dengan
pasif.
6. Jangan memberikan oksigen.
7. Biarkan penumpang beristirahat setelah kejang.
5.10.13 Pingsan.
Sebab:
Rasa sakit.
Kehilangan kesadaran parsial atau total karena berkurangnya pasokan darah ke otak.
Kelaparan berat.
Marah emosional.
Terlalu lama berdiri tanpa bergerak.
Gejala:
Perasaan collaps.
Kelemahan umum pucat.
Berkeringat.
Kulit basah.
Pusing.
Mungkin mual.
Gangguan visual.
Pengobatan:
Patah tulang adalah adanya diskontinuitas dari tulang. Ada dua jenis patah tulang : patah tulang tertutup
dan patah tulang terbuka.
Patah tulang tertutup : tulang patah di bawah kulit dan tidak dapat dilihat, tidak ada kontaminasi antara
tulang patah dan luar melalui kulit.
Patah tulang terbuka: Patah tulang dapat dilihat, ada komunikasi ke luar melalui luka di kulit. Gejala:
Pengobatan:
1. Pada patah tulang terbuka, menghentikan pendarahan dengan menekan pada luka , dan memperlakukan
seperti luka terbuka.
2. Mencegah ujung tulang patah dan sendi berdekatan dari pergerakkan dengan menggunakan selimut, bantal,
splints.
3. Untuk tambahan penahan , gunakan majalah membungkus daerah retak dan membuat sendi diatas dan
dibawah istirahat.
4. Mengamankan dengan kasa atau membuat perban dari handuk, atau bahan lainnya.
5. Tempatkan kompres di atas daerah yang terkena untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
6. JANGAN MENCOBA UNTUK ME-RESET TULANG MENONJOL.
7. Mengamankan Dressing dan kemudian pasang splint ekstremitas terluka.
8. Atasi shock.
Dislokasi.
Terjadi ketika sendi datang aparts dan tetap terpisah dengan ujung tulang tidak lagi dalam kontak. Gejala:
Kecacatan parah sakit pembengkakan ketidakmampuan untuk pindah bersama terluka. Pengobatan: -
Dislokasi tertutup :
Keseleo,
Gejala:
Sama seperti orang-orang untuk fraktur, hanya kurang parah.
Rasa sakit pada gerakan
Pembengkakan diikuti oleh memar.
Bersama lembut untuk disentuh.
Gerakan terbatas.
Pengobatan:
1. Membalut dengan bantal atau selimut dan mengangkat kaki untuk mengurangi pembengkakan
2. Memakai kompres dingin, Ice pack (berdasarkan tipis handuk untuk melindungi kulit) ke daerah sekitar
20-30 menit untuk mengurangi pembengkakan sementara menghilangkan rasa sakit.
Strain,
Pengobatan: hangatin, aplikasi basah dan istirahat dianjurkan untuk pengobatan strain.
Catatan: apa yang tampak untuk menjadi luka masuk mungkin akan menimbulkan luka internal yang
serius. Selalu periksa peluru keluar,jika tidak ditemukan, peluru mungkin telah menembus tulang,
memantul di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan internal.
Pengobatan:
Ekstremitas:
Perut:
b. jika ada pendarahan internal, korban perut akan membesar, dan dia mungkin akan menjadi shock.
c. atasi shock.
Dada:
a. suara mengisap menunjukkan bahwa rongga paru-paru telah tertusuk. Paru-paru mungkin kuncup jika
pembukaan tidak tertutup.
b. tempatkan kompres (pembalut), kantong plastik, atau tempatkan plester di atas luka untuk menutup luka.
c. jika perlu, tempatkan telapak tangan Anda diatas luka sampai penutup luka dapat diperoleh.
d. Atasi shock.
e. jika korban telah kesulitan bernapas atau tampaknya semakin memburuk, lepaskan lembaran plastik
untuk membiarkan udara keluar sampai korban dapat bernapas, lalu tutup kembali lembaran plastik.
Serangan jantung berkembang ketika ada penurunan suplai darah secara mendadak ke otot-otot jantung.
Catatan: Ada banyak penyebab kematian mendadak, tapi yang paling umum adalah serangan jantung.
Gejala:
Tekanan tidak nyaman, Squeezing, sesak, atau sakit di tengah dada di belakang tulang dada. Kadang-
kadang, irradiating sakit terhadap leher, rahang, shoulder(s) atau arm(s).
Nadi lemah dan cepat.
Sesak napas.
Mual dan muntah.
Kecemasan.
Berkeringat.
Batuk.
Pengobatan:
2. Bila korban biasa dengan kondisinya ia seharusnya membawa nitrogliserin tablet (NGT) untuk
diletakkan bawah lidah. Tablet NGT dapat diberikankan hingga 3 tablet dalam waktu 15 menit. Dengan
serangan nyata tablet membantu mengurangi keluhan atau tidak sama sekali.
5. Cobalah untuk tenang pasien, menempatkan dirinya dalam posisi setengah duduk.
7. Bila jantung berhenti berdenyut, maka dilakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR) jika Anda sudah
terlatih CPR. CPR adalah teknik untuk menyelamatkan, yang paling sering digunakan pada pesawat yang
diharapkan dapat membantu korban untuk bertahan hidup.
Gejala:
Pengobatan :
1. Memberikan istirahat.
Gejala:
Pengobatan:
3. Berikan dia cairan dalam jumlah kecil jika dia ingin, dan bisa minum sendiri.
4. Memberikan segelas air dingin (dengan garam, jika berlaku) setiap 10 atau 15 menit, tidak memakai
stimulant.
6. Jika kasus parah: dinginkan dia dengan cepat mungkin bahkan memakai spons dengan air dingin
dibasuhkan kebadan korban.
5.10.19 CEDERA
1. Cedera Mata :
Pengobatan:
4. Jangan hapus tertanam partikel dari mata. Penghapusan benda besar dapat menyebabkan keluarnya
cairan mata, yang menyebabkan kebutaan permanen. JANGAN SENTUH.
5. untuk partikel kecil-tertanam, menutupi kedua mata ringan dengan pad, untuk mencegah gerakan mata di
bawah tutup.
Pengobatan:
Pengobatan:
4. Tutup kedua mata ringan dengan pad, untuk mencegah gerakan mata di bawah tutup.
2. Cedera Kepala.
Gejala:
Pengobatan:
1. Dengan pelan jari-jari Anda, memeriksa kepala. Gerakkan jari memeriksa tengkorak untuk mendeteksi
setiap penyimpangan dalam bentuk tengkorak. Tengkorak ini biasanya halus dan datar.
4. Jika ada fraktur tengkorak, menerapkan tekanan di sekitar tepi luka dan tidak langsung pada luka.
5. Jika cedera tulang belakang tidak diduga, menjaga kepala sedikit lebih tinggi.
11. Jika korban muntah, mengubah posisi korban ke sisi sambil mempertahankan kepala dan leher di garis
tengah.
Catatan: Jika cedera leher diduga, menghindari setiap gerakan yang tidak semestinya. Tidak memberikan
korban apapun untuk makan atau minum.
Jangan menghentikan aliran darah atau cairan yang keluar dari telinga atau hidung, yang jelas. menghalangi
aliran dapat meningkatkan tekanan dalam tengkorak.
Dalam keadaan tersebut, tidak meninggikan kaki karena seperti ini mungkin meningkatkan tekanan dalam
tengkorak.
Gejala: Nyeri, pembengkakan, Leher atau punggung tidak dapat digerakkan. Mungkin menyebabkan
beberapa kelumpuhan pada ekstremitas.
Pengobatan:
1. Mengamankan korban dengan lembut dan gerakan perlahan-lahan dengan posisi datar.
2. Tempatkan bantal dan selimut pada sisi tubuh untuk mencegah gerakan.
Ketika berhadapan dengan penumpang yang memiliki gangguan mental yang jelas:
1. Memberitahukan kapten.
2. Memperlakukan orang dengan hormat, terlepas dari bagaimana ia bereaksi kepada Anda.
3. Mengalihkan perhatian seseorang dari apa pun yang mungkin berbahaya bagi dirinya atau orang lain.
5. JANGAN BERDEBAT.
6. Akrab,menahan secara fisik hanya jika penumpang tampaknya berusaha melukai dirinya atau orang lain.
5.10.21 KEGUGURAN
Pengobatan:
5. Atasi syok.
5.10.22 SHOCK
Catatan: Shock adalah kondisi menurunnya banyak fungsi tubuh karena peredaran darah yang kurang
keseluruh tubuh setelah cedera serius.
Memperlakukan setiap orang yang terluka serius atau sakit yang akan menyebabkan shock segera, bahkan
bila ia tidak menunjukkan gejala-gejala.
Sebab:
Cedera jaringan tubuh dari luka bakar, luka, atau patah tulang.
Kehilangan jumlah besar darah.
Penanganan secara kasar dan buruk terhadap penumpang baik secara fisik maupun mental.
Gejala:
Pengobatan:
1. Menjaga penumpang berbaring dan tenang
3. Jaga agar dia tetap hangat, tetapi tidak berkeringat. (menjaga suhu tubuh normal)
4. Angkat kaki nya sedikit jika ia tidak memiliki cedera pada kepala atau dada, atau tidak kesulitan dengan
pernapasan
Penyebab:
Perubahan besar pada tekanan udara sementara penumpang menderita penyumbatan di hidung dakibat Flu
atau alergi.
Gejala:
Pengobatan:
5.10.24 STROKE
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke atau dalam otak berhenti atau terganggu.
Penyebab:
Kerusakan sel-sel otak (yaitu pecahnya pembuluh darah otak atau pembentukan bekuan darah).
Disebabkan dari tekanan darah tinggi atau pengerasan arteri.
Gejala:
Kelumpuhan parsial atau total beberapa bagian dari satu sisi tubuh (misalnya pupil satu lebih kecil
daripada pupil lainnya, mulut tertarik ke satu sisi, ketidakmampuan untuk memindahkan satu kaki).
Jatuh ke bawah.
Bicaranya cadel.
Headache.
Dizziness.
Dering di telinga.
Perubahan Kepribadian.
Hilangnya memory.
Sesak napas sampai berhenti.
Twitching.
Mungkin kehilangan kesadaran.
Pengobatan:
4. Penumpang dimiringkan kesamping untuk mengalirkan sekresi dari mulut jika tidak sadar,lakukan
CPR.
Resusitasi kardiopulmoner (CPR) adalah teknik penyelamatan yang berguna dalam banyak keadaan
darurat, termasuk serangan jantung atau tenggelam, di mana seseorang pernapasan atau detak jantung
berhenti. Dengan CPR dapat mengalirkan oksigen darah mengalir ke otak dan organ vital yang lain sampai
perawatan medis yang lebih definitif dapat mengembalikan ritma jantung yang normal. Ketika jantung
berhenti, kurangnya oksigen darah dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit.
Orang bisa mati dalam waktu 8 sampai 10 menit. Untuk belajar CPR yang benar, mengambil kursus yang
terakreditasi Pelatihan pertolongan pertama, termasuk CPR dan bagaimana menggunakan defibrilator
eksternal otomatis (AED).
3. Tempatkan tumit tangan diatas tengah dada, antara puting. Letakkan tangan anda lainnya di atas
tangan pertama. Posisi siku lurus dan posisi bahu Anda langsung di atas tangan Anda.
4. Sewaktu Anda mendorong lurus ke bawah pada (kompres) dada setidaknya 2 inci (5 cm). mendorong
keras kebawah dan diulangi sekitar 100 kali permenit.
5. Penekanan pada dada diteruskan sampai ada tanda-tanda gerakan, personil medis darurat mengambil alih
atau pernyataan dari dokter bahwa korban sudah meninggal, atau penolong telah menjadi lelah.
Airway : Jelas membuka jalan napas /airway seseorang dengan menggunakan head-tilt , chin-lift
manuver /kepala dandagu-diangkat. Menempatkan telapak tangan Anda pada dahi orang dan lembut
memiringkan kepala kembali. Kemudian dengan tangan yang lain, lembut mengangkat dagu ke depan
untuk membuka jalan napas. Jika tidak ada tanda-tanda , korban tidak bernapas. Jika membuka jalan napas
tidak menyebabkan korban untuk bernapas secara spontan, Anda harus melakukan pernapasan buatan .
Breathing : Untuk pernapasan buatan dapat dengan mouth-to-mouth atau mulut-ke-hidung jika mulut
luka serius atau tidak dapat dibuka.
1. Dengan jalan napas terbuka (menggunakan Head-tilt, Chin-Lift manuver), pencet lubang hidung korban,
buat pernapasan buatan dengan menutup mulut korban dengan mulut penolong dengan rapat.
2. Periksa pernapasan, tidak lebih dari 10 detik. Dengan cara Look : lihat gerakan dada, LISTEN :
dengarkan untuk suara normal napas, dan Feel : merasakan nafas korban pada pipi dan telinga Anda,
napas terengah-engah dianggap pernapasan tidak normal.
3. Siapkan untuk memberikan dua pernapasan buatan. Memberikan pernapasan pertama — berlangsung
satu detik — dan melihat jika dada naik,jika itu naik, memberikan nafas kedua. Tiga puluh penekanan
pada dada yang diikuti oleh dua pernapasan dianggap satu siklus.
5. Jika korban tidak bergerak setelah lima siklus (sekitar dua menit) dan defibrillator eksternal otomatis
(AED) tersedia, pergunakan dan ikuti petunjuknya. Memberikan satu kejutan, kemudian melanjutkan CPR
— dimulai dengan penekanan pada dada — untuk dua menit sebelum kedua pemberian kejutan kedua. Jika
Anda tidak dilatih untuk menggunakan AED, operator medis darurat mungkin mampu membimbing Anda
dalam penggunaannya. Menggunakan pediatric pad, jika tersedia, untuk anak-anak usia 1 sampai 8 tahun.
Jangan gunakan AED untuk bayi lebih muda dari usia 1 tahun. Jika AED tidak tersedia, lanjutkan ke
langkah 5 di bawah ini.
6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, personil medis darurat mengambil alih atau pernyataan
dari dokter bahwa korban sudah meninggal, atau penolong sudah menjadi lelah. Cara terbaik untuk
memberikan pernapasan buatan adalah dengan menggunakan teknik mouth-to-mouth. Meletakkan tangan
Anda di dahi korban dan mengubahnya sehingga Anda dapat menutup hidung korban dengan cara
menjepit kedua cuping sambil tumit tangan untuk menjaga agar kepala tetap posisi dongak. Tangan Anda
yang lain harus tetap di bawah leher korban (atau dagu), untuk mengangkat.
Recovery Position.
Posisi Pemulihan :
1. Meluruskan kaki.
5. Tempatkan lengan terdekat Anda di sudut kanan ke tubuh penumpang, siku membungkuk dengan
telapak tangan teratas.
6. Membawa lengan di dada dan menempatkan tangan, telapak bawah, di bahu terdekat Anda 7.
Meletakkan kaki terjauh Anda tepat di atas lutut dan menariknya ke atas, menjaga kaki di tanah
8. Dengan tangan yang lain di bahu terjauh Anda, tarik pada kaki untuk roll penumpang ke arah sisi anda.
9. Menyesuaikan kaki bagian atas sehingga pinggul dan lutut ditekuk di sudut kanan
10. Memiringkan kepala kembali untuk memastikan jalan napas tetap terbuka
11. Menyesuaikan tangan di bawah pipi, jika diperlukan, untuk menjaga kepala miring
13. Berbicara kepada penumpang dan memeriksa tingkat responsif secara teratur
Prosedur untuk memberikan CPR untuk anak usia 1 sampai 8 pada dasarnya adalah sama dengan yang
untuk orang dewasa. Perbedaan adalah sebagai berikut:
Jika Anda sendiri, melakukan 5 siklus napas dan dada penekanan pada anak, ini harus memakan waktu
sekitar dua menit — sebelum menggunakan AED.
Gunakan tingkat kompresi dan napas yang sama seperti yang digunakan untuk orang dewasa: 30 penekanan
diikuti oleh 2 pernapasan buatan. Ini adalah satu siklus. Setelah napas , segera mulai siklus berikutnya
penekanan dan pernapasan buatan.
Setelah 5 siklus CPR, jika tidak ada tanggapan dan AED tersedia, pergunakan dan ikuti petunjuknya.
Menggunakan pediatric pad jika tersedia. Jika bantalan pediatrik tidak tersedia, menggunakan bantalan
dewasa. –
Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda ada gerakan, atau ada tenaga medis darurat mengambil alih, ada
pernyataan kematian dari dokter atau penolong menjadi lelah.
Kebanyakan jantung berhenti pada bayi terjadi kehabisan oksigen, seperti dari tenggelam atau tersedak.
Jika Anda tahu bayi mengalami obstruksi pernapasan , melakukan pertolongan pertama seperti untuk
menolong bayi tersedak. Jika Anda tidak tahu mengapa bayi tiba-tiba tidak bernapas, segera melakukan
CPR. Untuk memulai, memeriksa situasi. Tapak kaki bayi ditepok dan lihat untuk respon, seperti gerakan,
tetapi bayi tidak digoyang . Jika tidak ada tanggapan, ikuti prosedur CAB di bawah ini dan lakukan
panggilan untuk meminta bantuan sebagai berikut: -
jika Anda hanya sendiri dan CPR diperlukan, melakukan CPR sekitar lima siklus. –
Jika ada orang lain, meminta orang yang meminta bantuan segera, sedangkan Anda segera melakukan
pertolongan pada bayi.
1. Tempatkan bayi di nya kembali pada permukaan yang kokoh, datar, seperti meja. Lantai atau tanah juga
akan melakukan.
2. Periksa nadi, dilengan atas bagian dalam (arteri brakialis) selama 10 detik.
3. Buat garis horizontal yang ditarik antara kedua putting bayi. Tempatkan dua jari satu tangan di bawah
baris ini, di pusat dada.
4. Lakukan komprresi 30 kali dengan lembut pada dada sekitar 1,5 inci (4 cm).
5. Menghitung dengan suara keras sebagai pompa Anda dalam irama cukup cepat.
1. Setelah 30 penekanan, lembut ujung kepala kembali oleh mengangkat dagu dengan satu tangan dan
mendorong ke bawah di dahi dengan tangan yang lain.
2. tidak lebih dari 10 detik, menempatkan telinga Anda dekat mulut bayi dan memeriksa untuk bernapas:
mencari dada gerakan, mendengarkan untuk bunyi napas, dan merasa untuk nafas pada pipi dan telinga
Anda.
2. Siapkan untuk memberikan 2 pernapasan buatan. Menggunakan kekuatan pipi Anda untuk memberikan
tiupan lembut udara /Puff (bukan napas dalam-dalam dari paru-paru Anda) untuk bernapas perlahan-lahan
ke dalam mulut bayi satu waktu, mengambil satu detik untuk napas. Untuk melihat jika bayi dada naik. Jika
tidak, berikan pernapasan buatan yang kedua.
3. Jika bayi dada tidak naik, memeriksa mulut untuk memastikan ada tidak benda asing yang ada di
dalamnya. Jika objek terlihat, keluarkan dengan jari Anda. Jika jalan napas tampaknya tertutup, lakukan
pertolongan pertama seperti untuk bayi tersedak.
6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, ada personil medis darurat mengambil alih atau
pernyataan sudah meninggal oleh dokter atau penolong sudah menjadi lelah.
Catatan: Selain itu ada kondisi lain yang dapat menyebabkan tidak sadar dan obstruksi jalan napas
termasuk: stroke, epilepsi, tersedak, cedera kepala, keracunan alkohol, overdosis obat dan diabetes.
Kebanyakan jantung berhenti pada bayi terjadi kehabisan oksigen, seperti dari tenggelam atau tersedak.
Jika Anda tahu bayi mengalami obstruksi pernapasan , melakukan pertolongan pertama seperti untuk
menolong bayi tersedak. Jika Anda tidak tahu mengapa bayi tiba-tiba tidak bernapas, segera melakukan
CPR. Untuk memulai, memeriksa situasi. Tapak kaki bayi ditepok dan lihat untuk respon, seperti gerakan,
tetapi bayi tidak digoyang . Jika tidak ada tanggapan, ikuti prosedur CAB di bawah ini dan lakukan
panggilan untuk meminta bantuan sebagai berikut: -
jika Anda hanya sendiri dan CPR diperlukan, melakukan CPR sekitar lima siklus. –
Jika ada orang lain, meminta orang yang meminta bantuan segera, sedangkan Anda segera melakukan
pertolongan pada bayi.
1. Tempatkan bayi di nya kembali pada permukaan yang kokoh, datar, seperti meja. Lantai atau tanah juga
akan melakukan.
2. Periksa nadi, dilengan atas bagian dalam (arteri brakialis) selama 10 detik.
3. Buat garis horizontal yang ditarik antara kedua putting bayi. Tempatkan dua jari satu tangan di bawah
baris ini, di pusat dada.
4. Lakukan komprresi 30 kali dengan lembut pada dada sekitar 1,5 inci (4 cm).
5. Menghitung dengan suara keras sebagai pompa Anda dalam irama cukup cepat.
1. Setelah 30 penekanan, lembut ujung kepala kembali oleh mengangkat dagu dengan satu tangan dan
mendorong ke bawah di dahi dengan tangan yang lain.
2. tidak lebih dari 10 detik, menempatkan telinga Anda dekat mulut bayi dan memeriksa untuk bernapas:
mencari dada gerakan, mendengarkan untuk bunyi napas, dan merasa untuk nafas pada pipi dan telinga
Anda.
2. Siapkan untuk memberikan 2 pernapasan buatan. Menggunakan kekuatan pipi Anda untuk memberikan
tiupan lembut udara /Puff (bukan napas dalam-dalam dari paru-paru Anda) untuk bernapas perlahan-lahan
ke dalam mulut bayi satu waktu, mengambil satu detik untuk napas. Untuk melihat jika bayi dada naik. Jika
tidak, berikan pernapasan buatan yang kedua.
3. Jika bayi dada tidak naik, memeriksa mulut untuk memastikan ada tidak benda asing yang ada di
dalamnya. Jika objek terlihat, keluarkan dengan jari Anda. Jika jalan napas tampaknya tertutup, lakukan
pertolongan pertama seperti untuk bayi tersedak.
5. Melakukan CPR selama sekitar 2 menit sebelum memanggil bantuan kecuali seseorang dapat membuat
panggilan saat Anda menolong bayi.
6. Lanjutkan CPR hingga ada tanda-tanda gerakan, ada personil medis darurat mengambil alih atau
pernyataan sudah meninggal oleh dokter atau penolong sudah menjadi lelah.
Catatan: Selain itu ada kondisi lain yang dapat menyebabkan tidak sadar dan obstruksi jalan napas
termasuk: stroke, epilepsi, tersedak, cedera kepala, keracunan alkohol, overdosis obat dan diabetes.
5.10.26 MEMAR
Memar, disebut juga contusion (istilah medis), adalah jenis hematoma jaringan kapiler yang dan kadang-
kadang terjadi pada venula yang rusak akibat trauma, memungkinkan darah meresap, perdarahan atau
extravasate ke interstisial jaringan sekitarnya.
Gejala :
Pengobatan :
1. Kompres dingin.
5.10.27 Melahirkan.
1. Tetap tenang.
3. Jangan terburu-buru.
4. Jangan tarik bayi, tali pusar atau setelah melahirkan. Biarkan semua datang keluar dengan sendirinya.
5. Jangan memotong atau mengikat tali pusar sampai bayi dan tali pusat telah keluar, atau tali pusar telah
berhenti berdenyut.
6. Hangati bayi.
b. Bayi membutuhkan selimut atau handuk untuk membungkus sehingga mencegah kedinginan atau
menderita dingin.
c. Gunting yang telah direbus untuk sepuluh menit untuk digunakan dalam pemotongan tali pusar. d. Cord
clamps, atau tiga benang 25 cm, disterilisasi oleh mendidih selama 10 menit, untuk mengikat tali pusat.
e. Ibu berbaring di lantai bersih ditutupi dengan sepotong kain, plastik atau koran, dan sepotong kain atau
handuk di atasnya.
f. Bahan penyerap misalnya popok, Surat Kabar, membersihkan selimut untuk ditempatkan di bawah u
pantat ibu.
h. Ambil selimut dilipat tiga kali untuk menutupi bagian atas tubuh ibu.
a. Anda dan asisten Anda harus mengenakan penutup mulut dan hidung.
b. membersihkan kuku dan tangannya dan mencucinya dengan air keran selama 4 menit.
Tahap pertama bayi dalam kandungan akan membuat gerakan sekali setiap 10 sampai 20 menit dalam
jangka waktu dalam beberapa jam.
b. Ibu akan menderita dari kram yang datang setiap menit dan lebih sering bayi pendekatan kelahirannya
Tahap kedua : bayi mulai keluar untuk memecah ketuban dan air ketuban mengalir (hanya lebih dari satu
gelas) yang berarti bahwa bayi sedang di jalan. Meletakkan ibu berbaring dibawah. Ketika ibu
memberikan tekanan, lutut ibu harus ditarik ke atas dan dipegang oleh kedua tangannya.
3.Saat kelahiran.
a.Ibu harus tetap berusaha, dan tidak harus menahan nafas nya ketika mengerahkan tenaga.
b. Biarkan mulutnya sedikit terbuka, dan biarkan dia bernapas perlahan-lahan sehingga bayi mungkin
keluar perlahan-lahan serta (biasanya kepala si bayi keluar pertama, tetapi ada kasus-kasus di mana pantat,
kaki atau tangan keluar pertama).
a. ketika tali pusar melilit di sekitar leher, mencoba untuk melepas lilitan melalui atas kepala atau
menurunkan lilitan ke bahu. Jika lilitan ketat dan tidak dapat dilepaskan, tempatkan dua klem dan
memotong tali pusat antara 2 klem tadi.
Berhati-hatilah untuk tidak melakukan tekanan pada tali pusat.
b. Jangan tarik pada tali pusar.
c. Letakkan kepala bayi di telapak tangan Anda sementara menunggu pundak keluar b.
d. Memegang bayi di ketiaknya dan mengangkatnya ke arah perut ibu.
e. Menempatkan bayi dekat kaki ibu dengan posisi kepala lebih rendah daripada tubuhnya.
f. Berhati-hati tali pusat tidak ditarik.
Anomali:
a. ketika bayi lahir dengan pantat duluan, jangan mengambil tindakan, tunggu.
b. Ketika bahu keluar, dan kepala belum, tunggu selama tiga menit dan kemudian menariknya keluar
perlahan-lahan.
Tahap ketiga.
Pemotongan tali pusar menunggu sampai placenta keluar atau tali pusat berhenti denyut, atau sepuluh
menit telah berlalu:
a. mengikat tali pusar erat di dua tempat, yaitu: 6" dan 8" dari dasar puser bayi.
b. apabila simpul pertama tidak terikat benar, ada kemungkinan pendarahan yang dapat menyebabkan
kematian bayi,
Memakai antiseptik untuk tali pusar yang telah terpotong ini benar-benar dianjurkan.
Perawatan Ibu :
.10.28 Kejang-Kejang
Kejang adalah suatu kondisi medis di mana otot-otot tubuh kontraksi dan rileks dengan cepat dan berulang-
ulang, mengakibatkan tubuh gemetar tidak terkendali.
Penyebab:
Cedera kepala.
Demam tinggi (children).
Hipoksia berat.
Lain-lain yang tidak diketahui penyebabnya.
Gejala :
Pengobatan:
2. Lindungi daerah sekitarnya ( armrest ) dengan bahan lembut seperti bantal, selimut untuk mencegah
cedera.
B. Klasifikasi DG
1. Kelas 1 eksplosive (TNT, gun powder, gelinite)
2. Kelas 2 Gases (Hairspray, korek api, parfum)
3. Kelas 3 Flammable Liquids (Alcohol, bensin, handsanitizer)
4. Kelas 4 Falammable Solids (Korek api kayu,karbit)
5. Kelas 5 Oxidizing Material and Organis Peroxide (Deterjen, pemutih pakaian)
6. Kelas 6 Toxi and Infectious Substances (Sianida, nikotin, pestisida)
7. Kelas 7 Radioctive Materials (X-ray, rontgen)
8. Kelas 8 Corrosive (Air aki, air raksa)
9. Kelas 9 Miscellaneous DG (Dry ice, hp, leptop, kamera)
D. Circuit Braker/ CB
Automatically operated electrical switch yg didesain untuk menjaga electric circuit dari kerusakan karena
overload/arus pendek. Sebelum memakai electrical equipment di galley pastikan posisi CB pops-in. CB
terletak di area Galley untuk mengeperasikan oven, coffe maker, wates heater, chiller, Dll. Mereset CB yg
pops-out tidak diperbolehkan
Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal intact
Check Point
1. Safety pin terpasang
2. Pressure gauge indicator ada di green area
Description
1. tabung berwarna merah
2. handle
3. nozzle
4. safety pin
5. pressure gauge indicator
6. trigger
7. placard instruction
8. placard validity date
9. durasi 7-10 detik
10. jarak 1-1.5 m
How to Operate
1. ambil hallon dan tarik safety pinnya
2. tegakkan hallon dan letakkan ibu jari di trigger dan jari lainnya di handle
3. arahkan hallon ke pusat ap, jangan terlalu dekat ketika anda menyemprotkan dan hindari menghirup
uap yang berasal dari hallon
4. tekan trigger dan semprotkan hallon ke pusat api dengan cepat, dan padamkan api secara menyapu dari
satu sisi ke sisi lainnya, sampai apinya padam dan monitor api.
B. Crash Axe
Setiap pesawat harus dilengkapi dengan crash axe. Alat ini digunakan untuk menjangkau api yang sulit
diraih seperti dibelakang panel/pintu. Terdiri dari point end, blunt end, handle. Handle tersebut dapat
menahan sengatan listrik sampai dengan 20.000 volt. Alat ini berada di cockpit.
a. Purpose
1. Dapat digunakan untuk memotong dinding partisi
2. Sbg alat pencungkil
3. Untuk membuat shelter
b. How to Operate
1. Lepaskan dari bracket
2. Pegang handle
Point end: untuk mencungkil
Blunt end: memperbesar cungkilan
C. Gloves
a. Asbestos, untuk memegang benda yang panas dan terbakar
b. Rubber, untuk memegang bahan-bahan kimia
c. Preflight Check, Secure in proper location
d. Check Point, harus sepasang
D. Life vest
a. Requirement
Setiap pesawat harus dilengkapi dengan life vest jika:
Terbang diatas perairan atau lebih dari 50 NM menjauhi garis pantai
Take off/landing dibandara, dimana bandaranya dekat dengan perairan, memungkinkan terjadinya
ditching .
Life vest dilengkapi dengan chamber, dan merupakan alat bantu apung yang hanya dapat digunakan
oleh 1 orang dan dilengkapi dengan lampu anti air dan peluit. Lokasinya berada dibawah kursi atau
ditempat yang mudah dijangkau dari kursi penumpang. Semua pesawat menyediakan pelampung
untuk penumpang dan krumembernya, ada yang 1 chamber dan 2 chamber yang dapat membuat
seseorang mengapung diatas air dan dilengkapi dengan manual inflation tube yang berguna untuk
menambah dan mengurangi udara, serta dilengkapi dengan lampu yang akan menyala jika battery
terendam air.
Note: life vest harus dikembangkan ketika berdiri di pintu pesawat yang terbuka /diatas sayap
Contents Qty
Adhesive Bandage Compresses 16
Antiseptic swabs 20
Ammonia inhalant 10
Bandage compresses 4 inch 8
Triangular bandage compresses 40 inch 5
Arm splint 1
Leg splint 1
Roller bandage 4
Adhesive tape 2
Bandage scissors 1
3. Emergency Medical Kit
a. Requirement
Setidaknya ada 1 didalam pesawat untuk penanganan medis selama penerbangan dan hanya
digunakan oleh tenaga medis yang qualified
b. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
c. Check Point
1. Seal intact
Contents Qty
Sphygmomanometer 1
Stethoscope 1
CPR Mask 3
Selang infus 1
Cairan infus 500 ml 1
Tisu beralkohol 2
Scissors 1 pasang
Tourniquet 1
Sarung tangan medis 1 pasang
Jarum suntik 6
Tabung suntik 4
Obat penghilang nyeri 4
Obat alergi (tablet) 4
Obat alergi (injectable) 2
Bronchodilator (obat asma) 1
Dextrose (untuk insulin shock) 1
Obat shock 2
Anastesi / bius lokal 2
Nitroglycerin tablet (obat jantung) 10
Basic instruction 1
4. Prosedur Setelah Menggunakan FAK dan MK
a. Setelah menggunakan FAK atau medical kit, FA harus mengisi incident report form yang ada
didalamnya
b. Form yang sudah diisi harus dimasukkan kembali ke FAK atau medical kit
c. Setelah digunakan barang yang non disposal use harus dimasukkan kembali ke dalam box
d. Setelah digunakan di seal kembali dan diberi segel merah, apabila segel merah tidak tersedia,
FA harus mengisi ‘’red seal not available’’ pada incident report form
e. FAK atau medical kit yang sudah digunakan harus dilaporkan ke FA1 untuk selanjutnya ditulis
di CML dan report form
G. Megaphone
a. Requirement
1. Setiap pesawat yang berpenumpang harus dilengkapi dengan megaphone yang siap digunakan,
mudah diakses, untuk mengarahkan proses evakuasi
2. 1 megaphone dengan seating capacity lebih dari 60 kurang dari 100 dan diletakkan di kabin bagian
belakang atau dimanapun sesuai dengan inspektur jika alternative tersebut dirasa lebih sesuai.
3. 2 megaphone dengan seating capacity lebih dari 99 dan diletakkan di kabin bagian belakang dan
kabin bagian depan
b. Kegunaan
1. Menggantikan PA yang inop
2. Mengarahkan proses evakuasi
3. Mengumpulkan penumpang setelah evakuasi
c. Preflight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Pastikan berfungsi dengan menekan handle squish to talk dan push to talk
d. Description
Note: condition light setidaknya flashing setiap 10 detik sekali. Waktu flashing mengindikasikan
ketahanan dan durasi batre. Ketika flash setiap 10 detik sekali atau lebih maka batre harus diganti
e. Type B
1. Elastic Wrist Strap
2. Condition Light
Hijau, batre bagus
Merah, batre harus diganti
Jika flash setiap 10 detik batre sudah habis
3. Tamper seal
4. Push to Test Switch
I. Seat belt
a. Requirement
1. Saat takeoff/landing setiap pesawat harus dilengkapi dengan kursi untuk setiap orang yang usianya
sudah mencapai 2 tahun
2. Dilengkapi seatbelt yang digunakan untuk masing-masing orang dalam pesawat yang telah
mencapai usia 2 tahun. Kecuali dua orang yang menempati berth, divan atau multiple lounge boleh
berbagi seatbelt hanya pada saat inflight.
b. Pre-Flight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
c. Macam-macam seat belt :
1. Extention seatbelt
Tujuan : extension seatbelt sipasang untuk menambah panjang seatbelt standar yang tidak muat
untuk orang yang memiliki berat badan berlebih
2. Infant Seatbelt
Tujuan : digunakan untuk anak dibawah 2 tahun yang dikaitkan ke orang dewasa yang mana
dipasang melalui loop. Infant seatbelt dapat juga digunakan sebagai extension seatbelt
3. Seatbelt Airbag
Terdapat 4 komponen utama
Seatbelt airbag assembly, ketika mendeteksi hentakan airbag akan mengembang
melindungi pax yang mana dia akan deflate dalam waktu 10 detik.
Inflator assembly, terdiri dari gas silinder dan gas nozzle yang memiliki batas selama 10
tahun
Electronic module assembly, sensor akan mendeteksi dan menganalisis getaran. Air bag
akan mengembang jika getaran sudah mencapai 9g atau lebih selama 50 milisecond. Batas
EMA adalah 10 tahun
Cable interface assembly, yaitu penghubung EMA dan inflator untuk mengembangkan
airbag.
J. Smoke goggle
Digunakan bersamaan dengan quick donning mask untuk melindungi mata dari asap, dan gas beracun.
Berada di cockpit untuk digunakan oleh flight crew.
K. Life raft
a. Pre-Flight Check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
4. Seal
b. Check Point
1. Sealed
c. Description
d. How to operate
1. Pasang connector ke outlet
2. Nyalakan dan cek flow indikatornya. Untuk mengeceknya, lihat flow indikator dari warna merah
berubah hijau, atau tutup masker dengan telapak tangan dan lihat plastic bag mengembang atau
tidak.
3. Letakkan POB disamping atau diantara pax
4. Kenakan masker oksigen menutupi mulut dan hidung
5. Monitor. Jangan gunakan jika sudah dibawah 500 psi karena akan dipakai untuk FA walk around
setelah dekompresi dan jangan gunakan dibawah 50 psi karena akan terkontaminasi
6. Jika oksigen tidak dibuthkan lagi atau pressure gauge menunjuk 500 psi, lepas masker dan
matikan. Ganti dengan steril masker dan simpan ditempat yang aman. FA akan menulis di CML
dan PAIDUR.
e. How to operate to infant
1. Baringkan infant
2. Gunakan 2 liter per menit
3. Jangan kenakan masker langsung pada wajah infant, beri jarak beberapa inci sehingga infant tidak
mendapat terlalu banyak oksigen.
N. POCA
a. Check point, window gauge berwarna merah dan angka berada tepat ditengah
b. Description
Tabung berwarna hijau
Placard instruction dan validity
Safety strap
Protective cover
Pressure gauge indicator
Window
Fill valve
Control knob
1 outlet
c. How to Use
1. Ambil dari bracket
2. Lepaskan masker dari stowage bag, pastikan masker terpasang ke outlet dan kenakan masker ke
pax menutupi mulut dan hidung.
3. Putar control knob berlawanan jarum jam. Pastikan angka berada tepat ditengah window. Cek flow
indicator untuk memastikan oksigen mengalir.
O. PBE
1. Dupont
a. Preflight check
Secure in proper location
Quantity
Validity date
sealed
b. Check point: indicator berwarna merah dan tidak menonjol dari tempatnya
c. Descriptions
Box putih gading: placard instruction, validity dan red indicator
Vacuum bag seal
Smokehood
clear visor
rubber neck seal
2 oksigen silinder
Alat untuk mengontrol co2
LED indicator
d. How to use
Keluarkan dari container
Pisahkan 2 tabung cylinder yang masih menempel dan pastikan terdengar bunyi ‘whoosh’
dan Check LED indicator berwarna hijau tanda PBE sudah aktif
Letakkan kedua tangan pada rubber neck seal, untuk membuka agar bisa dipakai dengan
cara tundukkan kepala
Rambut tidak boleh keluar
e. Additional info
oksigen pertama akan berbunyi whoosh
oksigen kedua akan menyala indicator berwarna hijau
durasi 15 menit
2. Scott
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Check point: seal dan humadity indicator berwarna biru/putih/abu-abu, jangan berwarna pink
c. Descriptions
Box berwarna hijau : placard instruction dan validity, viewing window, handle, dan latch.
Vacuum bag : rad tab dan smoke hood
Clear visor
Rubber neck seal
Head harness
Loose fitting hood
Generator
Activation ring
d. How to use:
1. Keluarkan dari kotaknya
2. Tarik red tabs untuk membuka vacuumbag seal
3. Tarik activation ring searah panah
4. Pegang unit pada bagian bawah clear visor, jauhkan generator dari si pemakai
5. Renggangkan rubber neck seal, dipakai secara merunduk
6. Sesuaikan smoke hood dan pastikan dalam kondisi yang nyaman
7. Bernapas secara normal
e. Additional info
Pengoperasian normal akan terdengar aliran udara didalam smokehood, lepaska smokehood ketika
aliran udara tidak terdengar, karena akan menyebabkan sesak napas.
3. Puritain
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: vacuum bag is sealed
c. Descriptions
Fixed stowage box
Berwarna putih gading
Transparent cover
Access handle
Placard instruction dan validity
ID tag
Vacuum bag
Smokehood
Clear visor
Rubber neck seal
Oronasal mask cone
Adjustment strap
Starter candle
Speaking diaphragm
Generator
Neck flap
d. How to use
1. Tarik access handle
2. Tarik id tag kebawah untuk membuka vacuum bag
3. keluarkan smokehood dari container
4. renggangkan rubber neckseal dengan kedua tangan dari bawah, pakai secara merunduk
5. rambut berada didalam neckseal
6. tarik adjustment strap bagian bawah kearah depan agar starter candle mengalirkan oksigen ,
dan tarik kebelakang untuk mengunci oronasal mask
e. additional info
setelah oksigen dalam smokehood berkurang, segera lepaskan. Durasi 15 menit.
4. Air Liquid
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: green indicator didalam boxnya
c. Descriptions
Orange box
Green indicator
Placard instruction dan validity
Clear visor
Rubber neck seal
CO2 filtration
Speaking diaphragm
d. How to use
1. Buka boxnya dan keluarkan dari vacuumbag seal
2. Keluarkan smokehood
3. Masukkan kedua tangan pada rubber neck seal dan renggangkan, dan pakai dengan cara
merunduk
4. Air liquid akan aktif jika lempengan besi menyentuh kepala dan smoke hood akan
mengembang
e. Additional info
Setelah penggunaan anda sulit bernapas, segera lepaskan smoke hood tersebut karena tidak ada
oksigen yang mengalir, durasinya 15 menit.
5. Dragger
a. Preflight check
1. Secure in proper location
2. Quantity
3. Validity date
b. Checkpoint: yellow indicator is not broken, seal, dan serviceability indicator not broken
c. Descriptions
Box abu-abu
Placard instruction dan validity
Viewing window
Locking clamp
White seal
Vacuum bag
Rad strap
Smoke hood
Clear visor
Rubber neck seal
Mask speech transmitter
Lanyard
Starter candle
Generator
belt
d. How to use
1. Buka boxnya dan keluarkan dari vacuumbag seal dengan cara merobek plastiknya
2. Keluarkan smokehood
3. Masukkan kedua tangan pada rubber neck seal dan renggangkan, dan pakai dengan cara
merunduk
4. Pastikan masker menutupi mulut dan hidung
5. Tarik lanyard kebawah untuk mengaktifkan oksigen
6. Ikatkan belt melingkari pinggul
7. Pastikan inner mask terpasang dengan baik
e. Additional info
Sebelum keberangkatan pastikan smokehood tersegel, pastikan locking clamp tersegel white seal
dan indikatornya tidak rusak, durasinya 20 menit.
P. Emergency light
a. Setiap lampu darurat harus:
I. Dapat dioperasikan secara manual baik dari stasiun kru penerbangan dan, untuk pesawat terbang yang
digunakan untuk penerbangan petugas diperlukan, dari titik di kompartemen penumpang yang mudah
diakses dari normal FA seat;
II. Memiliki sarana untuk mencegah pengoperasian kontrol manual yang tidak disengaja;
III. Saat armed atau dihidupkan di salah satu stasiun, tetap menyala atau menyala saat gangguan
dari daya listrik normal pesawat.
b. Setiap lampu harus di posisi armed atau dinyalakan saat meluncur, lepas landas, dan mendarat;
c. Setiap lampu harus memberikan tingkat penerangan yang diperlukan setidaknya selama 10 menit pada
titik kritis kondisi sekitar setelah pendaratan darurat;
d. Setiap lampu harus memiliki perangkat kontrol kokpit yang memiliki posisi "ON", "OFF" dan
"ARMED".
37. Handling of Emergency Situation
A. Cabin Pressurization System
Dengan meningkatnya ketinggian dan penurunan oxygen atau parsial oxygen juga menurun. System
bertekanan dirancang untuk mempertahankan tekanan didalam Flight Deck dan kabin setara dengan
tekanan atmosfir yg berlaku pada 8000 feet atau lebih rendah. Biasanya tekanan kabin dipertahankan pada
ketinggian 5000-7000 feet untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang dan crew
B. Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin baik secara cepat ataupun lambat dikarenakan adanya
kebocoran pada dinding pesawat atau sistem pressurization yang tidak berfungsi. Pesawat harus segera
menurunkan ketinggian dan oksigen sangat dibutuhkan. Bahaya utama dari dekompresi adalah HYPOXIA
yaitu kurangnya oksigen dalam tubuh. Orang yang terkena hypoxia harus segera diberikan oksigen, jika
tidak, maka akan kehilangan kesadaran. Jika 4-6 menit tanpa oksigen maka orang tersebut akan menderita
kerusakan otak bahkan kematian.
a. Slow Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara bertahap dikarenakan kerusakan badan
pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.
TANDA/GEJALA DEKOMPRESI
CABIN EFFECT/YANG DAPAT DILIHAT PHYSIOLOGICAL EFFECTS/YANG DAPAT
DIRASA
Biasanya tidak ada perubahan jelas didalam kabin Pusing, lelah, sakit kepala, senang berlebih, canggung,
sampai masker oksigen jatuh secara otomatis dan koordinasi memburuk, penilaian dan pengelihatan
fasten seatbelt sign menyala. berkurang
Jika terjadi gejala physiological, cek sesama crewmember untuk melihat apakah mereka merasakan gejala
yang sama. Jika gejala hypoxia terjadi segera lakukan IMMEDIATE ACTIONS.
Ketika kabin altitude “CONTROLLABLE” tanpa menurunkan oxygen penumpang, Flight Crew
akan memberi informasi kepada Flight Attandent
Ketika cabin altitude “UNCONTROLLABLE” refer ke Rapid Decompression
b. Rapid Decompression
Adalah hilangnya tekanan udara dalam kabin secara tiba-tiba dikarenakan ledakan dari keretakan
badan pesawat atau tidak berfungsinya sistem pressurization.
Ketika tekanan di cabin tidak dapat terkontrol, maka pesawat akan melakukan emergency descent dan ada
command dari Flight Crew “SEATED AND FASTEN DECOMPRESSION”
Jika tidak ada command dari Flight Crew tp oxygen mask keluar
1. “Think Oxygen” - menggunakan masker
2. “Secured self” - Duduk dan berpegangan pada fix object, jika memungkinkan pakai sabuk
pengaman dan shoulder harness.
3. FA1 akan mencoba untuk berkomunikasi kepada PIC by Interphone
Jika adarespon, ingatkan Flight Crew untuk command “SEATED AND FASTEN
DEKOMPRESSION”
Jika tidak ada renspon dari Flight Crew, FA1 atau FA terdekat masuk ke kokpit
menggunakan POB dan memastikan Flight Crew menggunakan Quick Donning mask,
jika belum maka bantu untuk memakaikannya
4. Jika automatic decompression announcement INOP, coba untuk melakukan announcement teriak
“MASK ON, FASTEN SEATBELT” – “TARIK MASKER PAKAI, KENCANGKAN SABUK
PENGAMAN” (Sesuai Notice Covid 19)
5. tetap duduk menggunakan oxygen mask dan menunggu instruksi selanjutnya dr PIC
Note : Generator oksigen mengalirkan oksigen melalui reaksi kimia sodium chlorate dan iron
powder yang bereaksi membentuk garam dan gas oksigen. Ketika oksigen mengalir, maka aliran
tersebut tidak dapat dihentikan (continuous flow) sampai semua sodium chlorate digunakan.
Reaksi tersebut menghasilkan panas dan permukaan generator akan mencapai 450˚F / 232˚C dan
akan tercium bau terbakar setelah penggunaan oksigen karena rekasi kimia yang terjadi.
b. Classification of Fire
Note Jika memungkinkan alat-alat listrik harus dimatikan terlebih dahulu sebelum memadamkan
api kelas C.
Caution Penggunaan air untuk memadamkan cairan yang mudah terbakar menyebabkan api cepat
menyebar dan alat listrik akan menghantarkan arus listrik sehingga tersengat bahkan
kematian.
c. Preventing Panic
Api dapat sangat membahayakan. Untuk mencegah kepanikan buatlah announcement agar penumpang
tetap terinformasikan dan pastikan mereka bahwa prosedur yang diperlukan sedang dilakukan. Jika api
menghasilkan asap tebal dalam kabin, crewmember harus:
1. Tetap tenang
2. Lakukan prosedur terkait
3. Lihat tanda kepanikan dan lakukan tindakan jika diperlukan
4. Jika memungkinkan jauhkan penumpang dari asap
5. Jika asap terlalu tebal dalam kabin, crewmember harus menggunakan PBE. Jika memungkinkan
minta penumpang untuk menutup mulut dan hidung menggunakan kain yang sudah dibasahi. Jika
diperlukan minta ppenumpang untuk bernapas setidaknya 6 inci dari lantai kabin karena intensitas
asap yang sedikit.
2. Backup Crew
Segera beritahu kapten mengenai lokasi, kondisi api, sumber api, sedang dipadamkan oleh
siapa dan tindakan apa yang dilakukan.
Minta flight crew untuk mematikan electrical power disekitar api
Pindahkan POB jika dibutuhkan
Membawa fire ex dan PBE tambahan
Intruksikan crewmember ataupun penumpang membantu fire fighter
3. Coordinator
Memastikan fire ex dan PBE tambahan sudah disiapkan
Memastikan POB sudah dipindahkan
Memastikan CB sudah ditarik
Memindahkan barang-barang dari api
Menutup blower
Memindahkan penumpang
Beritahu kapten mengenai kondisi api (apakah sumber api sudah dipadamkan, berapa fire
ex dan PBE yang digunakan, kondisi penumpang dan kabin.
Tenangkan penumpang
Jika ada asap dalam kabin, intruksikan penumpang untuk bernapas melalui kain yang
sudah dibasahi. Jangan berikan masker oksigen karena hanya digunakan jika kabin
kehilangan tekanan. Udara yang dikeluarkan oleh masker oksigen berasal dari cabin air
ynag mana tidak dapat melindungi dari asap.
Minta PIC untuk melakukan announcement yang diperlukan
Setelah api padam, lakukan monitoring sampai pesawat mendarat untuk mencegah api
muncul kembali.
g. Lavatory Fire
Untuk menilai tingkatan api dalam lavatory, rasakan terlebih dahulu pintu lavatory menggunakan
punggung tangan.
1. Jika pintu dingin (tidak panas)
Minta bantuan (backup)
Ambil fire ex dan PBE terdekat
Buka pintu perlahan
Cari sumber api
Segera padamkan menggunakan halon fire ex
Siram dengan air atau water fire ex
Jika asap muncul dari panel lainnya, buka panel secepatnya untuk menjangkau api.
Monitor untuk mencegah api muncul kembali
2. Jika pintu panas
Minta bantuan (backup)
Ambil fire ex dan PBE terdekat
Buka pintu dengan hati-hati tidak lebih dari 1 sampai 2 inci, gunakan pintu sebagai
proteksi
Masukan fire ex melalui cela pintu
Semprotkan halon dan segera tutup pintu lavatory
Pastikan fire ex tambahan sudah disiapkan. Semprotkan halon lagi jika diperlukan
FA harus memonitor pintu lavatory menggunakan punggung tangan dan masuk untuk
memastikan api sudah padam atau lanjutkan pemadaman
Jika asap muncul dari panel lainnya, buka panel secepatnya untuk menjangkau api.
Monitor untuk mencegah api muncul kembali
Note: Jika pintu lavatory tidak dapat dibuka, gunakan crash axe untuk membuka pintu
h. Fire in cabin
1. Identifikasi sumber dan tipe api
2. Minta bantuan (call for back up)
3. Ambil fire ex dan PBE terdekat
4. Padamkan api
5. Monitor api agar tidak muncul Kembali
i. Electrical Fire
Matikan electrical equipment dan padamkan menggunakan halon fire ex.
Note: hanya air atau cairan non alcohol yang digunakan untuk mencegah api muncul kembali atau
mencegah api menyebar.
Warning: Jangan coba untuk menyentuh atau memindahkan benda yang terbakar. Jangan padamkan
menggunakan es, es dapat meningkatkan kemungkinan api menyala. Jangan gunakan fire resistant
burn bag untuk memadamkan api karena akan sangat membahayakan.
m. Preventing Re-Ignition
Ketika api berhasil dipadamkan, pastikan bara api juga padam. Rendam material yang terbakar dengan
air (jika tersedia). Urai jika perlu untuk memastikan api sepenuhnya padam. Matikan electrical power
disekitar area. Monitor area tersebut sampai serah terima dengan pihak darat atau pihak pemadam
kebakaran.
n. After Fire
(Cabin Ventilation) Setelah menggunakan fire ex atau asap yang muncul dapat mengganggu
pernapasan, flight crew akan membuka blower dikabin dibantu oleh FA. Unutk memaksimalkan udara
yang tersedia didalam kabin, FA harus membuka semua blower yang ada dikabin.
Droppable oxygen system tidak boleh diaktifkan karena tidak memberikan proteksi karena udara
kabin dihirup bercampur dengan oksigen. Beberapa pesawat dilengkapi dengan smoke hood untuk FA.
Kebakaran gas dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan pernapasan maupun keracunan. Jika
asap diabin tidak dapat terkontrol, FA akan melakukan prosedur berikut:
1. Beritahu kapten mengenai:
Lokasi asap/api
Kondisi asap/api
Apakah asap berada pada level yang dapat ditolerir atau tidak
2. Pastikan penumpang duduk mengenakan dan mengencangkan sabuk pengaman
3. Intrusikan penumpang untuk:
Merunduk dan menutup hidung dan mulut mengenakan kain basah (lebih dianjurkan)
Tidak mengambil napas panjang
4. Duduk, mengenakan sabuk pengaman, merunduk, dan menutup mulut dan hidung mengenakan
kain basah.
Kapten akan menyalakan fasten seatbelt sign dan mencoba untuk mendarat di bandara terdekat. Jika
pendaratan tidak memungkinkan, kapten akan menurunkan ketinggian dibawah 14.000 ft untuk
menyesuaikan tekanan dan melakukan Smoke Removal Procedures.
D. Evacuation
a. Terrain
1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna
2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE”
6. Check slide armed position
7. Stand back!
8. Open the door, “ROTATE HANDLE, PUSH THE DOOR, PULL MANUAL INFLATION
HANDLE, 1…2…3…4…5… SLIDE INFLATED, REACHED THE GROUND, NOT TOO
STEEP”
9. DAS Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, LEAVE EVERYTHING, EVACUATE,
COME THIS WAY, JUMP SLIDE, JUMP SLIDE!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, TINGGALKAN SEMUA
BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, LOMPAT LUNCUR, LOMPAT LUNCUR!”
b. Ditching
FA 1 & 4
1. Pastikan pesawat berhenti dengan sempurna
2. Open seatbelt, open shoulder harness
3. Get up
4. Check inside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, NO STRUCTURAL
DAMAGE”
5. Check outside condition “NO FIRE, NO SMOKE, NO OBSTACLE, DOOR ABOVE WATER
LEVEL”
6. Take lifevest put it on
7. Stand back!
8. Open the door, “ROTATE HANDLE, PUSH THE DOOR, PULL MANUAL INFLATION
HANDLE, 1…2…3…4…5… OPEN FLAP, PULL DETACHMENT HANDLE”
9. DAS Command, “SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE
EVERYTHING, EVACUATE, COME THIS WAY, INFLATE LIFEVEST HERE, JUMP!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU PELAMPUNG,
TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI, KEMBANGKAN BAJU
PELAMPUNG DISINI, LOMPAT!”
FA 2
FA 5
FA 2
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, COME THIS WAY, ONE LEG FIRST THEN YOUR HEAD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU
PELAMPUNG, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, KEMARI,
SATU KAKI BARU KEPALA!”
FA 5
“SEAT BELT OFF, SHOES OFF, PUT LIFEVEST ON, LEAVE EVERYTHING,
EVACUATE, NO EXIT HERE, GO FORWARD!”
“LEPASKAN SABUK PENGAMAN, LEPASKAN SEPATU, PAKAI BAJU
PELAMPUNG, TINGGALKAN SEMUA BARANG, CEPAT KELUAR, TIDAK ADA
JALAN KELUAR DISINI, KEDEPAN!”
f. Initiation of Evacuation
Ketika pesawat berhenti dalam keadaan abnormal, PIC akan memberikan command ATTENTION
CREW ON STATION 2X dan menevaluasi keadaan untuk menentukan evakuasi dibutuhkan atau
tidak dan akan menghubungi FA1. FA1 akan memeriksa keadaan diluar dan berkoordinasi dengan FA
lainya. Apabila tidak ada command dari PIC, FA1 akan segera memeriksa PIC untuk memastikan
evakuasi dibutuhkan.
Criteria for initiating evacuation:
PIC memiliki tanggung jawab penuh untuk memulai evakuasi, namun FA dapat mengambil tanggung
jawab untuk mengevakuasi penumpang jika:
1. Evakuasi benar-benar dibutuhkan
2. Tidak ada / tidak memungkinkan komunikasi dengan flight crew (collapse)
3. Keselamatan orang yang ada didalam pesawat terancam
Asap tebal didalam / diluar pesawat
Api dan kerusakan parah pada pesawat
4. FA lain sudah memulai evakuasi
E. Hijacking
Hijacking adalah seorang yang tidak berwenang atau orang yang melawan hukum mencoba untuk
mengambil alih pesawat secara paksa baik di darat atau diudara.
a. Type of Hijacking
Hijackers atau pembajak dibagi menjadi 5 kategori, yaitu criminal, politics, mental depression,
terrorist dan refugees yang memiliki persentasi pembajakan paling tinggi, tetapi tipe terorislah yang
menjadi masalah serius dalam pembajakan.
1. Crime, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kejahatan demi keuntungan diri
sendiri. Biasanya hijacker membutuhkan uang atau kehidupan yang lebih baik yang tidak ada
hubungannya dengan politik.
2. Politics, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan pembajakan karena alasan politik.
Biasanya mereka membajak pesawat untuk membebaskan tahanan politik.
3. Mental Depression, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kejahatan karena
gangguan mental. Biasanya mereka membajak pesawat karena ketidakstabilan hubungan dalam
keluarga.
4. Terrorist, adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan pembajakan karena alasan politik.
Biasanya mereka membajak pesawat untuk membebaskan tahan politik yang secara politis sangat
professional tetapi dapat juga fanatik dan siap untuk membunuh bahkan siap untuk mati. Mereka
menimbulkan masalah serius bagi pihak berwenang dan pemahaman tentang cara mereka
merencanakan dan melaksanakan pembajakan sangat penting.
5. Refugees, adalah hijacker paling umum, amatir, dan mengincar pesawat sebagai alat untuk
melewati perbatasan. Mereka dapat beraksi perseorangan dalam kelompok kecil atau keluarga.
Refugees menjunjung kehidupan pribadi dan orang lain sehingga mereka tidak menyukai
kekerasan. Mereka biasanya dipersenjatai senjata palsu.
A. Aggression
Jauhkan dari pesawat, setiap exit yang terbuka harus dijaga dan diawasi oleh FA
ketika pesawat di ground. Jika bahaya berkembang tutup pintu sesegera mungkin.
Jauhkan dari cockpit, kunci pintu cockpit kapanpun kecuali untuk komunikasi
antarkrew, jika dibutuhkan gunakan interphone. Coba untuk menahan hijack untuk
memasuki cockpit, jika memungkinkan jauhkan hijack sejauh mungkin dari cockpit.
Tetap berada di ground, jika pembajakan terjadi saat inflight, cockpit crew akan
mencoba untuk mendarat di bandara terdekat (dengan alasan apapun, misalnya,
pengisian bahan bakar, cuaca, masalah teknis, dll, dan pastikan hijacker tidak curiga)
jika pembajakan terjadi di ground, coba untuk menunda penerbangan dan jauhkan
hijacker dari cockpit.
B. Behaviour
1. Self Control
Tetap tenang
Jangan mencoba untuk menyerang hijacker
Bertindak dengan cara yang tidak mengancam
Makan, istirahat dan latih kekuatan
Lindungi diri
Yakinkan diri untuk tetap hidup
Urus pekerjaan
Delay adalah taktik penting untuk membuat hijacker stress dan lelah
Jangan berargumen sesama crewmember apalagi didepan hijacker
2. Passenger Control
Minta penumpang untuk tidak mengatakan apapun yang mana akan membuat
keadaan bertambah buruk
Beritahu untuk tidak menjadi pahlawan dan percayakan pada hukum
Beri aktivitas agar tetap tenang
Berikan perhatian ekstra pada orang sakit atau disable, coba untuk meyakinkan
hijacker bahwa orang tersebut dapat menyusahkan dan lebih baik untuk
melepeskan mereka
Berikan minuman tetapi bukan alcohol
3. Hijacker Control
Control penumpang dan sampaikan informasi tentang pembajakan
Berikan alasan dengan hati-hati ke hijacker
Biarkan hijacker memilih siapa yang akan menjadi penghubung
Tenang dan kurangi kecemasan pembajak
Jangan menantang kekuatan hijacker
Gunakan eye contact tanpa menatap, beri jarak
Jika memungkinkan ajak untuk duduk bersama dan FA duduk disisi aisle
Beri makanan dan minuman, jangan beri kopi atau alcohol
Jelaskan tindakan yang dilakukan dan jangan melakukan gerakan tiba-tiba
Coba untuk membuat mereka setuju untuk melepaskan penumpang karena akan
membuat masalah bertambah
Coba untuk menunda dan waspada
Jika mereka melepaskan, kabur jika memungkinkan
C. Communication
1. Komunikasi dengan hijacker
Buat percakapan menganai sosial
Beritahu hijacker bahwa anda harus melakukan prosedur seperti cek kabin,
menyajikan makanan dan minuman, cek lavatory dan lainnya secara berkala
Jadilah pendengar yang baik
Coba untuk mencari orang yang dapat berbicara bahasa yang digunakan hijacker
jika FA tidak dapat berbicara bahasa yang digunakan hijacker
Pahami dan konfirmasi jumlah hijacker dan tipe senjata yang digunakan
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin seperti, nama dan alamat, lokasi tempat
duduk, tiket, ciri fisik, kebangsaan, jenis kelamin, umur, pakaian yang dikenakan,
bahasa yang digunakan dan motif pembajakan.
2. Komunikasi dengan crewmember
Bersama petugas darat, crewmember harus mendiskusikan situasi tersebut dan
saran bekerja sama dengan hijacker
Berkomunikasi secara terbuka
Gunakan interphone jika memungkinkan
3. Komunikasi dengan penumpang
Tetap informasikan non-strategic information
Sebisa mungkin jaga penumpang tetap tenang dan nyaman
Beri tahu penumpang untuk memberitahukan setiap gerakan yang dilakukan
Beri perhatian khusus pada orang tua, orang sakit dan ibu yang membawa anak kecil