GRID MORA
Sebagai tambahan yang sering di tanyakan yaitu Grid Mora, apa itu Grid MORA? Grid MORA
biasanya menunjukan Dataran Tertinggi dari daerah tersebut. Untuk menghitungnya aturanya
sama dengan MORA, hanya saja Grid MORA lebih mudah karena di peta, angkanya terlihat
jelas.
Lihat pada gambar, tanda panah menunjukan Angka 4⁸, apa maksudnya?
4⁸ menunjukan dataran tertinggi di daerah tersebut, 4 dalam ribuan dan ⁸ dalam ratusan
jadi di daerah situ dataran paling tinggi hanya 4800ft, masih belum termasuk daerah
pegunungan. Aturanya tetap sama 4800+1000=5800, jadi altitude minimal kita ketika terbang
disitu 5800ft.
tugas kita mudah coba buka peta kita dan temukan dimana ada grid MORA, dan tentukan
Berapa MORAnya, selamat mencoba :D
Anggap VOR A sebagai SLO dan VOR B sebagai ANY, Sinyal dari VOR A dan VOR B
berpotongan di garis Hijau (MEA), berarti sepanjang kita terbang di Garis Hijau maka kita bisa
mendapatkan 2 sinyal sekaligus ANY dan SLO nah itu dia yang di maksud MEA. sampai sini
mengerti kita? :D
Selamat siang? bagaimana kabarnya, sehat semua? Perlu di ketahui pentingnya macam-
macam awan bagi seorang penerbang. Jangan yang tahu cuma CB CB saja, masih banyak
awan lain yang perlu kita ketahui.
Disni saya akan mengajarkan bagaimana cara menghafal macam-macam awan yang banyak
sekali. Pastinya Instructor Meteorology kalian sudah memberi tahu aneka ragam awan, tapi
bukan disitu letak permasalahan kita sebagai siswa baru. Masalahnya kita perlu menghafal itu
semua dengan cepat dan praktis, sehingga tidak terbalik-balik, bukan begitu? langsung saja
ikuti metodenya.
Cumulus (Mencar)
1. Ingat, awan hanya ada 2
Sampai sini sudah di ketahui, jika kita keluar rumah untuk melihat ke atas awan, maka kita bisa
mengetahui mana itu awan Cumulus dan Stratus.
Oke lanjut ke step berikutnya. selain sudah kita ketahui mana awan yang mencar dan mana
awan yang ngumpul, kita juga harus perlu tahu beda2 awan berdasarkan ketinngiannya.
Stratus (kumpulan kumulus)
2. Menghafalkan awan dari letak Ketinggiannya.
Nah sampai disini ada yang masih bingung?, jika masih bingung coba hafalkan sekali lagi,
atau hafalkan step ke duanya saja dulu.
Yap lanjut ke tahap berikutnya. Saatnya menggabung gabungkan kan kata dari step yang
pertama dan yang kedua. apa maksudnya?
Setelah di gabungkan semuanya menjadi mudah bukan? hanya ada dua awan berbeda dengan
3 ketinggian berbeda, sehingga pokoknya hanya ada 6 macam awan.
Lalu bagaimana dengan CB yang sering kita dengar atau nimbo strartus, apa itu?
Awan Khusus
untuk awan khusus disini di tambahkan 2 saja yang sering kepake yaitu awan Cumulus Nimbus
dan Nimbus Stratus. Kenapa kepake? karena dua awan ini penyebab hujan dan termasuk yang
berbahaya
-Nimbus Stratus
Ingat kita semua awan yang ada embel-embel 'Nimbus'nya berarti awannya menyebabkan
hujan.
Nimbus Stratus berarti Awan yang ngunpul dan menyebabkan hujan, dimana letaknya? awan
ini termasuk awan rendah, di bawah 3000ft
-Cumulus Nimbus
Dari namanya ada Nimbusnya berarti jelas awan ini penyebab hujan,tidak cuma hujan, awan ini
lebih berbahaya dari pada Nimbus Stratus karena bisa menyebabkan kilat, petir bahkan badai.
awan gelap kehitaman ini letaknya menjulang tinggi vertikal jadi bisa ada dimana saja
Cumulonimbus menjulang tinggi
Bagaimana kita mudah sekali bukan? jika kita membacanya perlahan tadi, pasti sudah hafal
sekarang, jadi intinya awan hanya ada 6 + cirus awan bulu ayam + 2 awan penyebab hujan.
Jadi total sekarang kita sudah hafal 9 jenis awan berbeda, tidak seperti sebelumnya taunya
hanya CB CB saja hehehe. Untuk gambar saya tidak melampirkannya disini, karena judul dari
halaman ini adalah metode menghafal cepat, search di google picture jika penasaran bentuknya
seperti apa bentuknya. Tugas kita sekarang adalah mempresentasikan atau mengajari teman
kita bagaimana cara menghafal 9 awan ini. agar kita lebih matang dalam hafalan tentang awan.
selamat mencoba :D
WHY AIR DENSITY DECREASES WITH INCREASES
IN HUMIDITY
Most pilots understand why air density decreases with increases in temperature;
however, a lot of us have a problem wrapping our brains around why increases in
humidity yield decreases in air density.
The confusion probably comes from the fact that we all know that water is more dense
than air (otherwise a water balloon would float around like a balloon full of helium). The
first thing to understand is that water is the liquid form of H2O, ice is the solid form, and
water vapor is the gaseous form. Humidity is water vapor and is a gas rather than a
liquid.
You may be asking, "What difference does that make Patrick?" Well, Avagadro's
Law states that equal volumes of gases, at the same temperature and pressure, contain
the same number of particles, or molecules. Dry atmosphere comprises about 78%
nitrogen (N2) and 21% oxygen (O2). The molecular weights of a nitrogen molecule and
an oxygen molecule are 28 and 32 respectively.
Water vapor, on the other hand, has a molecular weight of 18. If you replace oxygen
and nitrogen with water vapor, the total mass of a cubic foot of air must go down.
Density is mass / volume. Thus, a decrease in mass reduces density. Adding water
vapor to air (i.e., increasing humidity) decreases mass and therefore also decreases air
density.
If you are trying to fill in a NAVLOG based on a victor airway or radial off of a VOR you need to
be careful. Remember that magnetic variations change over time. So it might be that “course”
off of a VOR might have shifted since that VOR was last calibrated. You need to use your
course plotter. Find the true course of that radial using the plotter and then subtract or add the
variation found nearby by referencing the isogonic lines (dashed magenta) to get the magnetic
course.
TC -/+ Variation = MC
To find your Magnetic Heading (MH) you would also have to account for winds which are given
in reference to true north so then it would be:
TC -/+ WCA = True Heading (TH)
TH -/+ Var = Magnetic Heading (MH)
MH -/+ Dev = Compass Heading (CH)
Many nav logs have MC in a bigger section than the planning area that involves WCA, VAR,
DEV, etc, but why do we have a MC section on the log? I’ve heard other CFI’s and students
alike trying to use the CH, but completely ignoring MC to the point of not even filling it out. So,
why then, is it on the nav log if it’s not being used for navigation and is not part of the planning?
Even many wiz wheels don’t use it. They use TC+/-WCA = TH +/- VAR = MH +/- DEV = CH, but
never say anything about MC. So why is it not in any of the formulas?
My understanding is this: Heading is the direction of the longitudinal axis of the aircraft. In
navigation, the reference direction is mag norht and the heading is known as mag heading
(MH). Wind can change the aircraft’s path over the ground to differ from its heading, the result
being the ground track. MC is based on mag north. (Some countries refer to it as desired track.)
VOR and ILS CDI’s show the aircraft’s actual ground track is deviating from the MC.
To answer “dope32″…..if everything had to be proven against the FAR & AIM then that would
be the only books pilots would need, study or reference for aviation knowledge and continuous
learning. Not sure about you, but I use all available resources. You do know that the FAR & AIM
are really two separate books, right? Companies like ASA will combine them to make them
easier to reference.
Anyway, you might want to open your copy of the FAR AIM and on page 821 in Chapter 7
“Safety of Flight”, Section 1 “Weather”, page 821 you’ll find the ASOS/AWSS (Metar) says wind
direction in ten of degrees from TRUE north. The ASOS is Metar information which is written.
This is just one example.
Additionally the Weather Services book AC 00-45F (Oct. 2007) Section 3:Observed Text
Products Page 3-6 “It is coded in tens of degrees relative to true north using three figures.” Also
on pages 5-21, 5-47, 5-57 etc. are good pages for you to look at. This is an Advisory Circular
and while ACs are not necessarily regulatory in nature like the FAR, you’d have to agree that
neither is the AIM. Yet you use that.
What I’m saying is that you can’t simply demand someone to “prove it” against only the FAR /
AIM. Especially when Steve’s question was not even about regulations, but rather about
information.
When preparing for an instrument checkride should I be filling out a navigation log?
Or, can I simply print a Duats flight plan or use the dauntless-soft.com ifr flight planning form?
Thanks for your help
HEADING, COURSE, TRACK AND BEARING
Heading:
This is where my nose points - and seeing as my nose is attached to my head, this is where my
head (and thus my machine) is pointing relative to North.
Course:
This is my INTENDED path of travel that I have calculated taking into consideration winds, variation
and declination.
Track:
This is my ACTUAL path traveled over ground - just like a set of tracks I would leave behind in the
snow or sand, relative to North
Bearing:
This is the angle between the location of an object, machine or destination and either:
- my heading. This is called 'Relative Bearing'.
- or magnetic north (direction toward the magnetic north pole). This is called 'Magnetic Bearing'.
So from the picture, if I take off from Springfield enroute to Shelbyville. My course (the intended path)
is due East, or 090 degrees. I notice my winds are Southerly (from 183 degrees / to 003 degrees), so
I make my heading 095 degrees to compensate for wind drift (or 5 degrees crab into the wind).
If my calculations are bang on, my track should be the same as my course, however I misjudged the
winds, finding out my resulting track over the ground is 081 degrees - I must correct (by increasing)
my heading to get back on course.
Now with some airports, the navaids (NDB or VOR) are not directly at the airfield but some distance
away, so if I wanted to either fly directly to the NDB or figure out my position in space during enroute
nav checks, I would take the bearing to the NDB/VOR either relative to my heading or relative to
magnetic north to find its position.
I will try to explain as simple as possible, though I'm not a professional.
Heading
It is the value the compass shows you while you fly your plane, relative to Earth's magnetic field. But
your heading is not where exactly your plane goes. Why? because in most of the cases (if not all)
there is wind.
Track
This is the aircraft's actual "path" over the ground when wind effect is "added up" to the aircraft's
velocity. You need track for navigation since this is where you actually go.
Bearing
If it is from north (true or magnetic): Having two locations A and B, bearing of B to A is the angle
measured clockwise from north to B having as angle vertex location A.
If it is relative: Having 2 locations A and B, bearing of B to A is the angle measured clockwise from
point A forward direction to B having as angle vertex location A.
In the following picture, red is true bearing, blue is relative bearing.
Course
This is the one and only path you can follow to reach one specific point. Suppose that you are
instructed to "approach the XYZ point from the east" that means course 270 to the XYZ point. The
following pictures depicts the concept: 270 course to XYZ is the green one. The red one goes to XYZ
but it is not 270, the orange is 270 but doesn't end to XYZ.
INDICATED AIRSPEED and TRUE AIRSPEED
Kecepatan yang ditunjukkan pada ASI dikenal dengan
Indicated Airspeed (IAS). Kecepatan Pesawat Relatif terhadap tubuh udara yang melaluinya saat
terbang. Kecepatan yang sangat menarik bagi pilot dari sudut pandang Aerodinamis.
True Airspeed (TAS) bervariasi dengan Ketinggian dan Suhu, Kecepatan kritis seperti kecepatan
mengulur dan kecepatan batas struktural konstan terlepas dari kondisi sekitar.
IAS tergantung pada kepadatan udara, yang bervariasi dengan suhu lingkungan dan tekanan, Dengan
demikian, IAS hanyalah ukuran kecepatan di atas tanah di udara tetap (Nol Angin) di permukaan laut dan
dalam kondisi ISA, yaitu :
— Tekanan : 1013,2 hPa
— Suhu : +15 Derajat Celcius.
Kondisi lain, IAS akan berbeda dari TAS ke tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, misalnya, pada jarak
30.000 kaki TAS lebih dari 50% lebih tinggi dari IAS. Oleh karena itu, perhitungan harus dilakukan untuk
mengubah IAS menjadi TAS.
Jika TAS melebihi sekitar 300 kts, faktor lain ikut bermain. Udara yang memasuki Pitot Head menjadi
terkompresi, menyebabkan ASI menjadi Overread dengan jumlah yang bergantung pada Kondisi IAS
dan Ambien. "Kesalahan Kompresibilitas" diperbaiki jika diinginkan.
Hubungan tekanan dengan ketinggian tempat, semakin tinggi suatu tempat maka akan
semakin rendah tekanannya, karena laju penurunan suhu berbanding lurus dengan laju
penurunan tekanan. Maka di dataran tinggi yang tekanan udaranya rendah mengakibatkan
suhu udara pun menurun. Itulah salah satu hal yang menyebabkan di pegunungan suhu udara
lebih dingin dari suhu di dekat laut. Sebenarnya daerah pegunungan menerima radiasi matahari
yang lebih banyak tetapi radiasi yang diterima lebih banyak digunakan untuk transfer energi.
Faktor yang mempengaruhi besarnya RH suatu lokasi diantaranya suhu, ketinggian tempat,
tekanan udara, intensitas cahaya, dll. Hubungan antara ketinggian tempat dengan tekanan dan
intensitas cahaya adalah semakin tinggi suatu tempat intensitas cahayanya semakin rendah
sehingga tekananya turun dan RHnya semakin tinggi.
a. Pengaruh tekanan
Terbang dari daerah tekanan tinggi ke arah daerah tekanan rendah tanpa menyesuaikan
altimeter akan menyebabkan pesawat kehilangan ketinggian sebebarnya.
Terbang dari daerah tekanan rendah ke arah daerah tekanan tinggi dengan
tanpa menyesuaikan altimeter pesawat tetap pada ketinggian sebebarnya.
Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan Bumi
diantaranya ada panas, sejuk atau dingin.
Perubahan suhu udara disekitar kita akan mempengaruhi semua sifat-sifat benda atau zat.
Panas udara yang kita rasakan adalah akibat dari radiasi bumi yang telah menerima panas dari
matahari, sehingga lapisan udara dekat kulit bumi akan lebih panas daripada yang jauh dari
kulit bumi.
Menurut penelitian, setiap kenaikan 1000 feet (304,8 meter), suhu udara berkurang 1,98
°C. Untuk memudahkan penghitungan, penurunan suhu ini dibulatkan menjadi 2°C. Dan suhu
udara di sea level ditetapkan 15 °C.
Hubungan ketinggian tempat dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu tempat maka
suhu udara semakin rendah. Panas yang kita rasakan di bumi tidak semuanya langsung berasal
dari matahari. Ketika matahari menyalurkan panasnya, bumi akan menyerap panas tersebut
kemudian memantulkannya kembali. Semakin tinggi suatu tempat, maka kerapatan udara di
tempat itupun akan semakin berkurang. Sementara udara adalah salah satu penghantar panas.
Itulah sebabnya setiap 100 m ke atas, suhunya berkurang sekitar 0,6 C. Hal ini berlaku hingga
ketinggian 10.000 meter di atas permukaan laut. Di atas ketinggian ini terdapat stratosfer, di
mana suhu di sana tidak akan bertambah dingin lagi
a. Pengaruh Suhu
Apabila udara lebih dingin daripada rata-ratanya pesawat akan lebih rendah daripada yang
ditunjukan altimeternya.
Apabila actoryre menurun selama perjalanan pesawat, pesawat akan lebih rendah daripada
ketinggian yang ditunjukan altimeternya.
Apabila actoryre naik selama perjalanannya, pesawat akan lebih tinggi daripada yang
ditunjukkan altimeternya.
3. Density Udara
Kerapatan atau density adalah property fisik dari materi yang mengungkapkan hubungan
massa terhadap volume. Kerapatan massa atau kerapatan material didefinisikan sebagai massa
per satuan volume.
Lift dan drag pada pesawat sangat dipengaruhi oleh kerapatan udara. Sedangkan kerapatan
udarapun dipengaruhi oleh adanya tekanan udara dan suhu udara dan kelembaban udara. Pada
ketinggian 18.000 ft, kerapatan udara hanyalah setengah dari kerapatan udara dipermukaan
laut. Jadi, untuk menjaga lift diketinggian yang lebih tinggi pesawat terbang harus terbang
dengan kecepatan sebenarnya (true airspeed) yang lebih tinggi pada nilai angle of attack
berapapun.
Lebih jauh lagi, udara yang lebih hangat akan kurang kerapatannya dibandingkan dengan udara
dingin, dan udara lembab akan kurang kerapatannya dibandingkan dengan udara kering. Maka
pada waktu udara panas dan lembab (humid) sebuah pesawat harus terbang dengan true
airspeed yang lebih besar dengan angle of attack tertentu yang diberikan dibandingkan dengan
terbang pada waktu udara dingin dan kering.
Jika actor kerapatan berkurang dan total lift harus sama dengan total weight pada penerbangan
tersebut, maka salah satu factor harus ditambahkan. Faktor yang biasanya ditambahkan adalah
kecepatan atau angle of attack. Karena kedua hal ini dapat dikontrol oleh penerbang.
Mesin propellers memperoleh lebih sedikit udara yang berpindah dibandingkan dengan kondisi
normalnya, daya dorong pesawat akan berkurang.
Pada mesin jet massa gas yang keluar lebih sedikit, akan mengurangi daya dorong pesawat.
Karena molekul di udara lebih sedikit, udara yang mendesak sayap pesawat akan berkurang,
akan menyebabkan kurannya daya angkat pesawat.
Pengurangan daya dorong dan angkat berarti memerlukan runway yang lebih panjang untuk
takeoff dan diperlukan daerah bebas hambatan di akhir runway karena pengurangan laju
mendakinya.
Lebih besarnya daya dorong daripada normalnya disebabkan lebih banyaknya jumlah molekul di
udara yang menyebabkan mesin propellers dan jet dapat berinteraksi.
Lebih besarnya gaya angkat udara sebagai akibat lebih besarnya udara yang mendorong sayap-
sayapnya
Kecepatan dan laju naik akan lebih cepat karena daya dorong dan daya angkat pesawat
bertambah besar.