Contoh Skripsi 3
Contoh Skripsi 3
SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN
NIM : 105361110217
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERJANJIAN
NIM : 105361110217
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1,2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
iv
v
Motto dan Persembahan
Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah kejahatan, bukan sebuah aib. Alangkah
kerdilnya jika mengukur kepintaran seseorang hanya dari siapa yang paling cepat lulus. Bukankah
sebaik- baik skripsi adalah skripsi yang selesai? Baik itu selesai tepat waktu maupun selesai diwaktu
yang tepat.
vi
ABSTRAK
vii
KATA PNGANTAR
Untaian rasa syukur penulis haturkan kepada Sang Penguasa Alam yang
Hakiki Tuhan Allah SWT, yang senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan
dan menyertai dalam setiap desah nafas. Ya Rabb yang selalu mencurahkan
segenap kasih dan sayang-Nya serta mengukir dan mendesain rencana-rencana
yang indah untuk setiap insan yang telah meniti dijalan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada
Siswa Kelas VII UPT SMP Negeri 3 Bontonompo”. Sholawat dan salam
semoga akan tetap tercurahkan kepada baginda junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatn-Nya yang telah memberikan
petunujuk menuju jalan-Nya cahaya untuk menggapai Ridho-Nya.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan skripsi
ini. Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan melainkan ucapan terimakasih kepada
kedua orang tua Ismail Fanolong dan Farida yang telah berjuang, berdo’a,
mengasuh, membesarkan, mendidik dengan penuh perjuangan, kesabaran dan
kasih sayang. Serta terimakasih telah membiayai Peneliti dalam proses pencarian
ilmu ini.
Penulis juga mengucapkan terimkasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
viii
5. Bapak Dr. Baharullah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.
Haerul Syam, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II.
6. Bapak Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd dan Ibu Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku
Validator pada Instrumen Penelitian
7. Para Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
8. Bapak H. Danial, S.Pd., M.Si., selaku Kepala SMP Negeri 3 Bontonompo yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian
disekolah tersebut.
9. Ibu Darma, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi Matematika Kelas VIII SMP
Negeri 3 Bontonompo yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.
10. Seluruh siswa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo yang telah
bekerjasama dalam penelitian ini
11. Seluruh keluarga dan sahabat yang telah memberikan bantuan dan spirit kepada
peneliti
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang
tidak bisa ditulis satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan
pahala dan hikmah dari Allah SWT. Peneliti menyadari dalam skripsi ini masih
banyak hal yang tak mudah untuk dihadapi. Namun berkat usaha dan bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini walaupun
terbilang masih jauh dari kesempurnaan. Maka daridari iitu peneliti dengan
senang hati menerima kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................iii
SURAT PERJANJIAN.....................................................................................iv
SURAT KETERANGAN PLAGIASI.............................................................v
MOTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.............................................................................................6
1. Level Berpikir........................................................................................6
2. Teori Van Hiele......................................................................................11
3. Geometri.................................................................................................15
B. Penelitian Relevan........................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................................22
B. Fokus Penelitian...........................................................................................22
C. Lokasi dan Subjek Penelitian.......................................................................22
D. Prosedur Penelitian......................................................................................22
E. Instrumen Penelitian....................................................................................23
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................24
G. Teknik Analisis Data....................................................................................25
H. Keabsahan Data............................................................................................27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
x
A. Hasil Penelitian............................................................................................28
B. Pembahasan..................................................................................................55
C. Temuan penelitian........................................................................................58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan......................................................................................................59
B. Saran............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
i
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu dan sumber dari segala ilmu. Matematika
memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh aktivitas
kehidupan manusia bersinggungan dengan matematika. Dalam pekembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika memiliki peranan penting.
Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika di pelajari
mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Pemahaman dalam matematika juga
dijadikan sebagai prasyarat untuk dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang
lebih tinggi. Pada umumnya, siswa hanya mampu menyelesaikan masalah saja
tanpa memahami aplikasinya. Akibatnya siswa merasa kesulitan dalam
memahami matematika meski telah mengenal matematika sejak TK ataupun SD.
Oleh karena itu, agar dapat memahami matematika dibutuhkan pengertian,
pemahaman, dan keterampilan terhadap pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar dan mengajar yang
mempelajari ilmu matematika dengan tujuan membangun pengetahuan
matematika agar bermanfaat dan mampu mempraktekkan hasil belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika juga bagi
siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian
maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para siswa di biasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak
dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa diberi pengalaman menggunakan
matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi.
Misalnya dalam pembelajaran segitiga, siswa diberi pemahaman tentang konsep-
konsep segitiga, kemudian siswa disuruh menyimpulkan atau menyampaikan
informasi yang mereka pahami seperti bentuk segita seperti atap rumah.
Depdiknas dalam Siagian (2016) menyatakan tujuan pembelajaran
matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1
2
geometri. Oleh karena itu, dalam memandu pengajaran geometri, guru perlu
mengembangkan sebuah model pembelajaran berbasis teori Van Hiele yang
dapat merespon kebutuhan semua siswa yang mungkin bervariasi dalam tingkat
berpikir dan kemampuan geometrinya.
Berdasarkan keterangan dari guru mata pelajaran SMP Negeri 3
Bontonompo, siswa terkadang kebingungan mengenai pemahaman geometri.
Ketika mengerjakan soal terkait penggabungan bangun, maka siswa masih sulit
mengenali jenis bangun berdasarkan jenis dan sifatnya. Begitupun dalam
aplikasi geometri pada kehidupan sehari-sehari, daya khayal serta kemampuan
mengekspresikan dibutuhkan supaya terselesaikan dengan akurat walaupun
siswa sudah mempelajari sebelumnya, faktor tersebut dipengaruhi oleh
kecerdasan siswa yang berbeda-beda.
Pengajaran geometri yang baik harus sesuai dengan kemampuan siswa.
Kemampuan siswa dapat dilihat dari proses berpikir siswa dalam menyelesaikan
soal-soal. Pembelajaran geometri juga perlu memperhatikan tingkat berpikir
siswa sesuai teori Van Hiele. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dari penelitian
ini yaitu bagaimana Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal
Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitia ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri
Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bisa memberikan pemikiran atau tambahan
informasi bagi perkembangan Pendidikan matematika mengenai
kemampuan berpikir siswa ketika menyelesaikan soal-soal segitiga.
2. Manfaat Praktis
Setelah mengetahui kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-
soal materi segitiga, diharapkan penelitian ini jadi pertimbangan.
a. Bagi siswa agar lebih termotivasi untuk lebih rajin belajar agar
kemampuan berpikirnya lebih bertambah dalam menguasai materi
pembelajaran.
b. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk menindak lanjuti langkah apa
saja yang perlu diambil untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya.
c. Bagi Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kemampuan Berpikir
Menurut Musa (2016) berpikir adalah aktivitas mental yang dilakukan
seseorang, dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk memecahkan / menyelesaikan
suatu permasalahan. Sedangkan Suryabrata dalam Farida dkk (2018)
mengatakan proses atau jalan berpikir itu ada tiga langkah, yaitu:
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan
atau pembentukan keputusan.
Menurut Walle dalam Aini dkk (2018), seseorang akan melalui 5 level
berpikir yang berurutan dalam pembelajaran geometri. Lima level tersebut
adalah level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level
3 (deduksi), dan level 4 (rigor / keakuratan). Tiap tingkatan tersebut
menjelaskan kemampuan berpikir siswa dalam geometri. Tingkatan berpikir
ini mendeskripsikan bagaimana siswa berpikir dan ide geometri apa yang
dipikirkan siswa, dibandingkan banyaknya pengetahuan yang siswa miliki.
Siswa akan melewati lima tingkatan berpikir menurut Van Hiele, dimana
seseorang tidak dapat melalui satu tingkatan pemikiran tanpa melewati
tingkatan terendah. Tingkatan tersebut menunjukkan kemampuan berpikir
yang dimiliki siswa saat belajar geometri.
Menurut Richard Paul dan Linda Elder dalam Sihotang (2019) ada
enam level berpikir yaitu.
a. Berpikir yang tidak reflektif
Pada level ini, orang menganggap apa yang diyakini dan merasa
sudah baik dengan sendirinya sesuai dengan apa yang diputuskan sendiri.
Pada tahap ini juga, orang cenderung memberi tempat bagi egosentrisme
dan menilai negatif orang lain, sayangnya orang itu tidak mengakui sikap-
sikap negatif itu. Cara berpikir reflektif tidak terjadi dengan sendirinya,
6
7
kebiasaan. Richard Paul mengatakan ada delapan ciri orang yang berpikir
aktif, yaitu.
Memanfaatkan waktu sebesar-besarnya
Berani menangani masalah
Menginternalisasikan standar intelektual
Membuat jurnal intelektual
Mempraktikkan strategi intelektual
Membentuk karakter rasional
Berdamai dengan masa lalu
Mendefinisikan cara melihat
e. Berpikir maju
Pada level ini siswa berkomitmen untuk mempraktikkan pola pikir
kritis terus menerus dan menginternalisasikan keutamaan-keutamaan
inetelktual secara konsisten dan serius. Disini siswa menyadari sungguh-
sungguh keterbatasannya dan mau membuka diri terhadap orang lain agar
bertahan dalam perubahan yang sedang mengguncang. Pada tingkat ini,
siswa juga memiliki keberanian untuk mengakui hal-hal positif sekaligus
mengatakan hal-hal yang negatif, serta berani menolak konformitas dan
stereotip dalam relasi sosial dan berani menghadapi kenyataan yang
berubah-ubah.
f. Berpikir kritis ulung
Pada level ini, keterampilan-ketarampilan intelektual dan
keutamaan-keutamaan intelektual melekat dalam diri seseorang. Artinya,
berpikir kritis di level ini sudah mandarah daging. Perhatian utama bukan
lagi pada proses belajar, melainkan aktualisasi diri. Aktualisasi ini menjadi
keunggulan. Jadi, orang yang berada pada level ini melakukan segala hal
dengan sungguh-sungguh dan menerapkan semua standar berpikir dan
elemen-elemennya dengan maksimal.
Karakteristik dan indikator tiap tingkatan berpikir geometri menurut Van
Hiele dalam Nurhidayati (2017) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik dan Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele
b. Tahap analisis
Tahap analisis, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang
memiliki benda geometri yang diamatinya. anak sudah mampu
menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.
c. Tahap pegurutan (deduksi informal)
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan
kesimpulan, yang biasa dikenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun,
kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu
diketahui adalah anak pada tahap ini sudah mulai mampu mengurutkan.
d. Tahap deduksi
Tahapan ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif,
yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-
hal yang bersifat khusus. Demikian pula anak telah mengerti betapa
pentingnya peranan unsur-unsur yang didefinisikan, di samping unsur-
unsur yang didefinisikan.
e. Tahap akurasi
Tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan
dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Menurut Usiskin dalam Nurhidayati (2017), Van Hiele
mengemukakan sifat-sifat dari kelima tingkat berpikir geometri yaitu:
a. Fixed Sequence: peserta didik tidak dapat mencapai suatu tingkat n tanpa
melewati tingkat n-1
b. Adjacency: pada setiap tingkatan berpikir apa yang instrinsik di tingkat
sebelumnya menjadi ekstrinsik di tingkat saat ini
c. Distinction: setiap tingkat memiliki smbol linguistic tersendiri dan jaringan
hubungan tersendiri yang menghubungkan simbol-simbol mereka
d. Separation: dua peserta didik yang beralasan pada tingkat berbeda dapat
saling memahami
e. Attainment: proses pembelajaran yang mengarah untuk menyelesaikan
pemahaman di tingkat yang lebih tinggi memiliki lima tahappan: inquiry,
directes orientation, explanation, free orientation, dan integration.
13
Menurut teori Van Hiele dalam Junedi (2017), siswa belajar sesuai
dengan tahap-tahap proses berpikir itu sendiri, sehingga siswa semakin
tertarik untuk belajar. Teori belajar Van Hiele terdiri atas tiga aspek yaitu
keberadaan level-level tersebut, sifat tiap level, dan perpindahan dari level
satu ke level berikutnya. Usiskin dalam Junedi (2017) menjelaskan
keberadaan level-level teori belajar Van Hiele, terdapat lima tingkat dari
pemahaman geometri dalam teori belajar Van Hiele. Tiap tingkatan-tingkatan
menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri.
Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan bagaimana siswa berpikir dan jenis
ide-ide yang dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki.
Selanjutnya sifat tiap level, terdapat empat sifat pada aspek ini. Sifat 1: siswa
tidak dapat berada pada level n tanpa melalui level n-1. Sifat 2: pada setiap
level berpikir, apa yang instrinsik dilevel sebelumnya menjadi ekstrinsik pada
level sekarang. Sifat 3: setiap level memiliki simbol linguistiknya sendiri dan
jalinan hubungan antar simbolnya. Sifat 4: dua orang yang berdebat pada
tahap berbeda tidak dapat saling memahami. Selanjutnya aspek ketiga,
perpindahan dari level ke level, Van Hiele menyakini bahwa perkembangan
kognitif dalam geometri dapat dipercepat dengan pembelajaran.
Menurut Anshori (2017) indikator tingkat berpikir Van Hiele
yang dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Tabel 2.3 Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele
Tingkat Level Berpikir Indikator
Mengidentifikasi bangun
0 Visualisasi
berdasarkan bentuk yang dilihatnya
Mendeskripsikan suatu bangun
geometri berdasarkan sifat-sifat dan
1 Analisis atribut-atribut komponennya tapi
belum dapat melihat hubungan
antara beberapa bangun geometri
Membandingkan bangun-bangun
geometri berdasarkan sifat
2 Deduksi Informal Melakukan pemecahan masalah
yang melibatkan sifat-sifat bangun
yang sudah dikenali
14
Berdasarkan indikator yang telah ditulisan pada tabel 2.4, maka tahap
berpikir Van Hiele yang digunakan yaitu pada tahap 0, tahap 1, dan tahap 2.
Penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa level berpikir siswa SMP
dalam belajar geometri pada level 2 (deduksi informal) dan sebagian besar
berada
15
pada level 0 (visualisasi). Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat Walle
yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa siswa SMP/MTs berada pada
level 0 (visualisasi) sampai level 2 (deduksi informal).
3. Geometri
Menurut Rakhman dalam Umardiyah dan Farid (2020), geomertri
merupakan salah satu mata pelajaran matematika pada tingkat SMP.
Geometri mempelajari tentang garis, sudut, bidang dan ruang. Sejalan dengan
itu, Sulaiman (2019) juga menjelaskan bahwa geometri menempati posisi
khusus dalam kurikulum matematika menengah, karena banyaknya konsep-
konsep yang termuat di dalamnya. Tujuan pembelajaran geometri adalah agar
siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya,
menjadi pemecah masalah yang baik, dan dapat bernalar secara matematik.
Menurut Aspar (2009) sekitar 2.500 tahun yang lalu, seorang ahli
matematika Yunani, Thales mengungkapkan gagasan yang fenomenal. Thales
dapat menghitung tinggi paramida dari
panjang bayangan suatu tongkat. Seperti
yang dilihat pada gambar di samping.
Thales menggunakan kenyataan bahwa
segitiga besar ABC yang dibentuk oleh
paramida dan bayangannya, sebangun
dengan segitiga kecil DCE yang
dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Oleh Gambar 2.1 Segitiga
𝐷𝐶
karena itu, diperoleh persamaan 𝐴𝐵 = . Thales dapat mengukur panjang BC,
𝐵𝐶 𝐶𝐸
dan titik C. daerah antara AB dan AC disebut dengan sudut A yang ditulis
dengan A atau BAC. Sudut-sudut segitiga yang lainnya adalah B dan C.
Jarak antara titik sudut segitiga dengan sisi di depan sudut tersebut
sinamakan tinggi segitiga. Sisi segitiga yang tegak lurus dengan tinggi
segitiga disebut dengan alas segitiga. Seperti gambar berikut:
c. Segitiga sembarang
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang
salah satu sudutnya tumpul (besarnya
lebih dari 900dan kurang dari 1800).
Gambar 2.9 Segitiga tumpul
=axt
=6x3
= 18 satuan luas
Perhatikan segitiga ABD!
Luas daerah segitiga ABD
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵𝐶𝐷
=
2
𝑎𝑥𝑡 6𝑥3
= =
2 2
= 9 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠
1
𝐿 =𝑥 𝑎 𝑥 𝑡
2
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Novisita (2019) menunjukkan
bahwa terdapat 3 siswa yang bisa menentukan jenis bangun datar
segiempat berdasarkan penampilan, posisi yang berbeda dan sifat-sifat
yang dimiliki, serta mampu menjelaskan sifat-sifat bangun segiempat
berdasarkan gambar secara spesifik hanya saja masih kurang teliti Ketika
menjawab banyaknya sisi, ukuran sisi, sudut, dan kesejajaran sisi. Ketiga
subjek juga belum mengerti mengenai konsep diagonal berpotongan tegak
lurus. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Novisita terdapat
persamaan yaitu menggunakan teori Van Hiele. Perbedaannya pada
penelitian Yuliana dan Novisita dilakukan penelitian analisis keterampilan
dasar visual geometri siswa SMP, sedangkan yang dilakukan peneliti
hanya fokus pada analisis kemampuan berpikir siswa berdasarkan teori
Van Hiele.
2. Penelitian yang dilakukan Duma dan Karni (2019) menunjukkan bahwa
kemampuan yang paling dominan dimiliki oleh siswa terdapat pada level
0 yaitu pengenalan, dimana siswa paling banyak dengan tepat dengan
presentase 85%. Adapula siswa yang memiliki kemampuan pada level 1
21
yaitu analisis, dengan presentase 54%. Siswa pada tahap ini tidak hanya
tahu mengenai bangun ruang yang dilihatnya namun juga mampu
mengenal unsur-unsur suatu bangun dengan cukup baik. Penelitian yang
dilakukan Duma dan Karni ini juga menunjukkan terdapat 38% siswa
yang memiliki kemampuan pada tahap 2 yaitu pengurutan. Penelitian
yang dilakukan oleh Duma dan Karni terdapat persamaan yaitu
menganalisis tahap berpikir siswa SMP berdasarkan teori Van Hiele.
Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian. Peneliti akan
membandingkan apakah keadaan siswa yang dijadikan subjek penelitian
serupa dengan penelitian Duma dan Karni atau tidak.
3. Penelitian yang dilakukan Sholihah dan Ekasatya (2017) menunjukkan
bahwa ketercapaian siswa pada proses pemecahan masalah geometri
berdasarkan tahapan berpikir Van Hiele paling banyak adalah pada tahap
0 (visualisasi) ddengan presentase 96,87%. Ketercapaian tahapan berpikir
Van Hiele yang paling baik dicapai sebesar 3,13% pada tahap 1
(Analisis). Untuk tahap 2 (deduksi informal) dan tahap 3 (deduksi) belum
ada siswa yang mampu mencapai tahapan tersebut. Faktor yang menjadi
penyebab kesulitan siswa dalam materi segiempat disebabkan karena
pemahaman mengenai konsep dan sifat-sifat segiempat yang kurang, serta
kurangnya keterampilan menggunakan ide-ide geometri dalam
memecahkan yang berkaitan dengan bangun segiempat. Penelitian yang
dilakukan oleh Sholihah dan Ekasatya terdapat persamaan yaitu
menggunakan teori Van Hiele utnuk mengetahui tahapan berpikir Van
Hiele. Perbedaannya, pada penelitian Sholihah dan Ekasatya dilakukan
analisis kesulitan siswa dalam proses pemecahan masalah geometri,
sementara yang dilakukan peneliti hanya berfokus pada analisis
kemampuan berpikir siswa berdasarkan teori Van Hiele.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif, kualitatif deskriptif digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi
objek yang dialami (Kamaria, 2016).
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri
Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
berdasarkan level berpikir Van Hiele dalam mengerjakan tes geometri. Level
berpikir berdasarkan teori Van Hiele terdiri atas 3 tahapan yaitu, (0)
Pengenalan,
(1) Analisis, dan (2) Pengurutan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
menyajikan tiga tahapan yaitu tahap pra lapanagn, tahap kegiatan lapangan, dan
tahap analisis data.
1. Tahap pra lapangan
Tahap pra lapangan dilakukan sebelum pengumpulan data. Tahap
pra lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum
pengumpulan data. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti,
yaitu.
22
23
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitiaan ini berupa instrumen utama dan
instrumentpendukung, instrument utamanya yaitu peneliti itu sendiri.
24
Sedangkan instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah lembar soal tes
dan pedoman wawancara.
1. Lembar soal tes
Lembar tes yang digunakan telah divalidasi oleh dua orang ahli yang
merupakan dosen Pendidikan Matematika. Lembar tes tersebut, yaitu:
a. Van Hiele Geometry Test (VGHT)
VGHT adalah soal pemecahan masalah geometri yang
memperlihatkan indikator level berpikir Van Hiele. VGHT ini
merupakan soal pilihan ganda yang telah dialih bahasakan ke bahasa
Indonesia yang terdiri dari 25 soal yang mencakup 5 level berpikir
Van Hiele.
b. Tes Geometri Segitiga
Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir subjek
penelitian dalam materi geometri khususnya segitiga. Soal ini terdiri
atas 3 soal essay, dimana 1 soal per masing-masing level dari level 0
sampai level 2.
2. Pedoman wawancara
Pedoman ini berfungsi untuk acuan peneliti dalam melakukan
wawancara kepada subjek penelitian ketika selesai melaksanakan tes.
Pedoman wawancara berisikan sejumlah pertanyaan terstruktur tapi
terbuka. Karena pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara bisa
berkembang sesuai dengan keadaan dan kenyataan subjek penelitian.
1. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan di SMP Negeri 3 Bontonompo
sebelum melakukan penelitian untuk melakukan pengamatan terhadap
permasalahan yang ada di kelas VIII pada materi geometri.
2. Teknik tes
Tes dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk
mengkalsifikasikan siswa ke dalam level berpikir menurut teori Van Hiele
dan mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal geometri.
Teknik tes pada penelitian ini terbagi 2, tes 1 yaitu VGHT dimana
tes ini digunakan untuk menggolongkan siswa ke masing-masing level
berpikir, dan untutk mengambil 6 subjek untuk diteliti. Sedangkan tes 2
yaitu tes geometri segitiga yang terdiri dari 3 soal yang disesuaikan dengan
indikator level berpikir geometri yang akan diteliti, serta KI yang harus
dicapai siswa kelas VIII SMP.
3. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur namun terbuka, dimana pedoman wawancara tersusun terlebih
dahulu, tetapi pertanyaanya dapat berkembang disesuaikan dengan keadaan
dan ciri subjek penelitian.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang peneliti gunakan
sebagai penunjang yang dapat memperkuat penelitian yang dilakukan.
Melalui metode ini peneliti memperoleh sesuatu yang akurat berupa foto-
foto hasil penelitian. Peneliti bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan
data untuk memperkuat apa yang telah diwaancarai dan diamati.
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. Adapun tahap
reduksi data dalam penelitian ini adalah wawancara kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tes.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menunjukkan dan menampilkan
kumpulan data atau informasi yang sudah tersusun dan terkategori, sehingga
memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Validasi data
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, yaitu dengan cara
verifikasi. Pada penelitian ini verifikasi data yang digunakan adalah
triangulasi metode yaitu mengumpulkan data dari seorang subjek dengan
metode yang berbeda yaitu melalui tes, dan wawancara. Pada tahap ini, hal-
hal yang dilakukan sebagai berikut.
a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa, dimana hasil pekerjaan tersebut
dijadikan bahan untuk wawancara.
b. Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam
suara, dimana penyajian hasil wawancara disusun dalam sebuah dialog.
3. Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan yaitu verifikasi data melalui
pencermatan data-data sajian dari proses yang cermat. Kesimpulan yang
ditarik tetap bersifat sementara sehingga memungkinkan adanya verifikasi
berikutnya selama proses penelitian masih berlangsung. Dalam penelitian
ini, penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dengan mengambil
simpulan- simpulan berdasarkan realitas-realitas yang ditemukan.
H. Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah triangulasi.
Triangulasi dalam pegujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
27
dari berbeagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti hanya menggunakan triangulasi
teknik / metode. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi sebagai pijakan awal
untuk menentukan sampel, dilanjutkan dengan tes, kemudian wawancara.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bontonompo tepatnya
dikelas VIII-1. Berdasarkan saran guru matematika maka terpilihlah kelas VIII-1
sebagai data awal untuk diberikannya tes awal sebelum terpilihnya subjek yang
akan diteliti. Pengambilan data untuk tes 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 09
Desember 2021 secara luring dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. Tes
1 dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data level berpikir geometri siswa
menurut teori Van Hiele. Dua subjek akan diambil untuk setiap level berpikir
Van Hiele berdasarkan hasil VGHT.
Berdasarkan data hasil VGHT diperoleh enam subjek. Untuk
mempermudah penelitian dan Analisa data serta menjaga privasi subjek, maka
peneliti melakukan pengkodean pada setiap hasil tes serta wawancara sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Daftar Nama Kode Subjek Penelitian
No. Level Berpikir Van Hiele Inisial Subjek Kode Subjek
RHM S1
1. Level Pre-0
NLL S2
ASY S3
2. Level 0 (pengenalan)
DHY S4
MIR S5
3. Level 1 (analisis)
MAD S6
Selanjutnya pada tes 2 tes geometri segitiga dilakukan pada hari Jum’at
10 Desember 2021 secara luring pada 6 subjek yang terpilih. Tes ini dibuat oleh
peneliti terdiri dari 3 soal. Ketiga butir soal tersebut mengukur kemampuan
berpikir siswa dalam menyelesasikan soal menurut masing-masing level yaitu
level 0 (visualisai) sampai level 2 (deduksi informal) pada materi segitiga. Setiap
jawaban yang diberikan siswa pada setiap nomor merupakan deskripsi dari hasil
kemampuan berpikir geometris yang dimiliki oleh siswa. Melalui jawaban
28
29
tersebut peneliti bisa menganalisis pada level mana kemampuan geometris siswa
khususnya pada materi segitiga.
Diberikan waktu 45 menit untuk mengerjakan tes ke-2 ini dan dikerjakan
secara individu. Sifat pengerjaannya siswa tidak diperbolehkan membuka buku
dan diamati langsung oleh peneliti. Setelah itu, siswa mengerjakan soal sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Seusai pemberian tes tersebut, dilanjutkan
dengan wawancara terhadap ketiga subjek penelitian. Wawancara ini dilakukan
20 menit setelah subjek tersebut menyelesaikan tes. Wawancara dibutuhkan
untuk verifikasi data pada hasil tes tertulis agar tidak ada terlewati sehinga
memakai perekam, kemudian hasil tes akan dijadikan sebagai acuan untuk
menganalisis kemampuan subjek dengan triangulasi metode. Berikut merupakan
hasil analisis tes kemampuan berpikir geometri siswa.
Kemampuan Berpikir Geometri
1. Analisis hasil tes S1
a. Level 0 (visualisasi)
Berdasarkan hasil tes tes tertulis, S1 mampu memenuhi indicator
pada level 0. Adapun indikator yang terpenuhi pada level ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indikator level 0 geometri Van Hiele
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun
geometri
Bersandar pada pola visual terhadap
penentuan bangun geometri
0
Menyertakan sifat tak relevan ketika
memilah dan mendeskripsikan bangun
Mampu menunjukkan nama bangun
sesuai sifat yang diketahui dan
bergantung pada gambar
30
P : kenapa?
S1 : karena dua sisinya sama
P : oke, kenapa dilembar jawaban kamu E termasuk?
S1 : (terdiam)
P : oke lanjut, kalau yang memiliki dua sisi yang sama panjang dan
sudutnya siku-siku?
S1 : F dan B
P : kamu tau yang mana yang disebut dengan sisi?
S1 : iya kak. salah satu garis segitiga (menunjuk gambar C)
P : kalau sudut siku-siku?
S1 : (terdiam)
P : selanjutnya apa kamu tau nama bangun dari gambar A, B dan C?
S1 : C segitiga sama sisi, B segitiga sama kaki.
P : kalau A?
S1 : mungkin segitiga sembarang, karena tidak sama sisinya.
b. Level 1 (analisis)
Berdasarkan hasil tertulis, S1 mampu mencapai level analisis dengan
terpenuhinya indikator-indikator pada level 1. Seperti yang terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.3 Indikator level 1 geometri Van Hiele
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing
1 bangun
Mengungkapkan bangun dengan
menyebutkan namanya
32
Dari hasil jawaban S2, dapat dilihat bahwa S2 mampu menjawab soal
1a dengan menuliskan 2 dari 4 gambar dengan benar. Begitupun dengan
soal 1b, S2 dapat menuliskan 3 gambar dengan benar dan sesuai. Untuk
1c, S2
35
juga dapat menjawab gambar yang sesuai. Selanjutnya pada soal 1d, S2
dapat menuliskan 2 jawaban yang benar. Kemudian pada soal 1e dan 1f, S2
mampu menuliskan jawaban dengan benar.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S2 adalah sebagai berikut:
P : bagaimana cara kamu mengerjakan soal nomor 1?
S2 : lihat gambar
P : coba perhatikan gambar di nomor 1, manakah gambar yang ketiga
sisinya tidak sama panjang?
S2 : D dan G.
P : ada yang lain?
S2 : tidak.
P : A dan H termasuk tidak?
S2 : karena kalau saya lihat, sepertinya sisi yang ini (sambil menunjuk sisi
yang berhadapan) sama panjangnya.
P : jadi tidak termasuk?
S2 : tapi tidak ada garis 2 disisinya.
P : jadi termasuk atau tidak?
S2 : mungkin tidak karena terlihat sama.
P : oke selanjutnya, manakah gambar yang salah satu sudutnya siku-siku?
S2 : F dan H
p : ada lagi?
P : apa yang kamu tahu tentang sudut siku-siku?
S2 : yang ada gambar pada sudutnya (sambil menunjuk gambar persegi di
sudut gambar F)
P : oke, kalau A termasuk tidak?
S2 : tidak
P : bisa beri penjelasan kenapa tidak?
S2 : karena disudutnya berbeda dengan F dan G
P : kamu tahu nama bangun dari setiap gambar?
S2 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, dapat dilihat bahwa S2 dapat
mencapai level 0 dengan terpenuhinya indikator pada level 0. Seperti S2
yang mampu mengelompokkan gambar berdasarkan visualnya. Namun pada
soal 1a, S2 hanya menjawab 2 dari 4 gambar karena 2 gambar lainnya yaitu
A dan H menurut S2 panjang sisi yang berhadapan sama panjang.
Kemudian, S2 juga masih mengenal melalui visual saja seperti pada soal 1d,
S2 menganggap gambar A bukan termasuk bangun yang salah satu sudutnya
siku-siku karena pada sudutnya tidak seperti gambar F dan H yang
disalah satu sudutnya
36
b. Level 1
Berdasarkan hasil tertulis, S2 belum mampu mencapai level 1
dikarenakan belum memenuhi indicator pada level 1 yaitu:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing
bangun
Mengungkapkan bangun dengan
menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri
1
bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati
sifat-sifat yang dimiliki oleh
unsur-unsur tersebut
c. Level 2
Dari hasil tes tertulis, S2 belum mampu mencapai level ini.
Dikarenakan ketidakmampuan S2 dalam menjawab soal nomor 3 dan
ketidaktercapainya indicator level 2.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri
satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun
menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..
maka”
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S2 adalah sebagai berikut:
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S2 : tidak tau nama segitiganya
P : begitu kamu sudah tau bentuknya?
S2 : tidak
P : terus kenapa bilang tidak tau namanya?
S2 : karena disoal disuruh tebak segitiga apa
P : oh oke, kamu tahu bentuk persegi?
S2 : tahu kak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S2 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa alasan S2
tidak dapat menjawab soal pada level 2 dikarenakan S2 tidak mengetahui
38
nama bangun segitiga. Kemudian S2 juga tidak mengetahui apa itu diagonal.
Sehingga S2 sulit menerka bangun yang terjadi, dan tidak mengetahui
bentuk segitiga yang terjadi dari persegi yang digunting menurut
diagonalnya.
b. Level 1
Hasil tes menunjukkan bahwa S3 sudah mencapai level 1.
Dibuktikan dengan terpenuhinya beberapa indicator berikut:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
1 berdasarkan ciri masing-masing
bangun
40
c. Level 2
S3 belum bisa mencapai level 2 dikarenakan tidak terpenuhinya
indicator pada level 2. Adapun indicator pada level 2 sebagai berikut:
41
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri
satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun
menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..
maka”
Dapat dilihat dari jawaban S3 pada soal level 2 sebagai berikut:
Dari hasil jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa pada soal 1a, S4
mampu menyebutkan 3 dari 4 gambar yang ketiga sisinya tidak sama
panjang dengan benar. Selanjutnya pada soal 1b, S4 menyebutkan 2 gambar
yang menurut subjek termasuk segitiga yang dua sisinya sama panjang.
Namun, hanya 1 yang benar yaitu gambar B karena gambar C ketiga sisinya
sama panjang. Kemudian pada soal 1c, S4 dengan tepat menjawab jika
gambar C memiliki 3 sisi yang sama panjang. Lanjut soal 1d, S4 mampu
menjawab 2 gambar dari 3 gambar yang salah satu sudutnya siku-siku
dengan benar. S4 juga mampu menjawab soal 1e dengan benar dan tepat.
Namun pada 1f S4 menuliskan 2 gambar F dan B tetapi hanya F saja yang
dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku.
43
b. Level 1
Berdasarkan hasil tertulis, S4 mampu mencapai level 1 dikarenakan
telah memenuhi beberapa indicator pada level 1 yaitu:
Mengungkapkan bangun dengan menyebutkan sifatnya
Mengenal sifat geometri berdasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-bagian yang ada suatu bangun datar dan
mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
Dapat dilihat pada hasil tes S4 pada nomor 2 sebagai berikut:
44
c. Level 2
Dari hasil analisis kemampuan S4, menunjukkan bahwa S4 belum
mampu mencapai level ini. Dikarenakan ketidakmampuan S4 dalam
menjawab soal nomor 3 dan ketidaktercapainya indicator pada level 2.
Adapun indicator yang harus dipenuhi untuk dikatakan subjek berada pada
level ini, adalah sebagai berikut:
Memahami hubungan antara ciri satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun menggunakan bahasa sendiri
Mampu memberikan argumen terkait hubungan antar bangun yang
berbeda
Menggunakan pernyataan “jika…., maka…..”
Dapat dilihat pada hasil tes S4 pada nomor 3 sebagai berikut:
S4 : (terdiam)
P :kamu tau apa yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?
S4 : mungkin segitiga yang sudutnya siku
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S4 tidak
mampu menjelaskan dengan jelas apa jawaban dari soal nomor 3. S4 tidak
dapat menyajikan argumen informal melalui hubungan antar bangun persegi
dan segitiga. S4 mengaku bahwa kesulitan dalam menentukan jenis
segitiganya, karena yang S2 tau hanya segitiga yang ditinjau dari panjang
sisi, jika ditinjau dari besar sudutnya S4 tidak tau. Namun saat ditanya
terkait segitiga siku-siku, S4 mampu mendefinisikan berdasarkan nama
sudutnya walaupun masih terlihat ragu dengan jawabannya.
b. Level 1
Dengan terpenuhinya indicator pada level 1, maka S5 dikatakan telah
mencapai tahap pengenalan atau visualisasi. Dapat dilihat pada table
berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing
bangun
Mengungkapkan angun dengan
menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri
1
bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati
sifat-sifat yang dimiliki oleh
Dibuktikanunsur-unsur
dengan hasiltersebut
tes S5 pada soal level 1 sebagai berikut.
S5 : tidak
P : kenapa hanya 1 saja ciri yang disebutkan?
S5 : karena hanya itu yang diketahui
P : bagaimana kamu bisa mengetahui kalau segitiga sama sisi itu
memiliki tiga sisi yang sama panjang?
S5 : dengan melihat gambar soal nomor 1
P : oke, kan kamu sudah tau gambarnya, kira-kira kamu tau gak berapa
besar sudutnya?
S5 : 600
P : satu sudut saja, atau semuanya?
S5 : semuanya, kan sisinya sama otomatis sudutnya juga sama
P : oke, kalau sudut dari segitiga sama kaki, tau gak besarnya berapa?
S5 : gak
P : kalau simetri lipat atau simetri putarnya, kamu tau?
S5 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, diketahui bahwa S5 mampu
membandingkan bangun-bangun berdasarkan karakteristiknya, walaupun
hanya menuliskan tidak lebih 2 ciri setiap bangun. Kemudian saat ditanya
terkait sudut dari segitiga sama sisi, S5 mampu menyebutkan besar sudut
dan memberikan alasan sederhana dengan analisisnya.
c. Level 2
Dari hasil analisis, S5 mampu mencapai level 2 dengan tercapainya
indicator level 2. Adapun indicator yang terpenuhi dapat dilihat pada table
berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri
satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun
menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..
maka”
50
Dibuktikan dengan hasil tes tertulis pada soal nomor 3 sebagai berikut.
b. Level 1
Hasil ananlisis, S6 dikatakan mencapai level analisis dikarenakan
telah terpenuhinya indicator pada level ini. Adapun indicator yang mampu
dipenuhi S6 pada level ini sebagi berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing
bangun
Mengungkapkan angun dengan
1 menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri
bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
53
Dibuktikan dengan hasil tes tertulis S6 pada soal level 1 sebaagai berikut.
c. Level 2
Dengan terpenuhinya indicator pada level 2, maka S6 dapat dikatan
telah mencapai level 2 yaitu deduksi informal atau pengurutan. Dapat dilihat
pada table berikut.
54
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri
satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun
menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..
maka”
Dibuktikan dengan hasil tes tertulis S6 pada soal level 2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Pengelompokkan Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Geometri
Nilai Klasifikasi Frekuensi
< 40 Sangat rendah S1 & S2
40 – 55 Rendah S3 & S4
56 - 70 Cukup baik -
71 – 90 Baik S5 & S6
91 – 100 Sangat baik -
B. Pembahasaan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa level tertinggi yang mampu
dicapai oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo pada tes awal adalah
level 1 (analisis). Namun, pada tes kedua level tertinggi yang dicapai adalah
level 2 (pengurutan). Sejalan dengan itu, Van De Walle berpendapat bahwa
56
1. Level 0 (visualisasi)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara,
menunjukkan bahwa semua subjek mampu mencapai level ini. Namun hanya
S2 yang tidak dapat lanjut ke level selanjutnya. Dikarenakan S2 belum dapat
memahami sifat bangun ruang sisi datar serta ciri-ciri dari bangun yang
ditunjukkan. Sehingga S2 tidak dapat lanjut ketahap analisis. S2 hanya
mampu mengenali bentuk dan mengelompokkan berdasarkan visualnya saja.
Seperti pada nomor 1, jika sisinya sama ditandai dengan adanya garis dua,
atau sudut siku-siku ditandai dengan adanya gambar persegi pada salah satu
sudutnya. S2 juga belum mengenal jenis-jenis segitiga, S2 hanya focus pada
visual yang tanpak saja. Kemudian kemampuan berpikir S2 dalam
menyelesaikan soal geometri juga masih berada pada kemampuan sangat
rendah dengan nilai 21,11.
2. Level 1 (analisis)
Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, subjek yang
termasuk pada level 1 yaitu S1, S3, dan S4 dengan kemampuan berpikir S1
sangat rendah serta S3 dan S4 termasuk kemampuan berpikir rendah. Ketiga
subjek yang mencapai level 1 telah mampu mencapai indicator pada level 0.
Ketiganya telah mengenal bangun berdasarkan penampakannya dan mampu
mengelompokkan bangun berdasarkan panjang sisi dan jenis sudutnya.
Ketiganya juga mampu mengungkapkan bangun dengan menyebutkan
sifatnya sekurang-kurangnya satu sifat dari bangun yang ditanyakan.
Mengenal sifat geometri berdasarkan objek atau gambar yang diberikan pada
soal level 0, dan mampu menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu
bangun serta mengamati sifat yang dimiliki. Seperti contoh, S1 mampu
menyebutkan bahwa segitiga sama sisi itu memiliki tiga sisi yang sama
panjang. Atau S3 yang menyebutkan bahwa segitiga sama sisi memiliki tiga
buah sudut yang sama besar.
3. Level 2 (pengurutan)
Hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa yang mampu
mencapai level 2 yaitu S5 dan S6 yang tergolong siswa dalam kemampuan
berpikir baik
58
dengan nilai 87,78 dan 90. Keduanya mampu memenuhi indicator level 0, 1
dan 2. Seperti mampu mengenali dan memilah bangun segitiga, mampu
menyertakan sifat ketika memilah dan mendeskripsikan bangun segitiga,
mampu menunjukkan nama bangun sesuai sifat yang dimiliki, dapat
menganalisis bagian-bagian dari suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang
dimiliki. S5 dan S6 juga mampu memahami hubungan antar ciri satu dengan
yang lain, mampu mendefinisikan bangun dengan analisisnya sendiri, serta
mampu memberikan argumen terkait hubungan antar bangun yang berbeda.
C. Temuan penelitian
Temuan penelitian yakni.
1. Pada tes awal, sebanyak 64% siswa belum memenuhi level 0 (pengenalan)
sehingga dianggap sebagai level berpikir Pre-0
2. Pada tes-2. Setiap subjek yang terpilih naik satu tingkatan level dari hasil
tes awal. Kecuali S1, yang awalnya berada pada level Pre-0 pada tes-2
mampu mencapai level analisis
3. Subjek pada level 0 mampu mengenal, dan mengelompokkan bangun
sesuai dengan panjang sisi. Pemahaman konsepnya lumayan baik, namun
terkadang masih ragu memunculkan pemikiran logikanya.
4. Subjek pada level 1, mampu mengenal bangun secara visual dan dapat
mengetahui jenis bangun dari sifat yang dimiliki. Subjek mampu
membandingkan bangun berdasarkan sifatnya.
5. Subjek pada level 2, mampu menyelesaikan soal pada level 0 dan 1.
Subjek juga dapat mengetahui hubungan persegi panjang dan segitiga,
serta dapat menjelaskan dengan menggunakan pernyataan “jika.. maka”
6. Kemampuan berpikir geometri siswa dengan kemampuan siswa
menyelesaikan soal geometri sangat berpengaruh. Karena jika subjek
berada pada level yang lebih tinggi, kemampuan dalam meyelesaikan
soalnya juga termasuk dalam siswa dengan kemampuan baik.
7. Menurut kriteria kemampuan pemecahan masalah, Subjek pada level 0
berada pada kemampuan sangat rendah dan level 1 tergolong siswa dalam
kemampuan berpikir rendah. Sedangkan satu subjek pada level 2 tergolong
siswa dalam kemampuan baik
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berikut simpulan pada penelitian ini, yaitu.
1. Pada tes awal, siswa belum memenuhi level 0 (pengenalan) pada tahap
berpikir Van Hiele berjumlah 64% (14 siswa) dari 22 siswa, kelompok
tersebut sebagai level berpikir Pre-0. Untuk siswa yang memenuhi level 0
(pengenalan) berjumlah 27% (6 siswa) dan untuk siswa yang memenuhi
level 1 (analisis) berjumlah 9% (2 siswa).
2. Pada tes kedua, setiap subjek yang terpilih naik 1 tingkatan level berpikir
menurut teori Van Hiele
3. Subjek pada level 0 (pengenalan) mampu mengenal dan mengelompokkan
bangun berdasarkan panjang sisinya.
4. Subjek pada level 1 (analisis) memenuhi kemampuan pengenalan visual,
dan mampu membedakan bangun berdasarkan sifat yang dimiliki.
5. Subjek pada level 2 (pengurutan), memenuhi kemampuan visual, mampu
membedakan bangun berdasarkan sifatna, dan mampu mengetahui
hubungan antar bangun yang berbeda
6. Tingkat tertinggi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal adalah pada
tingkat kemampuan baik. Subjek ada level 0 dengan kemampuan sangat
rendaah, subjek pada level 1 dengan kemampuan rendah, dan subjek pada
level 2 dengan kemampuan baik.
7. Kemampuan berpikir siswa menyelesaikan soal geometri berdasarkan teori
Van Hiele berada pada kemampuan baik dengan level tertinggi level 2
(pengurutan).
8. Tingkat berpikir geometri sangat berpengaruh dengan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal. Karena ketika siswa belum sampai pada tahap
yang lebih tinggi, maka kemampuannya juga tergolong rendah.
59
60
B. Saran
Berikut adalah saran pada penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru matematika, utamanya pada kelas VIII agar kreatif dalam
menentukan metode pembelajara sehingga penerapannya mampu
mengembangkan kemampuan siswa setelah mengetahui aktivitas belajar
dan kaarakteristik siswa dalam pemecahan masalah. Guru sebaiknya
menyediakan alat praga atau fasilitas ketika pembelajran geometri.
2. Bagi siswa, agar teliti dalam menyelesaikan soal. Usahakan mengaasah
kemampuan berpikirnya sehingga kreatif dalam menyelesaikan soal. Pada
pemahaman konsep, siswa harusnya memahami konsep bukan hanya
sekedar mengahafal.
3. Bagi peneliti lain, kiranya mampu menganalisis secara mendalam tentang
kemampuan siswa menyelesaikan soal geometri khususnya segitiga
berdasarkan teori Van Hiele.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Zahratul dkk. 2018. Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa Berdasarkan Teori
Van Hiele pada Materi Segiempat Kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika. Vol.3. No. 2, h.76.
Duma, Sonny Yalty dan Karni Patandianan. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Kelas VIII A SMP Negeri Rantetayo Berdasarkan Teori Van
Hiele. Jurnal KIP. Vol. 8. No. 1, h.30-31.
Evilina, Deni. 2019. Asyiknya Belajar Bangun Datar dan Bangun Ruang.
Semarang: ALPRIN
Farida, Jumlatul dkk. 2018. Proses Berpikir Siswa Kelas VII dalam Memecahkan
Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Siswa. SIGMA. Vol. 4.
No. 1, h.9.
Hari, Bayu Sapta. 2019. Mengenal Bangun Datar. Bandung: Penerbit Duta
Kamaria. 2016. Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Relasi dan Fungsi pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri Buti Merauke. MASGISTA. Vol. 3. No. 1,
h.32.
Musa, Lisa Aditya Dwiwansyah. 2016. Level Berpikir Geometri Menurut Teori
Van Hiele Beradsarkan Kemampuan Geometri dan Perbedaan Gender
Siswa Kelas VII SMPN 8 Pare-Pare. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Vol. 4. No. 2, h.106.
Nurani, Itsnaniya Fatwa dkk. 2016. Level Berpikir Geometri Van Hiele
Berdasarkan Gender pada Siswa Kelas VII SMP Islam Hasanuddin Dau
Malang. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 5, h. 978-979.
Octavia, Bella. 2020. Jenis, Keliling, & Luas Segitiga: Rumus, Contoh Soal dan
Pembahasan. (https://www.zenius.net/blog/23331/rumus-keliling-luas-
segitiga-contoh-soal) . diakses pada tanggal 28 Januari 2021, pukul 01.20
Witaa
Ponidi dan Masayuki Nugroho. 2020. Modul 8 Segi Empat dan Segitiga. Direktorat
Sekolah Menengah Pertama : Jakarta
Sholihah, Silfi Zainatu dan Ekasatya Aldila Afriansyah. 2017. Analisis Kesulitan
Siswa dalam Proses Pemecahan Masalah Geometri Berdasarkan Tahapan
Berpikir Van Hiele. Mosharafa. Vol. 6. No. 2, h.295-296.
Sihotang, Kasdin. 2019. Berpikir Kritis Kecakapan Hidup di Era Digital. Depok:
PT Kanisius
Yuliana, Dewi dan Novisita Ratu. 2019. Analisis Keterampilan Dasar Visual
Geometri Siswa SMP ditinjau Berdasarkan Level Berpikir Analisis Van
Hiele. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 03. No. 02, h.548.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIA
TES 1 PERKEMBANGAN BERPIKIR VAN HIELE
VAN HIELE GEOMETRY TEST (VHGT)
Petunjuk pengerjaan:
1. Bacalah setiap soal dengan teliti
2. Berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar di lembar
jawaban yang telah disediakan
3. Gunakan tempat kosong yang telah tersedia pada lembar jawab untuk
membuat sketsa atau menggambar bangun. Jangan coret-coret kertas soal
ini!
4. Jika kamu ingin mengubah jawaban, hapuslah dengan bersih jawaban
pertama
5. Kamu punya waktu 35 menit untuk mengerjakan tes ini.
Tunggulah sampai gurumu mengatakan kamu boleh mengerjakan.
(A) K saja
(B) L saja
(C) M saja
(D) L dan M saja
(E) Semuanya adalah segiempat
(A) S saja
(B) T saja
(C) S dan T saja
(D) S dan U saja
(E) Semuanya adalah persegi Panjang
(A) J saja
(B) L saja
(C) J dan M saja
(D) Tidak ada yang termasuk jajar genjang
(E) Semuanya adalah jajar genjang
6. PQRS adalah sebuah persegi
Hubungan yang manakah yang benar dalam setiap persegi?
(A) ̅ 𝑃̅𝑅̅ dan ̅𝑅̅𝑆̅ mempunyai panjang yang sama
(B) ̅ 𝑄̅𝑆̅ dan ̅𝑃̅𝑅̅ adalah garis-garis yang saling tegak lurus
(C) ̅ 𝑃̅𝑆̅ dan 𝑄̅𝑅̅ adalah garis-garis yang saling tegak lurus
(D) ̅ 𝑃̅𝑆̅ dan ̅𝑄̅𝑆̅ mempunyai panjang yang sama
(E) Sudur Q lebih besar daripada sudut R
Manakah daari point (A)-(D) yang tidak selalu benar pada belah ketupat?
(A) Dua diagonalnya memiliki panjang yang sama
(B) Setiap diagonalnya membagi dua sudut belah ketupat
(C) Dua diagonalnya salng tegak lurus
(D) Sudut-sudut yang berlawanan mempunyai ukuran yang sama
(E) Semua poin (A)-(D) adalah benar dalam setiap belah ketupat
9. Segitiga sama kaki adalah segitiga dengan dua sisi yang panjang.
Manakah daari point (A)-(D) yang tidak selalu benar pada segitiga sama kaki?
(A) 3 sisinya haarus memiliki sisi yang sama
(B) Setiap salah satu sisinya harus lebih panjang daripada dua sisi lainnya
(C) Harus ada minimal dua buah sudut dengan besar yang sama
(D) Ketiga sudutnya harus sama besar
(E) Tidak ada dari point (A)-(D) yang selalu benar pada segitiga sama kaki
10. Dua buah lingkaran dengan pusat P dan Q berpotongan di titik R dan S
sehingga membentuk sebuah bangun segiempat PRQS.
15. Manakah sifat yang dimiliki persegi panjang tapi bukan merupakan sifat jajar
genjang?
(A) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(B) Diagonal-diagonalnya sama panjang
(C) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
(D) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(E) Tidak ada satupun diantara poin (A)-(D) yang benar
16. Berikut adalah segitiga sama sisi ACE, ABF, dan BCD yang telah disusun
pada sisi-sisi segitiga siku-siku ABC
Pernyataan bahwa ̅𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik potong, benar,
pada kondisi?
(A) Hanya pada segitiga ini kita dapat meyakini bahwa ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅
mempunyai satu titik sama
(B) Untuk beberapa (tidak semua) segitiga siku-siku,
̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik yang sama
(C) Untuk semua segitiga siku-siku, ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah
titik yang sama
(D) Untuk semua segitiga, ̅ 𝐴̅𝐷̅ , ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik yang
sama
(E) Untuk semua segitiga sama sisi, ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah
titik yang sama
21. Dalam geometri, dari 4 titik dapat dibuat 6 garis berbeda. Setiap garis terdiri
dari tepatnya dua titik. Jika titik P,Q, R, dan S garisnya adalah
{𝑃, 𝑄}, {𝑃, 𝑅}, {𝑃, 𝑆}, {𝑄, 𝑅}, {𝑄, 𝑆}, dan {𝑅, 𝑆}
22. untuk membagi tiga buah sudut artinya membagi kedalam tiga bagian ukuran
yang sama. Pada 1847, P.L. Wantzel membuktikan bawwa, dalam geometri
hal itu tidak mungkin untuk membagi tiga sudut hanya dengan menggunakan
jangka dan sebuah penggaris yang tak ditandai. Dari pembuktiannya, apa
yang dapat kamu simpulkan?
(A) Secara umu, tidak mungkin membagi dua sudut hanya menggunakan
sebuah jangka dan sebuah penggaris yang tidak ditandai
(B) Secara umum, tidak mungkin membagi tiga sudut hanya mengunakan
sebuah jangka dan sebuah penggaris yang ditandai
(C) Secara umu, tidak mungkin membagi tida sudut menggunakan beberapa
alat gambar
(D) Tetap mungkin bahwa di masa mendatang seseorang mungkin
menemukan sebuah jalan yang umum untuk membagi tiga sudut hanya
menggunakan sebuah janggi dan sebuah penggaris yang tak ditandai
(E) Tidak akan pernah ada orang yang dapat menemuka msebuah metode
umum untuk membagi tiga sudut hanya menggunakan sebuah jangka
dan sebuah penggaris yang tidak ditandai
24. Dua buku geometri mendefinisikan kaa persegi panjang dengan cara yang
berbeda.
Yang manakah yang benar?
(A) Salah satu buku terdapat kesalahan
(B) Salah satu definisi salah. Tidak boleh ada dua definisi yang berbeda
untuk persegi panjang
(C) Persegi panjang dalam salah satu buku pasti mempunyai karakteristik
berbeda dari buku yang lain
(D) Persegi panjang dalam salah satu buku pasti memiliki karakteristik yang
sama seperti itu dalam buku yang lain
(E) Karakteristik persegi panjang dalam dua buku mungkin berbeda
Soal :
1. Perhatikan gambar berikut !
Di antara gambar-gambar segitiga di atas, yang mana sajakah (sebut hurufnya) yang:
a. Ketiga sisi tidak sama panjang
b. Dua sisinya sama panjang
c. Ketiga sisinya sama panjang
d. Salah satu sudutnya siku-siku
e. Salah satu sudutnya tumpul dan dua sisinya sama panjang
f. Dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku
3. Jika sebuah persegi digunting menurut salah satu diagonalnya, maka akan terbentuk
dua segitiga yang kongruen. Jelaskan jenis segitiga apa yang terjadi !
.....SELAMAT BEKERJA.....
KUNCI JAWABAN
Catatan:
Tidak menjawab 0
Menjawab tetapi salah 1
Menjawab tetapi Langkah-langkah kurang tepat 2
Menjawab dengan tepat 3
Hasil Jawaban S2
Hasil Jawaban S3
Hasil Jawaban S4
Hasil Jawaban S5
Hasil Jawaban S6
Subjek 1
Soal level 0
P : coba perhatikan soal no.1 tersebut, apakah kamu sudah mengerti?
S1 : mengerti kak
P : bagaimana cara kamu mengerjakannya?
S1 : dengan melihat gambarnya
P : oke, coba perhatikan soal 1a. mana saja gambar tersebut yang ketiga
sisinya tidak sama panjang?
S1 :A
P : ada lagi?
S1 : D, G, dan H kak
P : kalau E termasuk gak?
S1 : tidak
P : kenapa?
S1 : karena dua sisinya sama
P : oke, kenapa dilembar jawaban kamu E termasuk?
S1 : (terdiam)
P : oke lanjut, kalau yang memiliki dua sisi yang sama panjang dan sudutnya
siku-siku?
S1 : F dan B
P : kamu tau yang mana yang disebut dengan sisi?
S1 : iya kak. salah satu garis segitiga (menunjuk gambar C)
P : kalau sudut siku-siku?
S1 : (terdiam)
P : selanjutnya apa kamu tau nama bangun dari gambar A, B dan C?
S1 : C segitiga sama sisi, B segitiga sama kaki.
P : kalau A?
S1 : mungkin segitiga sembarang, karena tidak sama sisinya.
Soal Level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S1 : cari sifatnya dari sisinya
P : maksudnya? Bisa dijelaskan?
S1 : ya dilihat dari sisinya. Kan yang ditanyakan segitiga sama sisi, berarti
memiliki 3 sisi.
P : kenapa hanya menyebutkan satu ciri saja?
S1 : karena hanya itu yang saya tau.
P : tapi kamu tau bentuk bangunnya seperti apa?
S1 : iya
P : dari mana kamu tau kalau segitiga sembarang itu sudutnya tidak sama
besar? S1 : (terdiam)
Soal level 2
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S1 : (terdiam)
P : apakah kamu mengerti dengan soal nomor 3?
S1 : tidak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S1 : tidak
Subjek 2
Soal level 0
P : bagaimana cara kamu mengerjakan soal nomor 1?
S2 : lihat gambar
P : coba perhatikan gambar di nomor 1, manakah gambar yang ketiga sisinya
tidak sama panjang?
S2 : D dan G.
P : ada yang lain?
S2 : tidak.
P : A dan H termasuk tidak?
S2 : karena kalau saya lihat, sepertinya sisi yang ini (sambil menunjuk sisi yang
berhadapan) sama panjangnya.
P : jadi tidak termasuk?
S2 : tapi tidak ada garis 2 disisinya.
P : jadi termasuk atau tidak?
S2 : mungkin tidak karena terlihat sama.
P : oke selanjutnya, manakah gambar yang salah satu sudutnya siku-siku?
S2 : F dan H
p : ada lagi?
P : apa yang kamu tahu tentang sudut siku-siku?
S2 : yang ada gambar pada sudutnya (sambil menunjuk gambar persegi di sudut
gambar F)
P : oke, kalau A termasuk tidak?
S2 : tidak
P : bisa beri penjelasan kenapa tidak?
S2 : karena disudutnya berbeda dengan F dan G
P : kamu tahu nama bangun dari setiap gambar?
S2 : tidak
Soal level 1
P : untuk nomor 2, kenapa tidak dapat menyelesaikan soal ini?
S2 : tidak tau sifatnya
P : kalau bentuknya, kamu tau seperti apa bentuk segitiga sama kaki?
S2 : (terdiam)
P : oke, untuk bangun yang memiliki tiga sisi yang sama dan besar sudutnya
masing-masing 600, kamu tau bangun apa itu?
S2 : tidak
Soal level 2
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S2 : tidak tau nama segitiganya
P : begitu kamu sudah tau bentuknya?
S2 : tidak
P : terus kenapa bilang tidak tau namanya?
S2 : karena disoal disuruh tebak segitiga apa
P : oh oke, kamu tahu bentuk persegi?
S2 : tahu kak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S2 : tidak
Subjek 3
Soal level 0
P : coba perhatikan nomor 1, mana saja yang ketiga sisinya tidak sama
panjang? S3 : G, H
P : ada yang lain?
S3 : A, D
P : ada lagi?
S3 : tidak.
P : oke, sebutkan semuanya yah kalau ada 5 yah sebutkan semuanya.
P : kalau dua sisinya sama panjang?
S3 : B, E, F
P : kalau yang salah satu sudutnya siku-siku?
S3 : A, F, H
P : apa yang kamu ketahui tentang sudut siku-siku?
S3 : yang tegak lurus, berbentuk seperti siku (sambil memperagakan tangannya)
Soal level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S3 : menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana bisa kamu mengetahui sifat-sifatnya?
S3 : dari bentuknya
P : oke, ada sifat lain yang kamu ketahui selain yang kamu tuliskan dilembar
jawaban?
S3 : tidak ada kak
Soal level 2
P : bagaimana cara kau menyelesaikan soal 3?
S3 : dengan menebak
P : oke, bangun apa yang akan terjadi dari bangun persegi yang digunting
menurut salah satu diagonalnya?
S3 : segitiga sama sisi
P : oke, kenapa kamu bisa mengira bahwa segitiga sama sisi yang akan
terjadi? S3 : karena persegi kan sisinya semua sama
P : kamu paham apa itu diagonal?
S3 : tidak
P : lalu bagaimana kamu bisa mengira kalau itu segitiga sama sisi jika
diagonal saja kamu tidak tahu?
S3 : kira-kira saja kak
P : apa yang kamu tau tentang segitiga sama sisi?
S3 : segitiga yang memiliki sisi yang sama
Subjek 4
Soal level 0
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 1?
S4 : lihat gambar
P : apakah kamu sudah yakin dengan jawaban kamu?
S4 : iya yakin
P : pada soal 1b, kamu sudah yakin dengan jawabannya?
S4 : iya
P : apa yang kamu tau tentang sisi pada bangun datar?
S4 : garis-garisnya, yang di sambung jadi bentuk segitiga
P : jadi gambar C memiliki 3 sisi yang sama atau 2?
S4 : 3. Oh saya kira 1b itu yang di tanyakan kek minimal ada 2 sisinya yang sama
panjang kak.
P : kalau sudut siku-siku, kamu paham seperti apa itu sudut siku-siku?
S4 : iya, seperti sudut meja.
P : untuk besar sudutnya berapa?
S4 : tidak tau kak.
P : untuk gambar C kamu tau nama bangunnya?
S4 : segitiga sama sisi
P : kalau gambar A?
S4 : segitiga sembarang
Soal level 1
P : pada nomor 2, bagaimana cara kamu menyelesaikannya?
S4 : dengan mencari sifatnya
P : bagaimana cara kamu mencarinya?
S4 : dilihat dari panjang sisinya saja. Kalau segitiga sama kaki yah berarti sisinya
ada 2 yang sama. Kalau segitiga sama sisi yah semua sisinya sama.
P : kenapa hanya satu ciri saja yang dituliskan?
S4 : karena hanya itu saja yang saya tau kak
P : kenapa tidak menuliskan besar sudutnya juga?
S4 : (terdiam)
P : oke, terus untuk soal 2c, bagaimana kamu tau kalau segitiga sembarang itu
memiliki sudut yang tidak sama besar?
S4 : karena dilihat dari namanya saja sudah sembarang.
P : kalau bentuknya, kamu tau bagaimana bentuk dari ketiga segitiga itu?
S4 : iya tau.
P : bisa ditunjukkan gambarnya pada soal nomor 1?
S4 : A segitiga sembarang, B segitiga sama kaki, C segitiga sama sisi
Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menjawab soal nomor 5?
S4 : ilustrasi
P : kira-kira segitiga apa yang akan terjadi dari persegi tersebut?
S4 : segitiga yang sama panjang
P : dihasil jawaban kamu, kamu tulis segitiga 2 sisi yang sama siku. Bisa
dijelaskan?
S4 : (terdiam)
P : oke, apa kendalanya saat menyelesaikan soal ini?
S4 : menebak segitiganya.
P : bisa dijelaskan lebih jelas?
S4 : susah kak, saya tau segitiga tapi gak tau segitiga apa itu.
P : oke, , kamu tau ada berapa saja segitiga?
S4 : segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga sembarang
P : oke, itu kalau di tinjau dari panjang sisinya. Kalau dari sudutnya?
S4 : (terdiam)
P :kamu tau apa yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?
S4 : mungkin segitiga yang sudutnya siku
Subjek 5
Soal level 0
P : cara kamu menyelesaikan soal ini bagaimana?
S5 : lihat gambar
P : ada kendala dalam menyelesaikannya?
S5 : tidak
P : kamu sudah yakin dengan semua jawaban kamu di nomor 1?
S5 : iya
P : coba lihat kembali soal nomor 1, gambar yang memiliki dua sisi yang sama
panjang dan salah satu sudutnya siku-siku yang mana?
S5 : gambar F
P : gambar B termasuk gak?
S5 : tidak
P : kenapa?
S5 : karena sudutnya bukan siku-siku
P : berapa besarnya itu sudut siku-siku?
S5 : 90 derajat
P : dari mana tau kalau 90 derajat?
S5 : karena setengah lingkaran itu 180, kalau dibagi 2 berarti 90
Soal level 1
P : untuk nomor 3, ada kendala?
S5 : tidak
P : kenapa hanya 1 saja ciri yang disebutkan?
S5 : karena hanya itu yang diketahui
P : bagaimana kamu bisa mengetahui kalau segitiga sama sisi itu memiliki tiga
sisi yang sama panjang?
S5 : dengan melihat gambar soal nomor 1
P : oke, kan kamu sudah tau gambarnya, kira-kira kamu tau gak berapa besar
sudutnya?
S5 : 600
P : satu sudut saja, atau semuanya?
S5 : semuanya, kan sisinya sama otomatis sudutnya juga sama
P : oke, kalau sudut dari segitiga sama kaki, tau gak besarnya berapa?
S5 : gak
P : kalau simetri lipat atau simetri putarnya, kamu tau?
S5 : tidak
Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 3?
S5 : dimisalkan
P : apa nama bangunnya?
S5 : segitiga siku-siku
P : bagaimana kamu bisa tau?
S5 : begini kak (sambil memperlihatkan caranya melipat kertas soal kemudian di
lipat menjadi dua sehingga membentuk segitiga)
P : apa yang kamu tau tentang segitiga siku-siku?
S5 : segitiga yang punya sudut 900
P : kira-kira kenapa bisa persegi panjang menjadi segitiga siku-siku?
S5 : karena sudut pada persegi panjang itu 900, secara otomatis kalau dibagi dua
kayak begini (sambil menunjuk kertas yang tadi dilipat) tidak merubah besar
sudut ini (sambil menunjuk sudut siku-siku).
P : oke terus, berapa jenis segitiga yang kamu tau?
S5 : segitiga sama kaki, sama sisi, sembarang, siku-siku, lancip, dan segitiga
tumpul
P : untuk bentuknya semua kamu tau?
S5 : iya.
Subjek 6
Soal level 0
P : ada kendala dalam menyelesaikan soal nomor 1?
S6 : tidak
P : bagaimana cara kamu mengelompokkannya?
S6 : (diam)
P : misal nih, bagaimana kamu tau kalau gambar A, D, G, dan H itu memiliki sisi
yang tidak sama panjang. Terus gambar A,F, dan H termasuk gambar yang
memiliki sudut sik-siku. Bagaimana?
S6 : lihat gambar
P : bisa dijelaskan lebih detail?
S6 : kan kalau ketiga sisinya tidak sama panjang, yah tinggal lihat disisinya ada
garis dua tidak. Kalau tidak ada begitu artinya sisiya tidak sama panjang.
P : oke, bagaimana dengan gambar yang memiliki sudut siku-siku?
S6 : ada dua garis yang tegak lurus seperti huruf L.
P : untuk besar dari sudut siku-siku kamu tahu berapa?
S6 : 900
P : untuk nama bangun dari gambar F apakah kamu tau?
S6 : segitiga siku-siku
Soal level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal ini?
S6 : dengan menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana kamu bisa tahu sifatnya?
S6 : dilihat dari bentuknya pada nomor 1
P : oke, ada sifat lain lagi yang kamu ketahui selain panjang sisi dan besar
sudutnya?
S6 : tidak ada
P : kamu tau simetri putar ataupun simetri lipat?
S6 : tidak
P : oke baik
Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menerka bangun yang akan terjadi dari persegi?
S6 : dengan menggambar (sambil memperlihatkan gambar persegi yang dibagi
dua menjadi dua segitiga)
P : bangun apa yang terjadi?
S6 : segitiga siku-siku
P : kenapa bisa segitiga siku-siku?
S6 : karena persegi kalau di potong dari sudut yang berhadapan, akan menjadi
segitiga
P : iya, terus bagaimana kamu bisa menebak kalau itu segitiga siku-siku?
S6 : karena sudutnya persegi itu sudut siku-siku
P : jadi segitiga siku-sikut itu apa?
S6 : segitiga yang sudutnya siku-siku dengan besar sudut 900
LAMPIRAN C
ADMINISTRASI
i.
Pendidikan Matematlka
Mahasiswa dapat ineiigil uti ujian sLvipsi jiLa telah inel‹iluikait penibiiubiiigan minimal
3 (tiga) kali dan telah dfiei ui oleh pembiinbing.
Makassar, / - - o›x -2o2-t-
Mengetahui,
Xetua Program Staéi
Pendidikan Matematlka
KARTU KONTROL BIMBINGAN PERANGR4T
PEMBELA.IARAN / INSTRUJIEN PENELITIAN
NAMA MAHASISWA : Fauzia Handay;ini Kartini Fanoiong
NIM : 10536 11102 17
PROGRAM STUI)I : Pcndidikan Matematika
JUDUL PROPOSAL . AnaJisis Kemampuan Bcrpikir Siswa Menyelesaikan Seal
Gcomctri BCTdasarkan Teori Van Hicle pada Sisis'a Kcla.s
VII UPT SMP Ne@el i 3 Bontnnompo
PEMBIMBING 11 1. D . Baham11a1, M.Pd.
II. Dr. Haerul Syain, M.Pd.
Tanda ,
Uraian Perbaikan
Mengetaliui,
Ketua Program Studi
didikan iYIatematika
xanwxomnozai»ramuan
PERANGYtAT PEMBELAJARAN /INSFRUMEN PENE.LITIAN
NAMA MAHASISWA : Fauzia Handeyani Martini
Fanolong NIM : 10536 1 1 102 17
PROQRAM STUDI : Pendidikan Matensatika
fl3£iUL PROPOSAL :’ Analisis’ Kemampuan Beipikir Siswa Menyelesaikan Soal
Gcomein :Berdasarkan Teori Var Hicle pada Siswa Kelas
VII UPT SMP Negeri 3 Bontonnmpo
: 1. £ié. Baharullah, M.Pd.
11. Dr. Haeiul Shri, M.Pd.
Tanda
No. RxrUTx*gg% Urakn Perbaikan Tangad
N.oMfu/1 :
Mahasi iv'a dapat illufokukaii .validasi peraugkut pemhelajoro dan atau instruuieii
penel’Hian .setelah melalui“pi’o.se.s penibiinhiiigaii dari lelafi disetiijiii oleh peinhinihing.
Makassar, |g - H› v - 2021
Mengetahui,
Ketua Program Studi
eudidihan Matenintiko
Catataii
Mahasiswa dayai inengikuli seni‘inai propos‹il jika relish inelnkv!uii peitibimbinq•an
minimal 3 (tiga) kali dari telah disetiijiii oleh peinbimbiiip.
Makassar, It
Mengetahui,
Kelua Program Studi
ndidikan Matematika
Mukhlis S.Pd.
M.Pd-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
h
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA " n
''
Tanda Tangon
l3ari/ "tanggal Uraian Perbaikan
'endidiliaii M:iteiniitika
: 10536 11102 17
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka proposal ini telah memenuhi syarat
dan layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji ujian proposal pada Program
Universitas
Miihanimadiyah Makassar.
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Makassar,......................................20$|
Ketua Prodi
FAKULTAS KEOURUAN DAN ILMU PZN¥BDBfAN ''
BERIYA ACARA
Dari Mahasiswa :
Nama
Stambuk/NIM .- : ...).* ..?f!.....! .................:..›................
Jurusan : .. . ..I*..?.... .^.......:..............
Moderatbr .
Hajstl Seminar .
. ABmaUTelp : ... .'. .“..“. @.. ..................../.......
Dengan penjelasan sebagai berikut : ' ' ”””
Penanggap II : “ • M, N•$6. (,
Penanggap III : u (
Penanggap iV : ^ â(
Nema
la Sekolah,
.P I4ED. .
MQ STd„ M.M
&M@0O989031016
PERSETUJUAN PEMBIMBING
: Pendidi)£8E Matematika
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi syarat
dan layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi pada Proyarn- Studi
Muhamniadiyah Makassar.
Makassar, / - - 7• >x
Dlsetujui Oleh:
Peinbimbing 1 Penibimbing II
Mengetahui,
Unismuh Makassar
M.Pd.
Dosen Pendidikan Matematika
Mengetahui,
" •i'•' a Laboratorium Pembelajaran
Matematika
III’: 08$7577G04DI
LAMPIRAN E
PPT
ANALYSIS KEMAfifPUAN BERPIKm SISWA hfEHYELESAIKAN
SOAL GEOMETRY BERDASARKANTEORI VAN BIKkR PADA SDEWA
KELAS VOI SMP NEGERI 3 BONTONOMPO
diyah M
LATAR BE “ "
PEMBE
. @* TUJ UAN PE N
ELITIAN S M I W Saad G etri
K E M AM p UA N B ER PI KI R
S E G ITI GA
TE 0 RI VA N H I E LE
P e n e I i IN
MET0DE PENELITIAN
JMIS PENELJTTAN
INSTRUMEN PENEMTIAN
JcrniK PEnGuuPuran
FOKUS PMELJTIAN DATA
PROSEDUR PENELITIAN
KEAOSAHAN DATA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pemb
Temuan
SIMPULAN DAN SARAN
•T H A N K YO U !
• AN Y QU ESTIO N S?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP