Anda di halaman 1dari 125

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MENYELESAIKAN SOAL

GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA SISWA KELAS


VIII SMP NEGERI 3 BONTONOMPO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Fauzia Handayani Kartini Fanolong


NIM 105361110217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FEBRUARI 2022
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : Fauzia Handayani Kartini Fanolong

NIM : 105361110217

Program Studi : Pendidikan Matematika

: Analisis Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan


Judul Skripsi Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 15 Februari 2022


Yang Membuat Pernyataan

Fauzia H.K. Fanolong


NIM. 105361110217

iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Fauzia Handayani Kartini Fanolong

NIM : 105361110217

Program Studi : Pendidikan Matematika

: Analisis Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan


Judul Skripsi Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut.

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1,2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 15 Februari 2022


Yang Membuat Perjanjian

Fauzia H.K. Fanolong


NIM. 105361110217

iv
v
Motto dan Persembahan

Orang laeng bisa, kanapa ale seng?


Orang laeng jadi, kanapa ale seng?
Samua minum dari tampurung yang sama.
**
Saya datang. Saya bimbingan. Saya revisian. Dan saya tumbang.
**
Wisuda setelah 5 tahun kuliah adalah kesuksesan yang tertunda.
**

Ku persembahkan Skripsi ini untuk kedua orang tua,


keluarga, guru, sahabat, dan semua pihak yang selalu bertanya
“Kapan ACC?” “Kapan Ujian?” “Kapan Wisuda?” dan kapan-
kapan yang lain.

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah kejahatan, bukan sebuah aib. Alangkah
kerdilnya jika mengukur kepintaran seseorang hanya dari siapa yang paling cepat lulus. Bukankah
sebaik- baik skripsi adalah skripsi yang selesai? Baik itu selesai tepat waktu maupun selesai diwaktu
yang tepat.

vi
ABSTRAK

Fauzia Handayani Kartini Fanolong. 2022. Analisis Kemampuan Berpikir


Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Baharullah dan Pembimbing II
Haerul Syam.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir siswa


dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan teori van hiele. Level berpikir
geometri menurut Van Hiele terbagi menjadi 5 yaitu: (1) level 0 (pengenalan), (2)
level 1 (analisis), (3) level 2 (pengurutan), (4) level 3 (deduksi), dan (5) level 4
(akurasi). Jenis penelitian yang digunakan adlah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen tes yang digunakan Van Hiele
Geometry Test (VGHT), tes kemampuan geometri segitiga, dan pedoman
wawancara. Penelti memilih 6 siswa yang dijadikan subjek penelitian dari 22
siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 3 Bontonompo berdasarkan pencapaian level
berpikir Van Hiele yaitu dimulai dari level pra-0 sampai level 1 (analisis). Teknik
pengumpulan data yaitu dengan tes tertulis dan wawancara. Teknik analisis data
penelitian adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi metode. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap subjek menaiki 1 tingakatan level pada
tes kemampuan geometri segitiga. Subjek pada level 0 mampu mengenal bentuk
secara visual, dan menggambar. Subjek pada level 1 mampu mengenal bentuk
beserta sifat-sifat dari setiap bangun. Adapun subjek pada level 2 mampu
mengenal bentuk secara visual, menggambar, logika dan terapan. Sedangkan
tingkat tertinggi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal berada kemampuan
baik.

Kata Kunci: Kemampuan berpikir,Teori Van Hiele, Segitiga.

vii
KATA PNGANTAR

Assalamu‘alaikum Wr. Wb.

Untaian rasa syukur penulis haturkan kepada Sang Penguasa Alam yang
Hakiki Tuhan Allah SWT, yang senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan
dan menyertai dalam setiap desah nafas. Ya Rabb yang selalu mencurahkan
segenap kasih dan sayang-Nya serta mengukir dan mendesain rencana-rencana
yang indah untuk setiap insan yang telah meniti dijalan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada
Siswa Kelas VII UPT SMP Negeri 3 Bontonompo”. Sholawat dan salam
semoga akan tetap tercurahkan kepada baginda junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatn-Nya yang telah memberikan
petunujuk menuju jalan-Nya cahaya untuk menggapai Ridho-Nya.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan skripsi
ini. Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan melainkan ucapan terimakasih kepada
kedua orang tua Ismail Fanolong dan Farida yang telah berjuang, berdo’a,
mengasuh, membesarkan, mendidik dengan penuh perjuangan, kesabaran dan
kasih sayang. Serta terimakasih telah membiayai Peneliti dalam proses pencarian
ilmu ini.
Penulis juga mengucapkan terimkasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar

viii
5. Bapak Dr. Baharullah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.
Haerul Syam, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II.
6. Bapak Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd dan Ibu Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku
Validator pada Instrumen Penelitian
7. Para Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
8. Bapak H. Danial, S.Pd., M.Si., selaku Kepala SMP Negeri 3 Bontonompo yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian
disekolah tersebut.
9. Ibu Darma, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi Matematika Kelas VIII SMP
Negeri 3 Bontonompo yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.
10. Seluruh siswa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo yang telah
bekerjasama dalam penelitian ini
11. Seluruh keluarga dan sahabat yang telah memberikan bantuan dan spirit kepada
peneliti
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang
tidak bisa ditulis satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan
pahala dan hikmah dari Allah SWT. Peneliti menyadari dalam skripsi ini masih
banyak hal yang tak mudah untuk dihadapi. Namun berkat usaha dan bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini walaupun
terbilang masih jauh dari kesempurnaan. Maka daridari iitu peneliti dengan
senang hati menerima kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

Billahi fii sabililhaq fastabikul khaerat

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 15 Februari 2022

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................iii
SURAT PERJANJIAN.....................................................................................iv
SURAT KETERANGAN PLAGIASI.............................................................v
MOTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.............................................................................................6
1. Level Berpikir........................................................................................6
2. Teori Van Hiele......................................................................................11
3. Geometri.................................................................................................15
B. Penelitian Relevan........................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................................22
B. Fokus Penelitian...........................................................................................22
C. Lokasi dan Subjek Penelitian.......................................................................22
D. Prosedur Penelitian......................................................................................22
E. Instrumen Penelitian....................................................................................23
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................24
G. Teknik Analisis Data....................................................................................25

H. Keabsahan Data............................................................................................27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
x
A. Hasil Penelitian............................................................................................28
B. Pembahasan..................................................................................................55
C. Temuan penelitian........................................................................................58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan......................................................................................................59
B. Saran............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

x
i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele.......................9


Tabel 2.2 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah.........................................11
Tabel 2.3 Indikator Tingkat Berpikir Van Hiele.................................................13
Tabel 2.4 Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele Materi Bangun Datar..........14
Tabel 4.1 Daftar Nama Kode Subjek Penelitian.................................................28
Tabel 4.2 Indikator Level 0 geometri Van Hiele................................................29
Tabel 4.3 Indikator Level 1 Geometri Van Hiele...............................................31
Tabel 4.4 Indikator Level 2 Geometri Van Hiele...............................................33

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga............................................................................................15


Gambar 2.2 Segitiga ABC dengan Sisi a,b dan c................................................16
Gambar 2.3 Tinggi Segitiga................................................................................16
Gambar 2.4 Segitiga Sama Kaki.........................................................................17
Gambar 2.5 Segitiga Sama Sisi...........................................................................17
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang.........................................................................17
Gambar 2.7 Segitiga Lancip................................................................................17
Gambar 2.8 Segitiga Siku-siku...........................................................................18
Gambar 2.9 Segitiga Tumpul..............................................................................18
Gambar 2.10 Segitiga Tumpul Sama Kaki.........................................................18
Gambar 2.11 Segitiga Siku-siku Sama Kaki......................................................18
Gambar 2.12 Segitiga Lancip Sama Kaki...........................................................18
Gambar 2.13 Keliling Segitiga............................................................................19
Gambar 2.14 Luas Daerah Segitiga....................................................................19
Gambar 4.1 Hasil Tes S1 Soal Nomor 1.............................................................30
Gambar 4.2 Hasil Tes S1 Soal Nomor 2.............................................................32
Gambar 4.3 Hasil Tes S2 Soal Nomor 1.............................................................34
Gambar 4.4 Hasil Tes S2 Soal Nomor 2.............................................................36
Gambar 4.5 Hasil Tes S3 Soal Nomor 1.............................................................38
Gambar 4.6 Hasil Tes S3 Soal Nomor 2.............................................................40
Gambar 4.7 Hasil Tes S3 Soal Nomor 3.............................................................41
Gambar 4.8 Hasil Tes S4 Soal Nomor 1.............................................................42
Gambar 4.9 Hasil Tes S4 Soal Nomor 2.............................................................44
Gambar 4.10 Hasil Tes S4 Soal Nomor 3...........................................................45
Gambar 4.11 Hasil Tes S5 Soal Nomor 1...........................................................47
Gambar 4.12 Hasil Tes S5 Soal Nomor 2...........................................................48
Gambar 4.13 Hasil Tes S5 Soal Nomor 3...........................................................50
Gambar 4.14 Hasil Tes S6 Soal Nomor 1...........................................................52
Gambar 4.15 Hasil Tes S6 Soal Nomor 2...........................................................53
Gambar 4.16 Hasil Tes S6 Soal Nomor 3...........................................................54

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu dan sumber dari segala ilmu. Matematika
memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh aktivitas
kehidupan manusia bersinggungan dengan matematika. Dalam pekembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika memiliki peranan penting.
Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika di pelajari
mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Pemahaman dalam matematika juga
dijadikan sebagai prasyarat untuk dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang
lebih tinggi. Pada umumnya, siswa hanya mampu menyelesaikan masalah saja
tanpa memahami aplikasinya. Akibatnya siswa merasa kesulitan dalam
memahami matematika meski telah mengenal matematika sejak TK ataupun SD.
Oleh karena itu, agar dapat memahami matematika dibutuhkan pengertian,
pemahaman, dan keterampilan terhadap pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar dan mengajar yang
mempelajari ilmu matematika dengan tujuan membangun pengetahuan
matematika agar bermanfaat dan mampu mempraktekkan hasil belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika juga bagi
siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian
maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para siswa di biasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak
dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa diberi pengalaman menggunakan
matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi.
Misalnya dalam pembelajaran segitiga, siswa diberi pemahaman tentang konsep-
konsep segitiga, kemudian siswa disuruh menyimpulkan atau menyampaikan
informasi yang mereka pahami seperti bentuk segita seperti atap rumah.
Depdiknas dalam Siagian (2016) menyatakan tujuan pembelajaran
matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

1
2

1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan konsep antar konsep


dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta 5) memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Turmudi dalam Siagian (2016) yang memandang bahwa pembelajaran
matematika selama ini kurang melibatkan siswa secara aktif, sebagaimana
dikemukakannya bahwa “pembelajaran matematika selama ini disampaikan
kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari
guru saja sehingga derajat “kemelekatannya” juga dapat dikatakan rendah”.
Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan
dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasainya. Hal ini
menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas tajam dalam
ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam
memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan
oleh gurunya, sehingga siswa malas dalam berpikir.
Proses berpikir merupakan proses tingkah laku menggunakan pikiran
untuk mencari suatu makna, atau menyelesaikan masalah. Seseorang berpikir
biasanya karena ada suatu masalah yang sedang menimpanya. Sedangkan
berpikir matematika adalah cara berpikir berkenaan dengan proses matematika
atau cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematika yang sederhana
maupun yang kompleks. Dengan demikian berpikir matematika lebih luas
cakupannya. Dalam penyusunan materi ajar geometri, diharapkan sesuai dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa. Untuk dapat menentukan tingkat
berpikir siswa,
3

guru harus mampu mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan


soal/masalah, sehingga dapat mengetahui tingkat proses berpikir siswa.
Menurut Van De Walle dalam Musa (2016) tidak semua orang berpikir
tentang ide-ide geometri dengan cara yang sama. Hal ini dikarenakan
kemampuan yang berbeda-beda, maka taraf perencanaan pembelajaran yang
tepat dan sesuai akan mempengaruhi proses pembelajaran, sehingga tingkat
sajian pembelajaran atau tugas terlalu jauh dari tingkat berpikir siswa maka
mereka tidak siap belajar. Pembelajaran yang tidak sesuai dengan tingkat
berpikir siswa kemungkinan besar akan mengakibatkan siswa mengalami
kesulitan karena apa yang disajikan pada siswa tidak sesuai dengan kemampuan
siswa dalam menyerap materi yang diberikan. Tentunya, semua orang sama,
tetapi semua juga dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir dan menimbang dalam konteks geometri.
Menurut Nurani dkk (2016), teori mengenai proses perkembangan yang
dilalui siswa dalam mempelajari geometri adalah teori Van Hiele. Van Hiele
menyatakan bahwa dalam mempelajari geometri siswa mengalami
perkembangan kemampuan berpikir melalui level-level tertentu. Terdapat 5 level
berpikir yang dikemukakan Van Hiele dalam pembelajaran geometri, yaitu level
0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (pengurutan), level 3 (deduksi), dan
level 4 (akurasi). Setiap tahap menggambarkan proses pemikiran yang
diterapkan dalam konteks geometri. Pada siswa SMP kelas VIII karakteristik
berpikir geometri masih berada pada level 0 (visualisasi) dan level 1 (analisis).
Pada level visualisasi siswa mampu mengidentifikasi suatu bangun namun
belum memahami sifat bangun dan pada level analisis siswa mampu
mengidentifikasi sifat sebuah bangun dengan cara mengukir atau melipat namun
tidak secara terperinci pengidentifikasian terhadap sifat-sifat bangun.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang
dikuasai oleh Sebagian besar siswa. Masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar geometri sehingga prestasi siswa dalam geometri tidak
memuaskan. Pembelajaraan geometri secara konvensional tidak
mempertimbangkan perbedaan tingkat berpikir siswa dalam geometri. Hal
tersebut akan menghambat kemajuan tingkat berpikir dan kemampuan dalam
4

geometri. Oleh karena itu, dalam memandu pengajaran geometri, guru perlu
mengembangkan sebuah model pembelajaran berbasis teori Van Hiele yang
dapat merespon kebutuhan semua siswa yang mungkin bervariasi dalam tingkat
berpikir dan kemampuan geometrinya.
Berdasarkan keterangan dari guru mata pelajaran SMP Negeri 3
Bontonompo, siswa terkadang kebingungan mengenai pemahaman geometri.
Ketika mengerjakan soal terkait penggabungan bangun, maka siswa masih sulit
mengenali jenis bangun berdasarkan jenis dan sifatnya. Begitupun dalam
aplikasi geometri pada kehidupan sehari-sehari, daya khayal serta kemampuan
mengekspresikan dibutuhkan supaya terselesaikan dengan akurat walaupun
siswa sudah mempelajari sebelumnya, faktor tersebut dipengaruhi oleh
kecerdasan siswa yang berbeda-beda.
Pengajaran geometri yang baik harus sesuai dengan kemampuan siswa.
Kemampuan siswa dapat dilihat dari proses berpikir siswa dalam menyelesaikan
soal-soal. Pembelajaran geometri juga perlu memperhatikan tingkat berpikir
siswa sesuai teori Van Hiele. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dari penelitian
ini yaitu bagaimana Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal
Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitia ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri
Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bisa memberikan pemikiran atau tambahan
informasi bagi perkembangan Pendidikan matematika mengenai
kemampuan berpikir siswa ketika menyelesaikan soal-soal segitiga.
2. Manfaat Praktis
Setelah mengetahui kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-
soal materi segitiga, diharapkan penelitian ini jadi pertimbangan.
a. Bagi siswa agar lebih termotivasi untuk lebih rajin belajar agar
kemampuan berpikirnya lebih bertambah dalam menguasai materi
pembelajaran.
b. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk menindak lanjuti langkah apa
saja yang perlu diambil untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya.
c. Bagi Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kemampuan Berpikir
Menurut Musa (2016) berpikir adalah aktivitas mental yang dilakukan
seseorang, dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk memecahkan / menyelesaikan
suatu permasalahan. Sedangkan Suryabrata dalam Farida dkk (2018)
mengatakan proses atau jalan berpikir itu ada tiga langkah, yaitu:
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan
atau pembentukan keputusan.
Menurut Walle dalam Aini dkk (2018), seseorang akan melalui 5 level
berpikir yang berurutan dalam pembelajaran geometri. Lima level tersebut
adalah level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level
3 (deduksi), dan level 4 (rigor / keakuratan). Tiap tingkatan tersebut
menjelaskan kemampuan berpikir siswa dalam geometri. Tingkatan berpikir
ini mendeskripsikan bagaimana siswa berpikir dan ide geometri apa yang
dipikirkan siswa, dibandingkan banyaknya pengetahuan yang siswa miliki.
Siswa akan melewati lima tingkatan berpikir menurut Van Hiele, dimana
seseorang tidak dapat melalui satu tingkatan pemikiran tanpa melewati
tingkatan terendah. Tingkatan tersebut menunjukkan kemampuan berpikir
yang dimiliki siswa saat belajar geometri.
Menurut Richard Paul dan Linda Elder dalam Sihotang (2019) ada
enam level berpikir yaitu.
a. Berpikir yang tidak reflektif
Pada level ini, orang menganggap apa yang diyakini dan merasa
sudah baik dengan sendirinya sesuai dengan apa yang diputuskan sendiri.
Pada tahap ini juga, orang cenderung memberi tempat bagi egosentrisme
dan menilai negatif orang lain, sayangnya orang itu tidak mengakui sikap-
sikap negatif itu. Cara berpikir reflektif tidak terjadi dengan sendirinya,

6
7

melainkan merupakan hasil bentukan keluarga. Dengan demikian, orang


tua yang berlevel berpikir tidak reflektif akan memperbanyak orang-orang
yang berpikir tidak reflektif pula.
b. Berpikir karena ditantang
Pada level kedua ini, tantangan membentuk pikiran siswa.
Artinya, ketika dihadapkan dengan masalah, siswa justru ditantang untuk
mencari jawabannya. Dalam mencari jawaban siswa melakukan analisa
dan pengujian terhadap pikiran. Disini pikiran siswa bekerja dengan
struktur dan menemukan kualitas-kualitas yang membuatnya bergerak
untuk mencari kejelasan, ketepatan, relevansi, kelogisan, serta mulai
membuat abstraksi. Jadi, pada tingkat ini siswa menyadari siapa dirinya,
apa dampak keputusan serta kualitas kehidupan diri sendiri.
c. Berpikir untuk tumbuh dan berkembang
Pada level ini, siswa mulai berpikir serius. Tingkat ketiga ini
merupakan tahap realisasi dan pengembangan kekuatan kehendak. Disini
kesadaran dibangkitkan lebih besar lagi. Dalam tahap ini, siswa sudah
mengakui hakikat dan kedalaman masalah. Adapun ciri utama dalam
tingkat ini yaitu.
 Menganalisa situasi dan masalah secara logis
 Mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan tepat
 Mencek keakuratan informasi dan relevansinya
 Membedakan informasi yang sebenarnya dengan interpretasi
seseorang tentang informasi
 Mengakui asumsi dibalik penyimpulan yang dibuat
 Mengidentifikasi keyakinan-keyakinan yang bias, perjudis, dan
kesimpulan yang tidak bias difalsifikasi, serta kata-kata yang salah
 Memperhatikan kepentingan diri yang bias
d. Berpikir aktif
Pada level keempat ini orang sudah mempraktikkan apa yang
dikatakan oleh John Dewey. Artinya, disini orang memfungsikan
pikirannya secara maksimal. Dalam level ini, berpikir aktif menjadi
habitus atau
8

kebiasaan. Richard Paul mengatakan ada delapan ciri orang yang berpikir
aktif, yaitu.
 Memanfaatkan waktu sebesar-besarnya
 Berani menangani masalah
 Menginternalisasikan standar intelektual
 Membuat jurnal intelektual
 Mempraktikkan strategi intelektual
 Membentuk karakter rasional
 Berdamai dengan masa lalu
 Mendefinisikan cara melihat
e. Berpikir maju
Pada level ini siswa berkomitmen untuk mempraktikkan pola pikir
kritis terus menerus dan menginternalisasikan keutamaan-keutamaan
inetelktual secara konsisten dan serius. Disini siswa menyadari sungguh-
sungguh keterbatasannya dan mau membuka diri terhadap orang lain agar
bertahan dalam perubahan yang sedang mengguncang. Pada tingkat ini,
siswa juga memiliki keberanian untuk mengakui hal-hal positif sekaligus
mengatakan hal-hal yang negatif, serta berani menolak konformitas dan
stereotip dalam relasi sosial dan berani menghadapi kenyataan yang
berubah-ubah.
f. Berpikir kritis ulung
Pada level ini, keterampilan-ketarampilan intelektual dan
keutamaan-keutamaan intelektual melekat dalam diri seseorang. Artinya,
berpikir kritis di level ini sudah mandarah daging. Perhatian utama bukan
lagi pada proses belajar, melainkan aktualisasi diri. Aktualisasi ini menjadi
keunggulan. Jadi, orang yang berada pada level ini melakukan segala hal
dengan sungguh-sungguh dan menerapkan semua standar berpikir dan
elemen-elemennya dengan maksimal.
Karakteristik dan indikator tiap tingkatan berpikir geometri menurut Van
Hiele dalam Nurhidayati (2017) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik dan Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele

Tingkat Karakteristik Indikator

Peserta didik 1. Peserta didik


mengidentifikasi, mengintifikasi bangun
memberi nama, berdasarkan
membandingkan dan penampakan secara utuh:
mengoprasikan bentuk a. Dalam gambar
geometri sederhana atau
seperangkat potongan
b. Dalam posisi yang
berbeda
c. Dalam bentuk yang
lebih kompleks
2. Peserta didik melukis,
0 menggambar, atau
(Visualisasi) menjiplak bangun
3. Peserta didik memberi
nama dan label bangun
maupun konfigurasi
geometri lainnya serta
menggunakan nama baku
atau tidak baku dan
memberi label sesuai.
4. Peserta didik
mendeskripsikan suatu
bangun berdasarkan sifat-
sifatnya dan menggunakan
deskripsi tesebut untuk
menggambar suatu bangun
Peserta didik 1. Peserta didik
1
menganalisa bentuk- mengidentifikasi dan
(Analisis)
bentuk berdasarkan menguji hubungan-hubugan
kompoen- diantara bagian-bagian
komponennya dan suatu bangun
hubungan antar 2. Peserta didik
komponen serta mendeskripsikan kelas
menemukan sifat/aturan bangun dalam istilah sifat-
dari hipunan suatu sifatnya dan mengatakan
bentuk secara empiris apakah bentuk suatu bangun
jika diberikan sifat-sifat
tertentu.
3. Peserta didik menyelesaikan
soal geometri dengan
menggunakan sifat-sifat
bangun yang sudah
diketahui atau dengan
pendekatan penuh
Pemahaman
Peserta didik secara 1. Peserta didik mampu
logis menghubungkan merumuskan dan
sfat-sifat atau aturan- menggunakan definisi untuk
aturan yang teah kelas dari suatu bangun dan
ditemukan sebelumnya mampu memberikan
2 dengan memberikan argumen antar hubungan
(pengurutan) atau mengikuti antar bangun yang berbeda
argumen-argumen 2. Peserta didik
informal mengidentifikasi dan
menggunakan strategi atau
memberi alasan bermakna
untuk memecahkan masalah
Pembagian tingkat kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penskoran yang telah dibuat oleh peneliti sebagai
berikut
Tabel 2.2 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Rentang Skor Tes Kemampuan
Interprestasi
Pemecahan Masalah
80 ≤ 𝑥 ≤ 100 Sangat baik
66 ≤ 𝑥 < 80 Baik
56 ≤ 𝑥 < 66 Cukup baik
40 ≤ 𝑥 < 56 Rendah
𝑥 ≤ 40 Sangat rendah
Sumber Chotimah (2014: 36)

2. Teori Van Hiele


Menurut Abu & Abidin dalam Atiaturrahmaniah dkk (2017) teori Van
Hiele dikembangkan oleh Pierre Van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof
sekitar tahun 1950-an. Teori tersebut dikembangkan setelah melihat kesulitan
siswa mereka dalam belajar geometri. Model Van Hiele efektif memotivasi
siswa dan menciptakan suasana pembelajaran geometri yang lebih baik.
Menurut Van Hiele dalam pengajaran geometri ada tiga unsur utama yang
perlu diperhatikan, yaitu wakyu, materi, dan metode pengajaran yang
diterapkan. Jika tiga unsur tersebut ditata secara terpadu maka dapat
meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih
tinggi.
Menurut Van Hiele dalam Amir dan Risnawati (2016), ada tiga unsur
dalam pengajaran matematika yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode
pengajaran yang apabila di kelola secara terpadu akan menghasilkan
kemampuan berpikir siswa pada tahapan yang kebih tinggi. Sejalan dengan
itu, Van Hiele dalam Husen (2020) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap
belajar anak dalam geometri, yaitu.
a. Tahap pengenalan
Tahap pertama yaitu pengenalan. Dalam tahap ini anak mulai
belajar mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum
mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya
itu.
12

b. Tahap analisis
Tahap analisis, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang
memiliki benda geometri yang diamatinya. anak sudah mampu
menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.
c. Tahap pegurutan (deduksi informal)
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan
kesimpulan, yang biasa dikenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun,
kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu
diketahui adalah anak pada tahap ini sudah mulai mampu mengurutkan.
d. Tahap deduksi
Tahapan ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif,
yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-
hal yang bersifat khusus. Demikian pula anak telah mengerti betapa
pentingnya peranan unsur-unsur yang didefinisikan, di samping unsur-
unsur yang didefinisikan.
e. Tahap akurasi
Tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan
dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Menurut Usiskin dalam Nurhidayati (2017), Van Hiele
mengemukakan sifat-sifat dari kelima tingkat berpikir geometri yaitu:
a. Fixed Sequence: peserta didik tidak dapat mencapai suatu tingkat n tanpa
melewati tingkat n-1
b. Adjacency: pada setiap tingkatan berpikir apa yang instrinsik di tingkat
sebelumnya menjadi ekstrinsik di tingkat saat ini
c. Distinction: setiap tingkat memiliki smbol linguistic tersendiri dan jaringan
hubungan tersendiri yang menghubungkan simbol-simbol mereka
d. Separation: dua peserta didik yang beralasan pada tingkat berbeda dapat
saling memahami
e. Attainment: proses pembelajaran yang mengarah untuk menyelesaikan
pemahaman di tingkat yang lebih tinggi memiliki lima tahappan: inquiry,
directes orientation, explanation, free orientation, dan integration.
13

Menurut teori Van Hiele dalam Junedi (2017), siswa belajar sesuai
dengan tahap-tahap proses berpikir itu sendiri, sehingga siswa semakin
tertarik untuk belajar. Teori belajar Van Hiele terdiri atas tiga aspek yaitu
keberadaan level-level tersebut, sifat tiap level, dan perpindahan dari level
satu ke level berikutnya. Usiskin dalam Junedi (2017) menjelaskan
keberadaan level-level teori belajar Van Hiele, terdapat lima tingkat dari
pemahaman geometri dalam teori belajar Van Hiele. Tiap tingkatan-tingkatan
menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri.
Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan bagaimana siswa berpikir dan jenis
ide-ide yang dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki.
Selanjutnya sifat tiap level, terdapat empat sifat pada aspek ini. Sifat 1: siswa
tidak dapat berada pada level n tanpa melalui level n-1. Sifat 2: pada setiap
level berpikir, apa yang instrinsik dilevel sebelumnya menjadi ekstrinsik pada
level sekarang. Sifat 3: setiap level memiliki simbol linguistiknya sendiri dan
jalinan hubungan antar simbolnya. Sifat 4: dua orang yang berdebat pada
tahap berbeda tidak dapat saling memahami. Selanjutnya aspek ketiga,
perpindahan dari level ke level, Van Hiele menyakini bahwa perkembangan
kognitif dalam geometri dapat dipercepat dengan pembelajaran.
Menurut Anshori (2017) indikator tingkat berpikir Van Hiele
yang dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Tabel 2.3 Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele
Tingkat Level Berpikir Indikator
 Mengidentifikasi bangun
0 Visualisasi
berdasarkan bentuk yang dilihatnya
 Mendeskripsikan suatu bangun
geometri berdasarkan sifat-sifat dan
1 Analisis atribut-atribut komponennya tapi
belum dapat melihat hubungan
antara beberapa bangun geometri
 Membandingkan bangun-bangun
geometri berdasarkan sifat
2 Deduksi Informal  Melakukan pemecahan masalah
yang melibatkan sifat-sifat bangun
yang sudah dikenali
14

Sejalan dengan itu, menurut Ardhi dalam Hayati (2017) Menyusun


tahap berpikir Van Hiele dalam materi bangun ruang sisi datar sebagai
berikut: Tabel 2.4 Indikator Tingkatan Berpikir Van Hiele
Tingkatan Berpikir
Indikator
Van Hiele
 Memahami sifat non-eksak dalam mengenali
dan memilah bangun geometri
 Bersandar pada pola visual terhadap
penentuan bangun geometri
 Menyertakan sifat tak relevan ketika memilah
dan mendeskripsikan bangun geometri
Tingkat 0: Visualisasi
 Mampu menunjukkan nama bangun sesuai
sifat yang diketahui dan bergantung pada
gambar
 Belum dapat memahami sifat bangun ruang
sisi datar serta ciri-ciri atau karakteristik dari
bangun yang ditunjukkan
 Mengenal bangun ruang sisi datar
berdasarkan iri-ciri dari masing-masing
bangun
 Mengungkapkan bangun dengan
Tingkat 1: Analisis menyebutkan sifatnya
 Mengenal sifat bangun berdasarkan objeknya
 Dapat menganalisis bagian-bagian yang ada
suatu bangun datar dan mengamati sifat-sifat
yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut
 Memahami hubungan antara ciri yang satu
dengan ciri yang lain pada suatu bangun
ruang sisi datar
Tingkat 2: Deduksi  Dapat memahami hubungan antara bangun
Informal yang satu dengan yang lain
 Mampu mendefiniskan bangun menggunakan
kalimat sendiri
 Menggunakan pernyataan “jika,…maka,…”

Berdasarkan indikator yang telah ditulisan pada tabel 2.4, maka tahap
berpikir Van Hiele yang digunakan yaitu pada tahap 0, tahap 1, dan tahap 2.
Penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa level berpikir siswa SMP
dalam belajar geometri pada level 2 (deduksi informal) dan sebagian besar
berada
15

pada level 0 (visualisasi). Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat Walle
yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa siswa SMP/MTs berada pada
level 0 (visualisasi) sampai level 2 (deduksi informal).

3. Geometri
Menurut Rakhman dalam Umardiyah dan Farid (2020), geomertri
merupakan salah satu mata pelajaran matematika pada tingkat SMP.
Geometri mempelajari tentang garis, sudut, bidang dan ruang. Sejalan dengan
itu, Sulaiman (2019) juga menjelaskan bahwa geometri menempati posisi
khusus dalam kurikulum matematika menengah, karena banyaknya konsep-
konsep yang termuat di dalamnya. Tujuan pembelajaran geometri adalah agar
siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya,
menjadi pemecah masalah yang baik, dan dapat bernalar secara matematik.
Menurut Aspar (2009) sekitar 2.500 tahun yang lalu, seorang ahli
matematika Yunani, Thales mengungkapkan gagasan yang fenomenal. Thales
dapat menghitung tinggi paramida dari
panjang bayangan suatu tongkat. Seperti
yang dilihat pada gambar di samping.
Thales menggunakan kenyataan bahwa
segitiga besar ABC yang dibentuk oleh
paramida dan bayangannya, sebangun
dengan segitiga kecil DCE yang
dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Oleh Gambar 2.1 Segitiga
𝐷𝐶
karena itu, diperoleh persamaan 𝐴𝐵 = . Thales dapat mengukur panjang BC,
𝐵𝐶 𝐶𝐸

CD, dan CE. Dengan demikian, Thales dapat menghitung AB (tinggi


paramida) menggunakan persamaan tersebut.
Menurut Hari (2019) lambang segitiga dinyatakan dengan “”. Jadi
segitiga ABC ditulis dengan ABC. Garis-garis AB, BC, AC disebut sisi-sisi
segitiga. Sisi-sisi segitiga sering juga dinyatakan dengan huruf kecil, yaitu sisi
a, sisi b, dan sisi c. garis AB dan garis AC berpotongan di titik A. titik A
dinamakan titik sudut segitiga. Titik sudut-titik sudut yang lain adalah titik B
16

dan titik C. daerah antara AB dan AC disebut dengan sudut A yang ditulis
dengan A atau BAC. Sudut-sudut segitiga yang lainnya adalah B dan C.

Jarak antara titik sudut segitiga dengan sisi di depan sudut tersebut
sinamakan tinggi segitiga. Sisi segitiga yang tegak lurus dengan tinggi
segitiga disebut dengan alas segitiga. Seperti gambar berikut:

Menurut Evilina (2019), segitiga adalah bangun datar yang dibatasi


oleh tiga garis lurus dan mempunyai tiga sudut. Sejalan dengan itu, Octavia
(2020) juga menjelaskan segitiga merupakan bangun datar yang dibuat dari
tiga sisi yang berupa garis lurus yang saling berpotongan dan tiga sudut yang
tidak segaris. Jumlah ketiga sudut suatu segitiga ialah 180 0. Sarsinta (2008)
menjelaskan terdapat tiga ciri-ciri segitiga, yaitu.
a. Memiliki 3 buah titik sudut, yaitu A, B, dan C.
b. Memiliki 3 buah sisi, yaitu AB, BC, CA.
c. Memiliki 3 buah sudut, yaitu ABC, BCA, dan CAB
Menurut Evilina (2019), jenis segitiga dapat ditinjau dari panjang sisi-
sisinya maupun dari sudut-sudutnya. Adapun jenis segitiga bila ditinjau dari
panjang sisi-sisinya, yaitu:
17

a. Segitiga sama kaki

Segitiga sama kaki adalah segitiga yang buah


sisinya sama panjang.
Sifat-sifat segitiga sama kaki yaitu mempuyai dua
buah sisi yang sama panjang, 𝐴𝐶 = 𝐵𝐶 dan
Gambar 2.4 mempunyai dua buah sudut yang sama besar 𝐴 = 𝐵
Segitiga sama kaki

b. Segitiga sama sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga


sisinya sama panjang. Sifat-sifat segitiga sama sisi
yaitu mempunyai 3 buah sisi yang sama panjang
𝐷𝐸 = 𝐸𝐹 = 𝐷𝐹 dan mempunyai 3 buah sudut yang
sama besar 𝐷 = 𝐸 = 𝐹 = 600.
Gambar 2.5
Segitiga sama sisi

c. Segitiga sembarang

Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketika


sisinya tidak sama panjang.

Gambar 2.6 Segitiga sembarang

Jenis segitiga ditinjau dari sudut-sudutnya


a. Segitiga lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga


sudutnya lancip (besarnya kurang dari 900).

Gambar 2.7 Segitiga lancip


18

b. Segitiga siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu


sudutnya siku-siku (900)

Gambar 2.8 Segitiga siku-siku

c. Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang
salah satu sudutnya tumpul (besarnya
lebih dari 900dan kurang dari 1800).
Gambar 2.9 Segitiga tumpul

Menurut Ponidi dan Masayuki (2020) apabila segitiga ditinjau dari


panjang sisi dan besar sudutnya, maka ada tiga macam sebagai berikut:
a. Segitiga tumpul sama kaki
Segitiga dengan salah satu sudutnya
tumpul (lebih dari 900) dan panjang kedua

Gambar 2.10 sisinya sama panjang.


Segitiga tumpul sama kaki

b. Segitiga siku-siku sama kaki

Segitiga dengan salah satu sudutnya 900 dan panjang


kedua sisinya sama.

Gambar 2.11 Segitiga siku-siku sama kaki

c. Segitiga lancip sama kaki

Suatu segitiga yang salah satu sudutnya lancip


(kurang dari 900) dan panjang kedua sisinya sama.

Gambar 2.12 Segitiga lancip sama kaki


19

Untuk menentukan keliling segitiga, perhatikan bangun dibawah ini!

Gambar 2.13 Keliling segitiga

Bangun segitiga ABC diatas memiliki tiga buah sisi, yakni:


a. Sisi alas AB
b. Sisi tegak CA dan BC
Bangun segitiga ABC diatas memiliki tiga buah sudut, yakni sudut a,
B, dan C. untuk dapat menghitung keliling segitiga, diharusnya untuk
mengetahui panjang ketiga sisi yang dimiliki oleh segitiga tersebut, karena
keliling segitiga merupakan jumlah dari panjang masing-masing sisinya.
Pada segitiga ABC pada gambar diatas, maka kelilingnya adalah hasil
penjumlahan sisi AB, BC, dan CA atau dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝐾 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐴 = 𝑐 + 𝑎 + 𝑏
𝐾= 𝑎+ 𝑏+ 𝑐
Keterangan:
K = keliling segitiga
AB = panjang sisi AB (sisi c)
BC = panjang sisi BC (sisi a)
CA = panjang sisi AC (sisi b)

Untuk luas daerah segitiga bisa dilihat gambar persegi berikut.

Gambar 2.14 Luas daerah segitiga

Luas daerah persegi panjang ABCD dapat ditulis


L = AB x BC
20

=axt
=6x3
= 18 satuan luas
Perhatikan segitiga ABD!
Luas daerah segitiga ABD
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵𝐶𝐷
=
2

𝑎𝑥𝑡 6𝑥3
= =
2 2

= 9 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠

Jadi, luas daerah segitiga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1
𝐿 =𝑥 𝑎 𝑥 𝑡
2

B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Novisita (2019) menunjukkan
bahwa terdapat 3 siswa yang bisa menentukan jenis bangun datar
segiempat berdasarkan penampilan, posisi yang berbeda dan sifat-sifat
yang dimiliki, serta mampu menjelaskan sifat-sifat bangun segiempat
berdasarkan gambar secara spesifik hanya saja masih kurang teliti Ketika
menjawab banyaknya sisi, ukuran sisi, sudut, dan kesejajaran sisi. Ketiga
subjek juga belum mengerti mengenai konsep diagonal berpotongan tegak
lurus. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Novisita terdapat
persamaan yaitu menggunakan teori Van Hiele. Perbedaannya pada
penelitian Yuliana dan Novisita dilakukan penelitian analisis keterampilan
dasar visual geometri siswa SMP, sedangkan yang dilakukan peneliti
hanya fokus pada analisis kemampuan berpikir siswa berdasarkan teori
Van Hiele.
2. Penelitian yang dilakukan Duma dan Karni (2019) menunjukkan bahwa
kemampuan yang paling dominan dimiliki oleh siswa terdapat pada level
0 yaitu pengenalan, dimana siswa paling banyak dengan tepat dengan
presentase 85%. Adapula siswa yang memiliki kemampuan pada level 1
21

yaitu analisis, dengan presentase 54%. Siswa pada tahap ini tidak hanya
tahu mengenai bangun ruang yang dilihatnya namun juga mampu
mengenal unsur-unsur suatu bangun dengan cukup baik. Penelitian yang
dilakukan Duma dan Karni ini juga menunjukkan terdapat 38% siswa
yang memiliki kemampuan pada tahap 2 yaitu pengurutan. Penelitian
yang dilakukan oleh Duma dan Karni terdapat persamaan yaitu
menganalisis tahap berpikir siswa SMP berdasarkan teori Van Hiele.
Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian. Peneliti akan
membandingkan apakah keadaan siswa yang dijadikan subjek penelitian
serupa dengan penelitian Duma dan Karni atau tidak.
3. Penelitian yang dilakukan Sholihah dan Ekasatya (2017) menunjukkan
bahwa ketercapaian siswa pada proses pemecahan masalah geometri
berdasarkan tahapan berpikir Van Hiele paling banyak adalah pada tahap
0 (visualisasi) ddengan presentase 96,87%. Ketercapaian tahapan berpikir
Van Hiele yang paling baik dicapai sebesar 3,13% pada tahap 1
(Analisis). Untuk tahap 2 (deduksi informal) dan tahap 3 (deduksi) belum
ada siswa yang mampu mencapai tahapan tersebut. Faktor yang menjadi
penyebab kesulitan siswa dalam materi segiempat disebabkan karena
pemahaman mengenai konsep dan sifat-sifat segiempat yang kurang, serta
kurangnya keterampilan menggunakan ide-ide geometri dalam
memecahkan yang berkaitan dengan bangun segiempat. Penelitian yang
dilakukan oleh Sholihah dan Ekasatya terdapat persamaan yaitu
menggunakan teori Van Hiele utnuk mengetahui tahapan berpikir Van
Hiele. Perbedaannya, pada penelitian Sholihah dan Ekasatya dilakukan
analisis kesulitan siswa dalam proses pemecahan masalah geometri,
sementara yang dilakukan peneliti hanya berfokus pada analisis
kemampuan berpikir siswa berdasarkan teori Van Hiele.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif, kualitatif deskriptif digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi
objek yang dialami (Kamaria, 2016).
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri
Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Bontonompo.

B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
berdasarkan level berpikir Van Hiele dalam mengerjakan tes geometri. Level
berpikir berdasarkan teori Van Hiele terdiri atas 3 tahapan yaitu, (0)
Pengenalan,
(1) Analisis, dan (2) Pengurutan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bontonompo, dan
subjek penelitian ini yaitu 6 orang dari siswa kelas VIII-1. Subjek dalam
penelitian dipilih melalui penggolongan level berpikir Van Hiele dari hasil tes
VGHT.

D. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
menyajikan tiga tahapan yaitu tahap pra lapanagn, tahap kegiatan lapangan, dan
tahap analisis data.
1. Tahap pra lapangan
Tahap pra lapangan dilakukan sebelum pengumpulan data. Tahap
pra lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum
pengumpulan data. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti,
yaitu.
22
23

a. Menyusun rancangan penelitian, peneliti memilih lapangan penelitian,


penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan
latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian
kepustakaan yang dijadikan sebagai referensi.
b. Pemilihan lokasi penelitian, peneliti melakukan kesesuaian antara teori
yang didapat peneliti dengan praktik di lapangan.
c. Menyusun instrument penelitian dan melakukan validasi ahli
d. Mengurus perizinan, perizinan dibuat kepada pihak-pihak yang
berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
2. Tahap kegiatan lapangan
Tahap kegiatan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang
dilakukan langsung ditempat penelitian, tahap kegiatan lapangan dibagi tiga
bagian, yaitu.
a. Melaksanakan tes 1 (VGHT) kemudian memeriksa jawaban siswa pada
tes yang telah dilakukan. Kemudian menggolongkan siswa kedalam
level berpikir Van Hiele.
b. Penentuan subjek terpilih sesuai hasil VGHt serta berdiskusi dengan
guru matematika kelas VIII untuk memilih setiap level berpikir Van
Hiele yang terpenuhi
c. Melakukan tes 2 untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal geometri segitiga berdasarkan teori Van Hiele.
Setelah itu wawancara kepada subjek agar diperoleh informasi secara
mendalam.
d. Pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3. Tahap analisis data
Tahap analisis data dilakukan setelah tahap kegiatan lapangan yang
bertujuan mendapatkan data yang diinginkan dari data yang dikumpulkan.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitiaan ini berupa instrumen utama dan
instrumentpendukung, instrument utamanya yaitu peneliti itu sendiri.
24

Sedangkan instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah lembar soal tes
dan pedoman wawancara.
1. Lembar soal tes
Lembar tes yang digunakan telah divalidasi oleh dua orang ahli yang
merupakan dosen Pendidikan Matematika. Lembar tes tersebut, yaitu:
a. Van Hiele Geometry Test (VGHT)
VGHT adalah soal pemecahan masalah geometri yang
memperlihatkan indikator level berpikir Van Hiele. VGHT ini
merupakan soal pilihan ganda yang telah dialih bahasakan ke bahasa
Indonesia yang terdiri dari 25 soal yang mencakup 5 level berpikir
Van Hiele.
b. Tes Geometri Segitiga
Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir subjek
penelitian dalam materi geometri khususnya segitiga. Soal ini terdiri
atas 3 soal essay, dimana 1 soal per masing-masing level dari level 0
sampai level 2.
2. Pedoman wawancara
Pedoman ini berfungsi untuk acuan peneliti dalam melakukan
wawancara kepada subjek penelitian ketika selesai melaksanakan tes.
Pedoman wawancara berisikan sejumlah pertanyaan terstruktur tapi
terbuka. Karena pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara bisa
berkembang sesuai dengan keadaan dan kenyataan subjek penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Menurut Sugiyono (2018) dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta wawancara
mendalam dan dokumentasi.
25

1. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan di SMP Negeri 3 Bontonompo
sebelum melakukan penelitian untuk melakukan pengamatan terhadap
permasalahan yang ada di kelas VIII pada materi geometri.
2. Teknik tes
Tes dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk
mengkalsifikasikan siswa ke dalam level berpikir menurut teori Van Hiele
dan mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal geometri.
Teknik tes pada penelitian ini terbagi 2, tes 1 yaitu VGHT dimana
tes ini digunakan untuk menggolongkan siswa ke masing-masing level
berpikir, dan untutk mengambil 6 subjek untuk diteliti. Sedangkan tes 2
yaitu tes geometri segitiga yang terdiri dari 3 soal yang disesuaikan dengan
indikator level berpikir geometri yang akan diteliti, serta KI yang harus
dicapai siswa kelas VIII SMP.
3. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur namun terbuka, dimana pedoman wawancara tersusun terlebih
dahulu, tetapi pertanyaanya dapat berkembang disesuaikan dengan keadaan
dan ciri subjek penelitian.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang peneliti gunakan
sebagai penunjang yang dapat memperkuat penelitian yang dilakukan.
Melalui metode ini peneliti memperoleh sesuatu yang akurat berupa foto-
foto hasil penelitian. Peneliti bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan
data untuk memperkuat apa yang telah diwaancarai dan diamati.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2018), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi.
26

1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. Adapun tahap
reduksi data dalam penelitian ini adalah wawancara kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tes.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menunjukkan dan menampilkan
kumpulan data atau informasi yang sudah tersusun dan terkategori, sehingga
memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Validasi data
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, yaitu dengan cara
verifikasi. Pada penelitian ini verifikasi data yang digunakan adalah
triangulasi metode yaitu mengumpulkan data dari seorang subjek dengan
metode yang berbeda yaitu melalui tes, dan wawancara. Pada tahap ini, hal-
hal yang dilakukan sebagai berikut.
a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa, dimana hasil pekerjaan tersebut
dijadikan bahan untuk wawancara.
b. Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam
suara, dimana penyajian hasil wawancara disusun dalam sebuah dialog.
3. Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan yaitu verifikasi data melalui
pencermatan data-data sajian dari proses yang cermat. Kesimpulan yang
ditarik tetap bersifat sementara sehingga memungkinkan adanya verifikasi
berikutnya selama proses penelitian masih berlangsung. Dalam penelitian
ini, penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dengan mengambil
simpulan- simpulan berdasarkan realitas-realitas yang ditemukan.

H. Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah triangulasi.
Triangulasi dalam pegujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
27

dari berbeagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti hanya menggunakan triangulasi
teknik / metode. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi sebagai pijakan awal
untuk menentukan sampel, dilanjutkan dengan tes, kemudian wawancara.
BAB IV

HASIL PENELITIAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bontonompo tepatnya
dikelas VIII-1. Berdasarkan saran guru matematika maka terpilihlah kelas VIII-1
sebagai data awal untuk diberikannya tes awal sebelum terpilihnya subjek yang
akan diteliti. Pengambilan data untuk tes 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 09
Desember 2021 secara luring dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. Tes
1 dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data level berpikir geometri siswa
menurut teori Van Hiele. Dua subjek akan diambil untuk setiap level berpikir
Van Hiele berdasarkan hasil VGHT.
Berdasarkan data hasil VGHT diperoleh enam subjek. Untuk
mempermudah penelitian dan Analisa data serta menjaga privasi subjek, maka
peneliti melakukan pengkodean pada setiap hasil tes serta wawancara sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Daftar Nama Kode Subjek Penelitian
No. Level Berpikir Van Hiele Inisial Subjek Kode Subjek
RHM S1
1. Level Pre-0
NLL S2
ASY S3
2. Level 0 (pengenalan)
DHY S4
MIR S5
3. Level 1 (analisis)
MAD S6

Selanjutnya pada tes 2 tes geometri segitiga dilakukan pada hari Jum’at
10 Desember 2021 secara luring pada 6 subjek yang terpilih. Tes ini dibuat oleh
peneliti terdiri dari 3 soal. Ketiga butir soal tersebut mengukur kemampuan
berpikir siswa dalam menyelesasikan soal menurut masing-masing level yaitu
level 0 (visualisai) sampai level 2 (deduksi informal) pada materi segitiga. Setiap
jawaban yang diberikan siswa pada setiap nomor merupakan deskripsi dari hasil
kemampuan berpikir geometris yang dimiliki oleh siswa. Melalui jawaban

28
29

tersebut peneliti bisa menganalisis pada level mana kemampuan geometris siswa
khususnya pada materi segitiga.
Diberikan waktu 45 menit untuk mengerjakan tes ke-2 ini dan dikerjakan
secara individu. Sifat pengerjaannya siswa tidak diperbolehkan membuka buku
dan diamati langsung oleh peneliti. Setelah itu, siswa mengerjakan soal sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Seusai pemberian tes tersebut, dilanjutkan
dengan wawancara terhadap ketiga subjek penelitian. Wawancara ini dilakukan
20 menit setelah subjek tersebut menyelesaikan tes. Wawancara dibutuhkan
untuk verifikasi data pada hasil tes tertulis agar tidak ada terlewati sehinga
memakai perekam, kemudian hasil tes akan dijadikan sebagai acuan untuk
menganalisis kemampuan subjek dengan triangulasi metode. Berikut merupakan
hasil analisis tes kemampuan berpikir geometri siswa.
Kemampuan Berpikir Geometri
1. Analisis hasil tes S1
a. Level 0 (visualisasi)
Berdasarkan hasil tes tes tertulis, S1 mampu memenuhi indicator
pada level 0. Adapun indikator yang terpenuhi pada level ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indikator level 0 geometri Van Hiele
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun 
geometri
Bersandar pada pola visual terhadap

penentuan bangun geometri
0
Menyertakan sifat tak relevan ketika

memilah dan mendeskripsikan bangun
Mampu menunjukkan nama bangun
sesuai sifat yang diketahui dan 
bergantung pada gambar
30

Belum dapat memenuhi sifat bangun


serta ciri-ciri dari bangun yang 
ditunjukkan
Dapat dilihat pada hasil tes S1 pada nomor 1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil Tes S1 Soal Nomor 1

Dari jawaban tersebut, terlihat subjek dapat menyebutkan 4 gambar


yairu gambar A,D,E dan H namun hanya 3 diantaranya yang tepat pada soal
1a yaitu A,D, dan H. pada hasil pekerjaan 1b, subjek menyebutkan 2
gambar, namun hanya 1 gambar yang benar. Selanjutnya jawaban pada 1c,
subjek mampu menjawab dengan tepat. Kemudian jawaban pada 1d, subjek
dapat menyebutkan 2 gambar segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
Selanjutnya, subjek menyebutkan 1 gambar dengan tepat pada soal 1e.
Kemudian jawaban pada soal 1f, subjek dapat menyebutkan 2 gambar,
namun hanya 1 yang sesuai.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S1 pada soal level 0
sebagai berikut:
P : coba perhatikan soal no.1 tersebut, apakah kamu sudah
mengerti? S1 : mengerti kak
P : bagaimana cara kamu mengerjakannya?
S1 : dengan melihat gambarnya
P : oke, coba perhatikan soal 1a. mana saja gambar tersebut yang
ketiga sisinya tidak sama panjang?
S1 : A
P : ada lagi?
S1 : D, G, dan H kak
P : kalau E termasuk gak?
S1 : tidak
31

P : kenapa?
S1 : karena dua sisinya sama
P : oke, kenapa dilembar jawaban kamu E termasuk?
S1 : (terdiam)
P : oke lanjut, kalau yang memiliki dua sisi yang sama panjang dan
sudutnya siku-siku?
S1 : F dan B
P : kamu tau yang mana yang disebut dengan sisi?
S1 : iya kak. salah satu garis segitiga (menunjuk gambar C)
P : kalau sudut siku-siku?
S1 : (terdiam)
P : selanjutnya apa kamu tau nama bangun dari gambar A, B dan C?
S1 : C segitiga sama sisi, B segitiga sama kaki.
P : kalau A?
S1 : mungkin segitiga sembarang, karena tidak sama sisinya.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara ditemukan bahwa S1 mampu


mengenali bentuk-bentuk bangun yang diberikan, dan S1 juga mampu
mengelompokkan masing-masing bangun sesuai dengan panjang atau besar
sudutnya. Namun, S1 masih belum paham terkait sudut siku-siku, itu
sebabnya pada soal 1f subjek juga menuliskan bahwa gambar B termasuk
bangun yang dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku.

b. Level 1 (analisis)
Berdasarkan hasil tertulis, S1 mampu mencapai level analisis dengan
terpenuhinya indikator-indikator pada level 1. Seperti yang terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.3 Indikator level 1 geometri Van Hiele
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing 
1 bangun
Mengungkapkan bangun dengan

menyebutkan namanya
32

Mengenal sifat geometri



bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati 
sifat-sifat yang dimiliki oleh
unsur-unsur tersebut

Dapat dilihat pada hasil tes S1 pada nomor 2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Hasil Tes S1 Soal Nomor 2

Dari jawaban tersebut, S1 hanya mampu menjawab 1 ciri dari setiap


bangun yang ditanyakan. Namun pada soal 2c S1 mampu menyebutkan 2
ciri- ciri yang dimiliki segitiga sembarang tetapi bahasa yang digunakan
kurang tepat untuk kalimat “sudutnya tidak sama panjang”.
Adapun hasil wawancara antara peneliti dengan S1 untuk soal nomor 2 adalah:
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S1 : cari sifatnya dari sisinya
P : maksudnya? Bisa dijelaskan?
S1 : ya dilihat dari sisinya. Kan yang ditanyakan segitiga sama sisi,
berarti memiliki 3 sisi.
P : kenapa hanya menyebutkan satu ciri saja?
S1 : karena hanya itu yang saya tau.
P : tapi kamu tau bentuk bangunnya seperti apa?
S1 : iya
P : dari mana kamu tau kalau segitiga sembarang itu sudutnya tidak
sama besar?
S1 : (terdiam)
Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti dengan S1,
disimpulkan bahwa S1 hanya mengetahui ciri-ciri bangun berdasarkan
jumlah sisinya saja. Sebagai contoh, saat ditanya terkait besar sudut pada
segitiga sembarang, S1 tidak mampu menjawab. S1 hanya fokus
membandingkan ketiga bangun
33

segitiga berdasarkan panjang sisi, karena S1 belum memahami bagaimana itu


sudut, ataupun sifat yang lainnya.

c. Level 2 (deduksi informal)


Dari hasil tes tertulis, S1 belum mampu mencapai level ini.
Dikarenakan ketidakmampuan S1 dalam menjawab soal nomor 3 dan
ketidaktercapainya indicator level 2. Seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri

satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun

menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun 
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..

maka”

Adapun hasil wawancara peneliti dengan S1 adalah sebagai berikut:


P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S1 : (terdiam)
P : apakah kamu mengerti dengan soal nomor 3?
S1 : tidak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S1 : tidak

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa alasan S1


tidak dapat menjawab soal pada level 2 dikarenakan S1 tidak mengetahui
apa yang dimaksud dengan diagonal. Sehingga S1 kesulitan dalam menerka
bangun apa yang akan terjadi dari terbaginya sebuah persegi menurut salah
satu diagonalnya. Karena itulah S1 tidak mampu menjelaskan hubungan
antar persegi dan segitiga.
34

2. Analisis Hasil Tes S2


a. Level 0
Berdasarkan hasil tes tertulis, S2 mampu memenuhi indicator pada
level 0 yaitu:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun 
geometri
Bersandar pada pola visual
terhadap penentuan bangun 
geometri
Menyertakan sifat tak relevan
ketika memilah dan 
0
mendeskripsikan bangun
Mampu menunjukkan nama
bangun sesuai sifat yang

diketahui dan bergantung pada
gambar
Belum dapat memenuhi sifat
bangun serta ciri-ciri dari bangun 
yang ditunjukkan

Dapat dilihat dari hasil tes tertulis berikut:

Gambar 4.3 Hasil Tes S2 Soal Nomor 1

Dari hasil jawaban S2, dapat dilihat bahwa S2 mampu menjawab soal
1a dengan menuliskan 2 dari 4 gambar dengan benar. Begitupun dengan
soal 1b, S2 dapat menuliskan 3 gambar dengan benar dan sesuai. Untuk
1c, S2
35

juga dapat menjawab gambar yang sesuai. Selanjutnya pada soal 1d, S2
dapat menuliskan 2 jawaban yang benar. Kemudian pada soal 1e dan 1f, S2
mampu menuliskan jawaban dengan benar.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S2 adalah sebagai berikut:
P : bagaimana cara kamu mengerjakan soal nomor 1?
S2 : lihat gambar
P : coba perhatikan gambar di nomor 1, manakah gambar yang ketiga
sisinya tidak sama panjang?
S2 : D dan G.
P : ada yang lain?
S2 : tidak.
P : A dan H termasuk tidak?
S2 : karena kalau saya lihat, sepertinya sisi yang ini (sambil menunjuk sisi
yang berhadapan) sama panjangnya.
P : jadi tidak termasuk?
S2 : tapi tidak ada garis 2 disisinya.
P : jadi termasuk atau tidak?
S2 : mungkin tidak karena terlihat sama.
P : oke selanjutnya, manakah gambar yang salah satu sudutnya siku-siku?
S2 : F dan H
p : ada lagi?
P : apa yang kamu tahu tentang sudut siku-siku?
S2 : yang ada gambar pada sudutnya (sambil menunjuk gambar persegi di
sudut gambar F)
P : oke, kalau A termasuk tidak?
S2 : tidak
P : bisa beri penjelasan kenapa tidak?
S2 : karena disudutnya berbeda dengan F dan G
P : kamu tahu nama bangun dari setiap gambar?
S2 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, dapat dilihat bahwa S2 dapat
mencapai level 0 dengan terpenuhinya indikator pada level 0. Seperti S2
yang mampu mengelompokkan gambar berdasarkan visualnya. Namun pada
soal 1a, S2 hanya menjawab 2 dari 4 gambar karena 2 gambar lainnya yaitu
A dan H menurut S2 panjang sisi yang berhadapan sama panjang.
Kemudian, S2 juga masih mengenal melalui visual saja seperti pada soal 1d,
S2 menganggap gambar A bukan termasuk bangun yang salah satu sudutnya
siku-siku karena pada sudutnya tidak seperti gambar F dan H yang
disalah satu sudutnya
36

terdapat tanda seperti persegi. S2 juga mengaku bahwa tidak mengetahui


nama bangun dari setiap gambar yang dikelompokkan.

b. Level 1
Berdasarkan hasil tertulis, S2 belum mampu mencapai level 1
dikarenakan belum memenuhi indicator pada level 1 yaitu:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing 
bangun
Mengungkapkan bangun dengan

menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri
1 
bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati 
sifat-sifat yang dimiliki oleh
unsur-unsur tersebut

Dapat dilihat pada hasil tes S2 pada nomor 2 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Hasil Tes S2 Soal Nomor 2


Dari hasil jawaban tersebut, dilihat bahwa S2 hanya menuliskan nama
bangun tanpa menuliskan sifat dari bangun yang ditentukan.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S2 adalah sebagai berikut:
P : untuk nomor 2, kenapa tidak dapat menyelesaikan soal ini?
S2 : tidak tau sifatnya
P : kalau bentuknya, kamu tau seperti apa bentuk segitiga sama kaki?
S2 : (terdiam)
P : oke, untuk bangun yang memiliki tiga sisi yang sama dan besar
sudutnya masing-masing 600, kamu tau bangun apa itu?
S2 : tidak
37

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S2 tidak


mampu menyelesaikan soal pada level 1. Dikarenakan ketidaktahuannya
tentang sifat-sifat bangun segitiga, saat diwawancarai, S2 juga mengaku
tidak mengetahui sifatnya, dan saat ditanya terkait bentuk S2 hanya terdiam.
Saat peneliti memberikan sifat salah satu bangun segitiga, S2 juga tidak
dapat menerka nama bangun dari sifat tersebut.

c. Level 2
Dari hasil tes tertulis, S2 belum mampu mencapai level ini.
Dikarenakan ketidakmampuan S2 dalam menjawab soal nomor 3 dan
ketidaktercapainya indicator level 2.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri

satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun

menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun 
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..

maka”
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S2 adalah sebagai berikut:
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S2 : tidak tau nama segitiganya
P : begitu kamu sudah tau bentuknya?
S2 : tidak
P : terus kenapa bilang tidak tau namanya?
S2 : karena disoal disuruh tebak segitiga apa
P : oh oke, kamu tahu bentuk persegi?
S2 : tahu kak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S2 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa alasan S2
tidak dapat menjawab soal pada level 2 dikarenakan S2 tidak mengetahui
38

nama bangun segitiga. Kemudian S2 juga tidak mengetahui apa itu diagonal.
Sehingga S2 sulit menerka bangun yang terjadi, dan tidak mengetahui
bentuk segitiga yang terjadi dari persegi yang digunting menurut
diagonalnya.

3. Analisis Hasil Tes S3


a. Level 0
Berdasarkan hasil tes tes tertulis, S3 mampu memenuhi indicator
pada level 0 yaitu:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun 
geometri
Bersandar pada pola visual
terhadap penentuan bangun 
geometri
0
Menyertakan sifat tak relevan
ketika memilah dan 
mendeskripsikan bangun
Belum dapat memenuhi sifat
bangun serta ciri-ciri dari bangun 
yang ditunjukkan

Dapat dilihat pada hasil tes S3 pada nomor 1 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Hasil Tes S3 Soal Nomor 1

Dari jawaban tersebut, dapat di lihat bahwa S3 mampu menuliskan


maksimal 2 gambar dari setiap soal dengan benar. seperti pada soal 1a, S3
hanya menuliskan 2 gambar dari 4 gambar yang termasuk tiga sisi tidak
sama
39

panjang. Begitupun 1b dan 1d, S3 hanya menuliskan 2 gambar dari 3


gambar. Sedangkan pada soal 1c, 1e dan 1f S1 mampu menjawab dengan
tepat 1 gambar yang termasuk.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S3 pada soal nomor 1 yaitu:
P : coba perhatikan nomor 1, mana saja yang ketiga sisinya tidak sama
panjang?
S3 : G, H
P : ada yang lain?
S3 : A, D
P : ada lagi?
S3 : tidak.
P : oke, sebutkan semuanya yah kalau ada 5 yah sebutkan semuanya.
P : kalau dua sisinya sama panjang?
S3 : B, E, F
P : kalau yang salah satu sudutnya siku-siku?
S3 : A, F, H
P : apa yang kamu ketahui tentang sudut siku-siku?
S3 : yang tegak lurus, berbentuk seperti siku (sambil memperagakan
tangannya)
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S3 telah
mampu mengenal bentuk bangun dan mampu mengelompokkan sesuai
dengan panjang sisi dan sudutnya. Walaupun pada lembar soal S3 hanya
menjawab maksimal 2 gambar, namun pada saat wawancara S3 bisa
menyebutkan semua gambar ketika diarahkan peneliti untuk menjawab
semua gambar yang termasuk. S3 juga terlihat paham dan mengerti dengan
soal nomor 1, seperti saat ditanya terkait sudut siku-siku S3 mampu
menjelaskan dengan pemahamannya sendiri.

b. Level 1
Hasil tes menunjukkan bahwa S3 sudah mencapai level 1.
Dibuktikan dengan terpenuhinya beberapa indicator berikut:
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
1 berdasarkan ciri masing-masing 
bangun
40

Mengungkapkan bangun dengan



menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri

bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati 
sifat-sifat yang dimiliki oleh
unsur-unsur tersebut
Dapat dilihat pada hasil tes S3 pada nomor 2 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Hasil Tes S3 Soal Nomor 2

Dari hasil jawaban S3 pada soal level 1, dapat dilihat bahwa S3


mampu menuliskan masing-masing dua sifat dari setiap bangun segitiga
sama sisi, sama kaki, dan segitiga sembarang.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S3 pada soal nomor 2
adalah sebagai berikut:
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S3 : menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana bisa kamu mengetahui sifat-sifatnya?
S3 : dari bentuknya
P : oke, ada sifat lain yang kamu ketahui selain yang kamu tuliskan
dilembar jawaban?
S3 : tidak ada kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S3 mampu
membandingkan bangun-bangun dengan sifat-sifat yang dimiliki
berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya dilihat dari bentuk bangun
tersebut.

c. Level 2
S3 belum bisa mencapai level 2 dikarenakan tidak terpenuhinya
indicator pada level 2. Adapun indicator pada level 2 sebagai berikut:
41

Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri

satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun

menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun 
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..

maka”
Dapat dilihat dari jawaban S3 pada soal level 2 sebagai berikut:

Gambar 4.7 Hasil Tes 31 Soal Nomor 3

Adapun hasil wawancara S1 dengan peneliti pada soal nomor adalah


sebagai berikut:
P : bagaimana cara kau menyelesaikan soal 3?
S3 : dengan menebak
P : oke, bangun apa yang akan terjadi dari bangun persegi yang
digunting menurut salah satu diagonalnya?
S3 : segitiga sama sisi
P : oke, kenapa kamu bisa mengira bahwa segitiga sama sisi yang akan
terjadi?
S3 : karena persegi kan sisinya semua sama
P : kamu paham apa itu diagonal?
S3 : tidak
P : lalu bagaimana kamu bisa mengira kalau itu segitiga sama sisi jika
diagonal saja kamu tidak tahu?
S3 : kira-kira saja kak
P : apa yang kamu tau tentang segitiga sama sisi?
S3 : segitiga yang memiliki sisi yang sama
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa jawaban S3
pada soal nomor 3 salah. Ini dikarenakan S3 yang tidak mengerti apa itu
42

diagonal, sehingga jawabannya pun hanya menerka-nerka tanpa bayangan


yang pasti. Namun S3 mampu mendefisinikan bangun segitiga sama sisi.

4. Analisis Hasil Tes S4


a. Level 0
Berdasarkan hasil tes tes tertulis, S4 mampu memenuhi indicator pada
level 0 yaitu:
 Memakai sifat non-eksak dalam mengenali dan memilah bangun
geometri
 Bersandar pada pola visual terhadap penentuan bangun geometri
 Menyertakan sifat tak relevan ketika memilah dan mendeskripsikan
bangun geometri
 Mampu menunjukkan nama bangun sesuai sifat yang diketahui dan
bergantung pada gambar
Dapat dilihat pada hasil tes S4 pada nomor 1 sebagai berikut:

Gambar 4.8 Hasil Tes S4 Soal Nomor 1

Dari hasil jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa pada soal 1a, S4
mampu menyebutkan 3 dari 4 gambar yang ketiga sisinya tidak sama
panjang dengan benar. Selanjutnya pada soal 1b, S4 menyebutkan 2 gambar
yang menurut subjek termasuk segitiga yang dua sisinya sama panjang.
Namun, hanya 1 yang benar yaitu gambar B karena gambar C ketiga sisinya
sama panjang. Kemudian pada soal 1c, S4 dengan tepat menjawab jika
gambar C memiliki 3 sisi yang sama panjang. Lanjut soal 1d, S4 mampu
menjawab 2 gambar dari 3 gambar yang salah satu sudutnya siku-siku
dengan benar. S4 juga mampu menjawab soal 1e dengan benar dan tepat.
Namun pada 1f S4 menuliskan 2 gambar F dan B tetapi hanya F saja yang
dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku.
43

P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 1?


S4 : lihat gambar
P : apakah kamu sudah yakin dengan jawaban kamu?
S4 : iya yakin
P : pada soal 1b, kamu sudah yakin dengan jawabannya?
S4 : iya
P : apa yang kamu tau tentang sisi pada bangun datar?
S4 : garis-garisnya, yang di sambung jadi bentuk segitiga
P : jadi gambar C memiliki 3 sisi yang sama atau 2?
S4 : 3. Oh saya kira 1b itu yang di tanyakan kek minimal ada 2 sisinya yang
sama panjang kak.
P : kalau sudut siku-siku, kamu paham seperti apa itu sudut siku-siku?
S4 : iya, seperti sudut meja.
P : untuk besar sudutnya berapa?
S4 : tidak tau kak.
P : untuk gambar C kamu tau nama bangunnya?
S4 : segitiga sama sisi
P : kalau gambar A?
S4 : segitiga sembarang

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan S4 mampu


menjawab semua soal dengan benar. S4 mampu membedakan dan
mengelompokkan bangun berdasarkan panjang sisi dan sudutnya melalui
gambar yang diberikan. Seperti contoh pada soal 1f, S4 keliru dalam
menuliskan jawaban karena kesalahan memahami maksud dari soal tersebut.
Namun, pada saat wawancara S4 mampu menjawab dengan benar. S4 juga
mampu menyebutkan nama bangun dari gambar yang ditanya.

b. Level 1
Berdasarkan hasil tertulis, S4 mampu mencapai level 1 dikarenakan
telah memenuhi beberapa indicator pada level 1 yaitu:
 Mengungkapkan bangun dengan menyebutkan sifatnya
 Mengenal sifat geometri berdasarkan objek
 Dapat menganalisis bagian-bagian yang ada suatu bangun datar dan
mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
Dapat dilihat pada hasil tes S4 pada nomor 2 sebagai berikut:
44

Gambar 4.9 Hasil Tes S4 Soal Nomor 2

Dari jawaban tersebut, terlihat bahwa S4 hanya mampu menuliskan


satu dari empat ciri-ciri bangun pada soal nomor 2a dan 2b. Sedangkan pada
soal 2c S4 mampu menuliskan 2 ciri dengan benar.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S4 pada soal nomor 3
adalah sebagai berikut:
P : pada nomor 2, bagaimana cara kamu menyelesaikannya?
S4 : dengan mencari sifatnya
P : bagaimana cara kamu mencarinya?
S4 : dilihat dari panjang sisinya saja. Kalau segitiga sama kaki yah berarti
sisinya ada 2 yang sama. Kalau segitiga sama sisi yah semua sisinya
sama.
P : kenapa hanya satu ciri saja yang dituliskan?
S4 : karena hanya itu saja yang saya tau kak
P : kenapa tidak menuliskan besar sudutnya juga?
S4 : (terdiam)
P : oke, terus untuk soal 2c, bagaimana kamu tau kalau segitiga
sembarang itu memiliki sudut yang tidak sama besar?
S4 : karena dilihat dari namanya saja sudah sembarang.
P : kalau bentuknya, kamu tau bagaimana bentuk dari ketiga segitiga itu?
S4 : iya tau.
P : bisa ditunjukkan gambarnya pada soal nomor 1?
S4 : A segitiga sembarang, B segitiga sama kaki, C segitiga sama sisi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, diketahui bahwa S2 hanya
mampu menuliskan 1 ciri-ciri bangun berdasarkan panjang sisinya. S2
mampu membandingkan karakteristik setiap bangun melalui panjang
sisinya, dan dilihat dari nama bangunnya. Seperti contoh pada soal 2c, S5
menerka bahwa segitiga sembarang memiliki 3 sisi yang tidak sama besar
dan tidak sama panjang dari nama bangunnya yaitu segitiga sembarang. S4
juga mampu menunjukkan bangun yang sesuai dengan sifat-sifatnya.
45

c. Level 2
Dari hasil analisis kemampuan S4, menunjukkan bahwa S4 belum
mampu mencapai level ini. Dikarenakan ketidakmampuan S4 dalam
menjawab soal nomor 3 dan ketidaktercapainya indicator pada level 2.
Adapun indicator yang harus dipenuhi untuk dikatakan subjek berada pada
level ini, adalah sebagai berikut:
 Memahami hubungan antara ciri satu dengan ciri yang lain
 Mampu mendefinisikan bangun menggunakan bahasa sendiri
 Mampu memberikan argumen terkait hubungan antar bangun yang
berbeda
 Menggunakan pernyataan “jika…., maka…..”
Dapat dilihat pada hasil tes S4 pada nomor 3 sebagai berikut:

Gambar 4.10 Hasil Tes S4 Soal Nomor 3

Dari hasil jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa jawaban S4 masih


ambigu. Tidak menjelaskan bentuk segitiga apa yang akan terjadi. S4 seperti
menuliskan ciri-cirinya. Namun, ciri-cirinya juga tidak jelas 2 sisi yang
sama siku ini seperti apa.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S4 pada soal nomor 5
adalah sebagai berikut.
P : bagaimana cara kamu menjawab soal nomor 5?
S4 : ilustrasi
P : kira-kira segitiga apa yang akan terjadi dari persegi tersebut?
S4 : segitiga yang sama panjang
P : dihasil jawaban kamu, kamu tulis segitiga 2 sisi yang sama siku. Bisa
dijelaskan?
S4 : (terdiam)
P : oke, apa kendalanya saat menyelesaikan soal ini?
S4 : menebak segitiganya.
P : bisa dijelaskan lebih jelas?
S4 : susah kak, saya tau segitiga tapi gak tau segitiga apa itu.
P : oke, , kamu tau ada berapa saja segitiga?
S4 : segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga sembarang
P : oke, itu kalau di tinjau dari panjang sisinya. Kalau dari sudutnya?
46

S4 : (terdiam)
P :kamu tau apa yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?
S4 : mungkin segitiga yang sudutnya siku
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S4 tidak
mampu menjelaskan dengan jelas apa jawaban dari soal nomor 3. S4 tidak
dapat menyajikan argumen informal melalui hubungan antar bangun persegi
dan segitiga. S4 mengaku bahwa kesulitan dalam menentukan jenis
segitiganya, karena yang S2 tau hanya segitiga yang ditinjau dari panjang
sisi, jika ditinjau dari besar sudutnya S4 tidak tau. Namun saat ditanya
terkait segitiga siku-siku, S4 mampu mendefinisikan berdasarkan nama
sudutnya walaupun masih terlihat ragu dengan jawabannya.

5. Analisis Hasil Tes S5


a. Level 0
Dari hasil analisis, S5 mampu mencapai level 0 dikarenakan
kemampuan S5 dalam menjawab soal pada level 0 dengan benar dan
terpenuhinya beberapa indicator pada level 0. Adapun indicator yang
terpenuhi pada level 1 dapat dilihat pada table berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun 
geometri
Bersandar pada pola visual
terhadap penentuan bangun 
geometri
0
Menyertakan sifat tak relevan
ketika memilah dan 
mendeskripsikan bangun
Belum dapat memenuhi sifat
bangun serta ciri-ciri dari bangun 
yang ditunjukkan
Dibuktikan dengan hasil tes S5 pada soal level 0 sebagai berikut.
47

Gambar 4.11 Hasil Tes S5 Soal Nomor 1

Dari hasil jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa S5 mampu menjawab


1a secara lengkap dan benar. Begitupun dengan soal 1b, 1c dan 1e. Namun
pada soal 1d, S5 hanya mampu menjawab 2 dari 3 gambar dengan benar.
Kemudian pada soal 1f, S5 menuliskan 2 gambar yaitu F dan B. padahal
yang memiliki dua sisi yang sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku
hanyalah gambar F.
Adapun hasil wawancara peneliti dan S5 pada soal nomor 1 adalah
sebagai berikut.
P : cara kamu menyelesaikan soal ini bagaimana?
S5 : lihat gambar
P : ada kendala dalam menyelesaikannya?
S5 : tidak
P : kamu sudah yakin dengan semua jawaban kamu di nomor 1?
S5 : iya
P : coba lihat kembali soal nomor 1, gambar yang memiliki dua sisi yang
sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku yang mana?
S5 : gambar F
P : gambar B termasuk gak?
S5 : tidak
P : kenapa?
S5 : karena sudutnya bukan siku-siku
P : berapa besarnya itu sudut siku-siku?
S5 : 90 derajat
P : dari mana tau kalau 90 derajat?
S5 : karena setengah lingkaran itu 180, kalau dibagi 2 berarti 90
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S5 mampu
membedakan bentuk dari gambar yang disajikan, dan mampu
mengelompokkan bangun berdasarkan panjang sisi dan bentuk sudutnya.
Dibuktikan dengan saat ditanya kembali terkait soal nomor 1f, dan S5
mampu menjawab dengan benar yaitu hanya gambar F. Peneliti pun
mencoba
48

menanyakan apakah gambar B termasuk atau tidak, dengan yakin S5


menjawab tidak karena sudutnya tidak siku-siku.

b. Level 1
Dengan terpenuhinya indicator pada level 1, maka S5 dikatakan telah
mencapai tahap pengenalan atau visualisasi. Dapat dilihat pada table
berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing 
bangun
Mengungkapkan angun dengan

menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri
1 
bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-
bagian yang ada pada suatu
bangun datar dan mengamati 
sifat-sifat yang dimiliki oleh

Dibuktikanunsur-unsur
dengan hasiltersebut
tes S5 pada soal level 1 sebagai berikut.

Gambar 4.12 Hasil Tes S5 Soal Nomor 2

Dari jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa S5 hanya menjawab satu


ciri dari segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi. Namun untuk segitiga
sembarang, S5 mampu menuliskan dua ciri-cirinya.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S5 pada soal nomor 3 adalah
sebagai berikut.
P : untuk nomor 3, ada kendala?
49

S5 : tidak
P : kenapa hanya 1 saja ciri yang disebutkan?
S5 : karena hanya itu yang diketahui
P : bagaimana kamu bisa mengetahui kalau segitiga sama sisi itu
memiliki tiga sisi yang sama panjang?
S5 : dengan melihat gambar soal nomor 1
P : oke, kan kamu sudah tau gambarnya, kira-kira kamu tau gak berapa
besar sudutnya?
S5 : 600
P : satu sudut saja, atau semuanya?
S5 : semuanya, kan sisinya sama otomatis sudutnya juga sama
P : oke, kalau sudut dari segitiga sama kaki, tau gak besarnya berapa?
S5 : gak
P : kalau simetri lipat atau simetri putarnya, kamu tau?
S5 : tidak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, diketahui bahwa S5 mampu
membandingkan bangun-bangun berdasarkan karakteristiknya, walaupun
hanya menuliskan tidak lebih 2 ciri setiap bangun. Kemudian saat ditanya
terkait sudut dari segitiga sama sisi, S5 mampu menyebutkan besar sudut
dan memberikan alasan sederhana dengan analisisnya.

c. Level 2
Dari hasil analisis, S5 mampu mencapai level 2 dengan tercapainya
indicator level 2. Adapun indicator yang terpenuhi dapat dilihat pada table
berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri

satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun

menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun 
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..

maka”
50

Dibuktikan dengan hasil tes tertulis pada soal nomor 3 sebagai berikut.

Gambar 4.13 Hasil Tes S5 Soal Nomor 3

Dari jawaban tersebut, terlihat bahwa S5 mampu menjawab dengan


benar nama bangun geometri yang akan terjadi dari bangun persegi yang
digunting menurut salah satu diagonalnya.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S5 pada soal nomor 5
adalah sebagai berikut.
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 3?
S5 : dimisalkan
P : apa nama bangunnya?
S5 : segitiga siku-siku
P : bagaimana kamu bisa tau?
S5 : begini kak (sambil memperlihatkan caranya melipat kertas soal
kemudian di lipat menjadi dua sehingga membentuk segitiga)
P : apa yang kamu tau tentang segitiga siku-siku?
S5 : segitiga yang punya sudut 900
P : kira-kira kenapa bisa persegi panjang menjadi segitiga siku-siku?
S5 : karena sudut pada persegi panjang itu 900, secara otomatis kalau
dibagi dua kayak begini (sambil menunjuk kertas yang tadi dilipat)
tidak merubah besar sudut ini (sambil menunjuk sudut siku-siku).
P : oke terus, berapa jenis segitiga yang kamu tau?
S5 : segitiga sama kaki, sama sisi, sembarang, siku-siku, lancip, dan
segitiga tumpul
P : untuk bentuknya semua kamu tau?
S5 : iya.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S5 mampu
menggunakan definisi serta menyajikan argumen formal terkait hubungan
persegi panjang dan segitiga siku-siku. Seperti yang terlihat pada hasil
wawancara, S5 mampu menjelaskan hubungannya melalui sudutnya, dan
dijelaskan melalui alat praga berupa kertas soal.
51

6. Analisis Hasil Tes S6


a. Level 0
Dari hasil analisis, S5 mampu mencapai level 0 dikarenakan
kemampuan S5 dalam menjawab soal pada level 0 dengan benar dan
terpenuhinya beberapa indicator pada level 0. Adapun indicator yang
terpenuhi pada level 1 dapat dilihat pada table berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami sifat non-eksak dalam
mengenali dan memilah bangun 
geometri
Bersandar pada pola visual
terhadap penentuan bangun 
geometri
0
Menyertakan sifat tak relevan
ketika memilah dan 
mendeskripsikan bangun
Belum dapat memenuhi sifat
bangun serta ciri-ciri dari bangun 
yang ditunjukkan

Adapun hasil tes tertulis S6 pada level 0 sebagai berikut.

Gambar 4.14 Hasil Tes S6 Soal Nomor 1

Dari hasil jawab tersebut, dapat dilihat bahwa S6 mampu menjawab


keseluruhan soal nomor 1 dengan benar dan tepat.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S6 adalah sebagai berikut:
P : ada kendala dalam menyelesaikan soal nomor 1?
S6 : tidak
52

P : bagaimana cara kamu mengelompokkannya?


S6 : (diam)
P : misal nih, bagaimana kamu tau kalau gambar A, D, G, dan H itu
memiliki sisi yang tidak sama panjang. Terus gambar A,F, dan H
termasuk gambar yang memiliki sudut sik-siku. Bagaimana?
S6 : lihat gambar
P : bisa dijelaskan lebih detail?
S6 : kan kalau ketiga sisinya tidak sama panjang, yah tinggal lihat disisinya
ada garis dua tidak. Kalau tidak ada begitu artinya sisiya tidak sama
panjang.
P : oke, bagaimana dengan gambar yang memiliki sudut siku-siku?
S6 : ada dua garis yang tegak lurus seperti huruf L.
P : untuk besar dari sudut siku-siku kamu tahu berapa?
S6 : 900
P : untuk nama bangun dari gambar F apakah kamu tau?
S6 : segitiga siku-siku
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa S6 mampu
mengelompokkan bangun berdasarkan panjang sisi dan besar sudut sesuai
dengan gambar yang disajikan. Dibuktikan dengan jawaban S6 yang bisa
menjawab keseluruhan soal nomor 1 dengan benar dan tepat.

b. Level 1
Hasil ananlisis, S6 dikatakan mencapai level analisis dikarenakan
telah terpenuhinya indicator pada level ini. Adapun indicator yang mampu
dipenuhi S6 pada level ini sebagi berikut.
Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Mengenal bangun ruang
berdasarkan ciri masing-masing 
bangun
Mengungkapkan angun dengan

1 menyebutkan namanya
Mengenal sifat geometri

bedasarkan objek
Dapat menganalisis bagian-

bagian yang ada pada suatu
53

bangun datar dan mengamati


sifat-sifat yang dimiliki oleh
unsur-unsur tersebut

Dibuktikan dengan hasil tes tertulis S6 pada soal level 1 sebaagai berikut.

Gambar 4.15 Hasil Tes S6 Soal Nomor 2

Dari hasil jawaban tersebut, dapat dilihat bahwa S6 mampu


menuliskan 2 ciri-ciri dari masing-masing bangun segitiga sama sisi,
segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S6 pada soal nomor 3
adalah sebagai berikut:
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal ini?
S6 : dengan menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana kamu bisa tahu sifatnya?
S6 : dilihat dari bentuknya pada nomor 1
P : oke, ada sifat lain lagi yang kamu ketahui selain panjang sisi dan
besar sudutnya?
S6 : tidak ada
P : kamu tau simetri putar ataupun simetri lipat?
S6 : tidak
P : oke baik
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan S6 mampu
membandingkan bangun berdasarkan karakteristiknya, walaupun hanya
dilihat dari panjang sisi dan besar sudutnya. Dalam menyelesaikan soal
nomor 3, S6 juga mengaku melihat sifat-sifatnya dari gambar pada soal
nomor 1.

c. Level 2
Dengan terpenuhinya indicator pada level 2, maka S6 dapat dikatan
telah mencapai level 2 yaitu deduksi informal atau pengurutan. Dapat dilihat
pada table berikut.
54

Keterangan
Level Indikator
Terpenuhi Tidak terpenuhi
Memahami hubungan antar ciri

satu dengan ciri yang lain
Mampu mendefinisikan bangun

menggunakan bahasa sendiri
2 Mampu memberikan argument
terkait hubungan antar bangun 
yang berbeda
Menggunakan pernyataan “jika,..

maka”

Dibuktikan dengan hasil tes tertulis S6 pada soal level 2 sebagai berikut.

Gambar 4.16 Hasil Tes S6 Soal Nomor 3

Dari hasil jawaban tersebut, dilihat bahwa S6 mampu menerka


bangun geometri yang terjadi dari bangun persegi yang digunting menurut
salah satu diagonalnya dengan benar.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan S6 pada soal nomor 5
adalah sebagai berikut:
P : bagaimana cara kamu menerka bangun yang akan terjadi dari persegi?
S6 : dengan menggambar (sambil memperlihatkan gambar persegi yang
dibagi dua menjadi dua segitiga)
P : bangun apa yang terjadi?
S6 : segitiga siku-siku
P : kenapa bisa segitiga siku-siku?
S6 : karena persegi kalau di potong dari sudut yang berhadapan, akan
menjadi segitiga
P : iya, terus bagaimana kamu bisa menebak kalau itu segitiga siku-siku?
S6 : karena sudutnya persegi itu sudut siku-siku
P : jadi segitiga siku-sikut itu apa?
S6 : segitiga yang sudutnya siku-siku dengan besar sudut 900
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara, ditemuka bahwa S6
mampu menjelaskan defisini serta menjelaskan hubungan antara persegi dan
segitiga
55

siku-siku. Seperti yang dijelaskan pada saat wawancara, cara menyelesaikan


soal ini dengan menggambar dan melihat bentuk sudut dari persegi itu
sendiri.

Kemampuan siswa menyelesaikan soal geometri


Kemampuan siswa menyelesaikan soal geometri khususnya materi
segitiga dapat dilihat dari nilai atau skor yang diperoleh siswa. Nilai tersebut
diperoleh dari hasil mengerjakan 3 soal essay yang diberikan peneliti pada tes
kedua. Pedoman penilian yang digunakan peneliti yaitu penilaian skala 0-100,
artinya nilai tertinggi yang didapat adalah 100 dan nilai terendah adalah 0.
Peneliti melakukan pengeompokkan nilai yang didapat siswa ke dalam lima
kategori yaitu sangat rendah, rendah, cukup baik, baik, sangat baik. Adapun
pengelompokkan nilainya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Pengelompokkan Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Geometri
Nilai Klasifikasi Frekuensi
< 40 Sangat rendah S1 & S2
40 – 55 Rendah S3 & S4
56 - 70 Cukup baik -
71 – 90 Baik S5 & S6
91 – 100 Sangat baik -

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes kedua, ditemukan 2 subjek


berada pada kemampuan sangat rendah yaitu S1 dengan nilai 36,67 dan S2
dengan nilai 21,11. Kemudian 2 subjek dengan kemampuan rendah yaitu S3
dengan nilai 53,34 dan S4 dengan nilai 52,23. Selanjutnya subjek yang berada
pada kemampuan baik yaitu S5 dan S6 dengan nilai 87,78 dan 90.

B. Pembahasaan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa level tertinggi yang mampu
dicapai oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo pada tes awal adalah
level 1 (analisis). Namun, pada tes kedua level tertinggi yang dicapai adalah
level 2 (pengurutan). Sejalan dengan itu, Van De Walle berpendapat bahwa
56

kebanyakan siswa Sekolah Menengah Pertama berapa pada level 0


(pengenalan) sampai level 2 (pengurutan).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlambang (2013),
mengemukakan bahwa mayoritas siswa pada level 0 (pengenalan). Penyebab
siswa belum naik level karena keliru pada penentuan konsep dan salah pada
penentuan nama bangun berdasarkan sifatnya serta kekurangan kosakata saat
mendeskripsikan idenya. Siswa kesulitan dalam perhitungan dan masih salah
pada penentuan hipotesis pada kalimat implikasi. Siswa belum bisa menarik
konklusi berdsaarkan proses pengukuran maupun penyelidikan yang sudah
dilakukan.
Analisis kemampuan siswa kelas VIII-1 dalam menyelesaikan soal
geometri segitiga berdasarkan teori Van Hiele, dilakukan dengan menganalisis
hasil tes dan wawancara terhadap subjek yang terpilih. Selanjutnya, diuraikan
pembahasan kemampuan siswa dengan membandingkan hasil tes dan
wawancara agar memperoleh hasil yang akurat. Pemilihan subjek berdasarkan
penggolongan level berpikir Van Hiele. Hal tersebut menghasilkan S1 dan S2
pada level Pre-0, S3 dan S4 pada level 0 (pengenalan), serta S5 dan S6 pada
level 1 (analisis).
Setelah dilakukan analisis kemampuan geometri siswa dengan
membandingkan hasil tes tertulis dan wawancara subjek penelitian dapat
diketahui kemampuan geometri siswa pada saat tes awal berbeda dengan tes
kedua. Pada saat tes awal, tidak ada siswa yang mampu mencapai level 2
(pengurutan). Namun, pada saat tes kedua subjek yang awalnya berada pada
level Pre-0, mampu menyelesaikan soal pada level 0 (pengenalan). Sehingga,
ada setidaknya satu peningkatan level dari setiap subjek pada tes kedua. Maka
pada tes-2 1 subjek mampu mencapai level 0, 3 subjek berada pada level 1, dan
2 subjek berada pada level 2. Pada tes-2 juga dilakukan analisis kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal geometri segitiga.
Berdasarkan hasil analisis data, Adapun kemampuan berpikir subjek
dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan teori Van Hiele adalah
sebagai berikut.
57

1. Level 0 (visualisasi)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara,
menunjukkan bahwa semua subjek mampu mencapai level ini. Namun hanya
S2 yang tidak dapat lanjut ke level selanjutnya. Dikarenakan S2 belum dapat
memahami sifat bangun ruang sisi datar serta ciri-ciri dari bangun yang
ditunjukkan. Sehingga S2 tidak dapat lanjut ketahap analisis. S2 hanya
mampu mengenali bentuk dan mengelompokkan berdasarkan visualnya saja.
Seperti pada nomor 1, jika sisinya sama ditandai dengan adanya garis dua,
atau sudut siku-siku ditandai dengan adanya gambar persegi pada salah satu
sudutnya. S2 juga belum mengenal jenis-jenis segitiga, S2 hanya focus pada
visual yang tanpak saja. Kemudian kemampuan berpikir S2 dalam
menyelesaikan soal geometri juga masih berada pada kemampuan sangat
rendah dengan nilai 21,11.

2. Level 1 (analisis)
Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, subjek yang
termasuk pada level 1 yaitu S1, S3, dan S4 dengan kemampuan berpikir S1
sangat rendah serta S3 dan S4 termasuk kemampuan berpikir rendah. Ketiga
subjek yang mencapai level 1 telah mampu mencapai indicator pada level 0.
Ketiganya telah mengenal bangun berdasarkan penampakannya dan mampu
mengelompokkan bangun berdasarkan panjang sisi dan jenis sudutnya.
Ketiganya juga mampu mengungkapkan bangun dengan menyebutkan
sifatnya sekurang-kurangnya satu sifat dari bangun yang ditanyakan.
Mengenal sifat geometri berdasarkan objek atau gambar yang diberikan pada
soal level 0, dan mampu menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu
bangun serta mengamati sifat yang dimiliki. Seperti contoh, S1 mampu
menyebutkan bahwa segitiga sama sisi itu memiliki tiga sisi yang sama
panjang. Atau S3 yang menyebutkan bahwa segitiga sama sisi memiliki tiga
buah sudut yang sama besar.

3. Level 2 (pengurutan)
Hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa yang mampu
mencapai level 2 yaitu S5 dan S6 yang tergolong siswa dalam kemampuan
berpikir baik
58

dengan nilai 87,78 dan 90. Keduanya mampu memenuhi indicator level 0, 1
dan 2. Seperti mampu mengenali dan memilah bangun segitiga, mampu
menyertakan sifat ketika memilah dan mendeskripsikan bangun segitiga,
mampu menunjukkan nama bangun sesuai sifat yang dimiliki, dapat
menganalisis bagian-bagian dari suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang
dimiliki. S5 dan S6 juga mampu memahami hubungan antar ciri satu dengan
yang lain, mampu mendefinisikan bangun dengan analisisnya sendiri, serta
mampu memberikan argumen terkait hubungan antar bangun yang berbeda.

C. Temuan penelitian
Temuan penelitian yakni.
1. Pada tes awal, sebanyak 64% siswa belum memenuhi level 0 (pengenalan)
sehingga dianggap sebagai level berpikir Pre-0
2. Pada tes-2. Setiap subjek yang terpilih naik satu tingkatan level dari hasil
tes awal. Kecuali S1, yang awalnya berada pada level Pre-0 pada tes-2
mampu mencapai level analisis
3. Subjek pada level 0 mampu mengenal, dan mengelompokkan bangun
sesuai dengan panjang sisi. Pemahaman konsepnya lumayan baik, namun
terkadang masih ragu memunculkan pemikiran logikanya.
4. Subjek pada level 1, mampu mengenal bangun secara visual dan dapat
mengetahui jenis bangun dari sifat yang dimiliki. Subjek mampu
membandingkan bangun berdasarkan sifatnya.
5. Subjek pada level 2, mampu menyelesaikan soal pada level 0 dan 1.
Subjek juga dapat mengetahui hubungan persegi panjang dan segitiga,
serta dapat menjelaskan dengan menggunakan pernyataan “jika.. maka”
6. Kemampuan berpikir geometri siswa dengan kemampuan siswa
menyelesaikan soal geometri sangat berpengaruh. Karena jika subjek
berada pada level yang lebih tinggi, kemampuan dalam meyelesaikan
soalnya juga termasuk dalam siswa dengan kemampuan baik.
7. Menurut kriteria kemampuan pemecahan masalah, Subjek pada level 0
berada pada kemampuan sangat rendah dan level 1 tergolong siswa dalam
kemampuan berpikir rendah. Sedangkan satu subjek pada level 2 tergolong
siswa dalam kemampuan baik
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berikut simpulan pada penelitian ini, yaitu.
1. Pada tes awal, siswa belum memenuhi level 0 (pengenalan) pada tahap
berpikir Van Hiele berjumlah 64% (14 siswa) dari 22 siswa, kelompok
tersebut sebagai level berpikir Pre-0. Untuk siswa yang memenuhi level 0
(pengenalan) berjumlah 27% (6 siswa) dan untuk siswa yang memenuhi
level 1 (analisis) berjumlah 9% (2 siswa).
2. Pada tes kedua, setiap subjek yang terpilih naik 1 tingkatan level berpikir
menurut teori Van Hiele
3. Subjek pada level 0 (pengenalan) mampu mengenal dan mengelompokkan
bangun berdasarkan panjang sisinya.
4. Subjek pada level 1 (analisis) memenuhi kemampuan pengenalan visual,
dan mampu membedakan bangun berdasarkan sifat yang dimiliki.
5. Subjek pada level 2 (pengurutan), memenuhi kemampuan visual, mampu
membedakan bangun berdasarkan sifatna, dan mampu mengetahui
hubungan antar bangun yang berbeda
6. Tingkat tertinggi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal adalah pada
tingkat kemampuan baik. Subjek ada level 0 dengan kemampuan sangat
rendaah, subjek pada level 1 dengan kemampuan rendah, dan subjek pada
level 2 dengan kemampuan baik.
7. Kemampuan berpikir siswa menyelesaikan soal geometri berdasarkan teori
Van Hiele berada pada kemampuan baik dengan level tertinggi level 2
(pengurutan).
8. Tingkat berpikir geometri sangat berpengaruh dengan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal. Karena ketika siswa belum sampai pada tahap
yang lebih tinggi, maka kemampuannya juga tergolong rendah.

59
60

B. Saran
Berikut adalah saran pada penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru matematika, utamanya pada kelas VIII agar kreatif dalam
menentukan metode pembelajara sehingga penerapannya mampu
mengembangkan kemampuan siswa setelah mengetahui aktivitas belajar
dan kaarakteristik siswa dalam pemecahan masalah. Guru sebaiknya
menyediakan alat praga atau fasilitas ketika pembelajran geometri.
2. Bagi siswa, agar teliti dalam menyelesaikan soal. Usahakan mengaasah
kemampuan berpikirnya sehingga kreatif dalam menyelesaikan soal. Pada
pemahaman konsep, siswa harusnya memahami konsep bukan hanya
sekedar mengahafal.
3. Bagi peneliti lain, kiranya mampu menganalisis secara mendalam tentang
kemampuan siswa menyelesaikan soal geometri khususnya segitiga
berdasarkan teori Van Hiele.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Zahratul dkk. 2018. Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa Berdasarkan Teori
Van Hiele pada Materi Segiempat Kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika. Vol.3. No. 2, h.76.

Amir, Zubaidah dan Risnawati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Ansori, Anwar. 2017. Analisis Tingkat Berpikir Geometri Siswa dalam


Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar Berdasarkan Teori Van
Hiele pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Baki. (Surakarta: Artikel
Publikasi) hal. 4

Aspar. 2009. Matematika SMP Kelas VII. Bogor: Quadra

Atiaturrahmaniah, dkk. 2017. Pengembangan Pendidikan Matematika SD.


Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi Press

Chotimah, NH. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (MPG) Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa di
Kelas X pada SMA Negeri 8 Palembang. Skripsi. Universitas PGRI
Palembang.

Duma, Sonny Yalty dan Karni Patandianan. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir
Siswa Kelas VIII A SMP Negeri Rantetayo Berdasarkan Teori Van
Hiele. Jurnal KIP. Vol. 8. No. 1, h.30-31.

Evilina, Deni. 2019. Asyiknya Belajar Bangun Datar dan Bangun Ruang.
Semarang: ALPRIN

Farida, Jumlatul dkk. 2018. Proses Berpikir Siswa Kelas VII dalam Memecahkan
Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Siswa. SIGMA. Vol. 4.
No. 1, h.9.

Hari, Bayu Sapta. 2019. Mengenal Bangun Datar. Bandung: Penerbit Duta

Hayati, Puji. 2017. Analisis Tingkat Keterampilan Geometri Berdasarkan Tahap


Berpikir Van Hiele Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Siswa Kelas IX
SMP Negeri 4 Bandar Lampung. (Lampung: Skripsi), hal. 33

Herlambang. 2013. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa


kelas VII A SMP Negeri 1 Kepahiang tentang Bangun Datar Ditinjau dari
Teori Van Hiele. Skripsi: Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Bengkulu.

Husen, Muhammad Yusuf. 2020. Belajar Aktual dengan Snowball Throwing


Teaching (STT). Sukabumi: CV Jejak
Junedi, Beni. 2017. Penerapan Teori Belajar Van Hiele Pada Materi Geometri di
Kelas VIII. Journal of Mathematics Education and Science. Vol. 3. No.
1, h.2-3.

Kamaria. 2016. Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Relasi dan Fungsi pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri Buti Merauke. MASGISTA. Vol. 3. No. 1,
h.32.

Musa, Lisa Aditya Dwiwansyah. 2016. Level Berpikir Geometri Menurut Teori
Van Hiele Beradsarkan Kemampuan Geometri dan Perbedaan Gender
Siswa Kelas VII SMPN 8 Pare-Pare. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Vol. 4. No. 2, h.106.

Nurani, Itsnaniya Fatwa dkk. 2016. Level Berpikir Geometri Van Hiele
Berdasarkan Gender pada Siswa Kelas VII SMP Islam Hasanuddin Dau
Malang. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 5, h. 978-979.

Nurhidayati,Viva Lili. 2017. Perkembangan Kemampuan Berpikir Geometri


Peserta Didik Berdasarkan Teori Van Hiele Pada Materi Segiempat
Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning. (Semarang; Skripsi).
Hal.39-42

Octavia, Bella. 2020. Jenis, Keliling, & Luas Segitiga: Rumus, Contoh Soal dan
Pembahasan. (https://www.zenius.net/blog/23331/rumus-keliling-luas-
segitiga-contoh-soal) . diakses pada tanggal 28 Januari 2021, pukul 01.20
Witaa

Ponidi dan Masayuki Nugroho. 2020. Modul 8 Segi Empat dan Segitiga. Direktorat
Sekolah Menengah Pertama : Jakarta

Sarsinta. 2008. Sukses Ujian Nasional Matematika. Jakarta: Media Pusindo

Sholihah, Silfi Zainatu dan Ekasatya Aldila Afriansyah. 2017. Analisis Kesulitan
Siswa dalam Proses Pemecahan Masalah Geometri Berdasarkan Tahapan
Berpikir Van Hiele. Mosharafa. Vol. 6. No. 2, h.295-296.

Siagan, Muhammad Daut. 2016. Kemampuan Koneksi Matematik dalam


Pembelajaran Matematika. MES (Journal of Mathematics Education and
Science). Vol. 2. No. 1, h.63-64.

Sihotang, Kasdin. 2019. Berpikir Kritis Kecakapan Hidup di Era Digital. Depok:
PT Kanisius

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Sulaiman. 2019. Proses Berpikir Geometri Siswa SMP dengan Gaya Kognitif
Field Independen dan Field Dependen. Surabaya: Scorpindo Media
Pustaka

Umardiyah, Fitri dan Farid Nasrulloh. 2020. Scaffolding dalam Pembelajaran


Geometri Berdasarkan Taksonomi Solo. Jombang: Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas KH. A. Wahab
Hasbullah

Yuliana, Dewi dan Novisita Ratu. 2019. Analisis Keterampilan Dasar Visual
Geometri Siswa SMP ditinjau Berdasarkan Level Berpikir Analisis Van
Hiele. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 03. No. 02, h.548.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIA
TES 1 PERKEMBANGAN BERPIKIR VAN HIELE
VAN HIELE GEOMETRY TEST (VHGT)

Petunjuk pengerjaan:
1. Bacalah setiap soal dengan teliti
2. Berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar di lembar
jawaban yang telah disediakan
3. Gunakan tempat kosong yang telah tersedia pada lembar jawab untuk
membuat sketsa atau menggambar bangun. Jangan coret-coret kertas soal
ini!
4. Jika kamu ingin mengubah jawaban, hapuslah dengan bersih jawaban
pertama
5. Kamu punya waktu 35 menit untuk mengerjakan tes ini.
Tunggulah sampai gurumu mengatakan kamu boleh mengerjakan.

1. Manakah di antara gambar-gambar berikut ini yang merupakan segiempat?

(A) K saja
(B) L saja
(C) M saja
(D) L dan M saja
(E) Semuanya adalah segiempat

2. Manakah dari gambar-gambar berikut yang merupakan segitiga?

(A) Tidak ada yang merupakan segitiga


(B) V saja
(C) W saja
(D) W dan X saja
(E) V dan W saja
3. Manakah diantara gambar-gambar berikut yang merupakan persegi Panjang?

(A) S saja
(B) T saja
(C) S dan T saja
(D) S dan U saja
(E) Semuanya adalah persegi Panjang

4. Manakah diantara gambar-gambar berikut yang merupakan persegi ?

(A) Tidak ada yang termasuk persegi


(B) G saja
(C) F dan G saja
(D) G dan I saja
(E) Semuanya adalah salah

5. Manakah diantara gambar-gambar berikut yang merupakan jajar genjang ?

(A) J saja
(B) L saja
(C) J dan M saja
(D) Tidak ada yang termasuk jajar genjang
(E) Semuanya adalah jajar genjang
6. PQRS adalah sebuah persegi
Hubungan yang manakah yang benar dalam setiap persegi?
(A) ̅ 𝑃̅𝑅̅ dan ̅𝑅̅𝑆̅ mempunyai panjang yang sama
(B) ̅ 𝑄̅𝑆̅ dan ̅𝑃̅𝑅̅ adalah garis-garis yang saling tegak lurus
(C) ̅ 𝑃̅𝑆̅ dan 𝑄̅𝑅̅ adalah garis-garis yang saling tegak lurus
(D) ̅ 𝑃̅𝑆̅ dan ̅𝑄̅𝑆̅ mempunyai panjang yang sama
(E) Sudur Q lebih besar daripada sudut R

7. Pada persegi panjang GHJK, ̅𝐺̅𝐽 dan ̅𝐻̅𝐾̅ adalah diagonal.

Manakah dari pernyataan berikut yang benar pada persegi panjang?


(A) Memiliki 4 sudut siku-siku
(B) Memiliki 4 sisi
(C) Diagonal-diagonalnya sama panjang
(D) Sisi-sisi yang berlawanan mempunyai panjang yang sama
(E) Semua poin dari (A)-(D) benar

8. Belah ketupat adalah bangun dengan 4 sisi yang sama panjang.

Manakah daari point (A)-(D) yang tidak selalu benar pada belah ketupat?
(A) Dua diagonalnya memiliki panjang yang sama
(B) Setiap diagonalnya membagi dua sudut belah ketupat
(C) Dua diagonalnya salng tegak lurus
(D) Sudut-sudut yang berlawanan mempunyai ukuran yang sama
(E) Semua poin (A)-(D) adalah benar dalam setiap belah ketupat

9. Segitiga sama kaki adalah segitiga dengan dua sisi yang panjang.

Manakah daari point (A)-(D) yang tidak selalu benar pada segitiga sama kaki?
(A) 3 sisinya haarus memiliki sisi yang sama
(B) Setiap salah satu sisinya harus lebih panjang daripada dua sisi lainnya
(C) Harus ada minimal dua buah sudut dengan besar yang sama
(D) Ketiga sudutnya harus sama besar
(E) Tidak ada dari point (A)-(D) yang selalu benar pada segitiga sama kaki

10. Dua buah lingkaran dengan pusat P dan Q berpotongan di titik R dan S
sehingga membentuk sebuah bangun segiempat PRQS.

Manakah dari poin (A)-(D) yang tidak selalu benar?


(A) PRQS akan memilki 2 pasang sisi yang sama panjang
(B) PRQS akan memiliki paling sedikit dua sudut yang sama besar
(C) Garis ̅𝑃̅𝑅̅ dan ̅𝑅̅𝑆̅ akan menjadi garis yang saling tegak lurus
(D) Sudut P dan Q akan mempunyai besar yang sama
(E) Semua poin dari (A)-(D) adalah benar

11. Terdapat dua pernytaan sebagai berikut.


Pernyataan 1 : Bangun F adalah sebuah persegi panjang
Pernyataan 2 : Bangun F adalah sebuah segitiga
Manakah pernyataan berikut yang benar?
(A) Jika 1 benar, maka 2 benar
(B) Jika 1 salah, maka 2 benar
(C) 1 dan 2 keduanya tidak bisa benar semua
(D) 1 dan 2 keduanya tidak bisa salah semua
(E) Tidak ada satupun dari pernyataan (A)-(D) yang benar

12. Terdapat dua pernyataan sebagai berikut


Pernyataan S : 𝛥𝐴𝐵𝐶 mempunyai 3 sisi yang sama panjang Pernyataan
T : dalam 𝛥𝐴𝐵𝐶, B dan C mempunyai besar yang sama Manakah
yang benar?
(A) Pernyataan S dan T keduanya tidak benar
(B) Jika S benar, maka T benar
(C) Jika T benar, maka S benar
(D) Jika S salah, maka T salah
(E) Tidak ada satupun dari poin (A)-(D) yang benar
13. Manakah yang disebut persegi panjang?

(A) P, Q, R persegi panjang (D) P dan Q saja


(B) Q saja (E) Q dan R saja
(C) R saja

14. Manakah pernyataan berikut yang benar?


(A) Semua sifat dari persegi panjang adalah sifat-sifat dari persegi
(B) Semua sifat dari persegi adalah sifat-sifat dari semua persegi panjang
(C) Semua sifat dari persegi panjang adalah sifat-sifat dari semua jajaran
genjang
(D) Semua sifat dari persegi adalah sifat-sifat dari semua jajaran genjang
(E) Tidak ada satupun dari pernyataan (A)-(D) yang benar

15. Manakah sifat yang dimiliki persegi panjang tapi bukan merupakan sifat jajar
genjang?
(A) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(B) Diagonal-diagonalnya sama panjang
(C) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
(D) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(E) Tidak ada satupun diantara poin (A)-(D) yang benar

16. Berikut adalah segitiga sama sisi ACE, ABF, dan BCD yang telah disusun
pada sisi-sisi segitiga siku-siku ABC

Pernyataan bahwa ̅𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik potong, benar,
pada kondisi?
(A) Hanya pada segitiga ini kita dapat meyakini bahwa ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅
mempunyai satu titik sama
(B) Untuk beberapa (tidak semua) segitiga siku-siku,
̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik yang sama
(C) Untuk semua segitiga siku-siku, ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah
titik yang sama
(D) Untuk semua segitiga, ̅ 𝐴̅𝐷̅ , ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah titik yang
sama
(E) Untuk semua segitiga sama sisi, ̅ 𝐴̅𝐷̅, ̅𝐵̅𝐸̅ , 𝑑𝑎𝑛 ̅𝐶̅𝐹̅ mempunyai sebuah
titik yang sama

17. Berikut adalah 3 sifat dari sebuah bangun


Sifat D: mempunyai diagonal-diagonal yang sama panjang
Sifat S : merupakan sebuah persegi
Sifat R : merupakan sebuah persegi panjang
Manakah yang benar?
(A) Jika R dan D maka S (D) Jika S dan R maka D
(B) Jika S dan D maka R (E) Jika D dan R maka S
(C) Jika D dan S maka R

18. Berikut terdapat dua pernyataan


I. Jika persegi panjang, maka diagonal-diagonalnya saling membagi dua.
II. Jika diagonal-diagonal saling membagi dua, maka bangun tersebut sebuah
persegi panjang
Manakah yang benar?
(A) Untuk membuktikan I benar, cukup buktikan bahwa II benar
(B) Untuk membuktikan II benar, cukup buktikan bahwa I benar
(C) Untuk membuktikan II benar, cukup temukan suatu bangun yang bukan
persegi panjang yang diagonal-diagonalnya saling membagi dua
(D) Untuk membuktikan II salah, cukup temukan suatu bangun bukan
persegi panjang yang diagonal-diagonalnya saling membagi dua
(E) Tidak ada satupun dari poin (A)-(D) adalah benar

19. Dalam geometri :


(A) Setiap istilah dapat didefinisikan dan setiap pernyataan yang benar
dapat dibuktikan kebenarannya
(B) Setiap istilah dapat didefinisikan tapi perlu dijamin bahwa pernyataan
tertentu adalah benar
(C) Bebeapa istilah tidak perlu didefinisikan tetapi setiap pernyataan yang
benar dapat dibuktikan kebenarannya
(D) Beberapa istilah tidak perlu didefinisikan tetapi perlu ada beberapa
pernyataan yang diasumsikan benar
(E) Tidak ada satupun dari (A)-(D) yang benar

20. Periksalah tiga kalimat berikut.


(1) Dua garis yang saling tegak lurus dengan suatu garis yang sama adalah
sejajar
(2) Sebuah garis yang tegak lurus dengan salah satu dari dua garis sejajar
adalah tegak lurus juga dengan garis lain
(3) Jika dua garis berjarak sama, maka keduanya sejajar
Pada gambar di atas, diberikan bahwa garis m dan p adalah tegak lurus dan
garis n dan p adalah tegak lurus. Manakah dari kalimat pernyataan di atas
yang dapat menjadi alasan bahwa garis m sejajar dengan garis n ?
(A) (1) saja
(B) (2) saja
(C) (3) saja
(D) Salah satu dari (1) atau (2)
(E) Salah satu dari (2) atau (3)

21. Dalam geometri, dari 4 titik dapat dibuat 6 garis berbeda. Setiap garis terdiri
dari tepatnya dua titik. Jika titik P,Q, R, dan S garisnya adalah
{𝑃, 𝑄}, {𝑃, 𝑅}, {𝑃, 𝑆}, {𝑄, 𝑅}, {𝑄, 𝑆}, dan {𝑅, 𝑆}

Istilah “berpotongan” dan “sejajar” digunakan dalam geometri.


Contoh:
Garis {𝑃, 𝑄} 𝑑𝑎𝑛 {𝑃, 𝑅} berpotongan pada P karena {𝑃, 𝑄} 𝑑𝑎𝑛 {𝑃, 𝑅}
mempunyai satu titik p yang sama
Dari informasi tersebut, manakah yang benar?
(A) {𝑃, 𝑅} 𝑑𝑎𝑛 {𝑄, 𝑆} 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛
(B) {𝑃, 𝑅} 𝑑𝑎𝑛 {𝑄, 𝑆} 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟
(C) {𝑄, 𝑅} 𝑑𝑎𝑛 {𝑅, 𝑆} 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟
(D) {𝑃, 𝑆} 𝑑𝑎𝑛 {𝑄, 𝑅} 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛
(E) 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑖𝑛 (𝐴) − (𝐷) 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

22. untuk membagi tiga buah sudut artinya membagi kedalam tiga bagian ukuran
yang sama. Pada 1847, P.L. Wantzel membuktikan bawwa, dalam geometri
hal itu tidak mungkin untuk membagi tiga sudut hanya dengan menggunakan
jangka dan sebuah penggaris yang tak ditandai. Dari pembuktiannya, apa
yang dapat kamu simpulkan?
(A) Secara umu, tidak mungkin membagi dua sudut hanya menggunakan
sebuah jangka dan sebuah penggaris yang tidak ditandai
(B) Secara umum, tidak mungkin membagi tiga sudut hanya mengunakan
sebuah jangka dan sebuah penggaris yang ditandai
(C) Secara umu, tidak mungkin membagi tida sudut menggunakan beberapa
alat gambar
(D) Tetap mungkin bahwa di masa mendatang seseorang mungkin
menemukan sebuah jalan yang umum untuk membagi tiga sudut hanya
menggunakan sebuah janggi dan sebuah penggaris yang tak ditandai
(E) Tidak akan pernah ada orang yang dapat menemuka msebuah metode
umum untuk membagi tiga sudut hanya menggunakan sebuah jangka
dan sebuah penggaris yang tidak ditandai

23. Ada sebuah penemuan geometri oleh seorang matematikawan J yang


menyatakan sebagi berikut:
Jumlah dari besarnya sudut suatu segitiga adalah kurang dari 1800.
Yang manakah yang benar?
(A) J telah membuat kesalahan dalam mengukur sudut dari segiitiga
(B) J telah membuat kesalahan dalam menalar
(C) J mempunyai ide yang salah yang diartikan benar
(D) J memulai dengan asumsi berbeda dari yang lain dalam kebiasaan
geometri
(E) Tidak ada dari (A)-(D) yang benaar

24. Dua buku geometri mendefinisikan kaa persegi panjang dengan cara yang
berbeda.
Yang manakah yang benar?
(A) Salah satu buku terdapat kesalahan
(B) Salah satu definisi salah. Tidak boleh ada dua definisi yang berbeda
untuk persegi panjang
(C) Persegi panjang dalam salah satu buku pasti mempunyai karakteristik
berbeda dari buku yang lain
(D) Persegi panjang dalam salah satu buku pasti memiliki karakteristik yang
sama seperti itu dalam buku yang lain
(E) Karakteristik persegi panjang dalam dua buku mungkin berbeda

25. Diasumsikan kamu telah membuktikan pernyataan I dan II.


I. Jika p, maka q
II. Jika s, maka bukan q
Pernyataan manakah yang benar dibawah ini mengenai pernyataan I dan II ?
(A) Jika p, maka s
(B) Jika bukan p, maka bukan q
(C) Jika p atau q, maka s
(D) Jika s, maka bukan p
(E) Jika bukan s, maka p
KUNCI JAWABAN TES 1

VAN HIELE GEOMETRY TEST (VHGT)

Level No. soal Kunci Jawaban


1 D
2 D
1 3 C
4 B
5 C
6 B
7 E
2 8 A
9 C
10 D
11 C
12 B
3 13 E
14 A
15 B
16 C
17 C
4 18 D
19 D
20 A
21 A
22 E
5 23 D
24 E
25 D
HASIL VAN HIELE GEOMETRY TEST (VHGT)
Tes Penggolongan Level Berpikir Van Hiele

No Nama Level Berpikir Kode


Van Hiele
1 Aida Magfira Wardani Pre-0 AMW
2 Anggun Sri Yunita 0 ASY
3 Arham Prasetya Pre-0 APS
4 Aziz Munandar 0 AMN
5 Dewi Hestiyana 0 DHY
6 Firmansyah Pre-0 FMS
7 Fitria Ramadani Pre-0 FRD
8 Irmawati Alex Pre-0 IWA
9 Madinatul Munawarah 0 MMW
10 Muh. Ardian 1 MAD
11 Muh. Arjun Pratama Pre-0 MAP
12 Muh. Faiz Fahrafzi Pre-0 MFF
13 Muh. Hasbi Pre-0 MHB
14 Muh. Idris 1 MIR
15 Najap 0 NJP
16 Nur Fadila Pre-0 NFD
17 Nur Lelah Pre-0 NLL
18 Rahmi Pre-0 RHM
19 Syahrul Arisandi Pre-0 SAS
20 Syaiful Fahri Pre-0 SFR
21 Syahrul Ramadan 0 SRD
22 Suci Yanti Pre-0 SYT

Daftara Nama Subjek


Level Berpikir
Nama Subjek Terpilih
Van Hiele
Rahmi RHM
Pre 0
Nur lelah NLL
Dewi Hestiyana DHY
0 (pengenalan)
Anggun Sri Yunita ASY
Muh. Idris MID
1 (Analisis)
Muh. Ardian MAD
SOAL GEOMETRI SEGITIGA
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1) Sebelum mengerjakan soal berdo’alah terlebih dahulu!
2) Tulislah Nama, Nis dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan!
3) Bacalah soal dengan seksama sebelum Anda menjawabnya!
4) Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah.
5) Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpul!

Soal :
1. Perhatikan gambar berikut !

Di antara gambar-gambar segitiga di atas, yang mana sajakah (sebut hurufnya) yang:
a. Ketiga sisi tidak sama panjang
b. Dua sisinya sama panjang
c. Ketiga sisinya sama panjang
d. Salah satu sudutnya siku-siku
e. Salah satu sudutnya tumpul dan dua sisinya sama panjang
f. Dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku

2. Sebutkan sifat-sifat dari bangun datar berikut:


a. Segitiga sama kaki
b. Segitiga sama sisi
c. Segitiga sembarang

3. Jika sebuah persegi digunting menurut salah satu diagonalnya, maka akan terbentuk
dua segitiga yang kongruen. Jelaskan jenis segitiga apa yang terjadi !

.....SELAMAT BEKERJA.....
KUNCI JAWABAN

Catatan:
 Tidak menjawab 0
 Menjawab tetapi salah 1
 Menjawab tetapi Langkah-langkah kurang tepat 2
 Menjawab dengan tepat 3

1. Berdasarkan gambar-gambar segitiga yang diberikan maka yang:


a. Ketiga sisi tidak sama panjang : A, D, G, H
b. Dua sisinya sama panjang : B, E, F
c. Ketiga sisinya sama panjang : C
d. Salah satu sudutnya siku-siku : A, F, H
e. Salah satu sudutnya tumpul dan dua sisinya sama panjang : E
f. Dua sisinya sama panjang dan salah satu sudutnya siku-siku : F

2. Berdasarkan panjang sisinya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:


a. Segitiga sama sisi
Di lampiran, gambar segitiga ABC. Segitiga yang ciri - cirinya
 Memiliki ketiga sisi yang sama panjang (AB= AC = BC).
 Memiliki tiga sudut yang besarnya sama yaitu 60°. (Sudut ABC =
sudut BCA = sudut BAC = 60°).
 Memiliki 3 simetri lipat.
 Memiliki 3 simetri putar.
b. Segitiga sama kaki
Di lampiran, gambar segitiga DEF. Segitiga yang ciri - cirinya
 Memiliki dua sisi yang sama panjang (DF= EF).
 Memiliki dua sudut yang besarnya sama. (Sudut FDE = sudut DEF).
Sudut yang ketiga, sudut EFD = 180° - (sudut FDE + sudut DEF).
 Memiliki 1. simetri lipat.
 Memiliki 1 simetri putar.
c. Segitiga sembarang
Segitiga dengan tiga sisi yang tidak sama panjang, ketiga sudutnya pun
tidak sama besar.

3. Segitiga yang tercipta dari persegi panjang yg digunting menurut salah


satu diagonalnya adalah SEGITIGA SIKU SIKU.
Karena sudut pada persegi panjang adalah 90°, setelah di potong membentuk
segitiga yg mempunyai sudut 90°
PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman pada wawancara ini adalah wawancara tidak terstruktur. Adapun


pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada wawancara sebagai berikut.
1. Bagaimana kamu menyelesaikan soal ini?
2. Apa ada kesulitan dalam menjawab soal ini?
3. apa saja yang kamu ketahui tentang sifat segitiga sama sisi, segitiga
sembarang, dan segitiga sama kaki?
4. apa yang kamu tahu tentang persegi, dan hubungan antar persegi dan
segitiga? 5. kamu ketahui tentang diagonal?
Apa yang
LAMPIRAN B
HASIL TES DAN WAWANCARA
Hasil Jawaban S1

Hasil Jawaban S2

Hasil Jawaban S3
Hasil Jawaban S4

Hasil Jawaban S5
Hasil Jawaban S6
Subjek 1
Soal level 0
P : coba perhatikan soal no.1 tersebut, apakah kamu sudah mengerti?
S1 : mengerti kak
P : bagaimana cara kamu mengerjakannya?
S1 : dengan melihat gambarnya
P : oke, coba perhatikan soal 1a. mana saja gambar tersebut yang ketiga
sisinya tidak sama panjang?
S1 :A
P : ada lagi?
S1 : D, G, dan H kak
P : kalau E termasuk gak?
S1 : tidak
P : kenapa?
S1 : karena dua sisinya sama
P : oke, kenapa dilembar jawaban kamu E termasuk?
S1 : (terdiam)
P : oke lanjut, kalau yang memiliki dua sisi yang sama panjang dan sudutnya
siku-siku?
S1 : F dan B
P : kamu tau yang mana yang disebut dengan sisi?
S1 : iya kak. salah satu garis segitiga (menunjuk gambar C)
P : kalau sudut siku-siku?
S1 : (terdiam)
P : selanjutnya apa kamu tau nama bangun dari gambar A, B dan C?
S1 : C segitiga sama sisi, B segitiga sama kaki.
P : kalau A?
S1 : mungkin segitiga sembarang, karena tidak sama sisinya.

Soal Level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S1 : cari sifatnya dari sisinya
P : maksudnya? Bisa dijelaskan?
S1 : ya dilihat dari sisinya. Kan yang ditanyakan segitiga sama sisi, berarti
memiliki 3 sisi.
P : kenapa hanya menyebutkan satu ciri saja?
S1 : karena hanya itu yang saya tau.
P : tapi kamu tau bentuk bangunnya seperti apa?
S1 : iya
P : dari mana kamu tau kalau segitiga sembarang itu sudutnya tidak sama
besar? S1 : (terdiam)
Soal level 2
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S1 : (terdiam)
P : apakah kamu mengerti dengan soal nomor 3?
S1 : tidak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S1 : tidak

Subjek 2
Soal level 0
P : bagaimana cara kamu mengerjakan soal nomor 1?
S2 : lihat gambar
P : coba perhatikan gambar di nomor 1, manakah gambar yang ketiga sisinya
tidak sama panjang?
S2 : D dan G.
P : ada yang lain?
S2 : tidak.
P : A dan H termasuk tidak?
S2 : karena kalau saya lihat, sepertinya sisi yang ini (sambil menunjuk sisi yang
berhadapan) sama panjangnya.
P : jadi tidak termasuk?
S2 : tapi tidak ada garis 2 disisinya.
P : jadi termasuk atau tidak?
S2 : mungkin tidak karena terlihat sama.
P : oke selanjutnya, manakah gambar yang salah satu sudutnya siku-siku?
S2 : F dan H
p : ada lagi?
P : apa yang kamu tahu tentang sudut siku-siku?
S2 : yang ada gambar pada sudutnya (sambil menunjuk gambar persegi di sudut
gambar F)
P : oke, kalau A termasuk tidak?
S2 : tidak
P : bisa beri penjelasan kenapa tidak?
S2 : karena disudutnya berbeda dengan F dan G
P : kamu tahu nama bangun dari setiap gambar?
S2 : tidak

Soal level 1
P : untuk nomor 2, kenapa tidak dapat menyelesaikan soal ini?
S2 : tidak tau sifatnya
P : kalau bentuknya, kamu tau seperti apa bentuk segitiga sama kaki?
S2 : (terdiam)
P : oke, untuk bangun yang memiliki tiga sisi yang sama dan besar sudutnya
masing-masing 600, kamu tau bangun apa itu?
S2 : tidak

Soal level 2
P : kenapa kamu tidak menyelesaikan soal nomor 3 ?
S2 : tidak tau nama segitiganya
P : begitu kamu sudah tau bentuknya?
S2 : tidak
P : terus kenapa bilang tidak tau namanya?
S2 : karena disoal disuruh tebak segitiga apa
P : oh oke, kamu tahu bentuk persegi?
S2 : tahu kak
P : apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan diagonal?
S2 : tidak

Subjek 3
Soal level 0
P : coba perhatikan nomor 1, mana saja yang ketiga sisinya tidak sama
panjang? S3 : G, H
P : ada yang lain?
S3 : A, D
P : ada lagi?
S3 : tidak.
P : oke, sebutkan semuanya yah kalau ada 5 yah sebutkan semuanya.
P : kalau dua sisinya sama panjang?
S3 : B, E, F
P : kalau yang salah satu sudutnya siku-siku?
S3 : A, F, H
P : apa yang kamu ketahui tentang sudut siku-siku?
S3 : yang tegak lurus, berbentuk seperti siku (sambil memperagakan tangannya)

Soal level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 2?
S3 : menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana bisa kamu mengetahui sifat-sifatnya?
S3 : dari bentuknya
P : oke, ada sifat lain yang kamu ketahui selain yang kamu tuliskan dilembar
jawaban?
S3 : tidak ada kak

Soal level 2
P : bagaimana cara kau menyelesaikan soal 3?
S3 : dengan menebak
P : oke, bangun apa yang akan terjadi dari bangun persegi yang digunting
menurut salah satu diagonalnya?
S3 : segitiga sama sisi
P : oke, kenapa kamu bisa mengira bahwa segitiga sama sisi yang akan
terjadi? S3 : karena persegi kan sisinya semua sama
P : kamu paham apa itu diagonal?
S3 : tidak
P : lalu bagaimana kamu bisa mengira kalau itu segitiga sama sisi jika
diagonal saja kamu tidak tahu?
S3 : kira-kira saja kak
P : apa yang kamu tau tentang segitiga sama sisi?
S3 : segitiga yang memiliki sisi yang sama
Subjek 4
Soal level 0
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 1?
S4 : lihat gambar
P : apakah kamu sudah yakin dengan jawaban kamu?
S4 : iya yakin
P : pada soal 1b, kamu sudah yakin dengan jawabannya?
S4 : iya
P : apa yang kamu tau tentang sisi pada bangun datar?
S4 : garis-garisnya, yang di sambung jadi bentuk segitiga
P : jadi gambar C memiliki 3 sisi yang sama atau 2?
S4 : 3. Oh saya kira 1b itu yang di tanyakan kek minimal ada 2 sisinya yang sama
panjang kak.
P : kalau sudut siku-siku, kamu paham seperti apa itu sudut siku-siku?
S4 : iya, seperti sudut meja.
P : untuk besar sudutnya berapa?
S4 : tidak tau kak.
P : untuk gambar C kamu tau nama bangunnya?
S4 : segitiga sama sisi
P : kalau gambar A?
S4 : segitiga sembarang

Soal level 1
P : pada nomor 2, bagaimana cara kamu menyelesaikannya?
S4 : dengan mencari sifatnya
P : bagaimana cara kamu mencarinya?
S4 : dilihat dari panjang sisinya saja. Kalau segitiga sama kaki yah berarti sisinya
ada 2 yang sama. Kalau segitiga sama sisi yah semua sisinya sama.
P : kenapa hanya satu ciri saja yang dituliskan?
S4 : karena hanya itu saja yang saya tau kak
P : kenapa tidak menuliskan besar sudutnya juga?
S4 : (terdiam)
P : oke, terus untuk soal 2c, bagaimana kamu tau kalau segitiga sembarang itu
memiliki sudut yang tidak sama besar?
S4 : karena dilihat dari namanya saja sudah sembarang.
P : kalau bentuknya, kamu tau bagaimana bentuk dari ketiga segitiga itu?
S4 : iya tau.
P : bisa ditunjukkan gambarnya pada soal nomor 1?
S4 : A segitiga sembarang, B segitiga sama kaki, C segitiga sama sisi

Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menjawab soal nomor 5?
S4 : ilustrasi
P : kira-kira segitiga apa yang akan terjadi dari persegi tersebut?
S4 : segitiga yang sama panjang
P : dihasil jawaban kamu, kamu tulis segitiga 2 sisi yang sama siku. Bisa
dijelaskan?
S4 : (terdiam)
P : oke, apa kendalanya saat menyelesaikan soal ini?
S4 : menebak segitiganya.
P : bisa dijelaskan lebih jelas?
S4 : susah kak, saya tau segitiga tapi gak tau segitiga apa itu.
P : oke, , kamu tau ada berapa saja segitiga?
S4 : segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga sembarang
P : oke, itu kalau di tinjau dari panjang sisinya. Kalau dari sudutnya?
S4 : (terdiam)
P :kamu tau apa yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?
S4 : mungkin segitiga yang sudutnya siku

Subjek 5
Soal level 0
P : cara kamu menyelesaikan soal ini bagaimana?
S5 : lihat gambar
P : ada kendala dalam menyelesaikannya?
S5 : tidak
P : kamu sudah yakin dengan semua jawaban kamu di nomor 1?
S5 : iya
P : coba lihat kembali soal nomor 1, gambar yang memiliki dua sisi yang sama
panjang dan salah satu sudutnya siku-siku yang mana?
S5 : gambar F
P : gambar B termasuk gak?
S5 : tidak
P : kenapa?
S5 : karena sudutnya bukan siku-siku
P : berapa besarnya itu sudut siku-siku?
S5 : 90 derajat
P : dari mana tau kalau 90 derajat?
S5 : karena setengah lingkaran itu 180, kalau dibagi 2 berarti 90

Soal level 1
P : untuk nomor 3, ada kendala?
S5 : tidak
P : kenapa hanya 1 saja ciri yang disebutkan?
S5 : karena hanya itu yang diketahui
P : bagaimana kamu bisa mengetahui kalau segitiga sama sisi itu memiliki tiga
sisi yang sama panjang?
S5 : dengan melihat gambar soal nomor 1
P : oke, kan kamu sudah tau gambarnya, kira-kira kamu tau gak berapa besar
sudutnya?
S5 : 600
P : satu sudut saja, atau semuanya?
S5 : semuanya, kan sisinya sama otomatis sudutnya juga sama
P : oke, kalau sudut dari segitiga sama kaki, tau gak besarnya berapa?
S5 : gak
P : kalau simetri lipat atau simetri putarnya, kamu tau?
S5 : tidak

Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 3?
S5 : dimisalkan
P : apa nama bangunnya?
S5 : segitiga siku-siku
P : bagaimana kamu bisa tau?
S5 : begini kak (sambil memperlihatkan caranya melipat kertas soal kemudian di
lipat menjadi dua sehingga membentuk segitiga)
P : apa yang kamu tau tentang segitiga siku-siku?
S5 : segitiga yang punya sudut 900
P : kira-kira kenapa bisa persegi panjang menjadi segitiga siku-siku?
S5 : karena sudut pada persegi panjang itu 900, secara otomatis kalau dibagi dua
kayak begini (sambil menunjuk kertas yang tadi dilipat) tidak merubah besar
sudut ini (sambil menunjuk sudut siku-siku).
P : oke terus, berapa jenis segitiga yang kamu tau?
S5 : segitiga sama kaki, sama sisi, sembarang, siku-siku, lancip, dan segitiga
tumpul
P : untuk bentuknya semua kamu tau?
S5 : iya.

Subjek 6
Soal level 0
P : ada kendala dalam menyelesaikan soal nomor 1?
S6 : tidak
P : bagaimana cara kamu mengelompokkannya?
S6 : (diam)
P : misal nih, bagaimana kamu tau kalau gambar A, D, G, dan H itu memiliki sisi
yang tidak sama panjang. Terus gambar A,F, dan H termasuk gambar yang
memiliki sudut sik-siku. Bagaimana?
S6 : lihat gambar
P : bisa dijelaskan lebih detail?
S6 : kan kalau ketiga sisinya tidak sama panjang, yah tinggal lihat disisinya ada
garis dua tidak. Kalau tidak ada begitu artinya sisiya tidak sama panjang.
P : oke, bagaimana dengan gambar yang memiliki sudut siku-siku?
S6 : ada dua garis yang tegak lurus seperti huruf L.
P : untuk besar dari sudut siku-siku kamu tahu berapa?
S6 : 900
P : untuk nama bangun dari gambar F apakah kamu tau?
S6 : segitiga siku-siku

Soal level 1
P : bagaimana cara kamu menyelesaikan soal ini?
S6 : dengan menuliskan sifat-sifatnya
P : bagaimana kamu bisa tahu sifatnya?
S6 : dilihat dari bentuknya pada nomor 1
P : oke, ada sifat lain lagi yang kamu ketahui selain panjang sisi dan besar
sudutnya?
S6 : tidak ada
P : kamu tau simetri putar ataupun simetri lipat?
S6 : tidak
P : oke baik

Soal level 2
P : bagaimana cara kamu menerka bangun yang akan terjadi dari persegi?
S6 : dengan menggambar (sambil memperlihatkan gambar persegi yang dibagi
dua menjadi dua segitiga)
P : bangun apa yang terjadi?
S6 : segitiga siku-siku
P : kenapa bisa segitiga siku-siku?
S6 : karena persegi kalau di potong dari sudut yang berhadapan, akan menjadi
segitiga
P : iya, terus bagaimana kamu bisa menebak kalau itu segitiga siku-siku?
S6 : karena sudutnya persegi itu sudut siku-siku
P : jadi segitiga siku-sikut itu apa?
S6 : segitiga yang sudutnya siku-siku dengan besar sudut 900
LAMPIRAN C
ADMINISTRASI
i.

Mahasiswa dapat mengiLmti uji psi•ft elah a kan penibimbingan minimal


3 (tlga) kali dan telah disetujui oleh pmtbimbing.
Makassar, J-M-up
Mengetahui,

Pendidikan Matematlka

NBM. 955 732


KARTU KONTROL BIMBIN GAN SKRIPSI
NAMA MAHASISWA : Fauzia Handayani Kartini Fanolong
NIM : 10536 11102 17
PROGRAM STUDI : Pendidikan Matcmalika
JUDUL SKRIPSI : Analisis Kcmampuan Berpikir Sinwa Menyelesaikan .$+na1
Gcomctri Berdasarkan Teori Van Hicle pada Siswa Kelas
YJII SMP Negeri 3 Bontonompo
PEMBIMBING : I. Dr. Baharullali, M.Pd.
II II. Dr. Haerul Syam, M.Pd.

No.Hari/ Tanggal Uraian Perbaikan


Tangan

Mahasiswa dapat ineiigil uti ujian sLvipsi jiLa telah inel‹iluikait penibiiubiiigan minimal
3 (tiga) kali dan telah dfiei ui oleh pembiinbing.
Makassar, / - - o›x -2o2-t-
Mengetahui,
Xetua Program Staéi
Pendidikan Matematlka
KARTU KONTROL BIMBINGAN PERANGR4T
PEMBELA.IARAN / INSTRUJIEN PENELITIAN
NAMA MAHASISWA : Fauzia Handay;ini Kartini Fanoiong
NIM : 10536 11102 17
PROGRAM STUI)I : Pcndidikan Matematika
JUDUL PROPOSAL . AnaJisis Kemampuan Bcrpikir Siswa Menyelesaikan Seal
Gcomctri BCTdasarkan Teori Van Hicle pada Sisis'a Kcla.s
VII UPT SMP Ne@el i 3 Bontnnompo
PEMBIMBING 11 1. D . Baham11a1, M.Pd.
II. Dr. Haerul Syain, M.Pd.

Tanda ,
Uraian Perbaikan

Mengetaliui,
Ketua Program Studi
didikan iYIatematika

Nlukhlis S.Pd. II.Pd NB8G. 955 732


ixrvmsNns inninMMAonAx++»xnssnn
sn«nras xxcueunn»saxu ezunroncnN

xanwxomnozai»ramuan
PERANGYtAT PEMBELAJARAN /INSFRUMEN PENE.LITIAN
NAMA MAHASISWA : Fauzia Handeyani Martini
Fanolong NIM : 10536 1 1 102 17
PROQRAM STUDI : Pendidikan Matensatika
fl3£iUL PROPOSAL :’ Analisis’ Kemampuan Beipikir Siswa Menyelesaikan Soal
Gcomein :Berdasarkan Teori Var Hicle pada Siswa Kelas
VII UPT SMP Negeri 3 Bontonnmpo
: 1. £ié. Baharullah, M.Pd.
11. Dr. Haeiul Shri, M.Pd.
Tanda
No. RxrUTx*gg% Urakn Perbaikan Tangad

N.oMfu/1 :
Mahasi iv'a dapat illufokukaii .validasi peraugkut pemhelajoro dan atau instruuieii
penel’Hian .setelah melalui“pi’o.se.s penibiinhiiigaii dari lelafi disetiijiii oleh peinhinihing.
Makassar, |g - H› v - 2021
Mengetahui,
Ketua Program Studi
eudidihan Matenintiko

Mukhlts S.Pd. M.Pd iNBM, 955 732


Jt ^•$l
KARTIJ CONTROL BIMBfiN£iAH PROP£HAL
NAMA MAHASISWA : Fa»zia Handsyani Katttiti Fan to
E NIM 10536 11102 17
PROGRAM STUDI : Pendidikan Matcntatika
n=ue sRososnx : A asisi• x»msmsuu si••a *i'•• mp»«ik» sw
Segitiga Berdasarl‹an LcNcl Bcrpikir Van tttek pn&
VII UPT SMP Negeri 3
Bontonompo ’PEMBIMBING 11 : 1. Dr. 8zhnru llah, M.Pd.
II. Dr. Haerul Syam, M.Pd.

No.Hnrii Tanggal t liraian Pcrhaikan

Catataii
Mahasiswa dayai inengikuli seni‘inai propos‹il jika relish inelnkv!uii peitibimbinq•an
minimal 3 (tiga) kali dari telah disetiijiii oleh peinbimbiiip.
Makassar, It
Mengetahui,
Kelua Program Studi
ndidikan Matematika

Mukhlis S.Pd.
M.Pd-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
h
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA " n
''

KARTU KONTROL BIMBINGAN PROPOSAL


NAMA MAHASISWA : Fnuzia Hnndayani Martini Fanolong
NlM 10536 11102 17
PROGRAM STUDl : Pendidikan Matematika
JUDUL PROPOSAL. : Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Segitiga Berdasarkan Level Berpikir Van Hiele pada Kelas
VII UPT SMP Negeri 3 Bontonompo
PEMBIMBING 1 I. Dr. Bahiirullali, M.Pd.
II. Dr. Haerul Syain, M.Pd.

Tanda Tangon
l3ari/ "tanggal Uraian Perbaikan

mi ii i m‹il .I I hill) ! till f/‹f/J /tlfIlt All.\'L'/// tf/ fJlClt |JeII1/llttbiIlfi.


takt\ssar, I I
Mcngctcl ui,

'endidiliaii M:iteiniitika

I\4‹ikiiIis ñ.I*d. M.I*d


PERSETUJUAN PEMBIMBIHG i

Naaia, Mahasiswa : Fauzia £fandaysni Martini Fanolong

: 10536 11102 17

Program Studi : Pendidikan Matematiha

Judel Proposal : Aualisis Kenianipueii .Berpi kir Siswa dalam Menyel i ii


’Soal Geometri Berdasarkan T‹iori Van Biele padaKelas VO
UPT SMP Negeri 3 Bontonompo

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka proposal ini telah memenuhi syarat

dan layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji ujian proposal pada Program

Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan 11 iu Pendidikan

Universitas

Miihanimadiyah Makassar.

Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

lKetua Program Studi


Pendidikan Matematika
Oleh tim penguji, harus dilakukan perbaikan-perbaikan. Perbaikan tersebut .dilakukan dan
disetujui oleh hm penguji sebagai berikut :

No Dosen Penguji Materi PerbaiTan Paraf

Makassar,......................................20$|
Ketua Prodi
FAKULTAS KEOURUAN DAN ILMU PZN¥BDBfAN ''
BERIYA ACARA

Pada hari ml ....T.....?....... Tanggal .) . ?).... ..14.4?...H


tanggal ..2 .^./.. ?..A.*!..M bertampat dhuang ...... ... ...
kampus Universitas Muhammadiyah I\4akassar, tdah d8akeanakan samlna'
Proposal Skripsi yang befjudul :

Dari Mahasiswa :
Nama
Stambuk/NIM .- : ...).* ..?f!.....! .................:..›................
Jurusan : .. . ..I*..?.... .^.......:..............
Moderatbr .
Hajstl Seminar .
. ABmaUTelp : ... .'. .“..“. @.. ..................../.......
Dengan penjelasan sebagai berikut : ' ' ”””

Penanggap II : “ • M, N•$6. (,
Penanggap III : u (
Penanggap iV : ^ â(

Makassar, ... ... .....20a..


Ketua Jurusan
s«aAzxs aRAxcxxPaOrmax
NO : 066/DisdiIt-GW/SMPI JBTP/XA/20Z1

Yang berta da tamper dibawah ini Kepala SMP Negeti 3


Bontonoinpo : Nama: H. Danial, S.Pd.,Al.Si
NIP : 196508041989031016
Jabatan Kepaia Sekol

Dengan ini menerang an bahwa :

Nema

Univ tés. ’- ‘ : Unix ftgs Muh8mmndfjf&h

KELAS WH DJ S3fPJYf GEltf $ 2tONTONOMPO‘


Soak imggal 29 November 2021 Rd 10 December 2021

Demikia• s••ai i»i•=»•i ini ‹h4eriban untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Anasaappii, 11 Desember 2021

la Sekolah,
.P I4ED. .

MQ STd„ M.M
&M@0O989031016
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Fauzia Handayani Kartini Fanolong


blahasiss'a
: 10536 11102 17

: Pendidi)£8E Matematika

: .4nalisis Kemampuan Bci pikir 5is» a ñJenyeIesaikan


Judul Skripsi
Soal Geometri 8erdasarkan Teori N'an Hiele pada Siswa
Kelas )9II SMP Negeri 3 Bonionompo

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi syarat

dan layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi pada Proyarn- Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Kegui’uan den llinu Pendidikan Universitas

Muhamniadiyah Makassar.

Makassar, / - - 7• >x

Dlsetujui Oleh:

Peinbimbing 1 Penibimbing II

Dr. Bahu , hI.P‹

Mengetahui,

Unismuh Makassar

NBM. 955 732


Nomor: 700/699-LP,MAT/Val/XI/1443/2021

Laboratorium Pembelajaran Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas


Muhainmadiyah Makassar telah memvalidasi instrumen untuk keperluan penelitian yang
berjudul:
Analisis Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Teori
Van Hiele pada Siswa Kelas VU UPT SMP Negeri 3 Bontonompo
oleh Peneliti:
Nama : Fauzia Handayani Kartini Fanolong
NIM : 10536.11102.17
Program Stuili : Pendidikan Nlatematika
Setelah diperiksa secma ielili dan saksama oleh tiin penilai, maka instriirnent penelitian yang
terdiri dari:
1. Tel Awal Bcrtipa Tcs Geometri Van Hiele
2. Tel K einaiiipiiaii Bepikil Siswa
3. Pedorn an WawancaTa

dinyatakan telah memenuhi:

Keterangan ini dibiiai unfifi dipergunakan sebagaimana inestniya.


Makassar, 17 November 2021

M.Pd.
Dosen Pendidikan Matematika

Mengetahui,
" •i'•' a Laboratorium Pembelajaran
Matematika

III’: 08$7577G04DI
LAMPIRAN E
PPT
ANALYSIS KEMAfifPUAN BERPIKm SISWA hfEHYELESAIKAN
SOAL GEOMETRY BERDASARKANTEORI VAN BIKkR PADA SDEWA
KELAS VOI SMP NEGERI 3 BONTONOMPO

Fauzia HannnaKartini F_ggggggl


(105361110217)
P bi n-
1. Dr. aha Ila M
2. Dr. Haerul a k4.Pd

diyah M

LATAR BE “ "

PEMBE

RU MUSA N M ASA LAH

. @* TUJ UAN PE N
ELITIAN S M I W Saad G etri

MAN FAAT PE N E LIT I AN


LANDASAN TEORI

K E M AM p UA N B ER PI KI R

S E G ITI GA

TE 0 RI VA N H I E LE

P e n e I i IN

MET0DE PENELITIAN

JMIS PENELJTTAN
INSTRUMEN PENEMTIAN

JcrniK PEnGuuPuran
FOKUS PMELJTIAN DATA

LOKASI DAN SUEIdEK

PROSEDUR PENELITIAN
KEAOSAHAN DATA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

Pemb

Temuan
SIMPULAN DAN SARAN

•T H A N K YO U !
• AN Y QU ESTIO N S?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fauzia Handayani Kartini Fanolong. Lahir di


Debowae, 21 April 2000. Penulis lahir dari pasangan
Ayahanda Ismail Fanolong, S.S dan Ibunda Farida, S.S
dan merupakan anak keempat dari lima bersaudara yakni
Faizal Aziz Fanolong, S.H., Ns. Fitri Rahma Fanolong,
S.Kep., Fauzan Ali Fanolong, S.H., dan Fitra Zaskia
Fanolong. Penulis pertama kali masuk pendidikan formal
di SD Inpres Debowae pada tahun 2005 dan lulus di
tahun
2011. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke MTs BPD
Debwae dan lulus pada tahun 2014. Setelah lulus di SMP, penulis melanjutkan ke
SMA Negeri 6 Buru dan lulus pada tahun 2017.
Pada tahun yang sama yaitu 2017 penulis diterima menjadi mahasiswa
program studi (S1) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Semasa aktif kuliah, penulis
aktif di HMJ Pendidikan Mtaematika pada periode 2019-2020 sebagai anggota
bidang Pemberdayaan Perempuan. Penulis juga aktif pada organisasi Internal
Kampus yaitu UKM LKIM-PENA sebagai anggota bidang Penelitian dan
Penalaran periode 2020-2022.
Berkat karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul “Analisis
Kemampuan Berpikir Siswa Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan
Teori Van Hiele pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo”.

Anda mungkin juga menyukai