Pada awal pembahasan buku ini menjelaskan bahwa manusia adalah ruang dan waktu. Konsep
mengenai ruang dan waktu akhirnya memunculkan pertanyaan “Siapa kita, dari mana kita
berasal dan ke mana kita akan pergi?”. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang memunculkan
kesadaran sejarah. Di dalam buku ini, dijelaskan mengenai 6 tahap kesadaran sejarah yaitu:
1. Tahap pertama : Generalitas yang tidak tercermin : asal
Pada tahap ini, mitos digunakan untuk melegitimasi asal-usul manusia. Mitos dan
legenda merupakan usaha masyarakat tradisional untuk menjawab persoalan yang ada di
sekelilingnya. Mitos berfungsi sebagai “pelajaran” atas apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari atau mengandung nilai-nilai tertentu.
Misalnya, munculnya mitologi mengenai dewa-dewa yang memiliki berbagai kekuatan
tertentu.
2. Tahap kedua : Kesadaran akan keumuman yang tercermin dalam kekhususan : kesadaran
sejarah.
Pada tahap ini muncul kesadaran akan perubahan. Oleh karena itu, mulai dicatat
mengenai para penguasa atau pahlawan untuk mengenang mereka.
Misalnya, catatan mengenai kehebatan Patih Gadjah Mada
5. Tahap kelima: Kesadaran akan sejarah dunia atau kesadaran akan universitalitas yang
direfleksikan
Pada tahap ini muncul kesadaran bahwa sejarah itu bukan lagi jamak, tetapi sejarah itu
satu, universal, sejarah dunia. Sejarah manusia disatukan di bawah konsep universitalitas.
Misalnya, adanya perayaan hari-hari peringatan atas peristiwa tertentu seperti May Day.