Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

SEMESTER: GANJIL 2022/2023

Matakuliah : Epistemologi Islam


Nama : Muhamad Fajri Ikhsan Qalby
Jurusan : AFI VI B

1. Perbedaan orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu mengenai sesuatu hal. Berikan


contoh!
Orang yang tahu tentang sesuatu berarti ia telah menyerap informasi tersebut dan
melakukan interpretasi sehingga pengetahuan tersebut melekat pada dirinya, walaupun
seseorang dikatakan sudah tahu bukan berarti penghetahuan hasil interpretasinya
dinyatakan benar karena belum tentu teruji dengan metode ilmiah, contoh: jika seseorang
tahu mengenai rasa gula itu manis, berarti ia sudah melakukan proses penyerapan
informasi mengenai gula itu rasanya manis, namun kualitas manis tersebut belum tentu
benar sebelum teruji dengan metode ilmiah yang menguji kebenaran pengetahuannya
tadi.

Orang yang tidak tahu mengenai sesuatu adalah kebalikan dari hal diatas. Ia berarti belum
melakukan proses penyerapan informasi apalagi interpretasi terhadap penyerapan
informasi tersebut, contoh: jika seseorang tidak tahu mengenai rasa gula itu manis, maka
sudah barang tentu ia tidak tahu apa itu manis dan seperti apa rasa gula, walaupun ia
tidak memperoleh sendiri pengetahuan mengenai rasa gula adalah manis, juga berarti
bahwa tidak ada informasi yang ia peroleh mengenai ‘gula’ dan ‘rasa manis’ tersebut.

2. Perbedaan epistemologi Islam dan epistemologi Barat


Perbedaan yang paling mendasar antara dua epistemologi ini adalah corak pengambilan
keputusan sesuatu dapat dijadikan basis pengetahuan, yaitu:
a. Epistemologi Barat hanya menggunakan basis sumber pengetahuan yang bersifat
positivis sehingga tidak melingkupi diskursus yang bersifat metafisis karena tidak
dapat terukur secara positivis-empiris
b. Epistemologi Islam mengakui basis sumber pengetahuan intuitif seperti disamping
menggunakan basis pengetahuan positivis-empiris. Maka dari itu dalam filsafat
maupun sains di dunia Islam masih terdapat pembahasan metafisika, bahkan
pembahasan metafisika cukup dominan di kalangan para ilmuwan maupun filsuf
Muslim.

3. Apa yang dimaksud dengan Sains, Ilmu, dan Opini?


a. Sains adalah kumpulan pengetahuan yang sudah teruji serta tersruktur yang bersifat
positivis-empiris, sehingga tidak terdapat diskursus mengenai kajian metafisika
disebabkan tidak terukur secara positivis-empiris.
b. Ilmu kuralng lebih sama dengan sains, yaitu kumpulan pengetahuan yang sudah teruji
dan terstruktur dengan metode ilmiah namun tidak hanya melibatkan pembahasan
objek-objek fisik yang bersifat positivis-empiris saja, namun juga terdapat
pembahasan metafisika yang melibatkan basis pengetahuan intuitif.
c. Opini adalah pendapat dan interpretasi seseorang terhadap informasi-informasi yang
diperoleh sehingga dapat menjadi salah satu basis sumber pengetahuan, namun belum
terstruktur dan teruji lebih lanjut dengan metode ilmiah.

4. Filsafat, Sains, dan Agama serta persamaan dan perbedaannya!


a. Secara bahasa, Filsafat berasal dari kata Philosophia yang berasal dari Bahasa Yunani
yang artinya cinta kebijaksanaan. Secara terminologi, filsafat adalah ilmu yang
membahas tentang segala sesuatu secara mendasar serta mencari hakikat dan akar
dari segala sesuatu yang dapat diketahui.
b. Sains adalah pengetahuan terstruktur dan teruji dengan metode ilmiah yang baku
namun tidak melibatkan unsur metafisis disebabkan basis pengetahuan yang positivis
dan empiris.
c. Agama adalah seperangkat aturan dan pengetahuan yang tidak berasal dari
pengetahuan positivis-empiris, melainkan mengambil sumber basis pengetahuan dari
sumber intuitif yaitu kitab suci dan pembawa ajaran agama tersebut sehingga
dijadikan pegangan hidup dan tolak ukur bagi segala aspek kehidupan penganutnya.
Persamaan ketiganya ada pada strukturnya yang menuntut basis sumber pengetahuan
hingga dapat diketahui dan diinterpretasikan bagi manusia, sehingga manusia dapat
memiliki hal yang dapat dijadikan acuan bagi landasan berpikir ketika menjalankan
kehidupan.

Perbedaan ketiganya terdapat pada basis pengetahuan serta metode yang digunakan
dalam menguji dan membuat terstruktur pengetahuan yang ada di dalamnya. Jika sains
hanya menggunakan basis pengetahuan yang bersifat positivis dan empiris, maka agama
sebaliknya, menggunakan basis pengetahuan intuitif serta cenderung berwujud doktrin
dan aturan-aturan tertentu. Filsafat tidak sama seperti agama dan sains dalam hal
penerapannya, jika sains dan agama bermuara pada produk, maka filsafat bergerak
sebaliknya, membedah segala sesuatu yang sudah berwujud produk ke dalam hal-hal
yang mengakar atau hakikat padanya.

5. Cara kerja Indra, Akal, dan Hati sebagai sumber ilmu, serta indera dalam menurut Ibnu
Sina
a. Indera digunakan sebagai salah satu alat untuk mendapat pengetahuan dari objek-
objek yang kemudian diinterpretasikan oleh manusia yang kemudian diuji dalam
metode ilmiah
b. Akal dapat digunakan sebagai alat untuk memproses pencerapan yang didapat dari
alat indera, namun akal (rasio) dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
pengetahuan yang tidak dapat dijangkau oleh alat indera seperti bahasa, konsep-
konsep metafisik, dan hal-hal yang bersifat ide lainnya, namun pengetahuan tadi tetap
harus diuji dengan metode ilmiah yang tentu disesuaikan dengan interpretasi yang
didapatkan
c. Hati, walaupun tidak lazim digunakan sebagai sumber ilmu, namun dalam dunia
Islam, hati kerap disandingkan dengan pengetahuan intuitif seperti yang dilakukan
oleh para sufi dan para filsuf Islam yang kental dengan corak sufistik

Adapun indera dalam menurut Ibnu Sina adalah hasil interpretasi rasio dan nalar intuitif
terhadap hal-hal yang diserap oleh alat indera, sehingga segala sesuatu yang berwujud
fisik nantinya dapat ‘diwujudkan’ kembali dalam alat indera sebagai bentuk utama atau
yang disebut wujud murni dari wujud tersebut. (Referensi: Tiga Mazhab Utama Filsafat
Islam, Seyyed Hossein Nasr, 2020)

Anda mungkin juga menyukai