Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR REFLEKSI

KULIAH TAMU HAK ASASI MANUSIA


“HUMAN RIGHTS ON NATIONAL & GLOBAL SECURITY”

Pemateri : Suci Utami,S.H.,M.H.,M.Han


Nama : Allessandro Yosafat Massie
NIM : 172020003
Fakultas : Keguruan & Ilmu Pendidikan
Progdi : Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan

Kita telah mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep HAM secara umum
seperti hak kodrati, karunia Tuhan, sifat universal, serta wajib dihormati atau dijunjung tinggi
oleh siapa pun dan dimana pun. Nilai-nilai utama mengenai HAM tersebut masih diakui sampai
sekarang. Namun kerap kali ranah implementasi berbeda dengan ranah konseptual sehingga
pemahaman dan penerapan Hak Asasi Manusia seringkali harus dikaji dan ditinjau dari berbagai
sudut pandangan keilmuan. Perubahan zaman serta makin kompleksnya paradigma dalam
masyarakat juga menimbulkan banyak masalah-masalah dan situasi-situasi yang memerlukan
penalaran logis, rasional, dan bermoral hingga HAM tetap eksis bukan hanya sebagai sebuah
konsep melainkan “kebutuhan” atau “pegangan hidup”. Sama halnya dengan manusia yang
memerulkan makan dan minum sebagai kebutuhan hidup sehingga manusia akan bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu. Maka, menjadi HAM sebagai “kebutuhan hidup”
membuat seluruh umat manusia di dunia bekerja keras untuk menjaga prinsip tersebut. HAM
memiliki perjalanan yang sangat panjang yang berawal dari perlawanan terhadap segala bentuk
kekerasan dan diskriminasi terhadap umat manusia seperti krisis, pembantaian, konflik, perang,
atau bahkan genosida hingga munculah kesadaran bahwa manusia itu setara dan sama serta harus
diperlakukan sebagai manusia juga atau kita kenal dengan istilah “memanusiakan manusia”.
Kesadaran bahwa perdamaian dan keadilan harus dijunjung tinggi dan kesengsaraan yang tak
manusiawi harus dihapuskan dari muka bumi. Jadi kesadaran akan kebutuhan akan melahirkan
sebuah perjuangan untuk terus dapat melindungai umat manusia serta menengakan HAM di
seluruh dunia baik internasional maupun nasional khususnya di Indonesia itu sendiri baik dalam
segi konstitusi maupun lembaga-lembaga seperti Komnas HAM dan Tim Penyelesaian Non-
Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu (Tim PPHAM) serta dukungan seluruh warga
negara Indonesia bahkan warga negara global.
Saya mendapat pemahaman baru bahwa HAM tidak hanya dibatasi oleh HAM yang ada
pada diri orang lain. Namun HAM juga bisa dibatasi oleh diri sendiri yang jika berlebihan dan
tanpa pengetahuan yang benar maka akan terjadi “pelanggaran hak asasi sendiri”. Misalnya,
ketika setiap orang memiliki hak suara untuk berpendapat, hak untuk berbicara, dan hak untuk
memilih. Namun, karena orang tersebut tidak menyadari hak-haknya tersebut, takut akan suatu
hal, tunduk kepada seorang yang dihormatinya serta mengabaikan dirinya merupakan bentuk
pelanggaran hak asasi sendiri. Contoh lain adalah ketika seseorang memiliki hak untuk hidup
layak dan sehat namun orang tersebut justru menggunakan obat-obatan terlarang yang merusak
hidup dan kesehatannya. Maka dari itu HAM perlu kesadaran penuh serta pemahaman yang
tepat. Pemahaman yang tepat disini adalah meskipun manusia memiliki kehendak bebas atau
pilihan untuk menentukan jalan hidupnya masing namun pilihan-pilihan atau kehendak yang
diambil tersebut haruslah menjunjung tinggi HAM dan menjaga harkat martabat manusia
tersebut sebagaimana manusia yang utuh dan sejati. Maka dari itu HAM adalah sebuah
keharusan dan kesadarn penuh bagi seluruh manusia dalam pemenuhan “kebutuhan” dan
kehidupan yang lebih adil nan damai. Hal yang paling sederhana dan mendasar adalah setiapp
individu perlu memahami hak dan kewajibannya dalam kehidupan sehari. Sehingga setiap orang
dapat bertanggung jawab terhadap kewajibannya dan memperoleh apa yang menjadi
haknya.demi terciptanya kesejahteraan dan kebahagiaan tertingii.
Maka dari itu besar harapan saya agar HAM di Indonesia mendapat perhatian yang lebih
serius. Mungkin kedepannya lebih banyak lembaga-lembaga atau badan-badan kemitraan yang
bergerak dalam mebantu masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yang memerlukan bantuan
perlindungan jika hak asasinya dilanggar. HAM juga diharapkan memiliki kajian tersendiri yang
membahas seluruh aspek-aspek kehidupan manusia sehingga tidak terjadi ambiguitas atau
kesalahpahaman akan HAM. Diperlukan payung hukum yang besar untuk melindungi penegakan
HAM di Indonesia. Khusus bagi calon guru PPKn perlu juga untuk memahami konsep HAM
secara benar dan menanamkan nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab kepada peserta didik
sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki karakter-karakter yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan demikian HAM dapat tumbuh subur di negri
ini seiiring dengan kesalamatan bangsa dalam perdamaian dan keamanan global.

Anda mungkin juga menyukai