a. Trimester I > 11g/dL b. Trimester II > 10,5 g/dL c. Trimester III 10,5 – 15 g/dL (> 11 g/dL) 2. Anemia terdiri dari anemia defisiensi besi, anemia defisiensi vitamin (vitamin B12 & B9), anemia peradangan (kanker, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn's), anemia aplastik (pembentukan darah terganggu), anemia yang berkaitan dengan penyakit tulang sumsum (leukemia dan myelofibrosis), anemia hemolitik (sel darah merah lebih cepat hancur), dan anemia sel sabit (sel darah merah berbentuk sabit dan lebih cepat mati) (3). Tiap jenis anemia memiliki defisiensi zat gizinya masing-masing, dan tiap defisiensi memiliki efeknya masing- masing pada janin maupun bayi. Anemia yang umum terjadi saat kehamilan yakni anemia defisiensi besi. Zat besi (Fe) pada masa kehamilan akan digunakan sebagai salah satu zat pembentuk plasenta dan sel darah merah. Terdapat peningkatan kebutuhan Fe pada ibu hamil yakni sebesar 200-300% atau dengan perkiraan berat sebesar 1040 mg. Secara detail, distribusi zat besi dalam tubuh ibu hamil yakni diantaranya penyaluran ke janin dan plasenta sebesar 300 mg, perkembangan plasenta sebesar 50-75 mg, menjaga jumlah sel darah merah sebesar 450 mg, serta digunakan saat melahirkan sebesar 200 mg Preparat zat besi oral adalah : Ferrous sulfonat, glukonat dan fumarat. Prinsip pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi. Bila preparat besi oral tidak efektif preparat besi parenteral dapat direkomendasikan . Metode sederhana 250 mg besi elemental sebanding dengan gram Hb. Dosis pemberian zat besi parenteral dapat dihitung dengan rumus : Zat besi yang diperlukan (mg)= (1S-Hb)x BB x 3. Preparat yang tersedia ialah lron dextran (lmferon), lron sorbitek (iectofeo berisi 50 mg/ml, dosis maksimum 100 mg/hr. 3. Plasenta previa atau wanita dengan perdarahan vaginam setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu harus dicurigai sebagai plasenta previa 4. Pengertian plasenta akreta, inkreta dan perkreta? a. Plasenta akreta adalah implantasi jaringan plasenta dimana vili dari plasenta menginvasi ke permukaan desidua miometrium karena tidak terbentuknya desidua basalis dan lapisan nitabuch, terjadinya remodelling pembuluh darah maternal yang abnormal, invasi trofoblastik yang berlebihan atau kombinasi dari faktor- faktor tersebut. b. Plasenta inkreta adalah jaringan plasenta di mana vili plasenta menginvasi ke dalam miometrium. c. Plasenta perkreta adalah plasenta di mana vili plasenta menginvasi lebih dalam dari miometrium hingga ke serosa bahkan sampai ke organ intraabdomen lainnya, misalkan kandung kemih DAFTAR PUSTAKA 1. Kanu FA, Hammer HC, Scanlon KS. Anemia in pregnancy. 2022. Diunduh dari www.cdc.gov [Cited on 6 April 2023]. 2. Farhan K, Dhanny DR. Anemia ibu hamil dan efek kepada bayi. Muhammadiyah Jurnal of Midwifery. 2021; 2(1): 27-30. 3. Sirait BI. Pendarahan antepartum. 2021. Diunduh dari www.uki.ac.id [Cited on 6 April 2023]. 4. Fauzan, Iswari WA, Pardede TU, Darus F, Puspitasari B, et al. USG untuk deteksi plasenta akreta. CDK-255. 2017; 44(8): 586-88. 5. Dewi TP, Rusly DK, Adelina M. Keterlambatan deteksi plasenta akreta pada trimester pertama. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2021; 21(1): 54-8.