1. PENGERTIAN
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Anak tergolong
stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar
deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (TNP2K, 2018).
2. PENYEBAB STUNTING
a. Asupan gizi yang dikonsumsi selama kandungan maupun masa balita
b. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum masa
kehamilan, serta masa nifas, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian MP-
ASI
c. Terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan antenatal, pelayanan post
natal
d. Rendahnya akses sanitasi dan air bersih (Agustina N., 2023).
3. GEJALA
a. Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda
b. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya
c. Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
d. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk
seusianya (UPK, 2023).
4. DAMPAK
a. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
b. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua (Rahayu A., dkk., 2018).
5. PENCEGAHAN
a. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan
b. Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala
c. Mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)
d. Memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang
berusia diatas 6 bulan
e. Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih
f. Melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami
gejala penyakit (UPK, 2023).
Daftar Pustaka
1. Agustina N. (2023). Faktor-faktor Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1529/faktor-faktor-penyebab-kejadian-
stunting-pada-balita.
2. Rahayu A., dkk. (2018). Study Guide-Stunting dan Upaya Pencegahannya.
Yogyakarta: CV Mine
3. TNP2K. (2018). Panduan Konvergensi Program/Kegiatan Percepatan Pencegahan
Stunting
4. UPK. (2023). 4 Gejala Stunting yang Harus Diwaspadai.
https://upk.kemkes.go.id/new/4-gejala-stunting-yang-harus-diwaspadai
5. UPK. (2023). 4 Cara Mencegah Stunting. https://upk.kemkes.go.id/new/4-cara-
mencegah-stunting
MATERI PENCEGAHAN STUNTING MELALUI MAKANAN
Sosis ½ potong 50
Daftar Pustaka
1. KEMENKES. (2021). Buku Saku Pemberian Makanan Bayi dan Anak Bagi Kader.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. KEMENKES. (2023). Isi Piringku untuk Bayi 6-8 Bulan.
https://promkes.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-bayi-6-8-bulan
3. KEMENKES. (2023). Isi Piringku untuk Bayi 9-11 Bulan.
https://promkes.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-bayi-9-11-bulan
4. KEMENKES. (2023). Isi Piringku untuk Bayi 12-23 Bulan.
https://promkes.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-balita-12-23-bulan
5. KEMENKES. (2023). Isi Piringku untuk Bayi 2-5 Tahun.
https://promkes.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-balita-2-5-tahun
6. KEMENKES. (2023). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.
%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf
7. RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. (2023). Video Isi Piringku Kaya Protein Hewani
Cegah Stunting. https://youtu.be/sqyJQXYbLsU