Kata Pengantar: Gangguan Cemas
Kata Pengantar: Gangguan Cemas
KATA PENGANTAR
Penulis
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Daftar Isi
Halaman judul.......................................................................................0
Kata Pengantar......................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................2
Bab I Pendahuluan................................................................................3
Bab II Definisi Gangguan Anxietas......................................................4
Bab III Klasifikasi.................................................................................5
Bab IV Diagnosis..................................................................................6
III.1 Gangguan Panik............................................................................9
III.2 Fobia............................................................................................16
III.3 Gangguan Cemas Menyeluruh....................................................30
III.4 Gangguan Obsesif Kompulsif.....................................................36
Daftar Pustaka.....................................................................................47
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
BAB I
PENDAHULUAN
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
BAB II
GANGGUAN CEMAS
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
BAB III
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
BAB V
DIAGNOSIS
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan
panik. Berbagai penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan
panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan
gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien
dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.
Faktor Psikososial
Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang
dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan
klasik.
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan
yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa
yang sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu
perasaan ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik.
Peneliti menyatakan bahwa serangan panik kemungkinan melibatkan arti bawah
sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan panik
mungkin berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi
psikologis.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Serangan panik sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan
cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu
perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu
menyebutkan sumber ketakutannya.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
a. Farmakoterapi
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan panik adalah obat
anti depresi dan obat anti cemas:
1. SSRI ( Serotonin Selective Reuptake Inhibitors), terdiri atas beberapa
macam dapat dipilih salah satu dari sertralin, fluoksetin, fluvoksamin,
escitalopram, dll. Obat diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih, tergantung
kondisi individu, agar kadarnya stabil dalam darah sehingga dapat
mencegah kekambuhan
2. Alprazolam; awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya antara 4-6
minggu, setelah itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai
akhirnya dihentikan. Jadi setelah itu dan seterusnya, individu hanya
minum golongan SSRI
b. Psikoterapi
Terapi Relaksasi
Terapi ini bermanfaat meredakan secara relatif cepat serangan panik dan
menenangkan individu, namun itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap
hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik nafas dalam dan lambat, lalu
mengeluarkannya dengan lambat pula), mengendurkan seluruh otot tubuh dan
mensugesti pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai. Dalam
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
proses terapi, dokter akan mebimbing secara perlahan-lahan, selama 20-30 menit.
Setelah itu, individu diminta untuk melakukannya sendiri di rumah setiap hari.
Psikoterapi Dinamik
Pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya, bukan sekedar
menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini, biasanya pasien lebih
banyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak mendengar. Terapi ini
memerlukan waktu panjang, dapat berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Hal ini
tentu memerlukan kerjasama yang baik antara individu dengan dokternya, serta
kesabaran kedua belah pihak.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
IV.2 FOBIA
Definisi Fobia
Fobia berasal dari bahasa Yunani yaitu Fobos yang berarti ketakutan.
Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak irasional yang menyebabkan
penghindaran yang disadari objek, aktifitas / situasi yang ditakuti. Reaksi fobia
menyebabkan gangguan pada kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam
kehidupannya. Fobia dibedakan dalam tiga jenis menurut jenis objek atau situasi
ketakutan yaitu agorafobia, fobia spesifik, dan fobia sosial.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
sosial adalah rasa takut yang berlebihan terhadap penghinaan dan rasa malu dalam
berbagai lingkungan sosial.
Epidemiologi Fobia
Diperkirakan 5 – 10 % dari seluruh populasi mengalami gangguan ini.
Gangguan yang ditimbulkan dari fobia, apabila tidak dihiraukan, dapat
menyebabkan munculnya gangguan cemas lainnya, gangguan depresi, dan
gangguan yang berhubungan dengan penggunaan obat terlarang dan alkhohol.
Etiopatogenesis Fobia
Prinsip-prinsip umum pada fobia terdiri dari faktor psikoanalitik dan
faktor perilaku.
Faktor Psikoanalitik
Teori Sigmund Freud menyatakan neurosis fobik, merupakan penjelasan
analitik untuk fobia spesifik dan fobia sosial. Rasa cemas adalah sinyal untuk
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
menyadarkan ego, bahwa dorongan terlarang di alam bawah sadar yang akan
memuncak dan untuk menyadarkan ego untuk melakukan mekanisme pertahanan
melawan daya insting yang mengancam. Fobia merupakan hasil konflik yang
terpusat pada masalah masa kanak-kanak yang tidak terselesaikan. Jika tindakan
represi untuk mencegah cemas gagal, sistem ego seseorang akan mengaktifkan
mekanisme pertahanan yang berupa “mengalihkan” ( displacement ), dimana
masalah yang tidak selesai dari masa kanak-kanak akan dialihkan kepada objek
atau situasi yang memiliki kemampuan untuk membangkitkan rasa cemas. Objek
atau situasi tersebut menjadi simbol dari masalah yang dahulu dialaminya (
Symbolization ).
Mekanisme pertahanan ego terhadap rasa cemas terdiri dari tiga hal, yakni
represion, displacement, dan symbolization. Sehingga rasa cemas tersebut teratasi
dengan membentuk phobic neurosis.
Pada agoraphobia atau erythrophobia, rasa cemas diduga datang dari rasa
malu yang mempengaruhi superego. Setiap orang dilahirkan dengan tingkat
temperamen yang berbeda yang menyebabkan mereka dapat menangani stimuli
stress dari luar dengan cara yang berbeda. Dalam memunculkan fobia, diperlukan
tingkat stress yang cukup, seperti kekerasan dalam rumah tangga, terkucilkan dari
kehidupan sosial sampai kehilangan orang yang dicintai.
Faktor Perilaku
John B. Watson memiliki hipotesis mengenai fobia, dimana fobia muncul
dari rasa cemas dari stimuli yang menakutkan yang muncul bersamaan dengan
stimuli kedua yang bersifat netral. Jika dua stimuli dihubungkan bersamaan,
stimuli netral tersebut bisa membangkitkan kecemasan oleh dirinya sendiri.
Contohnya pada seseorang yang fobia dengan kucing, dahulu ia pernah dicakar
oleh kucing, dimana cakaran tersebut merupakan stimuli yang menakutkan,
sedangkan kucing tersebut merupakan stimuli yang netral, namun karena stimuli
tersebut muncul secara bersamaan, sehingga kucing tersebut juga menjadi stimuli
yang menakutkan.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Fobia Sosial
Penelitian melaporkan jika beberapa anak kemungkinan memiliki faktor
keturunan berdasarkan inhibisi perilaku yang konsisten. Hal ini cukup sering pada
anak-anak dengan orang tua yang memiliki gangguan serangan panik, dan
mungkin berkembang menjadi pemalu yang parah saat dewasa. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh lingkungan didikan keluarga yang tertutup, kurang
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
perduli, dan terlalu protektif mengenai anak mereka. Beberapa hal kecil dapat
menjadi indikator dari sifat seseorang, seperti seseorang yang berkuasa mungkin
cenderung berjalan dengan dagu terangkat dan melakukan kontak mata,
dibandingkan dengan seseorang yang dikalahkan sering berjalan dengan kepala
tertunduk dan jarang melakukan kontak mata.
Secara spesifik, penggunaan obat antagonis reseptor β-adrenergik ( propanolol )
untuk fobia kinerja contohnya berbicara di depan publik. Seseorang dengan fobia
kinerja biasanya melepaskan lebih banyak norepinephrine atau epinephrine, secara
sentral maupun perifer, dibandingkan orang-orang non-fobik, atau orang-orang
tersebut lebih sensitif terhadap stimulasi kadar adrenergik yang normal.
Pengamatan bahwa mono amine oxidase inhibitor (MAOI) yang lebih efektif
dibandingkan obat-obatan tricylcic pada terapi fobia sosial menyeluruh, diduga
jikalau aktivitas dopaminergik berhubungan dengan patogenesis gangguan fobia
sosial.
Faktor genetik diduga memiliki keterkaitan dengan fobia sosial. Anggota
keluarga tingkat pertama pada seseorang dengan gangguan fobia memiliki
kecenderungan untuk mengalami fobia sosial sebanyak tiga kali lebih sering
dibandingkan dengan yang tidak.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
cemas tersebut. Selain itu, diperkirakan sepertiga dari seluruh pasien fobia juga
memiliki keadaan depresif yang berat.
Fobia Spesifik
Revisi keempat dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
( DSM-IV-TR ), menggunakan isitilah fobia spesifik untuk dicocokkan dengan
hasil revisi kesepuluh dari International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems ( ICD-10 ).
A. Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan,
ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik
(misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat suntikkan,
melihat darah).
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.
Sebutkan tipe :
Tipe Binatang
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
bertopeng).
Fobia Sosial
Menurut DSM-IV-TR untuk fobia sosial dinyatakan bahwa fobia sosial
dapat diikuti dengan serangan panik. DSM-IV-TR juga menyertakan untuk fobia
sosial yang bersifat menyeluruh yang berguna untuk menentukan terapi,
prognosis, dan respon terhadap terapi. DSM-IV-TR menyingkirkan diagnosa fobia
sosial bila gejala yang timbul merupakan akibat dari penghindaran sosialisasi
karena rasa malu dari kelainan mental atau non-mental.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
H. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental dengannya
misalnya takut adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau
memperlihatkan perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau
Bulimia Nervosa.
Sebutkan Jika :
Menyeluruh : jika ketakutan termasuk situasi yang paling sosial (juga
pertimbangkan diagnosis tambahan Gangguan Kepribadian Menghindar)
Fobia Sosial
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti:
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
dimana pasien merasa sudah sakit, sedangkan fobia pasien merasa takut akan
terkena penyakit. Pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif, penegakan
diagnosis lebih sulit karena untuk membedakan alasan mereka menjauhi stimulan
tersebut kadang-kadang kurang jelas. Pasien dengan gangguan kepribadian
paranoid akan cenderung menghindari segala macam stimuli dibandingkan
dengan fobia spesifik yang akan merasa cemas hanya pada stimuli tertentu.
Diagnosis banding untuk fobia sosial adalah gangguan depresif berat dan
gangguan kepribadian schizoid. Penghindaran dari segala bentuk sosialisasi akan
mengarah pada gangguan depresi berat. Pada gangguan kepribadian schizoid,
pasien umumnya tidak ingin berinteraksi dibandingkan takut berinteraksi dengan
sosial.
Penatalaksanaan Fobia
Terdapat beberapa macam bentuk terapi, yakni terapi perilaku, psikoterapi
dan berbagai modalitas terapi lainnya.
Terapi Perilaku
Salah satu terapi yang paling sering digunakan dan dipelajari adalah terapi
perilaku. Kesuksesan terapi ini bergantung pada :
komitmen pasien dengan terapi
permasalahan dan tujuan terapi yang jelas
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menangani masalah.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
depresi, penyalahgunaan alkohol, dan obat bila tidak mendapat terapi. Menurut
National Institute of Mental Health,
75% orang dengan fobia spesifik dapat mengatasi ketakutannya dengan
terapi kognitif perilaku
• 80% orang dengan fobia sosial membaik dengan farmakoterapi, terapi
kognitif perilaku atau kombinasi
• Agorafobia dengan gangguan panik yang diterapi :
o 30-40% : bebas gejala untuk waktu yang lama
o 50% : gejala ringan yang tidak menggangu
kehidupa
sehari - hari
o 10-20% : tidak membaik
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien gangguan
anxietas menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar
25% dari keluarga tingkat pertama penderita juga mengalami gangguan yang
sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada
kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.
Teori Psikoanalitik
Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa anxietas adalah gejala dari konflik
bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling primitif anxietas
dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat yang lebih
matang lagi dihubungkan dengan kehilangan cinta dari objek yang penting.
Anxietas kastrasi berhubungan dengan fase oedipal sedangkan anxietas superego
merupakan ketakutan seseorang untuk mengecewakan nilai dan pandangannya
sendiri (merupakan anxietas yang paling matang).
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Buspiron
Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan
gejala somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek
klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita yang
sudah menggunakan benzodiazepin tidak akan memberikan respon yang baik
dengan buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepin
dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu,
disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
b) Psikoterapi
Terapi Kognitif Perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif
dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, secara langsung. Teknik
utama yang digunakan adalah pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan
biofeedback.
Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada
dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi sosial dan pekerjaannya.
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman
akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan
sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal
kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
bisa terjadi pada masa kayak. Perbandingan laki-laki : perempuan berimbang, dan
seringkali dilatar belakangi oleh ciri kepribadian anankastik yang menonjol.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Genetik
Terdapat studi yang mendukung hipotesis bahwa terdapat pengaruh
genetik pada gangguan obsesi kompulsif. Terdapat bukti tiga sampai lima kali
lebih besar kemungkinan mendapatkan gangguan obsesi kompulsif atau jenis
lainnya pada angka kejadian. Studi juga menunjukkan hubungan gangguan obsesi
kompulsif pada pasien kembar lebih tinggi pada kembar monozigot daripada
kembar dizigot. Studi lain juga menunjukkan peningkatan angka kejadian pada
gangguan yang menyerupai obsesi kompulsif, gangguan tik, gangguan bentuk
tubuh, hipokondriasis, gangguan makan, dan gangguan kebiasaan, seperti
menggigit kuku.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Faktor Kebiasaan
Berdasarkan studi teori, obsesi adalah kondisi yang menstimulus.
Hubungan antara stimulus netral menjadi berasosiasi dengan ketakutan atau
anxietas melalui proses dari hasil pengkondisian yang berhubungan yang
menyebabkan anxietas. Pada objek sebelumnya dan dikatakan bahwa stimuli yang
sesuai dapat mencetuskan anxietas atau rasa tidak nyaman.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Faktor Psikososial
Faktor Personalitas
Gangguan obsesi kompulsif dihubungkan dengan pikiran obsesif yang
perduli pada detail, perfeksionalitas, dan personalitas lainnya. Sebagian besar
orang dengan gangguan obsesi kompulsif tidak memiliki gejala kompulsif yang
menyertai sebelumnya. Hanya sekitar lima belas sampai tiga puluh lima persen
dari pasien dengan gangguan obsesi kompulsif yang terdapat gangguan obsesif
yang berkembang.
Faktor Psikodinamik
Insight psikodinamik mungkin dapat membantu pada pemahaman masalah
pada penatalaksanaan, kesulitan interpersonal, dan masalah pesonalitas yang
sesuai dengan gangguan Axis I. Tidak sedikit pasien dengan gangguan obsesi
kompulsif menolak berkooperatif dengan pengobatan secara efektif dengan
selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) dan terapi kebiasaan.
Bagaimanapun juga gejala dari gangguan obsesi kompulsif mungkin saja disertai
secara biologis, gangguan psikodinamis mungkin menyertai. Pasien dapat menjadi
sadar bahwa gejalanya dapat menetap.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
stress yang terjadi pada keluarga, penolakan kebiasaan yang dilakukan pasien, dan
keadaan keluarga yang miskin. Seringkali anggota keluarga terlibat dalam usaha
untuk mengurangi kecemasan atau mengontrol ekspresi kemarahan pasien. Pola
ini atau hubungannya disesuaikan dengan pola penatalaksanaan yang akan
dilakukan. Dengan melihat pada pola hubungan interpersonal dari perspektif
psikodinamik, pasien dapat mempelajari bagaimana kelainan pasien dapat
mempengaruhi orang lain.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Neurosis obsesif-kompulsif
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Sebutkan Jika :
Dengan tilikan buruk : jika, selama sebagian besar waktu episode terakhir, orang
tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak
beralasan.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
terapi ini dilakukan dengan bantuan MRI. Komplikasi dari terapi bedah tersebut
umumnya adalah kejang, yang dapat diterapi dengan fenitoin.
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1
Gangguan Cemas
DAFTAR PUSTAKA
Kinetika.Martiliantiningtias 1102008131 1