Anda di halaman 1dari 3

Nama: I.

wayan Satya Raditya Mulyana


NIM: 1312000318
Bab II
Definisi dan unsur – unsur negara

A. Definisi negara.
Istilah negara diterjemahkan dari istilah: Staat (Belanda & Jerman), State (Inggris),
danEtat (Prancis).Istilah Staat tersebut merupakan serapan dari bahasa Latin
“status/statum”yang dapat dipadankan dengan “standing” atau “station” yang
mempunyai arti suatu kondisi yang tegak dan tetap.
Menurut beberapa ahli juga mengemukakan beberapa pengertian negara,yaitu
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “Politica” menyatakan bahwa negara
adalah persekutuan daripada keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang
sebaik-baiknya.
batasan mengenai definisi negara adalah sebagai berikut:
1. Negara merupakan enti as politik (kekuasaan).
2. Negara dibentuk oleh masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
3. Negara diberikan kekuasaan (kewenangan) untuk memaksakan hukumnya
kepada warga negara.
B. Unsur-Unsur Negara
Menurut OppenheimLauterpacht unsur-unsur masyarakat politik dapat dikatakan
negara adalah:
(a) harus ada rakyat
(b) harus ada wilayah
(c) harus ada pemerintah yang berdaulat
negara sebagai subjek hukum internasional harus memiliki kualifikasi-kualifikasi
sebagai berikut:
a. rakyat/warga negara yang bersifat tetap
b. wilayah yang pasti
c. pemerintah
d. kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain
Keempat unsur tersebut dapat dibagi menjadi 2 yakni:
1. Unsur konstitutif, yakni unsur yang wajib ada
2. Unsur deklaratif, yakni unsur yang tidak wajib ada
Keempat unsur-unsur dari negara tersebut dapat diuraikan di bawah ini:
1. Rakyat/Warga Negara
Black’s Law Dictionary menyatakan bahwa “People is (a) a nation in its collective
and political capacity;
(b) the aggregate ormass of the individuals who constitute the state;
(c) the entire body of those citizens of a stateor nation who are invested with
political power for political purposes, that is, the qualified voters or electors.
Senada dengan hal tersebut, KBBI menyatakan bahwa “rakyat adalah segenap
penduduk suatu Negara (sebagai imbangan pemerintah)”
2. Wilayah Tertentu
Sebuah negara berdaulat harus mempunyai wilayah tertentu (defined territory)
yang tidak digantungkan kepada besar atau kecilnya luas wilayah.
Wilayah tertentu adalah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku
Artinya bahwa kekuasaan tertinggi negara (kedaulatan) hanya dapat dilaksanakan
atau diterapkan dalam wilayah tersebut
3.Pemerintah yang berdaulat.
Sebagai sebuah entitas politik, negara mempunyai organisasi yang memiliki
kekuasaan (kewenangan) untuk merumuskan dan melaksanakan hukum yang
mengikat bagi penduduk/ warga negara yang berada di wilayah tersebut.
Dalam arti yang luas, Pemerintah adalah seluruh organ atau badan-badan negara,
yang dalam teori Trias Politika terdiri atas legislatif, eksekutif dan yudisial.
Sedangkan dalam arti sempit, Pemerintah adalah eksekutif (bestuur) yang
berfungsi untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan kata lain, Pemerintah (bestuur) adalah semua kekuasaan negara
dikurangi dengan kekuasaan membentuk undangundang dan kekuasaan
mengadili.
Pemerintah merupakan seseorang atau beberapa orang dan memerintah
menurut hukum negerinya
Senada dengan hal tersebut, Utrecht menyatakan bahwa Pemerintah dapat
diartikan menjadi 3 pengertian, yakni:
a. Pemerintah sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa
memerintah, yang meliputi legislatif, eksekutif, dan yudisial
b. Pemerintah sebagai gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang
berkuasa memerintah di wilayah suatu negara, seperti Presiden.
c. Pemerintah dalam arti kepala negara bersama-sama dengan menterinya yang
berarti sebagai organ eksekutif.
4.Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.
Dalam Ilmu Politik dan Hukum Tata Negara, unsur ini bukan merupakan unsur
yang bersifat konstitutif bagi terbentuknya suatu negara
, hukum internasional menyatakan bahwa unsur ini merupakan unsur yang
bersifat konstitutif.
‘’Starke’’menyatakan bahwa “ so far as international law is concerned, the
qualification is the most important” Karena unsur tersebut yang membedakan
negara sebagai kesatuan politik yang berdaulat dari kesatuan-kesatuan politik
yang tidak atau hanya separuh berdaulat seperti negara bagian sesuatu federasi,
protektorat, negara-negara di bawah perwalian dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai