Anda di halaman 1dari 5

Nama : Daniel Pratama

NIM : 171410134

Kelas : UBD2004

SOAL :

1. Bagaimana hubungan Negara dengan Warga Negara ?

Jawab :

Hubungan Negara dan Warga Negara

Negara adalah suatu organisasi atau lembaga tertinggi dari kelompok masyarakat yang
terdiri dari sekumpulan orang di wilayah tertentu, memiliki cita-cita untuk hidup bersama, serta
memiliki sistem pemerintahan yang berdaulat. Warga negara adalah penduduk sebuah negara
atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Warga negara adalah orang
yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara.

Dalam kehidupan bernegara, warga negara memiliki 4 peranan yang meliputi peranan
yang pasif, aktif, negatif dan positif. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap
perundang -- undangan yang berlaku di negara tempat mereka tinggal. Peran aktif merupakan
aktivitas warga negara untuk terlibat atau dalam kehidupan bernegara, terutama dalam
mempengaruhi keputusan publik. Peran positif merupakan permintaan dari warga negara atas
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peran negatif merupakan permintaan
warga negara terhadap negaranya agar tidak turut andil dalam kehidupan pribadinya.

Selain peran utama warga negara seperti yang tercantum di atas, ada pula peran lain dari
warga negara dalam pelaksanaan sebuah negara seperti peran dalam kehidupan hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam.Peran Warga Negara dalam Kehidupan Hukum. Peran
warga negara dalam kehidupan Hukum Negra Indonesia telah diatur dalam pasal 27 ayat (1)
UUD 1945 : "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya."

Peran warga negara dapat tercermin dari beberapa peranan sebgaai berikut : menciptakan
kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut mendorong proses pembuatan
hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung pembuatan materi-materi hukum
yang responsif (content of law), ikut menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan
bertanggung jawab (structure of law).

2. Jelaskan apa yang dimaksud hakekat pemahaman Demokrasi ?

Jawab : Hakekat Demokrasi

Hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermayarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Demokrasi saat ini merupakan kaya yang
senantiasa mengisi perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan, took masyarakat,
aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha siswa dan kaum professional
lainnya. Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani yaitu:
“demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan
atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau
kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Menurut Moh. Mahfud MD pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung makna 3 hal,
yaitu:

a. Pemerintahan dari rakyat (government of the poeple)

Berhubungan dengan pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate government) dan
pemerintahan yang tidak sah dan idak di akui (unlegitimate government) dimata rakyat.
Pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate government) berarti suatu pemerintahan yang
mendapat pengakuan dan dukungan yang diberikan oleh rakyat. Sebaliknya pemerintahan
yang tidak sah dan tidak diakui (unlegitimetegovernment) berarti suatu pemerintahan yang
sedang memegang kendali kekuasaan tidak mendapat pengkuan dan dukungan dari rakyat.
Legitimasi bagi suatu pemerintahan sangat penting karena dengan legitimasi tersebut,
pemerintahan dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari
amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Pemerintahan dari rakyat memberikan
gambaran bahwa pemerintah yang sedang memegang kekuasaan dituntut kesadaranya bahwa
pemerintahan tersebut diperoleh melalui pemilhan dari rakyat bukan dari pemberian wangsit
atau kekuatan supranatural. Jadi jika mereka sadar bahwa terpilihnya mereka sebagai wakil
rakyat, maka itulah yang akan menjadikan karakteristik Negara yang demokrasi.

b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the poeple)

Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas
nama rakyat bukan atas dorongan diri dan keinginanya sendiri. Selain itu juga mengandung
pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaanya, pemerintahan berada dalam pengawasan
rakyatnya. Karena itu pemerintah harus tunduk kepada pengawasan rakyat (social control).
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah itu
dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat harus didahulukan dan diutamakan
di atas segalanya. Untuk itu pemerintah harus mendengarkan dan mengakomodasi aspirasi
rakyat dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan dan program-programnya, bukan
sebaliknya hanya menjalankan aspirasi keinginan diri, keluarga dan kelompoknya. Oleh
karena itu pemerintah harus membuka kebebasan serta menjamin adanya kebebasan seluas-
luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers maupun
secara langsung.

Pengawasan rakyat (social control) dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun
tidak langsung yaitu melalui perwakilannya di parlemen (DPR). Dengan adanya pengawasan
oleh rakyat (social control) akan menghilangkan ambisi otoriterianisme para penyelenggara
negara (pemerintah dan DPR).

C. Pemerintahan untuk rakyat (government for the poeple)


Jadi, bila ketiga hal diatas dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik dalam suat tata
pemerintahan, maka akan tercapailah suatu masyarakat yang demokratis, yang aman, tentran
dan damai sesuai cita-cita rakyat bersama.

3. Jelaskan bagaimana konsep dasar Konstitusi di Negara Indonesia ?

Jawab : .

Pengertian dan Konsep Dasar Konstitusi Istilah dalam bahasa Inggris “constitution” atau
dalam bahasa Belanda “constitutie “ secara harafiah sering diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia Undang- Undang Dasar. Permasalahannya penggunaan istilah undang-undang dasar
adalah bahwa kita langsung membayangkan sesuatu naskah tertulis. Padahal istilah constitution
bagi banyak sarjana ilmu politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan peraturan
– peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-
cara bagimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Kebiasaan
menerjemahkan istilah constitution menjadi undang-undang dasar, hal ini sesuai dengan
kebiasaan orang Belanda dan Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata
“Grondwet” (Grond = dasar; wet = undang-undang) dan Pengertian konstitusi dalam praktek
ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai dua arti :

a) lebih luas dari pada undang-undang dasar

b) sama dengan pengertian undang-undang dasar

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas daripada pengertian undang-undang
dasar, karena pengertian undang-undang dasar hanya meliputi naskah tertulis saja dan disamping
itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar
(Kaelan, 2004:180).

Para penyusun Undang-Undang Dasar 1945

Menganut arti konstitusi lebih luas daripada undang-undang dasar, sebab dalam. Penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945 dikatakan :”Undang-Undang Dasar suatu Negara ialah hanya
sebagian dari hukumnya dasar negara itu. Undang-Undang Dasar adalah hukum yang tertulis,
sedang di sampingnya Undang-Undang Dasar berlaku juga Hukum Dasar yang tidak tertulis,
ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis”. Namun dalam masa Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950, penyusun Konstitusi RIS menerjemahkan secara sempit istilah konstitusi sama
dengan undang-undang dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat ( Totopandoyo, 1981:
25-26).

Menurut E.C.S Wade dalam bukunya “Constitutional Law” (Miriam Budiardjo, 2007, 96)
undang-undang dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai