0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan35 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan penetapan harga barang dan jasa sektor publik di Indonesia, termasuk perbedaannya dengan sektor bisnis. Pemerintah dapat menetapkan harga barang publik berdasarkan biaya total penyediaan, sedangkan bisnis menetapkan harga berdasarkan biaya produksi dan harga pasar. Dokumen ini juga membahas strategi penetapan harga seperti two-part tariffs dan price floor & price ceiling.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan penetapan harga barang dan jasa sektor publik di Indonesia, termasuk perbedaannya dengan sektor bisnis. Pemerintah dapat menetapkan harga barang publik berdasarkan biaya total penyediaan, sedangkan bisnis menetapkan harga berdasarkan biaya produksi dan harga pasar. Dokumen ini juga membahas strategi penetapan harga seperti two-part tariffs dan price floor & price ceiling.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan penetapan harga barang dan jasa sektor publik di Indonesia, termasuk perbedaannya dengan sektor bisnis. Pemerintah dapat menetapkan harga barang publik berdasarkan biaya total penyediaan, sedangkan bisnis menetapkan harga berdasarkan biaya produksi dan harga pasar. Dokumen ini juga membahas strategi penetapan harga seperti two-part tariffs dan price floor & price ceiling.
PENENTUAN HARGA BARANG OLEH PEMERINTAH IX. MANAJEMEN PENENTUAN HARGA BARANG OLEH PEMERINTAH Penentuan Harga Barang2 Publik Kebijakan Harga Hasil Pertanian Kurs Devisa Penentuan Harga Angkutan Umum
Collected & lectured by:
Dr. Ir. R.Soekarsono, M.B.A.,M.M. 08129189643 soekarsono284@gmail.com Kebijakan dalam penetapan harga Kebijakan Harga, disebut juga pricing policy, adalah keputusan tentang cara penetapan harga barang atau jasa yang dijual yang diambil manajemen. •Harga merupakan salah satu bagian yang biasa digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, disamping cara distribusi dan promosi, dan produk. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 2 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 3 Public Goods (Dr. Reyadh Faras)
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 4
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 5 PUBLIC
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 6
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 7 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 8 Comparison of Pricing Policies between Public Sector and Private Sector
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 9
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 10 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 11 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 12 •Jadi, biaya marginal (Marginal Cost) adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk mampu membuat tiap unit tambahan dari produk usaha yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 13 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 14 Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 15
• Kriteria-kriteria kebijakan menurut William N Dunn yaitu :
• Penyusunan agenda adalah perumusan masalah yang dapat memasok
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah. • Formulasi kebijakan adalah peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif. • Adopsi kebijakan adalah rekomendasi membuahkan pengetahuan yang relevan tentang kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya dimasa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan. • Implementasi kebijakan adalah pemantauan (monitoring) menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil sebelumnya. • Penilaian kebijakan adalah evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar dihasilkan. • PROSEDUR PENETAPAN HARGA Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 16 • Menurut Kotler dalam bukunya berjudul Manajemen Pemasaran (2002:56). Dalam Menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu:
• Perusahaan / Pemerintah memilih tujuan penetapan harga.
• Perusahaan / Pemerintah memikirkan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga. • Perusahaan / Pemerintah memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagi level produksi dan berbagai level akumulasi pengalaman produksi. • Perusahaan / Pemerintah menganalisa biaya, dan tawaran pesaing. • Perusahaan / Pemerintah menyeleksi metode penetapan harga. • Perusahaan / Pemerintah memilih harga akhir. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 17 PENETAPAN HARGA BARANG & JASA SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA ( Perbedaannya dengan Sektor Bisnis )
Manajemen pelayanan publik
Hakikat kualitas pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 63 tahun 2004, dalam Ratminto (2006:19-20) adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, yang beradasarkan kepada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 63 tahun 2004 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 18 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 63 tahun 2004 menetapkan syarat sbb: • 1.Transparansi atau memiliki sifat keterbukaan. 2.Akuntabilitas, atau dapat dipertanggung jawabkan. 3.Kondisional, atau sesuai dengan kondisi untuk memenuhi prinsip efisiensi dan efektifitas. • 4.Partisipatif, yang berarti mendorong peran serta masyarakat. • 5.Keadilan, Kesamaan hak atau tidak diskriminatif. 6.Keseimbangan hak dan tanggung jawab, antara pihak pemberi pelayanan dan pihak penerima pelayanan. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 19 Manajemen pelayanan sektor bisnis • 1.Lebih mendasarkan pada Individual/Choice pada pasar • 2.Karakteristik dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran (Supply&demand) • 3.Bersifat tertutup dari publik • 4.Berorientasi pada keadilan pasar (tidak ada monopoli & monopsoni) 5.Kekuatan sektor swasta/bisnis adalah kekuatan pasar • Sebaliknya, penentuan harga pelayanan publik adalah salah satu tugas pokok pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (public services). Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dibiayai melalui 2 sumber, yaitu : a.Pajak • b.Pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 20 • 6. Strategi dalam Penetapan Harga Barang & Jasa Publik 6 Two-part tariffs Peak-load tariffs Diskriminasi harga Full cost recovery Harga di atas marginal cost • 7. Pelayanan publik yang dapat dijual: • a. Penyediaan air bersih. • b. Transportasi publik. • c. Jasa pos dan telekomunikasi. • d. Energy dan listrik. • e. Perumahan rakyat. • f. Fasilitas rekreasi (pariwisata). • g.Pendidikan. • h. Jalan tol. • i. Irigasi. • J. Jasa pemadaman kebakaran. • k.Pelayanan kesehatan. • l. Pengolahan sampah/limbah • 8. Dalam memberikan pelayanan public, pemerintah dapat dibenarkan menetapkan tarif untuk pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik pemerintah. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 21 Dasar pembebanan tarif pelayanan sektor publik •Pembebanan tarif pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena beberapa alasan, yaitu: •a.Adanya barang privat dan barang publik •b.Efesiensi ekonomi •c.Prinsip keuntungan Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 22 Alasan Pembebanan Langsung • 1. Suatu jasa, baik merupakan barang publik maupun barang privat, mungkin barang privat, mungkin tidak dapat diberikan kepada setiap orang, sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka tidak menikmati jasa tersebut. • 2. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka sehingga konsumsi publik harus didisplinkan (hemat). • 3.Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan pilihan daripada kebutuhan. • 4. Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntungkan dan untuk memenuhi kebutuhan domestik secara individual maupun industrial • 5. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan publik atas suatu jasa apabila jenis standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara tegas. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 23 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 24 Kesimpulan • Harga barang/pelayanan publik BISA ditetapkan dari aturan yang biasa di pakai, yaitu dari total biaya penyediaan barang/jasa. • Tidak mengutamakan profit & lebih kepada kesejahteraan masyarakat. • Harga dari barang/jasa bisnis yang dijual dapat langsung di tentukan dari besarnya biaya dalam proses produksi/pelayanan jasa dan harga pasar. • Sektor bisnis mengutamakan profit & harga harga bervariasi pada setiap customer ( masyarakat ) Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 25 •Kesimpulan : •Fasilitas pelayanan jasa dan barang yang didapat secara gratis dari sektor publik pada dasarnya tertutupui dari pajak yang kita bayar (PPN,PBB,Pajak Kendaraan, Pajak Jalan dll)
• Pembebanan tarif pelayanan langsung kepada
masyarakat harus dilakukan oleh pemerintah karena adanya barang privat yang tidak semua masyarakat menggunakannya sehingga tidak bersifat diskriminatif ( contohnya : tarif jalan tol, tarif PDAM dll ) Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 26 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 27 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 28 Twenty Two PM - WordPress.com
Kebijakan Price Floor dan Price Ceiling
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 29
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 30 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 31 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 32 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 33 Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 34 • Bagaimana analisis Sdr tentang Kebijakan dan penetapan harga minyak goreng di Indonesia akhir2 ini ? • Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang baru mengatur HET minyak goreng curah. • Dalam Permendag baru itu HET minyak goreng curah Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg dari sebelumnya Rp11.000/liter. • Sementara harga minyak goreng kemasan premium dilepas ke harga pasar dari sebelumnya Rp14.000/liter. Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 35
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro