Anda di halaman 1dari 35

Lecture # 9

PUBLIC GOODS PRICING DECISION & POLICY


PENENTUAN HARGA BARANG OLEH PEMERINTAH
IX. MANAJEMEN PENENTUAN HARGA BARANG OLEH
PEMERINTAH
Penentuan Harga Barang2 Publik
Kebijakan Harga Hasil Pertanian
Kurs Devisa
Penentuan Harga Angkutan Umum

Collected & lectured by:


Dr. Ir. R.Soekarsono, M.B.A.,M.M.
08129189643
soekarsono284@gmail.com
Kebijakan dalam penetapan harga
Kebijakan Harga, disebut juga pricing policy,
adalah keputusan tentang cara penetapan
harga barang atau jasa yang dijual yang
diambil manajemen.
•Harga merupakan salah satu bagian yang
biasa digunakan sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen, disamping cara
distribusi dan promosi, dan produk.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 2
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 3
Public Goods
(Dr. Reyadh Faras)

Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 4


Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 5
PUBLIC

Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 6


Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 7
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 8
Comparison of Pricing Policies between Public Sector and Private Sector

Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 9


Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 10
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 11
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 12
•Jadi, biaya marginal (Marginal Cost) adalah biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak
perusahaan untuk mampu membuat tiap unit
tambahan dari produk usaha yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 13
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 14
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik

Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 15


• Kriteria-kriteria kebijakan menurut William N Dunn yaitu :

• Penyusunan agenda adalah perumusan masalah yang dapat memasok


pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi
yang mendasari definisi masalah.
• Formulasi kebijakan adalah peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang
sebagai akibat dari diambilnya alternatif.
• Adopsi kebijakan adalah rekomendasi membuahkan pengetahuan yang relevan
tentang kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang
akibatnya dimasa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.
• Implementasi kebijakan adalah pemantauan (monitoring) menyediakan
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang
diambil sebelumnya.
• Penilaian kebijakan adalah evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang
diharapkan dengan yang benar-benar dihasilkan.
• PROSEDUR PENETAPAN HARGA
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 16
• Menurut Kotler dalam bukunya berjudul Manajemen Pemasaran
(2002:56). Dalam Menyusun kebijakan penetapan harga,
perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga
yaitu:

• Perusahaan / Pemerintah memilih tujuan penetapan harga.


• Perusahaan / Pemerintah memikirkan kurva permintaan, probabilitas
kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga.
• Perusahaan / Pemerintah memperkirakan bagaimana biaya bervariasi
pada berbagi level produksi dan berbagai level akumulasi pengalaman
produksi.
• Perusahaan / Pemerintah menganalisa biaya, dan tawaran pesaing.
• Perusahaan / Pemerintah menyeleksi metode penetapan harga.
• Perusahaan / Pemerintah memilih harga akhir.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 17
PENETAPAN HARGA BARANG & JASA SEKTOR PUBLIK DI
INDONESIA
( Perbedaannya dengan Sektor Bisnis )

Manajemen pelayanan publik


Hakikat kualitas pelayanan publik menurut Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor
63 tahun 2004, dalam Ratminto (2006:19-20) adalah
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat, yang beradasarkan kepada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan) Nomor 63 tahun 2004
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 18
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan)
Nomor 63 tahun 2004 menetapkan syarat sbb:
• 1.Transparansi atau memiliki sifat keterbukaan.
2.Akuntabilitas, atau dapat dipertanggung jawabkan.
3.Kondisional, atau sesuai dengan kondisi untuk
memenuhi prinsip efisiensi dan efektifitas.
• 4.Partisipatif, yang berarti mendorong peran serta
masyarakat.
• 5.Keadilan, Kesamaan hak atau tidak diskriminatif.
6.Keseimbangan hak dan tanggung jawab, antara pihak
pemberi pelayanan dan pihak penerima pelayanan.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 19
Manajemen pelayanan sektor bisnis
• 1.Lebih mendasarkan pada Individual/Choice pada pasar
• 2.Karakteristik dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran
(Supply&demand)
• 3.Bersifat tertutup dari publik
• 4.Berorientasi pada keadilan pasar (tidak ada monopoli & monopsoni)
5.Kekuatan sektor swasta/bisnis adalah kekuatan pasar
• Sebaliknya, penentuan harga pelayanan publik adalah salah satu tugas pokok
pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (public services).
Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dibiayai melalui 2 sumber, yaitu :
a.Pajak
• b.Pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 20
• 6. Strategi dalam Penetapan Harga Barang & Jasa Publik 6 Two-part tariffs Peak-load tariffs
Diskriminasi harga Full cost recovery Harga di atas marginal cost
• 7. Pelayanan publik yang dapat dijual:
• a. Penyediaan air bersih.
• b. Transportasi publik.
• c. Jasa pos dan telekomunikasi.
• d. Energy dan listrik.
• e. Perumahan rakyat.
• f. Fasilitas rekreasi (pariwisata).
• g.Pendidikan.
• h. Jalan tol.
• i. Irigasi.
• J. Jasa pemadaman kebakaran.
• k.Pelayanan kesehatan.
• l. Pengolahan sampah/limbah
• 8. Dalam memberikan pelayanan public, pemerintah dapat dibenarkan menetapkan tarif untuk
pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik
pemerintah.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 21
Dasar pembebanan tarif pelayanan sektor publik
•Pembebanan tarif pelayanan publik
kepada konsumen dapat dibenarkan
karena beberapa alasan, yaitu:
•a.Adanya barang privat dan barang
publik
•b.Efesiensi ekonomi
•c.Prinsip keuntungan
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 22
Alasan Pembebanan Langsung
• 1. Suatu jasa, baik merupakan barang publik maupun barang privat,
mungkin barang privat, mungkin tidak dapat diberikan kepada setiap
orang, sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan kepada semua
masyarakat melalui pajak, sementara mereka tidak menikmati jasa
tersebut.
• 2. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal
atau langka sehingga konsumsi publik harus didisplinkan (hemat).
• 3.Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan
dengan pilihan daripada kebutuhan.
• 4. Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang
menguntungkan dan untuk memenuhi kebutuhan domestik secara
individual maupun industrial
• 5. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala
permintaan publik atas suatu jasa apabila jenis standar pelayanannya
tidak dapat ditentukan secara tegas.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 23
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 24
Kesimpulan
• Harga barang/pelayanan publik BISA ditetapkan dari
aturan yang biasa di pakai, yaitu dari total biaya
penyediaan barang/jasa.
• Tidak mengutamakan profit & lebih kepada
kesejahteraan masyarakat.
• Harga dari barang/jasa bisnis yang dijual dapat
langsung di tentukan dari besarnya biaya dalam
proses produksi/pelayanan jasa dan harga pasar.
• Sektor bisnis mengutamakan profit & harga harga
bervariasi pada setiap customer ( masyarakat )
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 25
•Kesimpulan :
•Fasilitas pelayanan jasa dan barang yang didapat
secara gratis dari sektor publik pada dasarnya
tertutupui dari pajak yang kita bayar
(PPN,PBB,Pajak Kendaraan, Pajak Jalan dll)

• Pembebanan tarif pelayanan langsung kepada


masyarakat harus dilakukan oleh pemerintah
karena adanya barang privat yang tidak semua
masyarakat menggunakannya sehingga tidak
bersifat diskriminatif ( contohnya : tarif jalan tol,
tarif PDAM dll ) Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 26
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 27
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 28
Twenty Two PM - WordPress.com

Kebijakan Price Floor dan Price Ceiling

Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 29


Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 30
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 31
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 32
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 33
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 34
• Bagaimana analisis Sdr tentang Kebijakan dan
penetapan harga minyak goreng di Indonesia akhir2
ini ?
• Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang baru
mengatur HET minyak goreng curah.
• Dalam Permendag baru itu HET minyak goreng curah
Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg dari sebelumnya
Rp11.000/liter.
• Sementara harga minyak goreng kemasan premium
dilepas ke harga pasar dari sebelumnya
Rp14.000/liter.
Dr. Ir. H. R. Soekarsono, M.B.A., M.M. 35

Anda mungkin juga menyukai